3 Jurnal PT
3 Jurnal PT
3 Jurnal PT
ORIGINAL RESEARCH
Submitted: 02 Sep 2019; Final Revision from Author: 20 Oct 2020; Accepted: 31 Dec 2020
ABSTRACT
Background: Assessment of learning outcomes is an important evaluation material to show how the teaching and
learning process has been carried out. It can be obtained from formative and summative assessment, then students are
given feedback from these results. One method for formative evaluation is a progress test. During the implementation at
the HKBP Nommensen University Faculty of Medicine, there had never been an analysis of the results of the Progress
Test activity. This study was conducted for analysing of the results of the Progress Test held in the even semester of the
2018/2019 academic year.
Methods: This study used an observational descriptive design with cross sectional method. The sample were all students
of the Faculty of Medicine who were actively studying in the even semester of the 2018/2019 Academic Year totaling 215
subjects. Item analysis was done on the questions for basic and clinical medicine category by the level of difficulty and the
discrimination index based on students’ study period.
Results: Students passing rate that attended the progress test in this study were very low. However, the score achieved by
the students increased along with the length of students’ study period. Item analysis resulted the difficulty level majority at
the medium level, and the discrimination index majority at the poor level for both the basic and clinical medicine science
category.
Conclusion: Progress testing can be used as a tool to help curriculum designer see the development of students’ knowledge
skills both individually and in population.
ABSTRAK
Latar belakang: Penilaian hasil belajar merupakan bahan evaluasi yang sangat penting untuk menunjukkan
bagaimana kualitas proses belajar mengajar yang telah dijalankan. Evaluasi hasil belajar dapat diperoleh dari
penilaian formatif dan sumatif, kemudian mahasiswa diberikan umpan balik dari hasil tersebut. Salah satu
metode yang dapat dilakukan untuk evaluasi formatif ialah progress test. Fakultas Kedokteran Universitas
HKBP Nommensen telah melakukan progress test, namun belum pernah dilakukan analisis terhadap hasil
dari kegiatan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk analisis terhadap hasil progress test yang
diadakan pada semester genap tahun ajaran 2018/2019.
Metode: Penelitian ini menggunakan disain observasional deskriptif dengan metode Penelitian ini
menggunakan disain observasional deskriptif dengan metode cross sectional. Sampel pada penelitian ini
Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 63
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
ialah seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen yang sedang aktif kuliah pada
semester genap Tahun Ajaran 2018/2019 yang berjumlah 215 orang. Analisis butir soal dilakukan terhadap
soal-soal progress test dengan kategori kedokteran dasar dan klinis berdasarkan tingkat kesukaran dan daya
beda soal sesuai angkatan masa studi mahasiswa. Sampel pada penelitian ini ialah seluruh mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas HKBP Nommensen yang sedang aktif kuliah pada semester genap Tahun Ajaran
2018/2019 yang berjumlah 215 orang. Analisis butir soal dilakukan terhadap soal-soal progress test dengan
kategori kedokteran dasar dan klinis berdasarkan tingkat kesukaran dan daya beda soal sesuai angkatan masa
studi mahasiswa.
Hasil: Angka kelulusan mahasiswa yang mengikuti progress test pada semester genap Tahun Ajaran 2018/2019
sangat rendah. Namun, nilai yang dicapai mahasiswa semakin tinggi sesuai dengan lamanya masa studi
mahasiswa. Analisis butir soal menunjukkan hasil tingkat kesukaran mayoritas pada level sedang, dan daya
beda mayoritas pada level jelek baik untuk kategori soal ilmu kedokteran dasar dan ilmu kedokteran klinis.
Kesimpulan: Progress test dapat digunakan sebagai alat untuk membantu melihat perkembangan kemampuan
pengetahuan mahasiswa baik secara individu maupun di dalam populasi.
Kata kunci: progress test, mahasiswa kedokteran, evaluasi formatif, analisis soal
PRACTICE POINTS
• This research was conducted on students in one academic year comparing students in 4 batches,
based on the basic and clinical medicine science categories which has never been done before.
• An analysis of the items tested in the progress test in this study was conducted to assess the quality
of the questions subjectively on the examinees.
• The results of the progress test can be used to help evaluate the learning process in the medical
faculty.
