1 - 8 1 Ikhfini Munawaroh
1 - 8 1 Ikhfini Munawaroh
1 - 8 1 Ikhfini Munawaroh
(Potensi Tanaman Tasbih (Canna indica) sebagai Fitoremediator Parameter Fisik Kualitas
Air di Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Supit Urang Kota Malang)
1
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Malang, Malang,
Indonesia
2
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Islam Malang, Malang,
Indonesia
Info Article :
Diterima : 11 Mei 2023
Disetujui : 4 Okt. 2023
Dipublikasi : 4 Okt. 2023
Abstract
Article type : Supit Urang Fecal Waste Treatment Plant (IPLT) is a facility provided in overcoming sanitation
Riview Article problems, the Supit Urang STP in addition to accommodating also treats fecal waste before
Common Serv. Article being discharged into the river. In an effort to maximize the utilization of river water, it is
Research Article necessary to monitor water according to quality standards. Water purification can be through
filtration, adsorption, sedimentation, ion exchange and microbial processes using aquatic plants
Keyword : in wetland ponds. This study was conducted using observational descriptive by taking samples
Indian shot, Canna indica, at the inlet, midpoint and outlet point. Sample testing was carried out at UNISMA Integrated
Phytoremediator, Water Laboratory and Halal Center. The parameters observed are temperature, TDS, TSS
Quality Conductivity and turbidity. Then the value obtained from the observation will be compared with
the quality standards set by the government. The effectiveness of the phytoremediation process
Korespondensi : using Indian Shot (Canna indica) is significantly able to reduce temperature, TDS, conductivity
Ikhfini Munawaroh and turbidity parameters. In the TSS parameter, there was also a decrease even though the TSS
value still exceeded the quality standard. The decrease and increase of the observed parameters is
Universitas Islam Malang
Malang, Indonesia due to several factors both organic and inorganic factors of the waters. So this affects the
phytoremediation process. The Constructed wetland method using Indian Shot (Canna indica)
Email: shows that all parameters decrease when the adsorption process by plant roots
[email protected]
m
1
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)
didapatkan dan dirasakan pengguna air masing 3 kali ulangan. Alat yang diguankan dalam
(Syaputri,2017). penelitian adalah Botol sampel, handscoon, kertas
Pemurnian air dapat melalui proses filtrasi, label, corong, tissue, kamera, vacuum, erlenmeyer
adsorpsi, sedimentasi, pertukaran ion dan mikroba vacuum, cawan petri, oven, timbangan, gelas ukur,
dengan menggunakan tanaman air. Constructed termometer, TDS meter, TSS meter, turbidimeter,
wetland adalah sistem yang didesain dan konduktivitas meter, dan alat tulis. Bahan uji yang
dibangun sebagai sistem sarana alternatif digunakan dalam penelitian adalah sampel air,
pengolahan air dengan memanfaatkan proses kolam wetland, akuades, kertas Whatman.
alami menggunakan tumbuhan, tanah dan Parameter yang diamati adalah Suhu, TDS
mikroba. Air limbah mengaliri tanaman pada (Total Dissolved Solid), TSS (Total Suspended
media yang berpori. Sistem ini memanfaatkan Solid), Konduktivitas, dan Kekeruhan. Penelitian
beberapa media seperti, pasir dan batuan kecil ini dibandingan dengan standar baku mutu yang
(kerikil) (Yuanita, 2003). Pengolahan dengan telah ditetapkan menurut peraturan Pemerintah
sistem wetland ini akar pada tumbuhan akuatik No 82 Tahun 2001 Tentang Tentang
mengeluarkan oksigen, sehingga terbentuk zona Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan
rizosfer yang kaya akan oksigen pada seluruh Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri
permukaan rambut akar (Supradata, 2005). Hal ini Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 68 Tahun
kemungkinan karena jenis tanaman air 2016 Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.
