Buku Manual Pemrograman Turning

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 50

BUKU PANDUAN

PEMROGRAMAN CNC MESIN TURNING MTU 150

Oleh : PT CNC CONTROLLER INDONESIA

Tanggal : 2017.10.17

Versi : 2.2

Pemrograman TURNING MTU 150 1


No Isi Kandungan Tanggal Penulis Versi Akhir
1 Edisi pertama
Pemrograman CNC menggunakan control 2016. 08. 18 Affan 2.1
DELTA
2 Pemrograman CNC menggunakan control
SIEMENS 808D 2017. 10. 17 Affan 2.2

Pemrograman TURNING MTU 150 2


Pemrograman CNC Turning terdiri dari berbagai bagian :
1. Tabel Kode G sebagai pembantu pemrograman mesin turning
Ada berbagai macam – macam kode G yang bisa kita gunakan untuk pemrograman
mesin turning cnc, secara umum kode G tersebut adalah :

Type
Function Description
A B C
G00 G00 G00 Fast positioning
G01 G01 G01 Linear interpolation
G02 G02 G02 Clockwise arc interpolation (CW)
G03 G03 G03 Counterclockwise arc interpolation (CCW)
G04 G04 G04 Dwell time
G09 G09 G09 Exact stop
G10 G10 G10 Data entry setup
G11 G11 G11 Data entry sentup cancelling
G17 G17 G17 X-Y plane selection
G18 G18 G18 Z-X plane selection
G19 G19 G19 Y-Z plane selection
G20 G20 G70 Inch input
G21 G21 G71 Metric input
G28 G28 G28 Homing through the reference point
G29 G29 G29 Homing through start point
Homing of the second, third, and fourth reference
G30 G30 G30
point
G31 G31 G31 Skip function
G32 G33 G33 Thread function
G34 G34 G34 Variabel lead threading
G40 G40 G40 Cancel tool nose radius compensation
G41 G41 G41 Left compensation of tool nose radius
G42 G42 G42 Right compensation of tool nose radius
G50 G92 G92 Coordinat system setting max. spindle
G52 G52 G52 Local coordinate system setup
G53 G53 G53 Mechanical coordinate system setup
G54 G54 G54 The first machining coordinate system selection
G55 G55 G55 The second machining coordinate system selection
G56 G56 G56 The third machining coordinate system selection
G57 G57 G57 The fourth machining coordinate system selection
G58 G58 G58 The fifth machining coordinate system selection
G59 G59 G59 The sixth machining coordinate system selection
G61 G61 G61 Exact stop mode
G64 G64 G64 Cutting mode
G65 G65 G65 Non-continous effect macro command calling
G66 G66 G66 Continous effect macro command calling
G67 G67 G67 Continous effect macro command calling cancelling
G70 G70 G72 Multiple type finish turning cycle
G71 G71 G73 Multiple type rough turning cycle (outer diamater)
G72 G72 G74 Multiple type rough facing cycle

Pemrograman TURNING MTU 150 3


G73 G73 G75 Multiple type pattern repeating cycle

G74 G74 G76 Multiple type face pecking cycle


G75 G75 G77 Multiple type axial pecking cycle
G76 G76 G78 Multiple type thread turning cycle
G90 G77 G20 Axial turning cycle
G92 G78 G21 Thread cycle
G94 G79 G24 End face turning cycle
G80 G80 G80 Cycle cancel
G83 G83 G83 Face peck drilling cycle
G84 G84 G84 Face tapping cycle
G85 G85 G85 Face boring cycle
G90 G90 Absolute coordinate
G91 G91 Inkrimental coordinate
G98 G94 G94 Feeding amount by minute
G99 G95 G95 Feeding amount by revolution
G96 G96 G96 Constant surface speed control
G97 G97 G97 Cancel constant surface speed control

2. Tabel kode M sebagai pembantu pemrograman mesin turning


Ada berbagai macam – macam kode M yang bisa kita gunakan untuk pemrograman
mesin turning cnc, secara umum kode M tersebut adalah :

M Cod Function Description


M00 Program stop (non-optional)
M01 Program stop (optional)
M02 End of program
M03 Spindle on clockwise
M04 Spindle on counterclockwise
M05 Spindle stop
M06 Tool change
M08 Coolant on
M09 Coolant off
M19 Spindle positioning
M20 Release spindle positioning
M30 End program
M98 Calling of subprogram
M99 End of subprogram

Pemrograman TURNING MTU 150 4


3. Format penulisan Kode G

3.1 Kode G00


Perintah gerakan lurus tanpa pemakanan, format penulisan perintah G00 adalah :
G00 X/U_Y/ V _Z/W_ ;

Keterangan :
G00 : perintah gerakan lurus tanpa adanya pemakanan (positioning)
X/U_Y/ V _Z/W_ : titik akhir suatu koordinat

Perintah gerakan ini dapat dilakukan secara berbarengan ketiga axis nya ( X, Y, dan Z
) atau pun bergerak sendiri – sendiri. Saat perintah ini dijalankan, kecepatan mesin
diatur bukan berdasarkan perintah F_ , tetapi kecepatannya diatur oleh kecepatan
Rapid yang terdapat pada control mesin CNC.
Untuk penjelasan perintah kode G ini bisa dilihat gambar dibawah :

Lihat gerakan G00 dari posisi A menuju posisi B, jika kita tuliskan ke dalam program
maka format penulisan nya adalah ;
Dijelaskan dalam nilai absolut : X100. Z100.
G00 X50. Z60.
Dijelaskan dalam nilai inkrimental : X100. Z100.
G00 U-25. W-40.

3.2 Kode G01


Perintah gerakan lurus dengan adanya pemakanan, format penulisan perintah G01
adalah :
G01 X/U_Y/ V _Z/W_ F_ ;

Keterangan :
G00 : perintah gerakan lurus dengan adanya pemakanan

Pemrograman TURNING MTU 150 5


X/U_Y/ V _Z/W_ : titik akhir suatu koordinat
F : kecepatan pemakanan (feedrate)

Perintah gerakan ini merupakan perintah pemakanan yang dimana kecepatan


pemakanan tersebut diatur oleh F ( Feedrate ), dan titik – titik X, Y, dan Z tersebut
merupakan posisi akhir dari perintah tersebut. Gerakan axis (X, Y, dan Z ) pada
perintah ini dapat dilakukan secara berbarengan atau pun sendiri – sendiri.
Untuk penjelasan perintah kode G ini bisa dilihat gambar dibawah :

G94 (kecepatan pemakanan menggunakan satuan mm/min)


G54 G00 X0. Y0. (titik awal benda kerja)
G00 X20. (bergerak ke titik A menggunakan perintah cepat)
G01 Z-18. F500 (dari titik A ke B)
X30. (dari titik B ke c)
X40. Z-26. (dari titik C ke D)
Z-41. (dari titik D ke E)

Perintah penggunaan F akan selalu mengikuti, selama belum ada perintah F lain.

