Artikel
Artikel
Artikel
ABSTRACT Keywords:
Oil palm in the process of development is grown in low or marginal nutrients and has a
moderate acidity level. In the development process, oil palm requires high enough nutrients oil palm;
for the process of spurring the production process in order to get the expected results, fertilization;
therefore fertilization is carried out optimally with doses according to the recommendations
that have been set so that the plants can meet the required nutrients. To increase the yield of production;
fertilization, using rock phosphate and dolomite is very appropriate to get the nutrients rock phosphate;
needed and can improve the quality of oil palm fruit and the quantity of fresh fruit bunches of
oil palm. The effect of Rock Phosphate and Dolomite fertilizers on the production of oil palm dolomite;
(Elaeis Guineensis Jacq) was carried out in the oil palm plantation of PT. Dwi Mitra
Adhiusaha which is located in Natai Baru Village, North Mentaya Hilir District, East regression.
Kotawaringin Regency, Central Kalimantan. This activity was carried out by analyzing
secondary data for both Rock Phosphate fertilizers from 2016 to 2020 and secondary
production data from 2017 to 2021. This data analysis used the SPSS method and multiple
linear regression which showed that fertilization had a positive correlation and regression
towards achievement of oil palm fresh fruit bunches production at PT. Dwi Mitra Adiusaha.
40000
30000
20000
10000
0
A5 B5 B6 B7 C8 B1 B2 B3 B4 C1 C2 C7 D6 C2 C3 C4 C5 C7 D1 D2 D3 D4 D5 D7
Analisa regresi dan korelasi pupuk rock phosphate dan dolomite terhadap produksi
tbs per hektar
Tabel 1 Regresi Berganda Antara Pupuk Rock Phosphate dan Dolomite Per Hektar Terhadap
Produksi TBS Per Hektar
Koefisien T. T. F. F.
Tahun Sumber Kergaman Sig.
regresi Hitung Tabel Hitung Tabel
2017 Konstanta 14924,87 2,68 0,014 2,45 3,44
Rock Phosphate (X1) 21,10 1,29 2,08 0,21
Dolomite (X2) 29,20 1,55 2,08 0,14
2018 Konstanta 20185,09 4 0,001 4,26* 3,44
Rock Phosphate (X1) 17,03 0,30 2,08 0,77
Dolomite (X2) 43,92 0,61 2,08 0,55
2019 Konstanta 30877,89 14,151 0 5,49* 3,44
Rock Phosphate (X1) 40,4 3,07 2,08 0,006*
Dolomite (X2) -17,63 -2,21 2,08 0,04*
2020 Konstanta 40689,49 4,9 0 0,51 3,44
Rock Phosphate (X1) -16,34 -0,54 2,08 0,6
Dolomite (X2) -17,1 -0,41 2,08 0,69
2021 Konstanta 38171,07 2,04 0,05 0,18 3,44
Rock Phosphate (X1) -8,77 -0,25 2,08 0,81
Dolomite (X2) -26,54 -0,29 2,08 0,78
Hasil uji F yang mana digunakan produksi TBS, hal ini terlihat dari nilai
untuk menguji pengaruh secara simultan F.hitung yang lebih besar dari F.Tabel.
antara pupuk rock phosphate (X1) dengan Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa pada
pupuk dolomite (X2) per hektar terhadap produksi tahun 2017 pupuk rock phosphate
produksi TBS (Y) per hektar didapatkan dan dolomite nol atau konstan maka
pada tahun 2017, 2020, dan 2021 hasil F produksi TBS mencapai 14924,87 kg, jika
hitung < F tabel (3,44) sehingga dapat variable pupuk Rock Phosphate (X1)
disimpulkan bahwa secara bersamaan meningkat sebesar 1 % dengan asumsi
variabel pupuk rock phosphate dan variable pupuk Dolomite dan konstanta
dolomite per hektar tidak berpengaruh adalah 0 (nol), maka produksi TBS akan
signifikan terhadap produksi TBS per meningkat sebesar 21,10 kg, hal tersebut
hektar kelapa sawit di Divisi I PT. Dwi menunjukkan bahwa variable pupuk Rock
Mitra Adhiusaha. Pada tahun tersebut. Phosphate yang di aplikasikan
Tahun 2018 dan tahun 2019 pemberian berkontribusi positif terhadap produksi
pupuk rock phosphate dan pupuk dolomite TBS dan jika variable pupuk Dolomite
secara simultan berpengaruh terhadap meningkat sebesar 1 % dengan
2020, dan 2021, besarnya kenaikan per hektar memiliki korelasi yang positif
maupun penurunan produksi tergantung (+) terhadap produksi TBS per hektar
dari koefisien regresipada tahun tersebut. dengan hubungan yang cukup. Hubungan
Berdasarkan tabel 2, dapat dijelaskan juga yang positif menandakan ketika pupuk
bahwa hasil persamaan regresi yang rock phosphate dan dolomite meningkat
dihasilkan memiliki pengaruh yang positif maka hasil produksi tanaman kelapa sawit
maupun negatif terhadap variable y atau meningkat.
