Bab 3
Bab 3
Bab 3
KEANEKARAGAMAN ARTHROPODA
PADA PERTANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.)
YANG DIAPLIKASI INSEKTISIDA KIMIA DAN NABATI
Diversity of Arthropod at Cabbage (Brassica oleracea L.) Crop Treated
with Organic and Synthetic Insecticides
ABSTRACT
This research aimed to study the diversity of Arthropod at cabbage crop treated with
organic with synthetic insecticides. This research was conducted at three cabbage crops. The first
crop cultivated without insecticide (K0), the second crop was treated with 10% Calontropis
gigantea (K1), and the third was treated with 5% emamektin benzoat (K2). The insecticides were
applied initially at 14 days after planting, and repeated every 10 days until harvest. Observation of
the Arthropod was done every one day before insecticides application. Diversity of Arthropod
both, at the crops treated with organic insecticides and without treatment, were higher than those in
the crop treated with synthetic insecticides. The diversity level of both treatments namely organic
insecticides and control was middle while in the synthetic insecticide treatment the level was low.
ABSTRAK
308
PENDAHULUAN pada ekosistem pertanaman Kubis yang
diaplikasi insektisida.
Hasil produksi kubis (Brassica
oleracea L.) di Indonesia pada Tahun METODE PENELITIAN
2010 sebanyak 1.385.044 ton, dan
mengalami peningkatan di Tahun 2014 Penelitian ini dilaksanakan pada
menjadi 1.432.264 ton, sedangkan angka bulan Juli sampai September 2013 di
produksi kubis Sulawesi Tengah Tahun Desa Nupabomba, Kabupaten Donggala,
2010 sebanyak 3.752 ton, dan pada Tahun Sulawesi Tengah. Sedangkan untuk
2014 produksi kubis Sulawesi Tengah kegiatan identifikasi Arthropoda dilakukan
mencapai 8.407 ton. Ini berarti produksi di Laboratorium Hama dan Penyakit
kubis mengalami kenaikan 865,20% Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas
(BPS, 2014). Tadulako.
Penggunaan bahan kimia dalam Alat yang digunakan dalam
pengolahan lahan pertanian dapat menyebabkan penelitian ini yaitu, Jaring (Sweepnet),
terpaparnya bahan tersebut di lingkungan, perangkap jebakan (Pittfall trap), nampan
maka kemungkinan ada spesies Arthropoda kuning (Pan trap), seng plat, botol koleksi,
tertentu yang mati atau meninggalkan botol pembunuh spesimen (Killing bottle),
tempat tersebut. Hal ini dapat berakibat kertas tissue/kapas, stoples, mikroskop
pada kelimpahan dan keanekaragaman cahaya, cawan petri, kamera digital, kertas
Arthropoda yang diaplikasi insektisida label, cangkul, arit, tank sprayer dan alat
sintetik menjadi rendah (Herlinda. S, et al., tulis menulis.
2008). Rantai makanan akan terputus Bahan yang digunakan dalam
sehingga terjadi ledakan hama sasaran dan penelitian ini yaitu, tanaman kubis (B.
timbulnya hama sekunder. Disamping itu, oleracea L.), alkohol 70%, deterjen, air
tekanan seleksi yang kuat dari pestisida bersih, daun widuri (Calontropis gigantea
yang digunakan terhadap hama akan Willd.), insektisida bahan aktif Emamektin
menimbulkan resistensi dan resurgensi dan benzoat 5%, tissue, dan KCN (bahan
ternyata lebih banyak kelompok serangga pembunuh serangga).
yang berguna bagi manusia yang akan mati Penelitian ini dilaksanakan pada
dibandingkan dengan yang merugikan tiga hamparan pertanaman kubis (Brassica
(Untung, 2006). oleracea L.). Hamparan pertama pada
Kekhawatiran akan hilangnya tanaman kubis tanpa perlakuan insektisida
keanekaragaman Arthropoda yang meliputi (K0), hamparan kedua pada pertanaman
hama maupun musuh alami mengakibatkan kubis yang diaplikasi insektisida nabati
perhatian besar terhadap kondisi tersebut. daun widuri (10%) (Calontropis gigantea
Oleh karena itu maka dipandang perlu Willd.) (K1), dan hamparan ketiga pada
untuk melakukan penelitian tentang pertanaman kubis yang diaplikasi insektisida
keanekaragaman Arthropoda yang diaplikasi kimia (Emamektin Benzoat 5%) (K2).
