annuha,+Jurnal+An-Nuha+Vol +8+no+1,+8 +nisa'
annuha,+Jurnal+An-Nuha+Vol +8+no+1,+8 +nisa'
annuha,+Jurnal+An-Nuha+Vol +8+no+1,+8 +nisa'
PENDIDIKAN ISLAM
Khoirunnisaa’, Sulistiyorini
(STAI Madiun, IAIN Tulungagung)
[email protected], [email protected]
Abstract
The study of aspects of human behavior in a particular group which includes
aspects caused by the influence of organizations on humans as well as human
influences on organizations including organizational behavior. There are
two factors that influence individual behavior towards Islamic educational
institutions, namely internal and external factors. Internal factors include
heredity (heredity or innate). External factors include the environment,
maturity or experience and education. While the individual behavior
analysis variables include psychological, physiological and environmental
variables. Psychological variables include perceptions, personality attitudes,
learning and motivation. Physiological variables include physical abilities
and mental abilities. And environmental variables include family, culture
and social class. As an initial understanding to be able to understand
individual behavior well, it is necessary to understand the characteristics
inherent in individuals which include biographical characteristics,
personality, perceptions and attitudes. The verses of the Qur'an relating to
individual behavior form the basis that Islamic educational institutions
have hinted that humans have positive and negative potentials in behavior,
and in essence the positive potential of humans is stronger than their negative
potential.
Keywords: Behavior, individual, individual behavior, Islamic educational
institutions, organizations
Khoirunnisaa’
Abstrak
Studi tentang aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu kelompok
tertentu yang meliputi aspek yang ditimbulkan oleh pengaruh organisasi
terhadap manusia begitu juga pengaruh manusia terhadap organisasi
termasuk dalam perilaku organisasi. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi perilaku individu terhadap lembaga pendidikan Islam yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi Hereditas (keturunan
atau bawaan). Faktor eksternal melipuiti lingkungan, kematangan
atau pengalaman dan pendidikan. Sedangkan variabel analisis perilaku
individu meliputi variabel psikologis, fisiologis dan lingkungan. Variabel
psikologis meliputi persepsii, sikap kepribadian, belajar dan motivasi.
Variabel fisiologis meliputi kemampuan fisik dan kemampuan mental.
Dan Variabel lingkungan meliputi keluarga, kebudayaan dan kelas sosial.
Sebagai pemahaman awal untuk dapat memahami perilaku individu
dengan baik maka perlu adanya pemahaman karakteristik yang melekat
pada individu yang meliputi ciri – ciri biografis, kepribadian, persepsi
dan sikap. Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perilaku individu
menjadi dasar bahwa dalam lembaga pendidikan Islam sudah diisyaratkan
bahwa manusia memiliki potensi positif dan negatif dalam berperilaku,
dan pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi
negatifnya.
Kata kunci: Perilaku, individu, perilaku individu, lembaga pendidikan
Islam, organisasi
PENDAHULUAN
Ilmu perilaku organisasi tidak hanya dibahas dan dimanfaatkan dalam
kegiatan usaha industri yang menghasilkan sebuah produk, tetapi juga
bergerak dalam bidang pendidikan. Demikian halnya di bidang pendidikan
Islam, teori-teori organisasi turut dibutuhkan untuk mewujudkan lembaga
pendidikan yang lebih profesional dan berkualitas.
Perilaku organisasi (organizational behavior) sebagai sebuah bidang
studi yang konsen pada permasalahan yang dipengaruhi oleh individu,
kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertu-
juan menerapkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan efektifitas sebuah
organisasi atau lembaga pendidikan.1 Selain itu dalam perilaku organisasi
1
Khairul Maulana, Resume Perilaku Organisasi, (Makalah Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer STMIK Mercusuar, 2010), h. 7.
terjadi interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku
individu lain.2
Studi tentang aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu kelompok
tertentu yang meliputi aspek yang ditimbulkan oleh pengaruh organi-
sasi terhadap manusia begitu juga pengaruh manusia terhadap organisasi
termasuk dalam perilaku organisasi. Hal ini bertujuan untuk sebuah usaha
yang mendeterminasi pengaruh manusia terhadap pencapaian tujuan-tujuan
organisasi.3
Pembahasan tentang perilaku organisasi, saat ini telah berkembang
bersamaan dengan perkembangan kegiatan manusia dalam organisasi.
Perilaku organisasi sangat penting untuk dipelajari, karena perilaku indi-
vidu manusia dalam sebuah organisasi akan berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap organisasi dalam mencapai suatu tujuan.
Pada tulisan ini terdapat konteks ilmu tentang psikologi, sosial dan
agama. Yang berhubungan dengan psikologi adalah kelimuan yang berkaitan
tentang perilaku, yang berkaitan dengan sosial yaitu lembaga pendidikan
yang menjadi wadah atau tempat berkumpulnya individu untuk melakukan
aktivitas dan interaksi. Sedangkan agama disini karena lembaga pendidikan
Islam tentunya aktivitas yang dilakukan dilandasi dengan ajaran-ajaran
agama Islam.
