347-Article Text-833-1-10-20230703
347-Article Text-833-1-10-20230703
347-Article Text-833-1-10-20230703
Corresponding Author:
Swasti Maharani
Universitas PGRI Madiun, Indonesia; [email protected]
1. PENDAHULUAN
Kaitannya dengan kegiatan pembelajaran tentunya ada suatu hasil belajar yang ingin
didapatkan. Hasil belajar tersebut didapatkan siswa setelah mereka mengikuti kegiatan
http://jurnaledukasia.org
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 756 of 764
pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran guru memiliki peran yang sangat penting, karena guru
sebagai pengelola kelas. Oleh karena itu, seorang guru perlu memiliki hubungan yang baik dengan
peserta didik yang diajarnya. (Hutapea, 2019) berpendapat bahwa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran maka interaksi antara guru dan peserta didik sangat penting untuk dijaga. Kualitas
pembelajaran yang terjadi tentunya akan juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang
didapatkan oleh peserta didik (Mukhibat, 2012). Pendidikan pada intinya berfungsi untuk
mendorong peserta didik agar dapat mengembangkan dirinya baik dalam potensi, kecakapan, dan
karakteristik kepribadian menuju arah yang lebih baik dibandingkan sebelumnya (Afifah, Widiyono,
& Attalina, 2022). Oleh karena itu, dalam pendidikan guru berperan sebagai ujung tombak
pendidikan Indonesia.
Pentingnya peran guru dalam pendidikan tentunya akan menentukan bagaimana keberhasilan
suatu pembelajaran. Hasil belajar sangat bergantung kepada bagaimana kegiatan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa untuk mendapatkan
hasil belajar yang baik maka guru harus melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hasil belajar yang
baik penting untuk peserta didik ataupun guru. Mutu pendidikan berjalan searah dengan
peningkatan kualiatas individu untuk menjadi manusia yang seutuhnya, baik dalam kemampuan
berpikir, sifat, dan tanggungjawab sebagai bagian dari masyarakat (Mau & Manek, 2023). Sehingga
setelah mengikuti pembelajaran diharapkan peserta mengalami perubahan kearah yang lebih baik.
Hasil belajar peserta didik meliputi 3 ranah yaitu ranah pengetahuan (kognitif), ranah sikap
(afektif), dan ranah keterampilan (psikomotor). (Dakhi, 2020) hasil belajar peserta didik inti akan
berfungsi untuk membantu peserta didik lebih siap untuk menjadi bagian dari masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan pembelajaran di sekolah diharapkan dapat menjadi jalan bagi peserta didik
untuk dapat berkembang sesuai dengan tuntutan di masyarakat. Oleh karena itu, sebagai seorang
guru perlu melakukan perubahan dalam kegiatan pembelajaran baik dari metode, model, strategi,
ataupun media pembelajaran. Mau & Manek (Mau & Manek, 2023) seorang guru harus menguasai
mengenai teknik dan juga metode pengajaran serta media pembelajaran agar pembelajaran yang
dilakukan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SDN Kasreman 1 Kasreman Kab. Ngawi,
kegiatan pembelajaran dilaksanakan masih berjalan secara tradisional yakni guru memberikan materi
dan peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru. Namun hal tersebut membuat peserta didik
tidak jarang merasa bosan, sehingga mereka tidak memperhatikan penjelasan dari guru. Akibatnya
nilai atau hasil belajar yang mereka dapatkan hasilnya rendah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan
data yang diambil saat pelaksanaan kegiatan prasiklus. Dari 34 peserta didik kelas V di SDN
Kasreman 1 Kasreman hanya 9 siswa atau 26,47 % dari semua peserta didik yang dapat mencapai
nilai 70. Selain itu, berdasarkan angket yang disebar kepada peserta didik mengenai kegiatan
pembelajaran diinginkan dan pembelajaran yang memerlukan penjelasan lebih adalah kegiatan
pembelajaran secara berkelompok menyelesaikan suatu permasalahan serta pembelajaran abstrak
(seperti IPA) perlu penjelasan yang lebih. Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya
perubahan atau perbaikan dalam kegiatan pembelajaran agar hasil belajar peserta didik mengalami
peningkatan. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Model Problem Based
Learning (PBL) dengan berbantuan Media nyata atau konkret berupa 3d Watercycle. Model Problem
Based Learning (PBL) dengan berbantuan Media 3d WatercycleI adalah suatu model pembelajaran yang
dapat membuat peserta didik dapat berpikir kritis sehingga mampu untuk lebih memahami materi
dengan bantuan media nyata atau konkret yaitu 3D Watercycle.
