Sonnykalangi,+151 +Fiska+M+Muhammad+863-68

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

PERBANDINGAN NYERI YANG TERJADI 24 JAM PASCA OPERASI


PADA PENDERITA YANG DIBERIKAN ANESTESIA UMUM DAN
ANESTESIA SPINAL

1
Fiska M. Muhammad
2
Lucky Kumaat
2
Iddo Posangi

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Anastesi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: [email protected]

Abstract: Pain can be described as an unpleasant sensory and emotional experience associated
with tissue damage which has already occured or potentially will be occurred. General
anesthesia is oftenly perfomed on a wide range of surgical procedures. There are two
techniques of general anesthesia: inhalation anesthesia and intravenous anesthesia. Spinal
anesthesia is one of the simplest and most reliable of regional anesthesia technique. This study
aimed to compare the pain between general anesthesia and spinal anesthesia 24 hours post
operative. This was an analytical prospective study. Samples were 24 patients consisting of 12
patients with general anesthesia and 12 patients with spinal anesthesia. The inclusion criteria
were patients aged 20-60 years old, duration of operation 1-4 hours, and the operations were
caesarean section and hysterectomy. The pain assessment used VAS score as well as blood
pressure, pulse, and respiration. Data were statistically analyzed by using the Mann-Whitney
test and showed a p-value 0.876. Conclusion: There was no significant difference in 24-hour-
post-operative pain using VAS score among patients with general anesthesia and with spinal
anesthesia.
Keywords: VAS scores, general anesthesia, spinal anesthesia.

Abstrak: Nyeri dapat digambarkan sebagai suatu pengalaman sensorik dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi
terjadi. Anestesia umum sering dilalukan pada berbagai macam prosedur pembedahan dan
terbagi atas anestesia inhalasi dan anestesia intravena. Anestesia spinal merupakan salah satu
anestesia yang paling sederhana dan paling dapat diandalkan dari tehnik anestesia regional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nyeri pada pemberian anestesia
umum dan anestesia spinal 24 jam pasca operasi. Penelitian ini menggunakan metode analitik
prospektif. Terdapat 24 sampel yang terbagi atas 12 penggunaan anestesia umum dan 12
penggunaan anestesia spinal, dengan kriteria rentang umur pasien 20-60 tahun, lama operasi 1-
4 jam serta jenis pembedahan seksio sesarea dan histerektomi. Penilaian nyeri menggunakan
skor VAS serta tekanan darah, nadi dan respirasi. Data diolah dengan menggunakan program
SPSS versi 20. Hasil uji statistik Mann-Whitney mendapatkan nilai p= 0,876 yang
menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna dari skor VAS. 24 jam pasca operasi dengan
anestesia umum dan anestesia spinal. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna nyeri 24
jam pasca operaasi dinilai dengan skor VAS pada pemberian anestesia umum dan anestesia
spinal.
Kata kunci: Skor VAS, anestesia general, anestesia spinal