Berdasarkan hal tersebut maka artikel yang sederhana ini berfokus pada
pembahasan perilaku individu dalam lembaga pendidikan Islam yang meli-
puti tentang konsep dasar perilaku individu, faktor-faktor yang mempe-
ngaruhi perilaku individu, variabel-variabel analisa perilaku individu dan
perilaku individu dalam lembaga pendidikan Islam serta implementasinya
dalam lembaga pendidikan Islam
PERILAKU INDIVIDU
1. Konsep Dasar Perilaku
Perilaku merupakan sebuah tindakan yang di dalamnya terdapat akti-
vitas manusia yang membutuhkan berbagai tindakan. Cakupan pengerti-
annya pun sangat luas, dalam hal ini akan berkaitan dengan cara seseorang
tertawa, bekerja dan juga berjalan. Sehingga adanya perilaku kehidupan
2
Fitriani Perilaku, Organisasi dan Kepemimpinan Sebagai Sebuah Sistem, Jurnal IAIN
Bone 2018
3
Rivai Veitzhal & Deddy Mulyadi. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2011, h. 170
4
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta,
2003, h. 37
2. Perilaku Individu
Seorang pemimpin atau manajer dalam mengelola organisasi harus
memahami perilaku individu sebagai landasan untuk mengelola orang-
orang yang ada di dalamnya. Masalah perilaku individu merupakan salah
satu masalah yang amat pelik yang selalu dihadapi oleh semua manager
berbagai organisasi, yang oleh karena itu perlu sekali dipelajari dan dipahami
agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.5
Pola-pola perilaku manusia mengalami perubahan walau sedikit.
Dan setiap manajer sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan peru-
bahan dalam perilaku, yang dapat menyebabkan makin membaiknya
performa para karyawan mereka. Perilaku manusia terlampau kompleks
untuk diterangkan oleh sebuah generalisasi yang dapat diterapkan terhadap
sesama manusia.6
Sedangkan perilaku individu merupakan bagian dari pembahasan peri-
laku organisasi. Menurut Miftah Thoha perilaku organisasi pada hakikatnya
adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya,
maka untuk mengetahui perilaku organisasi dengan baik terlebih dahulu
yang harus diketahui adalah perilaku individu-individu yang ada dalam
organisasi.
Perilaku menurut Miftah Thoha adalah suatu fungsi dari interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya, sedangkan perilaku individu adalah fungsi
dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. 7
5
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 24.
6
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 198.
7
Arrafiqur Rahman, Pengaruh Perilaku Individu Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi RI, Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.2.No.1
Januari 2013
menyusu, ketika bayi menyusu bayi tersebut merasa senang dan ketika bayi
merasa haus maka bayi tersebut menangis maka dengan cepat seorang ibu
memberkan ASI. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan disini adalah
lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga ini sangat mempengaruhi perkembangan manusia.
Keluarga merupakan lingkungan atau kelompok yang pertama yang menjadi
pusat identifikasi anak dan kelompok atau lingkungan yang pertama menge-
nalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak, anak menghabiskan masa kanak-
kanaknya itu didalam lingkungan keluarga.
Maturation (kematangan). Kematangan adalah siapnya suatu organ-
organ fungsi kehidupan, baik pisik maupun psychis untuk berkembang dan
melakukan tugasnya dengan baik.
Bagaimanapun banyaknya pembawaan atau kebiasaan seseorang indi-
vidu dan betapapun baiknya lingkungan yang tersedia baginya bila belum
mencapai kematangan untuk berfungsi maka suatu fungsi kehidupan belum
dapat berkembang secara optional.
Pembawaan dan lingkungan adalah faktor-faktor yang sangat penting
bagi perkembangan individu. Interaksi antara faktor-faktor tersebut tidak
terjadi sekehendak hati, tapi dipengaruhi oleh faktor yang ketiga ini yaitu
faktor kematangan (maturation) atau waktu (time).
Manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan,
baik dari lingkungan berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya
maupun karena memang ditakdirkan demikian.
Faktor Maturation (kematangan) merupakan foktor dimana semua
organ tubuh siap menjalankan fungsinya masing-masing.
Jadi perkembangan manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor-faktor seperti yang telah disebutkan dan di jelaskan diatas.
Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perkembangan manusia mulai
sejak lahir sampai meninggal dalam mempengaruhi ke arah yang lebih baik
maupun yang tidak baik.
Pendidikan. Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehi-
dupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi
individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal.
Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah peri-
laku individu maupun kelompok.
8
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 13.
9
Robbins Stephen. Perilaku Organisasional. Jakarta: INDEK Kelompok GRAMEDIA.
2003, h. 46
10
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 15.
11
J. Winardii, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 204.
12
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 18 – 19.
