1425 3675 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2.

Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam Pendaftaran Tanah-Tanah Hak Milik


Adat
(Study Kasus Di Desa O’O dan Desa Dori Dungga Kecamatan Donggo
Kabupaten Bima-NTB)

Adi Israfil Fahrurrahman


Program Studi Magister Kenotariatan, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
Email: [email protected]
082247634679

Abstract
The purpose of this study was to determine and analyze the legal awareness of the community
in the registration of customary land rights, with location points in two villages, namely Desa
Doridungga and Desa O'O in Donggo District, Bima-NTB Regency, in the perspective of Land law
and and analyzing the obstacles faced by communities in registering customary land rights at the
Bima District Land Office. The research method used is a Socio-legal research that is oriented to a
value approach (value-oriented approach). Empirical / sociological research is used to find out what
and how public awareness in registering customary land rights is related to the implementation of
land registration in the Land Agency Office of Bima-NTB Regency. The results of the research
conducted were the level of community legal awareness in the context of registering customary land
rights in Bima Regency, generally and in particular, Donggo District. This is due to the lack of several
aspects, namely, lack of legal knowledge, legal understanding, legal attitudes, and community
behavior patterns. The obstacle faced by the people of O’O Villagers and Desa Doridungga in
registering customary land rights is the lack of socialization from the local government regarding
proper procedures for registering customary land rights. As well as the level of legal awareness of the
villagers of O'O and Desa Doridungga to carry out sporadic land registration as a result of the wrong
mindset about the importance of land registration
Keywords: Legal awareness, citizens, Land registration, Certificate

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk Untuk mengetahui dan menganalisis kesadaran hukum
masyarakat dalam Pendaftaran Tanah-Tanah hak milik adat, dengan titik lokasi di dua Desa yaitu
Desa doridungga dan O’O Villagers di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima-NTB, dalam perspektif
hukum Pertanahan serta Untuk mengetahui dan menganalisis kendala yang dihadapi masyarakat
dalam Pendaftaran Tanah hak milik adat, pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bima. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian Socio-legal yang berorientasi pada pendekatan nilai
(value-oriented approach). Penelitian empiris/sosiologis digunakan untuk mengetahui apa dan
bagaimana kesadaran masyarakat dalam mendaftarkan Tanah hak milik adat dikaitkan dengan
masalah pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang dilaksanakan di Kantor Badan Pertanahan Kabupaten
Bima-NTB. Hasil penelitian yang dilakukan adalah Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat dalam
rangka Pendaftaran tanah-tanah hak milik adat di Kabupaten Bima umumnya dna Kecamatan Donggo
Khususnya dapat dikatakan rendah. Hal ini disebabkan kurangnya berberapa aspek yaitu, kurangnya
pengetahuan hukum, pemahaman hukum, sikap hukum, dan pola perilaku masyarakat. Kendala yang
dihadapi masyarakat O’O Villagers dan Doridungga Villagers dalam mendaftarkan tanah-tanah hak
milik adat adalah kurangnya sosialisasi dari pemerintah setempat mengenai tata cara pendaftaran
tanah-tanah hak milik adat yang baik. Serta tingkat kesadaran hukum dari masyarakat O’O Villagers
dan Doridungga Villagers untuk melaksanakan pendaftaran tanah secara sporadik sebagai akibat pola
pikir yang keliru tentang arti pentingnya pendaftaran tanah.

Kata Kunci: Kesadaran hukum, Masyarakat, Pendaftaran Tanah, Sertifikat.

