263-Article Text-1605-1-10-20220816

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

Vol. 3, No. 2, Juli 2022, pp.

191-208 E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416

CURRENT
Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini
https://current.ejournal.unri.ac.id

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK


DI INDONESIA PERIODE 2016-2020

COMPARATIVE ANALYSIS OF RBBR FINANCIAL PERFORMANCE IN BUS AND


BUK IN INDONESIA FOR THE 2016-2020 PERIOD

Niken Hustilah1, Yudi Yudi2, Riski Hernando3*


Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jambi, Jambi
*Email: [email protected]

Keywords Abstract
Financial Performance, This research was conducted with the aim of knowing the financial
Bank Health Level, performance and soundness of Islamic Commercial Banks and
Risk Based Bank Rating, Conventional Commercial Banks using the RBBR (Risk Based-Bank
RBBR Rating) method with aspects of Risk Profile (NPL/NPF, and
Article informations LDR/FDR), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (ROA,
Received: ROE, and BOPO), and Capital (CAR). This research is a
2022-06-08 comparative quantitative study that was analyzed using the
Accepted: Independent Sample T-Test and Mann Whitney. The results of this
2022-07-20 study show that there are significant differences in the financial
Available Online: performance of Islamic Commercial Banks and Conventional
2022-08-16 Commercial Banks in terms of the NPL/NPF ratio, while for the
ratio of LDR/FDR, GCG, ROA, ROE, BOPO, and CAR there is no
significant difference in the financial performance of Islamic
Commercial Banks and Conventional Commercial Banks. The
soundness level of Islamic commercial banks is in a better condition
than conventional commercial banks in the ratio of LDR/FDR,
while the NPL/NPF, ROA, ROE, and BOPO ratios of conventional
commercial banks are in better condition than Islamic commercial
banks. GCG Aspect and CAR are in the same good health condition
as Islamic Commercial Banks and Conventional Commercial
Banks.

PENDAHULUAN
Perbankan di Indonesia mempunyai beberapa peranan penting dalam perekonomian
Indonesia, perbankan Indonesia bermanfaat sebagai penghimpunan dana dan penyaluran dana
masyarakat, membantu terbentuknya pembangunan nasional dalam rangka pemerataan
pembangunan dan penerapan hasil-hasilnya, pertumbuhan suatu perekonomian dan kestabilan
nasional, guna mencapai tingkat taraf hidup yang layak bagi masyarakat luas (Otoritas Jasa
Keuangan, 2017).
Sistem perbankan di Indonesia terbagi atas dua (2) sistem operasional perbankan, yaitu
konvensional dan syariah. Bank konvensional merupakan bank dengan melakukan kegiatan
operasional bank secara konvensional, dan dibedakan menjadi bank umum.konvensional dan
bank perkreditan rakyat menurut jenisnya. Bank Umum Konvensional yang selanjutnya disebut
BUK adalah bank yang dapat memberikan pelayanan lalu lintas kegiatan pembayaran dalam
usahanya. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan bank yang tidak termasuk melakukan
pelayanan lalu lintas pembayaran jasa dalam kegiatannya (Ikhtisar Perbankan Otoritas Jasa

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 192
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

Keuangan, 2021). Berdasarkan data yang tertera pada Statistik Perbankan Indonesia (2020)
yang diinformasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperoleh hasil bahwa sampai dengan
Desember 2020 terdapat 95 BUK, 1506 BPR yang menjalankan kegiatannya di Indonesia.
Berdasarkan pada kegiatan bank syariah dibedakan menjadi Bank Umum Syariah yang
selanjutnya bisa disingkat menjadi BUS dan UUS untuk Unit Usaha Syariah dan BPRS (Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah) . BUS merupakan bank berbasis syariah yang kegiatan
operasionalnya berupa pemberiaan jasa pembayaran perbankan. Berdasarkan data Snapshot
Otoritas Jasa Keuangan yang diinformasikan oleh OJK pada Desember 2020 terdapat 14 BUS,
12 UUS, BPRS 163. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (2021) pertumbuhan positif dihasilkan
oleh perbankan di Indonesia hingga saat ini, meskipun masih terdapat beberapa strategi serta
tantangan yang masih harus dihadapi pada tahun sebelumnya. Salah satu tantangan dari sektor
perbankan berupa pertumbuhan Dana dari pihak ketiga yang selanjutnya disingkat menjadi
DPK, DPK menunjukkan seberapa besar pertumbuhan dana pihak ketiga mengenai variasi
dana yang mampu dihimpun berupa tabungan, giro dan deposito berjangka bank dari
masyarakat (Sukmawati & Purbawangsa, 2016).
Pertumbuhan tabungan dan giro di DPK 2017 mencapai sebesar 9,63% dan 9,70%
(year-on-year), turun dari 11,16% (year-on-year) dan 13,84% (year-on-year) di tahun 2016,
hal ini terlihat pada gambar 1 seperti berikut ini.

Gambaro1
Pertumbuhan Komposisi DPK 2017
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Desember (2017)
Pertumbuhan DPK tahun 2018 lebih lambat sebesar 6,45% (year-on-year), sejalan
dengan arus keluar modal yang terjadi di tahun 2018. DPK merupakan sumber utama dana bank
yang mencapai 86,61% dari dana bank. Selama periode pelaporan, simpanan BUK meningkat
sebesar 6,37% year-on-year, lebih rendah dari 9,08% (year-on-year) pada tahun sebelumnya.

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 193
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

Gambar 2
Pertumbuhan Komposisi DPK 2019
Sumber: Statistik Perbankan Indonesia Desember (2019)
Gambar 2 menunjukkan selama periode pelaporan 2019, didorong oleh perlambatan
pertumbuhan DPK, DPK BUK meningkat sebesar 6,27% (year-on-year), sedikit lebih rendah
dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 6,37% (year-on-year). Secara umum, deposito yang
merupakan proporsi terbesar dari DPK bank, meningkat 3,97% (year-on-year) menunjukkan
peningkatan yang lebih rendah, dibandingkan pada tahun sebelumnya yaitu meningkat sebesar
5.90% (year-on-year). Menurut Warjiyo (2020) selaku Gubernur Bank Indonesia
mengemukakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan dari bulan ke bulan semakin melambat.
September 2020 merupakan titik terendah bagi suku bunga kredit bank ditahun 2020.
Sebelumnya, pertumbuhan kredit Agustus 2020 berada pada kisaran 1,04%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari OJK.(Otoritas Jasa Keuangan) menunjukkan data
mengenai Pangsa Pasar (Market Share) perbankan syariah Desember 2020 lebih kecil
dibandingkan dengan konvensional. Persentase market share atau biasa disebut pangsa pasar
bank syariah hanya sebesar 6,51% dari bank konvensional, persentase terbesar dimiliki BUS
sebesar 65,21% disusul dengan UUS sebesar 32,33% dan persentase terakhir sebesar 2,46%
pada bank pembiayaan rakyat syariah hal ini terlihat pada gambar 1.3 Snapshot Otoritas Jasa
Keuangan Desember 2020.