13
J. Winardii, Mnajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 211.
pada potensi negatifnya. Hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat
dibanding daya tarik kebaikan. Potensi positif dan negatif manusia
ini banyak diungkap oleh Al-Qur’an. Di antaranya ada dua ayat yang
menyebutkan potensi positif manusia, yaitu Surah at-Tin (95) ayat 4
yang artinya:” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.” Jadi manusia diciptakan dalam bentuk dan keadaan
yang sebaik-baiknya. dan Surah al-Isra’ (7) ayat 70 yang artinya:”. Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.” Manusia dimuliakan oleh Allah dibandingkan
dengan kebanyakan makhluk-makhluk yang lain).
Ayat Al-Qur’an yang mencela manusia dan memberikan cap negatif
terhadap manusia diantaranya adalah manusia amat aniaya serta menging-
kari nikmat dalam Surat Ibrahim (14): 34 yang artinya:”Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).” Lalu ayat tentang manusia sangat banyak
membantah dalam Surat Al-Kahfi (18): 54. yang artinya:”Dan yang Sesung-
guhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini
bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling
banyak membantah.” Dan manusia bersifat keluh kesah lagi kikir terdapat
dalam Surat Al-Ma’arij (70): 19 yang artinya: ”Sesungguhnya manusia dicip-
takan bersifat keluh kesah lagi kikir.”
Sebenarnya, dua potensi manusia yang saling bertolak belakang
ini diakibatkan oleh persatruan di antara tiga macam nafsu, yaitu nafsu
ammarah bi as-suu’ (jiwa yang selalu menyuruh kepada keburukan), dlam
Surat Yusuf (12) ayat 53 yang artinya:” Dan aku tidak membebaskan diriku
(dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada keja-
hatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” nafsu lawwamah (jiwa yang
amat mencela), terdapat dalam Surat al-Qiyamah (75) ayat 1-2 yang arti-
nya:”Aku bersumpah demi hari kiamat(1) Dan aku bersumpah dengan jiwa
yang Amat menyesali (dirinya sendiri) (2) Maksudnya: bila ia berbuat keba-
ikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia
berbuat kejahatan. Dan nafsu muthma’innah (jiwa yang tenteram), terdapat
dalam Surat al-Fajr (89) ayat 27-30 yang artinya:” Hai jiwa yang tenang (27).
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (28)
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku (29) masuklah ke dalam
syurga-Ku(30)
Konsepsi dari ketiga nafsu tersebut merupakan beberapa kondisi yang
berbeda yang menjadi sifat suatu jiwa di tengah-tengah pergulatan
psikologis antara aspek material dan aspek spiritual.14
14
Suparlan, Psikologi Dan Kepribadian Perspektif Al-Quran, Humanika Vol. 8 No. 1
2008, lihat juga Aat Hidayat, Psikologi Dan Kepribadian Manusia: Perspektif Al
Qur’an Dan Pendidikan Islam, Jurnal Penelitian,Vol. 11, No. 2, Agustus 2017
15
Desi Anwar, Kamus Bahasa Indonesia Modern, Surabaya: Amelia, 2002, h, 219
Mardiah, Konsep Dasar Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal ZIRAH
16
17
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013, h. 29
18
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 24.
19
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 198.
20
John. W. Santrock, Live –Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid
II, Jakarta: PENERBIT ERLANGGA, 1995, h. 90
KESIMPULAN
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan (goal oriented),
dengan kata lain perilaku pada umumnya dimotivasi oleh suatu kein-
ginan untuk mencapai tujuan. Perilaku merupakan semua tindakan yang
dilakukan seseorang atau cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku
seseorang dan tindakan-tindakan tersebut dapat diamati
Dua faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap lembaga
pendidikan Islam yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meli-
puti Hereditas (keturunan atau bawaan). Faktor yang diturunkan oleh orang
tua merupakan bentuk atau struktur tubuh pada anak-anak tersebut yang
mana hasil dari percampuran gen-gen dari orang tua yang pada umumnya
mencakup sifat, ciri-ciri atau sifat dari orang tua yang di peroleh dari ling-
kungan atau dari hasil belajar didalam lingkungan tersebut. Faktor eksternal
melipuiti lingkungan, pengalaman dan pendidikan.
Sedangkan variabel analisis perilaku individu meliputi variabel psiko-
logis meliputi persepsi, sikap kepribadian, belajar dan motivasi., variabel
fisiologis meliputi meliputi kemampuan fisik dan kemampuan mental, dan
variabel lingkungan meliputi keluarga, kebudayaan dan kelas sosial. Sebagai
pemahaman awal untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik
maka perlu adanya pemahaman karakteristik yang melekat pada individu
yang meliputi ciri – ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perilaku individu menjadi
dasar bahwa dalam lembaga pendidikan Islam sudah diisyaratkan bahwa
manusia memiliki potensi positif dan negatif dalam berperilaku, dan pada
hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA