20 ArticleText 177 1 10 20181227

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332168438

TIPE PENELITIAN DESKRIPSI DALAM ILMU KOMUNIKASI

Article in Diakom Jurnal Media dan Komunikasi · December 2018


DOI: 10.17933/diakom.v1i2.20

CITATIONS READS

144 24,967

2 authors, including:

Cut Medika Zellatifanny


Ministry of ICT Indonesia
6 PUBLICATIONS 177 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Cut Medika Zellatifanny on 20 October 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

TIPE PENELITIAN DESKRIPSI DALAM ILMU KOMUNIKASI

THE TYPE OF DESCRIPTIVE RESEARCH IN COMMUNICATION STUDY

Cut Medika Zellatifanny1, Bambang Mudjiyanto2


1,2
Puslitbang Aptika dan IKP Kementerian Komunikasi dan Informatika RI
Jl. Medan Merdeka Barat No. 9 Telepon 021-3800418 Jakarta 10110

Email: [email protected]) , [email protected])

Diterima tgl. 13/11/2018; Direvisi tgl. 13/12/2018; Disetujui tgl.21/12/2018

Abstrak – Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau
subyek yang diteliti secara objektif, dan bertujuan menggambarkan fakta secara sistematis dan karakteristik
objek serta frekuensi yang diteliti secara tepat. Temuan penelitian deskriptif dalam, luas dan terperinci. Luas
karena penelitian deskriptif dilakukan tidak hanya terhadap masalah tetapi juga variabel-variabel lain yang
berhubungan dengan masalah itu. Pelaksanaan penelitian deskriptif terstruktur, sistematis, dan terkontrol
karena peneliti memulai dengan subjek yang telah jelas dan mengadakan penelitian atas populasi atau sampel
dari subyek tersebut untuk menggambarkannya secara akurat..

Kata Kunci: Ilmu komunikasi, metode penelitian, penelitian deskriptif.

Abstract – Descriptive research is a research method that attempts to describe objects or subjects that are
examined objectively, and aims to describe the facts systematically and the characteristics of objects and
frequencies that are precisely examined. The findings from descriptive research in general are deep,
comprehensive and detailed. Comprehensive because descriptive research is carried out not only on
problems but also other variables related to the problem. The implementation of descriptive research is
conducted in a structured, systematic, and can be controlled because the researcher starts with a clear
subject and conducts research on the population or sample of the subject to accurately describe it.

Keywords: Communication science, research methods, descriptive research.

PENDAHULUAN research), penelitian deskriptif (descriptive research),


Kegiatan penelitian memiliki beberapa tujuan penelitian korelasional (correlational research), dan
yaitu untuk menjelajah (to explorate), penelitian kausal-komparatif dan eksperimen (causal-
menggambarkan (to description), dan menjelaskan (to comparative and experimental research). Klasifikasi
explain). Salah satu tipe penelitian yang cukup sering Penelitian berdasarkan metode ini didasarkan atas
digunakan peneliti adalah penelitian deskripsi. pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : jika tidak ada
Penelitian deskripsi digunakan untuk menerangkan hubungan sebab-akibat dan tidak ada hubungan yang
kondisi dasar berbagai peristiwa-peristiwa; menyusun diprediksi dan kondisinya baru (current condition)
teori untuk menjelaskan kaidah hubungan antar- disebut tipe penelitian deskriptif.
peristiwa, baik untuk menjelaskan asosiasi, membuat Pilihan tipe penelitian yang digunakan antara
prediksi-estimasi-proyeksi tentang gejala yang akan eksplorasi, deskripsi, atau eksplanasi sebagai cara
muncul, maupun melakukan tindakan guna pemecahan masalah bergantung pada hakikat masalah
mengendalikan peristiwa. Lin, Nan (1976) penelitian, ketersediaan sumber data, dan tingkat
menamakan tipe penelitian eksplorasi, deskripsi, dan pengetahuan tentang masalah atau bidang penelitian.
eksplanasi sebagai tipe studi (type of study). Neuman Urutan langkah-langkah penelitian, pilihan tipe
(2000) mengemukakan perbedaan ketiga tipe penelitian ditempatkan sesudah tahap perumusan
penelitian, yaitu tipe penelitian exploratory, masalah penelitian, namun tipe penelitian yang akan
descriptive, dan explanatory. digunakan juga harus dijadikan sebagai pertimbangan
Gay dan Diehl (1992) mengklasifikasikan dalam memformulasi pertanyaan penelitian agar lebih
penelitian berdasarkan metode penelitian, yang spesifik.
dibedakan atas: penelitian sejarah (historical