dengan insektisida pada suatu hamparan Pemilihan dan penentuan lokasi dilakukan
pertanaman kubis di wilayah Sulawesi dengan menggunakan metode purposive
Tengah khususnya daerah sentra produksi sampling atau yang ditentukan secara
seperti Desa Nupabomba (Kebun Kopi). sengaja. Lokasi yang dipilih adalah sentra
Penelitian ini bertujuan untuk pertanaman Kubis yaitu di Desa Nupabomba,
mengetahui keanekaragaman Arthropoda Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah.
pada pertanaman Kubis yang diaplikasi Pelaksanaan penelitian meliputi
insektisida kimia dan nabati. persiapan lahan, pembibitan, pengolahan
Hasil penelitian ini diharapkan lahan, penanaman, dan pemeliharaan yang
dapat berguna sebagai bahan informasi terdiri dari penyiangan, pemupukan dan
dasar tentang keanekaragaman Arthropoda penyiraman.
309
Luas lahan pertanaman yang (Sweepnet trap) ini menggunakan jaring
digunakan 6 x 20 meter yang kemudian ayun berbentuk kerucut, mulut jaring
dibagi dalam 18 plot pertanaman atau terbuat dari kawat melingkar (diameter
bedengan/jaluran pertanaman kubis yang 30 cm) dan jaring terbuat dari kain
dijadikan sampel pengamatan. Ukuran kasa. Penggunaan jaring perangkap
bendengan/jaluran dengan lebar 0,5 meter (Sweepnet trap) dilakukan sepuluh kali
dan panjang 6 meter dengan jarak antar ayunan ganda pada masing-masing plot
bedengan 0,6 meter. tanaman kubis. Arthropoda yang
tertangkap langsung dimasukkan ke
Pembuatan Insektisida Nabati Ekstrak
dalam masing-masing stoples/botol
Daun Widuri (Calontropis gigantea
koleksi kering dan basah (Dipisahkan
Willd.) Daun widuri yang masih berwarna
berdasarkan lokasi perlakuan
hijau dikumpulkan sebanyak 25 kg. Daun
insektisida) dan masing-masing diberi
tersebut dikeringkan selama 12 jam pada
label selanjutnya dibawa ke
suhu 40 C di dalam oven, setelah kering
laboratorium untuk diidentifikasi.
masing-masing diblender sampai halus
2. Metode Jebakan Permukaan Tanah
seperti tepung untuk mempermudah proses
(Pittfall trap).
ekstraksi (Khasanah, 2009).
Metode jebakan diatas permukaan tanah
Tepung ditimbang sebanyak 1000
(Pittfall trap) ini digunakan untuk
gram dijadikan sebagai stok. Tepung yang
memerangkap Arthropoda yang berada
menjadi stok diambil 10% atau 100 gram
dipermukaan tanah. Perangkap ini dibuat
dan dicampur dengan air sebanyak 1 liter
dengan cara membenamkan gelas aqua
kemudian direndam selama 24 jam,
(wadah) kedalam tanah dengan bibir
setelah itu dicampur dengan deterjen
gelasnya sejajar dengan permukaan
secukupnya dan selanjutnya dapat
tanah, yang ditempatkan disela-sela
diaplikasikan (Khasanah, 2009).
barisan tanaman. Gelas aqua tersebut
Pelaksanaan Aplikasi. Insektisida kimia diisi dengan air yang dicampur dengan
yang digunakan pada penelitian ini adalah diterjen sebagai larutan pembunuh,
insektisida kimia berbahan aktif Emamektin kemudian jebakan ini diberi penutup
benzoat 5%. Aplikasi insektisida kimia untuk melindungi dari air hujan atau
maupun nabati pada pertanaman Kubis gangguan lainnya. Penutup terbuat dari
dilakukan 14 hari setelah tanam (HST) seng licin dengan ukuran 10 cm x 10
hingga tanaman siap dipanen 14 hari cm, posisi penutup agak dimiringkan.