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 221


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

PENDAHULUAN yang mudah dan dapat dipahami oleh


Dalam ruang lingkup agraria, Tanah masyarakat pemegang hak atas Tanah.
merupakan bagian dari bumi, yang disebut Pendaftaran Tanah dilakukan Untuk
permukaan bumi. Tanah yang dimaksudkan menjamin kepastian hukum terhadap hak-hak
disini bukan mengatur Tanah dalam segala atas Tanah, sebagaimana yang diamanatkan
aspeknya, melainkan hanya mengatur salah dalam Pasal 19 Undang-Undang Pokok
satu aspeknya, yaitu Tanah dalam pengertian Agraria Nomor 5 Tahun 1960 tentang
yuridis yang disebut hak. Di dalam Pasal 4 ayat Peraturan Dasar pokok-pokok Agraria
(1) UUPA, yaitu” atas dasar hak menguasai (UUPA), Pemerintah wajib menyelenggarakan
dari negara sebagai yang dimaksud dalam Pendaftaran Tanah diseluruh wilayah
Pasal 2 ditentukan adanya macam-macam hak Indonesia dan mengharuskan kepada
atas permukaan bumi, yang disebut Tanah, pemegang hak atas Tanah untuk mendaftarkan
yang dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh Tanahnya.
orang-orang, baik sendiri maupun bersama- Hasil pra-survei menunjukkan di Desa
sama dengan orang-orang lain serta badan- O’O dan Desa Doridungga Kecamatan
badan hukum”.Pemberian jaminan kepastian Donggo Kabupaten Bima yang merupakan
hukum dibidang Pertanahan adalah bagian dari Desa yang menjadi target peneliti
memerlukan tersedianya perangkat hukum atas pelaksanaan Pendaftaran Tanah
yang tertulis, lengkap dan jelas serta menunjukkan bahwa masih banyak Tanah-
dilaksanakan secara konsisten, sesuai dengan Tanah yang diperoleh masyarakat akan tetapi
ketentuan-ketentuannya. Disamping itu guna belum didaftarkan di Kantor Badan Pertanahan
menghadapi kasus-kasus dibidang Pertanahan Nasioanal Kabupaten Bima.
selain diperlukan tersedianya perangkat Hal tersebut terkait dengan keamanan,
hukum dan tersedianya berbagai keterangan biaya, prosedur Pendaftaran dan pengetahuan
mengenai Tanah yang menjadi objek dari masyarakat. Berangkat dari adanya ketentuan
perbuatan hukum yang dilakukan. Dilihat dari normatif mengenai Peraturan Pendaftaran hak
segi fisik Tanahnya untuk memberikan hak atas Tanah dengan praktek yang ada dalam
tertentu diperlukan adanya kepastian mengenai masyarakat, maka penulis tertarik untuk
letak, batas-batas dan luas serta pemilikan mengkajinya lebih-lebih tempat penelitian
bangunan serta tanaman-tanaman yang yang penulis teliti adalah masyarakat Donggo
mungkin ada di atas Tanah tersebut. yang masyarakatnya masih memegang teguh
Berdasarkan segi data yuridisnya, diperlukan adat, istiadat yang kental serta jiwa
adanya status hukum Tanahnya dan status kesukuannya yang kuat.
pemegang hak dan tentang ada atau tidak hak- Masalah tanah adalah masalah yang
hak pihak lain yang membebani Tanah sangat menyentuh keadilan karena sifat Tanah
tersebut. Dan data fisik diperlukan untuk yang langka dan terbatas, dan merupakan
mengetahui mengenai letak, batas, dan luas kebutuhan dasar setiap manusia, tidak selalu
bidang Tanah dan satuan rumah susun yang mudah untuk merancang suatu kebijakan
didaftar termasuk keterangan mengenai Pertanahan yang dirasakan adil untuk semua
adanya bangunan atau bagian bangunan pihak. Suatu kebijakan yang memberikan
diatasnya. kelonggaran yang lebih besar kepada sebagian
Sebagai upaya untuk meningkatkan kecil masyarakat dapat dibenarkan apabila
pelayanan dibidang Pertanahan, maka diimbangi dengan kebijakan serupa yang
Pemerintah dalam hal ini Kantor Badan ditujukan kepada kelompok lain yang lebih
Pertanahan Nasional Kabupaten Bima harus besar.
menyelenggarakan penyertipikatan Tanah Dengan melihat kondisi tanah yang
rutin secara kolektif dibeberapa kecamatan di ada di Donggo yang cukup subur sehingga
wilayah Kabupaten Bima. Seluruh masyarakat sangat mendukung dalam pengembangan
sangat menginginkan pelayanan Pendaftaran sumber daya pertanian. Maka tak heran,
di bidang Pertanahan Tanah dengan prosedur sebagian besar penduduknya mencari nafkah
dengan bercocok tanam di tegalan atau

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 221


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

berkebun. Hanya saja patut disayangkan dengan mendapatkan dan meneliti data primer
belakangan ini terjadi kerusakan hutan yang atau data lapangan.
begitu akut. Akibatnya bebukitan tampak Dari uraian singkat tentang metode
tandus, dikarenakan perladangan liar penelitian diatas dalam penelitian ini penulis
berpindah-pindah, bahkan ada juga oknum menggunakan metode penelitian Socio-legal
tertentu membakar hutan tanpa sedikitpun yang berorientasi pada pendekatan nilai
menyadari kerugian yang ditimbulkan secara (value-oriented approach). Penelitian
ekologis dan efek buruk lain. Namun empiris/sosiologis digunakan untuk
demikian, setelah dilakukan pendekatan yang mengetahui apa dan bagaimana kesadaran
bersifat mendidik (edukatif) oleh bupati masyarakat dalam mendaftarkan Tanah hak
beserta jajarannya, al-hasil pembakaran milik adat dikaitkan dengan masalah
maupun pembabatan hutan tak terjadi lagi. pelaksanaan Pendaftaran Tanah yang
Adapun yang bertugas untuk dilaksanakan di Kantor Badan Pertanahan
melakukan Pendaftaran peralihan hak yang Kabupaten Bima-NTB
ada sekarang ini ditangani oleh Badan HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertanahan Nasional. Salah satu obyek hak 1. Kesadaran Hukum Masyarakat Dalam
yang terdapat didalam lingkungan masyarakat Pendaftan Tanah-Tanah Hak Milik
adalah Tanah, dan setiap individu berhak Adat Di Desa O’O dan Desa Dori
untuk memiliki obyek hak (Tanah) tersebut. Dungga Kecamatan Donggo
Kewenangan negara dalam hal ini Pemerintah a) Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin.
dalam mengatur dan mengakomodasi masalah Berdasarkan jenis kelamin,
Pertanahan di Indonesia, telah mengakar dan responden penduduk Desa O’O dan Desa
tumbuh dalam hukum formal yakni Undang- Dori Dungga dikelompokan atas 2
Undang Dasar 1945. Tanah menjadi suatu kelompok, yaitu laki-laki dan perempuan.
kebutuhan di mana setiap orang Jumlah pada masing-masing kelompok
membutuhkannya, hal ini mendorong setiap dapat dilihat sebagai berikut:
orang untuk dapat memiliki dan menguasai Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Tanah yang dibutuhkannya. Sebelum penulis Kelamin di Desa O’O dan Desa Doridungga
menjelaskan lebih lanjut tentang Kesadaran Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai
Hukum Masyarakat dalam SertiFikasi Tanah- berikut:
Tanah Hak Milik Adat di Desa O’O dan Desa Jenis Kelamin Jumlah Persentase
Doridungga Kecamatan Donggo Kabupaten
Bima-NTB maka penulis menelaah sumber Laki-Laki 55 73,33%
informasi baik dari buku, Undang-Undang Perempuan 20 26,67%
atau penelitian terdahulu yang dijadikan Jumlah 75 100%
sumber informasi dan perbandingan dalam Sumber: Data Sekunder yang diolah dari dua
mendapatkan jawaban atas permasalahan- Desa yang diteliti
permasalahan tersebut. Tabel diatas menunjukan bahwa mayoritas
A. Metode Penelitian penduduk Desa O’O dan Desa Dori Dungga
Berdasarkan kepustakaan tentang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 55
penelitian hukum, lazimnya ada dua jenis orang (73,33%). Responden dengan jenis
penelitian yang populer yaitu normatif dan kelamin perempuan adalah sebanyak 30 orang
empiris. Penelitian hukum normatif disebut (26,67%).
juga penelitian kepustakaan yang lebih b) Karakteristik Berdasarkan Jenis Usia.
menitiberatkan pada inventarisasi hukum Berdasarkan usianya, responden
tertulis dan lazimnya dilakukan dengan penduduk Desa O’O dan Desa Dori
mengkaji data sekunder sebagai bahan Dungga yang menjadi responden dalam
pustaka, sedangkan penelitian hukum empiris penelitian dikelompokan dalam 4
atau sosiologis lebih condong ke aspek kelompok, yaitu responden dengan usia ≤
perilaku masyarakat (behavioural aspect) 30 tahun, 31-40 tahun, 41-50 tahun, > 51