83
Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

Mely G. Tan dalam (Koentjaraningrat, 1981) pengolahan dan analisis data, lazimnya menggunakan
mengatakan penelitian yang bersifat deskriptif pengolahan statistik yang bersifat deskriptif.
bertujuan menggambarkan secara tepat sifat-sifat Penelitian dengan tipe deskriptif merupakan
suatu individu, keadaan, atau frekuensi adanya sebuah metode penelitian yang berusaha
hubungan tertentu antara suatu gejala dan gejala lain menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai
dalam masyarakat. Ada atau tidaknya hipotesis dengan apa adanya. Peneliti tidak melakukan
tergantung dari sedikit banyaknya pengetahuan manipulasi variabel dan juga tidak melakukan kontrol
tentang masalah yang menjadi perhatian utama. terhadap variabel penelitian. Data yang dilaporkan
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang merupakan data yang diperoleh peneliti apa adanya
bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai sesuai dengan kejadian yang sedang berlangsung saat
status suatu gejala yang ada, yaitu gejala yang ada itu. Peristiwa yang terjadi secara alami
pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif memungkinkan peneliti mengetahui sekaligus
tidak bertujuan untuk menguji hipotesis tertentu, menjawab pertanyaan penelitian yang berkaitan
tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang dengan hubungan variabel atau asosiasi serta bisa juga
sesuatu variabel, gejala atau keadaan. Memang untuk mengetahui hubungan komparasi antar variabel.
adakalanya dalam penelitian deskriptif ingin juga Tipe penelitian deskriptif merupakan penelitian
membuktikan dugaan, tetapi hal ini tidak terlalu lazim pemaparan tentang fenomena sosial tertentu, baik
terjadi. Secara umum penelitian tipe deskriptif tidak tunggal maupun jamak. Karakteristiknya, data diambil
dimaksudkan untuk menguji hipotesis (Arikunto, dari sumber tunggal atau jamak dengan metode
2005). observasi/ pengamatan langsung atau survey. Desain
Penelitian deskriptif dapat menjadi sederhana penelitian bisa kuantitatif, kualitatif, dan
dan dapat pula menjadi rumit, bisa dilakukan di penggabungan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian
laboratorium atau di lapangan serta dapat dengan tipe deskriptif dalam ilmu komunikasi sangat
menggunakan segala metode pengumpulan data baik berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan
kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian deskriptif yang berkaitan tingkah laku manusia, misalnya
yang sederhana berhubungan dengan berbagai seseorang dalam berkomunikasi menggunakan media
pertanyaan univariat yang menyatakan sesuatu baru.
mengenai ukuran, bentuk, distribusi, pola, atau
keberadaan suatu variabel yang dimasalahkan. Oleh TIPE PENELITIAN DESKRIPTIF KUALITATIF
sebab itu, tipe penelitian deskriptif mempunyai DAN KUANTITATIF
berbagai tujuan, antara lain: deskripsi mengenai gejala Tipe penelitian deskriptif sangat penting
atau ciri-ciri yang berkaitan dengan suatu populasi khususnya pada tahap awal perkembangannya, hal ini
tertentu, estimasi atau perkiraan mengenai proporsi sangat menonjol dilakukan dalam ilmu-ilmu sosial.
populasi yang mempunyai ciri-ciri tersebut. Penelitian deskriptif menyajikan satu gambar yang
Tipe penelitian deskriptif dimaksudkan untuk terperinci tentang satu situasi khusus, setting sosial,
mengeksplorasi dan mengklarifikasi mengenai suatu atau hubungan. Penelitian deskriptif digunakan untuk
fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan menemukan pengetahuan yang seluas-luasnya
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan terhadap objek penelitian pada suatu masa tertentu.
dengan masalah dan unit yang diteliti. Jenis penelitian Penelitian bertujuan untuk menjelaskan atau
ini tidak sampai mempersoalkan jaringan hubungan mendeskripsikan suatu keadaan apa adanya dan
antar variabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya,
menarik generalisasi yang menjelaskan variabel- peristiwa, atau segala sesuatu yang terkait dengan
variabel anteseden yang menyebabkan sesuatu gejala variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik dengan
atau kenyataan sosial. Oleh karena itu, tipe penelitian angka-angka maupun kata-kata. Penelitian deskriptif
deskriptif, tidak menggunakan dan tidak melakukan kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji
pengujian hipotesis (seperti yang dilakukan dalam hipotesis tertentu, melainkan lebih untuk
penelitian eksplanasi), dan tipe penelitian deskriptif menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala,
berarti tidak dimaksudkan untuk membangun dan atau keadaan. Namun demikian, bukan berarti semua
mengembangkan perbendaharaan teori. Dalam penelitian deskriptif tidak menggunakan hipotesis, ada