Gambar 3
Snapshot Otoritas Jasa Keuangan Desember 2020
Sumber: Snapshoot Otoritas Jasa Keuangan Desember (2020)

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 194
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

Berdasarkan permasalahan yang dialami BUK dan BUS, menganalisis kinerja keuangan
merupakan cara untuk melakukan penilaian kinerja keuangan serta melihat tingkat kesehatan
bank sangat diperlukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja dari suatu bank.
Berdasarkan Surat Edaran0Otoritas Jasa Keuangan Nomor 14 /Seojk.03/2017 mengenai
Penilaian Tingkat0Kesehatan Bank Umum,.Bank wajib menggunakan . pendekatan atau
metode berbasis risiko yang disingkat menjadi RBBR untuk menilai tingkat suatu . kesehatan
bank. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan secara individual (sendiri) maupun
konsolidasi (gabungan) dengan ruang lingkup penilaian dari segi Profil Risiko atau Risk Profile,
Tata Kelola Perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance, Rentabilitas atau
Earnings, dan Permodalan atau Capital atau biasa disebut dengan .RBBR (Risk-based Bank
Rating). Permasalahan terkait Kinerja Keuangan dengan menggunakan metode berupa .Risk
Based Bank Rating mengenai masalah dana pihak ketiga (DPK) yang termasuk kedalam aspek
Risk Profile dengan menggunakan ,rasio keuangan LDR (Loan to Deposit Ratio) yang dimana
unsur dalam LDR terdapat dana yang diterima atau dana pihak ketiga. Rasio LDR juga
merupakan risiko likuditas, hal ini mencerminkan bahwa semakin besar ,nilai LDR atau Loan
to Deposit Ratio maka akan ,semakin rendah niilai pada rasio ROA.
Pentingnya penggunaan komponen Risk-based ,Bank Rating bagi Bank ,Umum adalah
dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja bank, dengan adanya metode ini baik perusahaan
maupun pengguna informasi lainnya dapat melihat perkembangan, kinerja, dan tingkatan
kesehatan bank yang tergolong dalam Bank Umum sehingga dapat mengatasi risiko atau
permasalahan dimasa mendatang. Penilaian untuk melihat tingkat kesehatan bank diperlukan
memungkinkan penilaian tingkat kesehatan bank digunakan secara lebih efektif sebagai alat
penilaian kinerja bank, termasuk menerapkan manajemen risiko ,dengan fokus pada risiko
material, mematuhi atau mematuhi peraturan yang berlaku, dan menerapkan prinsip kehati-
hatian.Hal yang telah dijabarkan sebelumnya sesuai dengan Peraturan ,Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 4 /POJK.03/2016 mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum Pasal 2 Ayat 1,
Bank wajib menjaga dan/atau meningkatkan ,kesehatannya dengan menerapkan prinsip kehati-
hatian ,dan manajemen risiko dalam melakukan kegiatan usaha.
Penelitian yang berhubungan dengan analisis kinerja keuangan pada perbankan telah
dilakukan di beberapa tahun terakhir. Penelitian Asraf et al (2020) menyebutkan bahwa
variabel-variabel yang terdaopat pada rasio keuangan BSM dan Bank Mandiri memperoleh
hasil tidak memiliki perbedaan yang signifikan sebagai alat ukur dalam menentukan tingkat
kinerja keuangan. Berbeda dengan hasil penelitian Beby (2019) yang melakukan perbandingan
antara bank konvensional dan bank syariah menggunakan aspek rissk profil, earnings dan
capital berbeda secara signifikan dengan menggunakan rasio NPL (NonPerformingLoan),
(LDR (Loan toDeposit Ratio), ROA (Returnn On Asset), CAR (Capitall Adequacy Ratio),
sedangkan GCG (Good Corporate Governance) tidak berbeda secara signifikan.
Hasil penelitian dari Sulisnaningrum (2019) tidak memiliiki perbedaan hasil secara
signifikan padaa Bank Muamalat dan BSM atauu Bank Syariah Mandiri. Penelitian
Sulistianingsih & Maivalinda (2018) menghasilkan perbedaan yang signifikan antara bank
konvensional dan syariah menggunakan rasioo LDR (Loannto Deposit Ratio),dan ROA
(Return OnnAsset), sedangkan untuk rasio CAR (Capital AdequacyyRatio) dan GCG (Good
Corporate Governance) tidak berbeda secara signifikan. Berbeda pada penelitian Thayib et al
(2017) bahwa rasio CAR (Capital AdequacyyRatio), ROE (ReturnoOn Equity), NPL (Non
PerforminggLoan), LDR (Loan to DeposittRatio) berbeda secara signifikan antara bank
konvensional dan bank syariah, sedangkan untuk DER (Debt to Equity Ratio), ROA (Return
On Asset) tidak memiliki perbedaan ,yang,signifikan. Penelitian Bilal et al (2016) menunjukkan
hasill bahwa seluruh komponen pada rasio keuangann bank konvensional dan rasio keuangan
bank syariah berbeda secara signifikan. Selanjutnya pada penelitian Lupa et al (2016) kinerjaa
keuangan bank syariahh dan bank konvensional dengan menggunakan rasio NPF (Non

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 195
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

Performing Financing), ROA (Return On Asset), dan FDR (Financing to Deposit Ratio)
berbeda secara signifikan, sedangkan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) dan ROE (Return
On Equity) tidak berbeda secara signifikan.
Hasil dari penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di beberapa tahun terakhir belum
menunjukkan hasil yang konsisten, sehingga peneliti tertarik menggunakan variabel pada aspek
Risk Based-bank Rating untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan pada bank
konvensional dan bank syariah. Berdasarkan fenomena dan gap research dari penelitian diatas,
peneliti menggunakan beberapa rasio yang digunakan sebagai alat ukur untuk membandingkan
kinerja keuangan yaitu: Non Performing Loan (NPL) / Non Performing Financing (NPF), rasio
Loan To Deposit Ratio (LDR) / Financing To Deposits Ratio (FDR) untuk melihat
perbandingan kinerja keuangan pada aspek Risk Profile. Aspek Good Corporate Governance
(GCG). Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan Beban Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO) untuk mengukur aspek Earning. Selanjutnya pada aspek
Capital menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
Penelitian ini merujuk pada penelitian Asraf et al (2020) mengenai perbandingan kinerja
keuangan Bank Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri Konvensional yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan rasio-rasio keuangan kedua bank dan melihat tingkat kesehatan pada
rasio tersebut. Adapun perbedaan penelitian ini pada penelitian sebelumnya sebagai berikut.
Perbedaan pertama, peneliti menggunakan metode RBBR (Risk Based-bank Rating)
dikarenakan metode tersebut merupakan bentuk penyempurnaan dari metode CAMEL
(Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity). Hal ini sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia No.13/1/PBI/2011 menerapkan kebijakan baru mengenai penilaian dari tingkat
kesehatan bank umum yang berbasis risiko dengan adanya penerapan Good Corporate
Governance. Perbedaan kedua, penelitian ini dilakukan pada BUK dan BUS. Perbedaan ketiga
terletak pada periode penelitian, penelitian ini menggunakan periode tahun 2016-2020.
Dari uraian yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul
Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Risk-based Bank Rating pada Bank Umum Syariah
dan Bank Umum Konvensional di Indonesia Periode 2016-2020. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis kinerja keuangan dan tingkat kesehatan pada BUS dan BUK ditinjau dari
aspek Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan Capital periode tahun 2016-
2020.
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Aspek Risk Profile (Profil Risiko)
Penilaian tingkat risiko profil risiko yang dihadapi bank bisa dihitung menggunakan
rasio Non Performing Loan (NPL) / Non Performing Financing (NPF), rasio Loan To Deposit
Ratio (LDR)/Financing to Deposits Ratio (FDR). Penilaian profil risiko menggunakan faktor
risiko kredit dan risiko likuditas dikarenakan kedua faktor tersebut dapat diukur dengan
pendekatan kuantitatif yang memiliki kriteria penetapan tingkat kesehatan yang jelas, rasio
yang dipakai yaitu Non Performing Loan dan Loan Deposit Ratio (Kristianingsih, 2019).
Sulistianingsih & Maivalinda (2018) dalam penelitiannya kinerja keuangan bank umum
konvensional dan bank umum syariah rasio LDR yang terdapat pada aspek profil risiko
memiliki perbedaan yang signifikan. LDR yang tinggi menunjukkan bahwa semakin rendahnya
kemampuan suatu likuiditas bank, dikarenakan jumlah dana yang dibutuhkan membiayai kredit
akan membesar. Selanjutnya pada penelitian (Beby 2019) menunjukkan perbedaan yang
signifikan pada profil risiko antar bank konvensional dan bank syariah yang diukur secara
independen menggunakan rasio NPL/LDR. Pengelolaan profil risiko bank syariah relatif lebih
stabil dibandingkan dengan bank konvensional. Berdasarkan paparan sebelumnya, peneliti
dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut.
H1: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK ditinjau
dari rasio NPL/NPF periode tahun 2016-2020.

