Materi K3L ISO 45001 Sulardjaka
Materi K3L ISO 45001 Sulardjaka
Materi K3L ISO 45001 Sulardjaka
1
3/2/2024
SMK3
Berbasis ISO 45001:2018
oleh :
SULARDJAKA
Pengantar
• Kecelakaan kerja yang terus terjadi di seluruh dunia, termasuk Indonesia telah
mendorong ISO untuk mempublikasikan ISO 45001:2018. Menurut International
Labour Organization atau ILO (2015), setiap tahun lebih dari 2,3 juta perempuan
dan laki-laki meninggal di tempat kerja akibat kecelakaan kerja atau penyakit
akibat kerja. Lebih dari 350.000 orang meninggal karena kecelakaan kerja fatal
dan hampir 2 juta orang meninggal karena penyakit akibat kerja.
2
3/2/2024
Pengantar
• Untuk itu, dengan dipublikasikannya ISO 45001:2018 diharapkan kecelakaan
kerja dapat menurun dan tempat kerja menjadi aman serta sehat.
3
3/2/2024
Pengantar
• Pada tahun 2013, ISO menginisiasi penyusunan standar
internasional untuk SMK3 dan membentuk ISO Project Committee
(PC) 283 untuk mengembangkan standar ISO, yaitu ISO 45001
Occupational Health and Safety Management Systems –
Requirements with Guidance for Use. Standar ini akan
menggantikan BS OHSAS 18001:2007. Dengan persiapan lebih dari
5 tahun, setelah melalui tinjauan dari berbagai kalangan profesional
termasuk ILO, maka sejak Maret 2018 SMK3 berdasarkan ISO
45001:2018 diberlakukan sebagai standar internasional dengan
menggunakan struktur tingkat tinggi atau high level structure,
sehingga dapat diintegrasikan dengan standar sistem manajemen
ISO lainnya.
7
Pengantar
• Pada tahun 2019, Badan Standardisasi Nasional (BSN), sebagai
lembaga pemerintah non kementerian yang bertanggung jawab
dalam pengembangan dan pembinaan di bidang standardisasi dan
penilaian kesesuaian di Indonesia mengadopsi ISO 45001:2018
secara identik menjadi Standar Nasional Indonesia atau SNI, yaitu
SNI ISO 45001:2018. Hal ini dilakukan agar memudahkan dan
memperluas dalam penerapan standar tersebut bagi seluruh
organisasi atau perusahaan di Indonesia.
4
3/2/2024
• UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja jika ditinjau dari aspek moral
dan sosiologis adalah sebagai upaya perlindungan tenaga kerja dari sumber-
sumber bahaya yang terdiri dari: kondisi mesin, pesawat, alat kerja serta peralatan
kerja lainnya, bahan-bahan, lingkungan, sifat pekerjaan, cara kerja dan proses
produksi, dimana tenaga kerja memiliki hak asasi untuk mendapatkan jaminan
keamanan dan keselamatan.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Permenakertrans) No. 05
Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah
mengakomodinir pola konsep penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud di dalam UU No. 1 Tahun 1970 dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, serikat pekerja/buruh, kondisi dan lingkungan kerja
yang terintegrasi dengan manajemen dalam rangka mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, sehingga tercipta tempat kerja yang
aman, efisien dan produktif.
9
10
5
3/2/2024
11
11
12
12
6
3/2/2024
13
13
• ISO 45001:2018 tentang SMK3 telah dipublikasikan oleh ISO pada tanggal 12
Maret 2018. ISO 45001:2018 ini mengikuti pola High Level Structure (HLS) yang
mengacu pada Annex SL agar mudah diintegrasikan dengan sistem manajemen
lainnya seperti ISO 9001:2015 tentang Sistem Manajemen Mutu dan ISO
14001:2015 tentang Sistem Manajemen Lingkungan.
• ISO 45001:2018 dapat digunakan oleh organisasi apapun tanpa memandang
ukuran dan jenis organisasi, baik organisasi yang berukuran besar, sedang
maupun kecil.