84
Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

pula beberapa penelitian deskriptif yang memakai merupakan langkah awal saja dari keseluruhan proses
hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam penelitian analisis. Persentase yang dinyatakan dalam bilangan
deskriptif bukan dimaksudkan untuk diuji melainkan sudah jelas merupakan ukuran yang bersifat
bagaimana berupaya menemukan sesuatu yang berarti kuantitatif, bukan kualitatif. Jadi pernyataan
sebagai alternatif dalam mengatasi masalah penelitian persentase bukan merupakan hasil analisis kualitatif.
melalui prosedur ilmiah. Analisis kualitatif tentu harus dinyatakan dalam
Banyak temuan penelitian sosial yang dimuat sebuah predikat yang menunjuk pada pernyataan
dalam jurnal-jurnal ilmiah digunakan sebagai sumber keadaan, ukuran kualitas. Oleh karena itu, hasil
kebijakan dari hasil penelitian dengan tipe deskriptif. penelitian yang berupa bilangan tersebut harus dibuat
Dari penelitian deskriptif, banyak imponderabilia menjadi sebuah predikat, misalnya: “baik sekali,
(hal-hal yang nampaknya tidak penting, tetapi yang “baik”, “cukup”, “kurang baik”, dan “tidak baik”
pada hakikatnya sangat berperan seperti nilai-nilai, (skala Likert).
dan sebagainya) dari kehidupan sosial sehari-hari Tipe penelitian deskriptif kuantitatif, sebaliknya
dapat dideskripsikan yang mana tidak muncul dalam menyajikan tahap yang lebih lanjut dari observasi.
suatu penelitian eksplanasi. Setelah memiliki seperangkat skema klasifikasi,
Cooper dan Emory (1996) mengatakan tipe peneliti kemudian mengukur besar atau distribusi
penelitian deskriptif menuntut kemampuan meneliti sifat-sifat itu diantara anggota-anggota kelompok
yang tinggi dan lebih ideal dibandingkan penelitian tertentu. Hal ini muncul peranan teknik-teknik
penjelasan dan menuntut standar yang sama tingginya, statistik seperti distribusi frekuensi, tendensi sentral,
baik menyangkut desain maupun pelaksanaannya. dan dipersi.
Schegel (1996) mengemukakan kebanyakan orang
yang melaksanakan atau yang sedang belajar MASALAH DAN RUMUSAN MASALAH
melaksanakan penelitian ilmu sosial menemukan PENELITIAN TIPE DESKRIPTIF
bahwa menggambarkan keadaan memang sangat Masalah deskriptif merupakan masalah yang
mudah untuk dikerjakan. Dengan mengenal apa yang diteliti dalam penelitian tipe deskriptif. Penelitian tipe
diteliti, dengan perhatian, dengan usaha, dan dengan deskriptif meliputi pengumpulan data agar dapat
tingkat kecerdasan yang cukup, siapa saja dapat menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan
menghasilkan sebuah deskripsi yang cukup tepat dan mengenai status terakhir, baik karakteristik ataupun
mendetail. Namun, penulisan deskripsi hanya akan frekuensi dari subjek yang dipelajari. Masalah
menarik perhatian ilmu yang sebenarnya jika deskriptif adalah masalah yang berhubungan dengan
penelitian tersebut dijalin dengan pengertian yang atau yang mempertanyakan status satu gejala atau
lebih luas dan dengan penjelasan yang bersifat teori. variabel. Ada dua jenis status masalah deskriptif,
Tulisan yang hanya berdasarkan deskripsi, nantinya yakni yang berhubungan dengan karakteristik dan
akan terbentur dengan kondisi di lapangan dan pada yang berhubungan dengan frekuensi dari suatu
akhirnya banyak peneliti yang berhenti menulis. populasi atau gejala. Oleh karena itu, rumusan
Mayer dan Greenwood (1983) membedakan dua masalah deskriptif berhubungan dengan dua hal: (1)
jenis atau tipe penelitian deskriptif, yakni tipe masalah karakteristik; dan (2) masalah frekuensi.
penelitian deskriptif kualitatif dan tipe penelitian Contoh rumusan masalah yang berhubungan dengan
deskriptif kuantitatif. Tipe penelitian deskriptif karakteristik ialah “Apa ciri-ciri generasi milenial
kualitatif semata-mata mengacu pada identifikasi lahir dan tumbuh dewasa ditengah perkembangan
sifat-sifat yang membedakan atau karakteristik teknologi komunikasi dan informasi ?”, “Informasi
sekelompok manusia, benda, atau peristiwa. Pada apa saja yang diakses?”. Sedangkan contoh rumusan
dasarnya, tipe penelitian deskriptif kualitatif masalah berhubungan dengan frekuensi ialah “
melibatkan proses konseptualisasi dan menghasilkan Seberapa besar penggunaan teknologi informasi dan
pembentukan skema-skema klasifikasi. Tipe komunikasi di lingkungan Pemerintah Daerah
penelitian deskriptif kualitatif seperti ini Kabupaten?”, “Seberapa efektif penggunaan teknologi
melambangkan tahap permulaan dari perkembangan informasi dan komuunikasi di lingkungan Pemerintah
suatu disiplin. Analisis data yang menggunakan teknik Daerah Kabupaten?”
diskriptif kualitatif memanfaatkan persentase hanya

