None 05d10291
None 05d10291
None 05d10291
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk
Memprediksi Peningkatan Revenue (Studi Kasus di Bandara Depati Amir–Pangkal
Pinang)
Maryati Karma
Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan, Jl. Medan Merdeka Timur no.5, Jakarta 10110
email: [email protected]
Histori Artikel: The current condition of the Depati Amir Airport managed by PT Angkasa Pura II is
Diterima: 16 Juli 2018 still declared in financial loss despite it has been invested in facilities needed for
Direvisi: 20 Desember 2018 anticipating the growth of air transportation. The effort in increasing the revenue, both
Disetujui: 20 Desember 2018 from aeronautical services and non aeronautical services, has also been worked out by the
Dipublikasi online: 17 Jan 2019 airport management in order to maintain positive financial performance. This research is
intended to analyze the trend of airport productions, including the production of
Keywords: passenger, baggage, and cargo, related to the facilities development of Depati Amir Airport
revenue, aviation services, non- that aims to improve the services for customers. There are strong correlations from
aeronautical services, cargo revenue with aeronautical services, non aeronautical services, and cargo services, as well
services. as revenue with operating expenses and profit before tax. Whilst the correlation from
revenue with investment appeared to be a weaker one. Thus, it can be concluded that the
Kata kunci: increasement of revenue is greatly influenced by the increase of flight frequency, passenger,
pendapatan, layanan baggage, cargo, and the efficiency of operating expense. The result of this research is
penerbangan, layanan non- expected can be used by the airport managers throughout Indonesia, whether managed by
aeronautical, layanan kargo. business entity such as PT Angkasa Pura or any working unit under the Ministry of
Transportation, in the effort to increase the revenue as the non tax state revenues.
Permalink/DOI:
https://dx.doi.org/10.25104/wa.v Pendapatan Bandara Depati Amir yang dikelola PT Angkasa Pura II masih
44i2.332.123-136 dinyatakan merugi walaupun telah dilakukan investasi/peningkatan terhadap fasilitas
yang dibutuhkan untuk mengantisipasi perkembangan sarana Transportasi Udara.
©2018 Puslitbang Transportasi Upaya meningkatkan pendapatan bandara, baik dari segi pendapatan jasa aeronautika
Udara, Badanlitbang maupun jasa non aeronautika juga telah dilakukan agar kinerja keuangan Bandara
Perhubungan-Kementerian Depati Amir tidak negatif. Penelitian ini melakukan analisa trend produksi bandar
Perhubungan RI. This is an open udara termasuk trend produksi penumpang, bagasi dan kargo yang terkait dengan
access article under the CC BY- perkembangan prasarana di Bandara Depati Amir Pangkal Pinang, yang bertujuan
NCSA license untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat (penumpang). Dalam penelitian ini
https:/creativecommons.org/licen juga menganalisa hubungan pendapatan dengan jasa aeronautika, jasa non aeronautia
ses/by-nc-sa/4.0/. dan kargo yang diperoleh hasil mempunyai tingkat korelasi yang kuat. Selain itu juga
diteliti hubungan pendapatan dengan beban usaha dan laba sebelum pajak, diperoleh
hasil terdapat hubungan yang sangat kuat, sementara revenue dengan investasi
ternyata tidak memiliki korelasi yang terlalu kuat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
untuk meningkatkan pendapatan sangat dipengaruhi oleh peningkatan frekwensi
penerbangan, peningkatan jumlah penumpang, bagasi dan kargo serta efisiensi beban
usaha. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh bandara di seluruh
Indonesia, baik yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura maupun Bandar Udara yang
merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Perhubungan dalam upaya
meningkatkan pendapatan bandar udara sebagai Pendapatan Negara Bukan Pajak
(PNBP).