64 Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
Asesmen hasil belajar menjadi bahan evaluasi yang Penelitian yang dilakukan oleh Eliane dkk di fakultas
sangat penting untuk menunjukkan bagaimana kedokteran di Sao Paulo menyimpulkan bahwa ujian
proses belajar mengajar yang telah dijalankan. tersebut dapat digunakan sebagai instrumen untuk
Evaluasi hasil belajar dapat diperoleh dari penilaian mengevaluasi capaian pengetahuan, dan sebagai
formatif dan sumatif, kemudian mahasiswa pertimbangan untuk evaluasi lebih lanjut dalam
diberikan umpan balik dari hasil tersebut.3,4 Namun perubahan kurikulum pendidikan secara minor
yang selama ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran maupun mayor.7
Universitas HKBP Nommensen adalah penilaian
Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen
hasil belajar hanya diperoleh dari evaluasi sumatif
telah melakukan Progress Test sekali dalam setiap
sehingga mahasiswa belajar hanya untuk mengejar
tahun sejak tahun 2014 terhadap seluruh mahasiswa
nilai sumatif. Padahal evaluasi formatif juga
dari semua angkatan yang sedang aktif kuliah pada
diperlukan untuk memberikan gambaran mengenai
tahun ajaran bersangkutan. Selama pelaksanaannya
pemahaman mahasiswa terhadap pengetahuan yang
belum pernah dilakukan analisis terhadap hasil
telah mereka peroleh dan memperkuat motivasi
dari kegiatan Progress Test tersebut. Penelitian ini
mahasiswa untuk menerapkan standar yang lebih
bertujuan untuk melakukan analisis terhadap hasil
tinggi setelah mendapat umpan balik dari evaluasi
Progress Test yang akan diadakan pada semester genap
formatif tersebut.3 Penelitian yang dilakukan oleh
tahun ajaran 2018/2019.
Manoppo menunjukkan bahwa penilaian formatif
pada mahasiswa di FK UNSRAT mempengaruhi
hasil penilaian sumatif secara bermakna, dan METODE
penilaian formatif yang berkesinambungan akan Penelitian ini menggunakan desain observasional
meningkatkan hasil akhir pada ujian sumatif analitik dengan metode cross sectional. Yang menjadi
mahasiswa.4 sampel pada penelitian ini ialah seluruh mahasiswa
Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk Fakultas Kedokteran yang sedang aktif kuliah pada
evaluasi formatif ialah Progress Test. Ujian ini semester genap Tahun Ajaran 2018/2019. Perkiraan
diberikan pada saat bersamaan dengan interval mahasiswa aktif yaitu mulai dari angkatan 2018
waktu yang regular (biasanya dua hingga empat kali sebanyak 75 orang, angkatan 2017 sebanyak 41 orang,
dalam setahun) kepada mahasiswa pada seluruh angkatan 2016 sebanyak 50 orang, hingga angkatan
angkatan yang aktif pada tahun tersebut.5 Ujian 2015 sebanyak 49 orang, dan total keseluruhan
tersebut akan mengukur kemampuan mahasiswa adalah 215 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dari ranah pengetahuan yang diharapkan tanpa dengan teknik total sampling. Prosedur penelitian ini
memandang level tahun ajaran yang telah dilewati antara lain:
oleh mahasiswa tersebut. Ujian ini juga memberikan 1. Pembuatan soal
informasi pengukuran perkembangan dan efektivitas Soal ujian diperoleh dari pengampu mata
dari pembelajaran mahasiswa yang selama ini kuliah terkait dari FK yang menjadi anggota
telah mereka jalani.6 Hasilnya, informasi ini dapat AIPKI wilayah 1 yang terdiri atas 18 institusi.
digunakan secara konsisten dalam pertimbangan Pengumpulan soal dikoordinasi oleh item bank
diagnostik, prognostik, dan intervensi perbaikan administrator (IBA) masing-masing FK tersebut.
proses belajar mengajar.5 Soal dari institusi-institusi tersebut kemudian
Dalam pelaksanaannya di berbagai fakultas dikumpulkan dan direview melalui kegiatan
kedokteran, Progress Test telah dimanfaatkan sebagai pertemuan IBA AIPKI wilayah 1 yang dilakukan
alat tolak ukur keberhasilan mahasiswa. Penelitian pada tanggal 28 Februari – 1 Maret 2019 yang
oleh Mirfat menunjukkan adanya peningkatan rata- lalu di Padang. Kemudian soal disusun menjadi
rata ujian dari mahasiswa tahun pertama hingga masa satu set naskah soal ujian sebanyak 120 soal
studi tahun keempat yang konsisten dengan tingkat yang mewakili kompetensi yang terdapat pada
pemahaman materi kuliah setiap angkatannya.4 SKDI tahun 2012. Susunan konten soal dibuat
Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 65
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
berdasarkan proporsi ujian CBT UKMPPD soal berdasarkan tingkat kesukaran, kategori soal
dan kesepakatan AIPKI wilayah 1. Tipe soal (sistem tubuh, kedokteran dasar dan kedokteran
merupakan pilihan berganda, masing-masing klinis) ditampilkan dalam tabel distribusi
terdiri atas clinical vignette, pertanyaan dan 5 frekuensi. Analisis bivariat dilakukan untuk
pilihan jawaban. melihat hubungan kategori soal (kedokteran
2. Pengaturan lokasi ruang ujian dan pengawas dasar dan klinis) dengan tingkat kesukaran dan
ujian daya beda soal progress test mahasiswa berdasarkan
Ruangan yang dipakai untuk ujian adalah angkatannya.
seluruh ruangan yang tersedia di Gedung Murni
Sadar sebagai lokasi kegiatan belajar mengajar
Fakultas Kedokteran Universitas HKBP HASIL DAN PEMBAHASAN
Nommensen. Jumlah mahasiswa dalam setiap Gambaran Progress Test Berdasarkan Nilai
ruangan diatur sehingga jarak setiap mahasiswa dan Kelulusan Mahasiswa
tidak memungkinkan untuk saling mencontek Progress test pada semester genap Tahun Ajaran
pekerjaan mahasiswa yang lain. Ujian akan 2018/2019 ini telah dilaksanakan pada tanggal 19
diawasi oleh dosen yang bertugas sebagai divisi Maret 2019 dan diikuti oleh seluruh mahasiswa
assessment. yang aktif perkuliahan yaitu angkatan 2015 (masa
3. Penggandaan soal studi tahun ke-4) sebanyak 49 orang, angkatan 2016
Naskah soal yang sudah dikumpulkan (masa studi tahun ke-3) sebanyak 51 orang, angkatan
digandakan sebanyak 215 eksemplar sesuai 2017 (masa studi tahun ke-2) sebanyak 40 orang, dan
dengan jumlah seluruh mahasiswa yang akan angkatan 2018 (masa studi tahun ke-1) sebanyak 75
mengikuti ujian. Naskah disimpan di tempat orang. Proses ujian berlangsung dengan baik selama
yang aman sampai saat ujian dilaksanakan. lebih kurang 2 jam dengan jumlah soal sebanyak 120
4. Pelaksanaan progress test soal yang diperoleh dari hasil review tim Item Bank
Progress Test akan dilaksanakan pada awal Administrator (IBA) Asosiasi Institusi Pendidikan
semester genap Tahun Ajaran 2018/2019 yaitu Kedokteran Indonesia (AIPKI) Wilayah 1. Butir
tanggal 19 Maret 2019 dan diikuti oleh seluruh soal yang diujikan menggunakan format soal sesuai
mahasiswa yang terdaftar sedang aktif kuliah dengan ujian computerized-based test (CBT) Ujian
pada semester tersebut. Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
5. Koreksi hasil progress test (UKMPPD).
Lembar jawaban mahasiswa dikoreksi dengan
Dari gambar 1 dapat diamati nilai terendah, nilai
menggunakan alat DMR scanner Canon DR-C125
tertinggi, dan nilai rerata dari tiap angkatan yang
dan dipilah berdasarkan angkatan mahasiswa.
mengikuti progress test pada semester genap Tahun
Tiap jawaban yang benar diberikan skor 1 (satu),
Ajaran 2018/2019 di Fakultas Kedokteran Universitas
dan tiap jawaban yang kosong maupun salah
HKBP Nommensen. Nilai terendah didapatkan
diberikan skor 0 (nol). Nilai diperoleh dengan
oleh mahasiswa angkatan 2018 yang merupakan
membagikan perolehan skor dengan jumlah
angkatan masa studi tahun pertama masuk Fakultas
soal (120 butir) kemudian dikalikan 100. Peserta
Kedokteran, dan nilai tertinggi diperoleh mahasiswa
dinyatakan lulus jika memperoleh nilai ≥ 50.
angkatan 2015 yang merupakan angkatan masa
6. Analisis hasil progress test
studi tahun ke-4 masuk Fakultas Kedokteran.
Hasil progress test dianalisis untuk mendapatkan
Hal yang menarik dapat diamati pada perolehan
gambaran pencapaian hasil belajar setiap
mahasiswa angkatan 2015 dan angkatan 2016 yang
angkatan dalam tahap akademik. Data
menunjukkan skor yang sama yaitu 18 untuk nilai
karakteristik mahasiswa (jenis kelamin,
tertinggi dan 57 untuk nilai terendah, walaupun
angkatan) dan data hasil progress test ditampilkan
nilai reratanya berbeda karena jumlah mahasiswa
dalam tabel distribusi frekuensi. Analisis butir
pada kedua angkatan ini juga berbeda
66 Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
Angka kelulusan mahasiswa tiap angkatan yang yang dapat memperoleh nilai ≥ 50 pada kedua
mengikuti progress test pada semester genap Tahun angkatan tersebut. Angka kelulusan pada mahasiswa
Ajaran 2018/2019 dirangkumkan pada tabel 1. angkatan di atasnya yaitu baik angkatan masa studi
Angka kelulusan terendah diperoleh mahasiswa tahun ke-3 dan angkatan masa studi tahun ke-4 juga
angkatan masa studi tahun ke-1 dan masa studi tahun cukup rendah yaitu masing-masing 5.9% dan 10.2%.
ke-2 yang menunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa
Dari gambar 1 dapat diamati adanya peningkatan oleh penelitian Mirfat4 yang menunjukkan bahwa
skor hasil ujian seiring dengan lamanya masa studi semakin lama masa studi mahasiswa dalam mengikuti
yang ditunjukkan oleh angkatan tahun perkuliahan proses belajar maka nilai progress test yang dicapai
mahasiswa yang mengikuti ujian tersebut. Mahasiswa akan semakin baik. Pada penelitian yang dilakukan
angkatan masa studi tahun ke-1 yaitu angkatan terhadap mahasiswa Fakultas Kedokteran di YARSI
2018 menunjukkan nilai terendah, dan mahasiswa ini mahasiswa pada angkatan pertama mendapatkan
angkatan masa studi tahun ke-4 yaitu angkatan 2015 rerata nilai terendah, dan mahasiswa angkatan
menunjukkan nilai tertinggi. Demikian pula halnya keempat mendapatkan rerata nilai yang tertinggi.
dengan angka kelulusan yang ditunjukkan oleh tabel
Progress test menguji perkembangan pengetahuan
1 yang menunjukkan peningkatan seiring dengan
mahasiswa dalam kurikulum, suatu bukti yang
lamanya masa studi mahasiswa. Tidak ada mahasiswa
menunjukkan perkembangan ini merupakan
yang memperoleh memperoleh nilai ≥ 50 pada masa
sumber yang kuat dari konstruksi bukti validitas.
studi masa studi tahun ke-1 dan ke-2 (angkatan 2018
Perkembangan pengetahuan yang terus-menerus ini
dan 2017) sehingga angka kelulusannya 0 (nol), namun
direfleksikan melalui peningkatan skor rerata dari
pada mahasiswa masa studi masa studi tahun ke-3 dan
hasil ujian seiring masa studi mahasiswa dan adanya
ke-4 (angkatan 2016 dan 2015) terdapat mahasiswa
perbedaan dalam skor rerata tersebut di antara masing-
yang memperoleh skor ≥ 50 walaupun tidak signifikan
masing masa studi.8 Penelitian yang dilakukan oleh
yaitu 3 orang dan 5 orang. Hasil yang sama diperoleh
Reed et al9 menunjukkan bahwa performa mahasiswa
Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 67
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
meningkat secara substansial seiring dengan tahun dalam perjalanan revisi kurikulum baik secara minor
pendidikannya, baik dalam ujian rekognisi pola maupun mayor. Secara mayor salah satunya dalam hal
diagnostik maupun interpretasi data klinis. Progress urutan blok yang dilaksanakan selama masa kuliah,
test dapat memberikan informasi mengenai berbagai dan secara minor dalam metode penyampaian materi
aspek dari mahasiswa dan evaluasi kurikulum, perkuliahan oleh dosen pengampu sehingga lebih
termasuk perbandingan teman sebaya antar- mudah dipahami oleh mahasiswa.
universitas, perbandingan di antara mahasiswa untuk
mengidentifikasi mahasiswa yang akan remedial, Analisis butir soal yang diujikan terhadap
sebagai asesmen formatif dalam bagian dari seluruh mahasiswa
rencana asesmen, untuk menilai progresi dalam
Soal-soal yang diujikan pada progress test tersebut
kurikulum, dan sebagai tambahan dalam evaluasi
merupakan soal yang diperoleh dari hasil kegiatan
program pendidikan.2,10,11 Pada pelaksanaannya,
review para Item Bank Administrator (IBA) Asosiasi
progress test ini dilakukan bersamaan dengan FK lain
Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI)
dari 18 institusi dalam cakupan AIPKI Wilayah 1.
Wilayah 1. Tim ini berasal dari berbagai Fakultas
Dengan demikian akan dapat dibandingkan performa
Kedokteran yang mengutus dosen pengampu mata
mahasiswa dari institusi lain yang juga melakukan
kuliah yang akan diujikan dalam progress test tersebut.
progress test tersebut. Mahasiswa yang memperoleh
Kategori soal dibagi atas berbagai sistem tubuh dan
nilai yang baik dalam keseharian masa perkuliahannya
tahapan ilmu kedokteran dan keseluruhan soal
juga menunjukkan nilai yang lebih baik dibandingkan
berjumlah 120 butir. Distribusi frekuensi kategori
mahasiswa yang lain dalam angkatannya masing-
soal ditunjukkan oleh tabel 2. sedangkan tabel
masing. Implementasi dari progress test yang
3 merangkumkan tingkat kesukaran butir soal
dilaksanakan di FK Universitas HKBP Nommensen
berdasarkan angkatan yang berbeda-beda.
