annuha,+Jurnal+An-Nuha+Vol +8+no+1,+8 +nisa'

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

PERILAKU INDIVIDU DALAM LEMBAGA

PENDIDIKAN ISLAM
Khoirunnisaa’, Sulistiyorini
(STAI Madiun, IAIN Tulungagung)
[email protected], [email protected]

Abstract
The study of aspects of human behavior in a particular group which includes
aspects caused by the influence of organizations on humans as well as human
influences on organizations including organizational behavior. There are
two factors that influence individual behavior towards Islamic educational
institutions, namely internal and external factors. Internal factors include
heredity (heredity or innate). External factors include the environment,
maturity or experience and education. While the individual behavior
analysis variables include psychological, physiological and environmental
variables. Psychological variables include perceptions, personality attitudes,
learning and motivation. Physiological variables include physical abilities
and mental abilities. And environmental variables include family, culture
and social class. As an initial understanding to be able to understand
individual behavior well, it is necessary to understand the characteristics
inherent in individuals which include biographical characteristics,
personality, perceptions and attitudes. The verses of the Qur'an relating to
individual behavior form the basis that Islamic educational institutions
have hinted that humans have positive and negative potentials in behavior,
and in essence the positive potential of humans is stronger than their negative
potential.
Keywords: Behavior, individual, individual behavior, Islamic educational
institutions, organizations
Khoirunnisaa’

Abstrak
Studi tentang aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu kelompok
tertentu yang meliputi aspek yang ditimbulkan oleh pengaruh organisasi
terhadap manusia begitu juga pengaruh manusia terhadap organisasi
termasuk dalam perilaku organisasi. Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi perilaku individu terhadap lembaga pendidikan Islam yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi Hereditas (keturunan
atau bawaan). Faktor eksternal melipuiti lingkungan, kematangan
atau pengalaman dan pendidikan. Sedangkan variabel analisis perilaku
individu meliputi variabel psikologis, fisiologis dan lingkungan. Variabel
psikologis meliputi persepsii, sikap kepribadian, belajar dan motivasi.
Variabel fisiologis meliputi kemampuan fisik dan kemampuan mental.
Dan Variabel lingkungan meliputi keluarga, kebudayaan dan kelas sosial.
Sebagai pemahaman awal untuk dapat memahami perilaku individu
dengan baik maka perlu adanya pemahaman karakteristik yang melekat
pada individu yang meliputi ciri – ciri biografis, kepribadian, persepsi
dan sikap. Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perilaku individu
menjadi dasar bahwa dalam lembaga pendidikan Islam sudah diisyaratkan
bahwa manusia memiliki potensi positif dan negatif dalam berperilaku,
dan pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi
negatifnya.
Kata kunci: Perilaku, individu, perilaku individu, lembaga pendidikan
Islam, organisasi

PENDAHULUAN
Ilmu perilaku organisasi tidak hanya dibahas dan dimanfaatkan dalam
kegiatan usaha industri yang menghasilkan sebuah produk, tetapi juga
bergerak dalam bidang pendidikan. Demikian halnya di bidang pendidikan
Islam, teori-teori organisasi turut dibutuhkan untuk mewujudkan lembaga
pendidikan yang lebih profesional dan berkualitas.
Perilaku organisasi (organizational behavior) sebagai sebuah bidang
studi yang konsen pada permasalahan yang dipengaruhi oleh individu,
kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi, yang bertu-
juan menerapkan ilmu pengetahuan untuk meningkatkan efektifitas sebuah
organisasi atau lembaga pendidikan.1 Selain itu dalam perilaku organisasi

1
Khairul Maulana, Resume Perilaku Organisasi, (Makalah Sekolah Tinggi Manajemen
Informatika dan Komputer STMIK Mercusuar, 2010), h. 7.

