Analisis Prosedur Pembelian Barang Di Bagian Purchasing Pada PT - XYZ (Studi Kasus Pada Perusahaan Kabel Di Kabupaten Karawang) Alpiah, Medi Nopiana
Analisis Prosedur Pembelian Barang Di Bagian Purchasing Pada PT - XYZ (Studi Kasus Pada Perusahaan Kabel Di Kabupaten Karawang) Alpiah, Medi Nopiana
Analisis Prosedur Pembelian Barang Di Bagian Purchasing Pada PT - XYZ (Studi Kasus Pada Perusahaan Kabel Di Kabupaten Karawang) Alpiah, Medi Nopiana
DOI: https://doi.org/10.5281/zenodo.10408515
p-ISSN: 2622-8327 e-ISSN: 2089-5364
Accredited by Directorate General of Strengthening for Research and Development
Available online at https://jurnal.peneliti.net/index.php/JIWP
Abstract
Received: 27 November 2023 The manufacturing industry for cable manufacturers has a demand that
Revised: 08 Desember 2023 continues to increase every year due to technological developments.
Accepted: 15 Desember 2023 Cables that have a function as a transmission medium that plays a role
in the process of conveying information or fast data transfers make
demand continue to increase. Purchasing is a basic activity of the
company because without purchasing it is of course unable to meet
demand so that the company's production or operational processes
cannot run smoothly. The purpose of this research is to analyze the
procedures for purchasing goods in the purchasing department at PT
ZYZ and the obstacles encountered during purchasing activities so that
later the author can provide solutions. This study used a qualitative
descriptive method with triangulation (combined) data collection
techniques, namely interviews and observation. The types of data
sources are primary data obtained from direct research and secondary
data obtained through articles, books, internet media or other
literature. The research was conducted at PT XYZ, a cable company in
Karawang regency. From the research that has been carried out, it is
found that the purchasing procedure carried out by PT XYZ is quite
good and structured, starting from receiving requests for goods until
the goods are received by the warehouse department. PT XYZ itself
consists of five purchasing categories, namely consumables, spare
parts, services, packaging and raw materials. This purchasing activity
is certainly inseparable from the problems or obstacles faced by the
purchasing department during the purchasing process, for example,
goods received are not as ordered, late arrival of goods, and damaged
goods.
Keywords: Purchasing, Purchasing Procedures, Supply Chain Management
How to Cite: Alpiah, A., & Nopiana, M. (2023). Analisis Prosedur Pembelian Barang Di Bagian Purchasing
Pada PT.XYZ (Studi Kasus Pada Perusahaan Kabel Di Kabupaten Karawang).
https://doi.org/10.5281/zenodo.10408515.
PENDAHULUAN
Perkembangan industri manufaktur dinilai konsisten dalam perekonomian
nasional, karena mampu memnerikan kontribusi yang paling besar sampai saat ini.
Menurut Kementrian Perindustrian menyebutkan bahwa utilitas sektor industri
manufaktur pada triwulan IV-2022 berada di atas 71 persen yang berarti aktivitas
prosuksi semakin bergeliat untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.
Selain itu, kemenperin juga menjelaskan bahwa Indeks Kepercayaan Industri (IKI)
mengalami kenaikan pada januari 2023 yaitu menempati pada posisi 51,54 persen
sedangkan sebelumnya pada Desember 2022 berada pada posisi 50,9 persen.
Selanjutnya S&P Global menerangkan bahwa Purchasing Manager’s Index (PMI)
manufaktur di Indonesia pada Januari 2023 sebesar 51,3% yang berarti lebih tinggi
74
Alpiah, A., & Nopiana, M. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(25), 74-84
jika dibandingkan pada bulan Desember 2022 yang berada di angka 50,9%.
Kenaikan pada Indeks Kepercayaan Industri (IKI) dan Indeks Manajer Pembelian
ini merupakan hasil kinerja positif dari industri manufaktur sehingga menjadikan
industri manufaktur di Indonesia berada di level ekspansif.
Manufaktur merupakan cabang industri yang melakukan kegiatan mengolah
atau mengubah bahan mentah melalui proses produksi menjadi barang yang
memiliki nilai jual.
Industri kabel merupakan salah satu perusahaan manufakur di Indonesia yang
saat ini telah berkembang pesat. Kabel yang memiliki fungsi sebagai media
transmisi yang berperan dalam proses mempercepat penyampaian pesan
menjadikan kebutuhan kabel terus mengalami peningkatan setiap tahunya. Saat ini
terdapat 54 perusahaan yang memproduksi kabel di dalam negeri dengan kapasitas
produksi mencapai 450.000 ton per tahun untuk kabel dan konduktor tembaga, serta
250.000 ton per tahun untuk produksi kabel dan konduktor alumunimum.
Pada tahun 2021, Asosiasi Perusahaan Kabel Listrik Indonesia (Apkabel)
mencatat utilitas kapasitas produksi kabel listrik dan fiber optik mengalami
peningkatan, dimana untuk kabel listrik berada di angka 60% dan kabel fiber optik
berada di angka 70%-75%.
