Fermentation
Fermentation
Fermentation
Known by,
Responsibility Lecturer
NO ACTIVITY RESULT
a. Hole 1 (5 minutes)
Color less solution + 1 drop of iod 0.1%
(yellow)
Dark blue
Dark blue
b. Hole (5) 10 minutes
Colorless solution + 1 drop of iod 0.1%
(yellow)
Dark blue
c. Hole (6) 15 minutes
Colorless solution + 1 drop of iod 0.1%
(yellow)
3 Some tempe yeast ( white) + 25 ml of Turbid solution
H2O
5 drops of amylum (colorless) + 5 drops
of tapai yeast suspense (colorless) Dark blue
NO ACTIVITY RESULT
c. Fructose
Tube I (bread) Turbid solution and not alcohol
d. Sucrose
Tube I (bread) Turbid solution and not alcohol
e. Galactose
Tube I (bread) Turbid solution and not alcohol
G. DISCUSSION
1. Tes Hidrolisis Pati
Pada percobaan ini amilum akan dihidrolisis menjadi glukosa dengan
melakukan penambahan mikroba yaitu ragi roti, ragi tape, dan ragi tempe.
Sebelumnya ketiga ragi tersebut dibuat suspensi dengan cara melarutkan dengan
aquadest. Dalam pengujian digunakan plat tetes sebagai medianya. Kemudian plat
tersebut diberi no 1 sampai 10. Semua lubang diisi dengan amilum. Pada lubang
plat tetes 1,2,3 ditambahkan dengan suspensi roti, lubang 5,6,7 ditambah dengan
suspensi tape dan lubang 9,10,11 ditambah dengan suspensi tempe. 10 menit
pertama ditambahkan dengan iod untuk plat 1,5,9, selanjutnya 10 menit kedua
ditambahkan iod untuk plat 2,6,10 dan 10 menit berikutnya ditambahkan iod
untuk plat 3,7,11. Adapun tujuan dari penambahan iod adalah untuk mengetahui
adanya pembentukan kompleks amilum yang ditandai dengan warna biru.
Dari hasil pengamatan diperoleh semua plat menunjukkan warna biru
keunguan saat penambahan, hanya saja warna tersebut tidak bertahan lama yakni
hilang setelah beberapa saat. Hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan teori,
dimana semakin lama waktu yang digunakan maka amilum semakin banyak
terhidrolisis oleh ketiga ragi tersebut dan warna sebenarnya yang dihasilkan yaitu
warna ungu atau agak pudar.
Pada saat penambahan ragi roti pada plat 1,2,3 semua menghasilkan warna
putih keruh. Hal ini menandakan bahwa ragi roti dapat menghidrolisis amilum
menjadi monosakarida ataupun oligosakarida. Pada plat 5,6 menghasilkan warna
larutan bening setelah penambahan ragi tape, namun pada plat 7 berubah menjadi
orange. Hal ini membuktikan bahwa ragi tape tidak dapat menghidrolisis amilum.
Pada plat 9,10 dan 11 menghasilkan warna larutan yang tidak berwarna. Hal ini
menandakan bahwa ragi tempe dapat menghidrolisis amilum menjadi
amilopektin, menurut persamaan reaksi :
Ragi Roti
Amilum
Ragi tape
Amilum
Ragi tempe
Amilum
2. Fermentasi alkohol
Pada percobaan ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan
memfermentasi amilum, glukosa, fruktosa dan sukrosa oleh beberapa jenis
inokulum murni ragi roti, ragi tape dan ragi tempe sehingga menghasilkan alkohol
dan membebaskan gas karbondioksida.
Menyiapkan 12 tabung reaksi, setiap 3 tabung masing-masing diisi dengan
pati, galaktosa, fruktosa, glukosa dan sukrosa, kemudian ditutup rapat dengan
menggunakan kapas lalu disterilisasi pada suhu 110oC. Tujuan dari ditutup dengan
kapas yaitu mencegah adanya O2 dalam tabung pada saat sterilisasi. Sedangkan
sterilisasi berfungsi untuk agar mikroorganisme yang terdapat dalam tabung dapat
mati sehingga tidak mengganggu proses fermentasi yang akan dilakukan oleh
ketiga jenis ragi tersebut. Adapun tujuan dari suhu 1100C untuk mematikan
mikroorganisme yang dapat mengganggu proses fermentasi.
Setelah mencapai suhu 1100C, tabung didinginkan pada suhu kamar,
kemudian ketiga tabung reaksi yang berisi amilum masing-masing ditambahkan
dengan ragi roti, ragi tape dan ragi tempe. Melakukan perlakuan yang sama untuk
masing-masing tabung terhadap glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Melakukan
inkubasi selama 24 jam terhadap masing-masing tabung karena proses dari
fermentasi dar ragi yang digunakan membutuhkan waktu yang cukup lama
sehingga dilakukan inkubasi. Adapun perlakuan didinginkan agar bakteri yang
disuntikkan ke dalam larutan tidak mati disebabkan suhu yang terlalu tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa pada tabung yang berisi
amilum berbau alkohol dan terdapat gas CO2. Hal ini menandakan bahwa pada
amilum terjadi fermentasi alkohol. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa ragi
roti (Saccharomyces cerevisae) tidak dapat mengfermentasi amilum menjadi
alkohol (Tim Dosen Biokimia, 2016: 1) dengan reaksi :
Ragi roti
BIBLIOGRAPHY
Carere, Carlo R et all. 2008. Third Generation Biofuels via Direct Cellulose
Fermentation. International Journal of Molecular Science. Vol 2008. No
9
Marshall, Elaine and Danilo Mejia. 2011. Traditional Fermented Food and
Beverages for Improved Livelihoods. Italy : Rome
Rumeus, Iurie and and Maria Turtoi. 2013. Influence of Sourdough Use on Rope
Spoilage of Wheat Bread. Journal of Agroalimentary Processes and
Technologies. Vol 19, No 1
Widyastuti, Yantyati et all. 2014. The Role of Lactic Acid Bacteria in Milk
Fermetation. Food and Nutrition Science. Vol 2014, No 5