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) akan membuat peserta didik terlibat secara aktif
dalam pembelajaran dan dilakukan secara berkelompok. (Tarigan dkk, 2021) Problem Based Learning
(PBL) adalah model pembelajaran berbasis masalah, di mana peserta didik menyelesaikan suatu
masalah yang diberikan oleh guru secara berkelompok sehingga peserta didik dapat lebih
mengetahui dan memahami mengenai materi atau pelajaran yang sedang dipelajari. Oleh karena itu,
peserta didik akan menguasai materi yang diajarkan. Menurut (Kristiana & Radia, 2021) tahapan
dalan Problem Based Learning (PBL) adalah dengan pemberian masalah kepada peserta didik,
kemudian mengidentifikasi masalah, peserta didik melaksanakan diskusi untuk menyamakan
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 757 of 764
pendapat tentang masalah, selanjutnya merancang solusi dan target yang ingin dicapai dari solusi
yang ditemukan.
Selain menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam pembelajaran, juga menggunakan
sebuah media pembelajaran yang dapat membantu guru untuk menjelaskan materi yang akan
dipelajari. Media pembelajaran adalah alat yang digunakan oleh guru untuk membantu dalam
kegiatan pembelajaran sehingga dapat berjalan efektif dan baik karena menggunakan suatu media
pembelajaran (Dewi dkk, 2019). Hal tersebut didukung oleh (Ferry dkk, 2019) media pembelajaran
memiliki fungsi yaitu untuk memberikan motivasi kepada peserta didik agar dapat meningkatkan
hasil peserya didik. Media pembelajaran yang dapat digunakan adalah Media 3d Watercycle. Di mana
media 3D Watercycle merupakan salah satu media visual konkret yang dapat dilihat dan disentuh
oleh peserta didik. Media 3d Watercycle terbuat dari gabus/Styrofoam, gambar dan tulisan, cat akrilik,
tusuk gigi, lem, kertas manila, dan kardus. Di mana yang harus dipersiapkan adalah gabus untuk
alasnya dan diberikan warna dengan cat akrilik . Kemudian membuat lingkaran dari kerdus
kemudian dipotong dan ditutupi dengan kertas manila. Lalu membuat gambar, tulisan, dan miniatur
(gunung, pohon) yang kemudian ditempelkan pada gabus yang sudah dicat. Setelah itu, tempel
gambar dan tulisan yang telah dibuat pada tempatnya masing-masing. Media 3d Watercycle sudah
dapat digunakan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Dewi dkk. (Dewi et al., 2019) yaitu penelitian
mengenai “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Dan Keaktifan Pembelajaran Tema 8 Subtema 1
Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dengan Diperbantukan Media 3d Watercycle Pada
Siswa Kelas V SD N Tumbrep 01”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang di mana dilakukan dalam 2 siklus pembelajaran. Hasil dari penelitian yang dilaksanalan
adalah terjadi kenaikan presentase ketuntasan belajar dari pra siklus 56, 25%, siklus I naik menjadi 78,
13% dan siklus II naik menjadi 93, 75%. Dari penelitian tersebut dapat diketahui bahwa penggunaan
Model Problem Based Learning (PBL) dengan Diperbantukan Media 3d Watercycle dapat meningkatkan
Hasil berajar peserta didik kelas V di SD N Tumbrep 01.