sebelum panen, dengan interval waktu Jumlah perangkap 18 buah yang
aplikasi 10 hari. Waktu aplikasi dilakukan dipasang secara diagonal pada masing-
pada pagi hari (Pukul 06.30 Wita-07.30 Wita). masing plot tanaman kubis. Arthropoda
Pengambilan sampel arthropoda yang tertangkap langsung dimasukkan
pada masing-masing pertanaman dilakukan ke dalam masing-masing /botol koleksi
sehari sebelum perlakuan aplikasi insektisida kering dan basah (Dipisahkan berdasarkan
pada areal tanaman kubis. Pengambilan lokasi perlakuan insektisida) dibawa ke
sampel dapat menggunakan 4 metode laboratorium untuk diidentifikasi.
yakni: metode jaring (Sweepnet), metode 3. Pengambilan Langsung
jebakan diatas permukaan tanah (Pittfall Metode pengambilan langsung
trap), pengambilan langsung (Diputra, dilakukan dengan cara mengambil dan
2012) dan metode nampan kuning (Pan mengumpulkan jenis-jenis Arthropoda
trap) (Marlin, 2012). yang ada pada bagian tanaman dengan
1. Metode Jaring (Sweepnet) menggunakan tangan. Pengambilan
Pengambilan sampel yang dilakukan langsung dilakukan bertujuan untuk
dengan metode jaring perangkap mengambil Arthropoda yang berada
310
pada bagian tanaman yang sulit Arthropoda pada pertanaman kubis digunakan
terjangkau oleh jaring perangkap persamaan indeks keanakaragaman
serangga dan jebakan permukaan tanah Shannon-Wiener (H’) dengan rumus :
serta Arthropoda yang berada pada Indeks keanakaragaman Shannon-Wiener
bagian dalam tanaman yang digunakan. (H’).
Pengambilan langsung dilakukan pada s
setiap tanaman kubis di masing-masing H’ = -∑ Pi ln pi
plot yang pertanaman kubis yang dijadikan i=1
sampel yaitu 234 krop tanaman kubis. Keterangan :
Arthropoda yang tertangkap dimasukkan H’ : Indeks diversitas Shannon-Wiener
ke dalam masing-masing toples/botol S : Jumlah famili
koleksi kering dan basah (Dipisahkan Pi : Proporsi famili ke-i dari total individu
berdasarkan lokasi perlakuan insektisida) dalam sampel
dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. n : Jumlah total individu
4. Metode Nampan Kuning (Pan trap) Jika nilai indeks:
Nampan Kuning (Pan trap) terbuat dari H’ < 1,5 : Keragaman Rendah
wadah plastik yang berukuran 15 cm x H’ 1,5 – 3,5 : Keragaman Sedang
25 cm dan tinggi 7 cm. Nampan dipasang H’ > 3,5 : Keragaman Tinggi
2 buah pada bagian ujung dan tengah (Astriyani, 2014).
plot atau bedengan sehingga terdapat 36
buah nampan pada pertanaman kubis Indeks Kemerataan. Menentukan indeks
dan serangga yang tertarik warna kuning kemerataan Arthropoda pada tanaman
akan mendatangi nampan tersebut. kubis dapat dihitung dengan rumus indeks
Untuk membunuh serangga yang kemerataan J’ of Pielou:
hinggap pada nampan, terlebih dahulu 𝑯′ 𝐥𝐧
(𝑵𝟏)
kedalam nampan dimasukkan larutan E = 𝐥𝐧(𝐬) = 𝐥𝐧(𝐍𝟎)
sabun sebanyak 3 tetes dan larutan
Keterangan :
garam untuk menghambat pembusukan
E : Indeks kemerataan
serangga dan mempermudah serangga
N0 : Jumlah famili
tenggelam, sehingga serangga yang
N1 : Jumlah kelimpahan famili dalam
masuk akan tenggelam dan mati.
contoh.
Arthropoda yang didapatkan lalu dibawa
ke laboratorium untu diidentifikasi. Jika nilai indeks:
5. Parameter Pengamatan. E < 1 : Kemerataan rendah (Dominasi
Jumlah Ordo dan Famili Arthropoda. jumlah satu individu)
Penelitian ini mengamati Jumlah Ordo E > 1 : Kemerataan tinggi (Tidak
dan Famili Arthropoda. Sehingga untuk didominasi jumlah satu individu)
mengetahui jumlah famili maka identifikasi (Astriyani, 2014).
Arthropoda dilakukan terbatas dengan
mengklasifikasikan Ordo sampai pada HASIL DAN PEMBAHASAN
tingkat famili. Identifikasi Arthropoda
mengacu pada buku Siwi (1992), Lilies Jumlah Ordo, Famili dan Populasi
(1994) dan Borror et al, (1996). Arthropoda. Berdasarkan hasil pengamatan
pada pertanaman kubis (Brassica oleracea)
Indeks Keanekaragaman Arthropoda. yang diaplikasikan berbagai jenis
Data yang didapatkan dianalisis dengan insktisida, menunjukkan bahwa pemberian
menghitung Keanekaragaman dan Kemerataan berbagai aplikasi insektisida memberikan
Arthropoda pada tanaman kubis. pengaruh terhadap jumlah ordo, famili
Indeks Keanekaragaman Spesies. dan jumlah individu pada Arthropoda
Menghitung indeks keanekaragaman pertanaman kubis.
311
Tabel 1. Jumlah Ordo, Famili dan Individu Arthropoda Pada Pertanaman Kubis
K0 K1 K2
Ordo Famili
Jml Jml Jml
Acrididae 85 57 33
Orthoptera Grylidae 6 2 1
Tettinognidae 5 4 5
Formicidae 197 166 153
Hymenoptera Ichneumonidae 5 0 0
Apidae 15 1 1
Crysomelidae 0 1 0
Coleoptera Coccillinidae 28 27 20
Sartidae 0 0 4
Pyralidae 8 1 1
Lepidoptera Plutellidae 140 32 4
Noctunidae 5 0 0
Reduviidae 8 3 0
Hemiptera
Alydidae 6 2 2
Teptritidae 35 13 10
Muscidae 8 0 0
Diptera
Asilidae 18 4 1
Calliphordidae 8 8 2
Homoptera Psyllidae 9 2 0
Araneidae 4 5 2
Aranea
Tetragnathinidae 37 27 5
Jumlah Total 627 355 244
Jumlah Famili 19 18 15
Tabel 2. Indeks Keanekaragaman (H’) dan hampir sama yaitu 19 famili untuk tanpa
Indeks Kemerataan (E) Atrhopoda aplikasi insektisida, dan 18 famili pada
pada Tanaman kubis (Brassica oleracea) pertanaman kubis (Brassica oleracea)
yang diaplikasi berbagai jenis Insektisida yang diaplikasi insektisida Nabati, serta
Indeks 15 famili pada pertanaman kubis (Brassica
Perlakuan oleracea) yang diaplikasi insektisida
(H') (E)
Kimia. Pemberian berbagai perlakuan
Tanpa Aplikasi Insektisida 2,15 0,73 Aplikasi insektisida pada pertanaman
Aplikasi Insektisida Nabati 1,8 0,62 kubis juga berpengaruh terhadap jumlah
Aplikasi Insektisida Kimia 1,4 0,52
individu dari Arthropoda masing-masing
yaitu 627 ekor untuk tanpa aplikasi
insektisida, 355 ekor pada pertanaman
Dari hasil yang didapatkan, kubis yang diaplikasi insektisida nabati,
jumlah Kelas Arthropoda yang didapatkan dan 244 ekor pada pertanaman kubis
ada 2 yaitu kelas Insekta dan kelas yang diaplikasi insektisida kimia (Tabel 1).
Arachnida, jumlah ordo Arthropoda yang Tinggi rendahnya populasi
diperoleh dari aplikasi berbagai jenis Arthropoda menunjukkan bahwa erat
insektisida relatif sama yaitu 8 ordo. hubungannya dengan penggunaan aplikasi
Adapun perbedaan dari perlakuan berbagai pestisida, serta tinggi rendahnya populasi
aplikasi jenis insektisida yaitu jumlah
Arthropoda tersebut berkesesuaian dengan
Famili dari ordo-ordo tersebut. Secara
fase tumbuh tanaman yang menyediakan
keseluruhan jumlah famili Arthropoda pada
sumber makanan bagi pertumbuhan dan
pertanaman kubis (Brassica oleracea) yang
perkembangan Arthropoda.
diaplikasi berbagai perlakuan insektisida
312
Mangoendihardjo (1996) dalam Astriyani (2014), Nilai E ini berkisar antara
Diputra (2012), perubahan dalam ekosistem 0-1. Semakin kecil nilai E, semakin kecil
dapat menimbulkan goncangan hebat pada pula keseragaman populasi, artinya
ekosistem tersebut. Sebaliknya bahwa penyebaran jumlah individu setiap jenis
peningkatan jumlah rantai makanan yang tidaklah sama dan ada kecenderungan
lebih kompleks dalam ekosistem akan satu jumlah individu yang mendominasi,
meningkatkan stabilitas ekosistem tersebut begitu pula sebaliknya semakin besar nilai
E maka tidak ada jenis individu yang
Indeks Keanekaragaman (H’) dan
mendominasi.
Kemerataan (E). Berdasarkan analisis
Dari data diatas, tinggi rendahnya
keanekaragaman (H’) dan Kemerataan (E),
indeks H’ dipengaruhi oleh jumlah famili
aplikasi berbagai jenis insektisida memiliki
dan jumlah individu. Bila jumlah spesies
pengaruh terhadap keanekaragaman dan
lebih banyak tetapi dalam satu famili maka
kemerataan Arthropoda pada pertanaman
keanekaragamannya rendah dibanding
kubis (Brassica oleracea) (Tabel 2).
Indeks H’ Arthropoda yang dengan jumlah spesies lebih sedikit tetapi
diaplikasi insektisida kimia dan nabati termasuk dalam beberapa famili (Subagya,
masing-masing adalah 1,4 dan 1,8, 1996 dalam Diputra 2012). Bahwa komunitas
sedangkan tanpa aplikasi insektisida yang keanekaragamannya rendah satu atau
Rata-Rata indeks H’-nya adalah 2,15. dua spesies dapat menjadi dominan.
Akibat aplikasi insektisida keanekaragaman Sebaliknya pada pengamatan Arthropoda
Arthropoda berkurang sebesar 0,4 antara yang diaplikasi menunjukkan pengaruh
insektisida kimia dengan penggunaan aplikasi insektisida terhadap penurunan
insektisida nabati, sedangkan indeks jumlah famili dan jumlah populasi
H’ Arthropoda antara Penggunaan (Oka, 1995).
insektisida kimia dengan tanpa aplikasi Mahrub (1999) dalam Diputra
adalah sebesar 0,75 dan indeks H’ (2012), bahwa perubahan Arthropoda,
Arthropoda antara Penggunaan insektisida indeks keanekaragaman dan kemelimpahan
nabati dengan tanpa aplikasi adalah sebesar terjadi sejalan perkembangan fase tumbuh
0,35 (Tabel 2). tanaman sebagai habitatnya. Hal ini
Dari data indeks keanekaragaman disebabkan makin tua tanaman, populasi
tersebut diatas terlihat bahwa perlakuan dan komposisi Arthropoda makin menurun,
tanpa insektisida dan aplikasi karena kondisi habitatnya menjadi kurang
insektisida nabati cenderung menunjukkan cocok, sehingga banyak serangga berpindah
keanekaragaman sedang (H’= 1,5 – 3,5), ke habitat baru atau mati bila gagal
sedangkan perlakuan insektisida kimia beradaptasi. Secara umum keanekaragaman
cenderung menunjukkan keanekaragaman berbagai spesies cenderung lebih rendah
rendah (H’<1,5). Menurut (Astriyani, 2014) pada pertanaman agroekosistem, karena
Jika nilai indeks: H’ < 1,5 maka dianggap terganggu oleh adanya aktifitas manusia
tingkat Keragaman Rendah, H’ 1,5 – 3,5 dibanding pertanaman vegetasinya masih
maka dianggap tingkat Keragaman Sedang, alami yang masih terjaga dan belum ada
dan jika H’ >3,5 maka dianggap tingkat campur tangan manusia (Odum, 1994
Keragaman Tinggi. dalam Diputra (2012).