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 222


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

tahun. Jumlah pada masing-masing (SD), yaitu sebanyak 32 orang (42,67%).


kelompok tersebut adalah sebagai berikut: Responden yang memiliki pendidikan Sekolah
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Menengah Pertama (SMP), yaitu sebanyak 24
Desa O’O dan Desa Doridungga Tahun 2019 orang (32%). Responden yang memiliki
dapat dilihat pada tabel 2 sebagai berikut: pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Usia Jumlah Persentase yaitu sebanyak 17 orang (22,67%). Responden
≤ 30 tahun 25 33,33% lainnya memiliki tingkat pendidikan Sarjana 1
31-40 tahun 20 26,67% (S1), sebanyak 2 orang (2,66%).
41-50 tahun 20 26,67% d) Karakteristik Responden Berdasarkan
> 50 tahun 10 13,33% Pekerjaan
Jumlah 75 100% Responden berdasarkan pekerjaan,
Sumber: Data Sekunder yang diolah yang menjadi responden penelitian ini
dari dua Desa yang diteliti dikelompokan dalam 4 kelompok, yaitu
Tabel diatas menunjukan bahwa responden dengan pekerjaan TNI/Polri,
mayoritas responden penduduk Desa O’O dan PNS, Pegawai Swasta, Wiraswasta, dan
Desa Dori Dungga yang menjadi responden kelompok pekerjaan lainnya.
pada penelitian ini berusia ≤ 30 tahun, yaitu Karakteristik Responden Berdasarkan
sebanyak 25 orang (33,33%). Responden yang Pekerjaan di Desa O’O dan Desa Doridungga
berusia 31 - 40 tahun, yaitu sebanyak 20 orang Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 4
(26,67%). Lalu responden yang berusia 41 - 50 sebagai berikut:
tahun menunjukan jumlah, yaitu sebanyak 20 Pendidikan Jumlah Persentase
orang (26,67%). Kemudian responden yang PNS 2 2,67%
berusia > 50 tahun, yaitu sebanyak 10 orang TNI/Polri 0 0%
(13,33%) pada masing-masing kategori. Wiraswasta 40 53,33%
c) Karakteristik Responden Berdasarkan Pegawai Swasta 29 38,67%
Pendidikan Lain-lain 4 5,33%
Berdasarkan pendidikan, responden Jumlah 75 100%
penduduk Desa O’O dan Desa Doridungga Sumber: Data Sekunder yang diolah dari dua
yang menjadi responden penelitian Desa yang diteliti
dikelompokan dalam 4 kelompok, yaitu Tabel diatas menunjukan bahwa
responden dengan pendidikan SD, SMP, SMA, mayoritas penduduk Desa O’O dan Desa
dan lain-lain. Jumlah pada masing-masing Doridungga yang menjadi responden
kelompok tersebut adalah sebagai berikut. penelitian termasuk dalam jenis pekerjaan
Karakteristik Responden Berdasarkan Wiraswasta 40 orang (53,33%). Lalu
Pendidikan Desa O’O dan Desa Doridungga responden yang bekerja sebagai Pegawai
Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai Swasta, yaitu 29 orang (38,67%). Responden
berikut: yang termasuk dalam pekerjaan lain-lain
Pendidikan Jumlah Persentase sebanyak 4 orang (5,33%). Responden yang
SD 32 42,67% bekerja sebagai PNS, yaitu 2 orang (2,67%).
SMP 24 32% Kemudian tabel di atas menjelaskan bahwa
SMA 17 22,66% tidak ada responden yang diambil bekerja
Lain-lain... 2 2,67% sebagai TNI atau Polri.
(S1) e) Karakteristik Responden Berdasarkan
Jumlah 75 100% Lamanya Tempat tinggal
Sumber: Data Sekunder yang diolah dari dua Responden berdasarkan lamanya
Desa yang diteliti tempat tinggal, yang menjadi responden
Tabel diatas menunjukan bahwa penelitian dikelompokan dalam 4 kelompok,
mayoritas penduduk Desa O’O dan Desa yaitu responden dengan lamanya bertempat
Doridungga yang menjadi responden tinggal sekitar 1 – 5 tahun, 10 tahun, ≤ 20
penelitian memeliki pendidikan Sekolah Dasar tahun, dan ≥ 21 tahun. Jumlah pada masing-

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 223


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

masing kelompok tersebut adalah sebagai Warisan 5 6,67%


berikut. Jumlah 75 100%
Karakteristik Berdasarkan Lamanya Tempat Sumber: Data Sekunder yang
Tinggal Desa O’O dan Desa Doridungga diolah dari dua Desa yang diteliti
Tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 5 Tabel diatas menunjukan bahwa
dibawah ini: mayoritas responden yang menjadi responden
Lamanya tempat jumlah persentase pada penelitian ini mendapatkan tanah melalui
tinggal jual - beli, yaitu sebanyak 52 orang (69,33%).
1-5 tahun 20 26,67% Responden yang mendapatkan tanah melalui
10 tahun 14 18,66% hibah, yaitu sebanyak 18 orang (24%).
≤ 20 tahun 29 38,67% Responden yang mendapatkan tanah melalui
≥ 21 tahun 12 16% warisan, yaitu sebanyak 5 orang (6,67%),
Jumlah 75 100% berikut ungkapan dari salah satu narasumber
Sumber: Data Sekunder yang diolah yang mendapatkan tanah warisan.
dari dua Desa yang diteliti Berikut ini deskripsi dari jawaban
Tabel diatas menunjukan bahwa responden terkaait indikator dari kesadaran
mayoritas responden yang menjadi penelitian hukum yang terdiri dari pengetahuan hukum,
telah bertempat tinggal di Desa O’O dan Desa pemahaman hukum, sikap hukum, dan pola
Doridungga selama ≤ 20 tahun, yaitu perilaku hukum
sebanyak 29 orang (38,67%). Responden yang a) Pengetahuan Hukum
telah disana selama 1 – 5 tahun, yaitu sebanyak Secara keseluruhan, pengetahuan
20 orang (26,67%). Responden yang tinggal hukum diteliti melalui kuesioner dengan 9
disana selama 10 tahun, yaitu sebanyak 14 butir pertanyaan. Pengkategorian tanggapan
orang (18,66%). Dan responden yang tinggal responden terhadap pengetahuan hukum
disana selama ≥ 21 tahun sebanyak 12 orang diketahui dari jawaban responden yang
(16%). Berdasarkan hasil penyebaran merupakan masyarakat Desa O’O dan Desa
kuesioner diatas dapat diketahui bahwa rata- Doridungga yang terdiri dari berberapa
rata penduduk Desa O’O dan Desa elemen di Kecamatan Donggo, Kabupaten
Doridungga telah menetap selama ≤ 20 tahun. Bima-NTB. Pengetahuan hukum responden
f) Karakteristik Responden Berdasarkan dapat diketahui secara keseluruhan dapat
Cara Mendapatkan Tanah dilihat pada tabel berikut.
Berdasarkan cara mendapatkan tanah, Deskripsi Pegetahuan Hukum Desa O’O dan
responden yang menjadi responden penelitian Desa Doridungga Tahun 2019 dapat dilihat
ini dikelompokan dalam 3 kelompok, yaitu pada tabel 7 dibawah ini:
No Pernyataan Jumlah
reponden yang mendapatkan tanah melalui .
1. Pendaftaran tanah diatur melalui Undang-Undang 23
SM M
22
CM
20
TM
8
STM
2
jual-beli tanah, mendapatkan tanah melalui 2.
yang berlaku.
Tata cara mendaftarkan tanahdiatur dalam PP no 20 39 16 - -
warisan, mendapatkan tanah melalui hibah. 3.
24 tahun 1997 tentang Pendaftaran tanah.
Dalam mendaftarkan tanahharus melalui akta 10 20 30 13 2
otentik PPAT seperti yang diatur dalam Peraturan
Karakteristik Responden Berdasarkan Cara Pemerintah Nomor 37 tentang Peraturan Jabatan

Mendapatkan Tanah Desa O’O dan Desa


Pejabat Pembuat Akta Tanah
4. Apakah Bapak/Ibu mengetahui bahwa 6 30 27 8 4
kepemilikan Sertifikat Tanah itu wajib bagi warga
Doridungga Tahun 2019 dapat dilihat pada 5.
masyarakat?
Apakah Bapak/Ibu mengetahui syarat-syarat 2 10 30 23 15
tabel 6 dibawah ini: 6.
untuk mendaftarkan tanah?
Apakah Bapak/Ibu mengetahui berapa besar biaya - 3 22 47 3
dalam pengurusan serta pembuatan sertifikat
tanah?
7. Apakah Bapak/Ibu mengetahui fungsi dan 3 16 31 13 12
kegunaan dari Pendaftaran tanah?
8. Apakah Bapak/Ibu mengetahui waktu dan tempat 2 9 26 34 4
Pendaftaran tanah?
9. Apabila Pendaftaran tanah yang melanggar 10 35 20 7 3
peraturan-peraturan yang berlaku dikenai sanksi
berat.
Cara Jumlah Persentase Jumlah 76 184 239 153 45
Mendapatkan Sumber: Data Sekunder yang diolah dari dua
Tanah Desa yang diteliti
Jual – Beli 52 69,33% Keterangan:
Hibah 18 24% ▪ SM = Sangat Mengetahui
Jurnal Ilmiah Mandala Education | 224
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