14
14
7
3/2/2024
15
16
16
8
3/2/2024
• Sama seperti standar sistem manajemen ISO yang lain, ISO 45001:2018
dibangun dengan pendekatan “plan-do-check act” atau PDCA. Dalam konteks
SMK3, pendekatan PDCA adalah sebagai berikut:
• Plan: menetapkan ruang lingkup, konteks dan kebijakan K3. Kemudian,
menentukan bahaya dan risiko di tempat kerja yang berpengaruh potensial
terhadap cedera dan gangguan kesehatan akibat kerja pada pekerja. Selain
itu, untuk menentukan persyaratan hukum dan persyaratan lainnya yang
ditetapkan untuk melindungi pekerja dari cedera dan gangguan kesehatan
akibat kerja. Selanjutnya, menetapkan program untuk memperbaiki kinerja
K3.
17
17
18
18
9
3/2/2024
19
20
20
10
3/2/2024
21
21
2. Rekaman wajib:
a) risiko dan peluang K3 dan tindakan untuk mengatasinya (klausul 6.1.1)
b) hukum dan persyaratan lainnya (klausul 6.1.3)
c) bukti kompetensi (klausul 7.2)
d) bukti komunikasi (klausul 7.4.1)
e) perencanaan untuk tanggap pada situasi darurat yang potensial (klausul
8.2)
f) hasil pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi kinerja (klausul 9.1.1)
22
22
11
3/2/2024
23
24
12
3/2/2024
25
25
26
26
13
3/2/2024
27
27
KONTEKS ORGANISASI
Klausul 4 ISO 45001:2018 memberikan definisi konteks organisasi
dan menjelaskan bagaimana konteks ini harus digunakan untuk
memahami tujuan organisasi.
Konteks organisasi adalah pertimbangan utama yang harus diambil
ketika mengembangkan dan mengimplementasikan pernyataan misi
K3, pernyataan kebijakan K3, dan sasaran.
Konteks organisasi didefinisikan orang atau sekelompok orang yang
memiliki fungsi secara tersendiri berikut tanggung jawab, wewenang
dan hubungan untuk mencapai tujuannya.
28
28
14
3/2/2024
KONTEKS ORGANISASI
Konsep organisasi termasuk, tetapi tidak terbatas pada pedagang
tunggal, perusahaan, perusahaan, firma, perusahaan, otoritas,
kemitraan, lembaga amal atau institusi, bagian atau kombinasinya,
apakah tergabung atau tidak, publik atau swasta.
29
29
KONTEKS ORGANISASI
Elemen-elemen kunci terkait konteks organisasi meliputi:
1. pihak yang berkepentingan (pemangku kepentingan), di samping
pekerja (ISO 45001 mendefinisikan manajer, penyelia, dan
pemimpin senior sebagai “pekerja”),
2. kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak berkepentingan lainnya,
3. persyaratan hukum,
4. perbedaan kebutuhan antara pekerja manajerial dan non-
manajerial.
30
30
15
3/2/2024
KONTEKS ORGANISASI
Organisasi bebas menentukan ruang lingkup SMK3 tetapi harus
menentukan isu-isu eksternal dan internal yang relevan dengan
tujuannya dan yang mempengaruhi kemampuannya untuk mencapai
hasil yang diinginkan dari SMK3, seperti:
1. kebutuhan dan harapan pekerja dan pihak berkepentingan lainnya,
2. menentukan ruang lingkupnya dalam hal unit organisasi, fungsi, dan batasan
secara fisik,
3. efek dari kegiatan, produk, dan layanannya,
4. persyaratan hukum, peraturan perundang-undangan, dan lainnya yang berlaku
yang akan dipatuhi organisasi.
31
31
32
16
3/2/2024
33
33
34
34
17
3/2/2024
SMK3
Persyaratan klausul 4.4 dalam ISO 45001: 2018 adalah pernyataan umum
tentang penetapan, implementasi, pemeliharaan dan perbaikan
berkelanjutan dari SMK3 dalam suatu organisasi.
"Menetapkan" menyiratkan tingkat permanen dan sistem seharusnya tidak
dianggap matang sampai semua elemennya telah dilaksanakan.
"Memelihara" artinya bahwa, setelah ditetapkan, sistem akan beroperasi. Hal
Ini membutuhkan upaya aktif organisasi. Banyak sistem memulai dengan
baik tetapi memburuk karena kurangnya pemeliharaan.
