Jurnal Rope Skipping

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ROPE SKIPPING
1. Definisi Rope Skipping
Rope skipping adalah aktifitas fisik yang murah dan mudah untuk
dilakukan dikarenakan rope skipping tidak memerlukan bepergian dari
rumah ke tempat olahraga saat ingin latihan, tidak memerlukan waktu yang
lama saat latihan dan tidak memerlukan tempat yang luas. Selain itu juga
memiliki banyak dampak positif terhadap physical fitness. Rope skipping
melibatkan lengan, kaki, dan juga mengembangkan fungsi kardiovaskukuler
serta metabolisme (Jahromi dan Golami ,2015). Penelitian lain yang
dilakukan oleh Chao dan Shih (2010) menyatakan bahwa rope skipping
memiliki manfaat, yakni untuk meningkatkan kelincahan, keseimbangan
dan kecepatan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Eler dan Atar (2018) Rope skipping
exercise dapat meningkatkan koordinasi, keseimbangan, rhythm, kecepatan
dan terutama statik atau kekuatan otot dinamik selama pengulangan atau
konstan peforma dan sebagai bagian dari latihan selama periode tertentu
yang dapat mengembangkan motor skills. Rope skipping merupakan latihan
jumping, latihan ini lebih menekankan kelincahan otot tungkai seperti otot
gluteal, hamstring, quadricep dan gastrocnemius dengan tenaga dan
kecepatan maksimal.

2. Manfaat Rope Skipping


Penelitian Muhamad Muhyi (2009) manfaat rope skipping adalah
mengembangkan daya tahan, mengembangkan kekuatan kaki dan lengan,
mengembangkan kekuatan kardiovaskuler, membantu memahami ritme
gerakan, membantu koordinasi gerakan tangan dan kaki, mengembangkan
keseimbangan tubuh. Pendapat lain juga disampaikan oleh Soetoto (2002)
menyatakan bahwa tujuan lompat tali adalah melatih ketrampilan melompat

9
dan meloncat, melatih koordinasi antara kedua tangan dan kaki, melatih otot
tungkai agar dapat hasil lompatan yang baik.
Selain itu rope skipping meningkatkan kekuatan otot lengan dan kaki,
fungsi kardio respirasi dan metabolisme. Hal ini juga memiliki dampak
yang positif terhadap kardio sirkulasi, kekuatan otot, ketahanan, mobilitas
dan fleksibilitas, keseimbangan, koordinasi, pengembangan skill dan
kecepatan (Acar dan Eler, 2018). Rope skipping merupakan bagian yang
sangat penting didalam dunia fitness dan latihan olahraga. Hal ini memiliki
beberapa manfaat mengembangkan keseimbangan dinamik, kelincahan,
koordinasi konsentrasi, efisiensi kardiorespirasi dan kecepatan. Rope
skipping merupakan olahraga high-impact dimana terdapat kontra indikasi
yakni menyebabkan artritis pada knee menurut (Lee, 2007)

3. Mekanisme Fisiologi Rope Skipping


Mekanisme fisiologi rope skipping adalah dengan memperkuat secara
alami biomekanik tubuh, simetri dan efisiensi didalam suatu pergerakan.
Hal ini juga sebagai sistem pemanasan secara cepat yang dapat
meningkatkan suhu inti tubuh sebelum atlet beraktifitas atau latihan.
Metabolic atau energi yang dikeluarkan akan meningkat, ketika bentuk kaki
yang berbeda berpadu. Rope skipping memerlukan koordinasi dari beberapa
grup otot untuk menopang pergerakan saat latihan (Lee, 2007).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Patel (2014) bahwa
ropeskipping juga diketahui sebagai latihan reaktif neuromuskuler.
Kontraksi eksentrik sebagai persiapan kontraktil dari otot sebagai konsentrik
stimulasi terhadap aktivasi tarikan dari reflek monosinaptik. Jika kontraksi
eksentrik terjadi secara terus menerus maka secara tidak langsung reflek
tarikan akan teraktifkan, ketika otot-otot gluteal, hamstring, quadricep, dan
gastrocnemius tertarik maka mekanikal energi akan terabsorbsi oleh otot.
Hal inilah yang dapat meningkatkan efisiensi pergerakan atau kecepatan.

10
a. Teknik Rope Skipping
Teknik basic bounce step pada latihan rope skipping merupakan latihan
untuk mengembangkan power otot-otot fleksor, ekstensor, quadricep,
gluteals, hamstrings. Latihan plyometric digunakan untuk meningkatkan
elastisitas dan kekuatan otot. Latihan basic bounce step sangat dianjurkan
untuk diterapkan dalam latihan karena terbukti memberikan memberikan
impact (pengaruh positif), dimana pengaruhnya berupa penambahan
kecepatan (Azizi, 2013).
Latihan rope skipping dengan teknik bounce step dilakukan sebanyak
10 repetisi dan meningkat 4 repetitsi setiap 3 kali pertemuan setiap
pertemuan 4 set dilakukan dengan irama secepat mungkin (eksplosif),
recovery 30 detik antar set, pemberian perlakuan dilakukan 3 kali seminggu
dengan lama pemberian 16x tatap muka (Aprianto 2014).