▪ M = Mengetahui “saya tidak tahu menahu proses hukum


▪ CM = Cukup Mengetahui Pendaftaran tanah yang berlaku, saya
▪ TM = Tidak Mengetahui lebih baik menunggu tetangga-
▪ STM = Sangat Tidak Mengetahui tetangga yang lain, lagipula saya juga
bingung harus melakukan apa dan
b) Pemahaman hukum membawa apa saja untuk membuat
Secara keseluruhan, pemahaman sertifikat tanah”.
hukum yang diteliti melalui kuesioner ini Hal ini sangat disayangkan mengingat
berupa 7 butir pertanyaan. Pengkategorian negara kita adalah negara yang menjunjung
tanggapan responden penelitian terhadap tinggi hukum, dan hal ini sangat berpotensi
pemahaman hukum dapat diketahui melalui untuk menjadi korban dalam kasus sengketa
jawaban responden yang merupakan warga tanah dan klaim secara sepihak. Berdasarkan
Desa O’O dan Desa Doridungga. Pemahaman deskripsi jawaban para responden penelitian
hukum responden secara keseluruhan dapat diatas dapat diketahui bahwa pemahaman
dilihat pada tabel berikut hukum responden tergolong cukup tetapi
Deskripsi Pemahaman Hukum Desa O’O dan cenderung kurang.
Desa Doridungga Tahun 2019 dapat dilihat Mengenai pemahaman hukum ini,
pada tabel 8 dibawah ini: Soerjono Soekanto menyatakan bahwa
No. Pernyataan
Jumlah pemahaman hukum dalam arti disini adalah
SP P CP KP TP sejumlah informasi yang dimiliki seseorang
1. Apakah Bapak/Ibu memahami syarat-syarat yang - - 20 30 25
diperlukan dalam Pendaftaran Tanah? mengenai isi peraturan dari suatu hukum
2. Apakah Bapak/Ibu memahami petunjuk mekanisme - - 20 30 25 tertentu. Dengan perkataan lain, pemahaman
dalam Pendaftaran Tanah?
3. Apakah Bapak/Ibu memahami semua fomulir yang - - 13 32 30 hukum adalah suatu pengertian terhadap isi
tertera dalam Pendaftaran tanah? dan tujuan dari suatu peraturan tertentu,
4. Apakah Bapak/Ibu memahami tujuan dari Pendaftaran 2 10 40 13 10
tanah? tertulis maupun tidak tertulis, serta manfaatnya
5. Apakah Bapak/Ibu memahami prosedur pembuatan - - 20 40 15 bagi pihak-pihak yang kehidupannya diatur
Sertifikat Tanah? oleh peraturan tersebut. Dalam hal ini
6. Apakah Bapak/Ibu memahami apabila tidak memiliki 10 15 40 5 5
Sertifikat Tanah merupakan rawan terjadinya klaim pemahaman hukum, tidak diisyaratkan
sepihak, sengketa tanah, dan sebagainya. seseorang harus terlebih dahulu mengetahui
7. Apakah Bapak/Ibu memahami kegunaan dari 8 17 44 6 - adanya suatu aturan tertulis yang mengatur
Sertifikat Tanah?
suatu hal. Akan tetapi yang dilihat disini
Jumlah 20 42 197 156 110
adalah bagaimana persepsi mereka dalam
Sumber: Data Sekunder yang diolah dari dua menghadapi berbagai hal, dalam kaitannya
Desa yang diteliti dengan norma-norma yang ada dalam
Keterangan: masyarakat. Persepsi ini biasanya diwujudkan
▪ SP = Sangat Paham melalui sikap mereka terhadap tingkah laku
▪ P = Paham sehari-hari.
▪ CP = Cukup Paham c) Sikap Hukum
▪ KP = Kurang Paham Secara keseluruhan, sikap hukum
▪ TP = Tidak Paham diteliti melalui kuesioner dengan 7 butir
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pertanyaan. Pengkategorian tanggapan
bahwa jumlah jawaban yang paling banyak responden terhadap sikap hukum diketahui
adalah “CP/ Cukup Paham”. Hal tersebut dari jawaban responden yang merupakan
menunjukan bahwa pemahaman hukum warga Desa O’O dan Desa Doridungga. Sikap
responden penelitian ini dapat dikategorikan hukum responden secara keseluruhan dapat
cukup. Kemudian jumlah yang banyak dilihat pada tabel berikut.
selanjutnya adalah “KP/ Kurang Paham”, Deskripsi Sikap Hukum Desa O’O dan Desa
diperkuat dengan wawancara yang peneliti Doridungga Tahun 2019 daat dilihat pada
lakukan dengan salah satu narasumber, berikut tabel 9 dibawah ini:
ungkapan narasumber.