dalam hal ini tingkat produksi TBS kelapa Hubungan yang positif menunjukkan
sawit, yang artinya jika variable x positif ketika pemupukan rock phosphate dan
maka meningkatkan produksi TBS, pupuk dolomite meningkat maka produksi
sedangkan jika variable x negatif maka tanaman kelapa sawit akan cukup
akan menurunkan produksi. Pada produksi meningkat . Pemupukan memberikan
tahun 2017 dan 2018 variabel x kontribusi yang sangat luas dalam
meningkatkan jumlah produksi TBS meningkatkan produksi dan kualitas
kelapa sawit, sedangkan produksi tahun tandan buah segar. Salah satu efek
2020 dan 2021 variabel x menurunkan pemupukan yang sangat bermanfaat yaitu
jumlah produksi TBS kelapa sawit. Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang
produksi tahun 2019 variabel x1 menyebabkan tingkat produksi tanaman
meningkatkan produksi TBS kelapa sawit kelapa sawit relative stabil (Pahan, 2008).
dan variable x2 menurunkan produksi TBS Rock phosphate merupakan pupuk
kelapa sawit. anorganik yang mengandung P2O5 28 %
Berdasakan tabel 2 dapat diketahui dapat digunakan dalam jangka panjang
bahwa nilai koefisien determinasi (R bermanfaat untuk akar lebih lebat, sehat,
Square) pada tahun produksi 2017 sebesar kuat dan batang kokoh, tahan roboh serta
0,19 hal ini berarti kedua pupuk Rock memicu pertumbuhan bunga, pemasakan
Phosphate dan pupuk Dolomite buah sehingga tanaman lebih cepat dipanen
berpengaruh terhadap produksi sebesar 19 (Anonimus, 2009). Menurut (sarief, 2000
% sedangkan sisanya 81 % dipengaruhi dalam saijo, 2011) bahwa berat buah erat
oleh faktor lain yang tidak dibahas dalam kaitannya dengan ketersediaan unsur P
penelitian seperti faktor curah hujan, yang terdapat dalam kapur dolomit, unsur
pengendalian hama, penyakit dan gulma P dalam kapur dolomite juga sangat
serta kultur teknis lainnya. Upaya berguna dalam pembentukan buah
pemupukan secara berkesinambungan diperlukan unsur P yang cukup tersedia,
menjadi satu keharusan untuk mendukung selain unsur P unsur hara Ca dan Mg yang
produktivitas tanaman yang cukup tinggi terdapat dalam kapur dolomite juga sangat
mengingat kelapa sawit tergolong tanaman berguna antara lain untuk memperbaiki
yang sangat konsumtif terhadap unsur kesuburan tanah serta meningkatkan
hara. Tercapainya produksi TBS yang produksi tanaman.
optimal dan kualitas minyak yang baik Solusi yang digunakan agar
merupakan tujuan dari pemupukan pada pemupukan dikatakan berhasil yaitu
tanaman kelapa kelapa sawit ( Poeloengan, sebelum pemupukan dilakukan di piringan
S. Rahutomo, E.S. Sutarta, 2001). dengan membersihkan gulma dengan
Sedangkan besarnya r (koefisien korelasi) melakukan semprot piringan. Pemupukan
pemupukan rock phosphate dan pupuk dilakukan dengan menabur pupuk didaerah
dolomite per hektar tahun 2016 terhadap perakaran tanaman dengan diameter kira-
produksi TBS per hektar tahun 2017 kira 0,5meter dari pangkal batang hingga
sebesar 0,44. Hal ini menunjukkan bahwa tepi piringan. Pupuk organik yang
pemupukan rock phosphate dan dolomite digunakan berupa kompos, pupuk hijau
atau pupuk kandang yang sudah matang sedang atau tidak memiliki satu pembatas,
dengan mencampur tanah yang subur, itu berarti lahan pada Divisi I PT. Dwi
lakukan pemupukan pada awal musim Mitra Adhiusaha memiliki lebih dari satu
hujan agar pupuk terserap oleh akar secara pembatas berat.