Berdasarkan Indeks Kemerataan (E) Selanjutnya, Variasi nilai rata-rata
Arthropoda yang diaplikasi insektisida Indeks Kemerataan (E) tampaknya tidak
kimia dan nabati masing-masing adalah mempengaruhi keseimbangan hayati.
0,52 dan 0,62. Sedangkan tanpa insektisida Menurut Mahrub (1996) dalam Diputra
berkisar antara 0,73. Sehingga terlihat nilai (2012), makin tinggi nilai E keadaan
indeks Kemerataan E < 1 yang terjadi pada ekosistem akan lebih baik. Namun tidak
ketiga perlakuan (Tabel 2). Menurut perlu nilai E lebih dari 1 berada terus
313
menerus. Hal itu bisa membawa efek Terjemahan oleh S. Partosoedjono, 1996.
negatif pada serangga karnivora (Predator) Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
untuk generasi berikutnya sebab BPS. 2014. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas
populasinya akan turun secara drastis bila Kubis, 2009-2010. http://www.bps.go.id
mana kekurangan mangsa dalam kurun
waktu terlalu lama. Menurut Oka (1995), Diputra, D.N.,2012. Keanekaragaman Arthropoda
nilai kemerataan akan cenderung tinggi pada Ekosistem Pertanaman Bawang Merah
(Allium ascolonicum L.) dengan Aplikasi dan
bila jumlah populasi dalam suatu famili Tanpa Aplikasi Insektisida. Skripsi.
tidak mendominasi populasi famili lainnya Universitas Tadulako. Palu. Hal.1-11.
sebaliknya kemerataan cenderung rendah
bila suatu famili memiliki jumlah populasi Herlinda S, Waluyo, Estuningsih S.P., dan Irsan C,
yang mendominasi jumlah populasi lain. 2008. Perbandingan Keanekaragaman
Spesies dan Kelimpahan Arthropoda
Predator Penghuni Tanah di Sawah Lebak
KESIMPULAN DAN SARAN yang Diaplikasi dan Tanpa Aplikasi
Insektisida. J. Entomologi Indonesia.
Kesimpulan September 2008. Vol. 5. No. 2. 96-107.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Khasanah N, 2009. Penggunaan Beberapa Ekstrak
ditarik kesimpulan bahwa: Tumbuhan Sebagai Insektisida Nabati Untuk
1. Nilai indeks keanekaragaman Pengendalian Hama Daun Kubis (Plutella
Arthropoda yang diberi perlakuan xylostella L.) Di Kabupaten Donggala . J.
insektisida nabati (H’= 1,8) dan tanpa Agroland 16 (2) : 155 - 161, Jurusan Hama
dan Penyakit Tumbuhan. Fakultas Pertanian.
aplikasi insektisida (H’=2,15) relatif Universitas Tadulako.
sama yaitu keanekaragaman sedang
sedangkan yang diaplikasikan Kusriani, Putut Widjanarko, dan Nisfia Rohmawati,
insektisida kimia (H’=1,4) nilai 2011. Uji Pengaruh Sublethal Pestisida
keanekaragamannya rendah. Diazinon 60 EC terhadap Rasio Konversi
2. Pemberian Insektisida yang berbeda Pakan (FCR) dan Pertumbuhan Ikan Mas
(Cyprinus carpio L.). Abstrak. J. Penelitian
menyebabkan keanekaragaman Arthropoda Perikanan. Universitas Brawijaya.
pada pertanaman kubis yang berbeda.
Saran Lilies C., 1994. Kunci Determinasi Serangga.
Kanisius. Yogyakarta.
Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut tentang komponen peran Arthropoda Marlin, 2012. Jenis-Jenis Arthropoda yang Berperan
yang lebih spesifik pada Pertanaman Kubis sebagai Musuh Alami Serangga Hama pada
Pertanaman Kubis (Brassica oleracea L.) Di
(Brassica oleracea). Sulawesi Tengah. Skripsi. Universitas Tadulako.
314