Skripsi Oke Banget 2024 Oke Acc Semoga Acc-1
Skripsi Oke Banget 2024 Oke Acc Semoga Acc-1
Skripsi Oke Banget 2024 Oke Acc Semoga Acc-1
SKRIPSI
OLEH:
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2024
ABSTRAK
ANALISIS YURIDIS PELAKU PENIPUAN DENGAN CARA
MEMALSUKAN BUKTI TRANSAKSI YANG
DILAKUKAN SECARA BERLANJUT
(Studi Kasus: Putusan Nomor 87/Pid.B/2023/PN Kbj)
Tindak pidana yang kerap terjadi diwilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah Tindak Pidana Penipuan, baik dilakukan secara berkelompok
maupun perseorangan. Setiap penipuan melibatkan pemalsuan, baik dengan
menyembunyikan informasi penting, berbohong, atau memalsukan dokumen.
Seringkali pelaku penipuan mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh korban
yang dituju. Masalah dengan teks ini adalah cara pengadilan menggunakan hukum
saat memberikan keputusan terhadap orang yang melakukan penipuan dengan
memalsukan catatan transaksi menggunakan program BRImo yang sedang
berlangsung (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor
87/Pid.B/2023/PN Kbj, Tanggal 13 Juni 2023).
Masalah dengan bagian ini adalah bagaimana pengadilan menerapkan hukum
untuk menghukum individu yang telah memalsukan bukti transaksi melalui skema
BRImo yang berkelanjutan, sehingga melakukan penipuan. Sumber bahan hukum
sekunder dari penelitian ini menggunakan publikasi dari hukum, artikel, jurnal dan
buku. Putusan Nomor 87/Pid.B/2023/PN Kbj dari Pengadilan Negeri Kabanjahe
diperiksa dalam rangka melakukan penelitian ini.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dengan menggunakan Studi Kasus: Putusan
Pengadilan Negeri Kabanjahe Nomor 87/Pid.B/2023/PN Kbj, tanggal 13 Juni 2023,
dapat disimpulkan bahwa Terdakwa telah memenuhi unsur pidana dan melanggar
Pasal 378 ayat (1) mengenai penipuan dan tindak pidana yang melibatkan perbuatan
secara terus menerus, baik secara melawan hukum maupun secara melawan hukum.
Kata Kunci: Tindak Pidana; Penipuan; Berlanjut
Keterangan:
* Pembimbing I
** Pembimbing II
*** Penulis
i
ABSTRACT
LEGAL ANALYSIS OF FRAUD PERPETRATORS BY FALSEING
TRANSACTION EVIDENCE THAT IS CONTINUOUSLY
CARRIED OUT
(Case Study: Decision Number 87/Pid.B/2023/PN Kbj)
Lesson Sihotang, S.H., M.H. *
Ojak Nainggolan, S.H., M.H. **
Jhohannes Thio Bayak Bagas Dame Munthe ***
Criminal acts that often occur in the jurisdiction of the Unitary State of the
Republic of Indonesia are criminal acts of fraud, whether committed in groups or
individually. Every fraud involves forgery, whether by withholding important
information, lying, or falsifying documents. Often the perpetrator of the fraud knows
something that the intended victim does not. The issue with this article is the judge's
legal considerations while rendering a judgment against someone who has committed
a criminal act of fraud by fabricating transaction proof through the ongoing use of the
BRImo program (Case Study: Kabanjahe District Court Decision Number
87/Pid.B/2023/PN Kbj, June 13 2023).
The research method used in this writing is the library research method as data
collection. The primary source of legal material in this research is statutory
regulations, namely the criminal law, Using Article 64, Paragraph (1) of the Criminal
Code in combination with Article 378 of the Criminal Code. The source of secondary
legal material for this research uses legal publications, articles, journals and books. In
order to undertake this study, the contents of the Kabanjahe District Court Number
87/Pid.B/2023/PN Kbj ruling were examined.
The findings of the investigation using instance Study: Kabanjahe District
Court Decision Number 87/Pid.B/2023/PN Kbj, June 13, 2023, indicate that the
defendant satisfies the following requirements, which the court took into account
while making the decision in this instance of ongoing criminal fraud. elements and
has violated Article 378 jo. Article 64 paragraph (1) concerning fraud and crimes with
continuing acts.
Keywords: Crime; Fraud; Continued
Keterangan:
* Supervisor I
** Supervisor II
*** Writer
DAFTAR ISI
ii
ABSTRAK....................................................................................................................i
ABSTRACT.................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................................
D. Manfaat Penelitian.........................................................................................................
3. Pertanggungjawaban Pidana...................................................................................
iii
E. Pertimbangan Hukum Hakim Dalam Memutus Perkara...............................................
1. Pertimbangan Yuridis..............................................................................................
B. Jenis Penelitian..............................................................................................................
C. Metode Pendekatan.......................................................................................................
E. Metode Penelitian.........................................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................................................
1. Kronologi Kasus.....................................................................................................
2. Dakwaan..................................................................................................................
3. Tuntutan..................................................................................................................
5. Putusan Hakim........................................................................................................
6. Analisis Hukum.......................................................................................................
BAB V PENUTUP...................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................................
iv
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah "era digital" merujuk pada periode waktu ketika kehidupan telah
Masyarakat saat ini sudah serba melibatkan teknologi dalam hal menjalankan
tempat yang aman untuk menyimpan dan menyimpan uang dan dapat melakukan
penarikan terhadap uang tersebut di Bank atau di Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
milik bank tersebut. namun ketersediaan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) untuk saat
Pada tahun 2020, Pulau Jawa memiliki kepadatan kantor layanan bank nasional
terbesar per 1.000 km, dengan 157 unit, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). Angka
ini jauh lebih banyak daripada di daerah lain di Indonesia. Misalnya, hanya ada 22
kantor layanan bank per 1.000 km di Bali dan Nusa Tenggara. Dengan lima belas
kantor layanan bank per 1.000 kilometer, Sumatera berada di posisi kedua. Karena
hanya ada satu kantor layanan bank setiap 1.000 kilometer, Papua dan Maluku berada
di posisi terbawah. Mirip dengan kantor layanan bank, Jawa masih memiliki
konsentrasi ATM tertinggi per 1.000 kilometer (516 unit). Dengan 75 ATM per 1.000
km, Bali dan Nusa Tenggara masing-masing berada di posisi kedua dan ketiga.