Banyak elemen ISO 45001 (seperti pengecekan, tindakan korektif dan
tinjauan manajemen) dirancang untuk memastikan pemeliharaan sistem
secara aktif. “Perbaikan berkelanjutan” berfokus pada pencapaian hasil yang
diinginkan dari SMK3.
35
35
SMK3
Tingkat detail dan kompleksitas SMK3, sejauh mana dokumentasi dan sumber daya
yang dikhususkan untuk itu akan tergantung pada sifat (ukuran, struktur,
kompleksitas) dari suatu organisasi dan kegiatannya.
36
36
18
3/2/2024
37
38
19
3/2/2024
39
40
40
20
3/2/2024
41
41
Kebijakan K3
Kebijakan K3 menentukan arah strategis secara keseluruhan dari organisasi yang
terkait dengan K3 dan hal ini merupakan tanggung jawab manajemen puncak untuk
menetapkan, menerapkan dan memelihara kebijakan K3 tersebut. Kebijakan K3
organisasi harus “sesuai dengan tujuan, ukuran, dan konteks organisasi serta
terhadap sifat dari risiko dan peluang K3-nya”. Hal ini berarti bahwa kebijakan harus
spesifik dan fokus pada isu-isu organsasi yang signifikan terhadap organisasi untuk
menjaga K3 para pekerja dan memperbaiki kinerja K3-nya secara berkelanjutan.
42
42
21
3/2/2024
Kebijakan K3
43
43
Agar SMK3 efektif dan dapat mencapai hasil yang diinginkan, maka penting bagi
manajemen puncak untuk menyusun tugas, tanggung jawab, dan wewenang yang
dimengerti oleh organisasi. Tanggung jawab dan wewenang dapat ditunjuk kepada
satu pekerja atau lebih yang mampu membuat keputusan dan mempengaruhi
perubahan pada area dan atau proses yang menjadi ranahnya. Kemudian, penting
juga untuk menekankan bahwa meskipun wewenang dapat didelegasikan, tanggung
jawab SMK3 tetap berada pada manajemen puncak. Tanggung jawab dan wewenang
tersebut harus dipelihara sebagai informasi terdokumentasi. kebutuhan dan harapan
pekerja dan pihak berkepentingan lainnya.
44
44
22
3/2/2024
45
46
23
3/2/2024
PERENCANAAN
Risiko dan peluang harus diidentifikasi terkait dengan operasi dan
implementasi SMK3 serta yang ditimbulkan oleh masalah internal dan
eksternal. Tujuannya adalah untuk mencegah atau mengurangi efek
yang tidak diinginkan dan mencapai perbaikan berkelanjutan. Dalam
melakukan hal tersebut, manajemen harus mempertimbangkan isu-
isu kontekstual, baik internal maupun eksternal, persyaratan pihak-
pihak berkepentingan yang relevan, ruang lingkup dan tujuan SMK3.
47
47
PERENCANAAN
48
48
24
3/2/2024
49
49
Identifikasi bahaya
Organisasi harus menetapkan, mendokumentasikan, dan memelihara proses untuk
identifikasi bahaya yang sedang berlangsung dan proaktif. Proses tersebut harus
memperhitungkan:
1. faktor manusia dan sosial,
2. kegiatan rutin dan tidak rutin,
3. infrastruktur, peralatan, bahan, zat, dan kondisi fisik tempat kerja,
4. kegiatan yang terkait dengan produk dan jasaantara lain:
a. desain, penelitian dan pengembangan,
b. produksi, perakitan dan pengujian,
c. konstruksi dan pemeliharaan,
d. penyimpanan dan pengiriman,
e. pembuangan limbah yang dihasilkan dari kegiatan organisasi
50
50
25
3/2/2024
Identifikasi bahaya
5. sejarah insiden yang relevan, baik internal maupun eksternal pada organisasi,
termasuk keadaan darurat,
6. pekerja dengan akses ke tempat kerja dan aktivitasnya, termasuk kontraktor,
pengunjung, dan individu lain yang berada di sekitar tempat kerja yang dapat
dipengaruhi oleh kegiatan organisasi.
51
51
Identifikasi bahaya
52
52
26
3/2/2024
Identifikasi bahaya
53
53
54
54
27
3/2/2024
55
55
56
56
28
3/2/2024
57
57
DUKUNGAN
Klausul 7 dari ISO 45001 membahas mengenai sumber daya dan
dukungan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam
penerapan SMK3. Dukungan berarti bahwa organisasi telah mencapai
tingkat kompetensi tertentu diantara pekerja dan sistemnya
sehingga dapat mengarahkan untuk mencapai hasil dari rencana K3.
Pada klausul ini juga membahas mengenai kebutuhan untuk
menentapkan kesadaran akan kebijakan K3, mengkomunikasikan
inform si terdokumentasi tentang SMK3, kepada siapa informasi
terdokument si sebaiknya dibagikan, mengelola informasi
terdokumentasi termasuk penelusuran informasi terdokumentasi
mutakhir serta pengendalian informasi terdokumentasi dan
memastikan aksesibilitas dan akurasinya.
58
58
29
3/2/2024
Sumber Daya
Klausul 7 dari ISO 45001 membahas mengenai sumber daya dan
dukungan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam
penerapan SMK3. Dukungan berarti bahwa organisasi telah mencapai
tingkat kompetensi tertentu diantara pekerja dan sistemnya
sehingga dapat mengarahkan untuk mencapai hasil dari rencana K3.
Pada klausul ini juga membahas mengenai kebutuhan untuk
menentapkan kesadaran akan kebijakan K3, mengkomunikasikan
inform si terdokumentasi tentang SMK3, kepada siapa informasi
terdokument si sebaiknya dibagikan, mengelola informasi
terdokumentasi termasuk penelusuran informasi terdokumentasi
mutakhir serta pengendalian informasi terdokumentasi dan
memastikan aksesibilitas dan akurasinya.
59
59
Sumber Daya
Persyaratan klausul 7.1 menyatakan bahwa organisasi perlu untuk menentukan
sumber daya yang dibutuhkan untuk menetapkan, menerapkan dan memelihara
SMK3. Ketika organisasi melakukan hal tersebut, harus mempertimbangkan:
1. sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang
spesifik untuk operasinya,
2. teknologi yang spesifik untuk operasinya,
3. infrastruktur dan peralatan,
4. sistem informasi,
5. kebutuhan untuk keahlian dan pelatihan,
6. penyediaan sumber daya eksternal,
7. kompetensi,
8. sumber daya keuangan, sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang
spesifik untuk kegiatan, produk dan jasanya.
60
60
30
3/2/2024
OPERASI
Klausul 8 merupakan intisari dari standar ISO 45001 dan membahas
isi program yang diperlukan untuk memiliki SMK3 yang sukses. Topik
spesifik yang dibahas dalam bagian ini meliputi:
1. Ketentuan umum: seperti sarana untuk membuat dan mengelola informasi
terdokumentasi.
2. Hierarki pengendalian: untuk memanfaatkan sarana paling efektif untuk
pengurangan risiko dalam organisasi.
3. Manajemen perubahan: untuk memastikan bahwa ketika perubahan yang
direncanakan dilaksanakan, perubahan tersebut dikelola untuk mengendalikan
risikonya.
4. Alih daya: untuk membuat pengendalian risiko tertentu yang memadai untuk
semua proses yang dialihdayakan.
61
61
OPERASI
5. Pembelian: untuk memvalidasi semua material dan jasa yang digunakan agar
sesuai dengan persyaratan.
6. Kontraktor: untuk berkomunikasi dan mengendalikan risiko internal terhadap
pihak ketiga dan mengevaluasi risiko yang masuk ke tempat kerja dari
kontraktor tersebut.
7. Kesiapan dan tanggap darurat: untuk mengidentifikasi potensi risiko yang
muncul dan mengembangkan rencana spesifik dan rencana yang disesuaikan
dengan pihak yang berkepentingan untuk meminimalkan risiko tersebut.
62
62
31
3/2/2024
OPERASI
Klausul 8 ini mensyaratkan:
1. Perencanaan dan pengendalian operasional.
2. Menghilangkan bahaya dan mengurangi risiko K3.
3. Manajemen perubahan.
4. Pembelian/pengadaan.
5. Kesiapan dan tanggap darurat.
63
63
EVALUASI KINERJA
Fokus utama dari klausul 9 ini adalah pada sarana evaluasi proses dan informasi
terdokumentasi. Pentingnya informasi terdokumentasi (bagaimana catatan dan data
disimpan) serta diseminasinya, merupakan fokus kinerja dalam ISO 45001 pada
umumnya dan khususnya pada bagian ini. Organisasi harus menetapkan sistem
yang melibatkan pemantauan, pengukuran, analisis, dan evaluasi terhadap kinerja
K3. Hal ini harus menentukan apa yang dibutuhkan untuk mengukur serta
bagaimana cara mengukurnya. Misalnya, mengukur kecelakaan atau kompetensi
pekerja. Selain itu, audit internal harus ditetapkan bersama dengan tinjauan
manajemen secara berkala, untuk melihat kemajuan yang dibuat terhadap
pencapaian sasaran K3 dan pemenuhan persyaratan ISO 45001.
64
64
32
3/2/2024
EVALUASI KINERJA
Klausul ini lebih spesifik dan termasuk pembahasan rinci mengenai
persyaratan informasi terdokumentasi, prosedur audit internal, dan
relevansi serta penerapan pengukuran di dalam organisasi. Atribut
utama dari klausul ini meliputi:
1. mengikuti persyaratan hukum yang berlaku dan informasi terdokumentasi yang
sesuai,
2. mengukur risiko operasional dan bahaya,
3. mengevaluasi efektivitas pengendalian operasional,
4. menetapkan waktu untuk melaksanakan tindakan,
5. perencanaan untuk analisis, evaluasi, dan komunikasi hasil,
6. kalibrasi dan verifikasi akurasi semua peralatan,
65
65
EVALUASI KINERJA
7. menyimpan informasi terdokumentasi untuk semua tindakan yang diambil,
8. mengaudit SMK3, kebijakan K3, sasaran K3 dan persyaratan ISO 45001,
9. menetapkan frekuensi audit dan memperhitungkan perubahan signifikan bagi
organisasi, perbaikan kinerja, risiko, dan peluang,
10. memastikan kompetensi auditor,
11. mengkomunikasikan temuan kepada manajemen, pekerja dan perwakilan
pekerja,
12. mengambil tindakan untuk mengatasi ketidaksesuaian yang diidentifikasi,
13. menyimpan hasil audit sebagai bukti penyelesaian audit,
14. meninjau temuan audit dan tindakan korektif oleh manajemen puncak,
15. memastikan bahwa tindakan korektif, keterlibatan pekerja dan peluang
perbaikan berkelanjutan tersedia dan dilaksanakan.
66
66
33
3/2/2024
PERBAIKAN
Klausul 10 menggambarkan konsep perbaikan berkelanjutan dalam konteks
kegiatan yang spesifik. Setiap organisasi yang ingin mengadopsi prinsip-prinsip ISO
45001 harus memiliki perencanaan untuk mengatasi ketidaksesuaian pada waktu
yang tepat. Organisasi harus mengambil tindakan secara langsung untuk
mengendalikan kondisi dan berhubungan dengan konsekuensinya. Ketidaksesuaian
dapat diidentifikasi dari investigasi, audit, atau kegiatan lainnya. Tindakan korektif
harus dievaluasi dan hasilnya harus didokumentasikan. Untuk mencapai perbaikan
berkelanjutan, organisasi harus memiliki SMK3 yang:
1. mencegah terjadinya insiden dan ketidaksesuaian,
2. mengenalkan budaya K3,
3. memperbaiki kinerja K3.
67
67
68
68
34
3/2/2024
PERBAIKAN
Menurut pada ISO organisasi harus menentukan cara untuk
memperbaiki SMK3-nya melalui masukan secara menyeluruh dari:
1. pemantauan, pengukuran, analisis dan evaluasi terkait kinerja K3 dan
pemenuhan kewajiban kepatuhan,
2. audit SMK3-nya,
3. tinjauan manajemen,
4. insiden, ketidaksesuaian dan tindakan korektif.
69
69
Terima kasih
Sulardjaka
PSPPI FT UNDIP
[email protected]
70
35