selama ini pada kurikulum adalah sebagai masukan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kategori Soal Progress Test Mahasiswa FK UHN Semester Genap T.A 2018/2019
Kategori Soal n %
Endokrin 8 6.7
Gastrointestinal, Hepatobilier, dan Pankreas 9 7.5
Ginjal & Saluran Kemih 8 6.7
Hematoimunologi 8 6.7
Indra 9 7.5
Integumen 9 7.5
Berdasarkan Sistem Tubuh Kardiovaskular 8 6.7
Muskuloskeletal 8 6.7
Non-sistem 18 15.0
Psikiatri 9 7.5
Reproduksi 9 7.5
Respirasi 8 6.7
Saraf 9 7.5
Total 120 100
Dasar 35 29.2
Berdasarkan Tahap Ilmu Kedokteran
Klinis 85 70.8
Total 120 100
68 Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa soal yang diujikan yang menjawab benar pada kelompok nilai tinggi
berasal dari 12 sistem dan 1 bagian merupakan non- ditambah jumlah mahasiswa yang menjawab benar
sistem. Komposisi soal dibuat merata di tiap sistemnya pada kelompok nilai rendah dibagi dengan jumlah
sehingga dapat mencakup keseluruhan mata ajaran seluruh mahasiswa. Indeks tingkat kesukaran
berdasarkan sistem tubuh yang diajarkan pada masa dinyatakan dalam bentuk rasio yang nilainya
pendidikan kedokteran dari tahun pertama hingga berkisar antara 0,00 – 1,00 yaitu kurang dari 0,3
menjelang akhir. Soal juga dapat dikategorikan untuk soal sukar, 0,3 – 0,7 untuk soal sedang, dan
berdasarkan tahap ilmu kedokteran yaitu ilmu dasar 0,7-1 untuk soal mudah. Sedangkan daya beda soal
dan ilmu klinis. Dalam paket soal ini. butir soal ilmu merupakan ukuran perbandingan antara persentase
kedokteran klinis dibuat dalam komposisi yang lebih jumlah mahasiswa kelompok tinggi dengan jumlah
besar daripada ilmu kedokteran dasar yaitu 85 soal mahasiswa kelompok rendah yang dapat menjawab
dibandingkan dengan 35 soal. soal dengan benar.15,16
Salah satu tujuan utama dari progress test adalah Faktor mahasiswa meliputi hal-hal yang bersifat
melakukan evaluasi ketercapaian pembelajaran individual, seperti pembelajaran mahasiswa saat
longitudinal, atau aspek developmental dari preklinik, minat mahasiswa, waktu belajar, motivasi
kurikulum, dalam hal ini sepanjang masa studi belajar, dan pengetahuan mahasiswa mengenai ilmu
dalam pendidikannya di fakultas kedokteran. dasar kedokteran. Berdasarkan penelitian, mahasiswa
Oleh karena itu, pengetahuan yang diujikan dengan prior knowledge dan motivasi yang adekuat
meliputi pengetahuan dari tiap sistem tubuh, yang akan mendorong proses pembelajaran menjadi lebih
terdiri atas ilmu kedokteran dasar dan kedokteran baik dan pemahaman materi akan menjadi lebih
klinis. Ujian ini harus dapat menilai pengetahuan mudah.11
kesehatan terapan dari tiap tahapan kurikulum,
Tabel 3 menunjukkan analisis butir soal berdasarkan
selain itu harus dapat mendorong pembelajaran
tingkat kesukaran dan daya beda. Tingkat kesukaran
yang berorientasi pada makna dan juga membantu
soal dibagi atas mudah, sedang dan sukar sedangkan
meningkatkan retensi pengetahuan jangka panjang,
daya beda soal dibagi atas jelek, lemah, sedang, dan
dan mengurangi strategi pembelajaran superfisial.
baik. Pada mahasiswa angkatan masa studi tahun ke-1
Pertanyaan-pertanyaan dalam progress test ini
dan masa studi tahun ke-2 soal yang diujikan berada
diambil dari bank soal yang meliputi area mayor
pada tingkat kesukaran yang sukar yaitu masing-
dari pengetahuan dasar, klinis, ilmu perilaku, dan
masing sebesar 100%, sedangkan pada mahasiswa
kesehatan masyarakat, yang diharapkan dari seorang
angkatan masa studi tahun ke-3 dan masa studi
dokter kelak.12–14
tahun ke-4 tingkat kesukaran mayoritas sedang
Analisis butir soal merupakan suatu proses yaitu 60.8% dan 57.5%. Untuk daya beda soal
mengumpulkan, meringkas, dan menggunakan pada mahasiswa angkatan masa studi tahun ke-1
informasi dari respon mahasiswa untuk menilai dan masa studi tahun ke-2 tidak dapat ditentukan
kualitas dari butir soal. Dua parameter dalam oleh karena tidak ada mahasiswa yang lulus pada
analisis ini adalah tingkat kesukaran dan daya beda kedua angkatan tersebut, sehingga daya beda yang
yang akan membantu dalam evaluasi standar dari dibandingkan pada mahasiswa kelompok tinggi
pertanyaan bentuk pilihan berganda yang digunakan (mahasiswa yang lulus) dan mahasiswa kelompok
dalam ujian. Tingkat kesukaran menunjukkan rendah (mahasiswa yang tidak lulus) tidak dapat
persentase jumlah jawaban benar terhadap butir dihitung. Pada mahasiswa angkatan masa studi
soal atau peluang untuk menjawab benar suatu tahun ke-3 dan masa studi tahun ke-4 daya beda
soal pada tingkat kemampuan tertentu. Rumus soal mayoritas pada kategori jelek yaitu masing-
tingkat kesukaran ini adalah jumlah mahasiswa masing 62.5% dan 49.2%.
Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 69
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Kesukaran dan Daya Beda Soal Progress Test
Mahasiswa FK UHN Semester Genap T.A 2018/2019
Angkatan masa studi Angkatan masa studi Angkatan masa studi Angkatan masa
Analisis Butir Soal tahun ke-1 tahun ke-2 tahun ke-3 studi tahun ke-4
n % n % n % n %
Mudah 0 0 0 0 6 5 16 13.3
Tingkat
Sedang 0 0 0 0 73 60.8 69 57.5
Kesukaran
Sukar 120 100 120 100 41 34.2 35 29.2
Buruk - - - - 75 62.5 59 49.2
Lemah - - - - 16 13.3 16 13.3
Daya Beda
Sedang - - - - 15 12.5 9 7.5
Baik - - - - 14 11.7 36 30.0
Dalam pelaksanaan progress test perlu dilakukan terbentuk secara mandiri pada mahasiswa masa-
evaluasi terhadap butir soal yang diujikan kepada masa studi awal. Itulah sebabnya pada mahasiswa-
mahasiswa tersebut. Analisis butir soal menguji mahasiswa ini (angkatan 2018 dan 2017) semua soal
respon mahasiswa terhadap butir soal (terutama berada dalam level sukar. Hal ini menyebabkan tidak
soal pilihan berganda) untuk menilai kualitas dari ada mahasiswa yang lulus pada mahasiswa kedua
pertanyaan tersebut dan ujian secara keseluruhan angkatan tersebut, seluruh mahasiswa tersebut tidak
untuk meningkatkan atau memperbaiki butir mampu memperoleh skor ≥ 50 dalam ujian tersebut.
soal maupun ujian tersebut. Pertanyaan yang baik Pada mahasiswa masa studi masa studi tahun ke-3
dapat menilai baik domain kognitif, afektif, dan (angkatan 2016) dan ke-4 (2015), tingkat kesukaran
psikomotor dan lebih disukai dibandingkan metode soal berada pada level sedang.
yang lain oleh karena objektifitas dalam penilaiannya,
Tingkat kesukaran soal merupakan indeks yang
keterbandingannya dengan keadaan yang berbeda-
menyatakan tingkat kesulitan tiap pertanyaan. Skor
beda, cakupan subjek yang luas, dan minimalisir bias
tingkat kesukaran yang dapat diterima adalah 0,3-
dari asesor. Analisis butir soal di antaranya adalah
0,7 yaitu pada level sedang.18 Tingkat kesukaran
berdasarkan indeks tingkat kesulitan soal dan daya
soal level sedang menunjukkan bahwa materi
beda (indeks diskriminasi).15,17
yang ditanyakan sudah diajarkan atau tuntas
Dalam penelitian ini, tingkat kesukaran dan daya pembelajarannya, sehingga mahasiswa sudah dapat
beda soal dibandingkan pada semua angkatan baik menguasai kompetensi minimum yang harus
angkatan masa studi tahun pertama hingga masa studi dicapai.16,18 Tingkat kesukaran soal menunjukkan
tahun ke-4 (angkatan 2018, 2017, 2016, dan 2015). persentase mahasiswa yang dapat menjawab soal
Di FK Universitas HKBP Nommensen, mahasiswa dengan benar, diharapkan sebesar 30-70%. Soal yang
angkatan masa studi ke-1 dan ke-2 belum banyak sukar harus direview mengenai kemungkinan bahasa
terpapar dengan bentuk soal yang menggunakan yang membingungkan, area kontroversi, atau kunci
clinical vignette oleh karena dalam kurikulumnya jawaban yang salah.19
diberikan mata kuliah dasar umum dan hanya
Selain tingkat kesukaran, parameter lain yang penting
sebagian kecil menyangkut masalah klinis. Mata
dalam analisis butir soal adalah daya beda soal. Daya
kuliah klinis mulai diperkenalkan pada pertengahan
beda yang baik menunjukkan bahwa mahasiswa yang
masa studi tahun ke-1 namun belum mendominasi.
memiliki nilai tinggi (lulus) dapat memilih jawaban
Dalam clinical vignette, mahasiswa perlu memikirkan
yang benar untuk soal tertentu dibandingkan
clinical reasoning dari kasus yang dipaparkan, tidak
mahasiswa yang memiliki nilai yang rendah.19 Daya
hanya sekedar hapalan. Hal inilah yang masih belum
beda soal merupakan indeks yang menunjukkan
70 Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
kemampuan dari pertanyaan untuk membedakan Analisis Hasil Progress Test, Tingkat Kesukaran
mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik dan Soal, Serta Kategori Soal (Kedokteran Dasar
pengetahuan kuran,18 atau dalam penelitian ini dan Kedokteran Klinis) Dihubungkan Dengan
mahasiswa yang lulus dengan yang tidak lulus dalam Tahun Angkatan Belajar
progress test tersebut. Oleh karena itu daya beda soal Tabel 4 berikut menunjukkan tingkat kesukaran
pada mahasiswa masa studi tahun pertama dan ke-2 soal berdasarkan kategori soal berdasarkan tahap
tidak dapat dinilai karena tidak ada mahasiswa yang ilmu kedokteran yaitu dasar dan klinis. Soal dengan
lulus sehingga tidak didapati kelompok mahasiswa kategori ilmu kedokteran dasar berjumlah 35 butir,
pengetahuan baik yang akan dibandingkan dengan dan kategori ilmu kedokteran klinis berjumlah 85
kelompok mahasiswa pengetahuan kurang yang pada butir dengan total soal sebanyak 120 butir. Pada
penelitian ini adalah sebanyak 100%. Daya beda mahasiswa angkatan masa studi tahun ke-1 dan
soal pada mahasiswa angkatan tahun ke-3 mayoritas tahun ke-2, seluruh butir soal baik kategori ilmu
berada pada level buruk oleh karena pilihan-pilihan kedokteran dasar maupun klinis berdasarkan tingkat
jawaban dalam paket soal tersebut kurang dapat kesukarannya berada pada level sukar (100%). Pada
dibedakan bila dibandingkan antara mahasiswa mahasiswa angkatan masa studi tahun ke-3, soal
kelompok nilai tinggi (yang lulus) dengan kelompok dengan kategori ilmu kedokteran dasar dan klinis
mahasiswa nilai rendah (yang tidak lulus). Dalam masing-masing berada pada level sedang yaitu sebesar
penelitian yang dilakukan oleh Mirfat4 ditemukan 60% dan 61.2%. Demikian pula pada mahasiswa
bahwa pada analisis butir soal ditemukan bahwa angkatan masa studi tahun ke-4, soal pada kategori
tingkat kesukaran soal mayoritas berada pada level ilmu kedokteran dasar dan klinis berada pada level
sedang (70%), sedangkan daya beda soal mayoritas sedang yaitu sebesar 57.2% dan 57.6%.