Jurnal Ilmiah Mandala Education | 225


Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

No. Pernyataan
SS S
Jumlah
CS TS STS
Deskripsi Pola Perilaku Hukum Desa O’O dan
1. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu terhadap syarat- - 10 50 10 5 Desa Doridungga Tahun 2019 dapat dilihat
syarat Pendaftaran Tanah?
2. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu terhadap sistem - 15 50 4 1 poada tabel 10 dibawah ini:
admintrasi yang berlaku dalam Pendaftaran tanah?
3. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu dengan pelayanan - 10 55 7 3
Jumlah
pejabat pemerintahan dalam Pendaftaran tanah? No. Pernyataan
SS S CS TS STS
4. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu terhadap biaya - 2 35 20 18 1. Sebelum mendaftarkan tanahBapak/Ibu, Bapak/Ibu 12 32 13 15 13
yang dikenakan dalam Pendaftaran tanah? bertanya terlebih dahulu secara detail kepada Pejabat
5. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap - 4 40 20 11 Pemerintah/PPAT yang bersangkutan.
2. Bapak/Ibu mendaftarkan tanahmelalui proses yang 4 11 24 20 16
mekanisme Pendaftaran dalam pembuatan resmi, baik dan benar, tidak melalui calo ataupun hal
Sertifikat Tanah? lainnya.
6. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu terhadap 4 11 37 12 11 3. Sebelum mendaftarkan tanahBapak/Ibu menyiapkan 12 37 22 3 1
kewajiban untuk memiliki sertifikat tanah? hal-hal yang perlu disiapkan.
4. Bapak/Ibu tidak akan melanggar peraturan dalam 3 9 37 15 11
7. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu mengenai 29 19 15 1 1 mendaftarkan tanahsaya karena hal tersebut
PRONA (Proyek Operasi Nasional Agraria)? melanggar hukum dan dapat dipidana.
Jumlah 33 71 282 74 50 5. Bapak/Ibu lebih berminat mendaftarkan tanahnya 19 39 11 3 3
apabila pemerintah setempat sering mengadakan
Sumber: Data Sekunder yang diolah dari 6.
sosialisasi.
Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu terhadap program 31 37 7 - -
yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempercepat
dua Desa yang diteliti pembuatan sertifikat tanah?
7. Bagaimanakah sikap Bapak/Ibu terhadap kewajiban 7 10 35 8 15
Keterangan: kepemilikan Sertifikat Tanah?

▪ SS = Sangat Setuju Jumlah 88 90 149 64 59

▪ S = Setuju Sumber: Data Sekunder yang diolah dari


▪ CS = Cukup Setuju dua Desa yang diteliti
▪ TS = Tidak Setuju Keterangan:
▪ STS = Sangat Tidak Setuju ▪ SM = Sangat Setuju
▪ S = Setuju
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat ▪ CS = Cukup Setuju
bahwa jumlah jawaban responden penelitian ▪ TS = Tidak Setuju
yang paling banyak adalah “Cukup ▪ STS = Sangat Tidak Setuju
Setuju/CS”. Hal ini menunjukan bahwa sikap Pemerintah Indonesia telah
hukum yang dimiliki responden adalah Cukup. menyelenggarakan progam PTSL, yaitu
Lalu kemudian jumlah yang cukup banyak Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap. PTSL
adalah “Tidak Setuju/TS” yang menunjukan adalah proses Pendaftaran tanah untuk pertama
bahwa sikap hukum responden penelitian ini kali, yang dilakukan secara serentak dan
tergolong Kurang. Meskipun demikian, meliputi semua obyek Pendaftaran tanah
terdapat perbedaan jawaban yang tidak terlalu termasuk dalam mendaftarkan tanah-tanah
jauh antara “Tidak Setuju/TS” dengan hak milik adat yang belum didaftarkan didalam
“Setuju/S” yang hanya berbeda 3 nilai saja. suatu wilayah desa atau kelurahan atau nama
Berdasarkan deskripsi jawaban kuesioner lainnya yang setingkat dengan itu. Melalui
yang dijawab oleh para responden penelitian program ini, pemerintah memberikan jaminan
ini dapat diketahui bahwa sikap hukum yang kepastian hukum atau hak atas tanah milik
dimiliki sebagian banyak responden penelitian masyarakat. Program yang dimaksud berada
ini tergolong dalam kategori cukup namun dalam payung hukum Peraturan Menteri
cenderung kurang. Agararia dan Tata Ruang/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional No.12 tahun 2017 tentang
d) Pola perilaku hukum Percepatan Pendaftaran Tanah Sistematis
Secara keseluruhan, pola perilaku Lengkap dan Instruksi Presiden No.2 tahun
hukum diteliti melalui kuesioner dengan 7 2018 tentang Percepatan Pendaftaran Tanah
butir pertanyaan. Pengkategorian tanggapan Sistematis Lengkap di Seluruh Wilayah
respoden penelitian terhadap pola perilaku Republik Indonesia. Dengan demikian
hukum dapat diketahui dari jawaban program tersebut telah dituangkan dalam
responden yang merupakan warga Desa O’O bentuk peraturan hukum yang menuntut
dan Desa Doridungga, KecamatanKecamatan masyarakat untuk melaksanakannya. Sesuai
DonggoSelatan, Kota Bekasi. Pola perilaku dengan fungsinya, hukum dapat mengubah
hukum responden penelitian dapat dilihat pada kondisi masyarakat kearah yang lebih baik.
tabel berikut. Dengan hukum, hidup masyarakat akan
menjadi teratur serta tidak ada pertentangan
Jurnal Ilmiah Mandala Education | 226
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