85
Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

Tipe utama penelitian deskriptif mencakup (1986) mengatakan bahwa penelitian tipe deskriptif
penilaian sikap atau pendapat tentang individu, merupakan studi yang tidak mulai dengan gagasan
organisasi, peristiwa, atau prosedur; demikian juga menguji hipotesis tetapi mau menemukan distribusi
tentang jajak pendapat politik dan survei penelitian variabel yang dipilih.
pasar. Penelitian deskriptif menggunakan teknik Sebaliknya, ada yang berpendapat, Gay dan
pengumpulan data survei, non survei atau Diehl (1992), Mely G. Tan dalam Koentjaraningrat
penggabungan (kuantitatif dengan kualitatif). (1981) bahwa penelitian dengan tipe deskriptif dapat
menggunakan dan menguji hipotesis. Misal, setelah
HIPOTESIS DESKRIPTIF pengumpulan data hasil survei, peneliti mulai
Untuk merumuskan hipotesis yang jelas perlu melakukan tahap analisis data. Langkah pertama
dipahami beberapa variasi tipe hipotesis yang mendeskripsikan temuan dengan statistik deskriptif.
digunakan dalam penelitian. Cara untuk membedakan Statistik deskriptif dipergunakan untuk mengorganisir
tipe hipotesis dapat dilakukan berdasarkan tujuan, dan meringkas data numerik yang diperoleh dari hasil
bentuk, format pernyataan, dan penulisan. Tipe pengumpulan data dalam bentuk tabulasi data,
hipotesis berdasarkan tujuan dapat dibedakan antara persentase yang diwujudkan dalam grafik atau gambar
lain hipotesis deskriptif (descriptive hypotheses) untuk serta perhitungan-perhitungan deskriptif sehingga
menggambarkan variabel independen atau dependen. dapat dijabarkan ciri-ciri dari data tersebut. Statistik
Tujuan riset deskriptif adalah memaparkan atau deskriptif dapat membantu peneliti mendeskripsikan
mendeskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam riset, temuan-temuannya.
seperti: siapa, yang mana, kapan, dimana, dan Statistik deskriptif digunakan untuk
mengapa. Studi dengan desain deskriptif dapat menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
dilakukan secara sederhana atau rumit. Peneliti menggambarkan data yang telah terkumpul
dituntut untuk melakukan riset dengan standar yang sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
layak, baik dalam perencanaannya maupun kesimpulan yang berlaku generalisasi. Penelitian yang
pelaksanaannya. Misalnya dalam hal pertanyaan atau dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya)
hipotesis univariate, dimana periset menanyakan jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam
suatu hal atau menyatakan suatu hal mengenai analisanya. Tetapi apabila penelitian dilakukan pada
variabel tertentu, seperti mengenai besar, distribusi, sampel, maka analisisnya dapat menggunakan statistis
bentuk. Bahkan riset akan menjadi lebih menarik pada deskriptif maupun inferensial. Statistik deskriptif
pencarian hubungan-hubungan bivariate mapun dapat digunakan apabila peneliti hanya ingin
multvariate. mendeskripsikan data sampel dan tidak ingin
Apakah penelitian tipe deskriptif memerlukan membuat kesimpulan yang berlaku umum untuk
hipotesis? Jawaban pertanyaan ini belum seragam. populasi dimana sampel diambil. Tetapi apabila
Ada yang berpendapat penelitian tipe deskriptif tidak peneliti ingin membuat kesimpulan yang berlaku
memerlukan hipotesis. Masri Singarimbun dan Sofian umum untuk populasi, maka teknik analisis yang
Effendi (1989), misalnya mengatakan melalui digunakan adalah statistik inferensial.
penelitian tipe deskriptif, peneliti mengembangkan Hipotesis yang digunakan dan diuji adalah
konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak hipotesis deskriptif yang hanya menunjukkan
melakukan pengujian hipotesis. Arikunto (2005) perkiraan atas besarnya populasi yang mempunyai
mengemukakan jenis penelitian yang biasanya tanpa karakteristik tertentu. Hipotesis deskriptif adalah
menggunakan hipotesis antara lain penelitian hipotesis yang menyatakan karakteristik objek yang
deskriptif. Jika peneliti memang tidak atau belum menjadi rumusan suatu penelitian menurut variabel
dapat menentukan dugaan jawaban terhadap hasil tertentu. Jadi, hipotesis deskriptif merupakan
penelitiannya, maka hipotesis tidak atau tidak perlu proposisi yang secara tipikal menyatakan keberadaan
dibuat. Dalam penelitian tanpa hipotesis seperti ini atau eksistensi, ukuran, besar, bentuk atau distribusi
peneliti hanya ingin memperoleh informasi status dari beberapa veriabel.
sesuatu. Penelitian deskripsi dilakukan oleh peneliti Hipotesis deskriptif umumnya merupakan
dengan harapan hasil perupa deskripsi, penggambaran, bentuk proposisi univariat seperti contoh berikut:
atau uraian mengenai sesuatu. Walizer dan Weiner