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk
123
Memprediksi Peningkatan Revenue, (Maryati)
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini dengan Amir agar dapat melayani penumpang dengan
pesatnya perkembangan teknologi sudah aman, lancar dan nyaman. Faktor ekonomi
merupakan suatu tuntutan dari masyarakat akan berfokus pada pertumbuhan ekonomi
untuk mendapatkan kemudahan menjangkau daerah dan nasional, serta dampaknya pada
tujuan melalui moda transportasi udara yang bisnis dan penumpang. Pertumbuhan
cepat, aman dan nyaman. ekonomi setiap negara sangat berpengaruh
Perkembangan pesawat dari para terhadap industri penerbangan termasuk
maskapai/airline juga meningkat terus, baik dinegara Asia dengan pertumbuhan GDP yang
dari jumlahnya dan kapasitasnya serta signifikan akan menciptakan keuntungan
karakteristik pesawatnya, hal ini sangat lebih baik bagi perusahaan yang terkait
mempengaruhi ketersediaan pelayanan dengan penerbangan. PT Angkasa Pura II
fasilitas bandar udara yaitu kebutuhan sebagai pengelola Bandar Udara sangatlah
panjang landasan, luasan parkir pesawat berkaitan langsung dengan perkembangan
beserta fasilitas lainnya disisi udara dan juga perusahaan penerbangan untuk menyediakan
fasilitas terminal untuk menampung fasilitas parkir pesawat, take-off dan landing
peningkatan jumlah penumpang serta lahan pesawat serta peralatan penunjang lainnya
parkir kendaraan disisi darat. yang diperlukan oleh maskapai penerbangan,
Dengan kondisi Indonesia yang terdiri dari sedangkan yang diperlukan oleh penumpang
kepulauan maka sarana yang sangat adalah fasilitas di Terminal yang nyaman,
diperlukan oleh masyarakat adalah angkutan tersedia internet, tersedia fasilitas toilet yang
udara yang cepat, murah dan aman serta bersih dan nyaman, juga tersedia resto yang
nyaman. Untuk mendukung sarana/pesawat dapat menikmati kuliner makanan khas
dapat mendarat di tempat tujuan penumpang daerah tersebut. Hal ini merupakan peluang
dengan nyaman dan selamat maka perlu bisnis dari PT Angkasa Pura II sebagai Mitra
dipersiapkan Bandar Udara dengan fasilitas yang simbiose mutualistis atau disebut
yang memenuhi Standar Nasional maupun kerjasama yang saling menguntungkan.
International. Dalam rangka meningkatkan Pelayanan
Industri penerbangan saat ini Publik maka Pengelola Bandar Udara perlu
pertumbuhannya sangat pesat/luar biasa menyediakan prasarana yang handal dengan
tingginya, karena konektivitas udara masih bersinergi kepada para stakeholder sehingga
sangat dominan dan dibutuhkan oleh sistem informasi dapat terintergrasi antara
masyarakat, juga dengan meningkatnya informasi penerbangan/angkutan udara
pariwisata yang saat ini menjadi perhatian terkait fasilitas bandar udara dapat terjalin
pemerintah agar dapat meningkatkan dengan baik, yang menghasilkan tingkat
pendapatan negara. Angkasa Pura II dalam pelayanan atau level of service yang
mengembangkan bisnisnya juga harus diharapkan oleh masyarakat/penumpang.
menjadi agen pembangunan yang dapat Seperti diketahui bahwa sejak Bandar
memberikan manfaat dan meningkatkan Udara Depati Amir – Pangkal Pinang dikelola
kesejahteraan kepada masyarakat Indonesia. oleh Angkasa Pura II tahun 2007 sampai
Pangkal Pinang adalah suatu pulau yang dengan tahun 2017 tercatat pendapatan/
memiliki tempat tempat wisata laut atau hasil produksi Aeronautika dan Non
disebut wisata bahari, selain untuk leisure Aeronautika dari revenue Bandara Depati
dipantai, melakukan diving/snorkeling dan Amir dinyatakan masih belum
lokasi rekreasi lainnya yang dapat menarik menguntungkan atau masih negatif.
wisatawan. PT Angkasa Pura II sebagai Pengelola
Oleh karena itu dalam rangka mendukung Bandar Udara Depati Amir adalah Badan
peningkatan pariwisata maka perlu Usaha Milik Negara yang selalu dituntut
pengembangan fasilitas Bandar Udara Depati untuk mendapatkan keuntungan sebanyak
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk Memprediksi
125
Peningkatan Revenue, (Maryati)
Management maka akan adanya keterbatasan sesuatu yang merupakan kebutuhan dari
antara lain terbatasnya staff, terbatasnya penumpang saat berpergian. Dan bahkan
biaya, dan komitmen yang kuat dari para pada beberapa bandara memperhatikan
pelaku bisnis untuk merubah organisasinya. kebutuhan lingkungan /komunitas sekitarnya
Menurut Kotter (2007), untuk Model dengan membangun super market, cinema,
Transformasi suatu organisasi tersebut ada 8 restaurant yang dibangun diluar daerah
Langkah yaitu: utama (prime space) yang dilalui penumpang
1. Adanya Kebutuhan yang urgent dengan izin tertentu dari keamanan bandara.
2. Membentuk group yang mengarahkan
3. Membangun visi dan strategi METODOLOGI
4. Mengkomunikasikan perubahan visi Metode Pengumpulan Data
5. Mendorong action secara menyeluruh
6. Mempercepat hasil yang nyata dalam Teknik pengumpulan data dilakukan
jangka pendek Quick Wins dengan metode metode wawancara terhadap
7. Menekankan target dan perubahan narasumber yang kompeten dalam
8. Menciptakan kultur yang baru dalam pengelolaan Bandara Depati Amir.
suatu organisasi. Wawancara merupakan teknik
Pimpinan Perusahaan dalam menjalankan pengumpulan data yang dilakukan melalui
tugasnya harus dapat berperan aktif untuk tatap muka dan tanya jawab langsung antara
meningkatkan organisasinya, baik jangka pengumpul data maupun peneliti terhadap
pendek maupun jangka Panjang dan narasumber, wawancara dapat dilakukan
membuka peluang peluang baru yang dapat dengan tatap muka maupun melalui telpon.
meningkatkan pendapatan serta dengan (Sekaran, 2006). Dalam bentuk yang paling
cepat merubah kultur yang ada selama ini. sederhana wawancara terdiri atas sejumlah
Perlunya menganalisa strategi strategi untuk pertanyaan yang dipersiapkan oleh peneliti
meningkatkan pendapatan / Revenue baik. dan diajukan kepada seseorang mengenai
Dengan mengelola asset yang ada juga topik penelitian secara tatap muka, dan
dalam menjalin hubungan dengan peneliti merekam jawaban jawabannya
Pemerintah Daerah ataupun instansi instansi sendiri.
di Kementerian Lembaga untuk mengadakan Dalam kebanyakan studi yang
Paket Meeting (MICE) di Pangkal Pinang berhubungan dengan ilmu humaniora,
Bangka. peneliti dapat menemukan bahwa teknik
Menurut ICAO Circular 142-AT/47 tahun wawancara pribadi merupakan instrumen
1979, Development of Non Aeronautical yang paling baik untuk memperoleh
Revenues at Airports, bahwa Non Aeronautical informasi. Walaupun kita dapat memperoleh
dalam lingkungan bandara sangat bervariasi hakikat atau pendapat tertentu melalui pos
termasuk toko toko, restoran, bar, cafeteria, atau telepon, kecuali itu ada sebagian data
toko duty free (minuman, rokok, parfum), yang tidak mungkin diperoleh kecuali melalui
toko buku, toko souvenier, toko merchandise wawancara tatap muka. Dalam berbagai hal
yang relative cukup mahal harganya (tas hand peneliti menyadari pentingnya pendapat dan
bag, Jam Tangan, mainan anak anak, Audio mendengarkan suara dan perkataan orang
set), perkantoran Airlines, Bank bank, Money tentang topik penelitian. (Emzir, 2014).