3.3 Kode G02/G03


Perintah gerakan melingkar, format penulisan perintah G02 atau G03 adalah :
Gerakan melingkar pada bidang X-Y :
G17 G02 ( G03 ) X_ Y_ R_ F_ atau
G17 G02 (G03) X_ Y_ I_ J_ F_
Gerakan melingkar pada bidang Z-X :
G18 G02 ( G03 ) Z_ X_ R_ F_ atau
G18 G02 (G03) Z_ X_ K_ I_ F_
Gerakan melingkar pada bidang Y-Z :
G19 G02 ( G03 ) Y_ Z_ R_ F_ atau
G19 G02 (G03) Y_ Z_ J_ K_ F_

Pemrograman TURNING MTU 150 6


Keterangan :
G02 : gerakan melingkar searah jarum jam
G03 : gerakan melingkar berlawanan arah jarum jam
X_Y_Z_ : titik akhir suatu koordinat
R : radius suatu gerakan melingkar
I : jarak antara titik center dengan titik awal suatu lingkaran arah X
J : jarak antara titik center dengan titik awal suatu lingkaran arah Y
K : jarak antara titik center dengan titik awal suatu lingkaran arah Z
F : kecepatan pemakanan gerakan melingkar

Contoh bagaimana menggunakan perintah program kode G01, G02 dan G03

O003
G54 G0 X0. Y0. M3 S800
G0 X41. Z2.
X20. Z0.5
G01 Z-5. F0.12
G02 Z-15. R8. (1)
G03 Z-35. R13. (2)
G02 Z-45. R7.5 (3)
G03 X28. Z-65. R11 (4)
G01 X30. Z-73.
X42.
M5
M30

Kebanyakan sistem CNC bubut menggunakan bidang Z-X (G18) saat mesin
dinyalakan, jadi saat penulisan program tidak perlu dituliskan untuk kode G18.
Sistem CNC akan memberikan pesan peringatan, jika tidak terdapat kesesuaian pada
titik akhir, jarak, atau radius suatu program. Jika terdapat gerakan melingkar maka
harus disertai dengan perintah program kode G02 atau G03, dan jika terdapat
gerakan lurus harus disertai perintah program kode G01.

Pemrograman TURNING MTU 150 7


3.4 Kode G04
Perintah untuk mendelay, format penulisan perintah G04 adalah :
G04 X_ atau G04 P_

Keterangan :
Perintah ini digunakan untuk mendelay suatu program, dimana kedua parameter X
dan P sama – sama mengatur berapa lama waktu berhenti. Lihat penjelasan
program di bawah
G04 X1.5
G04 P1500
Kedua program di atas memiliki fungsi sama yaitu program akan berhenti selama
1.5 detik. Parameter X memiliki nilai 0 detik, sedangkan parameter P memiliki nilai
0.001 detik.

3.5 Kode G28


Perintah kembali ke titik referensi, format penulisan perintah G28 adalah :
G90 G28 X_ Y_ Z_ atau
G91 G28 U_ V_ W_
X_ Y_ Z_ : Koordinat titik referensi

Keterangan :
Perintah ini akan mengintruksikan cutter untuk bergerak cepat (G00) dari titik
refernsi menuju ke posisi awal mesin (titik nol mesin). Lihat keterangan gambar
dibawah :

G28 X20. Z10. (pergerakan pahat melalui titik B sebelum kembali ke titik awal mesin)

Untuk perbedaan status pemakaian kode perintah G28 menggunakan perintah


kode absolut atau inkrimental lihat penjelasan gambar di bawah :

Pemrograman TURNING MTU 150 8


3.6 Kode G33
Pertintah pembuatan ulir, format penulisan perintah G33 adalah :
G33 X/U_ Z/W_ F_ Q_

X/U_ Z/W_ : titik akhir koordinat


F : panjang ulir
Q : sudut ulir

Keterangan :
Perintah kode G33 merupakan suatu perintah program permesinan untuk
pembuatan ulir lurus, ulir miring, ulir scroll.
Contoh beberapa tipe ulir yang bisa dilakukan dengan pemrograman perintah kode
G33 :

Pemrograman TURNING MTU 150 9


Saat perintah program G33 dijalankan, maka spindle akan berputar secara tetap
atau konstan, dan kecepatan pemakanan tidak bisa diatur secara manual, tetapi
akan selalu tetap 100 persen kecepatannya mengikuti arah putaran spindle.
Saat kita menekan tombol Cycle Stop selama proses ulir, mesin tidak akan otomatis
langsung berhenti, tetapi akan menununggu satu blok pembuatan ulir selesai
terlebih dahulu. Jika kita menekan tombol RESET secara otomatis program akan
berhenti, tetapi hal ini bisa menyebabkan kerusakan pada ulir yang kita buat.
Contoh program pembuatan ulir, lihat gambar dibawah :

Pemrograman TURNING MTU 150 10


T202

M03 S1000

G00 X40. Z15.

X17.45 (ketinggian ulir pertama)

G33 Z-30. F1.5 (proses ulir)

G0 X40. (pembebasan arah X menggunakan kecepatan rapid G00)

Z15. (pembebasan arah Z menggunakan kecepatan rapid G00)

X17.2 (ketinggian ulir kedua)

G33 Z-30. F1.5 (proses ulir)

G0 X40. (pembebasan arah X menggunakan kecepatan rapid G00)

Z15. (pembebasan arah Z menggunakan kecepatan rapid G00)

X17. (ketinggian ulir ketiga)

G33 Z-30. F1.5 (proses ulir)

G0 X40. (pembebasan arah X menggunakan kecepatan rapid G00)

Z15. (pembebasan arah Z menggunakan kecepatan rapid G00)

X16.85 (ketinggian ulir keempat)

G33 Z-30. F1.5 (proses ulir)

G0 X40. (pembebasan arah X menggunakan kecepatan rapid G00)

Z15. (pembebasan arah Z menggunakan kecepatan rapid G00)

X16.8 (ketinggian ulir kelima)

G33 Z-30. F1.5 (proses ulir)

G0 X40. (pembebasan arah X menggunakan kecepatan rapid G00)

Z15. (pembebasan arah Z menggunakan kecepatan rapid G00)

M5

M30

3.7 Kode G54 – G59


Perintah pengaturan koordinat benda kerja, format penulisan perintah G54 – G59
adalah :
G90 G54 X_ Y_ Z_ atau
G90 G55 X_ Y_ Z_ atau
G90 G56 X_ Y_ Z_ atau
Pemrograman TURNING MTU 150 11
G90 G57 X_ Y_ Z_ atau
G90 G58 X_ Y_ Z_ atau
G90 G59 X_ Y_ Z_

Keterangan :
Perintah kode G54-G59 merupakan salah satu dari enam sistem koordinat benda
kerja yang sering digunakan pada sistem koordinat benda kerja. Sistem koordinat
benda kerja dibuat ketika pahat berpindah dari posisi nilai mekanik menuju posisi
program yang diinginkan, dengan memasukkan data posisi tersebut pada sistem
koordinat benda kerja dalam OFS Group. Lihat keterangan gambah dibawah :

G00 G55 X20. Z10.