mempunyai ruang antar sel sehungga oksigen dari Pada penelitian ini menggunakan analisis
atmoster dapat berdifusi melalui ke perakaran. data metode statistik deskriptif yang kemudian
Tanaman Tasbih (Canna indica) memiliki dilanjut uji ANOVA. Jika ditemukan perbedaan
rimpang yang cukup tebal dan mendatar dibawah selanjutnya dilakukan uji lanjutan tukey. Untuk
permukaan. Menurut Maretni (2017) Akar bunga melihat adanya pengelompokkan pada tiap
tasbih memiliki sistem perakaran serabut (Adix perlakuan dilakukan analisis komponen utama
adventicia) dengan akar rimpang (rhizoma). (PCA, Principal componennt analysis) yang
Tanaman Canna indica memiliki tingkat ditampilkan dalam bentuk biplot.
pertumbuhan yang lebih tinggi selaras dengan
tingginya produksi biomassa secara langsung III. HASIL DAN PEMBAHASAN
terkait dengan serapan hara dan fluktuasi kimia Hasil pengamatan kualitas air kolam
(JAR, 2019). Hal ini yang menjadikan tanaman ini wetland berdasarkan parameter fisika sesuai baku
memiliki potensi untuk dalam pengoahan air di mutu yaitu Suhu, TDS (Total Dissolved Solid),
lahan basah (wetland). Menurut Husnabilah TSS (Total Suspended Solid), Konduktivitas dan
(2016), nilai removal Tanaman Canna indica pada Kekeruhan selama penelitian (Tabel 1).
BOD berkisar 17-90%. Sedangkan pada parameter Berdasarkan dengan hasil penelitian pada tabel
TSS sebesar 86.6%, BOD sebesar 84,2% serta kadar yang disajikan selama 30 hari pada proses
COD sebesar 85% fitoremediasi menggunakan tanaman tasbih
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (Canna indica). Dapat disimpulkan secara umum
penurunan kualitas air berdasarkan parameter proses fitoremediasi secara signifikan mampu
fisika dalam proses fitoremediasi menggunakan menurunkan suhu, TDS, Konduktivitas dan
tanaman tasbih. Hasil penelitian ini diharapkan kekeruhan. Ada kecenderungan tanaman tasbih
menjadi informasi bagi instansi dalam (Canna indica) dalam menurunkan TSS meskipun
mengevaluasi keefektifan tanaman tasbih (Canna nilai dari TSS masih melebihi baku mutu.
indica) pada kolam wetland. Unit pengolahan lumpur tinja IPLT Supit
Urang terdiri dari bak pengumpul, kolam
II. METODE PENELITIAN anaerobik, kolam fakultatif 1 hingga 6, kolam
Penelitian ini dilakukan di Instalasi maturasi, kolam wetland dan bak klorin. Kolam
pengolahan lumpur tinja (IPLT) Kota Malang pada wetland merupakan kolam terakhir dalam
bulan November 2022- Maret 2023 dan Pengujian pengolahan hasil limbah dari IPLT. Teknik
Sampel dilakukan di Laboratorium Terpadu dan fitoremediasi memanfaatkan untuk dalam
Halal Center UNISMA. Penelitian ini mereduksi kontaminasi tanah dan air. Teknik ini
menggunakan deskriptif observasional. menguntungkan secara ekonomi dan lingkungan
Pengambilan sampel dilakukan di titik inlet, titik memanfaatkan tanaman hijau untuk menampung,
tengah, dan titik outlet kolam dengan masing- menyerap atau mendetoksifikasi (Ashraf et al.,
2
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)
2019). Mekanisme penyerapan polutan lahan basah dan kimia) dan biotik (Mikrobia dan tanaman) dan
bahwa secara umum melalui proses abiotik (Fisik gabungan dari keduannya (Maria, 2018).