863
Muhammad, Kumaat, Posangi: Perbandingan nyeri yang...

Perkembangan anestesia dalam bidang sistem organ; yang paling umum ialah mual
pembedahan berasal dari keinginan untuk dan muntah pasca operasi (PONV),
menghilangkan rasa nyeri waktu hipoksia, hipotermia, dan ketidakstabilan
pembedahan, tetapi kehilangan rasa nyeri kardiovaskuler. Pada tahun 2002, Studi
bukan satu-satunya, atau bahkan merupa- Pemantauan Insiden Australia (AIMS)
kan tanggung jawab utama ahli anestesia melaporkan gangguan napas (183 ~ 43%)
modern. Tugas utamanya masa kini ialah dan gangguan kardiovaskuler (99 ~ 24%)
mempertahankan jiwa penderita dalam merupakan mayoritas dari 419 insiden di
menghadapi bahaya pembedahan; ruang pemulihan. Setiap upaya harus
menghilangkan rasa nyeri; dan memper- dilakukan untuk memastikan kondisi
siapkan penderita memasuki proses optimal sebelum dimulainya anetesia dan
pembedahan.1 mengikuti langkah-langkah yang bertujuan
Pasca anestesia dilakukan pemulihan untuk mencegah komplikasi ini.4
dan perawatan pasca operasi anestesia pada Menurut International Association for
ruang pulih, yaitu rungan khusus pasca the Study of pain (IASP) Task Force, 1994,
anestesia atau bedah yang berada di nyeri dapat digambarkan sebagai “suatu
kompleks kamar operasi yang dilengkapi pengalaman sensorik dan emosional yang
dengan tempat tidur khusus, alat pantau, tidak menyenangkan yang berkaitan
alat/obat resusitasi, tenaga terampil dalam dengan kerusakan jaringan yang sudah atau
bidang resusitasi dan gawat darurat serta berpotensi terjadi, atau dijelaskan
disupervisi oleh Dokter Spesialis berdasarkan kerusakan tersebut.” Nyeri
Anestesiologi dan Spesialis Bedah. Ttujuan dapat diklasifikasikan berdasarkan pato-
perawatan pasca anestesia atau bedah pada fisiologi, etiologi, dan lokasi. Klasifikasi
ruang pulih ialah: 1) Memantau secara tersebut dapat bermanfaat dalam pemilihan
kontinyu dan mengobati secara cepat perawatan modalitas dan pengobatan.
masalah respirasi dan sirkulasi; 2) Ketika nyeri pasca operasi tidak terkontrol
Mempertahankan kestabilan sistem dapat menimbulkan efek nyeri akut seperti
respirasi dan sirkulasi; 3) Memantau respon fisiologik yang lama dan
perdarahan luka operasi dan 4) Mengatasi menimbulkan efek kronis seperti
atau mengobati masalah nyeri pasca bedah. pemulihan yang panjang dan dapat menjadi
Dengan demikian pasien pasca operasi dan nyeri kronis.5-6
anestesia dapat terhindar dari komplikasi Penilaian derajat nyeri dapat dilakukan
yang disebabkan karena operasi atau dengan penilaian kuantifikasi dan kualitatif.
pengaruh dari anestesia.2 Penilaian kuantifikasi mengunakan skor
Indikasi untuk operasi sesar darurat penilaian Visual Analog Scale (VAS),
termasuk perdarahan yang berat, seperti penilaian fungsional, dan pengukuran
plasenta previa, plasenta abruption, atau biologis. Penilaian kualitatif dengan
ruptur uterus, prolaps atau turunnya tali melihat penampilan pasien, meminta pasien
pusat dan gawat janin. Dalam kasus untuk menjelaskan rasa sakitnya, dan nilai
tertentu dimana persalinan yang segera nyeri untuk memastikan analgesia yang
maka anestesia spinal yang paling tepat.7
mungkin. Dalam penelitian 22% dari Mayoritas nyeri pasca operasi cirinya
perempuan yang menerima anestesia ialah nosiseptif tetapi sebagian kecil pasien
regional membutuhkan induksi intra- dapat mengalami nyeri neuropatik pasca
operatif dari anestesia umum. Para penulis operasi. Nyeri nosiseptif merespon terbaik
menyimpulkan bahwa anestesia spinal ialah terhadap opioid dan obat antiinflamasi non-
teknik anestesia yang disukai untuk sesar steroid (NSAID) yang telah terbukti efektif
elektif.3 dalam pengobatan nyeri pasca operasi.
Anestesia umum dan operasi mungkin Selain itu, bila menggunakan opioid secara
akan disertai oleh sejumlah gangguan signifikan dapat mengurangi kejadian efek
fisiologis yang memengaruhi berbagai samping mual muntah pasca operasi dan
864
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

sedasi. NSAID sepereti keterolac biasanya tekanan darah diastolik kelompok anestesia
digunakan sebagai bagian dari pendekatan spinal 81,67.
multimodal untuk penanganan nyeri
perioperatif akut.8 Tabel 2. Distribusi Berdasarkan Umur
Penelitian ini bertujuan untuk Responden
mengetahui perbandingan efek dari
anestesia umum dan anestesia spinal pada Umur n %
keluhan nyeri 24 jam pasca operasi 16 – 25 tahun 5 20,8
abdomen 26 – 35 tahun 10 41,7
36 – 45 tahun 7 29,2
46 – 55 tahun 2 8,3
METODE PENELITIAN
Total 24 100
Jenis penelitian ini analitik prospektif.
Subyek penelitian ialah seluruh pasien Tabel 3. Rata-rata Tekanan Darah Kelompok
pasca operasi abdomen dengan anastesi anestesia umum dan anestesia spinal
umum dan spinal di RSUP Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Tempat penelitian di Variabel Mean
laksanakan di RSU Prof. dr. R.D. Kandou TDS Kelompok Anestesia umum 125,83
Manado. Penelitian ini dilaksanakan pada TDS Kelompok Anestesia Spinal 118,33
bulan November 2014 sampai dengan TDD Kelompok Anestesia umum 80,91
Desember 2014. TDD Kelompok Anestesia Spinal 81,67