1
2
Maluku dan Papua sekali lagi berada di posisi terbawah. Hanya ada empat ATM
keuangan digital. seperti Bank Rakyat Indonesia (BRI) sudah memiliki aplikasi
keuangan yang bernama BRImo atau BRI Mobile yang dapat di miliki oleh seluruh
nasabah dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) dengan cara mendaftarkan akun BRImo
terintegrasi dengan aplikasi lain melalui penggunaan BRI Mobile. BRI Mobile
menawarkan aplikasi berikut: BRI Info, BRI Call, BRI Internet Banking, dan BRI
Tarik Tunai dikarenakan kondisi atau lokasi dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
yang jauh dari wilayah desa sehingga Bank Rakyat Indonesia berkolaborasi dengan
usaha kecil, menengah, dan mikro (UMKM) dengan cara membuat mini ATM
ditempat pelaku UMKM tersebut yang diberi nama dengan sebutan BRILink
keberadaan BRImo sebagai hasil dari teknologi sebagai aplikasi keuangan dapat
disalahgunakan oleh oknum yang dengan niat jahat ingin memperoleh keuntungan
1
PT. Arranet Indonesia Sejahtera, “Distribusi Kantor Layanan Bank dan ATM di Indonesia”
(https://arranetwork.com, diakses pada 11 Juni 2024)
2
PT. Bank Rakyat Indonesia, “Mobile Banking BRI” (https://promo.bri.co.id/main/product/
main/mobile_banking_bri, diakses pada 11 Juni 2024)
3
pribadi dengan cara melakukan tindakan pidana penipuan sehingga dapat merugikan
Tindak pidana yang kerap terjadi diwilayah hukum Negara Kesatuan Republik
Seringkali pelaku penipuan mengetahui sesuatu yang tidak diketahui oleh korban
yang dituju.3
Di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Diperoleh data pada tahun 2023
terdapat kasus penipuan menggunakan aplikasi BRImo. Data tersebut dapat diakses
Salah satu tindak pidana penipuan yang banyak terjadi di daerah Pengadilan
Negeri Kabanjahe adalah kasus penipuan dengan pemalsuan bukti transaksi BRImo
yang dilakukan secara berkelanjutan oleh pelaku yang berinisial MJZ. MJZ tergoda
toko Brilink milik seorang wanita berinisial US yang beralamat didesa Situnggaling
yang dimana desa tersebut adalah domisili tempat tinggal antara pelaku dan korban,
tindakan tersebut berlangsung sejak hari Jumat tanggal 10 Februari 2023 sekitar jam
14.30 WIB sampai dengan tanggal 19 Februari 2023 sekitar jam 21.20 WIB. Jika
3
James Chen, “Fraud: Pengertian, Jenis, dan Akibat Perilaku Fraudulent”
(https://www.investopedia.com/terms/f/fraud.asp, diakses pada 13 Agustus 2024)
4
seseorang memberikan sesuatu kepadanya atau menimbulkan utang, maka hal itu
tindakan tersebut untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan cara yang
melanggar hukum.
Akibat dari perbuatan dari MJZ tersebut telah menimbulkan kerugian bagi
pemilik BRILink sebesar Rp. 6.650.000,-. Jaksa Penuntut Umum meminta agar MJZ
dijatuhi hukuman dua (dua) tahun penjara dan mendakwanya melanggar Pasal 378
juncto Pasal 64 ayat (1). Ia dijatuhi hukuman penjara satu tahun enam bulan oleh
Pengadilan Negeri Kabanjahe. Pada tanggal 13 Juni 2023, Putusan Pengadilan Negeri
mengenai kasus tersebut dengan judul, “Analisis Yuridis terhadap Tindak Pidana
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana pertimbangan hukum hakim
penipuan dengan cara membuat bukti transaksi palsu melalui penggunaan aplikasi
BRImo secara terus menerus? (Studi Kasus: Putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis
penelitian ini.
2) Lulus dengan gelar Sarjana Hukum dari Fakultas Hukum Universitas HKBP
Nommensen Medan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata "tindak pidana" merupakan terjemahan dari istilah Belanda "strafbaar feit"
kerjasama dengan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana yang berlaku saat ini, maka
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana saat ini ditetapkan sebagai hukum nasional;
khusus yang berkaitan dengan peristiwa hukum pidana. Meskipun abstrak, tindak
pidana harus ditafsirkan secara ilmiah dan tidak ambigu untuk menyelaraskan istilah-
4
Adami Chazawi, 2017, Pelajaran Hukum Pidana I, PT Rajagrafindo Persada, Depok, hlm. 67.
5
Sukendar dkk, 2022, Hukum Kepolisian dan Kemiliteran, Pustakabarupress, Bantul, hlm. 169.
7
8
bahwa suatu perbuatan atau kelalaian yang dapat dihukum oleh hukum pidana dan
merupakan kejahatan.6
tuntutan pidana,
Unsur subyek dan unsur kesalahan merupakan dua unsur subyektif yang dapat
perbuatan melawan hukum yang dilakukan di tempat tertentu, pada waktu tertentu,
dan dalam keadaan tertentu, yang dapat mengakibatkan pelakunya dijatuhi hukuman
pidana.7
pidana: perspektif teoritis dan perspektif legislatif. Istilah "teoretis" mengacu pada
6
Annisa, “Tindak Pidana: Pengertian, Unsur dan Jenisnya”, (https://fahum.umsu.ac.id/tindak-
pidana-pengertian-unsur-dan-jenisnya, diakses pada 25 Juni 2024).
7
Bernadetha Aurelia Oktavira, “Mengenal Unsur Tindak Pidana dan Syarat Pemenuhannya”,
(https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-unsur-tindak-pidana-dan-syarat-pemenuhannya-
lt5236f79d8e4b4, diakses pada 25 Juni 2024).
9
merupakan salah satu ahli teori yang menyatakan bahwa unsur-unsur tindak pidana
adalah:8
a. Perbuatan
balik kegiatan ilegal adalah bahwa tindakan itu sendiri tidak terpisah dari pelakunya.
Fakta bahwa hukuman pidana sedang diancam menjadi contoh bagaimana suatu
berbeda dari apakah individu yang melakukan tindakan tersebut benar-benar dijatuhi
didefinisikan dalam KUHP bahwa ada 11 komponen dalam perilaku kriminal, yaitu
sebagai berikut:9
8
Adami Chazawi, op.cit, hlm. 79.
9
Ibid, hlm. 81.