berada pada level buruk (55%).
Tabel 4. Tabulasi Silang Tingkat Kesukaran Soal dengan Kategori Soal Progress Test
Mahasiswa FK UHN Semester Genap T.A 2018/2019
Pada penelitian ini, kategori soal dibagi atas ilmu dianggap mudah lebih banyak pada kategori ilmu
kedokteran dasar dan klinis. Namun bagi mahasiswa kedokteran klinis dibandingkan ilmu kedokteran
angkatan masa studi tahun ke-1 dan ke-2, kedua dasar (masing-masing 5.9% terhadap 2.8% dan 15.3%
kategori soal ini berada pada level sukar (100%). dan 8.6%). Persentase jumlah soal dengan tingkat
Hal yang berbeda ditunjukkan oleh mahasiswa kesukaran sedang tidak berbeda signifikan antara
angkatan masa studi tahun ke-3 dan ke-4, untuk kedua kategori soal tersebut (masing-masing 61.2%
tingkat kesukaran, persentase jumlah soal yang terhadap 60% dan 57.6% terhadap 57.2%). Namun
Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 71
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
soal dengan tingkat kesukaran sukar, lebih banyak angkatan masa studi tahun ke-3 dan ke-4, daya beda
dari kategori ilmu kedokteran dasar (masing-masing soal berada pada level jelek baik pada kategori ilmu
32.9% terhadap 37.2% dan 27.1% terhadap 34.2%). kedokteran dasar dan klinis yaitu 68.6% dan 44.7%
Hal ini disebabkan mahasiswa pada tingkat ini sudah untuk angkatan 2016 dan 65.7% dan 61.2% untuk
lebih banyak memahami ilmu kedokteran klinis angkatan masa studi tahun ke-4.
dibandingkan ilmu kedokteran dasar. Pada tahap ini,
Dalam analisis butir soal untuk daya beda
mahasiswa lebih banyak terpapar dengan masalah
menunjukkan hasil yang berbeda dibandingkan
klinis dibandingkan dengan ilmu dasar yang lebih
tingkat kesukaran soal untuk mahasiswa angkatan
banyak dipelajari pada tahun pertama studinya.12
masa studi tahun ke-3 dan ke-4 (angkatan 2016 dan
Tabel 5 menunjukkan daya beda soal untuk kategori 2015). Mayoritas soal menunjukkan daya beda yang
soal berdasarkan tahap ilmu kedokteran yaitu dasar buruk baik untuk ilmu kedokteran dasar maupun
dan klinis pada tiap angkatan. Daya beda soal klinis. Namun ilmu kedokteran dasar menunjukkan
untuk mahasiswa angkatan masa studi tahun ke-1 daya beda yang lebih buruk dibandingkan dengan
dan ke-2 tidak dapat ditentukan karena tidak ada ilmu kedokteran klinis. Mahasiswa lebih sulit
mahasiswa yang lulus pada kedua angkatan tersebut, membedakan jawaban soal-soal dari ilmu dasar yang
sehingga daya beda yang dibandingkan pada kemungkinan sudah mulai dilupakan oleh karena
mahasiswa kelompok tinggi (mahasiswa yang lulus) pada tahun studi ini mereka lebih banyak terpapar
dan mahasiswa kelompok rendah (mahasiswa yang dengan ilmu kedokteran klinis.
tidak lulus) tidak dapat dihitung. Pada mahasiswa
Tabel 5. Tabulasi Silang Daya Beda Soal dengan Kategori soal Progress Test
Mahasiswa FK UHN Semester Genap T.A 2018/2019
72 Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
peserta ujian mahasiswa angkatan masa studi tahun 4. Mirfat, Yuhernita. Pemanfaatan Progress Test
ke-1 hingga ke-4 (angkatan 2018, 2017, 2016, dan 2015) Sebagai Tolak Ukur Keberhasilan Belajar
menunjukkan hasil tingkat kesukaran mayoritas Mahasiswa. J Pendidik Kedokt Indones. 2014;
pada level sedang, dan daya beda mayoritas pada level 3(3): 170–6.