HASIL PENELITIAN Tabel 4 menunjukkan hasil uji statistik,


Jumlah subjek penelitian 24 orang perbandingan tekanan darah sistolik dan
yang terbagi menjadi 2 kelompok yaitu diastolik pada kelompok general anestesia
kelompok anestesia umum dan anestesia dan spinal anestesia. Pada tekanan darah
spinal, dengan masing – masing 12 subjek sistolik didapatkan nilai p = 0,672,
tiap kelompok. Tabel 1 menjelaskan bahwa sedangkan pada tekanan darah diastolik
terdiri atas 12 pasien (50%) dengan didapatkan nilai p = 0,369. Hal ini
anastesi umum dan 12 pasien (50%) menunjukkan tidak terdapat perbedaan
dengan anastesi spinal. yang bermakna antara tekanan darah baik
tekanan darah sistolik maupun tekanan
Tabel 1. Distribusi Berdasarkan Jenis Anastesi darah diastolik pada kelompok general
Responden anastesi dan spinal anastesia.

Jenis Anastesi n % Tabel 4. Uji Statistik TD Operasi Kelompok


General Anastesi 12 50 anestesia umum dan anestesia spinal
Spinal Anastesi 12 50
Total 24 100 Variabel P
TDS Kelompok Anestesia umum
0,672
Tabel 2 menjelaskan bahwa sebagian TDS Kelompok Anestesia Spinal
besar responden berumur 26-35 tahun TDD Kelompok Anestesia umum
0,369
TDD Kelompok Anestesia Spinal
dengan jumlah 10 responden (41,7%)
sedangkan yang paling sedikit kategori
umur 46-55 tahun dengan jumlah 2 Tabel 5 menjelaskan bahwa rata-rata
responden (8,3%). denyut nadi kelompok general anastesi
Tabel 3 menjelaskan bahwa rata-rata adalah 87 x/m sedangkan rata-rata denyut
tekanan darah sistolik (TDS) kelompok nadi kelompok spinal anastesi adalah 85
anestesia umum 125,83, dan sistolik untuk x/m.
kelompok anestesia spinal 118,33. Rata – Tabel 6 memperlihatkan bahwa hasil
rata tekanan darah diastolik (TDD) uji statistik denyut nadi pada kelompok
kelompok anestesia umum 80,91, dan general anestesia dan spinal anestesia
865
Muhammad, Kumaat, Posangi: Perbandingan nyeri yang...

dengan p = 0,369. Hal ini dapat skor VAS setelah 24 jam pada kelompok
menunjukkan bahwa denyut nadi untuk GA dan SA. Secara keseluruhan skor VAS
kelompok general anestesia dan spinal pada setelah 24 jam hampir sama jika
anestesia tidak terdapat perbedaan yang dihubungkan dengan nilai rata-rata kedua
bermakna. kelompok ini, seperti tersaji pada tabel 9
berikut.
Tabel 5. Rata-rata Denyut Nadi Kelompok
anestesia umum dan anestesia spinal
88 8 88 8 88 8 88
Variabel Mean 8 7 7 77 7 7 7 77

6 55 5
Nadi Kelompok anestesia umum 87
Nadi Kelompok anestesia spinal 85 4

2
0
Tabel 6. Uji Statistik Denyut Nadi kelompk 0
anestesia umum dan anestesia spinal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Variabel P Kelompok AU Kelompok AS


Nadi Kelompok anestesia umum
0,369
Nadi Kelompok anestesia spinal Gambar 1. Perbandingan Skor VAS Setelah 24
Jam Kelompok anestesia umum dan anestesia
spinal
Tabel 7 menunjukkan bahwa rata –
rata laju napas setelah 24 jam kelompok Tabel 9 memperlihatkan perbedaan
general anestesia 20,17, sedangkan laju secara keseluruhan skor VAS sebelum 24
napas kelompok spinal anestesia 20,83. jam kelompok AU dan AS dan skor VAS
setelah 24 jam kelompok AU dan AS.
Tabel 7. Rata – rata laju napas kelompok
anestesia umum dan anestesia spinal
Tabel 9. Rata-rata Skor VAS Sebelum dan
Setelah 24 Jam Kelompok anestesia umum dan
Variabel Mean
anestesia spinal
Laju napas anestesia umum 20,17
Laju napas anestesia spinal 20,83 Skor VAS Mean
Skor VAS kelompok AU sebelum 24 Jam 6,0
Tabel 8 menunjukkan hasil uji statistik, Skor VAS kelompok AS sebelum 24 Jam 5,9
perbandingan laju napas kelompok general Skor VAS kelompok AU setelah 24 Jam 6,67
anestesia dan laju napas kelompok spinal Skor VAS kelompok AS setelah 24 Jam 7,1
anestesia p = 0,193. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak terdapat perbedaan yang Tabel 10 menjelaskan tentang hasil uji
bermakna laju napas napas kelompok statistik menggunakan Uji Mann-Whitney
general anestesia dan spinal anestesia dimana perbandingan rerata nilai p skor
setelah 24 jam operasi. VAS sebelum 24 Jam GA dan skor VAS
sebelum 24 Jam SA adalah p = 0,822
Tabel 8. Uji statistik laju napas kelompok (α>0,05) yang berarti tidak terdapat
anestesia umum dan anestesia spinal perbedaan efek dari anestesia umum (AU)
dan anestesia spinal (AS) pada keluhan
Variabel P nyeri sebelum 24 jam pasca operasi
Laju napas anestesia umum abdomen, sedangkan perbandingan rerata
0,193
Laju napas anestesia spinal nilai p skor VAS setelah 24 jam AU dan
skor VAS setelah 24 jam AS dengan p =
Gambar 1 menunjukkan perbandingan 0,876 (α>0,05) yang berarti tidak terdapat