G00 G54 X20. Z20.

Pengaturan sistem koordinat benda kerja berfungsi untuk mempermudah


perhitungan profil program dan dapat menggunakan berbagai posisi koordinat
benda kerja sebagai alternatif dalam pembuatan berbagai macam program. Seperti
yang ditunjukkan pada gambar di atas, kita tidak perlu menggubah program ketika
titik koordinat awal berubah. Proses mesin akan lebih mudah hanya dengan
mengubah nilai pada koordinat benda kerja.

3.8 Kode G71


Perintah siklus pemakanan roughing pada bubut (diameter luar), format penulisan
perintah G71 adalah :
G71 Ud Re ;
G71 P_ Q_ Uu Ww F_ S_ T_ ;

Ud : kedalaman tiap pemakanan arah X


Re : nilai pembebas
P_ : nomor blok awal siklus countur
Q_ : nomor blok akhir siklus countur

Pemrograman TURNING MTU 150 12


Uu : sisa untuk finishing arah X
Ww : sisa untuk finishing arah Z
F_ : kecepatan pemakanan
S_ : putaran spindle
T_ : nomor pahat

Keterangan :
Ketika perintah program ini dijalankan, sistem akan membaca dimensi terakhir
terlebih dahulu. Kemudian sistem akan secara otomatis menghitung pola profil
pemakanan bubut dari dimater luar suatu benda kerja berdasarkan pengaturan
parameter. Lihat gambar dibawah untuk penjelasan program ini :

Fungsi perintah program G71 digunakan untuk melakukan pembubutan dengan


bentuk benda kerja lengkung. Ketika perintah ini dijalankan dan tidak menyertai
kedalaman pemakanan dan nilai pembebas maka sistem secara otomatis
memasukkan nilai tersebut berdasarkan pengaturan dari parameter.
Pada perintah kerja ini, kompensasi pahat tidak digunakan, alarm peringatan akan
menyala jika sistem tidak membaca nilai P_ dan Q_ yang sesuai dengan bentuk
profil yang dibuat.

3.9 Kode G72


Perintah siklus pemakanan roughing permukaan pada bubut, format perintah G72
adalah :
G72 Wd Re ;
G72 P_ Q_ Uu Ww F_ S_ T_ ;

Pemrograman TURNING MTU 150 13


Wd : kedalaman tiap pemakanan arah Z
Re : nilai pembebas
P_ : nomor blok awal siklus contour
Q_ : nomor blok akhir siklus contour
Uu : sisa untuk finishing arah X
Ww : sisa untuk finishing arah Z
F_ : kecepatan pemakanan
S_ : putaran spindle
T_ : nomor pahat

Keterangan :
Ketika perintah program ini dijalankan, sistem akan membaca dimensi terakhir
terlebih dahulu. Kemudian sistem akan secara otomatis menghitung pola profil
pemakanan bubut secara facing dari suatu benda kerja berdasarkan pengaturan
parameter. Lihat gambar dibawah untuk penjelasan program ini :

Ketika perintah ini dijalankan dan tidak menyertai kedalaman pemakanan dan nilai
pembebas maka sistem secara otomatis memasukkan nilai tersebut berdasarkan
pengaturan dari parameter.
Pada perintah kerja ini, kompensasi pahat tidak digunakan, alarm peringatan akan
menyala jika sistem tidak membaca nilai P_ dan Q_ yang sesuai dengan bentuk
profil yang dibuat.

3.10 Kode G73


Perintah siklus pengulangan proses pembubutan, format perintah G73 adalah :
G73 Ui Wk Rd ;
G73 P_ Q_ Uu Ww F_ S_ T_ ;

Pemrograman TURNING MTU 150 14


Ui : total kedalaman tiap pemakanan arah X
Wk : total kedalaman tiap pemakanan arah Z
Rd : waktu pemakanan, dapat diatur oleh parameter mesin
P_ : nomor blok awal siklus contour
Q_ : nomor blok akhir siklus contour
Uu : sisa untuk finishing arah X
Ww : sisa untuk finishing arah Z
F_ : kecepatan pemakanan
S_ : putaran spindle
T_ : nomor pahat

Keterangan :
Ketika perintah program G73 dijalankan, sistem akan membaca dimensi terakhir
terlebih dahulu. Kemudian sistem akan menghitung sendiri proses pola
pembubutan dari suatu benda kerja berdasarkan referensi pengaturan parameter
dan akan mulai suatu pengulangan siklus. Lihat gambar dibawah untuk penjelasan
program ini :

Pada gambar diatas, suatu benda kerja dengan diameter awal 42 digunakan untuk
program permesinan :
O0007
M3 S1600
G0 X41. Z2.
G73 U10. W10. R5.
G73 P50 Q60 U0.4 W0.2 F0.25
N50 G0 X20.
G1 Z-20. F0.12
X30. Z-25.
W-5.
N60 X41.
G0 X50. Z10.
M5
M30

Pemrograman TURNING MTU 150 15


3.11 Kode G70
Perintah finishing siklus pengulangan, format penulisan perintah G70 adalah :
G70 P_ Q_ ;

P_ : nomor blok awal siklus contour


Q_ : nomor blok akhir siklus contour

Keterangan :
Perintah kode program G70 digunakan untuk melakukan proses penyelesain suatu
siklus pembubutan (G71,G72,G73). Lihat gambar dibawah untuk penjelasan
program ini :

M3 S1600
T3
G0 X41. Z2.
G71 U2. R3.
G71 P50 Q60 U0.2 W0.2 F0.2
N50 G0 X10. Z0.5
G1 Z-5. F0.15
G03 X20. W-5. R5.
G01 Z-15. R2.
U10. Z-20. C1.
Z-30.
X20. Z-35.
W-3.
N60 X40.2
G70 P50 Q60
M5
M30