86
Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

(1) (55%) penduduk desa A masih menggunakan TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI
2G; RELATIF, FREKUENSI KUMULATIF
(2) Mayoritas anak muda (87%) khawatir atas Peneliti melakukan pengumpulan data di
persaingan di masa depan. Ada sejumlah lapangan, biasanya angka-angka atau pun narasi
persoalan di masa depan yang sudah mereka kualitatif yang sudah diperoleh, diringkas dengan
pikirkan sejak sekarang. Di urutan pertama menggunakan cara-cara tertentu menjadi sebuah
ternyata soal pekerjaan; informasi yang siap untuk disajikan kepada pihak-
(3) Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang pihak yang berkepentingan. Penyajian data
relatif lebih mudah menerima proses (displaying data), dimungkinkan agar informasi (hasil
perubahan; penelitian) yang diperoleh menjadi lebih menarik,
(4) Tindakan agresif lebih banyak dilakukan anak berguna dan mudah dipahami. Penyajian data
yang berasal dari keluarga broken home. menggunakan tabel (tables) adalah angka yang
disusun sedemikian rupa menurut kategori tertentu
Bagian terpenting dari statistik deskriptif adalah sehingga memudahkan pembahasan dan analisisnya,
pembuatan distribusi frekuensi atau marginal yang sedangkan tampilan grafik (graphs) merupakan
mendeskripsikan sebaran jawaban atas tiap-tiap butir gambar-gambar yang menunjukkan data secara visual,
pertanyaan atau variabel dalam perangkat data. didasarkan atas nilai-nilai pengamatan aslinya ataupun
Distribusi frekuensi merupakan suatu daftar seluruh dari tabel-tabel yang dibat sebelumnya. Grafik yang
kategori yang mungkin untuk tiap-tiap variabel yang biasa dipakai adalah histogram, poligon frekuensi,
menunjukkan jumlah responden dalam tiap-tiap ogives, grafik lingkaran (pie chart), batang-daun (stem
kategori. Distribusi frekuensi dapat disusun lewat and leaf) dan sebagainya.
tabel frekuensi. Sebaiknya tabel frekuensi disusun Tabel distribusi frekuensi merupakan susunan
untuk semua variabel penelitian dan disusun secara data dalam suatu tabel yang telah diklasifikasikan
tersendiri meskipun dalam penulisan data penelitian, menurut kelas-kelas atau kategori tertentu. Dikenal
tidak semua tabel frekuensi ini akan dimasukkan. dua bentuk distribusi frekuensi menurut pembagian
Tabel-tabel ini merupakan bahan dasar untuk analisis kelasnya, yaitu distribusi frekuensi kualitatif
selanjutnya, disamping untuk basis data penelitian (kategori) dan distribusi frekuensi kuantitatif
dimasa mendatang. Tabel-tabel frekuensi berfungsi (bilangan). Distribusi frekuensi kualitatif pembagian
antara lain: (a) mendapatkan deskripsi ciri atau kelasnya didasarkan pada kategori tertentu dan banyak
karakteristik responden; (b) mempelajari distribusi digunakan untuk data berskala ukur nominal.
variabel-variabel penelitian; (c) menentukan Sedangkan kategori kelas dalam tabel distribusi
klasifikasi yang paling baik untuk tabulasi silang; dan frekuensi kuantitatif, terdapat dua macam, yaitu
(d) untuk mengecek apakah jawaban responden atas kategori data tunggal dan kategori data berkelompok
satu pertanyaan konsisten dengan jawaban-jawaban (bergolong).
lainnya-terutama pada pertanyaan-pertanyaan untuk Tabel distribusi frekuensi relatif merupakan
menyaring responden (Eriyanto, 1999). tabel distribusi frekuensi yang dinyatakan dalam
Melihat distribusi frekuensi dari variabel- bentuk persentase. Keuntungan menggunakan
variabel itu amat penting meskipun tujuan dari persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi
penelitian mungkin menguji hubungan antara dua adalah bahwa dengan persentase tersebut pembaca
variabel atau lebih. Menurut Chadwick dkk, 1992, laporan penelitian akan mengetahui seberapa jauh
salah satu alasan mengapa memperhatikan hal itu sumbangan tiap-tiap bagian (aspek) didalam
penting adalah beberapa uji statistik yang digunakan keseluruhan konteks permasalahan yang sedang
untuk mengukur signifikansi statistik atas hubungan dibicarakan. Dengan hanya mengetahui frekuensi saja
antar variabel, menggunakan anggapan tentang cara kurang dapat ditangkap makna informasi didalam
bagaimana skor suatu variabel menyebar. Alasan lain keseluruhan hasil penelitiannya. Frekuensi relatif
untuk menguji distribusi frekuensi setiap variabel merupakan frekuensi yang dinyatakan dalam angka
adalah karena seringkali peneliti harus relatif atau dalam persentase (%). Besarnya frekuensi
menggabungkan banyak kategori menjadi beberapa relatif (fr) tiap kelas adalah frekuensi absolut tiap
saja. kelas dibagi seluruh frekuensi dikali 100%.