132 Vol. 8, No. 1 Juli 2021


Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam

terjadi interaksi dan hubungan antara organisasi di satu pihak dan perilaku
individu lain.2
Studi tentang aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu kelompok
tertentu yang meliputi aspek yang ditimbulkan oleh pengaruh organi-
sasi terhadap manusia begitu juga pengaruh manusia terhadap organisasi
termasuk dalam perilaku organisasi. Hal ini bertujuan untuk sebuah usaha
yang mendeterminasi pengaruh manusia terhadap pencapaian tujuan-tujuan
organisasi.3
Pembahasan tentang perilaku organisasi, saat ini telah berkembang
bersamaan dengan perkembangan kegiatan manusia dalam organisasi.
Perilaku organisasi sangat penting untuk dipelajari, karena perilaku indi-
vidu manusia dalam sebuah organisasi akan berpengaruh secara langsung
maupun tidak langsung terhadap organisasi dalam mencapai suatu tujuan.
Pada tulisan ini terdapat konteks ilmu tentang psikologi, sosial dan
agama. Yang berhubungan dengan psikologi adalah kelimuan yang berkaitan
tentang perilaku, yang berkaitan dengan sosial yaitu lembaga pendidikan
yang menjadi wadah atau tempat berkumpulnya individu untuk melakukan
aktivitas dan interaksi. Sedangkan agama disini karena lembaga pendidikan
Islam tentunya aktivitas yang dilakukan dilandasi dengan ajaran-ajaran
agama Islam.
Berdasarkan hal tersebut maka artikel yang sederhana ini berfokus pada
pembahasan perilaku individu dalam lembaga pendidikan Islam yang meli-
puti tentang konsep dasar perilaku individu, faktor-faktor yang mempe-
ngaruhi perilaku individu, variabel-variabel analisa perilaku individu dan
perilaku individu dalam lembaga pendidikan Islam serta implementasinya
dalam lembaga pendidikan Islam

PERILAKU INDIVIDU
1. Konsep Dasar Perilaku
Perilaku merupakan sebuah tindakan yang di dalamnya terdapat akti-
vitas manusia yang membutuhkan berbagai tindakan. Cakupan pengerti-
annya pun sangat luas, dalam hal ini akan berkaitan dengan cara seseorang
tertawa, bekerja dan juga berjalan. Sehingga adanya perilaku kehidupan

2
Fitriani Perilaku, Organisasi dan Kepemimpinan Sebagai Sebuah Sistem, Jurnal IAIN
Bone 2018
3
Rivai Veitzhal & Deddy Mulyadi. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2011, h. 170

Vol. 8, No. 1 Juli 2021 133


Khoirunnisaa’

manusia akan berkaitan dengan aktivitas manusia itu sendiri.


Untuk pengertian dari perilaku sendiri memang perlu dibatasi dengan
adanya sebuah keadaan jiwa yang bisa membuat seseorang lebih mudah
dalam berfikir dan juga berpendapat. Dalam psikologi, teori perilaku dapat
diumpamakan dari berbagai suatu reaksi yang bisa berkaitan atau berhu-
bungan dengan sebuah reaksi lingkungan.
Skinner dalam Notoatmodjo4 berpendapat bahwa dalam perumusan
sebuah tingkah laku dapat dilakukan dengan berbagai respon dan juga
reaksi yang bisa diperoleh dari adanya stimulus atau rangsangan dari luar.
Perilaku yang satu ini malalui proses adanya stimulus terhadap organisme,
dan kemudian organisme tersebut merespon sehingga dalam teori skinner
disebut dengan teorii “S-0-R” atau sebuah Stimulus - Organisme- Respon.
Ensiklopedi Amerika, dalam hal ini dikemukakan oleh Roberts Y.Kwick
menyatakan bahwa perilaku dapat diartikan sebagai suatu aksi yang di
dalamnya terdapat reaksi organisme terhadap lingkungan, dalam hal ini juga
berarti adanya sebuah perilaku baru yang akan terwujud bila ada sesuatu
tanggapan atau rangsangan dengan demikian maka suatu rangsangan
tertentu juga dapat menghasilkan sebuah perilaku tertentu.
Petty cocopio mengatakan bahwa perilaku merupakan sebuah evaluasi
umum yang dibuat oleh manusia terhadap dirinya sendiri dan juga melalui
obyek atau sebuah issue yang telah dilakukan.
Perilaku menurut Chief, Bogardus, Lapiere dan Gordon allport yaitu
terdapat kelompok pemikiran dan juga sikap yang merupakan sebuah
ancaman dari kesiapan dalam melakukan reaksi pada suatu objek dengan
cara – cara tertentu. Dengan adanya kesiapan yang dimaksudkan dalam hal
ini merupakan kecenderungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara
tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghen-
daki adanya sebuah respon yang dilakukan.
Fredrick Herzberg mengatakan bahwa sama halnya seperti teori yang
telah diungkapkan oleh maslow, herzbeg dalam studinya juga mengem-
bangkan konsep- konsep motivasi yang merupakan penentu utama dari
munculnya motivasi yaitu sebuah kondisi tempat kerja, upah kualitas peng-
awasan dan juga pengakuan, promosi dan juga peningkatan profesionalisme.
Elton Mayo dalam studi hawthrne di western electric company 1927-
1932. merupakan munculnya dari sebuah perilaku dalam organisasi. Mayo

4
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta,
2003, h. 37

134 Vol. 8, No. 1 Juli 2021


Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam

adalah seoorang psikolog dari Harvard university yang memandu penelitian


tentang rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan juga
waktu kerja dalam seminggu. Pengenalan waktu untuk istirahat kerja dan
juga upah dari individu yang dibandingkan dengan sebuah upah kelompok.