866
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor 3, September-Desember 2015

perbedaan efek dari general anestesia dan sedangkan kelompok AS 85x/m, dengan
spinal anestesia pada keluhan nyeri setelah hasil uji statistik menunjukkan nilai p =
24 jam pasca operasi abdomen. 0,369. Hal ini juga dapat menunjukkan
bahwa denyut nadi untuk kelompok general
Tabel 10. Uji Satistik Rerata Skor VAS anestesia dan spinal anestesia tidak terdapat
Kelompok Sebelum dan Setelah 24 Jam perbedaan yang bermakna.
Untuk laju napas AU dan AS
Kelompok p didapatkan nilai rata – rata kelompok AU
Skor VAS Sebelum 24 Jam AU adalah 20,17, sedangkan rata – rata laju
0,822 napas AS 20,83, untuk hasil uji statistik
Skor VAS Sebelum 24 Jam AS
didapatkan perbandingan laju napas
Skor VAS Setelah 24 Jam AU kelompok general anestesia dan spinal
0,876
Skor VAS Setelah 24 Jam AS anestesia p = 0,193. Hal ini juga dapat
menunjukkan bahwa pada laju napas AU
BAHASAN dan AS tidak terdapat perbedaan bermakna.
Pada penelitian ini sampel penelitian Pengukuran skala nyeri diukur melalui
ialah pasien yang melakukan operasi metode VAS sebelum 24 jam pada
Seksio sesaria dan Histerektomi dengan kelompok AU dan AS di peroleh nilai rata
menggunakan anestesia umum (AU) dan – rata sebesar 6 dan 5,9. Nilai ini termasuk
anestesia spinal (AS) pada RSUP Prof. Dr. dalam kategori nyeri sedang. Apabila
R. D. Kandou Manado yang dilaksanakn dibandingkan dengan skor VAS setelah 24
pada bulan November 2014 sampai jam operasi pada kelompok AU dan AS di
Desember 2014. peroleh nilai rata – rata sebesar 6,67 dan
Jenis anestesia yang diberikan pada 7,71, yang masih tergolong dalam kategori
responden penilitian masing-masing 12 nyeri sedang – berat.
responden (50%) dengan AU dan 12 Rahmatsyah9 menyatakan bahwa tidak
responden (50%) dengan AS. terdapat perbedaan bermakna tingkat nyeri
Rata – rata golongan umur kelompok pasca pembedahan penggunaan keterolak
anestesia umum 36 tahun dan kelompok dan parecoxib sebagai premptif analgesik.
anestesia spinal 32 tahun. Kategori umur Nyeri merupakan respon langsung
ini merupakan kelompok kategori usia terhadap kejadian atau peristiwa yang tidak
dewasa muda. menyenangkan yang berhubungan dengan
Dalam hal perbandingan tanda – tanda kerusakan jaringan, seperti luka, inflamasi.
vital pada tabel diperoleh nilai rata – rata Nyeri juga dapat dikatakan sebagai
tekanan darah sistolik pada kelompok AU perasaan sensoris dan emosional yang tidak
125,83 mmHg, sedangkan tekanan darah enak dan yang berkaitan dengan (ancaman)
sistolik pada kelompok AS 118,33 mmHg, suatu perasaan pribadi dimana ambang
dan tekanan darah untuk diastolik pada toleransi nyeri berbeda – beda bagi setiap
kelompok AU 80,91 mmHg, sedangkan orang.5
tekanan darah diastolik pada kelompok AS Hasil uji rata – rata skor VAS pada
81,67 mmHg. Untuk hasil uji statistik kelompok sebelum operasi dan setelah 24
tekanan darah sistolik kelompok AU dan jam operasi diperoleh nilai p = 0,822 yang
AS p = 0,672, sedangkan tekanan darah berarti tidak terdapat perbedaan efektifitas
diastolik kelompok AU dan AS p = 0369. dari AU dan AS pada keluhan nyeri
Hal ini menunjukkan tidak terdapat sebelum operasi dan 24 jam setelah operasi.
perbedaan bermakna antara tekanan darah Sedangkan perbandingan rata – rata nilai p
baik tekanan darah sistolik maupun tekanan skor VAS setelah 24 jam operasi general
darah diastolik pada kelompok AU dan AS. anestesia dan spinal anestesia adalah p =
Perbandingan denyut nadi pada AU 0,876 yang berarti tidak terdapat perbedaan
dan AS: nadi dengan kelompok AU 87x/m, efektifitas dari AU dan AS pada keluhan
nyeri setelah 24 jam operasi.
867
Muhammad, Kumaat, Posangi: Perbandingan nyeri yang...