apabila mena’ati aturan hukum tersebut. Berdasarkan hasil wawancara diatas,


Dengan demikian, untuk tercapainya sasaran diketahui bahwa narasumber yang bernama
itu, maka seluruh elemen masyarakat harus Asmari memiliki keinginan besar untuk bisa
sadar untuk dapat melaksanakan peraturan mendaftarkan tanah-tanah hak milik adat
hukum tersebut. tersebut supaya tidak tersangkut kasus
Untuk mengetahui tingkat kesadaran sengketa tanah, secara tidak langsung tempat
hukum masyarakat di Desa O’O dan Desa tinggalnya saat ini berdekatan dengan tanah-
Doridungga Kecamatan Donggo Kabupaten tanah hak milik adat tersebut. Dengan
Bima-NTB dalam rangka sertipikasi tanah- timbulnya rasa takut yang dialami narasumber
tanah hak milik adat, penulis menggunakan ini, maka masyarakat berupaya untuk
indikator yang dikemukan oleh Soerjano mendaftarkan tanah-tanah hak milik adat
Soekanto, dimana terdapat empat indikator tersebut.
kesadaran hukum, yang masing-masing Praktek di lapangan menunjukan
merupakan suatu tahapan bagi tahapan bahwa salah satu penghambat suksesnya
berikutnya, yaitu: (1) Pengetahuan hukum; (2) pelaksanaan pendaftaran tanah hak milik adat,
Pemahaman hukum; (3) Sikap hukum; dan (4) khususnya di Kecamatan Donggo Kabupaten
Pola perilaku hokum.. Bima adalah rendahnya tingkat kesadaran
2. Kendala Yang Dihadapi Masyarakat hukum dari masyarakat pemilik tanah melalui
Dalam Pendaftaran Tanah Hak Milik Adat, pendaftaran sporadik. Di Kecamatan
Pada Kantor Pertanahan Kabupaten Bima Kecamatan Donggo Kabupaten Bima yang
Kesadaran hukum masyarakat terdiri atas 9 Desa, masih banyak tanah yang
terhadap Pendaftaran tanah-tanah Hak Milik belum disertipikatkan, kecuali orang-orang
Adat di Desa O’O dan Desa Doridungga yang benar-benar mengetahui dan mengerti
Kecamatan Donggo Kabupaten Bima-NTB fungsi dari sertipikat tanah. Dengan demikian
tentunya memiliki berberapa faktor dapat dikatakan bahwa pembuatan sertipikat
pendukung dan juga berberapa faktor sampai sekarang ini masih mengalami
penghambat. Berikut ini salah satu faktor hambatan. Hambatan tersebut disebabkan oleh
pendukung dari kesadaran hukum masyarakat 2 faktor, yaitu:
dalam mendaftarkan tanah Hak milik adat, 1. Faktor dari dalam
adalah tingginya kemauan untuk Yang dimaksud faktor dari dalam adalah :
mendaftarkan tanah adat tersebut serta rasa a. Berkas atau syarat-syarat yang
takut akan terjadinya klaim sepihak atas tanah diajukan pada kantor Pertanahan
hak milik adat tersebut. Hal ini dapat diketahui dianggap kurang lengkap sehingga
dari kutipan wawancara berikut: proses pengurusannya ditunda untuk
“Saya awalnya memang sudah berkeinginan sementara sampai berkas-berkasnya
untuk mendaftarkan tanah hak milik adat dilengkapi. Sedang berkas yang telah
tersebut untuk menghindari hal-hal yang tidak lengkap bisa langsung diproses.
diinginkan, karenakan tempat saya dengan b. Para petugas dari Kantor Pertanahan
tanah-tanah adat tersebut berdeketan sekali, dalam melayani permohonan
dan takutnya ada masalah sengketa disini atau masyarakat yang cukup banyak,
saling mengklaim”. dimana jumlah tenaganya tidak
Dan diperkuat juga hal ini oleh sebanding dengan tanah-tanah yang
narasumber lainnya yang mengungkapkan didaftar.
sebagai berikut. Apalagi petugas dari Kantor
“Saya dari tahun-tahun sebelumnya sudah Pertanahan tidak hanya melayani Kecamatan
punya niatan untuk mendaftarkan tanah-tanah Donggo saja, melainkan melayani dan
hak milik adat tersebut, tapi saya menangani Kecamatan-Kecamatan yang ada di
mengurungkan niat saya karena saya takut Kabupatan Bima. Disamping itu sarana dan
kedepannya terjadi hal-hal yang tidak saya prasarananya juga kurang memadai sehingga
inginkan”. apabila pendaftaran tanah yang letak tanahnya
jauh akan mengalami keterlambatan waktu.
Jurnal Ilmiah Mandala Education | 227
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

