Moderasi Beragama
Moderasi Beragama
Moderasi Beragama
Umma Farida
Institut Agama Islam Negeri Kudus, Indonesia
[email protected]
Abstract
This article aims to reveal the ideas of Kiai Hasyim Asy'ari in knitting the unity
and framing the religious moderation based on the Quran and Hadith in
Indonesia. His role is still relevant to study considering the life of Indonesian
people until now still often confront and even contradict between religion and
culture. Besides, the dichotomy between traditionalist and modernist Islam has
strengthened once again in the internal circles of Muslims, which if it was not
immediately found a solution, it can lead to divisions between them. This study
uses qualitative methods and data collection uses documentation techniques to
be analyzed descriptively-critically. This research shows that Kiai Hasyim Asy'ari
played a significant role in uniting Muslims in particular and Indonesian society
in general. He taught Islam by emphasizing the formation of character,
politeness, gentleness, and moderate understanding of Islam as stated in his
book Risalah Ahl as-Sunnah wa al-Jama'ah. He also called for doing good to others
despite being of different religions, loving the Prophet, and making unity,
brotherhood, and tolerance as the foundation of moderation between religious
communities in Indonesia.
Keywords: Brotherhood, moderation, religion, tolerance, unity
Abstrak
Artikel ini bertujuan untuk menguak gagasan dan ide KH. Hasyim Asy’ari (Kiai
Hasyim) dalam merajut persatuan dan membingkai moderasi beragama
berlandaskan al Quran dan Hadis di Indonesia. Pemikiran Kiai Hasyim masih
tetap relevan untuk dikaji mengingat kehidupan masyarakat Indonesia hingga
saat ini masih sering memperhadap-hadapkan bahkan mempertentangkan
311 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
antara agama dan budaya. Selain itu, dikotomi antara Islam tradisionalis dan
modernis kembali menguat di kalangan internal umat Islam yang apabila tidak
segera dicarikan solusinya maka dapat mengakibatkan perpecahan di antara
mereka. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dan pengumpulan datanya
menggunakan teknik dokumentasi untuk selanjutnya dianalisis secara
deskriptif-kritis. Penelitian ini menunjukkan bahwa Kiai Hasyim Asy’ari
berperan dalam mempersatukan umat Islam khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya. Ia mengajarkan Islam dengan menekankan pada
pembentukan karakter, kelembutan, kesantunan, dan pemahaman Islam yang
moderat sebagaimana tertuang dalam bukunya Risalah Ahl as-Sunnah wa al-
Jama’ah. Ia juga menyeru untuk berbuat kebaikan kepada orang lain meskipun
berbeda agama, mencintai Rasulullah Saw., dan menjadikan persatuan,
persaudaraan, dan toleransi sebagai landasan moderasi antar umat beragama di
Indonesia.
Kata kunci: Agama, moderasi, persatuan, persaudaraan, toleransi
Pendahuluan
Keragaman dalam kehidupan merupakan suatu keniscayaan yang
dikehendaki Allah Swt. Secara kodrati, keberadaannya tidak dapat disangkal
dan dipungkiri terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, yang secara nyata
telah ditakdirkan menjadi bangsa yang terdiri dari berbagai suku, adat istiadat,
budaya dan agama QS. Al-Hujurat: 13. Dalam menciptakan keharmonisan
hidup yang plural, bangsa Indonesia telah melakukan berbagai upaya yang
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua: Pertama, upaya
konstitusional dan politik, seperti dalam penetapan undang-undang,
peraturan, dan sejumlah petunjuk mengenai penataan pluralitas itu. Kedua,
membangun ketulusan pluralitas melalui penumbuhan kesadaran titik temu
(kalimatun sawa’) di tingkat esoterik agama-agama secara tulus (Harahap,
2011: 6).
Upaya untuk menumbuhkan titik temu antara agama-agama
mengharuskan masing-masing pemeluk agama untuk bisa bersikap moderat
dan menghindari ekstrimisme (Kasdi, 2019: 181). Peran tokoh agama, dalam
hal ini Kiai, tidak bisa dinafikan, karena merekalah yang telah banyak berjuang
mengajarkan moderatisme beragama dengan melandaskan pada sumber
ajaran Islam yang hakiki, al Quran dan Hadis, serta menanamkan sikap
moderat tersebut kepada para santri dan anak didiknya. Kiai Hasyim Asy’ari
adalah satu di antara kiai yang tidak hanya berperan dalam proses perintisan
kemerdekaan Indonesia saja, melainkan juga berkontribusi dalam
smenciptakan keharmonisan hidup beragama di Indonesia (Syihab, 1994: 8–
10).
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 312
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
313 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
Indonesia hingga saat ini masih sering mempertentangkan antara agama dan
budaya. Demikian pula, adanya dikotomi antara Islam tradisionalis dan
modernis semakin memperlebar potensi perpecahan di kalangan internal umat
Islam yang harus segera dicarikan solusinya.
Metode
Kajian ini hendak mengurai gagasan dan ide Kiai Hasyim dalam merajut
persatuan dan membingkai moderasi beragama berlandaskan al Quran dan
Hadis di Indonesia. Kajian ini menggunakan metode kualitatif dan
pengumpulan datanya menggunakan teknik dokumentasi untuk selanjutnya
dianalisis secara deskriptif-kritis. Dalam hal ini, pemikiran Kiai Hasyim terkait
moderasi beragama yang berpijak dari al-Qur’an dan Hadis akan
dideskripsikan secara utuh baik dari sumber primer ataupun sekunder, disertai
dengan analisis kritis terhadap pemikiran Kiai Hasyim tersebut.
Pembahasan
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 314
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
315 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
penjajah Jepang. Pada masa revolusi fisik tahun 1940, kiai Hasyim menyerukan
resolusi jihad untuk mengobarkan semangat para santri dan umat Islam dalam
berjuang melawan penjajah. Kiai Hasyim pernah ditangkap dan dipenjara oleh
Jepang pada tahun 1942 dan tidak lama kemudian ia dibebaskan kembali, dan
wafat di Tebuireng Jombang pada tanggal 25 Juli 1947 dalam usia 72 tahun.
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 316
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
ulama yang saleh (Asy'ari, 2011a: 6). Hal ini didasarkan Kiai Hasyim pada hadis
Nabi Saw., Hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan para pemimpin
setelahku (Abu Dawud, 2005: 12: 211) (Al-Tirmizi, 2006: 9: 287). Adapun kata
jama’ah berarti kelompok atau komunitas yaitu, golongan yang mengikuti
sunnah Nabi Saw. Dengan demikian, makna Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah
mengandung maksud mereka yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Saw.,
para sahabat, serta mengikuti warisan para wali dan ulama (Solikhin, 2016:
348).
317 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 318
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
319 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 320
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
321 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
dan jasa besar dalam merebut kemerdekaan Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari
perjuangan yang diperankan oleh para kiai NU generasi awal dalam mengusir
penjajah. Didirikannya NU selain untuk mempertahankan dan
mengembangkan tradisi atau paham Islam Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, juga
penuh semangat kebangsaan. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika Kiai
Hasyim disebut sebagai tokoh penggerak nasionalisme. Ia menegaskan bahwa
persatuan keislaman harus bersinergi dengan persatuan kebangsaan. Rasa
kebangsaan Kiai Hasyim tumbuh dan dilandasi nilai-nilai keagamaan
pesantren. Inilah yang membedakan nasionalisme Kiai Hasyim dengan
nasionalisme sekuler.
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 322
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
persetujuan Kiai Hasyim terkait bentuk negara Republik Indonesia yang tidak
didasarkan pada agama tertentu, yang dinilai oleh Lahiful Khuluq (1998: 41–
67), sebagai perilaku moderat dan toleransi yang tinggi.
323 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 324
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
325 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
Simpulan
Kiai Hasyim yang dikenal sebagai pengasuh Pesantren Tebuireng dan
pendiri organisasi Nahdlatul Ulama telah mengabdikan dirinya untuk
kepentingan umat Islam dan bangsa Indonesia. Ia merupakan pendidik dan
pendakwah Islam yang terkenal dengan kelembutan dan kesantunannya. Ia
tidak mempertentangkan antara ajaran Islam dengan budaya masyarakat
Indonesia. Ia juga berperan aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan
Indonesia dengan turut angkat senjata bersama para santrinya dan
menyerukan revolusi jihad melawan imperialisme Belanda dan Jepang.
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 326
Kontribusi dan Peran KH. Hasyim Asy’ari dalam Membingkai Moderasi Beragama ...
Referensi
Abu Dawud, S. ibn al-A. (2005). Sunan. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah.
Al-Bukhari, M. I. B. (2004). Shahih al-Bukhari. Cairo: Dar al-Hadits.
Al-Tirmizi, A. I. M. ibn I. (2006). Sunan. Beirut: Dar al-Fikr.
Asy’ari, H. (1996). Al-Tanbihat wal Wajibat. Jombang: Maktabah al-Turas al-Islami.
Asy’ari, H. (1946). Naskah Pidato dalam Muktamar Masyumi pertama di Solo pada 13
Februari 1946. Retrieved from https://www.nu.or.id/post/read/104232/pidato-
lengkap-kh-hasyim-asyari-tentang-ideologi-politik-islam
Asy’ari, H. (2011a). Qanun Asasi. Jombang: Maktabah al-Turas al-Islami.
Asy’ari, H. (2011b). Risalah Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah. Jakarta: LTN PBNU.
Asy’ari, H. (n.d.). Al-Tibyan fi al-Nahy ‘an Muqatha’ah al-Arham wa al-Aqarib wa al-
Ikhwan, Jombang: Maktabah al-Turas al-Islami.
Baso et.al, A. (2017). KH. Hasyim Asy’ari: Pengabdian Seorang Kiyai untuk Negeri.
Jakarta: Museum Kebangkitan Nasional.
Bizawie, Z. M. (2016a). Laskar Ulama-Santri & Resolusi Jihad: Garda Depan
Menegakkan Indonesia. Jakarta: Pustaka Compass.
Bizawie, Z. M. (2016b). Masterpiece Islam Nusantara; Sanad dan Jejaring Ulama-
Santri 1830-1945. Jakarta: Pustaka Compass.
Burhanuddin, J. (2011). Ulama dan Kekuasaan. Bandung: Mizan.
Dhofier, Z. (1994). Tradisi Pesantren: Studi Pandangan Hidup Kyai dan Visinya
Mengenai Masa Depan Indonesia. Jakarta: LP3ES.
Djaelani, A. Q. (1994). Peran Ulama dan Santri dalam Perjuangan Politik Islam di
Indonesia. Surabaya: Bina Ilmu.
Farida, U. (2015). Islam Pribumi dan Islam Puritan: Ikhtiar Menemukan Wajah Islam
Indonesia Berdasar Proses Dialektika Pemeluknya dengan Tradisi Lokal. Jurnal
Fikrah, 3(1), 141–156.
Hadzik, I. (2000). KH. Hasyim Asy’ari: Figur Ulama dan Pejuang Sejati. Surabaya:
Litera Perkasa.
Harahap, S. (2011). Teologi Kerukunan. Jakarta: Prenada Media.
Kasdi, A. (2017). The Role of Walisongo in Developing Islam Nusantara Civilization.
Jurnal Addin, 11(1), 1–26. https://doi.org/10.21043/addin.v11i1.1973
Kasdi, A. (2019). Wasathiyyah Islam as The Road to Moderatism in Indonesia. Al-
Albab, 8(2), 179–192. https://doi.org/10.24260/alalbab.v8i2.1356
327 Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020
Umma Farida
Kasdi, A., Farida, U., & Mahfud, C. (2020). Islamic Studies and Local Wisdom at PTKIN
in Central Java: Opportunities, Challenges, and Prospects of Pioneering Religious
Moderation in Indonesia. Hikmatuna, 6(1), 51–62.
https://doi.org/10.28918/hikmatuna.v6i1.2618
Khuluq, L. (1998). KH. Hasyim Asy’ari Contribution to Indonesian Independence.
Jurnal Studia Islamica, (1), 41–67.
Khuluq, L. (2000). Fajar Kebangunan Ulama: Biografi KH. Hasyim Asy’ari. Yogyakarta:
LKiS.
Madjid, N. (2000). Islam, Doktrin dan Peradaban (IV). Jakarta: Paramadina.
Misrawi, Z. (2013). Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari: Moderasi, Keumatan, dan
Kebangsaan. Jakarta: Kompas.
Mukani. (2018). Toleransi Perspektif KH. M. Hasyim Asy’ari dan Peran Pendidikan
Islam Sebagai Upaya Deradikalisasi di Indonesia. Jurnal Al-Murabbi, 4(2), 121–
142.
Nizar, M. C. (n.d.). Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang Persatuan. Endogami: Jurnal
Ilmiah Kajian Antropologi, 63–74.
Salam, S. (1966). KH. Hasyim Asy’ari Ulama Besar Indonesia. Jakarta: Jaya Murni.
Shiddiq, M. (1979). Ijtihad dan Taqlid dalam Ahlussunnah Waljama’ah. Surabaya: LP.
Ma’arif Jawa Timur.
Solikhin, M. (2016). Gerakan Pemikiran dan Peran Tiga Ulama NU dalam Menegakkan
Ahl Al-Sunnah Wal-Jamā’ah Al-Nahḍiyyah Di Jawa Tahun 1926–1971: Kajian
Terhadap Pemikiran K.H. Hasyim Asy’ari, K.H.R. Asnawi, K.H. Wahhab Hasbullah.
Jurnal Theologia, 27(2), 331–364.
Syihab, M. A. (1994). Hadratussyaikh Muhammad Hasyim Asy’ari: Perintis
Kemerdekaan Indonesia. Yogyakarta: Titian Ilahi Press.
Fikrah: Jurnal Ilmu Aqidah dan Studi Keagamaan Volume 8 Nomor 2 2020 328