3.12 Kode G74


Perintah siklus pembubutan dengan proses mematuk permukaan, format penulisan
perintah G74 adalah :
G74 Re ;
G74 X/U_ Z/W_ P∆i Q∆k R∆d F_ ;

Pemrograman TURNING MTU 150 16


Re : nilai pembebas untuk axis Z
X/U : titik koordinat akhir untuk axis X
Z/W : titik koordinat akhir untuk axis Z
P∆i : banyaknya pemakanan arah X
Q∆k : banyaknya pemakanan arah Z
R∆d : jarak pembebas untuk arah X
F : kecepatan pemakanan

Keterangan :
Perintah kode G74 pada umumnya digunakan untuk pengerjaan grooving bubut.
Ketika program G74 dijalankan, siklus pemakanan ini akan mengeksekusi suatu
program dengan nilai – nilai nya sudah ditentukan di dalam perintah seperti, nilai
pemakanan, offset pahat, jarak pembebas dan sebagainya.
Setelah melakukan proses pola pemakanan ∆k pada arah Z, pahat akan
membebaskan diri sebesar nilai e. Siklus ini akan terus berulang hingga tercapai
nilai panjang Z. Kemudian pahat akan membebaskan diri sebesar nilai ∆d dan
kembali ke titik awal siklus. Kemudian pahat akan bergerak sebesar nilai ∆I dan
akan mengulangi siklus yang diatasnya hingga tercapai kedalaman pemakanan arah
X. Lihat keterangan gambar dibawah untuk penjelasan perintah program G74 :

3.13 Kode G75


Perintah siklus pembubutan dengan cara mematuk sisi dalam, format penulisan
perintah G75 adalah :
G75 Re ;
G75 X/U_ Z/W_ P∆i Q∆k R∆d F_

Pemrograman TURNING MTU 150 17


Re : nilai pembebas untuk axis X
X/U : titik koordinat akhir untuk axis X
Z/W : titik koordinat akhir untuk axis Z
P∆i : banyaknya pemakanan arah X
Q∆k : banyaknya pemakanan arah Z
R∆d : jarak pembebas axis X
F_ : kecepatan pemakanan

Keterangan :
Perintah kode G75 pada umumnya digunakan untuk pengerjaan grooving bubut
arah axial. Ketika program G75 dijalankan, siklus pemakanan ini akan mengeksekusi
suatu program dengan nilai – nilai nya sudah ditentukan di dalam perintah seperti,
nilai pemakanan, offset pahat, jarak pembebas dan sebagainya.
Setelah melakukan proses pola pemakanan ∆i pada arah X, pahat akan
membebaskan diri sebesar nilai e. Siklus ini akan terus berulang hingga tercapai
kedalaman X. Kemudian pahat akan membebaskan diri sebesar nilai ∆d dan
kembali ke titik awal siklus. Kemudian pahat akan bergerak sebesar nilai ∆k dan
akan mengulangi siklus yang diatasnya hingga tercapai kedalaman pemakanan arah
Z. Lihat keterangan gambar dibawah untuk penjelasan perintah program G75 :

Pemrograman TURNING MTU 150 18


Lihat contoh pemakaian perintah program G74 dan G75 pada gambar di bawah :

T404
M3 S2000
G0 X30. Z5.
G74 R1.
G74 X20. Z-5. P3000 Q5000 R0. F0.3
G0 X20. Z5.
G74 R1.
G74 X12. Z-10. P3000 Q5000 F0.3
G0 Z5.
X50.
T505
G0 Z-18.
G75 R1.
G75 X30. Z-20. P5000 Q3000 R0. F0.3
G0 Z-20.
G75 R1.
G75 X20. Z-30. P5000 Q3000 F0.3
G0 X50.
Z50.
M5
M30

Pemrograman TURNING MTU 150 19


3.14 Kode G76
Perintah siklus pembubutan ulir, format penulisan perintah G76 adalah :
G76 Pmra Q∆dmin R_ ;
G76 X/U_ Z/W_ Ri Pk Q∆d F_ ;

Pmra : nilai m merupakan banyaknya waktu untuk penyelesaian


: r berarti kemiringan, berdasarkan panjang ulir yang digunakan
: nilai a berarti sudut pahat
Q∆dmin : minimum kedalaman pemakanan
R : sisa untuk penyelesaian
X/U : koordinat akhir ulir untuk sumbu X
Z/W : koordinat akhir ulir untuk sumbu Z
Ri : radius kemiringan
Pk : kedalaman ulir
Q∆d : kedalaman pemakanan pertama suatu ulir
F_ : panjang ulir (pitch)

Keterangan :
Ketika suatu program dijalankan menggunakan perintah kode G76, sistem akan
melakukan siklus pemrograman ulir berdasarkan waktu pembubutan yang telah
diatur atau ditentukan oleh mesin.

3.15 Kode G90


Perintah koordinat absolut, format penulisan perintah G90 adalah :
G90 X_ Y_ Z_ ;

Keterangan :
Fungsi perintah G90 adalah status perintah secara terus menerus. Ketika perintah
ini dijalankan, seluruh perintah pergerakan axis dan koordinat kerja ditentukan
dalam nilai absolut. Maka dari itu, pahat akan bergerak titik referensi nya
berdasarkan titik awal sistem koordinat benda kerja. Lihat gambar di bawah untuk
mengetahui penjelasan fungsi program ini :

Pemrograman TURNING MTU 150 20


G00 G90 X10. Z10.
X30. Z30.

Ketika pahat bergerak dari titik pertama (X10. Z10.) menuju ke titik yang kedua
(X30. Z30.), pahat akan bergerak secara inkrimental sebesar X20. Z20.

3.16 Kode G91


Perintah koordinat inkrimental, format penulisan perintah G91 adalah :
G91 X_ Y_ Z_

Keterangan :
Fungsi perintah G91 adalah memerintahkan seluruh pergerakan program hanya
pada satu blok. Perintah ini bergerak dari titik terakhir menuju posisi yang
diinginkan. Perintah G91 adalah status perintah, perintah ini akan dibatalkan jika
perintah G90 aktif. Lihat gambar di bawah untuk mengetahui penjelasan fungsi
program ini :

G01 G91 X10. Z10.


X30. Z30.

Ketika pahat bergerak dari titik pertama (X10. Z10.) menuju titik yang kedua (X40.
Z40.), pahat akan bergerak secara inkremantal sebesar X30. Z30.

3.17 Kode G92


Perintah pengaturan maksimal kecepatan spindle, format penulisan perintah G92
adalah :
G92 S_

S : kecepatan putaran spindle

Keterangan :
Ketika perintah ini digunakan sebagai pengaturan kecepatan spindle, maka
digunakan juga program perintah G96. Sementara fungsi perintah G92 ini untuk
membatasi kecepatan putaran yang digunakan oleh perintah kode G96.