87
Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

Seringkali orang tertarik untuk mengetahui hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau
dengan cepat banyaknya data yang memiliki nilai di organisasi kedalam variabel atau hipotesis, tetapi
atas atau di bawah nilai tertentu. Untuk keperluan itu, perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
peneliti harus menyusun tabel frekuensi kumulatif keutuhan. Sependapat dengan difinisi tersebt, Kirk &
(fc). Frekuensi kumulatif (fc) dari suatu tabel Miller (1986), mengemukakan penelitian kualitatif
frekuensi adalah frekuensi yang dapat menunjukkan adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial
jumlah frekuensi yang terletak di atas atau di bawah yang secara fundamental bergabung pada pengamatan
suatu nilai tertentu dalam suatu interval kelas. Jadi pada manusia dalam kawasannya sendiri dan
tabel distribusi frekuensi kumulatif adalah tabel berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam
frekuensi yang frekuensi tiap kelasnya disusun bahasanya dan dalam peristilahannya.
berdasarkan frekuensi kumuulatif. Frekuensi Ciri penelitian kualitatif melakukan penelitian
kumulatif didapat dengan jalan menjumlahkan pada latar alamiah atau pada konteks dari suatu
banyaknya frekuensi tiap-tiap kelas. keutuhan (entity). Hal ini dilakukan, karena ontologi
Distribusi frekuensi kumulatif “kurang dari” alamiah menghendaki adanya kenyataan-kenyataan
(less Then) merupakan frekuensi yang dapat sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika
menunjukkan jumlah frekuensi yang kurang dari nilai dipisahkan dari konteksnya. Penelitian kualitatif
tertentu. Frekuensi ini ditentukan dengan adalah penelitian ilmiah yang rangkaian kegiatan
menjumlahkan frekuensi pada kelas-kelas (proses) menjaring informasi dari kondisi apa adanya
sebelumnya. (sewajarnya) dalam suatu obyek, didasarkan sudut
Distribusi frekuensi kumulatif “lebih dari” pandang teoritis maupun praktis untuk menjawab
(more than) merupakan frekuensi yang dapat suatu permasalahan.
menunjukkan jumlah frekuensi yang lebih dari nilai Tipe penelitian kualitatif deskriptif digunakan
tertentu. Frekuensi ini ditentukan dengan sebagai prosedur untuk mengemukakan pemecahan
menjumlahkan frekuensi pada kelas-kelas sesudahnya. masalah penelitian dengan mengetengahkan keadaan
obyek yang diteliti, berdasarkan data dari fakta yang
PENGGUNAAN TIPE PENELITIAN aktual pada saat penelitian lapangan berlangsung,
DESKRIPTIF menganalisis dan menginterpretasi, tetapi tidak
Tipe penelitian deskriptif digunakan jika ada melakukan pengujian hipotesa. Tipe penelitian ini
pengetahuan atau informasi tentang gejala sosial yang berangkat dari pertanyaan dasar apa, bagaimana dan
akan diteliti atau dipermasalahkan. Pengetahuan mengapa. Contohnya adalah sebagai berikut :
diperoleh dari survei literatur, laporan dari hasil Penelitian lapangan berlangsung dari tanggal 30 Juli
penelitian, atau dari hasil studi eksplorasi. Melalui 2018 s/d 3 Agustus 2018, di Sekolah Luar Biasa
pengetahuan atau informasi yang dimiliki tentang Negeri Bagian B Kota Jayapura, Jl. Raya Abepura,
gejala yang diteliti dan dengan melakukan pengukuran Kelurahan Wai Mhorock, Kecamatan Abepura, Kota
yang cermat atas masalah tersebut kemudian Jayapura, Provinsi Papua. Alasan dijadikan lokasi
dideskripsikan secara jelas dan terperinci tentang apa, penelitian dikarenakan 50 persen siswa yang kini
siapa, kapan,dimana, bagaimana, dan mengapa dari sudah menjadi alumni di Sekolah Luar Biasa (SLB)
gejala. Jadi, tipe penelitian deskriptif berhubungan Bagian B Kota Jayapura sudah terserap di dunia kerja.
dengan frekuensi, jumlah, dan karakteristik dari gejala Jumlah tersebut paling banyak sebagai pekerja swasta
yang diteliti. sesuai keahlian bidangnya masing-masing. SLB
Contoh: Penelitian dilakukan menggunakan tersebut mendapat dukungan penuh dari pengusaha,
pendekatan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. BUMN, BUMD untuk menerima siswa berkebutuhan
Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2001), khusus bekerja, sebagaimana yang sudah diatur dalam
mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur Undang-Undang disebutkan agar satu dari 100 orang
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa dapat diterima sebagai tenaga kerja. Siswa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berkebutuhan khusus bisa bersaing dengan orang
perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, normal. Meski memiliki keterbatasan seperti
pendekatan kualitatif diarahkan pada latar dan tunarungu wicara tetapi memiliki wisik yang kuat.
individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam Siswa tersebut juga bisa bersaing dan menghasilkan