Penerapan model Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan Media 3d Watercycle akan
menarik perhatian dari peserta didik. Karena hal tersebut merupakan suatu pembelajaran yang
jarang bahkan baru bagi mereka. Model Problem Based Learning (PBL) dapat membantu peserta didik
untuk mengintegrasikan pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya ke pengalaman yang baru
(Kristiana & Radia, 2021). Hal tersebut didukung dengan pendapat dari Afifah (Afifah et al., 2022)
pengunaan media pembelajaran yang tepat akan membantu peserta didik untuk lebih mudah dalam
menguasai dan memahami materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, dengan
model Problem Based Learning (PBL) berbantuan Media 3d Watercycle diharapkan akan membantu
guru untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didik agar mereka lebih menguasai
materi yang diberikan oleh guru. Sehingga hasil belajar yang didapatkan dapat mengalami
peningkatan dibandingkan hasil belajar sebelumnya. Karena hal tersebut maka menjadi alasan
dipilihnya model dan media pembelajaran dalam penelitian ini.
Berdasarkan permasalah di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media 3D Watercycle untuk
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman”. Penelitian diperlukan
untuk mengetahui bagaimana hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik setelah melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbantuan
Media 3D Watercycle.
2. METODE
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kasreman 1 Kasreman, Kabupaten Ngawi pada kelas V. Di
SD tersebut menggunakan dua kurikulum yaitu kelas I dan kelas IV menggunakan Kurikulum
Merdeka dan kelas lainnya menggunakan Kurikulum 2013. Lingkungan sekolah sangat baik dengan
dilengkapi sarana dan prasana yang cukup memadai untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
Siswa SDN Kasreman 1 Kasreman juga berasal dari masyarakat sekitar sekolah yang di mana
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 758 of 764
pekerjaannya adalah pedagang atau pemilik toko dan petani. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari
bulan April-Juni 2023 yakni sejak pelaksanaan observasi pencarian kasus sampai dengan
penyelesaian laporan penelitan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan analaisis
kualitatif dan kuantitatif. Suatu penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas sebagai
perannya sebagai tenaga pendidik yang di mana penelitian ini memiliki tujuan untuk memperbaiki
suatu pembelajaran dengan menggunakan tindaka-tindakan tertentu merupakan pengertian dari
Penelitian Tindakan Kelas (Machali, 2022). Di mana penelitian ini berkolaborasi dengan guru kelas
yang mengampu kelas tersebut sebagai kolaborator dengen berperan sebagai observer penelitian.
Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Kasreman 1 Kasreman, Kecamatan Kasreman,
Kabupaten Ngawi yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 perempuan dan 17 laki-laki. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui lembar observasi dan soal tes posttest.