Pemrograman TURNING MTU 150 21


3.18 Kode G96
Perintah pengaturan kecepatan spindle, format penulisan perintah G96 adalah :
G96 S_

S : kecepatan putaran spindle

Keterangan :
Perintah kode G96 adalah perintah pengaturan kecepatan putaran spindle. Fungsi
perintah ini untuk mengatur kecepatan putaran spindle dengan berbagai macam
posisi diameter yang berbeda. Untuk perhitungan kecepatan putaran spindle
menggunakan rumus.

V = π.D. N
1000

V : kecepatan permukaan
D : diameter suatu benda kerja
N : putaran yang dihasilkan oleh spindle

Jadi pemakaain fungsi perintah G96 ini harus disertai dengan perintah kode G92 sebagai
pembatas maksimal putaran yang digunakan program, dengan adanya perintah fungsi G96
akan lebih memperhalus hasil pemakanan karena kecepatan pemakanan dan putaran
spindle berbeda – beda jika diameter nya berubah. Makin kecil diameter benda kerja maka
semakin besar putaran spindle yang dihasilkan, begitu juga sebaliknya, jika makin besar
diameter benda kerja maka putaran spindle makin berkurang.

3.19 Kode G97


Perintah pembatalan pengaturan kecepatan putaran spindle, format penulisan
perintah G97 adalah :
G97 S_

Keterangan :
Perintah kode G97 ini adalah perintah untuk pembatalan perintah kode G96, saat
perintah G97 dijalankan, maka putaran spindle akan tetap dari awal program
sampai program selesai nilainya sesuai dengan program yang kita tentukan.

4. Format penulisan kode M

Pemrograman TURNING MTU 150 22


4.1 Kode M00
Perintah program berhenti (non optional), format penulisan perintah M00 adalah :
M00 ;

Keterangan :
Ketika perintah kode M00 dijalankan oleh program, program akan berhenti secara
otomatis jika terdapat garis program berisi kode M00. Untuk melanjutkan program
berikutnya, tekan kembali tombol cycle start. Perintah kode M00 ini biasanya
digunakan untuk mengecek pahat, mengukur dimensi suatu benda kerja setelah
dilakukan pemakanan.

4.2 Kode M01


Perintah program berhenti (optional), format penulisan perintah M01 adalah :
M01 ;

Keterangan :
Perintah kode M01 memiliki fungsi yang sama dengan perintah kode M00 tetapi
program tidak berhenti begitu saja saat perintah program ini dipanggil. Perintah
program ini baru aktif ketika tombol optional stop pada control dinyalakan, jika
tombol otional stop tidak dinyalakan atau diaktifkan maka perintah kode M01 ini
akan diabaikan.

4.3 Kode M02


Perintah akhir suatu program, format penulisan perintah M02 adalah :
M02 ;

Keterangan :
Perintah kode M02 pada umumnya diletakkan di bagian akhir suatu program untuk
memberitahu operator bahwa program yang sedang berjalan telah berakhir. Ketika
suatu program menggunakan kode perintah M02, program akan berhenti dan
cursor program akan tetap di posisi blok perintah M02.

4.4 Kode M03


Perintah putaran spindle searah jarum jam, format penulisan perintah M03 adalah :
M03 S_ ;

Keterangan :
Perintah kode M03 berfungsi untuk menginstruksikan spindle untuk berputar
searah jarum jam dengan kecepatan putaran nya dimasukkan atau ditentukan
dengan nilai S.

4.5 Kode M04


Perintah putaran spindle berlawanan arah jarum jam, format penulisan perintah
M04 adalah :
M04 S_ ;

Keterangan :

Pemrograman TURNING MTU 150 23


Perintah kode M04 berfungsi untuk menginstruksikan spindle untuk berputar
berlawanan arah jarum jam dengan kecepatan putaran nya dimasukkan atau
ditentukan dengan nilai S.

4.6 Kode M05


Perintah untuk mengehentikan putaran spindle, format penulisan perintah M05
adalah :
M05 ;

Keterangan :
Perintah kode M05 berfungsi untuk menghentikan putaran spindle ketika program
sedang berjalan.

4.7 Kode M06


Perintah untuk pergantian pahat, format penulisan perintah M06 adalah :
M06 T_ ;

Keterangan :
Perintah kode M06 berfungsi sebagai kode untuk pergantian pahat. Perintah M06
harus disertai dengan T nomor pahat yang diinginkan.

4.8 Kode M08


Perintah untuk menyalankan cairan pendingin, format penulisan perintah M08
adalah :
M08 ;

Keterangan :
Perintah kode M08 berfungsi untuk menyalakan atau mengaktifkan cairan
pendingin yang terdapat pada mesin.

4.9 Kode M09


Perintah untuk mematikan cairan pendingin, format penulisan perintah M09
adalah :
M09 ;

Keterangan :
Perintah kode M09 berfungsi untuk mematikan atau menonaktifkan cairan
pendingin pada mesin

4.10 Kode M30


Perintah akhir suatu program, format penulisan perintah M30 adalah :
M30 ;

Keterangan :
Perintah kode M30 umumnya diletakkan di bagian akhir suatu program untuk
memberi tahu operator bahwa program yang sedang berjalan telah berakhir. Ketika

Pemrograman TURNING MTU 150 24


perintah kode M30 diletakkan pada suatu program, program akan berhenti saat
kode M30 dipanggil dan cursor akan kembali ke posisi awal pemrograman.

4.11 Kode M98


Perintah pemanggilan subprogram, format penulisan perintah M98 adalah :
M98 P_ / H_ L_ ;

Keterangan :
Perintah kode M98 berfungsi sebagai perintah pengulangan suatu subprogram,
agar mempermudah proses permesinan dan juga mengurangi penulisan suatu
program. Ketika mesin membaca suatu perintah M98 maka program akan langsung
menuju subprogram yang telah ditentukan dan akan mengeksekusi subprogram
tersebut sesuai dengan pengaturan yang telah ditentukan.

P_ / H_ : kode subprogram yang akan dipanggil


L_ : banyaknya pengulangan yang akan dilakukan

4.12 Kode M99


Perintah pengulangan subprogram, format penulisan perintah M99 adalah :
M99 ;

Keterangan :
Ketika perintah M98 dapat memanggil suatu subprogram dari program utama,
perintah kode M99 akan mengembalikan pembacaan suatu program suatu
program kembali ke awal program dan akan melanjutakan proses pengerjaan. Lihat
gambar dibawah untuk penjelasan pemakaian program kode M98 dan M99 :

Pemrograman TURNING MTU 150 25


5. Siklus khusus SIEMENS Sinumerik 808D

Suatu siklus secara umum dapat diterima sebagai teknologi pengulangan yang
dapat digunakan untuk mengatasi masalah dalam suatu proses permesinan, seperti
proses Cut off, groove, undercut, ulir dan sebagai nya.