jelek baik untuk kategori soal ilmu kedokteran dasar 5. Wrigley W, Vleuten CPMVANDER, Freeman A,
dan ilmu kedokteran klinis. Berdasarkan analisis Muijtjens A. AMEE GUIDE A systemic framework
butir soal tersebut, perlu dilakukan evaluasi terhadap for the progress test : Strengths , constraints and
komponen soal berupa komposisi dan proporsi issues : AMEE Guide No . 71. 2012; 31(71): 683–97.
berdasarkan kemampuan dasar dan klinis, maupun
6. Vleuten C Van Der, Freeman A, Fernando C.
terhadap proses dan metode pembelajaran yang
Progress test utopia. 2018; 2–4.
diberikan kepada mahasiswa sesuai masa studinya.
7. Tomic ER, Martins MA, Lotufo PA, Benseñor
IM. Progress Testing: Evaluation of Four Years
SARAN of Application in the School of Medicine,
Saran dari penelitian ini adalah perlu dilakukan University of Sao Paulo. 2005; 60(5): 389–96.
penelitian lebih lanjut untuk analisis butir soal dalam 8. Presiden Republik Indonesia. Undang-Undang
mengukur efisiensi distraktor pada soal sebagai alat Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013
untuk menunjukkan bahwa item soal dibuat dengan Tentang Pendidikan Kedokteran. Presiden
baik atau tidak untuk mencapai tujuan pembuatan Republik Indonesia; 2013.
soal tersebut. Selain itu perlu dilakukan penelitian
9. Fitri AD. Penerapan Problem Based Learning
untuk dapat menentukan standar kelulusan yang
(PBL) dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi.
lazim dari masing-masing angkatan sesuai lama
JMJ. 2016; 4(1): 95–100.
masa studi mahasiswa sehingga dapat dinilai secara
objektif apakah mahasiswa pada masa studi tertentu 10. Gipps C V. Beyond Testing: Towards a Theory of
telah mencapai target pembelajaran yang diharapkan Educational Assessment. Routledge; 2015.
sudah dikuasai oleh mahasiswa tersebut. 11. Schuwirth LWT, Vleuten CPM Van Der. The
use of progress testing. 2012; 24–30.
DEKLARASI KEPENTINGAN 12. Williams RG, Klamen DL, White CB, Petrusa
Para penulis mendeklarasikan bahwa tidak terdapat E, Fincher RE, Whitfield CF, et al. Tracking
konflik kepentingan apapun terkait studi pada Development of Clinical Reasoning Ability
naskah ini. Across Five Medical Schools Using a Progress
Test. Acad Med. 2011; 86(9): 1148–54.
13. Chen Y, Henning M, Yielder J, Jones R, Wearn
KONTRIBUSI PENULIS A, Weller J. Progress testing in the medical
Ade Pryta R. Simaremare – sebagai peneliti dan curriculum : students ’ approaches to learning
penulis naskah artikel penelitian. and perceived stress. BMC Med Educ. 2015; 1–8.
14. Tio RA, Schutte B, Meiboom AA, Greidanus J,
DAFTAR PUSTAKA Dubois EA, Bremers AJA. The progress test of
1. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar medicine : the Dutch experience. Perspect Med
Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta; 2012. Educ. 2016; 5: 51–5.
2. Alwan I Al, Kushi A Al, Albanyan E, Zamakhshary 15. Karelia BN, Pillai Aj, Vegada BN. The Levels
M, Kadri HMF Al. The Progress Test as a Diagnostic of Difficulty and Discrimination Indices
Tool for a New PBL Curriculum. 2011: 1–10. and Relationship Between Them in Four-
3. Vleuten C Van Der, Sluijsmans D. Competence Response Type Multiple Choice Questions
Assessment as Learner Support in Education. of Pharmacology Summative Tests of Year II
2017: 607–30. M.B.B.S Students. le JSME. 2013; 7(2): 41–6.
Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education 73
Simaremare APR., JPKI, 2021; 10(1): 63-74
16. Suswati I. Analisis Validitas Materi Uji Multiple 18. Afandi D, Budiningsih Y, Safitry O, Purwadianto
Choise Question dengan Learning Objectives A, Widjaja IR, Merlina D. Analisis Butir Uji ,
Blok Endokrin. Saintika Med. 2011; 7(5): 14–9. Reliabilitas , dan Validitas Tes Kaidah Dasar
17. Aziza RN, Dzhalila D. Metode Kuantitatif dengan Bioetika. Maj Kedokt Indon. 2007: 205–10.
Pendekatan Klasik pada Aplikasi Analisis Butir 19. Hingorjo MR, Jaleel F. Analysis of One-Best
Soal Sebagai Media Evaluasi Penentuan Soal MCQs : the Difficulty Index , Discrimination
yang Berkualitas. J Kaji Ilmu dan Teknol. 2018; Index and Distractor Efficiency. J Pak Med
7(1): 15–23. Assoc. 2012; 62(2): 142–7.
74 Vol. 10 | No. 1 | March 2021| Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia - The Indonesian Journal of Medical Education