2. Perilaku Individu
Seorang pemimpin atau manajer dalam mengelola organisasi harus
memahami perilaku individu sebagai landasan untuk mengelola orang-
orang yang ada di dalamnya. Masalah perilaku individu merupakan salah
satu masalah yang amat pelik yang selalu dihadapi oleh semua manager
berbagai organisasi, yang oleh karena itu perlu sekali dipelajari dan dipahami
agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.5
Pola-pola perilaku manusia mengalami perubahan walau sedikit.
Dan setiap manajer sudah tentu berkeinginan untuk menimbulkan peru-
bahan dalam perilaku, yang dapat menyebabkan makin membaiknya
performa para karyawan mereka. Perilaku manusia terlampau kompleks
untuk diterangkan oleh sebuah generalisasi yang dapat diterapkan terhadap
sesama manusia.6
Sedangkan perilaku individu merupakan bagian dari pembahasan peri-
laku organisasi. Menurut Miftah Thoha perilaku organisasi pada hakikatnya
adalah hasil-hasil interaksi antara individu-individu dalam organisasinya,
maka untuk mengetahui perilaku organisasi dengan baik terlebih dahulu
yang harus diketahui adalah perilaku individu-individu yang ada dalam
organisasi.
Perilaku menurut Miftah Thoha adalah suatu fungsi dari interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya, sedangkan perilaku individu adalah fungsi
dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. 7

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu


Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan individu ada 2 yaitu
faktor internal dan faktor eksternal yang antara lain:

5
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 24.
6
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 198.
7
Arrafiqur Rahman, Pengaruh Perilaku Individu Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor
Wilayah Departemen Agama Provinsi RI, Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol.2.No.1
Januari 2013

Vol. 8, No. 1 Juli 2021 135


Khoirunnisaa’

Faktor internal, yang termasuk dalam faktor internal yaitu Hereditas


(keturunan atau bawaan) menurut ahli yang beraliran nativisme mengatakan
bahwa faktor yang mempengaruhi individu semata-mata di tentukan oleh
unsur pembawaan. faktor pembawaan adalah proses penurunan sifat-sifat
atau ciri-ciri tertentu yang ada pada orang tua atau dari keturunan kerabat-
kerabat terdekat. sifat bawaan ini sulit untuk dirubah udah menjadi kebia-
saan atau keturunan dari sifat orang tuanya.
Pada dasarnya yang diturunkan oleh orang tua merupakan bentuk atau
struktur tubuh pada anak-anak tersebut yang merupakan hasil dari percam-
puran gen-gen dari orang tua yang pada umumnya mencakup sifat, ciri-ciri
atau sifat dari orang tua yang di peroleh dari lingkungan atau dari hasil
belajar didalam lingkungan tersebut.
Seperti misalnya Seorang anak terbiasa berjalan tegak atau menunduk,
terbiasa atau cenderung untuk menjadi orang lincah, pendiam, cerewet dan
sebagainya.
Ini merupakan contoh dari kebiasaan atau sifat-sifat yang diturunkan
oleh orang tua kepada anaknya. kebiasaan ini tidak hanya terdapat selama
masa kanak-kanak, melainkan tetap ada pada diri manusia selama masih
hidup.
Akan tetapi kebiasaan-kebiasaan ini tidak akan menjadi kenyataan
kecuali kita tidak mendapatkan respon atau kesemptan kita untuk berkem-
bang atau merubah sifat-sifat ini.
Faktor eksternal, Kondisi lingkungan. menurut ahli aliran empirisme
berpendapat bahwa perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh
faktor lingkungan/pendidikan. Faktor atau kondisi lingkungan ini juga
mempengaruhi perkembangan manusia. Lingkungan merupakan suatu
tempat dimana kita saling membutuhkan atau saling berinteraksi antara
manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Lingkungan sebagai penentu perkembangan tingkah laku manusia,
didalam dugaan yang diterima sebagai dasar didalam lingkungan psikologis
adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan tidak memiliki pembawaan
apapun, bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi dengan apa
saja yang kita kehendaki.
Perwujudan tingkah laku manusia ditentukan oleh lingkungan dengan
kiat-kiat rekayasa yang bersifat pribadi atau tidak berkaitan dengan seseo-
rang dan bersifat direktif.
Bayi yang lahir mempunyai kecenderungan yang sama, didalam
pengaruh faktor lingkungan kita bisa mengambil contoh kepada bayi yang