changer, Airline catering, Service Taxi, sewa Dalam Sugiyono (2014) dan Gorman &
kendaraan, sewa pergudangan, sewa tanah, Clayton, (1997), melakukan penelitian ini
sewa lahan atau gedung parkir kendaraan, digunakan metode penelitian deskriptif
sewa hangar pesawat, workshops, kualitatif, Metode kualitatif yaitu jenis
pergudangan / warehouse dll. Secara umum penelitian yang didesain untuk memperoleh
semua yang dijual ataupun kerja sama pada pemahaman, penafsiran, dan subjektif. Riset
area konsesi diterminal bandara adalah Kualitatif memproses pencarian gambaran
data dari konteks kejadiannya langsung,
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk Memprediksi
127
Peningkatan Revenue, (Maryati)
maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan antar variabel yang kuat dan
pengaruh antara variabel bebas terhadap hubungan tersebut bersifat positif. Koefisien
variabel terikat secara parsial. korelasi yang mendekati angka – 1
Namun, jika probabilitas nilai t atau menunjukkan hubungan antar variabel yang
signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan kuat namun hubungan tersebut bersifat
bahwa tidak terdapat pengaruh yang negatif. Sedangkan koefisien korelasi yang
signifikan antara masing-masing variabel mendekati angka 0 (nol) menunjukkan
bebas terhadap variabel terikat. hubungan antar variabel tersebut bersifat
Sama halnya dengan Uji F, Uji t juga bisa adalah lemah atau tidak kuat. Dengan
dilakukan dengan bantuan software SPSS. demikian nilai koefisien korelasi adalah – 1 ≤
r ≤ + 1.
Analisis Korelasi Dan Regresi
Menurut Furqon, (2013), Statistika Analisis Regresi
Terapan untuk Penelitian Korelasi dan regresi Analisis regresi merupakan analisis untuk
linier merupakan dua hal yang serupa tapi tak mengetahui pengaruh suatu variabel
sama. Secara matematis, keduanya terhadap variabel lain. Variabel yang
berhubungan sangat erat. Namun, kedua mempengaruhi disebut variabel bebas
analisis tersebut didasarkan pada asumsi (independent variable) dan variabel yang
yang berbeda. Perbedaan utama antara dipengaruhi disebut variabel terikat
keduanya terletak pada asumsi tentang (dependent variable). Analisis regresi yang
peubah X. Dalam model regresi, peubah bebas hanya terdapat satu variabel bebas dan satu
(X) dan peubah terikat (Y) didefinisikan variabel terikat disebut analisi regresi
secara tegas, yaitu bahwa peubah X sederhana, sedangkan analisis regresi yang
diasumsikan bersifat fiks(Fixed) dan diukur variabel bebasnya lebih dari satu disebut
tanpa galat. Konsekwensinya, distribusi analisis regresi berganda.
peubah Y bersifat kondisional terhadap nilai Secara umum, analisis regresi adalah
tertentu pada peubah X. Tidak seperti pada analisis mengenai ketergantungan atau
model regresi, analisis korelasi tidak pengaruh satu variabel dependen (terikat)
didasarkan pada definisi yang tegas tentang dengan satu atau lebih variabel independent
peubah bebas (X) dan peubah terikat (Y); (variabel penjelas/bebas), dengan tujuan
keduanya dapat bertukar tempat dan bersifat untuk mengestimasi dan/atau memprediksi
acak .Model Korelasi mengasumsikan bahwa rata-rata populasi atau niiai rata-rata variabel
pada suatu populasi terdapat pasangan nilai X dependen berdasarkan nilai variabel
dan Y; keduanya saling berhubungan dan independen yang diketahui. Regresi mengukur
tidak ada yang bersifat fiks. seberapa besar suatu variabel mempengaruhi
variabel yang lain, sehingga dapat digunakan
Analisis Korelasi untuk melakukan peramalan nilai suatu
Analisis korelasi adalah analisis untuk variabel berdasarkan variabel lain. Hasil
mengetahui sejauh mana hubungan (korelasi) analisis regresi berupa koefisien regresi
antara dua variabel. Hubungan atau korelasi untuk masing-masing variable independent,
antar dua variabel tersebut dapat merupakan yang diperoleh dengan memprediksi nilai
hubungan positif, hubungan negatif, atau variable dependen dengan suatu persamaan
tidak mempunyai hubungan. Analisis korelasi regresi. Analisa regresi ada dua: Analisa
digunakan untuk mengukur kuat atau Regresi Sederhana dan Analisis Regresi
tidaknya tingkat hubungan atau korelasi antar Berganda.
variabel yang diteliti. Tingkat hubungan atau
korelasi antar variabel tersebut dapat dilihat HASIL DAN PEMBAHASAN
dari koefisien korelasinya. Koefisien korelasi
Kondisi Bandar Udara Depati Amir pada
yang mendekati angka + 1 menunjukkan
tahun 2007 saat diserahkan oleh Kementerian
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk Memprediksi
129
Peningkatan Revenue, (Maryati)
Tabel 5. Data Rencana Masterplan
No Uraian Fasilitas Existing Tahap I
(2016/2017) 2017-2027
Airside data & Pengembangan
1. Pesawat Terbesar B737-900ER B737-900ER
Terbatas Terbatas &
A321 Neo
2. Movement Pesawat/ 16.235 21.076
Tahun
3. Aerodrome Reference 4C 4C
Code
4. Kategori Operasional Instrumen Instrumen
Gambar 3. Trend pertumbuhan bagasi dengan Runway Presisi CAT I Presisi CAT I
dengan persamaan regresi Linier 5. Landas Pacu ( Runway) 2250 x 45 m 2600 x 45 m
6. Apron (Parkir Pesawat) 410 x 98 m 420 x 123 m
sebagai berikut: 7. Runway Strip 2370 x150 m 2720x300 m
Y = 649424 X + 8000000 8. RESA 90 x 90 m 90 x 90 m
9. Turning Pad 2 buah 2 buah
Analisa Trend Pertumbuhan Kargo Landside data & Pengembangan
1. Luas Lahan 309 HA 309 HA
Tabel 4. Data Pertumbuhan Cargo Udara Bandara 2. Terminal Penumpang 12.170 37.915
Depati Amir Tahun 2008 s.d 2017 3. Kapasitas penumpang 1.500.000 2.900.000
No Tahun KARGO KARGO Total (orang)
datang Berangkat KARGO 4. Terminal Kargo 1.626 2.000
(Kg) (Kg) (Kg) 5. Kapasitas Kargo (Ton) 11.182 26.954
6. Area Parkir 23.000 33.000
1 2008 4.373.518 951.935 5.325.453
7. Bangunan PKP-PK 430 430
2 2009 3.373.545 1.085.262 4.458.807
8. Bangunan PKP-PK - 156
3 2010 4.816.265 1.348.229 6.164.494 (SAR)
4 2011 7.053.888 2.285.242 9.339.130 9. Air Traffic Control 25 125
5 2012 6.058.085 1.743.933 7.802.018 10. Kantor Operasi AIRNAV - 300
6 2013 4.836.670 1.237.878 6.074.548 11. Main Power Station 1.225 1.225
7 2014 5.141.455 2.331.762 7.473.217 12. Kantor Operasi Bandara 445 445
13. Kantor Administrasi AP - -
8 2015 4.805.803 1.862.416 6.668.219
II
9 2016 5.504.377 2.014.479 7.518.856 14. Depot Pengisian Pesawat 412 12.000
10 2017 6.726.395 2.420.239 9.146.634 Udara
Sumber: Ditjen Phb Udara, 2018 15. GSE Parking 900 2.100
16. GSE Maintenance - -
17. Kantor Keamanan 177 177
TREND CARGO (Kg) 18. Masjid 130 158
Sumber: Bandara Depati Amir, 2018
10000000
Hasil Analisa Variable Yang
8000000
Mempengaruhi Pendapatan/Revenue Di
Total
6000000 Bandara Depati Amir Pangkal Pinang
Y = 309118 X + 5000000
4000000 R² = 0,356
Bangka
Linear
(Total) Tabel 6. Data Kinerja Bandara Depati Amir
2000000
Th Revenue Jasa Jasa Non Kargo
0 (Rp) Aero Aero
2008 20102012 2014 2016 (Rp) (Rp) (Rp)
2011 30.522.645 22.947.267 7.575.379 0
Gambar 4. Trend pertumbuhan kargo dengan 2012 36.265.458 26.853.150 9.412.309 0
dengan persamaan regresi Linier 2013 28.278.789 18.571.825 9.633.927 0
2014 29.299.776 18.135.934 9.453.471 1.710.372
sebagai berikut: Y = 309118 X +
2015 34.140.955 20.488.169 9.214.067 4.438.719
5000000 2016 38.737.869 22.872.561 10.384.615 5.480.693
2017 53.972.702 29.830.497 16.981.820 7.160.386
Sumber: Bandara Depati Amir, 2018
Pengembangan Fasilitas Bandara Depati
Amir sesuai review Master Plan
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk Memprediksi
131
Peningkatan Revenue, (Maryati)
ini, koefisien regresi masing-masing variabel
independen jasa aero, jasa non-aero, dan Tabel 9. Model Summary (Dependent variable
kargo tersebut cukup valid dan dapat diterima Revenue)
Model 1
karena hasil analisis menunjukkan bahwa
R 1,0
tingkat signifikansi masing-masing koefisien R square 1,0
regresi sebagaimana Tabel 8 di atas adalah Adjusted R 1,0
square
lebih kecil dari alpha 0,05 (jasa aero: 0,000, Std error of the 25789,47
jasa non-aero: 0,000, dan kargo: 0,000). estimate
Disamping itu uji statistik dilakukan untuk Change Statistics R square 1,0
change
melihat bagaimana pengaruh variabel- F change 234784,12
variabel independen jasa aero, jasa non-aero, df 1 3
df 2 3
dan kargo terhadap variabel dependen
Sig.F 0,00
revenue baik secara bersama-sama atau change
secara sendiri-sendiri, atau untuk menguji Durbin Watson 3,029
Predictors: Constant, Jasa Aero, Jasa Non-Aero, Kargo
apakah model regresi yang dibuat baik/
signifikan atau tidak baik/ tidak signifikan.
diperoleh F hitung = 234.784,12, Nilai F
Apabila model regresi yang dibuat
hitung tersebut lebih besar dari F tabel,
signifikan maka model tersebut dapat
sehingga H0 ditolak dan menerima H1 yang
digunakan untuk memprediksi, sebaliknya
berarti terdapat pengaruh variabel-variabel
apabila tidak signifikan maka model regresi
jasa aero, jasa non-aero, dan kargo secara
tersebut tidak dapat digunakan untuk
bersama-sama terhadap variabel revenue,
memprediksi.
sehingga berdasarkan uji F model regresi
Uji statistik ini digunakan uji B untuk
berganda:
melihat pengaruh variabel independen secara
adalah signifikan dan dapat digunakan untuk
bersama-sama dan uji t untuk melihat
memprediksi.
pengaruh variabel independen secara sendiri-
Sedangkan untuk uji t dengan hipotesa
sendiri.
yang digunakan adalah:
Untuk uji F dengan hipotesa yang
H0 : Tidak terdapat pengaruh variable
digunakan adalah:
variabel jasa aero, jasa non-aero,
H0 : Tidak terdapat pengaruh variabel-
dan kargo secara sendiri-sendiri
variable jasa aero, jasa non-aero,
terhadap variable revenue
dan kargo secara bersama-sama
H1 : Terdapat pengaruh variabel-variabel
terhadap variable revenue
jasa aero, jasa non-aero, dan kargo
H1 : Terdapat pengaruh variabel-
secara sendiri-sendiri terhadap
variabel jasa aero, jasa non-aero,
variable revenue
dan kargo secara bersama-sama
terhadap variabel revenue Untuk uji t ini, t tabel yang digunakan
adalah t tabel dengan degree of freedom (df) =
F tabel yang digunakan dalam uji ini adalah
6 pada taraf signifikansi 95 % (alpha 0,05)
F tabel dengan degree of freedom pembilang
yaitu t tabel = 1,94318.
(df1) = 3, degree of freedom penyebut (df2) =
Adapun kriteria uji t adalah: apabila nilai t
3 pada taraf signifikansi 95 % (alpha 0,05)
hitung > t tabel maka H0 ditolak dan
yaitu F tabel = 9,28. Adapun kriteria uji F
menerima H1 yang berarti terdapat pengaruh
adalah : apabila nilai F hitung > F tabel maka
variabel-variabel jasa aero, jasa non-aero, dan
H0 ditolak dan menerima H1 yang berarti
kargo secara sendiri-sendiri terhadap
terdapat pengaruh variabel-variabel jasa
revenue, dan sebaliknya.
aero, jasa non aero, dan kargo secara bersama-
Berdasarkan hasil analisis diperoleh t
sama terhadap revenue, dan sebaliknya.
hitung untuk masing-masing variabel
Berdasarkan hasil analisis sebagaimana tabel
independen yaitu Jasa Aero = 298.2, Jasa Non
dibawah ini.
Aero = 156,4 dan Kargo = 184,77. Nilai t hitung
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk Memprediksi
133
Peningkatan Revenue, (Maryati)
sampai dengan tahun 2027, dan juga telah Pontianak, Pangkal Pinang–Semarang
dianalisa hubungan antara revenue/ serta menambah frekwensi pesawat.
pendapatan bandara dengan jasa 4. Mengefisienkan biaya biaya yang menjadi
aeronautika, jasa non aeronautika, dan jasa beban usaha bandara, dengan melakukan
kargo serta beban usaha yang menunjukkan koreksi secara kontinyu terhadap arus kas
hubungan yang sangat kuat. sedangkan masuk dan keluar.
hubungan revenue dengan investasi yang 5. Mengembangkan usaha dengan
dikeluarkan bandara untuk meningkatkan memanfaatkan aset tanah yang ada
fasilitasnya menunjukkan tidak terlalu kuat disekitar bandara misalnya untuk hotel
atau tidak langsung. bandara lengkap dengan fasilitas untuk
Sebagaimana yang diungkapkan dalam leisure dan MICE (Meeting, Incentive,
permasalahan bahwa peningkatan investasi Convention and Exhibition).
di Bandara Depati Amir Bangka ternyata 6. Mengembangkan fasilitas dan pelayanan
berpengaruh tidak langsung pada untuk kargo sesuai kebutuhan pelanggan
perkembangan sarana transportasi udara. (Anggono Raras TS, 2010).
Sehingga untuk meningkatkan kinerja 7. Perusahaan harus memiliki sikap
Keuangan Bandara Depati Amir harus entrepreneurial yang tinggi dalam
mendorong peningkatan 4 faktor utama yaitu menghadapi persaingan global sehingga
peningkatan jasa aeronautika, jasa non dapat bertahan dan berkelanjutan.
aeronautika dan Jasa kargo, serta
mengefisiensikan faktor beban usaha
DAFTAR PUSTAKA
sehingga total pendapatan/Revenue yang
dihasilkan Bandara Depati Amir menjadi Emzir. (2014). Metodologi Penelitian
positif atau dapat dikatakan menghasilkan Kualitatif Analisis Data. Cet. 4. Jakarta:
untung/laba. Rajawali Pers
Analisa Pengelolaan Produksi dan Biaya Investigasi Fasilitas Bandar Udara untuk Memprediksi
135
Peningkatan Revenue, (Maryati)
Warta Ardhia, Volume 44 No. 2 Desember 2018, hal 123-136
136