88
Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

karya seperti menjahit, tata boga, tata busana, IT, Dalam metode penelitian kualitatif,
bahkan ikut lomba tingkat nasional. pengumpulan data dilakukan pada natural setting
Subyek Penelitian adalah individu, dengan Key (kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan
informan (informan kunci) yaitu Bapak Kepala teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi
Sekolah yakni Bapak Kamino, kemudian informan berperan serta (participan observation), wawancara
berikut ditarik melalui snowball sampling (bola salju), mendalam (in depth interview) dan dokumentasi.
yaitu pendekatan untuk mencari informan kunci yang Marshall & Roosman (dalam Sugiono,2017, p. 309)
kaya informasi atau kasus-kasus kritis. Dengan menyatakan bahwa “the fundamental methods relied
meminta sejumlah orang yang dapat diajak bicara, on by qualitative researchers for gathering
bola salju akan semakin besar seiring dengan proses information are, participation in the setting, direct
kita mengumpulkan kasus-kasus baru yang kaya observation, in-depth interviewing, document review”.
informasi.(Patton, Michael Quinn, 2001, p. 237). Melalui observasi, peneliti mempelajari tentang
Cara pengambilan informan dengan teknik ini perilaku komunikasi tunarungu, dan makna dari
dilakukan secara berantai, makin lama informan perilaku tersebut.
menjadi semakin besar seperti halnya bola salju yang Analisis data menurut Patton (1980), adalah
menuruni lereng gunung/bukit. Hal ini diakibatkan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
oleh kenyataan bahwa populasinya sangat spesifik kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
sehingga sulit sekali mengumpulkan informannya. Bogdan dan Taylor (1975) mendefinisikan analisis
Pada tingkatan operasionalnya, suatu grup/seorang data sebagai proses yang merinci usaha secara formal
key informan yang relevan diinterview, dan untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis
selanjutnya diminta untuk menyebutkan informan (ide) seperti yang disarankan oleh data dan sebagai
lainnya dengan spesialisasi yang sama, yang biasanya usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan
saling mengenal karena mereka satu spesialisasi hipotesis itu (Moleong, Lexy 2001, p. 103). Pekerjaan
(Durianto, dkk, 2001, p. 34). Dari nara sumber analisis data dalam penelitian ini ialah mengatur,
pertama yang berhasil diwawancarai kemudian mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode,
diminta untuk menyebutkan sumber (informan) kedua dan mengkategorikannya.
dan seterusnya sehingga data kualitatif yang diperoleh Penulisan laporan penelitian melalui dua tahap.
semakin kaya untuk kepentingan analisisnya. Pertama, pengumpulan data baik primer maupun
Wawancara dihentikan manakala dianggap cukup sekunder. Kedua, penulisan draft, revisi dan editing.
menjawab permasalahan penelitian dan diakhiri ketika Tahap editing dilakukan berulangkali untuk
informan terakhir memberi jawaban yang sama dan menghindari kesalahan baik bersifat substansi (isi)
tidak menyimpang dari informan dan key informan maupun kalimat (redaksional). (Mudjiyanto,
sebelumnya. Bambang. 2018).
Tabel 1 Data key informan dan informan
SLB Negeri bagian B kota Jayapura
KESIMPULAN
No Na ma Jabatan Tipe Penelitian deskriptif dilakukan untuk
1. Kamino Kepala Sekolah mendeskripsikan seperangkat gejala atau peristiwa
2. Zainuddin Guru
3. Sutyaty Guru dari suatu populasi secara objektif. Penelitian
4. Indra Januari Komunitas Tuna deskriptif merupakan cara untuk menemukan makna
Septiawan Ohex Rungu
5. Petronela Giyai Siswa Kelas
baru, menjelaskan sebuah kondisi keberadaan,
M.3B menentukan frekuensi kemunculan sesuatu, dan
6. Mercy Christin Siswa Kelas M. mengkategorikan informasi. Penelitian deskriptif
Fingkreu 2B
7. Lidya Gloria Siswi Kelas L. dilakukan dengan memusatkan perhatian aspek-aspek
Aling 1B tertentu dan sering menunjukkan hubungan antara
8. Ilham Jaap Siswa Kelas M.
Sutrisno 3B berbagai variabel.
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan
Sumber: Proses Pengumpulan Data dari Tanggal 30 Juli s/d 3 secara cermat karakteristik dari suatu gejala atau
Agustus 2018
masalah yang diteliti, fokus pada pertanyaan dasar
“bagaimana” dengan berusaha mendapatkan dan