10
c. Unsur kesalahan
Dua dari sebelas unsur yang disebutkan di atas, yaitu kesalahan dan perbuatan
objektif. Unsur subjektif adalah unsur yang berhubungan dengan pikiran atau
merupakan bagian dari kondisi mental seseorang, sedangkan unsur objektif adalah
unsur yang berada di luar jangkauan kondisi mental manusia, seperti yang berkaitan
dengan tindakan subjek, hasil dari tindakan tersebut, dan keadaan khusus yang ada
Istilah tanggung jawab, yang terhubung dengan kata sebab, merupakan akar
dari kata akuntabilitas. Karena seorang individu bertanggung jawab dalam hal ini atas
sesuatu yang ia ciptakan sendiri, kesalahan pidana terkait erat dengan orang-orang
sebagai subjek hukum. Dalam hal kesalahan pidana, hukuman yang dijatuhkan
kepada pelanggar dilihat dari sudut pandang aktivitasnya, terlepas dari apakah itu
11
ilegal atau tidak. Seseorang dapat dituntut dengan kejahatan atas tindakan ilegal yang
dan objektif atas suatu tindak pidana yang memenuhi syarat untuk dihukum atas
tindak pidana tersebut. Prinsip legalitas mendasari adanya tindak pidana, sedangkan
Pertama dan terutama, kesalahan pidana adalah keadaan yang dialami oleh
mencakup keterkaitan antara keadaan pelaku dengan pelanggaran dan tindakan yang
tepat. Oleh karena itu, penelitian dilakukan dengan dua cara, yaitu:
Ketentuan Pasal 44, 48, 49, 50, dan 51 KUHP menunjukkan rumusan
ini dapat menjadi alasan bagi pelaku untuk menghindari penuntutan. pengecualian
khususnya berkenaan dengan peran hukum yang bersifat represif. Dalam hukum
Pasal 378 sampai dengan Pasal 395 Buku II, Bab XXV KUHP mengatur
mengenai tindak pidana penipuan atau bedrog. Istilah "penipuan", "bedrog", dan
"oplichting" digunakan dalam Bab XXV karena beberapa kegiatan yang ditujukan
terhadap harta benda diatur dalam bab ini, dan tindakan tersebut melibatkan
Istilah "tipu" berarti "tipu daya", "cara", "perbuatan", atau "perkataan tidak
menurut kamus besar bahasa Indonesia. Penipuan adalah suatu perbuatan, metode,
atau situasi yang melibatkan penipuan. Ini menyiratkan bahwa ada dua orang yang
terlibat dalam penipuan: orang yang ditipu merujuk kepada orang yang menipu
sebagai penipu. Oleh karena itu, tindakan meminta seseorang mengatakan sesuatu
yang tidak jujur atau salah dengan tujuan untuk menipu atau memanipulasi orang lain
demi keuntungan mereka sendiri atau kelompok mereka dapat dianggap sebagai
penipuan.12
meliputi:
a. Penipuan dalam bentuk pokok yang diatur dalam Pasal 378 KUHP
2) Penipuan pihak penjual diatur dalam Pasal 383, 384, 386 KUHP
bis KUHP
c. Penipuan terhadap pemalsuan nama penulis buku dan lain-lain dalam Pasal
g. Penipuan dengan penyusunan neraca palsu diatur dalam Pasal 392 KUHP
h. Penipuan terhadap pemalsuan nama firma atau merk atas barang dagangan
i. Penipuan dalam lingkungan pengacara diatur dalam Pasal 393 bis KUHP
j. Penipuan terhadap peransuransian yang diatur dalam Pasal 381 dan Pasal 382
KUHP
14
Penipuan dalam hal penyerahan barang untuk angkatan perang dalam Pasal 388
KUHP.
pidana penipuan berdasarkan Pasal 378 Bab XXV yang mengatur mengenai
1. Unsur “Barangsiapa”,
Artikel ini ditujukan untuk semua orang atau siapa saja. Setiap orang
adalah mereka yang dituduh melakukan tindak pidana, baik individu maupun
hukum sebagai subjek hukum yang diakui, meskipun mereka dikenal sebagai
orang yang memiliki hak dan kewajiban. Oleh karena itu, subjek artikel ini
adalah setiap orang yang memiliki kewajiban hukum. Misalnya, cakap secara
yang disengaja (dolus) atau tidak disengaja (culpa). Ada tiga perspektif
kemungkinan.
3. Faktor "Menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum"
orang lain dari tindakannya. Sikap pelaku kejahatan disorot oleh signifikansi
tindakan tersebut, terlepas dari apakah pelaku memiliki alasan atau niat yang
4. Unsur “Dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
hal lain yang palsu yang dapat menipu orang lain dan membujuk mereka
Perlu dicatat bahwa poin ini tidak bersifat kumulatif, yang berarti bahwa
(karena). Jika semua syarat tersebut terpenuhi, maka tindakan seseorang dapat
16
perikatan pidana, sebagai gabungan dari perbuatan pidana atau rangkaian peristiwa
pidana. dan sebagainya. Akibat dari penggunaan istilah perbuatan pidana adalah
peraturan pidana dan ketika seseorang melakukan beberapa perbuatan, yang mana
setiap perbuatan tersebut merupakan perbuatan pidana yang berdiri sendiri dan
terhadap salah satu perbuatan tersebut belum pernah dijatuhkan putusan oleh hakim,
Handelling), dalam hal ini ada seseorang yang melakukan beberapa perbuatan dan
beberapa perbuatan tersebut merupakan perbuatan pidana yang berdiri sendiri yang
Menurut Pasal 64 KUHP ayat (1) Perbuatan yang berlanjut adalah perbuatan
yang dilakukan oleh satu orang secara terus-menerus, sedangkan di antara perbuatan-
14
Setyo Pramadhi, Skripsi; “Analisis Yuridis Pembuktian Unsur Pasal Dakwaan Penuntut
Umum Dalam Perkara Penipuan Secara Berlanjut (Putusan Nomor 116/Pid.B/2012/PN.MSH)”
(Jember: UNEJ, 2016), hal. 12.
17
perbuatan itu belum ada penetapan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap,
perbuatan yang satu dengan perbuatan yang lain, maka perbuatan-perbuatan tersebut
harus dianggap sebagai satu perbuatan. Jadi, beberapa perbuatan yang dilakukan dan
tetapi harus dianggap sebagai satu perbuatan. Beberapa perbuatan tersebut, meskipun
ini, hanya satu norma hukum yang digunakan; jika perbuatannya berbeda-beda,
- Tidak ada jeda waktu yang terlalu lama di antara kedua tindakan.
Dengan kata lain, hanya satu hukum pidana terburuk yang diterapkan, dan apabila
bahwa tiga ukuran atau atribut diperlukan untuk menentukan beberapa tindakan
1. Perbuatan yang terjadi merupakan perwujudan dari satu niat jahat (satu
niat jahat)
lama.
menyelesaikan masalah ini. Selain itu, ukuran pertama memperjelas bahwa tindakan
17
Ibid, hlm.13.
18
Wempie JH. Kumendong, op. cit. hlm 8
19
(Conviction In Time)
bersalah atau tidak. Pendapat hakim tidak harus berasal dari atau didukung
oleh fakta-fakta yang ada. Dalam kasus ketika hakim tidak yakin meskipun
b. Sistem atau Teori Pembuktian Berdasar Keyakinan Hakim Atas Alasan yang
demikian, keyakinan hakim harus didukung oleh argumen yang masuk akal
dan logis yang diakui oleh akal sehat. Karena keyakinan hakim bersifat
sukarela, maka keyakinan tersebut tidak perlu didukung oleh bukti yang
dapat diandalkan. Hakim dapat menggunakan bukti yang tidak dibatasi oleh
19
Aris Prio Agus Santoso dkk, 2022, Hukum Acara Pidana, Pustakabarupress, Bantul, hlm. 121
20
ini harus masuk akal, yaitu harus didukung oleh logika dan akal sehat.
bebas".
theode)
bahwa bersalah atau tidaknya terdakwa ditentukan oleh ada atau tidaknya
bukti yang dapat diterima secara hukum yang digunakan untuk mendukung
Wettelijk)
hukuman jika hakim tersebut meyakini adanya bukti dan jika hakim
hukum.