5.1 Cut Off – CYCLE92


Pemrograman :
CYCLE92 (SPD, SPL, DIAG1, DIAG2, RC, SDIS, SV1, SV2, SDAC, FF1, FF2, SS2, 0, VARI,
1, 0, AMODE)
Parameter :

Fungsi :

CYCLE92 digunakan untuk memotong beberapa bagian benda kerja. Kita juga
bisa membuat chamfer pada bagian tepi benda kerja tersebut, dapat juga
menentukan kecepatan potong dengan V atau S menuju kedalaman DIAG1 kita juga
dapat mengurangi kecepatan pemakanan dengan FF2 atau mengurangi kecepatan
SS2 untuk pengerjaan diameter yang kecil.

Gunakan parameter DIAG2 untuk mencapai titik akhir kedalaman yang kita
harapkan untuk dipotong, contoh nya dengan material pipa kita tidak perlu
memotong hingga kedalaman titik center agar lebiih efisien pengerjaannya.

Pemrograman TURNING MTU 150 26


Urutan :

1. Pahat bergerak pertama kali menuju titik awal dengan kecepatan rapid
2. Pembuatan chamfer atau radius menggunakan kecepatan feedrate
3. Pemotongan menuju DIAG1 menggunakan kecepatan feedrate
4. Pemotongan lanjutan menuju DIAG2 dengan pengurangan kecepatan FF2 dan
pengurangan putaran spindle SS2
5. Pahat akan kembali ke titik aman menggunakan kecepatan rapid

Contoh program :

Pemrograman CYCLE92 dapat kita temukan pada layar utama siklus turning.

1. Pilih area operasi yang diinginkan

2. Buka tombol pada posisi vertikal yang tersedia pada siklus turning

3. Tekan tombol untuk membuka layar CYCLE92. Pengaturan


parameter akan tersedia.

4. Pastikan pengaturan yang kita isi dengan menekan tombol. Maka


siklus akan seacara otomatis menuju layar pengaturan program.

5.2 Groove – CYCLE93


Pemrograman :
CYCLE93 (SPD, SPL, WIDG, DIAG, STA1, ANG1, ANG2, RCO1, RCO2, RCI1, RCI2,
FAL1, FAL2, IDEP, DTB, VARI, _ VRT)
Fungsi :
Siklus groove dapat digunakan untuk proses pengerjaan alur baik berupa alur
bagian luar ataupun alur bagian dalam.

Pemrograman TURNING MTU 150 27


Parameter :

Penjelasan parameter :
 SPD and SPL (starting point)
Koordinat ini dapat digunakan untuk menentukan titik awal sebuah groove.
Untuk groove bagian luar arah pergerakannya membujur sedangkan untuk
groove bagian dalam arah pergerakannya menghadap ke atas. Lihat gambar
untuk penjelasan parameter CYCLE93

Pemrograman TURNING MTU 150 28


 WIDG and DIAG (groove width and groove depth)
Parameter groove width dan groove depth digunakan untuk pengaturan
profil alur. Untuk parameter ini, siklus akan selalu mengamsusikan nilai
parameter ini dibawah dari nilai pengaturan SPD dan SPL.
Jika lebar suatu alur lebih besar daripada besar pahat yang digunakan, maka
pemakanan lebar akan dilakukan dengan beberapa langkah. Dan jika lebar
suatu alur lebih kecil daripada besar pahat yang digunakan, maka pesan
peringatan 61602 “Tool width defined incorrectly” akan muncul dan
permesinan akan dibatalkan.
 STA1 (angle)
Gunakan parameter STA1 untuk menentukan sudut suatu alur yang
berbentuk miring.
 ANG1 and ANG2 (flank angle)
Jika kita menginginkan sebuah alur dengan tepian nya berbentuk miring kita
bisa menggunakan parameter ini, dengan besaran nilai di antar 0 – 89.999
derajat.
 RCO1, RCO2, and RCI1, RCI2 (radius or chamfer)
Gunakan parameter ini jika kita ingin menambahkan suatu radius atau
chamfer pada bagian tepi suatu alur
 FAL1 and FAL 2 (finishing allowance)
Hal ini memungkinkan suatu program memisahkan sisa pemakanan sebuah
alur. Selama proses pemakanan kasar, pola pemakanan berulang akan
tercaapai hingga sisa pemakanan untuk finishing.

 IDE (infeed depth)


kita dapat menentukan kedalaman tiap pemakanan menggunakan
paramatar ini.
 DTB (dweel time)
Parameter ini digunakan untuk mendelai saat dilakukan proses pemakanan
dengan satuan nya menggunakan detik
 VARI (machining type)
Ada beberapa tipe pemakanan groove yang salah satunya bisa kita tentukan
dengan menggunakan parameter ini.

Pemrograman TURNING MTU 150 29


 _VRT (variable retraction path)
Nilai pembebasa ke posisi aman suatu pahat bisa kita tentukan
menggunakan parameter ini, jika VRT = 0 maka nilai pembebasnya sebesar
1mm.

Contoh program :

1. Pilih area operasi yang diinginkan

2. Buka tombol pada posisi vertikal yang tersedia pada siklus turning

3. Tekan tombol untuk membuka layar CYCLE93. Pengaturan


parameter akan tersedia.

4. Pastikan pengaturan yang kita isi dengan menekan tombol. Maka


siklus akan seacara otomatis menuju layar pengaturan program.

5.3 Undercut (forms E and F to DIN) – CYCLE94


Pemrograman :
CYCLE94 (SPD, SPL, FORM, VARI)
Parameter :

Fungsi :
Pemrograman TURNING MTU 150 30
Siklus ini dapat digunakan untuk pemakanan DIN509 dengan pengaturan E
dan F dengan standar yang diperlukan pada diameter hasil akhir > 3 mm. Lihat
keterangan gambar dibawah :

Penjelasan parameter :
 SPD and SPL (starting point)
Gunakan parameter SPD untuk menentukan diameter akhir suatu
pemakanan. Dan parameter SPL untuk menentukan panjang akhir suatu
pemakanan. Jika diameter akhir SPD suatu program < 3 mm, maka siklus
akan dibatalkan dan pesan peringatan 61601 “Finished part diameter too
small” akan muncul.