Tanaman bunga tasbih (Canna indica) biota laut melainkan berpengaruhnya terhadap
digunakan karena tanaman ini merupakan kelarutan oksigen terlarut. Semakin tinggi suhu
tanaman yang memiliki kemampuan adaptasi dan air maka semakin rendah daya larut oksigen
daya tahan yang baik terhadap polutan sehingga terlarutnya. (Latuconsina, 2020). Hubungan linier
sehingga tidak mudah mati. Menurut (Shabani & juga terjadi antara temperature dengan
Sayadi, 2012) Spesies tanaman yang ideal dalam konduktivitas listrik yang semakin tinggi.
proses fitoremediasi harus bersifat kuat, penghasil
biomassa tinggi, toleran terhadap efek toksik
logam dan tidak menarik herbivora serta memiliki
daya serap yang tinggi. Faktor translokasi tanah ke
tanaman merupakan komponen penting
fitoremediasi. Translokasi dibatasi dari akar ke
pucuk. Pada penelitian Bose et al., (2008) analisis
fisiko-kimia pada tanaman Canna indica
menurunkan pH dari 8,2 menjadi 6.9. Penurunan
pada tanaman Canna indica cenderung mengalami
penurunan karena melalui proses rizosfer
mempengaruhi interaksi tanaman- tanah. Gambar 1. Data Rerata Nilai Suhu Pada Waktu
Pengamatan
3.1. Suhu
Berdasarkan hasil pengamatan pada Tabel 1 Kondisi mesofilik (25-30⁰) merupakan
dapat diketahui bahwa suhu kolam wetland kondisi suhu yang optimum untuk proses
berkisar antara suhu 26oC -29.67oC. Kisaran suhu fitoremediasi tumbuhan air (Rahayuningtyas et al.,
tersebut masih sesuai dengan standar baku mutu 2018). Suhu pada pengukuran pada kolam wetland
yang ditetapkan. Menurut Tanveer Saeed & dengan menggunakan tanaman tasbih (Canna
Guangzhi Sun, (2012) temperatur suhu antara 16,5 indica) ini berkisar antara 25-30⁰ C Temperature
oC -32 oC menguntungkan untuk nitrifikasi tinggi akan membuat ion bergerak semakin cepat
sehingga berpengaruh terhadap aktivitas dan nilai konduktivitas juga akan semakin tinggi
mikroorganisme maupun tanaman dalam (Irwan et al., 2016). .
melakukan pengolahan air yang masuk ke dalam
kolam wetland. 3.2. TDS (Total Disolved Solid)
Kenaikan dan penurunan suhu seperti pada Nilai Padatan Terlarut Total (TDS) dari 5
Gambar 1 tidak mencapai selisih yang signifikan waktu pengambilan sampel yang diamari berkisar
dan masih dalam kisaran nilai yang cenderung antara terendah 262 dan tertinggi 382 ppm. Nilai
sama. Hal ini karena kondisi suhu lingkungan TDS ini masih dapat dikatakan ideal sesuai
dengan kondisi cuara dan intensitas penyinaran standar baku mutu PP Nomor 82 Tahun 2001. Nilai
matahari yang tidak tetap. Menurut Effendi (2003) TDS cenderung mengalami penurunan hal ini
Suhu suatu badan air dapat dipengaruhi oleh menunjukkan bahwa telah terjadi proses
musim, lintang (latitude), waktu dalam hari, fitoremediasi di kolam wetland. Penurunan nilai
sirkulasi udara, penutupan awan dan aliran serta TDS selama 5 kali waktu pengambilan sampel
kedalaman air. Suhu perairan secara tidak disebabkan oleh lapisan media yang berupa
langsung dapat berpengaruh terhadap kehidupan kerikir dan pasir di kolam wetland terjadilah
3
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)
proses filtrasi. Menuruut Pratama et al., (2021) 3.3. TSS (Total Suspended Solid)
pengaruh sistem resirkulasi dan media Total Suspended Solid (TSS) adalah padatan
filter,bahwa media filtrasi dapat menurunkan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut
kadar TDS. Selain proses filtrasi pada kolam dan tidak dapat mengendap langsung. TSS pada
wetland juga terjadi proses sedimentasi yang air dapat menganggu sinar matahari hal ini yang
memanfaatkan simbiosis antara tumbuhan air dan membuat makhluk hidup di air menjadi terganggu
mikroorganisme dalam media disekitar perakaran bahkan menyebabkan kematian pada biota laut
(Maria, 2018). selain itu terhambatnya penetrasi cahaya ke dalam
Padatan terlarut total (TDS) merupakan zat air juga dapat berpengaruh terhadap proses
padat yang memiliki ukuran lebih kecil dari fotosintesis di perairan (Rahman, 2007)
padatan tersuspensi. Padatan ini berasal dari
senyawa organik seperti air, mineral dan beberapa
garam lainnya serta senyawa anorganik berasal
dari mineral, logam dan gas yang terbawa dan
terakumulasi dala air (Putra et al., 2017).
4
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)
yang menyaring air. Pada proses ini disebabkan bebatuan, sedangkan nilai konduktitvas rendah
karena media dalam kolam tersebut digunakan dapat mempengaruhi kesehatan tanaman dalam
sebagai tempat melekatnya padatan tersuspensi pertumbuhann serta pada proses fitoremediasi
pada akar tanaman. Akar tanaman tersebut karena penyerapan ion dilakukan oleh akar
memiliki akar yang lebat dan banyak. Hal ini tanaman. Nilai konduktivitas dapat
membantu tanamn dalam proses filtrasi mencerminkan ada tidaknya permasalahan
karena media tanam tersebut membantu padatan salinitias (kadar garam terlarut) yang berpengaruh
tersuspensi tersebut melekat pada akar. pada tanaman (Retnaningdyah et al., 2018).
(Muhammad, 2021). Sehingga mikroorganisme dan
kehidupan makhluk di perairan akan mati karena 3.5. Kekeruhan
oksigen yang dilepaskan tumbuhan air akan Kekeruhan air disebabkan karena adanya
bekurang. Dan jika konsentrasi TSS tinggi pada materi yang tersuspensi selama pengamatan di
perairan sungai terus bertambah dalam jangka kolam wetland. Pada grafik penurunan pada
waktu yang lama akan menurunkan kualitas Gambar 6 kekeruhan dari titik inlet hingga ke titik
perairan. oulet pada kolam wetland mengalami penurunan.
Kekeruhan dalam kolam wetland timbul karena
3.4. Konduktivitas terdapat bahan organik maupun bahan anorganik.
Konduktivtas adalah gambaran numerik air Tanaman Tasbih (Canna indica) dapat menyerap
dalam meneruskan arul listrik yang terkandung materi organik maupun anorganik dalam air
ion didalamnya. Banyaknya ion dalam larutan ketika bahan tersebut melewati rizosfer dari
dipengaruhi oleh padatan terlarut didalamnya. tanaman. Pada proses tersebut bahan pencemar
Konduktivitas cairan dapat diukur menggunakan diserap dan diakumulasikan ke bagian tanaman
satuan siemens (s). Nilai Konduktivitas cenderung yang lain (Novita et al., 2019).
mengalami penurunan dan kenaikan. Penurunan
nilai konduktivitas disebabkan karena terserapnya
nutrisi oleh tanaman dengan baik sehingga nilai
kadar EC menurun. Sedangkan kenaikan EC
karena berkurangnya kemampuan tanaman dalam
menyerap nutrisi dan nilai EC juga meningkat
(Ahmad, 2021).
5
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)
dapat mengikat partikel zat tersebut. Menurut kekeruhan yang tinggi diduga karena berbagai
Rusdi et al., (2014). Kekeruhan kembali naik faktor seperti sisa pakan, feses, plankton. Nilai
karena koloid telah dinetralkan sehingga senyawa kekeruhan sangat dipengaruhi oleh waktu
yang terionisasi sudah tidak berikatan dan pengukuran karena sinar matahari yang masuk ke
endapan tersebut menyebabkan kekeruhan. perairan sangat berpengaruh juga terhadap proses
Kekeruhan dapat mempengaruhi kualitas perairan fotosintesis dan padatan tersuspensi (Rohmah,
dan berdampak pada padatan tersuspensi. Nilai 2012).
Gambar 7. Hasil Analisis Biplot Kualitas Air Kolam Wetland Berdasarkan Parameter Fisika
Secara keseluruhan berdasarkan hasil pada parameter ini masih terjadi penurunan dari
Analysis Principal Component (PCA). Pengamatan titik inlet ke titik outlet. Hal ini kemungkinan
pada kolam wetland menggunakan tanaman disebabkan karena adanya penguraian sisa dari
tasbih (Canna indica) selama 30 hari telah bagian tanaman yang telah layu dan mati.
menurunkan beberapa kadar parameter fisika Menurut Putra et al., (2017) Padatan yang tidak
yang ditunjukkan pada titik inlet hingga titik dapat mengendap maupun terlarut ini yang dapat
outlet. Pada Gambar 7 menjelaskan bahwa mempengaruhi kekeruhan air. Selain dari tanaman
pengelompokkan pada titik inlet mencirikan nilai aktivitas invertebrata juga dapat meningkatkan
yang tinggi pada parameter kekeruhan, TDS, Suhu kandungan total padatan tersuspensi air karena
dan TSS. Kemudian pada titik tengah mencirikan akumulasi sisa pakan dan ekskresi hasil
beberapa parameter seperti Konduktivitas, TDS, metabolisme tersebut. Penurunan parameter
Turbiditas dan suhu mengalami penurunan sesuai kekeruhan dengan TSS berkorelasi positif.
baku mutu yang telah ditetapkan. Banyaknya ion Menurut Samudro (2011) bahan yang
dalam larutan juga dipengaruhi oleh padatan menyebabkan kekeruhan pada air dapat dari
terlarut didalamnya. Semakin besar padatan berbagai bahan yang sifat dan beratnya beda
terlarut pada kemungkinan jumlah ion dalam sehingga prinsip pengukuran yang berbeda antara
larutan juga akan semakin besar. Hal ini kekeruhan dan TSS tidak memiliki ketetapan
berdasarkan peneltiian (Das et al., 2006). secara pasti namun hubungan penurunan
Hubungan konduktivitas dengan TDS berkorelasi parameter yang terkait pasti terjadi pada
pofitif sehingga. Semakin tinggi nilai keduannya. Pada titik outlet tidak mencirikan
konduktivitas maka semakin tinggi pula nilai parameter apapun yang tinggi karena pada titik ini
TDS. Nilai konduktivitas dan TDS dapat semua parameter mengalami penurunan dan
mencerminkan ada atau tiaknya permasalahan proses fitoremediasi tanaman tasbih (Canna
salinitas pada tanaman (Retnaningdyah et al., indica) adalah efektif digunakan dalam proses
2018). fitoremediator.
Pada Gambar 7 sesuai hasil pengamatan
dapat dilihat masih dicirikan nilai yang tinggi dari IV. PENUTUP
kadar TSS. Meskipun nilai tersebut masih belum Proses fitoremediasi kolam wetland pada
memenuhi baku mutu yang ditetapkan namun IPLT Supit Urang mampu menurunkan beberapa
6
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)
parameter fisika seperti Suhu, TDS, TSS, Kekeruhan. Sedangkan pada parameter TSS
Konduktivitas dan kekeruhan sesuai baku mutu. terjadi penurunan pada titik inlet hingga titik
Analisis data pada penelitian ini dengan outlet namun kadar nilai masih belum sesuai baku
menggunakan analisis data deskriptif dengan mutu yang ditetapkan. Nilai tersebut
dibandingkan baku mutu kemudian dilanjut uji kemungkinan karena terdapat padatan yang sukar
Anova menggunakan aplikasi PAST. Penelitian ini mengendap sehingga mempengaruhi kekeruhan
menunjukkan beberapa parameter yang sesuai air dan belum menurunkan padatan tersuspensi
baku mutu seperti suhu, TDS, Konduktivitas, dan secara signifikan.
REFERENSI
Ahmad, A. M., Lutfi, M., & Herwati, F. C. (2021). Pengaruh EC (Electro Conductivity) dari limbah cair
(slurry) dan warna pipa terhadap pertumbuhan tanaman Selada Romain (Lettuce Romain) pada
sistem hidroponik DFT (Deep Flow Technique). Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan
Biosistem, 7(1), 28-42.
Ashraf, S., Ali, Q., Zahir, ZA, Ashraf, S., Asghar, HN, 2019. Fitoremediasi: Cara ramah lingkungan untuk
reklamasi tanah tercemar logam berat. Ekotoksikol. Mengepung. Aman. 174, 714–727.
Bose, S., Jain, A., Rai, V., & Ramanathan, A. L. (2008). Chemical fractionation and translocation of heavy
metals in Canna indica L. grown on industrial waste amended soil. Journal of Hazardous
Materials, 160(1), 187-193.
Das, Rajib, Nihar Ranjan Samal, Pankaj Kumar Roy, and Debojyoti Mitra. 2006. “Role of Electrical
Conductivity as an Indicator of Pollution in Shallow Lakes.” Asian Journal of Water,
Environment and Pollution. 3 (1): 143–46.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air : Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan. Penerbit
Kanisius : Yogyakarta
Husnabilah, A. (2016) Perencanaan Constructed Wetland untuk Pengolahan Greywater Menggunakan
Tumbuhan Canna indica (Studi Kasus: Kelurahan Keputih Surabaya).
Irwan, F., & Afdal, A. (2016). Analisis hubungan konduktivitas listrik dengan Total Dissolved Solid
(TDS) dan temperatur pada beberapa jenis air. Jurnal Fisika Unand, 5(1), 85-93.
JAR, N. R., & Hendrawan, N. F. (2019). Efektifitas Subsurface Flow Wetlands Dengan Tanaman Canna
Indica Dalam Menurunkan Kandungan Cod Dan Tss Pada Limbah Rumah Potong Hewan
(Rph). Jurnal Envirotek, 11(1).
Jiyah, J., Sudarsono, B., & Sukmono, A. (2017). Studi Distribusi Total Suspended Solid (TSS) di Perairan
Pantai Kabupaten Demak menggunakan Citra Landsat. Jurnal Geodesi Undip, 6(1), 41-47.
Kustiyaningsih, E., & Irawanto, R. (2020). Pengukuran Total Dissolved Solid (TDS) Dalam Fitoremediasi
Deterjen Dengan Tumbuhan Sagittaria lancifolia. Jurnal Tanah dan Sumberdaya Lahan, 7(1),
143-148.
Latuconsina, H. 2020. Ekologi Ikan Perairan Tropis: Biodiversitas, Adaptasi, Ancamanm dan
Pengelolaannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Latune, R. L., O. L. Dauble, N. Fina, S. Peyrat, L. Pelus & P. Molle. (2017). Which Plants Aren Needed For
A French Vertical-Flow Constructed Wetland Under A Tropical Climate. Journal Water Science
& Technology. 75(8), 1873-1881.
Maretni, S., Mukarlina, & Turnip, M. 2017. Jenis-Jenis Tumbuhan Talas (Araceae) di Kecamatan Rasau
Jaya Kabupaten Kubu Raya. Jurnal Protobiont, 6(1), 42–52.
Maria, E. (2018, March). Removal Limbah Cair Industri Batik Dengan Metode Fitoremediasi Pada Ssf-
Wetland Menggunakan Tanaman Obor (Typha Latifolia) Dan Tanaman Tasbih (Canna Indica.
L). In Prosiding Seminar Nasional LPPM Unsoed (Vol. 8, No. 1).
Muhammad, A. T. (2021). Perbandingan Efektivitas Tanaman Lembang (Thypa Angustifolia) Dan
Tanaman Iris (Iris Pseuadacorus) Pada Constructed Wetland Terhadap Limbah Cair Industri
Tahu. Jurnal Phi Jurnal Pendidikan Fisika dan Fisika Terapan, 2(2), 52-61.
7
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate) Vol. 16. No. 2 (Oktober 2023)
Mutiara, D., Sutrisno, E., & Wardana, I. W. 2015. Penurunan Kadar COD Dan TSS Pada Limbah Industri
Pencucian Pakaian (Laundry) Dengan Metode Constructed Wetland Menggunakan Tanaman
Bintang AiR (Cyperus alternifolius). Doctoral dissertation. Diponegoro University.
Novita, E., Hermawan, A. A. G., & Wahyuningsih, S. (2019). Komparasi proses fitoremediasi limbah cair
pembuatan tempe menggunakan tiga jenis tanaman air. Jurnal Agroteknologi, 13(01), 16-24.
Prasetyo, H. D., & Hayati, A. (2020). Pengaruh Gangguan pada zona riparian terhadap jasa layanan
ekositem hulu Sungai Brantas. Biotropika: Journal of Tropical Biology, 8(2), 125-134.
Pratama, M. A., Arthana, I. W., & Kartika, G. R. A. (2021). Fluktuasi Kualitas Air Budidaya Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) dengan Beberapa Variasi Sistem Resirkulasi. Current Trends in
Aquatic Science, 4(1), 102-107.
Putra, A. F. A., Diara, I. W., & Wiyanti, W. 2017. Fitoremediasi Air Irigasi Menggunkan Tanaman Eceng
Gondok (Eichornia Crassipes) dan Teratai (Nymphae sp.) di Subak Sembung Kelurahan
Peguyangan Denpasar Utara. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika. Vol.6 No. 2 Hal 206-217.
Rahayuningtyas, I., Wahyuningsih, N.E. dan Budiyono. 2018. Pengaruh Variasi Lama Waktu Kontak dan
Berat Tanaman Apu-Apu (Pistia Stratiotes L.) Terhadap Kadar Timbal pada Irigasi Pertanian.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Rahman, Z.N. 2007. Pengaruh Variasi Tebal Media Filter Pasir, Zeolit dan Kerikil dalam Menurunkan
Kadar Kekeruhan dan TSS pada Air Permukaan. Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta
Retnaningdyah, C., & Arisoesilaningsih, E. (2018). Efektivitas proses fitoremediasi air irigasi tercemar
bahan organik melalui sistem batch culture menggunakan hidromakrofita lokal. Jurnal Biologi
Indonesia, 14(1).
Rohmah, A. (2012). Pengenalan Alat Analisa Tingkat Kekeruhan Air Dengan Turbidimeter. Kimia Fisik
Kekeruhan Air, 1-3.
Rusdi, R., Sidi, T. P., & Pratama, R. (2014). Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Pengendapan Biji Kelor
terhadap pH, Kekeruhan dan Warna Air Waduk Krenceng. Jurnal Integrasi Proses, 5(1).
Samudro, G. (2011). Studi penurunan kekeruhan dan total suspended solids (TSS) dalam bak
penampung air hujan (PAH) menggunakan reaktor gravity roughing filter (GRF). Jurnal
Presipitasi: Media Komunikasi dan Pengembangan Teknik Lingkungan, 8(1), 14-20.
Sari, Y. (2019). Penentuan Kualitas Fisika (Warna, Suhu, Dan Tds) Dari Sampel Air Sumur Warga Di
Kecamatan Dumai Timur. Journal of Research and Education Chemistry, 1(2), 9-9.
Shabani, N., Sayadi, M., 2012. Evaluasi akumulasi logam berat sebanyak dua macrophytes muncul dari
tanah tercemar: syudi eksperimental. Lingkungan. 32, 91-98.
Supradata, S. (2005). Pengolahan Limbah Domestik Menggunakan Tanaman Hias Cyperus alternifolius,
L. dalam Sistem Lahan Basah Buatan Aliran Bawah Permukaan (SSF-Wetlands) (Doctoral
dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).
Syaputri, M. D. (2017). Peran dinas lingkungan hidup kota Surabaya dalam pengendalian pencemaran air
Sungai Brantas. Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum, 1(2), 131-146.
T. Saeed and G. Sun. “A review on nitrogen and organics removal mechanisms in subsurface flow
constructed wetlands: Dependency on environmental parameters, operating conditions and
supporting media,”. J. Environ. Manage., vol. 112, pp. 429–448, 2012, doi:
10.1016/j.jenvman.2012.08.011.
Yuanita, C. (2003). Pengaruh Variasi Media Tanaman Terhadap Penurunan PV dan TSS pada Pengolahan
Effluen IPLT Keputih Sukolilo Surabaya dengan Memanfaatkan Tanaman Cattail (Thypa
latifolia) Menggunakan Sistem Constructed Wetland. Surabaya: Teknik Lingkungan ITS.