Versi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku saat ini
sistem yang berlaku sejauh yang ditentukan dalam Pasal 183, yang berbunyi sebagai
berikut:
21
“Sesuai dengan Pasal 183 yang menyatakan sebagai berikut, Kitab Undang-
Undang Hukum Acara Pidana yang berlaku saat ini menganut sistem wettelijke
Sistem hukum negatif yang diatur dalam Pasal 183 KUHAP mempunyai pokok-
hukuman pidana. Dengan kata lain, tujuan pembuktian bukan hanya untuk
- Terdapat dua syarat yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan
yang harus dipenuhi agar alat bukti dapat dijadikan dasar untuk menjatuhkan
pidana:
bersalah.
Konsep alat bukti hanya tercantum dalam Pasal 183 Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana yang menyatakan bahwa hakim tidak dapat menjatuhkan pidana
kepada seseorang tanpa adanya sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah. Segala
sesuatu yang berhubungan dengan perbuatan yang dijadikan alat bukti untuk
20
H.S.Brahmana, “Teori dan Hukum Pembuktian”,
(https://www.pn-lhoksukon.go.id/media/files/20170417150853209334910258f4781588e77_20170419
145829_Teori%2Bdan%2BHukum%2BPembuktian.pdf, diakses pada 24 Juli 2024).
22
Berdasarkan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana,
1) Keterangan saksi
2) Keterangan ahli
3) Surat
4) Petunjuk
5) Keterangan terdakwa
Penjelasan mengenai alat bukti berdasarkan Pasal 184 ayat (1) KUHAP
adalah:21
1) Keterangan saksi
sesuatu yang dilihat, didengar, atau dialaminya sendiri dan memberikan pembenaran
atas pengetahuannya, maka keterangan tersebut dianggap sebagai alat bukti yang sah.
Keterangan saksi yang tidak disumpah tidak dapat dijadikan alat bukti. Fakta-fakta
dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) akan dibacakan di persidangan, dan saksi
yang tidak hadir secara fisik memberikan keterangan. Jika keterangan saksi dalam
BAP yang baru sesuai dengan keterangan saksi yang dibuat di bawah sumpah dan
dibacakan di persidangan, maka keterangan saksi tersebut memiliki bobot yang sama
dengan keterangan saksi. Meskipun keterangan saksi tersebut tidak dapat dijadikan
21
Ibid. hlm. 127
23
keterangan saksi tersebut sesuai dengan keterangan saksi atau sumber lain yang dapat
dipercaya.
2) Keterangan ahli
Ada tiga cara memperoleh alat bukti keterangan ahli yang sah yaitu
b. Para ahli memberikan informasi dalam bentuk laporan yang diminta oleh
penyidik secara resmi; laporan ini disiapkan oleh para ahli dengan mengingat
sumpah yang mereka ucapkan saat diangkat pada jabatan mereka. Nama lain
keterangan.
Para ahli yang telah memberikan informasi kepada penyidik dapat memutuskan
untuk tidak hadir di pengadilan; namun, ketua hakim dapat meminta agar saksi ahli
3) Surat
Kesaksian tertulis harus diberikan saat berada di bawah sumpah jabatan atau
a. surat yang ditulis oleh pejabat publik yang ditunjuk, baik secara langsung
maupun atas nama pejabat tersebut, yang memuat perincian mengenai kejadian
atau situasi yang ia dengar, saksikan, atau alami sendiri, disertai alasan
b. surat yang dikirim sesuai dengan ketentuan hukum atau dari pejabat yang
atau keadaan.
Surat yang tidak termasuk pada salah satu dari ketiga poin diatas tidak dapat
4) Keterangan terdakwa
keterangan terdakwa dalam BAP didukung oleh alat bukti yang sah dan berkaitan
dengan dakwaan terhadapnya, keterangan tersebut dapat digunakan sebagai alat bukti
5) Petunjuk
Petunjuk untuk suatu tindak pidana adalah tindakan, peristiwa, atau keadaan
yang saling cocok satu sama lain atau kejahatan itu sendiri, yang membuktikan
dikumpulkan selama proses pengadilan dan diperoleh dari bukti tertulis, kesaksian
ahli, pernyataan saksi, dan komentar terdakwa, bukan diperoleh pada tahap
merupakan sumber hukum yang utama, yang diikuti oleh perjanjian dan konvensi,
doktrin, dan yurisprudensi. Berikut ini diatur dalam Pasal 197 ayat (1) huruf d
kelompok, yaitu faktor yang bersifat hukum dan pertimbangan yang tidak bersifat
hukum.24
1. Pertimbangan Yuridis
Fakta hukum yang terungkap selama persidangan dan fakta hukum yang
akan menjadi dasar proses pengambilan keputusan hakim. Berikut ini adalah hal-hal
a. Jaksa Penuntut Umum didakwa, Dasar hukum acara pidana adalah surat
b. Keterangan terdakwa
c. Keterangan saksi
d. Barang-barang bukti, Segala benda yang dapat disita oleh penuntut umum dan
diajukan sebagai barang bukti dalam proses peradilan dianggap sebagai barang
1) Ada dugaan penuh atau sebagian bahwa harta benda tersangka atau terdakwa
tindak pidana.
24
Immaculata Anandya Karisa, “Analisis Pertimbangan Hakim Dalam Penjatuhan Pidana
Terhadap Tindak Pidana pencabulan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Klaten
Nomor:35/Pid.Sus.Anak/2014.PN.Kln)”, Jurnal Verstek, Vol 8. No.1, 2020, 163.
27
yang dilakukan.
Tidak ada bukti yang disertakan dalam bukti yang disebutkan sebelumnya.
bersalah. Terdakwa atau saksi yang mengetahui dan mengenali bukti juga
d. Agama terdakwa.
menegakkan dua sila, yaitu memperlakukan setiap manusia secara adil dan
- Faktor sosiologis, yaitu faktor yang tidak bermengenaian dengan hukum yang
METODE PENELITIAN
Kendala masalah yang digunakan, jumlah orang yang diteliti, konten yang
dicakup, lokasi tempat penelitian, dan sebagainya semuanya dapat dianggap sebagai
bagian dari cakupan. Alasan mengapa cakupan penelitian ini sangat penting adalah
Fokus penelitian dalam penulisan ini adalah mengenai penerapan hukum oleh
hakim sehingga memberikan putusan yang lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut
hakim dalam memberikan putusan hukum terhadap orang yang melakukan tindak
pidana penipuan dengan cara memalsukan bukti transaksi yang dilakukan dengan
B. Jenis Penelitian
satu jenis metodologi penelitian hukum yang disebut penelitian hukum normatif
25
Qotrun A, “Ruang Lingkup Penelitian: Pengertian, Manfaat, dan Cara Menentukannya”
(https://www.gramedia.com/literasi/ruang-lingkup-penelitian/, diakses pada 6 Juni 2024)
26
Jaholden, 2021, Konsep Dasar Penelitian Hukum, CV Pustaka Prima, Medan, hlm. 40
29
30
Kasus, yang mengkaji kasus yang terkait dengannya, merupakan metode yang
Dalam penelitian ini penulis menggunakan dan mengambil data dari dua
sumber bahan hukum, yaitu bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.
dalam Pasal 378 KUHP mengenai Tindak Pidana Penipuan dan Pasal 64 ayat
27
Marzuki, Peter Mahmud, 2021, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, hlm. 133
31
Publikasi hukum seperti buku, jurnal hukum, dan analisis putusan pengadilan
informasi faktual.
E. Metode Penelitian
dipadukan dengan Pasal 64 Ayat (1) KUHP, menjadi sumber utama informasi hukum
untuk penelitian ini. Buku, makalah, jurnal, dan publikasi dari bidang hukum
digunakan sebagai sumber sekunder konten hukum dalam penelitian ini. Penelitian ini
87/Pid.B/2023/PN Kbj.
memecah permasalahan yang ada pada penelitian ini. Analisis dilakukan dengan cara
yuridis normatif.
Agar dapat memberikan gambaran yang jelas, data yang terkumpul akan
digunakan untuk mengevaluasi dan mengolah sumber hukum primer dan sekunder
secara kualitatif sesuai dengan rumusan masalah yang digunakan. Selanjutnya, hasil
analisis kualitatif data akan disajikan berdasarkan temuan utama penelitian ini. Untuk
sebaliknya.28
28
Jaholden, Op. cit., hlm 66
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Berawal pada hari Selasa tanggal 07 Februari 2023, sekira pukul 11.00 Wib,
Terdakwa mendatangi Toko ‘UDUR’ milik Saksi UDUR BR SILITONGA yang
berada di Desa Situnggaling Kec. Merek Kab. Karo untuk menarik Uang melalui
BRImo, lalu ketika Terdakwa hendak mengambil uang Terdakwa berdalih melakukan
serangkaian kebohongan dengan cara bahwa kartu ATM Terdakwa hilang sehingga
Terdakwa meminta nomor rekening Saksi UDUR BR SILITONGA supaya Terdakwa
dapat mentransferkan uang dari BRImo Terdakwa kepada BRImo nya Saksi UDUR
BR SILITONGA, lalu Saksi UDUR BR SILITONGA memberikan Nomor
Rekeningnya kepada Terdakwa dan selanjutnya, Terdakwa berkata kepada Saksi
UDUR BR SILITONGA bahwa Terdakwa telah mengirimkan uang ke rekening Saksi
UDUR BR SILITONGA bahwa Terdakwa telah mengirimkan Uang ke rekening
Saksi UDUR BR SILitonGA dengan jumlah Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah),
kemudian Saksi UDUR BR SILITONGA memphoto Bukti Transfer/Resi BRImo
tersebut dengan Handphone miliknya, lalu Saksi UDUR BR SILITONGA
memberikan uang tunai sebanyak Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) kepada
terdakwa.
Bahwa selanjutnya pada hari Jumat tanggal 10 Februari 2023, sekira Pukul
14.30 Wib, Terdakwa mendatangi kembali Toko `UDUR` milik Saksi UDUR BR
SILITONGA dan berkata kepada Saksi UDUR BR SILITONGA bahwa Terdakwa
telah mengirimkan Uang ke rekening Saksi UDUR BR SILITONGA (BRI No. Rek:
7441-01-0065-16-531) yang biasa Terdakwa gunakan untuk mentransfer uang kepada
Saksi UDUR BR SILITONGA yang pada saat itu cara Terdakwa melakukan
perbuatannya terhadap Saksi UDUR BR SILITONGA yaitu Terdakwa terlebih dahulu
menunjukkan Bukti Transfer/Resi kepada Saksi UDUR BR SILITONGA, seolah-olah
bahwa Terdakwa telah mentransfer dari Rekening Terdakwa (BRI No. Rek: 1097-
0103-5049-506, An. Terdakwa MARWIN JAMIL ZENDRATO) dengan sejumlah
Uang ke Rekening Saksi UDUR BR SILITONGA (BRI No. Rek: 7441-01-0065-16-
531) tersebut. Kemudian Terdakwa memperlihatkan Bukti Transfer/Resi BRImo
berhasil dengan jumlah Rp.200.000.- (dua ratus ribu rupiah) dari Handphone
Terdakwa kepada Saksi UDUR BR SILITONGA yang kemudian Saksi UDUR BR
SILITONGA memphoto Bukti Transfer/Resi BRImo tersebut serta memberikan Uang
tunai sebanyak Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) kepada Terdakwa.
Bahwa selanjutnya pada hari dan tanggal yang sama yaitu Jumat tanggal 10
Februari 2023, sekira Pukul 18.50 Wib Terdakwa datang menemui Saksi UDUR BR
SILITONGA dan berkata kepada Saksi UDUR BR SILITONGA bahwa Terdakwa
33
34
telah mengirimkan Uang ke rekening Saksi UDUR BR SILITONGA (BRI No. Rek:
7441-01-0065-16-531) yang biasa Terdakwa gunakan untuk mentransfer uang kepada
Saksi UDUR BR SILITONGA, sambil Terdakwa memperlihatkan Bukti
Transfer/Resi BRImo berhasil dengan jumlah Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah)
dari Handphone Terdakwa kepada Saksi UDUR BR SILITONGA yang kemudian
Saksi UDUR BR SILITONGA memphoto Bukti Transfer/Resi BRImo tersebut serta
memberikan Uang tunai sebanyak Rp.600.000,- (enam ratus ribu rupiah) kepada
Terdakwa.
Perbuatan tersebut merupakan perbuatan kedua yang dilakukan Terdakwa
kepada Saksi UDUR BR SILITONGA pada hari Sabtu, tanggal 11 Februari 2023
sekira pukul 08.10 WIB. Saksi UDUR BR SILITONGA memberikan uang tunai
kepada Terdakwa sebesar Rp. 2.000.000,- (dua juta rupiah) dengan melampirkan
bukti transfer/penerimaan BRImo yang berhasil dilakukan melalui telepon genggam
milik Terdakwa.
Bahwa pada hari Rabu tanggal 15 Februari 2023 sekitar pukul 12.50 WIB,
Saksi UDUR BR SILITONGA memberikan uang tunai kepada Terdakwa sebesar Rp.
750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dengan melampirkan bukti transfer
berhasil dan struk BRImo dari telepon genggam milik Terdakwa.
Kemudian pada hari Sabtu tanggal 18 Februari 2023 sekitar pukul 21.20 WIB,
Saksi UDUR BR SILITONGA memberikan uang tunai kepada Terdakwa sebesar Rp.
750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) dengan menunjukkan bukti transfer
yang berhasil dan struk BRImo dari telepon genggam milik Terdakwa.
Sampai dengan tulisan ini dibuat, pada hari Rabu tanggal 19 Februari 2023
pukul 14.00 WIB, Saksi UDUR BR SILITONGA telah memberikan kepada
Terdakwa sejumlah uang sebesar Rp 2.350.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
dengan menunjukkan bukti transfer dana dan struk BRImo yang berhasil dari telepon
genggam milik Terdakwa.
Bahwa bukti Transfer/Resi BRImo yang Terdakwa perlihatkan kepada Saksi
UDUR BR SILITONGA sejak tanggal 10 Februari 2023 sampai dengan tanggal 19
Februari 2023 merupakan palsu (hasil editan Terdakwa) dan Terdakwa tidak ada
mentransfer Uang ke Rekening milik Saksi UDUR BR SILITONGA yang bukti
Transfer/Resi BRImo (palsu) Terdakwa dapatkan dengan cara terlebih dahulu
memphoto Bukti Transfer/Resi BRImo berhasil tanggal 07 Februari 2023 dengan
jumlah Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) tersebut dengan menggunakan 1 (satu)
Unit Handphone Android Merk SAMSUNG Warna Hitam milik Terdakwa, kemudian
Terdakwa mengeditnya pada 1 (satu) Unit Handphone Android Merk SAMSUNG
Warna Hitam milik Terdakwa (dengan cara memotong gambar dan menempelkannya)
dan begitu juga untuk jumlah Nominalnya Terdakwa mengambilnya dari Bukti
Transfer/Resi BRImo yang lama (Bukti Transfer/Resi kepada orang lain), setelah
hasil Bukti Transfer/Resi BRImo tersebut selesai, lalu Terdakwa menemui Saksi
UDUR BR SILITONGA ke Toko ‘UDUR’ miliknya dan mengatakan kepada Saksi
UDUR BR SILITONGA bahwa Terdakwa telah mentransfer sejumlah Uang
kepadanya sambil Terdakwa memperlihatkan Photo Bukti Transfer/Resi BRImo yang
telah diedit (palsu) tersebut.
35
sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 378 Jo. Pasal 64 ayat (1)
KUHP.
Dakwaan yang disusun oleh Jaksa Penuntut Umum merupakan bentuk dakwaan
tunggal, sehingga dalam kasus putusan Nomor 87/Pid.B/2023/PN Kbj Jaksa Penuntut
3. Tuntutan
terhadap alat bukti tertulis dan alat bukti yang dihadirkan di persidangan, dan
Berikut ini pembacaan tuntutan pidana yang diajukan oleh Jaksa Penuntut
keterangan terdakwa, serta barang bukti yang dipergunakan dimuka persidangan oleh
Majelis Hakim, adapun fakta-fakta persidangan tersebut dibagi menjadi tiga bagian
a. Keterangan saksi
pada hari Minggu tanggal 19 Februari 2023, sekira Pukul 21.20 Wib
Saksi UDUR BR SILITONGA memberikan Uang tunai sebanyak
Rp.2.350.000,- (dua juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada
Terdakwa dengan memperlihatkan bukti transfer/Resi BRImo berhasil
dari Handphone Terdakwa.
- Bahwa Saksi mengalami kerugian sebesar Rp6.650.000,00 (enam juta
enam ratus lima puluh ribu rupiah)
- Bahwa ada 2 (dua) kali yang ditransfer Terdakwa ke rekening Saksi
- Bahwa jumlah yang sudah di transfer Terdakwa ke rekening: 7441-01
0064-16-531 milik Saksi sebesar Rp100.000,00(seratus ribu rupiah)
- Bahwa terakhir Terdakwa datang pada hari Jumat tanggal 10 Februari
2023 sekira pukul 11.00 wib di Desa Situnggaling Kec.Merek
Kab.Karo tepatnya di Toko milik saksi korban Udur br Silitonga
- Bahwa Terdakwa tidak ada melakukan paksaan atau kerasaan terhadap
Saksi
- Bahwa antara Saksi dengan Terdakwa belum ada perdamaian
Terhadap keterangan Saksi tersebut, Terdakwa memberikan pendapat tidak ada
keberatan.
2. Roulina Br Simbolon, dibawah sumpah pada pokoknya menerangkan sebagai
berikut:
berikut:
b. Keteranga terdakwa
Bahwa berdasarkan alat bukti dan barang bukti yang diajukan diperoleh fakta-
fakta hukum sebagai berikut:
- Bahwa Saksi-Saksi dan Terdakwa pernah memberikan keterangan di Penyidik
dan keterangan tersebut sudah benar
- Bahwa awalnya pada hari Selasa tanggal 07 Februari 2023 sekira pukul 11.00
wib Terdakwa datang ke toko milik Saksi Udur br Silitonga dengan berkata
kepada Saksi Udur br Silitonga, ”kak saya mau mengambil uang, namun kartu
ATM milik saya hilang, mintak lah nomor Rekening kakak biar saya transfer
melalui BRImo”, kemudian Saksi Udur br Silitonga memberikan nomor
Rekening Saksi Udur br Silitonga yaitu No. Rek : 7441-01-0064-16 531 kepada
Terdakwa, lalu sekitar 5 menit Terdakwa datang berkata kepada Saksi Udur br
Silitonga, “sudah saya transfer ya kak”, dan menunjukkan bukti resinya kepada
Saksi sejumlah yang ditransfer ke rekening Saksi Udur br Silitonga lalu Saksi
Udur br Silitonga memberikan uang tunai kepada Terdakwa begitulah
seterusnya
- Bahwa Terdakwa datang ke toko Saksi Udur br Silitonga mencairkan uang ada
sebanyak 7 (tujuh) kali, awal pada hari Selasa tanggal 07 Februari 2023, sekira
Pukul 11.00 Wib sebesar Rp.100.000.- (seratus ribu rupiah), hari Jumat tanggal
10 Februari 2023, sekira Pukul 14.30 Wib, sebesar Rp.200.000 (dua ratus ribu
rupiah) dan pada hari itu juga sekira pukul pada18.50 wib dengan jumlah
Rp.600.000.- (enam ratus ribu rupiah, 11 Februari 2023, sekira Pukul 08.10 Wib
sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta rupiah), tanggal 15 Februari 2023 sekira pukul
12.50 Wib Rp.750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah), pada hari Sabtu
tanggal 18 Februari 2023, sekira Pukul 21.20 Wib, Saksi Udur br Silitonga
memberikan Uang tunai sebanyak Rp.750.000,- (tujuh ratus lima puluh ribu
rupiah) kepada Terdakwa, pada hari Minggu tanggal 19 Februari 2023, sekira
Pukul 21.20 Wib Saksi UDUR BR SILITONGA memberikan Uang tunai
sebanyak Rp.2.350.000,- (dua juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada
Terdakwa dengan memperlihatkan bukti transfer/Resi BRImo berhasil dari
Handphone Terdakwa
- Bahwa cara Terdakwa melakukan penipuan terhadap Saksi Udur br Silitonga
yaitu dengan cara Terdakwa berkali-kali datang ke Toko Udur br Silitonga
untuk menarik uang melalui BRImo dan Terdakwa terlebih dahulu
menunjukkan bukti transfer/Resi kepada Saksi Udur br Silitonga seolah-olah
bahwa Terdakwa telah mentrasfer ke rekening Saksi Udur br Silitonga dan
Saksi Udur br Silitonga memphoto bukti transfer dari handphone Terdakwa dan
Saksi Udur br Silitonga menyerahkan uang kepada Terdakwa sesuai dengan
jumlah bukti transfer yang Terdakwa tunjukkan kepada Saksi Udur br Silitonga
- Bahwa Terdakwa tidak ada melakukan kekerasan dan memaksa Saksi Udur br
Silitonga untuk menyerahkan uangnya kepada Terdakwa, tetapi Terdakwa
hanya menggunakan kata-kata bohong
- Bahwa Terdakwa melakukan perbuatan tersebut atas niat Terdakwa sendiri
- Bahwa Terdakwa mendapatkan bukti transfer/resi yang Terdakwa tunjukkan
kepada Saksi Udur br Silitonga dari bukti transfer yang pertama kali Terdakwa
41
sebagaimana diatur dalam Pasal 378 Jo. Pasal 64 ayat (1) KUHPidana, yang unsur-
sebagai berikut:
Dalam artikel ini, "barangsiapa" mengacu pada subjek hukum, yang bisa berupa
satu orang atau sekelompok orang yang didakwa melakukan suatu kejahatan.
42
keterangan saksi, Terdakwa didakwa melakukan tindak pidana, dan majelis hakim
2. Unsur dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum
dan/ataupun untuk orang lain, akan tetapi cara Terdakwa memperoleh keuntungan
Dalam konteks ini, "cara ilegal" mengacu pada melakukan tindakan dengan
Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas pada hari Selasa tanggal 07
Februari 2023 sekira pukul 11.00 wib Terdakwa datang ke toko milik Saksi Udur br
Silitonga dengan berkata kepada Saksi Udur br Silitonga, ”kak saya mau mengambil
uang, namun kartu ATM milik saya hilang, mintak lah nomor Rekening kakak biar
saya transfer melalui BRImo”, kemudian Saksi Udur br Silitonga memberikan nomor
Rekening Saksi Udur br Silitonga kepada Terdakwa, lalu sekitar 5 menit Terdakwa
datang berkata kepada Saksi Udur br Silitonga, “sudah saya transfer ya kak”, dan
menunjukkan bukti resinya kepada Saksi sejumlah yang ditransfer ke rekening Saksi
Udur br Silitonga lalu Saksi Udur br Silitonga memberikan uang tunai kepada
penipuan terhadap Saksi Udur br Silitonga yaitu dengan cara Terdakwa berkali-kali
datang ke Toko Udur br Silitonga untuk menarik uang melalui BRImo dan Terdakwa
dan Saksi Udur br Silitonga memphoto bukti transfer dari handphone Terdakwa dan
Saksi Udur br Silitonga menyerahkan uang kepada Terdakwa sesuai dengan jumlah
Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Terdakwa hanya 2 (dua) kali
mentransfer uang Terdakwa ke rekening Saksi Udur br Silitonga, jumlah yang sudah
ratus ribu rupiah), sedangkan kenyataannya Terdakwa telah meminta uang tunai
kepada Saksi Udur br Silitonga sebanyak 8 (depalan) kali, dan Terdakwa melakukan
Februari 2023
mengalami kerugian sebesar Rp. 6.650.000,00 (enam juta enam ratus lima puluh ribu
dapat diketahui dari 8 (delapan) kali datang meminta uang tunai kepada Saksi Udur br
Silitongan, hanya 2 (dua) kali yang betul ada ditransfer oleh Terdakwa ke rekening
Udur br Silitonga, maka sudah jelas perbuatan Terdakwa tersebut bertujuan untuk
dapat diketahui Terdakwa telah meminta uang tunai kepada Saksi Udur br Silitonga
sebanyak 6 (enam) kali tanpa mentransfer uang yang dimintanya tersebut ke rekening
Saksi Udur br Silitonga dan perbuatan tersebut Terdakwa lakukan hanya dengan
memperlihatkan foto bukti transfer yang sudah di edit oleh Terdakwa sebelumnya,
dan hal ini jelas memperlihatkan rangkaian kebohongan, karena 6 (enam) bukti
transfer yang diperlihatkan oleh Terdakwa tersebut sesungguhnya tidak ada, dan
Unsur maksud terdakwa untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain
secara melawan hukum telah terpenuhi, karena dari faktor-faktor tersebut di atas
terbukti terdakwa melakukan perbuatan dengan sengaja dan dengan sengaja untuk
dilakukan agar orang lain mau memenuhi kehendak Terdakwa sebagaimana tersebut
Unsur ini bersifat alternatif, artinya unsur ini hanya dapat dipenuhi sepenuhnya
tercantum di atas.
berdasarkan fakta hukum tersebut diatas pada hari Selasa tanggal 07 Februari 2023
45
sekira pukul 11.00 wib Terdakwa datang ke toko milik Mahkamah Agung Republik
Indonesia Saksi Udur br Silitonga dengan berkata kepada Saksi Udur br Silitonga,
”kak saya mau mengambil uang, namun kartu ATM milik saya hilang, mintak lah
nomor Rekening kakak biar saya transfer melalui BRImo”, kemudian Saksi Udur br
lalu sekitar 5 menit Terdakwa datang berkata kepada Saksi Udur br Silitonga, “sudah
saya transfer ya kak”, dan menunjukkan bukti resinya kepada Saksi sejumlah yang
penipuan terhadap Saksi Udur br Silitonga yaitu dengan cara Terdakwa berkali-kali
datang ke Toko Udur br Silitonga untuk menarik uang melalui BRImo dan Terdakwa
seolah-olah
Saksi Udur br Silitonga memphoto bukti transfer dari handphone Terdakwa dan Saksi
Udur br Silitonga menyerahkan uang kepada Terdakwa sesuai dengan jumlah bukti
Bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas Terdakwa hanya 2 (dua) kali
mentransfer uang Terdakwa ke rekening Saksi Udur br Silitonga, jumlah yang sudah
ratus ribu rupiah), sedangkan kenyataannya Terdakwa telah meminta uang tunai
kepada Saksi Udur br Silitonga sebanyak 8 (depalan) kali, dan Terdakwa melakukan
46
Februari 2023
dapat dilihat bahwa Terdakwa dengan hanya memperlihatkan foto bukti transfer
kepada Saksi Udur br Silitonga, Saksi Udur br Silitonga kemudian memberikan uang
tunai kepada Terdakwa, sedang kenyataannya dari 8 (delapan) kali penyerahan uang
tunai sejak tanggal 10 Februari 2023 sampai dengan tanggal 19 Februari 2023, hanya
Silitonga tersebut, sedangkan terhadap 6 (enam) kali pencairan uang tunai yang
dilakukan Saksi Udur br Silitonga kepada Terdakwa tidak ada ditransfer oleh
Terdakwa memperlihatkan foto bukti transfer tersebut kepada Saksi Udur br Silitonga
tersebut telah membuat Saksi Udur br Silitonga percaya bahwa Terdakwa benar sudah
mentransfer uang kepada Saksi Udur br Silitonga, karena saat yang pertama kali,
Saksi Udur br Silitonga tersebut telah menggerakan Saksi Udur br Silitonga untuk
menyerahkan sejumlah uang sebanyak 6 (enam) kali tanpa pengiriman (transfer) uang
kepada Saksi Udur br Silitonga, dengan demikian maka unsur menggerakkan orang
lain untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi hutang
tersebut merupakan perbuatan berlanjut, dengan syarat perbuatan tersebut harus lebih
dari 1 (satu) kali perbuatan, baik kejahatan ataupun pelanggaran, yang penting dalam
menarik uang tunai ke toko Saksi Udur br Silitonga mencairkan uang ada sebanyak 7
(tujuh) kali, awal pada hari Selasa tanggal 07 Februari 2023, sekira Pukul 11.00 Wib
sebesar Rp.100.000.- (seratus ribu rupiah), hari Jumat tanggal 10 Februari 2023,
sekira Pukul 14.30 Wib, sebesar Rp.200.000 (dua ratus ribu rupiah) dan pada hari itu
juga sekira pukul pada18.50 wib dengan jumlah Rp.600.000.- (enam ratus ribu
rupiah, 11 Februari 2023, sekira Pukul 08.10 Wib sebesar Rp.2.000.000,- (dua juta
rupiah), tanggal 15 Februari 2023 sekira pukul 12.50 Wib Rp.750.000,- (tujuh ratus
lima puluh ribu rupiah), pada hari Sabtu tanggal 18 Februari 2023, sekira Pukul 21.20
Wib, Saksi Udur br Silitonga memberikan Uang tunai sebanyak Rp.750.000,- (tujuh
ratus lima puluh ribu rupiah) kepada Terdakwa, pada hari Minggu tanggal 19 Februari
2023, sekira Pukul 21.20 Wib Saksi Udur Br Silitonga memberikan Uang tunai
sebanyak Rp.2.350.000,- (dua juta tiga ratus lima puluh ribu rupiah) kepada
Terdakwa. Semua permintaan mengambil uang tunai oleh Terdakwa kepada Saksi
BRImo berhasil dari Handphone Terdakwa, akan tetapi kenyataannya yang benar ada
ditransfer oleh Terdakwa ke rekening milik Saksi Udur br Silitonga adalah yang
pertama kali yaitu sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah), sedangkan sisanya
yang 6 (enam) kali Terdakwa tidak melakukan transfer, hanya memperlihatkan foto
padahal Terdakwa tidak ada melakukan transfer uang ke rekening Saksi Udur br
Silitonga tersebut
diketahui bahwa perbuatan Terdakwa tersebut adalah sejenis yaitu berupa kejahatan
dan dilakukan 6 (enam) kali, demikian juga dengan tenggang waktu Terdakwa
melakukan kejahatannya tersebut masih dalam tenggang waktu yang sangat dekat
Bahwa dengan berdasarkan fakta hukum tersebut diatas maka dari masing-
mencairkan uang tunai dari Saksi Udur br Silitonga dengan membuktikan sudah
yang melakukan beberapa kejahatan yang masih mempunyai hubungan tersebut telah
dapat dipandang sebagai perbuatan berlanjut, dengan demikian unsur Jika antara
6. Putusan Hakim
berikut:
Mengadili:
1. Menyatakan Terdakwa Marwin Jamil Zendrato terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penipuan secara terus-menerus
sebagaimana dalam dakwaan tunggal;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Marwin Jamil Zendrato dengan pidana
penjara selama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan Terdakwa tetap dalam tahanan;
5. Menetapkan barang bukti berupa: 1 (satu) unit Handphone Android Merek
SAMSUNG Warna Hitam Dimusnahkan.
6. Menetapkan Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,00 (dua ribu
rupiah);
6. Analisis Hukum
Kabanjahe pada tanggal 13 Juni 2023 dengan nomor perkara 87/Pid.B/2023/PN Kbj,
tindak pidana penipuan secara terus-menerus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378
KUHP juncto Pasal 64 ayat (1) KUHP. Fakta hukum yang terungkap selama
penipuan dengan cara memalsukan bukti transfer melalui aplikasi BRImo menjadi
dasar putusan ini. Berikut adalah analisis hukum putusan berdasarkan pertimbangan
3. Penjatuhan Pidana:
- Majelis hakim menjatuhkan pidana penjara selama 1 tahun 6 bulan kepada
Terdakwa.
- Majelis hakim mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan, yaitu
perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat dan telah mempengaruhi usaha
Saksi Udur br Silitonga.
- Majelis hakim juga mempertimbangkan hal-hal yang meringankan, yaitu
Terdakwa mengakui perbuatannya, menyesal, dan merupakan tulang
punggung keluarga.
Menurut penulis, putusan tersebut kurang tepat karena hakim menjatuhkan
pidana penjara selama satu tahun enam bulan kepada terdakwa, lebih ringan dari
51
tuntutan jaksa penuntut umum yang tidak sesuai dengan perbuatan terdakwa, yaitu
melanggar Pasal 378 dan Pasal 64 ayat (1) KUHP. Akan tetapi, hakim juga
mempertimbangkan beberapa hal, mulai dari keterangan saksi yang dapat dibuktikan
tetapi, hakim juga mempertimbangkan beberapa hal, yaitu pidana yang dijatuhkan
lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntut terdakwa selama dua
seharusnya hakim dapat memutus sesuai dengan tuntutan jaksa penuntut umum,
sehingga putusan tersebut dapat menjadi peringatan bagi terdakwa dan tidak akan
PENUTUP
A. Kesimpulan
13 Juni 2023 merupakan putusan yang cukup adil namun mengingat perbuatan
lebih baiknya putusan majelis hakim harus disesuaikan dengan tuntutan Jaksa
Penuntut Umum yaitu pidana penjara selama 2 tahun. Majelis hakim telah
terdapat dalam ketentuan Pasal 378 jo. Pasal 64 ayat (1) KUHP dalam hal ini hakim
Putusan ini menunjukkan bahwa hukum dapat ditegakkan secara adil dan
efektif dalam kasus penipuan, dan bahwa pelaku penipuan harus dihukum sesuai
dengan perbuatannya.
B. Saran
52
53
1. Putusan ini dapat menjadi contoh bagi penegakan hukum dalam kasus penipuan
WEBSITE
Annisa, “Tindak Pidana: Pengertian, Unsur dan Jenisnya”,
(https://fahum.umsu.ac.id/tindak-pidana-pengertian-unsur-dan-jenisnya,
diakses pada 25 Juni 2024).
Bernadetha Aurelia Oktavira, “Mengenal Unsur Tindak Pidana dan Syarat
Pemenuhannya”, (https://www.hukumonline.com/klinik/a/mengenal-unsur-
54
55