Gambar 2.1 Teknik Bounce Step (Puali, 2017)

11
B. Kecepatan (Speed)
1. Definisi kecepatan (speed)
Kecepatan merupakan kemampuan untuk menggerakan tubuh secepat
mungkin dengan jarak yang sudah ditetapkan. Namun, pada kenyataannya
masalahnya sedikit lebih rumit karena kecepatan tidak konstan diseluruh
jarak yang ditempuh, oleh karena itu dibagi menjadi beberapa fase yaitu:
percepatan, menjaga kecepatan maksimum, dan deselerasi (Plisk, 2008
dalam Horicka, 2014).
Menurut Nurhasan (2001), dalam bukunya tes dan pengukuran.
Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam mengarahkan gerak tubuh
atau bagian-bagian tubuhnya melalui suatu ruang gerak tertentu. Dalam
rangkaian pengertian bahwa kecepatan gerak ada hubungan erat antara
waktu dan jarak. Sedangkan berdasarkan penelitiaan Ismaryati (2008)
kecepatan aedalah kemampuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan
tercepat. Kecepatan merupakan gabungan dari tiga elemen, yakni waktu
reaksi, frekuensi gerakan per unit waktu dan kecepatan menempuh suatu
jarak.
Menurut Treadwell (Nugroho, 2005) kecepatan bukan hanya melibatkan
seluruh kecepatan tubuh, tetapi melibatkan waktu reaksi yang dilakukan
oleh seseorang pemain terhadap suatu stimulus. Kemampuan ini membuat
jarak yang lebih pendek untuk memindahkan tubuh. Kecepatan bukan hanya
berarti menggerakan seluruh tubuh dengan cepat, akan tetapi dapat pula
menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan (speed)
Menurut Suharno HP (1993), kecepatan seseorang ditentukan oleh
berbagai faktor, secara umum yaitu:
a. Macam fibril otot yang dibawa sejak lahir, fibril berwarna putih baik
untuk kecepatan
b. Pengaturan nervous system
c. Kekuatan otot
d. Kemampuan elastisitas dan relaksasi suatu otot

12
e. Kemauan dan disiplin individu atlet
Berdasarkan pendapat di atas, maka di samping setiap pemain harus
memiliki kemauan dan kedisiplinan yang tinggi dalam berlatih dan meliliki
kecepatan yang baik pula. Faktor-faktor penentu kecepatan sprint adalah
sebagai berikut:
a. Tergantung pada otot yang bekerja
b. Panjang tungkai atas
c. Frekuensi gerak
d. Teknik lari yang sempurna
Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Bompa (2009) dalam
Purnama (2016) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan seseorang
yang menghasilkan gerakan kecepatan yaitu faktor fisiologis dan kinerja
seperti:
a. Sistem energi, berlari cepat melibatkan perlepasan energi yang
memungkinkan pergerakan yang tinggi dari cross bridge dalam otot dan
produksi yang cepat dan berulang kekuatan otot.
b. Sistem neuromuskuler, karateristik morfologi otot serta adaptasi terhadap
pola aktivitas saraf dapat memainkan peran penting dalam ekspirasi
bergerak kecepatan tinggi.
c. Komposisi otot, tipe serabut otot atau komposisinya tampaknya berperan
dalam menentukan kinerja yang tepat.
d. Faktor saraf, gerakan kecepatan tinggi seperti yang digunakan selama
melakukan sprint dengan intensitas maksimal, membutuhkan tingkat
tinggi aktivitas saraf.
e. Aktivasi otot, ketika melakukan gerakan berlari banyak otot yang
berbeda diaktifkan pada waktu tertentu dan intensitas untuk
mengoptimalkan kecepatan gerak.
f. Stretch reflex, muncul untuk mempengaruhi kerja lari.
g. Kelelahan saraf-saraf,kelelahan dapat mempengaruhi performa sprint
dengan mengurangi kapasitas kekuatan otot.