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 196
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

H2: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK ditinjau
dari rasio LDR/FDR periode tahun 2016-2020.
Aspek Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian faktor tata kelola bank berdasarkan penerapan tata kelola yang baik dan
berlandaskan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan mengenai pelaksanaan dari tata kelola bank
umum dengan memperhatikan kriteria dan kompleksitas usaha suatu bank (SE OJK Nomor 14
/Seojk.03/2017, 2022). Bank syariah maupun bank konvensional memiliki perbedaan pada tata
kelola perusahaan (Beby 2019). Komponen GCG dapat diperoleh dari hasil self assessment
sistem laporan keuangan bank yang bersangkutan, Kemudian diurutkan sesuai klasifikasi yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan paparan sebelumnya, peneliti dapat merumuskan
hipotesis sebagai berikut.
H3: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK
menggunakan aspek Good Corporate Governance periode tahun 2016-2020.
Aspek Earning (Rentabilitas)
Penilaian pada aspek rentabilitas dengan mempertimbangkan perbandingan kinerja
keuangan melalui aspek kuantitatif ataupun aspek kualitatif dengan mengevaluasi kinerja
rentabilitas, sumber rentabiilitas, manajemen rentabilitas dan kesinambungan rentabilitas (SE
OJK Nomor 14 /Seojk.03/2017, 2022). Pada penelitian ini menggunakan Return on Asset
(ROA), Return on Equitiy (ROE), dan Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO).
Beby (2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa rasio ROA pada aspek
rentabilitas terdapat perbedaan yang signifikan antara bank konvensional dan bank syariah.
Penggunaan ROA menunjukkan efisiensi dari bank dalam mengelola asetnya demi memperoleh
laba. Selanjutnya pada penelitian Thayib et al (2017) rasio ROE menunjukkan perbedaan yang
signifikan antara bank konvensional dan bank syariah disebabkan oleh laba bank konvensional
yang lebih tinggi dari bank syariah. Menurut penelitian Amelia & Aprilianti (2018) Analisis
rasio BOPO merupakan hasil dari analisis beban operasional terhadap pendapatan operasional,
dan tingkat rasio BOPO yang lebih rendah berarti kinerja manajemen bank yang lebih baik
dikarenakan lebih efisiennya dalam menggunakan sumber daya perusahaan yang ada. Ketiga
penelitian tersebut mengindikasikan bahwa kinerja bank dalam menghasilkan laba berbeda di
setiap bank. Berdasarkan paparan sebelumnya, peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai
berikut.
H4: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK ditinjau
dari rasio ROA periode tahun 2016-2020.
H5: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK ditinjau
dari rasio ROE periode tahun 2016-2020.
H6: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK ditinjau
dari rasio BOPO periode tahun 2016-2020.
Aspek Capital (Permodalan)
Penilaian terhadap aspek permodalan dilakukan dengan mengevaluasi kecukupan
permodalan dan pengelolaan permodalan (SE OJK Nomor 14 /Seojk.03/2017, 2022). Penilaian
aspek permodalaan bisa dihitung dengan menggunakan rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
Beby (2019) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
aspek capital dengan menggunakan rasio CAR pada bank konvensional dan bank syariah, hal
ini disebabkan oleh kemampuan bank konvensional lebih baik dalam menanggung risiko di
setiap kredit. Selanjutnya pada penelitian Thayib et al (2017) rasio CAR memiliki perbedaan
yang signifikan pada bank konvensional dan bank syariah, hal ini disebabkan lebih tingginya
modal yang dimiliki oleh bank konvensional dibandingkan dengan bank syariah. Berdasarkan
paparan sebelumnya, peneliti dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut.

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 197
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

H7: Terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK
menggunakan aspek Capital periode tahun 2016-2020.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu kuantitatif komparatif.
Menurut Sugiyono (2019) penelitian kuantitatif berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik. Komparatif merupakan penelitian yang bersifat dengan membandingkan keberadaan
antara satu variabel (kelompok) atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda dengan
waktu yang berbeda (Sugiyono, 2019). Penelitian ini membandingkan kinerja keuangan BUS
dan BUK di Indonesia dengan menggunakan metode RBBR (Risk-based Bank Rating).
Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2019) populasi merupakan wilayah generalisasi yang memiliki
kualitas atau ciri tertentu yang terdiri dari objek atau subjek. Populasi yang digunakan oleh
peneliti adalah BUS dan BUK di Indonesia dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik pengambilan sampel “purposive sampling” dengan pertimbangan yang ditentukan
peneliti. Kriteria yang dijadikan pertimbangan oleh peneliti yaitu: Bank Umum yang telah
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan selama periode 2016-2020, Perusahaan termasuk bank
umum yang berkedudukan di Indonesia, Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan
tahunan selama periode 2016-2020, Perusahaan merupakan jenis bank operasional devisa, dan
Penyajian laporan keuangan dalam bentuk mata uang rupiah. Berdasarkan total keseluruhan
sampel pada populasi BUS sebanyak 14 bank, BUS yang memenuhi kriteria pengambilan
sampel pada Purposive Sampling sebanyak 7 bank, sedanagkan dari total keseluruhan sampel
pada populasi BUK sebanyak 95 bank, BUK yang memenuhi kriteria pengambilan sampel pada
Purposive Sampling sebanyak 53 bank.
Jenis dan Sumber Data
Menurut Sugiyono (2019) data sekunder merupakan data yang diterbitkan atau
digunakan oleh suatu organisasi yang bukan pengolahnya, biasanya diperoleh dari catatan-
catatan perusahaan, bahan-bahan dokumen, laporan dan juga buku literatur yang sesuai dengan
permasalahan yang akan diteliti. Data sekunder berupa Laporan Keuangan dan Laporan Good
Corporate Governance (GCG) BUS dan BUK di Indonesia periode 2016-2020 yang berasal
dari web https://cfs.ojk.go.id/cfs dan web resmi perusahaan.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Menurut Sugiyono (2019) variabel penelitian adalah suatu atribut/sifat/nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Tabel 1
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Kredit (Pembiayaan) Bermasalah
NPL / NPF (X1) x 100% Rasio
Total Kredit (Pembiayaan)
Kredit (Pembiayaan) yang diberikan
LDR / FDR (X2) x 100% Rasio
Dana yang diterima
Laporan Penerapan
Peringkat Komposit Ordinal
GCG (X3)
Laba Bersih
ROA (X4) x 100% Rasio
Total Aset
Laba Bersih
ROE (X5) x 100% Rasio
Total Ekuitas

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 198
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

Beban Operasional
BOPO (X6) Pendapatan Operasional
x 100% Rasio
Modal Bank
CAR (X7) x 100% Rasio
ATMR
Sumber: Data Diolah Peneliti (2022)
Teknik Analisis Data
Melakukan perhitungan dan analisis rasio keuangan yang terdapat pada aspek Risk-
based Bank Rating (RBBR) serta melakukan analisis deskriptif. Selanjutnya akan dilakukan
penilaian kinerja keuangan perusahaan dengan membandingkan analisis rasio keuangan dan
melakukan penilaian tingkat kesehatan bank dengan melihat peringkat komposit pada metode
RBBR (Risk-based Bank Rating). Pengujian normalitas menggunakan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi > 0,05 dan uji hipotesis untuk melihat apakah
ada perbedaan kinerja keuangan pada BUS berbeda secara signifikan atau tidak menggunakan
uji Independent Sample T-Test dan Mann Whitney. Menurut Ghozali (2018) Uji beda t-test
digunakan untuk menentukan apakah dua (2) sampel yang tidak saling berhubungan memiliki
nilai mean (rata-rata) yang berbeda. Hipotesis diterima jika tingkat signifikansi < 0,05 yang
artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis ditolak jika tingkat signifikansi > 0,05
yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK.
Menurut Suyanto & Gio (2017) Uji Mann Whitney adalah tes nonparametrik yang menguji
perbedaan antara dua populasi yang saling independen. Uji Mann-Whitney merupakan
alternatif dari pengujian dua populasi independen pada saat normalitas populasi tidak terpenuhi.
Hipotesis diterima jika nilai p-value yang terdapat pada kolom asimp.sig (2 tailed) < tingkat
signifikansi 0,05 yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan dan hipotesis ditolak jika nilai
p-value yang terdapat pada kolom asimp.sig (2 tailed) > tingkat signifikansi 0,05 yang berarti
tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai variabel
yang terdapat dalam penelitian. Pada penelitian yang menjadi subjek penelitian adalah BUS
dan BUK. Variabel yang digunakan pada penelitian ini menggunakan rasio keuangan yang
terdapat pada metode RBBR (Risk Based-Bank Rating).
Tabel 2
Statistik Deskriptif Rasio Keuangan
Descriptive Statistics
Ratio N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NPF BUS 6 1,49 3,62 2,5567 0,83255
NPL BUK 53 0,28 4,68 1,7236 0,91916
FDR BUS 6 76,72 95,04 82,2633 7,32141
LDR BUK 53 51,56 214,05 93,5113 27,63164
GCG BUS 6 1 3 2 0,51463
GCG BUK 53 1 3 2 0,63246
ROA BUS 20 -1,97 1,55 0,4667 1,31462
ROA BUK 53 -2,46 3,84 1,2747 1,33009
ROA BUS 6 -17,94 11,48 2,6867 10,81133
ROE BUK 53 -23,31 20,4 6,2608 8,89914
BOPO BUS 6 85,04 122,06 96,41 12,38529
BOPO BUK 53 36,79 127,03 84,3323 15,42723
CAR BUS 6 13,27 22,84 18,78 3,6675
CAR BUK 53 12,04 50,65 23,5317 7,1821
Sumber: Hasil Olahan data SPSS (2022)

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 199
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa statistik deskriptif rasio NPL/NPF dengan
jumlah data yang digunakan sebanyak 6 BUS dan 53 BUK. Nilai data terkecil pada BUS sebesar
1,49% dan 0,28% pada BUK, nilai tertinggi BUS adalah 3,62% dan 4,68% pada BUK. Rata-
rata untuk rasio NPF dari 6 BUS yaitu 2,56% (Pembulatan) dengan standar deviasi sebesar
0,83255, sedangkan rata-rata rasio NPL dari 53 BUK adalah 1,72% (Pembulatan) dengan
standar deviasi sebesar 0,91916. Statistik deskriptif rasio LDR/FDR dengan jumlah data yang
digunakan sebanyak 6 BUS dan 53 BUK. Nilai data terkecil pada BUS sebesar 76,72% dan
51,56% pada BUK, nilai tertinggi BUS adalah 95,04% dan 214,05 pada BUK. Rata-rata untuk
rasio FDR dari 6 BUS yaitu 82,26% (Pembulatan) dengan standar deviasi sebesar 7,32141,
sedangkan rata-rata rasio NPL dari 53 BUK adalah 93,51% (Pembulatan) dengan standar
deviasi sebesar 27,63164. Statistik deskriptif GCG dengan jumlah data yang digunakan
sebanyak 6 BUS dan 53 BUK. Nilai data terkecil sebesar 1 dan nilai tertinggi adalah 3. Rata-
rata untuk aspek ini dari 6 BUS yaitu 1,98 (Pembulatan) dengan standar deviasi sebesar ,51463
sedangkan BUK memiliki nilai rata-rata 2,00 dengan standar deviasi sebesar 0,63246.
Statistik deskriptif rasio ROA dengan jumlah data yang digunakan sebanyak 6 BUS dan
53 BUK. Nilai data terkecil pada BUS sebesar -1,97% dan -2,46% pada BUK, nilai tertinggi
BUS adalah 1,55% dan 3,84 pada BUK. Rata-rata untuk rasio ROA dari 6 BUS yaitu 0,47%
(Pembulatan) dengan standar deviasi sebesar 1,31462, sedangkan rata-rata rasio ROA dari 53
BUK adalah 1,27% (Pembulatan) dengan standar deviasi sebesar 1,33009. Statistik deskriptif
rasio ROE dengan jumlah data yang digunakan sebanyak 6 BUS dan 53 BUK. Nilai data
terkecil pada BUS sebesar -17,94% dan -23,31% pada BUK, nilai tertinggi BUS adalah 11,48%
dan 20,40 pada BUK. Rata-rata untuk rasio ROE dari 6 BUS yaitu 2,69% (Pembulatan) dengan
standar deviasi sebesar 10,81133, sedangkan rata-rata rasio ROE dari 53 BUK adalah 6,27%
(Pembulatan) dengan standar deviasi sebesar 8,89914. Statistik deskriptif rasio BOPO dengan
jumlah data yang digunakan sebanyak 6 BUS dan 53 BUK. Nilai data terkecil pada BUS sebesar
85,04% dan 36,79% pada BUK, nilai tertinggi BUS adalah 122,06% dan 127,03% pada BUK.
Rata-rata untuk rasio BOPO dari 6 BUS yaitu 96,41% (Pembulatan) dengan standar deviasi
sebesar 12,38529, sedangkan rata-rata rasio BOPO dari 53 BUK adalah 84,33% (Pembulatan)
dengan standar deviasi sebesar 15,42723. Statistik deskriptif rasio CAR dengan jumlah data
yang digunakan sebanyak 6 BUS dan 53 BUK. Nilai data terkecil pada BUS sebesar 13,27%
dan 12,04% pada BUK, nilai tertinggi BUS adalah 22,84% dan 50,65% pada BUK. Rata-rata
untuk rasio CAR dari 6 BUS yaitu 18,78% (Pembulatan) dengan standar deviasi sebesar
3,66750, sedangkan rata-rata rasio CAR dari 53 BUK adalah 23,53% (Pembulatan) dengan
standar deviasi sebesar 7,18210.
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Penilaian tingkat kesehatan BUS dan BUK pada penelitian ini dilakukan dengan
melakukan analisis kinerja keuangan dengan metode RBBR (Risk Based-bank Rating). Proses
pemeringkatan dilakukan dengan melihat aspek-aspek Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, dan Capital. Penilaian tingkat kesehatan bank dilakukan setelah
melakukan analisis kinerja keuangan dengan menggunakan rasio-rasio yang digunakan oleh
peneliti, yang selanjutnya akan dilakukan pengolahan data di setiap rasio dan memberikan
tingkat kesehatan bank di masing-masing rasio dan menyesuaikan komponen peringkat
kesehatan bank yang digunakan peneliti pada setiap aspeknya.

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 200
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

Tabel 3
Peringkat Komposit BUS
Peringkat
No Nama Bank
2016 2017 2018 2019 2020
1 PT. Bank0Muamalat0Indonesia 3 3 3 3 3
2 PT. Bank BRI Syariah 2 3 3 3 2
3 PT. Bank BNI Syariah 2 2 2 2 2
4 PT. BankySyariahzMandiri 2 2 2 1 2
5 PT. BankaMegavSyariah 2 2 3 3 2
6 PT. BanksPanin Dubai Syariah 3 3 3 3 3
Sumber: DataxDiolahcPeneliti (2022)
BerdasarkandTabel 4.2 dapatddilihatvbahwa peringkat komposit BUS dari tahun 2016-
2020 memiliki perbedaan peringkat di setiap tahunnya. Berdasarkan data tersebut PT. Bank
Syariah Mandiri memiliki peringkat komposit terbaik. Pada tahun 2019 mendapat peringkat
komposit 1xyang berartivbank dalam keadaan sangatzsehat dan ditahun 2016, 2017, 2018, dan
2020 meraih peringkat komposit 2 dengan artian bank dalam kondisi yang sehat. Secara umum
dapat dikatakan BUS memiliki peringkat komposit bank dengan kondisi yang sehat dan cukup
sehat.
Tabel 4
Peringkat Komposit BUK
Peringkat
No Nama Bank
2016 2017 2018 2019 2020
1 PT. Bank Rakyat Indonesia 1 2 2 2 2
2 PT. Bank Mandiri 2 2 2 2 2
3 PT. Bank Negara Indonesia 2 2 2 2 3
4 PT. Bank Tabungan Negara 2 2 2 3 2
5 PT. Bank Danamon Indonesia 2 2 2 2 2
6 PT. Bank Permata 3 3 2 2 2
7 PT. BankxCentral Asia 1 1 1 1 1
8 PT. Bank Maybank Indonesia 2 2 2 2 2
9 PT. Panin Indonesia Bank 2 2 2 2 2
10 PT. Bank Cimb Niaga 3 2 2 2 2
11 PT Bank UOB Indonesia 3 3 3 2 2
12 PT. Bank Artha Graha Internasional 3 3 3 3 3
13 PT. Bank Bumi Arta 2 2 2 2 2
14 PT. Bank Hsbc Indonesia 3 2 2 2 2
15 PT. Bank Jtrust Indonesia 3 3 3 3 3
16 PT. Bank Mayapada International 2 2 3 2 3
17 PT. Bank of India Indonesia 3 3 3 3 3
18 PT. Bank Mestika Dharma 2 2 2 2 2
19 PT. Bank Shinhan Indonesia 3 2 2 3 3
20 PT. Bank Sinarmas 2 2 3 3 3
21 PT. Bank Maspion Indonesia 2 2 2 2 2
22 PT. Bank Ganesha 2 2 3 3 3
23 PT. Bank Icbc Indonesia 2 3 3 3 3
24 PT. Bank Qnb Indonesia 2 2 2 2 2
25 PT. Bank Woori Saudara Indonesia 1906 2 2 2 2 2
26 PT. Bank Mega 2 2 2 2 1
27 PT. Bank KB Bukopin 3 3 3 3 4
28 PT. Bank Keb Hana Indonesia 2 2 2 2 2
29 PT. Bank Mnc Internasional 3 3 3 3 3

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 201
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

30 PT. BankcRayacIndonesia 2 2 2 3 3
31 PT. BankcSbisIndonesia 3 2 2 2 2
32 PT. Bank IndexsSelindo 2 2 2 3 2
PT. Bank China Construction Bank
33
Indonesia 3 3 2 3 3
34 PT. Bank DbsxIndonesia 2 2 3 3 3
35 PT. Bank ResonasPerdania 3 3 3 3 3
36 PT. Bank Mizuho2Indonesia 2 2 2 2 3
37 PT. Bank CapitalxIndonesia 2 2 2 3 3
38 PT. Bank Bnp ParibasxIndonesia 2 2 2 2 2
39 PT. Bank AnzcIndonesia 2 2 2 2 2
40 PT. Bank CTBC Indonesia 2 3 3 3 2
41 PT. Bank Commonwealth 3 3 3 3 3
42 PT. Bank Btpn 2 2 2 2 2
43 PT. Bank Nationalnobu 2 2 3 3 2
44 PT. Bank Ina Perdana 2 2 2 2 2
45 PT. Bank Multiarta Sentosa 2 2 2 2 2
46 PT. BPD JawacBarat dan Banten 2 2 2 2 2
47 PT. BPD Dki 2 2 2 2 2
48 PT. BPD JawacTengah 1 2 2 2 2
49 PT. BPD JawacTimur 2 2 2 1 2
50 PT. BPD Sumatera Utara 1 2 2 2 2
51 PT. BankxNagari 2 2 2 2 2
52 PT. BPDcRiaucKepri 2 2 2 2 2
53 PT. BPDxBali 2 2 2 2 1
Sumber: DataxDiolah Peneliti (2022)
Berdasarkan Tabel 4.3xdapat diketahuicbahwa peringkat komposit BUKyyang terjadi
selama periode tahun 2016-2020 berbeda pada setiap bank. Berdasarkan tabel tersebut Bank
Central Asia memiliki peringkat komposit terbaik yaitu peringkat 1 secara berturut turut selama
periode tahun 2016-2020 yang menunjukkan kondisi Bank Central Asia sangat sehat selama
periode bersangkutan. Secara umum BUK dapat dikatakan dalam kondisicyang sehatcdan
cukupvsehat selama periode 2016-2020.
Uji1Normalitas
Uji ini dilakukan untukxmelihat.apakahcdata berdistribusicnormal atauctidak. Apabila
data berdistribusicnormal peneliti akan menggunakan uji parametikcIndependentvSample T-
Test, dancjika datavtidak berdistribusi normal menggunakan alternatif uji
nonvparametikvMann Whitney. Jika nilaivsignifikansi > 0,05 maka datavberdistribusi normal,
begitupunzjikaznilai signifikansi < 0,05 maka normalitas tidak terpenuhi.
Tabel 5
Hasil UjiaNormalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Ratio
Bank Statistic df Sig.
BUS ,203 6 ,200*
NPL
BUK ,100 53 ,200*
BUS ,328 6 ,042
LDR
BUK ,207 53 ,000
BUS ,333 6 ,036
GCG
BUK ,468 53 ,000
BUS ,218 6 ,200*
ROA
BUK ,098 53 ,200*

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 202
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

BUS ,271 6 ,190


ROE
BUK ,137 53 ,014
BUS ,270 6 ,194
BOPO
BUK ,084 53 ,200*
BUS ,182 6 ,200*
CAR
BUK ,194 53 ,000
*. This is a lower.bound of the truexsignificance.
a. LillieforsxSignificance Correction
Sumber: Hasil Olahan data SPSS (2022)
Berdasarkan Tabel 5 dapatxdilihat bahwa uji normalitas rasio NPL, ROA, dan BOPO
memiliki data berdistribusi normal dengan nilaissignifikansi >d0,05 sehingga dapat dianalisis
menggunakan uji Independent SamplecT-Test, sedangkan rasio LDR, GCG, ROE, dan CAR
datanya tidak berdistribusicnormal dengan nilaicsignifikansi < 0,05vmenggunakan uji Mann
Whitney sebagai alternatif dalam penggunaan uji IndependentdSample T-Test.
Uji Hipotesis
Tabel 6
Hasil UjisIndependent Sample T- Test NPL, ROA, dan BOPO
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality t-test for Equality of Means
of Variances
95% Confidence
Sig.
Mean Std. Error Interval of the
F Sig. t df (2- Difference Difference Difference
tailed)
Lower Upper
NPL Equal 7.274 .015 .641 18 .530 .30200 .47130 -.68817 1.29217
variances
assumed
Equal .641 12.618 .533 .30200 .47130 -.71933 1.32333
variances not
assumed
ROA Equal 1.529 .232 -.413 18 .685 -.50000 1.21098 -3.04417 2.04417
variances
assumed
Equal -.413 11.351 .687 -.50000 1.21098 -3.15532 2.15532
variances not
assumed
BOPO Equal .004 .952 1.515 18 .147 10.19400 6.72675 -3.93838 24.32638
variances
assumed
Equal 1.515 17.850 .147 10.19400 6.72675 -3.94690 24.33490
variances not
assumed
Sumber: Hasil Olahancdata SPSS (2022)
Tabel 7
Hasil Uji ManndWhitney LDR, GCG, ROE, dan CAR
Test Statisticsa
LDR GCG ROE CAR
Mann-Whitney U 45.000 37.000 43.000 39.000
Wilcoxon W 100.000 92.000 98.000 94.000
Z -.378 -1.155 -.529 -.832
Asymp. Sig. (2-tailed) .705 .248 .597 .406
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .739b .353b .631b .436b
a. GroupingdVariable: BANK
b. Not correctedsfor ties.
Sumber: Hasil Olahan data SPSS (2022)

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 203
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

Risk Profile (Profil Risiko)


H1: Terdapat perbedaansyang signifikan pada kinerjaskeuangan BUS dandBUK
ditinjau daridrasio NPL/NPFdperiode tahun 2016-2020.
Berdasarkan Tabel 5 dapatddiketahui bahwa F hitung levenestest NPL/NPF sebesar
0,002 dengansprobabilitas 0,966 > 0,05 makasmemiliki varians yangdsama. Denganddemikian
analisisfini melihat asumsicequaldvariances assumed, terlihat bahwa nilai tspada variancessnot
assumed adalah 02,121 dengandprobabilitasgsignifikansi 0,038 (2-tailed) < α 0,05. Dapat
disimpulkandbahwa hipotesis diterima, sehingga terdapat perbedaandyang signifikanfpada
kinerja keuangan BUS dansBUK menggunakan rasiosNPL/NPF periode tahun 2016-2020.
H2: Terdapat perbedaancyang signifikan pada kinerjalkeuangan BUS danzBUK
ditinjauxdari rasiozLDR/FDR periode tahun 2016-2020.
Berdasarkan Tabel 6 dapatxdiketahui bahwa nilaisAsymp. Sig. (2-tailed) LDR/FDR
sebesar 0,184 > α 0,05. Dapatxdisimpulkan bahwashipotesis ditolak, sehingga tidakcterdapat
perbedaanvyang signifikanvpada kinerjaskeuangan BUS dan BUK menggunakan rasio
LDR/FDR periode tahun 2016-2020.
Good Corporate Governance (GCG)
H3: Terdapat perbedaansyang signifikan padaskinerja keuangan BUSddan BUK
ditinjau dari Good Corporate Governance periode tahun 2016-2020.
Berdasarkan Tabel 6 dapatddiketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,911
> α 0,05. Dapat disimpulkandbahwa hipotesis ditolak, sehingga tidakdterdapat perbedaandyang
signifikan pada kinerjadkeuangan BUS dan BUK menggunakan Good Corporate Governance
periode tahun 2016-2020.
Earning (Rentabilitas)
H4: Terdapat perbedaandyang signifikan padadkinerja keuangan BUSddan BUK
ditinjau darisrasio ROA periode tahun 2016-2020.
BerdasarkandTabel 4.5 dibawah ini dapat diketahuidbahwa hasil ujidIndependent
Samples Testspada F hitung levene testsROA sebesar 0,039 dengan probabilitas 0,843 > 0,05
maka memilikidvarians yangfsama. Dengan demikiansanalisis pada rasio ROA dapat dilihat
dari asumsidequal variancessassumed, terlihat bahwadnilai tspada equalsvariancesdassumed
adalah 1,412 dengan probabilitasssignifikansi sebesar 0,163 (2-tailed) > α 0,05. Dapat
disimpulkansbahwa hipotesis ditolak, sehingga tidak terdapatsperbedaan yang signifikan pada
kinerjadkeuangan BUS dan BUK menggunakan rasio ROA periode tahun 2016-2020.
H5: Terdapat perbedaansyang signifikan pada kinerjaskeuangan BUS dandBUK
ditinjau dari rasio ROE periode tahun 2016-2020.
BerdasarkansTabel 4.6 dibawah ini dapatsdiketahui bahwa nilaidAsymp. Sig. (2-tailed)
rasio ROE sebesar 0,498 > α 0,05. Dapat disimpulkandbahwa hipotesis ditolak, sehingga tidak
terdapatdperbedaan yang signifikan pada kinerjadkeuangan BUS dan BUK menggunakan rasio
ROE periode tahun 2016-2020.
H6: Terdapat perbedaan yang dignifikan pada kinerjadkeuangan BUSsdan BUK
ditinjau dari rasio BOPO periode tahun 2016-2020.
BerdasarkandTabel 4.5 dapat diketahui bahwa F hitung levene test BOPO sebesar.0,269
dengansprobabilitas 0,606 > 0,05 maka memilikisvarians yangssama. Dengan
demikiansanalisis ini melihat asumsi equalsvariances assumed, terlihat bahwa nilai t pada
variancesdassumed adalah 1,838 dengan probabilitasssignifikansi 0,071 (2-tailed) > α 0,05.
Dapat disimpulkansbahwa hipotesis ditolak, sehingga tidak terdapat perbedaansyang signifikan
pada kinerja keuangan BUSsdan BUK menggunakansrasio BOPO periode tahun 2016-2020.

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 204
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

Capital (Permodalan)
H7: Terdapat perbedaansyang signifikan pada kinerjaskeuangan BUS dan BUK
ditinjau dari rasio CAR periode tahun 2016-2020.
Berdasarkan Tabel 6sdapat diketahui bahwa nilaisAsymp. Sig. (2-tailed) sebesar
0,063>α 0,05. Dapatsdisimpulkan hipotesis ditolak, sehingga tidaksterdapat perbedaandyang
signifikan pada kinerjadkeuangan BUS dan BUK menggunakan rasio CAR periode tahun 2016-
2020.
Penilaian Analisis Kinerja Keuangan ditinjau dari rasio NPL/NPF
Penelitian ini melakukan penilaian aspek Risk Profile dengan risiko kredit
menggunakansrasio NondPerforming Loan (NPL)suntuk perbankan konvensional dancNon
PerformingcFinancing (NPF) untuk perbankanssyariah. Pengujian hipotesis yangxtelah
dilakukanxpeneliti diperoleh hasil bahwaxterdapat perbedaanxkinerja keuangan yang
signifikanzpada variabel rasiozNPL/NPF antara BUS dan BUK periode 2016-2020. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan rata-rata rasio keuangan tersebut pada BUS dan BUK
memiliki perbedaan.
Berdasarkan hasil dari olahan peneliti menunjukkan bahwa rata-rata risiko kredit pada
rasio NPL BUK sebesar 1,72% lebih rendah dibandingkan rasio NPF pada BUS sebesar 2,56%,
hal ini menunjukkanzbahwa pengelolaan risikoxkredit BUK lebih baiksdibandingkan BUS dan
memiliki kondisi risiko kredit yang sangat rendah selama periode 2016-2020. Hal yang
menyebabkan rasio NPL lebih rendah dibandingkan rasio NPF adalah BUK memiliki rata-rata
rasio dengan perolehan risiko kredit diatas 2% lebih sedikit sebanding dengan jumlah rata-rata
rasio dibawah 2% dengan kategori bank memiliki risiko kredit yang sangat rendah. Sebaliknya
BUS memiliki risiko kredit diatas 2% lebih banyak dari jumlah risiko kredit dibawah 2%.
Penyebab terjadinya kredit bermasalah yang tinggi dikarenakan lebih banyaknya jumlah debitur
atau penerima pinjaman (Beby, 2019). Tidak lancarnya suatu kredit atau pembiayaan
bermasalah bisa mengakibatkan tertundanya ataupun kegagalan penerimaan pendapatan bank
yang telah diharapkan dan berpengaruh terhadap perolehan laba (Asraf et al., 2020).
Berdasarkan tingginya rata-rata rasio NPL BUK sebanding dengan laba yang diperoleh dan
mempengaruhi rasio ROA dan ROE yang lebih tinggi dibandingkan BUS.
Penilaian Analisis KinerjasKeuangans ditinjau dari rasio LDR/FDR
Penelitian ini melakukanspenilaian aspek Risk Profilesdengan risiko likuiditas
menggunakansrasio Loan to DepositsRatio (LDR) pada perbankanskonvensionalsdan
Financing To Deposits Ratios(FDR) pada perbankan syariahxuntuk mengukur risiko likuiditas.
Pengujian.hipotesis yang telah dilakukan peneliti diperoleh hasilxbahwa tidak terdapat
perbedaan kinerjaxkeuangan yangxsignifikan rasio LDR/FDR antaraxBUS danxBUK periode
2016-2020. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rata-rata rasio keuangan tersebut pada BUS
dan BUK tidak jauh berbeda dan bisa menggambarkan perkembangan yang sama.
Berdasarkan dari hasil olahan data peneliti menunjukkan bahwaxrata-rata risiko
likuiditas pada rasioxFDR 82,26% padaxBUS lebih rendah dibandingkan rasio LDR 93,51%
pada BUK, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan risiko likuiditas BUS lebih baik
dibandingkan BUK. Risiko FDR yang rendah mampu menghadapi pengelolaan risiko likuiditas
pada BUS, sedangkan risiko LDR yang cukup tinggi diharapkan dapat menerapkan pengelolaan
yang lebih baik agar mampu memperbaiki risiko likuiditas pada BUK. Semakinxtinggi LDR
maka semakinxrendah pula kapasitas likuiditasxpadaxbank, karena semakinxbesar jumlah
modal yang dibutuhkan untuk pembiayaan pinjaman. Sebaliknya, LDR yangxrendah
menunjukkan tingkat ekspansixkredit yang rendahxdibandingkan dengan danaxyang
diterimanya, dan menunjukkansbahwa bank masih jauh dari optimalddalam menjalankan
fungsdintermediasinya. Manajemen bank yangskonservatif umumnya cenderungdmemiliki
LDR yangdrelatif rendah, sedangkan manajemen bankdyang agresif memiliki LDR

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 205
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

yangdtinggi atau melebihi batas toleransi (Sulistianingsih & Maivalinda, 2018).


Penilaian Analisis Kinerja Keuangan ditinjau dari Good CorporatexGovernance (GCG)
Penelitian ini melakukan penilaianxaspek Good CorporatesGovernanceddengan
indikator yang dilihat pada laporan pengelolaan GCG dan diukur menggunakan peringkat
komposit Self Assessment pada BUS maupun BUK.
Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan oleh peneliti menunjukkandbahwa tidak
terdapatfperbedaan kinerja keuangan yang signifikanfpada variabel GooddCorporate
Governancecantara BUS dan BUK periode 2016-2020. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
BUS dan BUK telah melaksanakancprinsip-prinsip GCGcdengancsangat baik.
Penilaian AnalisiscKinerja Keuangan ditinjau dari rasio ROA
Penelitian ini melakukan penilaian menggunakan rasioxReturn onxAsset (ROA) pada
aspek Earning. Padaffpengujianshipotesiscyang telahcdilakukan peneliti diperolehshasil.bahwa
tidakfterdapat perbedaanfkinerja keuangan yang signifikan padavrasio ROAxantara BUScdan
BUK periode 2016-2020. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rata-rata rasio keuangan
tersebut pada BUS dan BUK tidak jauh berbeda dan bisa menggambarkan perkembangan yang
sama.
Berdasarkan dari hasil olahan data peneliti menunjukkan bahwa rata-ratacrasio ROA
1,27% pada BUKclebih tinggi dibandingkancBUS sebesar 0,47%, hal ini menunjukkancbahwa
kinerjackeuangan BUK lebihcbaik dibandingkanckinerja keuangan BUS. Walaupun demikian,
kedua bank menunjukkan dalam kondisi kesehatan yang sangat memadai. Salah satu penyebab
rasio BUK lebih tinggi dibandingkan BUS adalah nilai tertinggi rata-rata rasio ROA diperoleh
oleh BUK sebesar 3,84% seiring dengan besarnya perolehan laba yang dihasilkan berdasarkan
laporan keuangan bank yang bersangkutan. Nilai ROA yangcsemakin besarcmenunjukkan
bahwa pengelolaan suatu aset banksdapat dikelola denganxbaik dan laba yang dihasilkan akan
semakin besar pula (Beby, 2019).
Penilaian Analisis Kinerja Keuangan ditinjau dari rasio ROE
Penelitian ini melakukan penilaian menggunakan rasio Return onxAsset (ROA) pada
aspek Earning. Pengujianxhipotesis penelitian inixyang telah dilakukan peneliti diperolehshasil
bahwa tidak terdapatsperbedaan kinerja keuangan yangdsignifikan pada rasio ROEdantara BUS
dandBUK periode 2016-2020. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rata-rata rasio keuangan
tersebut pada BUS dan BUK tidak jauh berbeda dan bisa menggambarkan perkembangan yang
sama.
Rasio ROE memiliki rata-rata 6,23% pada BUK lebih tinggi dibandingkan BUS sebesar
2,69%, hal inidmenunjukkan bahwadkinerja keuangan BUK lebihdbaik dibandingkan kinerja
keuangan BUS dan belum menggambarkan kondisi kesehatan yang baik pada keduanya.
Beberapa bank menghasilkan rata-rata rasio yang negatif diantaranya adalah PT. BankdPanin
DubaisSyariah -17,94%, PT. Bank Permata -3,64%, PT. Bank Jtrust Indonesia -23,31%, PT.
Bank of India Indonesia -15,86%, PT. Bank Qnb Indonesia -14,40%, PT. Bank KB Bukopin -
7,23%, PT. Bank MncsInternasional -8,03, PT. Bank Resona Perdania -0,21%, PT. Bank
Commonwealth -1,85%. Hasil rata-rata ROE yang rendah bisa disebabkan oleh posisi ekuitas
yang mengalami tekanan terutama akibat dari saldo laba yang mengalami defisit seiring dengan
peningkatan cadangan penurunan dari nilai akibat pelemahan kinerja pembiayaan.
Penilaian Analisis Kinerja Keuangan ditinjau dari rasio BOPO
Penelitian ini melakukan penilaian menggunakansrasio Beban Operasionalsterhadap
PendapatansOperasional (BOPO) pada aspek Earning. Pengujian hipotesis penelitian ini yang
telah dilakukan peneliti diperoleh hasilsbahwa tidak terdapatsperbedaan kinerja keuangan yang
signifikanspada variabel Earning dengan indikator rasio BOPO antara BUS dan BUK periode
2016-2020. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rata-rata rasio keuangan tersebut pada BUS

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 206
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

dan BUK tidak jauh berbeda dan bisa menggambarkan perkembangan yang sama. Rasio BOPO
memiliki rata-rata 84,33% pada BUK lebih rendah dibandingkan BUS sebesar 96,41%, halxini
menunjukkanxbahwa kinerja keuangan BUK lebih baiksdibandingkan kinerja keuangan BUS.
Tingginya rasio BOPO pada BUS salah satunya disebabkan nilai rata-rata pada statistik
deskriptif profitabilitas ROA dan ROE yang lebih rendah dibandingkan BUK.
Penilaian Analisis Kinerja Keuangan ditinjau dari rasio CAR
Penelitian ini melakukan penilaian aspek Risk Profile dilakukan dengan rasio Capital
AdequacysRatio (CAR). Pengujianshipotesis penelitian ini yang telahsdilakukan peneliti
diperoleh hasil bahwastidak terdapat perbedaan kinerjaxkeuangan yang signifikan padasrasio
CARsantara BUS dan BUK periode 2016-2020. Hasil penelitian tersebut menunjukkan rata-
rata rasio keuangan tersebut pada BUS dan BUK tidak jauh berbeda dan bisa menggambarkan
perkembangan yang sama.
Berdasarkan dari hasil olahan data peneliti menunjukkan bahwa rata-rata yang diperoleh
rasio CAR 263,53% pada BUK lebih tinggi dibandingkan BUS sebesar 18,78%, halsini
menunjukkansbahwa kinerjadkeuangan BUK lebihdbaik dibandingkan kinerja keuangan BUS
dan modal yang dimiliki BUK lebih tinggi dibandingkan BUS. Rata-rata rasio CAR berada
diatas 12% baik itu BUS maupun BUK yang berarti kondisi kesehatan yang sangat memadai
untuk keduanya. Dana dari pihak ketiga memiliki pengaruh pada rasio CAR, semakin besar
dana yang diterima dari debiturdmaka pengelolaan terhadapdrasio CAR dapat
dikontrolddengan baik (Beby, 2019). Berdasarkan statistik deskriptif LDR/FDR yang
menggunakan dana pihak ketiga sebagai indikator menunjukkan tingginya nilai rata-rata rasio
juga berpengaruh terhadap rasiocCAR pada BUK lebihctinggi dibandingkan BUS. RasiocCAR
yang tinggi menunjukkan permodalan suatu bank akan semakin baik dan memperlihatkan aset
tertimbang menurut risiko dapat dibiayai dari modal pada suatu bank (Asraf et al., 2020).
SIMPULAN
Berdasarkan hasilcanalisis dan pengujiancIndependent SamplesT-Test dansMann
Whitney, maka peneliti dapatsmenarik kesimpulan sebagai berikut. Terdapat perbedaansyang
signifikan pada kinerjaskeuangan BUS dansBUK ditinjau darisrasio NPL/NPFsperiode tahun
2016-2020. Tingkat kesehatan BUK berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan BUS
jika menggunakan rasio NPL/NPF periode tahun 2016-2020. Tidak terdapatsperbedaansyang
signifikan pada kinerjaskeuangan BUSsdan BUK ditinjau dari rasiosLDR/FDR periode tahun
2016-2020. Tingkat kesehatan BUS berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan BUK
jika menggunakan rasio LDR/FDR periode tahun 2016-2020. Tidak terdapatsperbedaan yang
signifikanspada kinerja keuangansBUS dan BUKsditinjau dari Good CorporatesGovernance
periode tahun 2016-2020. Tingkat kesehatan BUS dansBUK memilikispenerapan Good
CorporatesGovernance yang sama baiknya periode tahun 2016-2020. Tidak terdapatsperbedaan
yang signifikan padaskinerja keuangan BUS dan BUKsditinjau dari rasio ROA periodestahun
2016-2020. Tingkat kesehatan BUK berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan BUS
jika menggunakan rasio ROA periode tahun 2016-2020. Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja keuangan BUS dan BUK ditinjau dari rasio ROE periode tahun 2016-
2020. Tingkat kesehatan BUK berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan BUS jika
menggunakan rasio ROE periode tahun 2016-2020. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
pada kinerja keuangan BUS dan BUK ditinjau dari rasio BOPO periode tahun 2016-2020.
Tingkat kesehatan BUK berada dalam kondisi yang lebih baik dibandingkan BUS jika
menggunakan rasio BOPO periode tahun 2016-2020. Tidak terdapatsperbedaan yang signifikan
pada kinerjaskeuangan BUS dan BUK ditinjau dari rasioaCAR periode tahun 2016-2020.
Tingkat kesehatan BUS dan BUK dalam kondisi yang sangat memadai untuk keduanya jika
menggunakan rasio CAR periode tahun 2016-2020.

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416


CURRENT: Jurnal Kajian Akuntansi dan Bisnis Terkini. 207
Vol. 3, No. 2 Juli 2022, pp. 191-208

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyadari masih memiliki keterbatasan dalam
melakukanspenelitian, adapunsketerbatasan penelitian adalahssebagai berikut. Penelitian ini
hanya dilakukan pada Bank Umum Syariahsdan BanksUmum Konvensional, sehingga
penelitiansini belum tentu berlaku untuk perusahaan lainnya yang memiliki ketentuan atau
peraturan yang berbeda. Pada variabel Risk Profile hanya berfokus pada kinerja keuangan
dengan memanfaatkan risikoskredit menggunakan NPL/NPF, dansrisiko likuiditas
menggunakan LDR/FDR, sedangkan terdapat delapan (8) faktor risiko. Penelitian ini hanya
dapat dijadikan sebagai acuan dalam menganalisis pada subjek atausobjek penelitian
selanjutnya, sehingga menyebabkan hasilspenelitian memiliki perbedaan hasil jika
menggunakan subjek atau objek penelitian yang berbeda.
Berdasarkan hasilspenelitian dan kesimulan diatas, makasdapat dikemukakansimplikasi
teoritis dansimplikasi praktis yangsdapat diberikanspeneliti adalah sebagai berikut. Implikasi
teoritis, analisis kinerjaskeuangan dan penilaian tingkat kesehatansbank menggunakansmetode
Risk-based Bank Rating menghasilkan bahwa terdapat perbedaan kinerja keuangan yang
menggambarkan bahwa rata-rata rasio keuangan pada BUS dan BUK memiliki perbedaan
secara statistik antara BUS dan BUK padasrasio NPL/NPF, sedangkanspada rasio LDR/FDR,
GCG, ROA, ROE, dan BOPO tidak terdapat perbedaanskinerja keuanganxyang
menggambarkan bahwa rata-rata rasio keuangan pada BUS dan BUK tidak jauh berbeda dan
bisa menggambarkan perkembangan yang sama. Implikasi praktis, hasil pada penelitian ini
digunakan dengan tujuan sebagai acuan bagi perusahaan ataupun pengguna informasi lainnya
seperti investor atau peneliti selanjutnya. Perusahaan dapat memperbaiki kinerjanya untuk
mempertahankanskinerja yang baiksdan meningkatkannya untuk menjadi lebih baik lagi.
SARAN
Berdasarkan hasilspenelitian dan kesimpulan diatas, makassaran-saran yangsdapat
diberikan peneliti adalah sebagaisberikut. Diharapkan BUS dan BUK hendaknya memperbaiki
kinerja keuangan dan mempertahankan kinerjanya agar lebih baik kedepannya sehingga
mampu bersaing serta mampu menghadapi masalah-masalah yang terjadi di masa mendatang.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambahkan indikator rasioskeuangan yang dapat
menunjang aspek metode RisksBased-bank Rating (RBBR), memperbaharui sampel BUS dan
BUK bahkan bisa memperluas tidak hanya bank umum yang terdapat di Indonesia saja namun
di luar negara Indonesia, peneliti selanjutnyasjuga disarankan untuksmemperpanjangsperiode
penelitian sehingga dapat menghasilkan hasil penelitiansyang lebihsbaik lagi.
REFERENSI
Amelia, E., & Aprilianti, A. C. (2018). Penilaian Tingkat Kesehatan Bank: Pendekatan CAMEL
& RGEC (Studi pada Bank Maybank Syariah Indonesia Periode 2011-2016). Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan Islam, 6(2), 189–207.
Asraf, A., Yurasti, Y., & Suwarni, S. (2020). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Syariah Mandiri dengan Bank Mandiri Konvensional. MBIA, 18(3), 121–136.
https://doi.org/10.33557/mbia.v18i3.751
Bank Indonesia. (2011). Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank. In Peraturan Bank Indonesia (pp. 1–31).
Beby, A. (2019). Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank Syariah dan Bank
Konvensional dengan Menggunakan Metode RGEC (Risk Profile, Good Cooporate
Governance, Earnings and Capital). Trilogi Accounting and Business Research, 01(01),
100–122. https://dx.doi.org/10.10022/tabr.2019.08.10022
Bilal, Z. O., Durrah, O. M., & Atiya, T. M. (2016). Comparative Study on Performance of
Islamic Banks and Conventional Banks: Evidence from Oman. International Journal of
Economics and Financial Issues, 6(4), 1835–1841.

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Riau


Niken Hustilah, Yudi Yudi, Riski Hernando 208
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN RBBR PADA BUS DAN BUK DI INDONESIA
PERIODE 2016-2020

Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS for Windows. In
Semarang: BP Undip. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kristianingsih. (2019). Penggunaan Metode Risk Governance Earnings Capital untuk
Perbandingan Kinerja Keuangan pada Bank Umum Pemerintah dan Bank Umum
Swasta Nasional di Indonesia. Sigma-Mu, 11(1), 49–62.
Lupa, W., Parengkuan, T., & Sepang, J. (2016). Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan
Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional dengan Metode CAMEL. Jurnal
Berkala Ilmiah Efisiensi, 16(01), 694–705.
Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 04/POJK.03/2016
Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. In Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (p. 33).
Otoritas Jasa Keuangan. (2017a). Ikhtisar Perbankan. https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/
ikhtisar-perbankan/Pages/Lembaga-Perbankan.aspx
Otoritas Jasa Keuangan. (2017b). Statistik Perbankan Indonesia 2017. In Statistik Perbankan
Indonesia 2017 (Vols. 16, No. 1, p. 195).
Otoritas Jasa Keuangan. (2017c). Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor
14/SEOJK.03/2017 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. In Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (p. 33).
Otoritas Jasa Keuangan. (2019). Statistik Perbankan Desember 2019. In Otoritas Jasa
Keuangan Indonesia Desember 2019 (Vol. 12, Issue 1).
Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Snapshot Perbankan Syariah Indonesia 2020 (Posisi Desember
2020). In Snapshot Otoritas Jasa Keuangan (pp. 1–6).
Otoritas Jasa Keuangan. (2021). Roadmap Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia 2020-
2025. https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/
Roadmap-Pengembangan-Perbankan-Syariah-Indonesia-2020-2025.aspx
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif. jakarta: alfabeta.
Sukmawati, N. M. E., & Purbawangsa, I. B. A. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga, Pertumbuhan Kredit, Risiko Kredit, Likuiditas, dan Kondisi Ekonomi terhadap
Profitabilitas. E-Jurnal Manajemen Unud, 5(9), 248723.
Sulisnaningrum, E. (2019). Analisis Kinerja Keuangan Bank dengan Metode CAMEL pada
Bank Muamalat dan Bank Syariah Mandiri di Surabaya. Akuntansi Jaya Negara, 11(1),
1–9.
Sulistianingsih, H., & Maivalinda. (2018). Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank
Konvensional dan Bank Syariah dengan Menggunakan Pendekatan RGEC. Menara
Ekonomi, IV(1), 39–47.
Suyanto, & Gio, P. U. (2017). Statistika Nonparametrik dengan SPSS, Minitab, dan R. Medan:
USU Press.
Thayib, B., Murni, S., & Maramis, J. B. (2017). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Syariah dan Bank Konvensional. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen,
Bisnis Dan Akuntansi, 5(2), 1759–1768.

E ISSN 2721-1819 | P ISSN 2721-2416

You might also like