2. Faktor dari luar. mengetahui proses-proses pendaftaran


Yang dimaksud faktor dari luar adalah tanah-tanah hak milik adat yang berlaku.
yang terdapat didalam masyarakat pada Sebagaian masyarakat Desa O’O dan Desa
Kecamatan Donggo itu sendiri. Doridungga mengetahui dampak negatif
Faktor-faktor itu antara lain: dari ketiadaannya memiliki sertifikat
a. Biaya yang dirasakan terlalu tinggi tanah- tanah hak milik adat.
sehingga masyarakat yang kurang 2. Kendala yang dihadapi masyarakat Desa
mampu enggan untuk mensertifikatkan O’O dan Desa Doridungga dalam
tanahnya. mendaftarkan tanah-tanah hak milik adat
b. Masyarakat yang menganggap bahwa adalah kurangnya sosialisasi dari
dengan memilik petuk pajak maka hak pemerintah setempat mengenai tata cara
seseorang atas tanahnya sudah dapat pendaftaran tanah-tanah hak milik adat
digunakan sebagai alat bukti yang kuat yang baik. Serta tingkat kesadaran hukum
di desa. dari masyarakat Desa O’O dan Desa
c. Mayoritas tingkat pendidikan Doridungga untuk melaksanakan
masyarakat relatif rendah, sehingga pendaftaran tanah secara sporadik sebagai
kurang mengetahui dan menyadari akibat pola pikir yang keliru tentang arti
akan arti penting dan manfaat dengan pentingnya pendaftaran tanah.
mensertipikatkan tanahnya. Daftar Pustaka
d. Didalam hal pengurusan dirasakan Amirudin dan Zainal Asikin. Pengantar
proses yang berbelit-belit dan panjang Metode Penelitian Hukum. Jakarta:
sehingga membuat masyarakat PT. Raja Grafindo, 2004.
khususnya didaerah pedesaan malas
untuk mengurus. Bachtiar Effendie, Pendaftaran Tanah di
e. Anggapan sebagian kecil dari Indonesia dan Peraturan-Peraturan
masyarakat mengenai sertipikat tanah Pelaksanaannya, Bandung,
bahwa pemerintahlah yang Banjarmasin: Alumni,1983.
membutuhkan padahal sebaliknya;
f. Jarak yang dirasakan terlalu jauh dari Chambert Loir, Henri dan Siti Maryam R.
masyarakat yang terisolir untuk datang Salahuddin 1999. Bo’ Sangaji Kai,
mendaftarkan tanahnya. Catatan sKerajaan Bima. Jakarta :
g. Pada proses jual beli tanah hak milik Yayasan Obor Indonesia dan Ecole
adat masyarakat enggan dan tidak Francaise d’Extreme Orient.
mempunyai inisiatif untuk
mensertipikatkan tanahnya setelah Ediwarman, Perlindungan Hukum Bagi
Korban Kasus-kasus Pertanahan,
Medan: Pustaka Bangsa Press, 2003.
Simpulan
1. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Hamzah, Muslimin. 2004. Ensiklopedia Bima.
dalam rangka Pendaftaran tanah-tanah hak Bima : Pemda Kabupaten Bima.
milik adat di kabupaten Bima dapat ________________. “Dou Donggo”. Majalah
dikatakan rendah. Hal ini disebabkan Progress Edisi III.
kurangnya berberapa aspek yaitu,
kurangnya pengetahuan hukum, Hartono, Soenaryati. Penelitian Hukum di
pemahaman hukum, sikap hukum, dan Indonesia Pada Akhir Abad ke-20.
pola perilaku masyarakat. Tetapi Bandung: Alumni, 1994.
masyarakat Desa O’O dan Desa
Doridungga Kecamatan Donggo Laurensius, A. (2015). Penegakan Hukum dan
mengharapkan perhatian lebih untuk kesadaran Masyarakat. Yogyakarta:
persoalan ini, karena masyarakat Desa O’O Deeppublish.
dan Desa Doridungga benar-benar tidak
Jurnal Ilmiah Mandala Education | 228
Jurnal Ilmiah Mandala Education Vol. 6. No. 2. Oktober 2020
http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862
Terakreditasi Peringkat 4 (No. SK: 36/E/KPT/2019)

Lubis, A. R., & Lubis, M. Y. (2011). Kenotariatan Universitas Diponegoro.


Pencabutan Hak, Pembebasan, dan Semarang 2019.
Pengadaan Tanah. Mandar Maju: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Bandung. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta. Balai Pustaka. 1998.
Just, Peter. 2000. Dou Donggo Justice: Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
Conflict and Morality in an Indonesian Tentang Peraturan dasar Pokok-Pokok
Society. Rowman & Little field Agraria.
Publishers.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Muchtar Wahid, Memaknai Kepastian Hukum Nomor 224 Tahun 1961 tentang
Hak Milik Atas Tanah. Jakarta: pelaksanaan pembagian Tanah dan
Republika, 2008. pemberian ganti kerugian.

Moloeng, Lexi J. Metodologi Penelitian Peraturan Pemerinstah Nomor 24 Tahun 1997


Kualitatif. Bandung: Rosda Karya, tentang Pendaftaran Tanah.
2007.

Otje Salman, Kesadaran Hukum Masyarakat


Terhadap Hukum Waris. Bandung:
Alumni 1993.

Ronny Hanitijo Soemitro. Metode Penelitian


Hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1993.

Soekanto, Soerjono. Kesadaran Hukum&


Kepatuhan Hukum. Jakarta:
Rajawali,1982.

_______________.Sosiologi Suatu
Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2003.

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji.


Penelitian Hukum Normatif, Suatu
Tinjauan Singkat. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.

Tajib, Abdullah. 1995. Sejarah Bima Dana


Mbojo. Jakarta: Harapan Masa PGRI.
Wayan Suandra, Hukum
Pertanahan Indonesia, Jakarta: Rineka
Cipta, 1991.

Wibawanti Sri Erna, Murjiyanto, Hak Atas


Tanah & Peralihannya, Yogyakarta:
Liberty Yogya, 2013.

Buku Peraturan Akademik dan Pedoman


Penyusunan Tesis Magister
Jurnal Ilmiah Mandala Education | 229

You might also like