Penelitian ini menggunakan model siklus dari Kurt Lewin yang di mana dilaksanakan dalam
dua siklus, dan masing-masing siklusnya terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Pelaksanaan
Refleksi
Pelaksanaan
Refleksi
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif yang digunakan adalah model Miles dan Hubberman yang meliputi: data collection,
data reduction, data display, dan data conclusion drawing/verification. Sedangkan analisis kuantitatif
melipui: Pertama, mengukur nilai akhir individu dari soal posttest adalah dengan rumus :
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 759 of 764
Ketiga, untuk mengukur nilai dari observasi yang diberikan kepada guru kelas atau observer adalah
dengan menggunakan rumus :
Keterangan
Nilai 86-100 : Baik Sekali (A)
Nilai 72-85 : Baik (B)
Nilai 60-7 :Cukup (C)
Nilai 45-59 : Kurang (D)
Nilai 0-44 : Gagal (E)
Prasiklus
Kegiatan prasiklus dilaksanakan sebelum siklus dalam penelitian dilaksanakan. Hal tersebut
diperlukan untuk mengetahui bagaimana pemahaman peserta didik tentang materi yang telah
dipelajarinya, sehingga bisa diberikan tindak lanjut agar dapat diperbaiki kedepannya. Berikut ini
adalah hasil nilai prasiklus yang didapatkan oleh peserta didik dengan KKM 75 dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2. Persentase Hasil Belajar Prasiklus
Keterangan Jumlah Siswa Persentase
Tuntas 9 26,47 %
Belum Tuntas 25 73,53 %
Berdasarkan hasil data yang didapatkan dapat diketahui bahwa peserta didik yang dapat
mencapai KKM 75 hanya sebanyak 9 siswa dari 34 peserta didik di kelas V atau dengan presentase
26,47%. Sedangkan peserta didik sebanyak 25 siswa atau dengan presentase 73,53% belum dapat
mencapai KKM yang telah ditentukan. Selain itu, erdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan,
dalam kegiatan pembelajaran guru hanya menggunakan media buku paket dalam menjelaskan
materi sehingga terkadang membuat peserta didik merasa bosan. Akibatnya dalam pembelajaran
peserta didik kurang memperhatikan penjelasan dari guru sehingga hasil belajar yang didapatkan
oleh peserta didik juga rendah. Oleh karena itu, guru perlu melakukan suatu inovasi dalam kegiatan
pembelajaran. Agar hasil belajar yang didapatkan juga mengalami peningkatan. Inovasi yang
dilakukan oleh guru adalah dengen menerapkan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan
media 3D watercycle. Dengan harapan penggunaan media tersebut dapat memberikan peningkatan
pada hasil belajar peserta didik.
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 760 of 764
Siklus I
Berdasarkan nilai hasil prasiklus maka peneliti melakukan tindakan untuk menerapkan model
Problem Based Learning (PBL) berbantuan media 3D Watercycle dalam kegiatan siklus yang
dilaksanakan. Berdasarkan hasil siklus yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil sebagai
berikut.
Tabel 3. Persentase Hasil Belajar Siklus I
Keterangan Jumlah Siswa Persentase
Tuntas 18 52,94 %
Belum Tuntas 16 40,05 %
Berdasarkan tabel tersebut di dapatkan data bahwa jumlah peserta didik yang tuntas mengalami
kenaikan. Peserta didik yang tuntas sejumlah 18 siswa dengan presentase sebesar 52,94% dan peserta
didik yang belum tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase sebesar 40,05 %. Presentase hasil
belajar peserta didik sudah menunjukkan peningkatan, namun belum mencapai indikator
keberhasilan dari penelitian yang telah ditentukan. Selain itu, berdasarkan dari hasil observasi yang
diserahkan kepada guru kelas sebagai observer termasuk ke dalam nilai 83,75 dengan kategori baik.
Dari kegiatan siklus I dilakukan refleksi siklus pembelajaran yang telah dilaksanakan dan didapatkan
hasil refleksi sebagai berikut.
a. Peserta didik belum sepenuhnya bekerjasama dengan angggota kelompoknya, sehingga hanya
sebagian kelompok yang bekerjasama
b. Pada kegiatan pembelajaran guru belum memotivasi peserta didik untuk bekerjasama dengan
anggota kelompoknya.
c. Peserta didik belum memanfaatkan media pembelajaran yang disediakan oleh guru secara
maksimal dalam pembelejaran.
Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi yang telah dilaksanakan pada siklus I dilakukan perbaikan pada
siklus II dengan tahapan pelaksanaan siklus yang sama. Hanya saja peneliti melakukan beberapa
perbaikan agar presentase hasil belajar siswa mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah
ditentukan. Berikut ini adalah hasil data yang didapatkan pada siklus II yaitu:
Berdasarkan tabel di atas maka dapat diketahui bahwa peserta didik yang tuntas sebanyak 28
siswa dari 34 peserta didik dengan presentase sebesar 82,35% . Sedangkan peserta didik yang belum
tuntas sebanyak 6 siswa dengan presentase sebesar 17,65%. Jumlah presentase peserta didik yang
tuntas sudah mencapai target indikator keberhasilan penelitian. Maka penelitian dikatakan tuntas
dengan skor hasil angket dari observer adalah 90,00 dengan kategori pembelajaran tergolong sangat
baik (A).Dari kegiatan siklus II dilakukan refleksi siklus pembelajaran yang telah dilaksanakan dan
didapatkan hasil refleksi sebagai berikut.