89
Jurnal Diakom, Vol. 1 No. 2, Desember 2018: 83-90

menyampaikan fakta-fakta dengan jelas, teliti, dan Durianto, dkk. (2001). Strategi Menaklukan Pasar,
lengkap tanpa banyak detail yang tidak penting. Selain Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek.
mengetahui apa yang terjadi, peneliti juga ingin Jakarta: Gramedia.
Eriyanto. (1999). Metodologi Polling:
mengungkap bagaimana hal itu terjadi.
Memberdayakan Suara Rakyat. Bandng:
Tipe Penelitian deskriptif bisa digunakan untuk Remaja Rosdakarya.
menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian tidak Gay & Diehl. (1992). Research Methods for Business
berhipotesis atau menguji hipotesis. Dalam hal and Management. New York: MacMillan
menguji hipotesis yang diuji adalah hipotesis Publishing Company.
deskriptif yang hanya menyatakan perkiraan atas Koentjaraningrat. (1981). Metode-Metode Penelitian
karakteristik tertentu dari satu populasi. Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset
Hipotesis deskriptif merupakan hipotesis yang
Komunikasi. Jakarta: Kencana.
secara khusus menyatakan keberadaan, nilai, bentuk, Lin, Nan. (1976). Foundations of Social Research.
ukuran, atau distribusi suatu variabel. Dugaan New York: MacGraw-Hill Book Company.
terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel Mayer dan Greenwood. (1983). Rancangan Penelitian
meskipun di dalamnya bisa ada beberapa kategori. Kebijakan Sosial. Jakarta: Rajawali.
Kriyantono (2006: 35) menyatakan bentuk hipotesis Moleong, Lexy J. (2001). Metode Penelitian
deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Neuman, W. Lawrence. (2000). Social Research
mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan
Methods: Qualitative and Quantitative
tertentu. Terdapat pada jenis penelitian deskriptif. Approach. Boston: Allyn and Bacon.
Contoh: Perumusan masalah dan hipotesis deskriptif. Patton, Michael Quinn. (2001). Qualitative Research
Bagaimana model public relations yang diterapkan & Evaluation Methods.
oleh Manager Hotel A? Bangunan hipotesisnya model Schegel, Stuart A. (1996). Penelitian Grounded dalam
public relations yang diterapkan oleh Manager Hotel Ilmu-ilmu Sosial, Diperbanyak oleh Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
A adalah model simetris.
Sebelas Maret, Surakarta.
Statistik deskriptif berfungsi mendeskripsikan Silalahi, Ulber. (2009). Metode Penelitian Sosial.
(memberi gambaran) terhadap objek yang diteliti Bandung: Refika Aditama.
melalui data sampel atau populasi sebagaimana Singarimbun dan Effendi. (1989). Metode Penelitian
adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat Survai. Jakarta: LP3ES.
kesimpulan yang berlaku untuk umum. Somantri dan Muhidin. (2006). Aplikasi Statistik
dalam Penelitian. Jakarta: Pustaka Setia.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian.
UCAPAN TERIMA KASIH
Bandung: Alfabeta.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada tim Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kombinasi
redaksi jurnal dan mitra bestari yang berkenan (Mixed Methods). Bandung: ALFABETA.
memberikan masukan dalam penyempurnaan tulisan Umar, Husein. (2002). Metode Riset Komunikasi
ini. Organisasi: Sebuah Pendekatan Kuantitatif,
Dilengkapi dengan Contoh Proposal dan Hasil
DAFTAR PUSTAKA Riset Komuniikasi Organisasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Arikunto, Suharsini. (2005). Manajemen Penelitian.
Walizer dan Weiner. (1986). Metode dan analisis
Jakarta: Asdi Mahasatya.
penelitian: Mencari Hubungan, Jilid 1,
Mudjiyanto, Bambang.(2018). Pola Komunikasi
diterjemahkan Arief Sadiman. Jakarta:
Siswa Tunarungu di Sekolah Luar Biasa Negeri
Erlangga.
Bagian B Kota Jayapura dalam Jurnal Studi
Komunikasi dan Media Vol. 23 No. 2
(Desember 2018).
Chadwick, dkk. (1992). Metode Penelitian Ilmu
Pengetahuan Sosial, Terjemahan Sulistia.
Semarang: IKIP Semarang Press.
Cooper dan Emory. (1996). Metode Penelitian untuk
Bisnis. Jakarta: Erlangga.

90

View publication stats

You might also like