 FORM (definition)
Pengaturan E dan F sudah ditetapkan dalam pola pengaturan DIN509, jika
terdapat parameter yang nilai nya lebih dari pengaturan E dan F, maka siklus
akan dibatalkan dan pesan peringatan 61609 “Form defined incorrectly”
akan muncul. Lihat keterangan gambar di bawah :

Pemrograman TURNING MTU 150 31


Contoh program :

Program dapat digunakan untuk proses pemakan pengaturan E

N10 T1 D1 S300 M3 G95 F0.3

N20 G0 G90 Z100 X50

N30 CYCLE94 (20, 60, “E”, )

N40 G90 G0 Z100 X50

N50 M02

5.4 Cutting with relief cut – CYCLE95


Pemrograman :
CYCLE95 (NPP, MID, FALZ, FALX, FAL, FF1, FF2, FF3, VARI, DT, DAM, _VRT)

Pemrograman TURNING MTU 150 32


Parameter :

Fungsi :
Menggunakan siklus pemakanan kasar, kita bisa membuat suatu contour,
dengan proses program pengulangan. Hal ini memungkinkan sebuah mesin
melakukan pekerjaan contour baik berupa pemakanan dalam ataupun pemakanan
luar. Teknologi dapat memilih (pemakanan kasar (roughing), penyelesaian
(finishing) ataupun keduanya). Pemakanan kasar adalah pemakanan yang di
program hingga pemakanan akhir untuk sisa penyelesaian. Sedangkan penyelesaian
adalah pemakanan yang menyelesaikan sisa pemakanan pada proses pemakanan
kasar.
Penjelasan parameter :
 NPP (name)
Parameter ini digunakan untuk menentukan nama sebuah contour. Kita
dapat menentukan sebuah contour sebagai sub program pengulangan atau
bagian dari suatu program yang dipanggil
 Menentukan contour sebagai sub program pengulangan
NPP = nama dari sub program pengulangan
 Jika sub program pengulangan telah ada, tentukan nama nya dan
kemudian lanjutkan
 Jika sub program pengulangan belum tersedia, tentukan nama nya

dan kemudian tekan tombol


 Gunakan tombol ini untuk memastikan pemilihan kita dan layar akan

kembali ke pengaturan siklus


 Menentukan contour sebagai bagian dari suatu program yang dipanggil
 Jika sebuah contour belum kita tentukan, tentukan nama program
pengulangan dan kemudian tekan tombol seperti pada gambar

Pemrograman TURNING MTU 150 33


 Gunakan tombol ini untuk memastikan pengaturan yang kita
tentukan dan layar akan kembali ke posisi awal pengaturan siklus

 MID (infeed depth)


Parameter MID digunakan untuk menentukan kedalaman maksimum tiap
pemakanan pada proses pemakanan kasar.
 FAL, FALZ and FALX (finishing allowance)
Sisa pemakanan untuk penyelesaian dapat ditentukan mengunakan
parameter FALZ dan FALX jika ingin sisa pemakanan yang lebih spesifik
menggunakan parameter FAL. Jika tidak terdapat sisa pemakanan pada
suatu program, maka pemakanan kasar akan melakukan siklus hingga
membentuk contour akhir.
 FF1, FF2, and FF3 (feedrate)
Parameter ini memungkinkan untuk menentukan perbedaan kecepatan
pemakanan (feedrate) pada beberapa langkah. Lihat keterangan gambar :

Pemrograman TURNING MTU 150 34


 VARI
Tipe proses pemakanan dapat kita lihat pada table di bawah

Jika proses permesinan melakukan pemakanan luar maka kedalaman tiap


pemakanannya selalu bernilai negatif sedangkan untuk pemakanan dalam
maka kedalaman tiap pemakanannya selalu bernilai positif. Nilai pola
pemakanan permesinan terdiri dari 1 – 12, jika di luar nilai tersebut maka
siklus akan dibatalkan dan pesan peringatan “Machining type defined
incorrectly” akan muncul.
 DT and DAM (dwell time and path length)
Parameter ini dapat digunakan untuk mendelai waktu dan menentukan
besaran maksimum pergerakan sesaat setelah dilakukan pemakanan.

 _VRT (lift-off distance)


Parameter _VRT dapat digunakan pada program sebagai nilai pembebas saat
pahat naik. Jika _VRT = 0 (parameter tidak dimasukkan) maka nilai pembebas
pahat saat naik sebesar 1 mm.

Definisi contour :

Pemrograman TURNING MTU 150 35


Sebuah contour harus terdiri setidak nya minimal terdiri dari 3 blok dengan
pergerakan dua axis. Jika program contour terlalu sedikit maka siklus akan dibatalkan
dan pesan peringatan 10993 “Number of contour blocks contained in the contour
program not sufficient” akan muncul dan peringatan 61606 “Error in contour
preparation” akan muncul.

Hanya terdapat gerakan lurus dan melingkar yang di program dengan kode
G0, G01, G02 dan G03 yang diizinkan pada pembuatan contour. Memungkinkan juga
dalam pembuatan suatu chamfer, jika terdapat pergerakan lain selain perintah
diatas maka siklus akan dibatalkan dan pesan peringatan 10930 “illegal type of
interpolation in the stock removal” akan muncul. Lihat gambar di bawah untuk
penjelasan definisi contour :

Titik awal :

Siklus akan menghitung titik awal suatu permesinan secara otomatis. Jika titik
awal sudah tercapai, kompensasi radius pahat akan dipilih dalam siklus. Titik akhir
sebelum siklus dipanggil adalah memastikan tidak mengenai sesuatu saat siklus
dijalnkan. Lihat gambar untuk keterangan titik awal :

Pemrograman TURNING MTU 150 36


Contoh program :

1. Pilih area operasi yang diinginkan

2. Buka tombol pada posisi vertikal yang tersedia pada siklus


turning

3. Tekan tombol untuk membuka layar CYCLE95. Pengaturan


parameter akan tersedia.

4. Tekan salah satu dari tombol berikut. Program secara


otomatis akan menuju layar pengaturan program.

jika kita ingin mengedit dan memasukkan contour ke


dalam program pengulangan.

jika kita ingin mengedit dan memasukkan contour


sebagai program utama.

5. Tekan tombol ini untuk membuka pengaturan contour.


Lakukan pengisian parameter langkah demi langkah. Kita harus menentukan terlebih
dahulu titik awal contour.

6. Tekan tombol untuk memastikan pengaturan yang kita buat

7. Pilih arah pemakanan dan profil contour yang kita inginkan


menggunakan tombol. Arah pemakanan yang dipilih akan
muncul pada bagian atas layar, dan pesan status penjelasan
terdapat pada bagian bawah layar.

Pemrograman TURNING MTU 150 37


8. Tekan tombol untuk memastikan pengaturan yang kita buat

9. Pilih elemen yang berbeda untuk menentukan sebuah


contour hingga kita menyelesaikan program contour

10. Tekan tombol untuk masuk ke informasi contour

11. Tekan tombol untuk kembali ke layar pengaturan CYCLE95.

12. Pastikan pengaturan yang kita buat menggunakan tombol.


Siklus secara otomatis akan masuk ke dalam edit program

14. Jika kita ingin mengedit ulang siklus, tekan tombol.

5.5 Thread undercut – CYCLE96


Pemrograman :
CYCLE96 (DIATH, SPL, FORM, VARI)
Parameter :

Fungsi :

Pemrograman TURNING MTU 150 38


Kita dapat menggunakan siklus ini untuk pemakanan material dengan proses
ulir yang berstandar ISO. Lihat keterangan gambar di bawah untuk CYCLE96.

Penjelasan parameter :
 DIATH (nominal diameter)
Gunakan siklus ini untuk membuat ulir metric dari ulir M3 hingga M68. Jika
nilai program dari parameter ini lebih kecil <3 mm dari diameter akhir, siklus
akan dibatalkan dan pesan peringatan 61601 “finished part diameter too
small” akan muncul.
 SPL (starting point)
Ukuran akhir pada panjang total ulir menggunakan parameter SPL.

 FORM (definition)
Pemakanan ulir menggunakan pola A dan B untuk pemakanan ulir bagian
luar. Sedangkan pemakanan ulir menggunakan pola C dan D untuk
pemakann ulir bagian dalam. Lihat keterangan gambar di bawah :

Pemrograman TURNING MTU 150 39


 VARI (undercut position)
Posisi dari suatu pemakanan ulir dapat ditentukan menggunakan parameter
ini.

Contoh program : thread undercut form A

Program ini dapat digunakan untuk pengaturan pemakanan ulir tipe A

Pemrograman TURNING MTU 150 40


N10 D3 T1 S300 M3 G95 F0.3

N20 G0 G90 Z100. X50.

N30 CYCLE96 (42, 60, “A”, )

N40 G90 G0 X100. Z100.

N50 M2

6. Latihan Soal

Pemrograman TURNING MTU 150 41


6.1 Menggunakan program pengulangan dengan standar ISO

Pemrograman TURNING MTU 150 42


Untuk membuat suatu profil contour menggunakan pola pemakanan berulang
menggunakan standar ISO pada control SIEMENS 808D hampir sama caranya saat
kita menggunakan control CNC yang lain. Tetapi saat kita menggunakan control
SIEMENS 808 D terlebih dahulu kita pastikan kita sudah mengubah nya ke dalam
mode ISO.
Setelah itu kita menentukan terlebih dahulu titik referensi benda kerja, yang pada
umumnya jika saat pengerjaan bubut titik referensi benda kerja berada di titik
tengah untuk axis X dan di ujung permukaan benda kerja untuk axis Z.

(Program pengulangan menggunakan standar ISO)


G90 G54 G0 X50. Z20.
M3 S1000
G0 X35. Z2.
G71 U0.5 R2.
G71 P10 Q20 U0. W0. F2.5
N10 G1 X10. F2.5
Z0.
X16. Z-3.
Z-12.5
G2 X21. Z-15. R2.5
G1 X22.
Z-25.
X25.
G3 X30. Z-27.5 R2.5
G1 Z-35.
N20 X35.
G0 X50. Z20.
M5
M30

Proses pengerjaan menggunakan control SIEMENS 808D


 Tekan mode AUTO

 Lalu tekan tombol PROGRAM MANAGER

Pemrograman TURNING MTU 150 43


 Lalu kita membuat nama file terbaru dengan cara menekan tombol NEW

 Lalu ketikkan nama program yang kita inginkan (misalkan CONTOH 1),
kemudian tekan tombol OK

 Maka layar akan secara otomatis menuju ke pengaturan edit program, ketik
program yang telah kita buat ke dalam layar tersebut

Pemrograman TURNING MTU 150 44


 Cek kembali program dengan mode simulasi sebelum kita mengeksekusi
program tersebut untuk memastikan program yang kita masukkan sudah
benar

 Jika kita ingin mengeksekusi langsung program tersebut kita tekan tombol,

maka layar akan secara otomatis muncul ke layar utama . Pastikan


program yang kita eksekusi atau jalankan sesuai dengan nama file yang kita
inginkan.

Pemrograman TURNING MTU 150 45


 Lalu tekan tombol untuk menjalankan program tersebut
6.2 Menggunakan siklus khusus SIEMENS 808D
 Tekan mode AUTO

 Lalu tekan tombol PROGRAM MANAGER

 Lalu kita membuat nama file terbaru dengan cara menekan tombol NEW

 Lalu kita ketikkan nama file yang kita inginkan (misalkan CONTOH 2),
kemudian tekan tombol OK

Pemrograman TURNING MTU 150 46


 Ketik kepala program pada layar yang muncul di monitor

 Pilih mode profil TURN untuk membuat siklus pengulangan pada bubut,
maka pada samping layar akan muncul beberapa siklus pengulangan

 Lalu kemudian pilih mode , maka layar pengaturan siklus akan


muncul
 Isi pengaturan siklus tersebut sesuai dengan data yang kita tentukan,

kemudian tekan

Pemrograman TURNING MTU 150 47


 Maka layar monitor akan secara otomatis akan kembali ke pengaturan
pengeditan program, dengan disertai kode pengaturan siklus pengulangan

 Lalu pastikan cursor pengeditan program berada pada posisi kode


pengaturan siklus pengulangan (CYCLE95), kemudian tekan tombol

maka layar akan kembali ke pengaturan siklus. Tekan tombol

untuk membuat suatu profil contour yang kita inginkan. Maka


secara otomatis layar akan kembali ke pengaturan pengeditan program.

Pemrograman TURNING MTU 150 48


 Lalu tekan tombol untuk membuat profil contour tersebut

 Buat profil contour yang kita inginkan dengan mengisi data pengaturan profil
tersebut
 Setelah profil contour tersebut telah kiat buat, maka layar akan secara
otomatis kembali ke pengeditan program

Pemrograman TURNING MTU 150 49


 Cek kembali program tersebut dengan mode simulasi sebelum kita
mengeksekusi program tersebut untuk memastikan program yang kita buat
sudah benar.

 Jika pada saat proses simulasi tidak ada pesan peringatan yang muncul pada
layar, maka kita dapat mengeksekusi langsung program tersebut.

Pemrograman TURNING MTU 150 50

You might also like