efisien. Curah hujan pada awal musim Segi iklim juga dapat mempengaruhi
hujan sekitar 60-200 mm/bulan berikan tercapainya produksi TBS yang optimal,
jeda waktu setelah pengaplikasian pupuk seperti curah hujan. Curah hujan yang
agar terlihat efek dari pemupukan (Lubis, optimum untuk tanaman kelapa sawit
Rustam Efendi; Widanarko, 2011) adalah 2000 – 2500 mm/tahun. Jika curah
Ada beberapa faktor yang dapat hujan kurang atau defisit air ini akan
mempengaruhi produktivitas kelapa sawit menyebabkan terjadinya pembentukan
yaitu iklim, bahan tanam (genetic), tanah bunga jantan yang lebih banyak daripada
dan topografi, kultur teknis dalam bunga betina.Segi genetik tanaman juga
budidaya serta umur tanaman. Faktor sangat menentukan tercapainya produksi
kultur teknis atau pemeliharaan dalam yang optimal, seperti bahan tanam yang
budidaya juga sangat mempengaruhi dipakai. Di PT. Dwi Mitra Adhiusaha
produktivitas kelapa sawit. Seperti menggunakan tanaman dengan varietas DP
pengendalian gulma, hama dan penyakit Topaz yang yang dimana pada varietas ini
serta dalam hal pemupukan. Menurut mampu menghasilkan produksi yang
Adiwiganda dan Siahaan, (1994) memuaskan.
menyatakan bahwa besarnya pemupukan Faktor lain yang mempengaruhi
terhadap pencapaian produksi TBS juga produksi TBS kelapa sawit diantaranya
dipengaruhi oleh pelaksanaan yang gulma yang berada di piringan pokok
mengacu pada 7T yaitu tepat jenis, tepat kelapa sawit sehingga apabila terjadi
dosis, tepat waktu, tepat cara, tepat pemupukan rock phosphate dan dolomite
penempatan, tepat bentuk formulasi dan mengalami persaingan unsur hara sehingga
tepat rotasi. tidak dapat diserap sepenuhnya oleh
Faktor pemupukan juga sangat tanaman kelapa sawit, lalu faktor human
mempengaruhi tercapainya produksi error yang terjadi yang mana
terutama dari segi pelaksanaan. Tidak pengaplikasiannya tidak tepat sasaran dan
tercapainya produksi yang optimal juga juga dosis yang tidak sesuai yang telah
dapat mempengaruhi dikarenakan diterapkan sehingga mengakibatkan unsur
pelaksanaan pemupukan tidak tepat, hara yang diserap oleh tanaman menjadi
seperti : dosis pupuk tidak sepenuhnya berkurang sehingga tanaman kekurangan
diberikan kedalam tanaman kelapa sawit unsur hara yang diperlukan oleh tanaman.
(tidak sesuai dosis anjuran yang telah Curah hujan juga termasuk faktor yang
ditetapkan), penempatan pemberian pupuk mempengaruhi dalam proses pembentukan
yang tidak tepat, cara pemberian pupuk bunga yang mana apabila intensitas curah
yang salah dan rotasi pemberian pupuk hujan yang tinggi mengakibatkan produksi
yang tidak teratur, serta urutan pemberian menjadi menurun dikarenakan kelapa
jenis pemupukan kedalam tanaman yang sawit membutuhkan bantuan dalam proses
kurang tepat. penyerbukan yaitu melalui kumbang
Segi tanah juga menentukan penyerbuk ( Elaeidobius Kamerunicus
berhasilnya pemupukan terhadap Faust.) yang mengakibatkan gagalnya
pencapaian produksi di Divisi I PT. Dwi penyerbukan bunga sehingga terjadi aborsi
Mitra Adhiusaha memiliki kesesuaian buah disebabkan intensitas curah hujan
lahan dengan kelas S3 dimana pada lahan yang tinggi. Curah hujan di PT. Dwi Mitra
S3 memiliki lebih dari satu pembatas Adhiusaha dari tahun 2016-2021 yaitu
antara 1912 sampai 2906 mm/tahun, bukan tahun 2017 didapatkan regresi y=
itu saja pada saat pemupukan cuaca di PT. 14924,87 + 21,10x1 + 29,20x2 dengan
Dwi Mitra Adhiusaha sering berubah-ubah koefisien determinasi (R²) sebesar
sehingga pada saat pelaksanaan 0,19. Sedangkan korelasi pupuk rock
pemupukan menyebabkan penggumpalan phosphate dan dolomite per hektar
pupuk yang mengakibatkan tidak tahun 2016 terhadap produksi TBS per
diserapnya unsur hara oleh tanaman serta hektar tahun 2017 yaitu 0,44.
apabila pada saat pemupukan terjadi hujan b. Pengaruh pupuk rock phosphate dan
yang tidak menentu juga menyebabkan dolomite per hektar tahun 2017
pupuk hanyut sehingga pengaplikasian terhadap produksi TBS per hektar
pupuk tidak terlaksana dengan baik. Faktor tahun 2018 didapatkan regresi y=
berikutnya keberhasilan pemupukan yaitu 20185,09 + 17,03x1 + 43,92x2 dengan
dilihat dari kelembapan tanah yang mana koefisien determinasi (R²) sebesar
kedalaman tanah 60 cm tanah apabila 0,29. Sedangkan korelasi pupuk rock
dipegang lengket oleh tangan sehingga phosphate dan dolomite per hektar
pemupukan layak dilaksanakan. Faktor tahun 2017 terhadap produksi TBS per
pendukung lainnya yaitu pupuk organic hektar tahun 2018 yaitu 0,54.
pupuk kandang dan tankos yang apabila c. Pengaruh pupuk rock phosphate dan
tidak berimbangnya pupuk anorganik dan dolomite per hektar tahun 2018
organic mengakibatkan defisiensi unsur terhadap produksi TBS per hektar
hara dan tanah menjadi masam. tahun 2019 didapatkan regresi y=
Selanjutnya, drainase pendukung produksi 30877,89 + 40,4x1 – 17,63x2 dengan
karena tanaman kelapa sawit koefisien determinasi (R²) sebesar
membutuhkan air sebagai penyerapannya 0,34. Sedangkan korelasi pupuk rock
karena tanaman kelapa sawit termasuk phosphate dan dolomite per hektar
tanaman yang konsumtif terhadap air yaitu tahun 2018 terhadap produksi TBS per
8 liter per hari apabila drainase tersumbat hektar tahun 2019 yaitu 0,59.
atau kering maka kelapa sawit akan d. Pengaruh pupuk rock phosphate dan
menghambat dalam proses pemasakan dolomite per hektar tahun 2019
buah. Selanjutnya faktor yang terhadap produksi TBS per hektar
menyebabkan menurunnya produksi yaitu tahun 2020 didapatkan regresi y=
serangan hama, penyakit dan gulma yang 40689,49 – 16,34x1 – 17,1x2 dengan
tidak terkendali apabila tidak dilakukan koefisien determinasi (R²) sebesar
pencegahan bisa mengakibatkan gagalnya 0,05. Sedangkan korelasi pupuk rock
produksi kelapa sawit. phosphate dan dolomite per hektar
tahun 2019 terhadap produksi TBS per
KESIMPULAN hektar tahun 2020 yaitu 0,22.
Berdasarkan hubungan dan pengaruh e. Pengaruh pupuk rock phosphate dan
pupuk rock phosphate dan pupuk dolomite dolomite per hektar tahun 2020
terhadap produksi TBS kelapa sawit di terhadap produksi TBS per hektar
Divisi I PT. Dwi Mitra Adhiusaha tahun 2021 didapatkan regresi y=
Kalimantan Tengah selama 5 tahun 38171,07 – 8,77x1 – 26,54x2 dengan
terakhir dengan menggunakan metode koefisien determinasi (R²) sebesar
analisa regresi linier berganda dan korelasi, 0,02. Sedangkan korelasi pupuk rock
dapat disimpulkan sebagai berikut: phosphate dan dolomite per hektar
a. Pengaruh pupuk rock phosphate dan tahun 2020 terhadap produksi TBS per
dolomite per hektar tahun 2016 hektar tahun 2021 yaitu 0,13.
terhadap produksi TBS per hektar