- 75 -
Alpiah, A., & Nopiana, M. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(25), 74-84
Prinsip merupakan hal pokok yang dijadikan suatu pedoman ketika akan
melakukan suatu kegiatan (Indrajit dan Djokopranoto, 2009:94). Oleh sebab itu,
prinsip kerja dalam bagian purchasing harus dilakukan secara maksimal dengan
memberikan kontribusi sebaik-baiknya bagi perusahaan. Dibawah ini terdapat
beberapa prinsip dari purchasing yaitu sebagai berikut:
1. The right price, yaitu nilai suatu barang yang dinyatakan dengan mata uang
yang layak atau yang umum berlaku pada saat kondisi pembelian dilakukan.
2. The right quantity, yaitu suatu barang memiliki jumlah yang tepat dan sesuai
dengan jumlah kebutuhan perusahaan.
3. The right time, yaitu suatu barang yang selalu tersedia ketika diperlukan.
4. The right place, barang yang dibeli akan dikirimkan atau diserahkan pada
tempat yang dikehendaki oleh pembeli misalnya rak khusus berdasarkan jenis
barang.
5. The right quality, yaitu kualitas dari barang yang dibutuhkan sesuai standar
mutu yang telah ditetapkan sehingga mampu menguntungkan perusahaan.
6. The right source
Barang yang berasal dari sumber yang tepat. Sumber dikatakan tepat apabila
memenuhi prinsip lainnya yaitu the right place, the right quantity, the right time,
the right place, and the right quality.
Persediaan yaitu stok barang yang disediakan oleh suatu perusahaan yang
akan digunakan pada proses produksi, dengan tujuan agar tetap berjalan tanpa
adanya keterlambatan, persediaan bahan baku ini menjadi sangat penting dalam
suatu perusahaan supaya tidak kehabisan stok persediaan. Persediaan ini
merupakan investasi dengan biaya terbesar sehingga persediaan ini harus dijaga
supaya tidak kehabisan stok, oleh karenanya perlu adanya monitoring persediaan
agar mengetahui kapan persediaan habis dan kapan harus diisi kembali.
Standar Opersional Prosedur (SOP) merupakan serangkaian yang dijadikan
standar oleh perusahaan bagi setiap pelaksanaan atau kegiatan yang akan dilakukan.
- 76 -
Alpiah, A., & Nopiana, M. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(25), 74-84
Prosedur merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan agar
suatu kegiatan yang akan dilakukan bisa lebih beragam dan tentunya terstruktur.
Karena, suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya tentu saja melakukan
serangkaian tahapan secara detail dan melakukannya sebaik mungkin. Sehingga
prosedur ini menjadi pedoman bagi suatu perusahaan untuk segala aktivitas yang
akan dilakukannya.
Pada perusahaan kabel di karawang ini melakukan proses pembelian yang
dilakukan oleh bagian purchasing dan terbagi menjadi lima kategori pembelian
yaitu consumable, sparepart, service atau jasa, packaging dan raw material.
Kelima kategori pembelian tersebut secara umum memiliki prosedur yang sama.
Dalam pelaksanannya tentu saja terkadang mengalami kendala-kendala yang
dihadapi.
Sejalan dengan adanya kendala yang dihadapi oleh bagian purchasing dalam
pelaksanaan kegiatan pembelian ini, oleh karenanya penelitian ini diharapkan dapat
menganalisis dan meninjau akan alur prosedur proses pembelian sehingga
mengetahui kendala apa saja yang dialami dan penulis mampu memberikan saran
berupa solusi yang nantinya bisa diterapkan oleh bagian purchasing dalam proses
pembelian sehingga kendala tersebut bisa untuk diminimalisir.
METODE
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif
kualitatif, penelitian ini sering disebut juga dengan metode penelitan naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada objek yang alamiah. Objek alamiah
merupakan objek yang berkembang apa adanya, tidak dimanupulasi oleh peneliti.
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan itu bersifat triangulasi
(gabungan) yaitu wawancara dan observasi.
Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan
suatu kondisi atau fenomena tertentu, tidak memilih atau mencari faktor variabel
tertentu (Zulganef, 2008:91). Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara
dan observasi. Adapun jenis sumber data yang digunakan yaitu data primer yang
diperoleh secara langsung dari objek penelitian serta data sekunder yaitu berupa
buku-buku sebagai referensi maupun literatur yang digunakan sebagai bahan
penunjang penelitian ini. Penelitian dilakukan di PT XYZ selama penulis
melaksanakan praktek kerja lapang pada perusahaan kabel di karawang ini.
- 77 -
Alpiah, A., & Nopiana, M. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(25), 74-84
pembuatan PO ini sebelum dikirim kepada pihak supplier telah disetujui oleh
kepala bagian terkait dalam hal ini bagian purchasing.
3. Invoice
Invoice merupakan dokumen tertulis secara resmi yang digunakan sebagai
bukti pembelian. Invoice berisikan informasi seperti daftar barang yang dibeli,
jumlah barang, total pembayaran hingga waktu jatuh tempo pembayaran.
4. Delivery Order
Surat jalan merupakan surat yang dibuat oleh supplier dan dibawa oleh
petugas pengiriman barang. Surat jalan menjadi bukti sah bahwa barang telah
dikirimkan dan diterima oleh pembeli, karena surat jalan nantinya akan ditunjukan
kepada security dan bagian warehouse.
5. Faktur Pajak / Surat Keterangan Non PKP (Pengusaha Kena Pajak)
Faktur pajak adalah surat yang digunakan sebagai bukti pemungutan pajak
yang dibuat oleh pengusaha kena pajak (supplier), tetapi jika supplier berstatus
sebagai Non-PKP supplier tersebut
tidak bisa menerbitkan faktur pajak sehingga harus mengeluarkan surat
keterangan non PKP.
Alur proses pembelian di PT. XYZ
Proses pembelian merupakan aktivitas pengadaan barang yang dilakukan
bagian purchasing pada setiap perusahaan dengan langkah-langkah yang telah
ditetapkan sesuai dengan prosedur perusahaan. Dibawah ini merupakan alur dari
proses pembelian barang yang dilakukan di PT XYZ.
Purchasing Supplier
- 80 -
Alpiah, A., & Nopiana, M. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(25), 74-84
- 81 -
Alpiah, A., & Nopiana, M. / Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 9(25), 74-84
Solusi
Adapun untuk menghadapi kendala-kendala pada proses pembelian yang
dihadapi oleh bagian purchasing, menurut penulis dapat melakukan hal-hal berikut
ini:
1. Ketika barang yang datang tidak sesuai, maka yang dapat dilakukan yaitu
melakukan konfirmasi kepada pihak supplier beserta bukti yang akurat serta
meminta pihak supplier untuk segera mengirimkan barang yang sesuai
berdasarkan PO. Selain itu, bagian purchasing juga bisa melakukan komunikasi
sebelumnya kepada pihak supplier ketika ingin mengirimkan barangnya
misalnya berupa foto dokumentasi terkait kelengkapan barang agar sama-sama
bisa saling cek kelengkapan barang sebelum dikirim.
2. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengiriman yang terlambat yaitu
bisa dengan cara melakukan komunikasi secara berkala, sehingga ketika
terjadinya masalah ketika proses pengiriman bisa langsung ditangani.
3. Setiap departemen seharusnya lebih teliti untuk melakukan pengecekan
terhadap ketersediaan barang-barang, solusi lainnya yaitu jika stok sudah
menipis lebih baik sesegera mungkin untuk membuat purchase request untuk
meminimalisir terjadinya kehabisan stok persediaan. Karena, jika meminta
barang terlebih dahulu tanpa adanya purchase request sehingga bagian
purchasing pun tidak bisa mengirimkan PO kepada pihak supplier dan hal ini
bisa saja menjadi masalah dalam arsip administrasi perusahaan ataupun pihak
supplier.
4. Solusi yang dapat dilakukan untuk masalah barang NG yaitu sebaiknya pihak
supplier harus betul-betul melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum
dikirim untuk meminimaliris terjadinya barang NG ketika sampai di konsumen.
KESIMPULAN
REFERENSI
Aryadi, H., & Wahyuni. (2019). Tinjauan Prosedur Pembelian Barang Di Bagian
Purchasing Pada Pt Duraconindo Pratama Jakarta. 16(02), 225–238.
Bab Ii Landasan Teori. (2008). 6–20.
Bab Ii Tinjauan Pustaka. (2017). 5–24.
Cahyo, D. A., & Solikhin, A. (2015). Analisis Peranan Purchasing Terhadap
Proses Pengadaan Barang Di Hotel Lorin Solo. 10(2), 1–23.
Firdausiyah. (2023). Laporan Akhir Magang Di Pt Yangtze Optics Indonesia.
Laras, T., Jatmiko, B., & Dwiwinarno, T. (2022). Manajemen Pembelian (1st Ed.).
Cv. Eureka Media Aksara.
Lukman. (2021). Supply Chain Management (R. Payangan, Okto (Ed.); 1st Ed.).
Cv. Cahaya Bintang Cemerlang.
Pengantar Manajemen Rantai Pasok. (2021).
Putri, Gea, F., Gulfira, Poeti, N., & Priyandhini, B. (2023). Peranan Purchasing
Dalam Pengadaan Barang Di Hotel The Ritzcarlton Jakarta Mega
Kuningan. 3(2).
Ramdhani, M. (2019). Analisis Prosedur Pembelian Barang Kebutuhan Pada Fave
Hotel Banjarbaru-Banjarmasin. Jurnal Sosial Pariwisata, 1(2), 53–59.
Rosmayanti, M. (2023). Laporan Akhir Magang Di Pt Yangtze Optics Indonesia.
(Sugiyono, 2013)Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D (19th Ed.). Alfabeta Bandung.
Supply Chain Management. (N.D.).
- 84 -