13
h. Technical system, aktivitas balistik yang menjalankan serangkaian
langkah peluncuran tubuh kedepan dengan percepatan maksimal atau
kecepatan lebih dari beberapa jarak.
i. Akselerasi, selama periode percepatan awal dari memulai statis, baik satu
langkah dan panjang akan meningkat selama 15 pertama sampai 20 lebih
8-10 langkah.
j. Kecepatan maksimal, kecepatan maksimal dicapai pada (15-20 meter
atau 8-10 langkah) akan tegak dan laju langkah dan panjang akan baik
memberikan kontribusi terhadap kecepatan gerak

3. Macam-macam kecepatan (speed)


Penelitian yang dilakukan oleh Ismayati (2008) kecepatan dibedakan
menjadi dua macam yaitu kecepatan umum dan kecepatan khusus.
Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan berbagai macam
gerakan (reaksi motorik) dengan cara yang cepat. Kecepatan khusus adalah
kapasitas untuk melakukan suatu latihan atau keterampilan pada kecepatan
tertentu,biasanya sangat tinggi. Kecepatan khusus adalah kecepatan yang
khusus untuk tiap cabang olahraga dan sebagian besar tidak dapat
ditransferkan, dan hanya mungkin dikembangkan melalui metode khusus.
Berdasarkan struktur gerak, kecepatan gerak dibedakan kecepatan asiklis,
siklis dan kecepatan dasar. Kecepatan asiklis adalah kecepatan gerak yang
dibatasi oleh faktor-faktor yang terletak pada otot. Kecepatan siklis adalah
produk yang dihitung pada frekuensi dan amplitudo gerak. Kecepatan
dasar adalah kecepatan dasar sebagai kecepatan maksimal yang dapat
dicapai dalam gerak siklis produk maksimal yang dapat dicapai dari
frekuensi dan amplitudo gerak.
4.Pengukuran Kecepatan (speed)
Menurut Gabbett et al (2013) pengukuran kecepatan dapat dilakukan
dengan cara sprint 30m tes. Cara melakukannya, dimulai dengan start
jongkok kemudian berlari secepat mungkin menuju garis akhir.waktu
dihitung mulai dari langkah pertama sampai berhenti di akhir dengan
menggunakan stopwatch.

14
C. Bola Basket
1. Definisi Bola Basket
Permainan bola basket merupakan olahraga kecepatan, dan yang lebih
khusus lagi merupakan olahraga percepatan. Atlet harus mencapat
kecepatan tertinggi secepat mungkin saat bermain, karena sebagian
permainan bermain hanya setengah lapangan, jadi atlet harus mengalahkan
lawan mereka ke posisi masing masing agar bisa sukses dalam permainan,
sehingga kecepatan menjadi salah satu komponen vital dalam permainan
bola basket (Jeffreys, 2013). Permaian ini berasal dari Amerika Serikat
diciptakan oleh James A Naismith pada tahun 1891 dan telah berkembang
pesat ke seluruh dunia.
Dalam permaiann bola basket diperlukan latihan agar nantinya pemain
dapat menguasai teknik teknik dalam permainan basket. Adapun teknik
dasar dari permainan bola basket yang harus dikuasai oleh pemain adalah
passing dan catching, menggiring bola (dribble), menembak (shooting),
pivot, jump stop dan rebound. Selain teknik dasar tersebut,teknik defense
dan offense juga sangat penting dikuasai oleh pemain. Untuk melakukan
teknik-teknik diatas dibutuhkan kemampuan dan kapasitas fisik yang
menunjang (Novianti et al, 2014). Sehingga kecepatan menjadi salah satu
komponen vital dalam permaianan bola basket (NSCA, 2013).
Menurut John Oliver (2007) permainan bola basket adalah suatu
permainan yang dilakukan oleh 2 regu yang masing masing regu terdiri dari
5 orang pemain. Dalam memainkan bola pemain dapat mendorong bola,
memukul bola dengan telapak tangan terbuka, melempar atau menggiring
bola kesegala penjuru dalam lapangan permainan. Olahraga basket
merupakan salah satu olahraga prestasi yang sangat diminati masyarakat
saat ini terutama kalangan pelajar, sehingga banyak sekali kejuaraan bola
basket yang diselenggarakan dan diikuti oleh masyarakat luas untuk
mengukir prestasi terbaik dalam olahraga bola basket harus melalui
pembinaan prestasi yang sistematis dan terencana baik jangka pendek
maupun jangka panjang. Sesuai dengan penjelasan tersebut diatas, maka

15
perlu kiranya diadakan usaha-usaha pembinaan yang intensif agar
menciptakan atlet-atlet bola basket yang berkualitas.

2.Teknik Latihan Bola Basket


Menurut Wissel, (2009:9) teknik dasar dalam bermain bola basket
mencakup gerakan kaki (footwork), menembak bola kedalam keranjang
(shooting), melempar (passing), menangkap (catching), menggiring
(dribble), bergerak dengan bola, bergerak tanpa bola, dan bertahan. Teknik
pada bola basket yang dipengaruhi oleh speed salah satunya adalah dribble.

16

You might also like