136 Vol. 8, No. 1 Juli 2021


Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam

menyusu, ketika bayi menyusu bayi tersebut merasa senang dan ketika bayi
merasa haus maka bayi tersebut menangis maka dengan cepat seorang ibu
memberkan ASI. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan disini adalah
lingkungan keluarga.
Lingkungan keluarga ini sangat mempengaruhi perkembangan manusia.
Keluarga merupakan lingkungan atau kelompok yang pertama yang menjadi
pusat identifikasi anak dan kelompok atau lingkungan yang pertama menge-
nalkan nilai-nilai kehidupan kepada anak, anak menghabiskan masa kanak-
kanaknya itu didalam lingkungan keluarga.
Maturation (kematangan). Kematangan adalah siapnya suatu organ-
organ fungsi kehidupan, baik pisik maupun psychis untuk berkembang dan
melakukan tugasnya dengan baik.
Bagaimanapun banyaknya pembawaan atau kebiasaan seseorang indi-
vidu dan betapapun baiknya lingkungan yang tersedia baginya bila belum
mencapai kematangan untuk berfungsi maka suatu fungsi kehidupan belum
dapat berkembang secara optional.
Pembawaan dan lingkungan adalah faktor-faktor yang sangat penting
bagi perkembangan individu. Interaksi antara faktor-faktor tersebut tidak
terjadi sekehendak hati, tapi dipengaruhi oleh faktor yang ketiga ini yaitu
faktor kematangan (maturation) atau waktu (time).
Manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan,
baik dari lingkungan berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya
maupun karena memang ditakdirkan demikian.
Faktor Maturation (kematangan) merupakan foktor dimana semua
organ tubuh siap menjalankan fungsinya masing-masing.
Jadi perkembangan manusia dapat dipengaruhi oleh berbagai macam
faktor-faktor seperti yang telah disebutkan dan di jelaskan diatas.
Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi perkembangan manusia mulai
sejak lahir sampai meninggal dalam mempengaruhi ke arah yang lebih baik
maupun yang tidak baik.
Pendidikan. Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehi-
dupan individu sejak dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi
individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun informal.
Proses dan kegiatan pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah peri-
laku individu maupun kelompok.

Vol. 8, No. 1 Juli 2021 137


Khoirunnisaa’

D. Variabel-Variabel Analisis Perilaku Individu


Gibson dkk., berpendapat bahwa kerangka kerja dalam mengana-
lisis perilaku individual memerlukan pertimbangan tentang tipe-tipe vari-
abel seperti variabel psikologis, fisiologis dan variabel lingkungan. Variabel
psikologis meliputi persepsii, sikap kepribadian, belajar dan motivasi. Vari-
abel fisiologis meliputi kemampuan fisik dan kemampuan mental. Dan
Variabel lingkungan meliputi keluarga, kebudayaan dan kelas sosial.
Sebagai pemahaman awal supaya dapat memahami perilaku individu
dengan baik maka terlebih dahulu kita harus memahami karakteristik yang
melekat pada individu. Adapun karakteristik yang melekat pada individu
tersebut antara lain: ciri – ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap.8
Karakteristik Biografis yaitu karakteristik yang berhubungan dengan
pribadi seperti umur, jenis kelamin, dan status kawin  dan masa kerja.9
Kemampuan yaitu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugas
dalam suatu pekerjaan. Kemampuan intelektual, merupakan kemam-
puan yang yang diperlukan untuk mengerjakan kegiatan mental. Misalnya:
berpikir, menganalisis, dan memahami. yang mana dapat diukur dalam
bentuk tes (tes IQ). Dan setiap orang punya kemampuan yang berbeda.
Kemampuan fisik, merupakan kemampuan yang diperlukan untuk mela-
kukan tugas yang menuntut stamina, kecekatan dan kekuatan.
Kepribadian, Dalam banyak buku disebutkan bahwa kepribadian diten-
tukan oleh faktor keturunan, lingkungan dan ditambah berbagai faktor situ-
asional. Maksudnya, kepribadian seseorang banyak ditentukan oleh faktor
keturunan dan lingkungan yang relatif stabil itu dapat berubah karena situasi
dan kondisi yang berubah. Tipe kepribadian menurut John Holland yaitu
bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe kepriba-
dian individu dan pemilihan karir tertentu.
Adapun karakteristik kepribadian yang populer diantaranya adalah
agresif, malu, pasrah, malas, ambisius, setia, jujur. Semakin konsisten karak-
teristek tersebut muncul di saat merespons lingkungan, hal itu menunjukkan
faktor keturunan atau pembawaan (traits) merupakan faktor yang penting
dalam membentuk kepribadian seseorang.10
Persepsi, Menurut David Krech cs., peta kognitif seorang individu,

8
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 13.
9
Robbins Stephen. Perilaku Organisasional. Jakarta: INDEK Kelompok GRAMEDIA.
2003, h. 46
10
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 15.

138 Vol. 8, No. 1 Juli 2021


Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam

bukanlah sebuah pencerminan fotgrafis dari dunia fisikal, tetapi, ia lebih


merupakan konstruksi pribadi, dimana objek-objek tertentu, yang diseleksi
oleh individu tersebut untuk peranan penting tertentu, dipersepsi olehnya
dengan cara individual.
Oleh karenanya setiap pihak yang menerima persepsi, hingga tingkat
tertentu dapat kita analogikan dengan seorang pelukis, yang melukis sebuah
gambar tentang dunia, yang mengekspresi pandangan individualnya tentang
kenyataan.11
Gitosudarmo, I. menyebutkan bahwa persepsi sebagai suatu proses
memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan
stimulus lingkungan. Memahami persepsi individu ataupun kelompok
merupakan sesuatu hal yang penting sebab dalam kehidupan sehari-
hari, baik di organisasi maupun di masyarakat umum, perilaku individu/
kelompok dituntun atau didasari oleh bagaimana dia mempersepsikan
semua stimulus yang datang dari lingkungan, yang kadang-kadang bahkan
persepsi seseorang/kelompok tersebut seringkali sama sekali tidak menun-
jukkan situasi dan kondisi yang sebenarnya. Perbedaan persepsi tiap indi-
vidu/kelompok dalam memaknai suatu tugas, misalnya di organisasi, adalah
hal biasa. Dampaknya adalah timbulnya permasalahan atau bahkan konflik
antarindividu maupun antarkelompok. Oleh karena itu memahami persepsi
baik individu maupun kelompok amatlah penting 12
Sikap, Sikap adalah pernyataan atau pertimbangan evaluatif (mengun-
tungkan atau tidak menguntungkan) mengenai objek, orang dan peristiwa.
Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan mengenai sesuatu.
Dalam perilaku organisasi, pemahaman atas sikap penting, karena sikap
mempengaruhi perilaku kerja.
Sebuah sikap merupakan suatu keadaan siap mental, yang dipelajari
dan diorganisasi menurut pengalaman, dan yang menyebabkan timbulnya
pengaruh khusus atas reaksi seseorang terhadap orang-orang, objek-objek,
dan situasi-situasi dengan siapa ia berhubungan.13
Al-Qur’an juga mengisyaratkan bahwa manusia berpotensi positif dan
negatif, pada hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat dari-

11
J. Winardii, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 204.
12
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 18 – 19.
13
J. Winardii, Mnajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 211.

Vol. 8, No. 1 Juli 2021 139


Khoirunnisaa’

pada potensi negatifnya. Hanya saja daya tarik keburukan lebih kuat
dibanding daya tarik kebaikan. Potensi positif dan negatif manusia
ini banyak diungkap oleh Al-Qur’an. Di antaranya ada dua ayat yang
menyebutkan potensi positif manusia, yaitu Surah at-Tin (95) ayat 4
yang artinya:” Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya.” Jadi manusia diciptakan dalam bentuk dan keadaan
yang sebaik-baiknya. dan Surah al-Isra’ (7) ayat 70 yang artinya:”. Dan
sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di
daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.” Manusia dimuliakan oleh Allah dibandingkan
dengan kebanyakan makhluk-makhluk yang lain).
Ayat Al-Qur’an yang mencela manusia dan memberikan cap negatif
terhadap manusia diantaranya adalah manusia amat aniaya serta menging-
kari nikmat dalam Surat Ibrahim (14): 34 yang artinya:”Dan Dia telah
memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan
kepadanya. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu
menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat
mengingkari (nikmat Allah).” Lalu ayat tentang manusia sangat banyak
membantah dalam Surat Al-Kahfi (18): 54. yang artinya:”Dan yang Sesung-
guhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini
bermacam-macam perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling
banyak membantah.” Dan manusia bersifat keluh kesah lagi kikir terdapat
dalam Surat Al-Ma’arij (70): 19 yang artinya: ”Sesungguhnya manusia dicip-
takan bersifat keluh kesah lagi kikir.”
Sebenarnya, dua potensi manusia yang saling bertolak belakang
ini diakibatkan oleh persatruan di antara tiga macam nafsu, yaitu nafsu
ammarah bi as-suu’ (jiwa yang selalu menyuruh kepada keburukan), dlam
Surat Yusuf (12) ayat 53 yang artinya:” Dan aku tidak membebaskan diriku
(dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada keja-
hatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” nafsu lawwamah (jiwa yang
amat mencela), terdapat dalam Surat al-Qiyamah (75) ayat 1-2 yang arti-
nya:”Aku bersumpah demi hari kiamat(1) Dan aku bersumpah dengan jiwa
yang Amat menyesali (dirinya sendiri) (2) Maksudnya: bila ia berbuat keba-
ikan ia juga menyesal kenapa ia tidak berbuat lebih banyak, apalagi kalau ia
berbuat kejahatan. Dan nafsu muthma’innah (jiwa yang tenteram), terdapat

140 Vol. 8, No. 1 Juli 2021


Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam

dalam Surat al-Fajr (89) ayat 27-30 yang artinya:” Hai jiwa yang tenang (27).
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (28)
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku (29) masuklah ke dalam
syurga-Ku(30)
Konsepsi dari ketiga nafsu tersebut merupakan beberapa kondisi yang
berbeda yang menjadi sifat suatu jiwa di tengah-tengah pergulatan
psikologis antara aspek material dan aspek spiritual.14

LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM


Dalam kamus bahasa Indonesia, pengertian lembaga ialah badan (orga-
nisasi) yang tujuannya melakukan sebuah penyelidikan keilmuan atau mela-
kukan suatu usaha15. Menurut ensiklopedi Indonesia, lembaga pendidikan
yaitu suatu wadah pendidikan yang dikelola demi mencapai hasil pendi-
dikan yang diinginkan. Badan pendidikan sesungguhnya termasuk pula
dalam alat – alat pendidikan, jadi badan/lembaga pendidikan yaitu orga-
nisasi atau kelompok manusia yang karena sesuatu dan lain hal memikul
tanggung jawab atas terlaksananya pendidikan agar proses pendidikan dapat
berjalan dengan wajar. Secara terminologi lembaga pendidikan Islam adalah
suatu wadah, atau tempat berlangsungnya proses pendidikan Islam, lembaga
pendidikan itu mengandung konkirit berupa sarana dan prasarana dan juga
pengertian yang abstrak, dengan adanya norma-norma dan peraturan-pera-
turan tertentu, serta penanggung jawab pendidikan itu sendiri.16
Lembaga pendidikan Islam adalah suatu wadah atau tempat berlang-
sungnya proses pendidikan Islam. Baik berupa sarana pra sarana dan adanya
norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu, serta mengajarkan ilmu
pengatahuan.
Lembaga pendidikan mempunyai karakteristik tersendiri sesuai dengan
core value yang dikembangkannya. Nilai-nilai inti yang menjadi ajaran Islam
inilah yang akan mewarnai proses pengelolaan dan penyelenggaraan pendi-
dikan Islam. Perilaku manajerial dalam mengelola lembaga pendidikan
Islam harus senantiasa didasarkan pada ajaran-ajaran Islam yang bersumber

14
Suparlan, Psikologi Dan Kepribadian Perspektif Al-Quran, Humanika Vol. 8 No. 1
2008, lihat juga Aat Hidayat, Psikologi Dan Kepribadian Manusia: Perspektif Al
Qur’an Dan Pendidikan Islam, Jurnal Penelitian,Vol. 11, No. 2, Agustus 2017
15
Desi Anwar, Kamus Bahasa Indonesia Modern, Surabaya: Amelia, 2002, h, 219
Mardiah, Konsep Dasar Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jurnal ZIRAH
16

Vol. 1, No. 1, September 2019

Vol. 8, No. 1 Juli 2021 141


Khoirunnisaa’

dari al-Quran dan al-Hadis serta praktik-praktik keteladanan yang diberikan


oleh para ulama dan pemimpin Islam.17

PERILAKU INDIVIDU DALAM LEMBAGA PENDIDIKAN


ISLAM
Pengelolaan organisasi, dalam hal ini lembaga pendidikan Islam, seorang
pemimpin atau manajer harus memahami karakteristik atau perilaku indi-
vidu sebagai landasan untuk mengelola orang-orang yang ada dalam lembaga
tersebut. Masalah perilaku individu merupakan salah satu masalah yang amat
pelik yang dihadapi oleh semua manajer berbagai organisasi atau lembaga
pendidikan Islam, yang oleh karena itu perlu sekali dipelajari dan dipahami
agar tujuan organisasi dapat dicapai secara efektif dan efisien.18
Pola-pola perilaku manusia senantiasa mengalami perubahan, walupun
sedikit. Dan setiap manajer sudah tentu berkeinginan untuk membuat peru-
bahan dalam perilaku, yang dapat berdampak makin membaiknya performa
para karyawan mereka. Perilaku manusia terlampau kompleks untuk dite-
rangkan oleh sebuah generalisasi yang dapat diterapkan terhadap sesama
manusia.19
Untuk dapat menganalisa perilaku individu dalam lembaga pendidikan
maka perlu diuraikan keterkaitan variabe-variabel yang berhubungan denga
perilaku individu dan lembaga pendidikan yang antara lain variabel dasar
perilaku yang meliputi:
Karakteristik Biografis yang terdiri dari umur, umur individu pada
masa ini termasuk pada golongan dewasa, kriteria untuk masa dewasa yaitu
kemandirian ekonomi dan kemandirian dalam mengambil keputusan.20
Untuk Jenis kelamin yang dimaksudkan disini adalah laki-laki dan perem-
puan, status perkawinan yaitu sudah kawin dan belum kawin, untuk masa
kerja tentunya termasuk individu yang sudah bekerja karena menjadi bagian
dari sebuah lembaga sebagai sumberdaya manusia yang melakukan aktivitas
pada lembaga pendidikan.

17
Prim Masrokan Mutohar, Manajemen Mutu Sekolah, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2013, h. 29
18
Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008), h. 24.
19
J. Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2004), h. 198.
20
John. W. Santrock, Live –Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid
II, Jakarta: PENERBIT ERLANGGA, 1995, h. 90

142 Vol. 8, No. 1 Juli 2021


Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam

Kemampuan yang dimaksudkan disini adalah pertama, kemampuan


intelektual atau kognitif, yaitu kemampuan untuk melakukan aktivitas yang
mengandalkan analisis logis. Dalam lembaga pendidikan Islam kemampuan
kognitif berpikir kritis ini ini dicontohkan individu yang mampu memberikan
sumbangan pemikiran untuk mengembangkan segala aspek yang berkaitan
dengan lembaga, misalnya supaya lembaga tersebut menjadi lembaga pilihan
dari peserta didik atau wali murid maka harus mampu memberikan pela-
yanan yang bermutu, yaitu menyediakan SDM yang unggul untuk mendidik
peserta didik. Kedua, kemampuan fisik, yaitu kemampuan kekuatan atau
ketrampilan untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan stamina. Indi-
vidu yang memiliki stamina dan cekatan sangat dibutuhkan untuk merespon
masalah-masalah yang berkaitan dengan pengembangan lembaga pendi-
dikan, misalnya ketrampilan individu untuk memanfaatkan media pembela-
jaran untuk peningkatan prestasi peserta didik.
Kepribadian, merupakan faktor keturunan dan lingkungan bisa berubah
karena kondisi dan situasi dan ditambah dari faktor situasional. Sedangkan
karakteristik kepribadian individu yang agresif dalam lembaga pendidikan
Islam lebih pada respon cepat terhadap situasi dan kondisi yang ada, misalnya
memberikan usulan kegiatan tambahan untuk menunjang prestasi peserta
didik. untuk individu yang pemalu cenderung tidak mengungkapkan pemi-
kirannya secara langsung, pasrah adalah individu yang menerima apapun
yang di perintahkan oleh atasannya, atau kepala madrasah. malas, ambi-
sius, setia, jujur.. Semakin konsisten karakteristik tersebut muncul di saat
merespon lingkungan. Hal itu menunjukkan faktor keturunan atau pemba-
waan (traits) merupakan faktor yang penting dalam membentuk kepribadian
seseorang. Teori tipe kepribadian adalah pandangan ahli teori teori pekerjaan
John Holland yaitu bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan
antara tipe kepribadian individu dan pemilihan karir tertentu. Holand meng-
ajukan enam tipe kepribadian dasar yang berhubungan sengan karir yaitu
realistik, investigatif, artistik, sosial, wiraswasta, dan konvensional. 21
Pada masa dewasa awal sebagian besar individu memasuki beberapa
tipe pekerjaan. Orang dewasa muda tidak sistematis dan tidak memiliki arah
alam eksplorasi dan perencanaan karir mereka, sehingga mereka mugah sekali
berubah. Siklus pekerjaan memiliki empat fase utama: seleksi dan masuk
kerja, penyesuaian diri, pemeliharaan, dan pensiun.

Hendri Selanno, Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi, Populis,


21

Volume 8 No.2 Oktober 2014, h. 44-56

Vol. 8, No. 1 Juli 2021 143


Khoirunnisaa’

KESIMPULAN
Perilaku pada dasarnya berorientasi pada tujuan (goal oriented),
dengan kata lain perilaku pada umumnya dimotivasi oleh suatu kein-
ginan untuk mencapai tujuan. Perilaku merupakan semua tindakan yang
dilakukan seseorang atau cara bertindak yang menunjukkan tingkah laku
seseorang dan tindakan-tindakan tersebut dapat diamati
Dua faktor yang mempengaruhi perilaku individu terhadap lembaga
pendidikan Islam yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal meli-
puti Hereditas (keturunan atau bawaan). Faktor yang diturunkan oleh orang
tua merupakan bentuk atau struktur tubuh pada anak-anak tersebut yang
mana hasil dari percampuran gen-gen dari orang tua yang pada umumnya
mencakup sifat, ciri-ciri atau sifat dari orang tua yang di peroleh dari ling-
kungan atau dari hasil belajar didalam lingkungan tersebut. Faktor eksternal
melipuiti lingkungan, pengalaman dan pendidikan.
Sedangkan variabel analisis perilaku individu meliputi variabel psiko-
logis meliputi persepsi, sikap kepribadian, belajar dan motivasi., variabel
fisiologis meliputi meliputi kemampuan fisik dan kemampuan mental, dan
variabel lingkungan meliputi keluarga, kebudayaan dan kelas sosial. Sebagai
pemahaman awal untuk dapat memahami perilaku individu dengan baik
maka perlu adanya pemahaman karakteristik yang melekat pada individu
yang meliputi ciri – ciri biografis, kepribadian, persepsi dan sikap.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan perilaku individu menjadi
dasar bahwa dalam lembaga pendidikan Islam sudah diisyaratkan bahwa
manusia memiliki potensi positif dan negatif dalam berperilaku, dan pada
hakikatnya potensi positif manusia lebih kuat daripada potensi negatifnya.

144 Vol. 8, No. 1 Juli 2021


Perilaku Individu dalam Lembaga Pendidikan Islam

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Desi. Kamus Bahasa Indonesia Modern. Surabaya: Amelia, 2002.


Baharuddin. Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam. Malang: UIN-
Maliki Press, 2011.
Departemen Agama. Al-Quran dan Terjemahan. Bandung: Syamil Qur'an,
2009.
Hidayat, Aat. "Psikologi Dan Kepribadian Manusia: Perspektif Al Qur’an
Dan Pendidikan Islam." Jurnal Penelitian 11, no. 2 (Agustus 2017).
Mardiah. "KONSEP DASAR MANAJEMEN LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM." Jurnal ZIRAH 1, no. 1 (September 2019).
Mutohar, Prim Masrokan. Manajemen Mutu Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2013.
Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta, 2013.
Qomar, Mujamil. Manajemen Pendidikan Islam. Malang: PT. Gelora Aksara
Pratama, 2012.
Rahman, Arrafiqur. "Pengaruh Perilaku Individu Terhadap Kinerja Pegawai
Pada Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi RI." Jurnal
Ilmiah Cano Ekonomos 2, no. 1 (Januari 2013).
Santrock, John W. Live –Span Development, Perkembangan Masa Hidup,
Edisi 5 Jilid II. Jakarta: PENERBIT ERLANGGA, 1995.
Selanno, Hendri. "Faktor Internal yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi."
Populis 8, no. 2 (Oktober 2014).
Sopiah. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008.
Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008.
Stephen, Robbins. Perilaku Organisasi. Jakarta: INDEK Kelompok
GRAMEDIA, 2003.
Suparlan. "Psikologi Dan Kepribadian Perspektif Al-Quran." Humanika 8,
no. 1 (2008).
Veitzhal, Rivai, and e Deddy Mulyadi. Kepemimpinan dan Perilaku
Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011.
Winardi. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2004. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2004.

Vol. 8, No. 1 Juli 2021 145

You might also like