a. Guru sudah mengarahkan dan memotivasi peserta didik untuk bekerjasama dengan anggota
kelompoknya
b. Peserta didik dapat memanfaatkan media pembelajaran yang ada dengan baik
c. Peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, meskipun tetap ada beberapa
peserta didik yang pasif.
Berdasarkan kegiatan penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dengan Berbantuan Media 3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 761 of 764
SDN Kasreman 1 Kasreman” yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan prasiklus, siklus I, dan siklus
II dapat diketahui bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hasil belajar tersebut
mengalami peningkatan setelah guru menggunakan model model Problem Based Learning (PBL)
berbantuan media 3D watercycle untuk menjelaskan materi pembelajaran di kelas V SDN Kasreman 1
Kasreman. Peningkatan hasil belajar peserta didik dari kegiatan Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa dari kegiatan Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa jumlah peserta didik yang tuntas mengalami peningkatan.
Pada prasiklus siswa yang tuntas hanya sebanyak 9 orang dan siswa yang belum tuntas sebanyak 25
siswa. Hal tersebut terjadi karena guru belum melakukan inovasi dalam kegiatan pembelajaran.
Kemudia pada siklus I jumlah siswa yang tuntas mengalami peningkatan yaitu menjadi 18 siswa
sedangkan siswa yang belum tuntas sebanyak 16 siswa. Kenaikan tersebut terjadi karena guru
menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Media 3D
Watercycle. Lalu pada siklus II jumlah peserta didik yang tuntas juga mengalami kenaikan menjadi 28
siswa sedangkan yang belum tuntas sebanyak 6 siswa. Dan jika dilihat dari presentase ketuntasan
hasil belajar yang didapatkan juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dibuktikan pada
gambar di bawah ini yaitu:
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 762 of 764
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa peserta didik yang mencapai KKM 75 hanya
sebanyak 9 siswa dari 34 peserta didik di kelas V atau dengan presentase 26,47%. Sedangkan peserta
didik sebanyak 25 siswa atau dengan presentase 73,53% belum dapat mencapai KKM yang telah
ditentukan . Kemudian pada siklus I guru mulai menerapkan penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan Berbantuan Media 3D Watercycle pada kegiatan pembelajaran
sehingga peserta didik yang tuntas mengalami peningkatan menjadi sejumlah 18 siswa dengan
presentase sebesar 52,94% dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 16 siswa dengan presentase
sebesar 40,05 %. Kemudian setelah melakukan refleksi pada siklus II jumlah peserta didik yang
tuntas meningkat menjadi sebanyak 28 siswa dari 34 peserta didik dengan presentase sebesar 82,35%
Sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 6 siswa dengan presentase sebesar 17,65.
Peningkatan hasil belajar yang didapatkan oleh peserta didik dapat dibuktikan dengan kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dari hasil observasi yang dilaksanakan oleh guru kelas
yang berperan sebagai observer dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa dari hasil observasi yang dilakukan oleh
Observer pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan mengalami kenaikan. Pada siklus I skor hasil
observasi sebesar 83,75 degan kategori Baik (B). Kemudian pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 90,00 dengan kategori Sangat Baik (A). Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa peneliti
melakukan perbaikan pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Sehingga skor hasil observasi
yang didapatkan oleh peneliti juga mengalami peningkatan.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Peningkatan hasil belajar siswa kelas V menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan media 3D watercycle di SDN
Kasreman 1 Kasreman dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar yang didapatkan
oleh peserta didik sd tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil presentase nilai ketuntasan pada
prasiklus hanya sebesar 26,47 % yang di mana presentase ketuntasan tersebut dikarenakan guru
belum menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan media 3D
watercycle. Kemudian setelah guru menerepakan model dan media tersebut terjadi peningkatan hasil
belajar yaitu pada siklus I dengan presentase ketuntasan sebesar 52,94 % Dan pada siklus II
mengalami peningkatan lagi dengan presentase sebesar 82,35%. Dari hasil yang dilaksanakan
diketahui bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan berbantuan media 3D
watercycle memberikan dampak terhadap hasil belajar siswa di SDN Kasreman 1 Kasreman. Saran
yang dapat diberikan dari penulis adalah sebagai seorang guru harus selalu berusaha melakuakan
inovasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran, perangkat pembelajaran juga harus disusun dengan memperhatikan bagaimana
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 763 of 764
karakteristik dan kemampuan siswa yang diajarnya, pembuatan media pembelajaran dapat
disesuaikan dengan keadaan atau ketersediaan bahan sehingga guru bisa sekreatif mungkin untuk
membuat media pembelajaran, dan sebagai seorang guru harus selalu berusaha untuk meningkatkan
kemampuan dalam mengelola kelas karena siswa memiliki sifat yang heterogen.
REFERENSI
Afifah, D. N., Widiyono, A., & Attalina, S. N. C. (2022). Pengembangan Media Diorama Siklus Air
untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPAdi Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 4, 528–
533.
Dakhi, A. S. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Education and development, 8(2), 468–470.
Dewi, N. P. F., Koeswanti, H. D., & Radia, E. H. (2019). Upaya Peningkatan Hasil Belajar dan
Keaktifan Pembelajaran Tema 8 Subtema 1 Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL)
dengan Diperbantukan Media 3D Watercycle pada Siswa Kelas V Sd N Tumbrep 01. Jurnal
Basicedu, 2(1), 299–305. https://doi.org/10.31004/basicedu.v3i2.6
Ferry, D., Jepriadi, & Kamil, D. (2019). Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa melalui Penerapan
Media Video Animasi Tiga Dimensi (3D). Pedagogi Hayati, 3(2), 1–11.
https://doi.org/10.31629/ph.v3i2.1641
Hutapea, L. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Program Cabri 3D
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Materi Pokok Dimensi Tiga. Desimal: Jurnal
Matematika, 2(1), 77–85. https://doi.org/10.24042/djm.v2i1.4186
Kristiana, T. F., & Radia, E. H. (2021). Meta Analisis Penerapan Model Problem Based Learning
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(2), 818–826.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i2.828
Machali, I. (2022). Bagaimana Melakukan Penelitian Tindakan Kelas bagi Guru ? IJAR : Indonesian
Journal of Action Research, 1(2), 315–327.
Mau, J. A., & Manek, A. M. (2023). Peningkatan Hasil Belajar tentang Proses Daur Air dengan Media
Power Point Pada Siswa Kelas V SDI Loonuna Kecamatan Lamaknen Selatan Kabupaten Belu
Juliani. Journal Economic Education, Business and Accounting (JEEBA), 1(1), 95–102.
Mukhibat. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pondok Pesantren. Forum Tarbiyah, 10(2),
179–184. Diambil dari https://media.neliti.com/media/publications/89719-ID-manajemen-sumber-
daya-manusia-dalam-pond.pdf
Tarigan, E. B., Simarmata, E. J., Abi, A. R., & Tanjung, D. S. (2021). Peningkatan Hasil Belajar Siswa
dengan Menggunakan Model Problem Based Learning pada Pembelajaran Tematik. Edukatif :
Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(4), 2294–2304.
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman
EDUKASIA: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 4, 2 (December 2023): 755-764 764 of 764
Septa Devi Auliatul Alifah, Swasti Maharani, Fitriana/ Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media
3D Watercycle untuk Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas V di SDN Kasreman 1 Kasreman