Hasil penelitian ini sejalan dengan DAFTAR PUSTAKA


Rahmatsyah9 yang menyatakan tidak 1. Boulton TB, Blogg CE. In: Wulandari W
terdapat perbedaan yang bermakna skor D, editor. Anestesiologi (10th ed).
VAS pasca pembedahan. Proses pemberian Jakarta: Indeks, 2013; p. 4-5.
edukasi pada pasien juga menjadi hal yang 2. Mangku G, Senapathi TGA. Wiryana IM,
penting sebelum dilakukan pembedahan. Sinardja IK, Sujana IBG, Budiarta IG,
editors. Buku ajar ilmu anestesi dan
Pemberian informasi kepada pasien tentang
reanimasi. Jakarta: Indeks, 2010;
nyeri pasca bedah dan penanganannya akan p.138-9.
memberikan dampak yang baik dalam 3. Chestnut DH, Dewan DM, Redick LF,
penanganan nyeri, sehingga pasien dapat Caton D, Spielman FJ. Anesthetic
mempunyai harapan tentang penanganan Management for Obstetric
nyeri, sehingga pasien dapat berpikir (nyeri Hysterectomy. Journal
teratasi, bukan tanpa nyeri sama sekali). Anesthesiology. 1989;70:607-10.
Informasi yang dapat diberikan termasuk 4. Miller RD, Erikson LI, Wiener JP,
pentingnya penanganan nyeri pasca bedah, Young WL. Miller’s anesthesia (7th
metode – metode yang dapat dilakukan ed). USA: Living stone, 2002; C 85.
5. Price SA, Wilson LM. Patofisiologi konsep
untuk penanganan nyeri pasca bedah,
klinik proses penyakit (6th ed).
rutinitas pasien dalam penanganan nyeri
Jakarta: EGC, 2003; p. 1062.
pasca pembedahannya.9 6. Breivik H, Borchgrevink PC, Allen SM,
Rosseland LA, Romundstad L,
SIMPULAN Hals EKB, et al. Assessment of pain.
Berdasarkan hasil penelitian dan British Journal of Anaesthesia.
bahasan dapat disimpulkan bahwa tidak 2008;101:17-24.
terdapat perbedaan bermakna antara 7. Keat S, Bate ST. Anaesthesia on the move.
pemberian anestesia umum dan spinal Mackinnon, Keat S, Locke T, Walker
setelah 24 jam operasi dalam hal rerata skor A, editors. Jakarta: Indeks, 2013; p.
VAS, rerata tekanan darah sistolik, rerata 93-6.
tekanan darah diastolik rerata denyut, dan 8. Arici S, Gurbet A, Turker G,
Yavascaoglu B, Sahun S.
laju napas.
Preemptive Analgesic Effect of
Intravenous Paracetamol in Total
SARAN Abdominal Hysterectomy. Clinical
Disarankan para praktisi medis untuk Trias-Clinic Calisma AGRI
memperhatikan penanganan yang baik 2009;21(2):54-61.
pasca pembedahan agar dapat mengurangi 9. Rahmatsyah. Perbandingan Efek Analgesia
respon nyeri yang dirasakan penderita. Parecoxib dengan Keterolak sebagai
Preemptif Analgesia pada Anestesia
Umum [Tesis]. Medan: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera
Utara; 2008.

868

You might also like