780-Article Text-2247-1-10-20230220

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Efektivitas Kombinasi Obat Hidroxychloroquine dan Azithromycin Sebagai Pengobatan

Pasien COVID 19 : Tinjauan Sistematis

The Effectiveness of the Combination of Hydroxychloroquine and Azithromycin as a Treatment


for COVID 19 Patients: A Systematic Review
Muh. Fitra Rahadi Sallatu1, Ary Anggara2 , Ria Sulisiana3
1
Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Tadulako University –Palu, Indonesia 94118
2
Department of Research on Tropical Diseases and Traumatology, Faculty of Medicine, Tadulako University
– Palu, Indonesia 94118
*Corespondent Author : [email protected]

ABSTRACT

Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is an outbreak of a respiratory infection that is currently became a
global pandemic. This disease began with the discovery of several cases of pneumonia that spread with
unknown causes in Wuhan, Hubei Province, which emerged at the end of 2019. Chinese scientists confirmed
that a new virus named coronavirus 2 (SARS-CoV-2) was the cause of the pneumonia outbreak happening
right now. SARS-CoV-2 is a positive single-stranded RNA virus (ssRNA). Coronavirus is one of the main
pathogens that attacks the human respiratory system. Outbreaks of coronavirus have occurred before,
including Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) and Middle East Respiratory Syndrome (MERS-
CoV). SARS-CoV-2 is a new member of the Coronaviridae family but in contrast to SARS-CoV (genetic
similarity reaches 79%) and MERS-CoV (genetic similarity reaches 50%), SARS-CoV-2 has a high level of
genetic similarity (96, 3%) with bat coronavirus RaTG13, obtained from bats in Yunnan in 2013. However,
bats are not a direct source of the SARS-CoV-2 virus. Until now, no vaccine or antiviral treatment has been
found for this disease, so the rate of this disease continues to increase. Therefore, there are many scientists
who are currently researching and seeking treatment for COVID-19, including hydroxychloroquine and
azithromycin. This systematic review aims to evaluate the role of the combination drug hydroxychloroquine
and azithromycin for the treatment of COVID-19. The method used is to conduct a literature review of
various scientific studies related to the treatment of COVID-19 infection using hydroxychloroquine and
azithromycin. Based on the results obtained, it can be concluded that there is an effectiveness of using a
combination of hydroxychloroquine and azithromycin drugs in COVID-19 patients.

Keywords : Hydroxychloroquin, Azitromisin, Treatment of COVID-19

ABSTRAK

Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan wabah infeksi saluran pernafasan yang saat ini tengah
menjadi pandemi global. Penyakit ini diawali dengan penemuan beberapa kasus pneumonia yang menyebar
dengan penyebab yang tidak diketahui di Wuhan, Provinsi Hubei, yang muncul pada akhir tahun 2019.
Ilmuwan China mengonfirmasi bahwa virus baru bernama coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah penyebab
dari wabah pneumonia yang terjadi saat ini. SARS-CoV-2 merupakan virus RNA yang beruntai tunggal
positif (ssRNA). Coronavirus merupakan salah satu patogen utama yang menyerang sistem pernapasan
manusia. Wabah coronavirus telah terjadi sebelumnya, diantaranya adalah sindrom pernapasan akut parah
(SARS-CoV) dan Middle East Respiratory Syndrom (MERS-CoV). SARS-CoV-2 merupakan anggota baru

Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 271


dari famili Coronaviridae tetapi berbeda dengan SARS-CoV (kesamaan genetik mencapai 79%) dan MERS-
CoV (kesamaan genetik mencapai 50%), SARS-CoV-2 memiliki tingkat kesamaan genetik yang tinggi
(96,3%) dengan coronavirus pada kelelawar RaTG13, yang diperoleh dari kelelawar di Yunnan pada tahun
2013. Namun, kelelawar bukan merupakan sumber langsung virus SARS-CoV-2. Sampai saat ini, belum
ditemukan vaksin atau perawatan antivirus untuk penyakit ini sehingga angka penyakit ini terus meningkat.
Oleh karena itu, terdapat banyak ilmuwan yang saat ini tengah meneliti dan mencari pengobatan untuk
COVID-19, diantaranya yakni hidroxychloroquin dan azitromisin. Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk
mengevaluasi peran kombinasi obat hidroxychloroquin dan azitromisin untuk pengobatan COVID-19.
Metode yang digunakan adalah dengan ,elakukan kajian literatur terhadap berbagai penelitian ilmiah terkait
dengan pengobatan infeksi COVID-19 dengan menggunakan hidroxychloroquin dan azitromisin.
Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas dari penggunaan kombinasi
obat hidroksiklorokuin dan azitromisin pada pasien COVID-19.

Kata Kunci : Hydroxychloroquin, Azitromisin, Pengobatan COVID-19

1. PENDAHULUAN sindrom pernafasan akut yang parah ini telah


disebut sebagai penyakit coronavirus 2019
Pada akhir bulan Desember 2019,
(COVID-19) oleh Organisasi Kesehatan Dunia
terdapat beberapa kasus pneumonia yang
(WHO) (Law, Leung and Xu, 2020).
menyebar dengan penyebab yang tidak
diketahui di Wuhan, Provinsi Hubei, China. Coronavirus merupakan salah satu
Kasus pertama dilaporkan pada bulan patogen utama yang menyerang sistem
Desember 2019 dengan jumlah pasien sebanyak pernapasan manusia. Wabah coronavirus telah
lima orang, Kelima pasien dirawat mulai terjadi sebelumnya, diantaranya adalah sindrom
tanggal 18-29 Desember 2019 di rumah sakit pernapasan akut parah (SARS-CoV) dan
dengan sindrom kegagalan napas akut dan salah Middle East Respiratory Syndrom (MERS-
satu pasien akhirnya meninggal. Kasus ini CoV)(Rothan and Byrareddy, 2020). Analisis
dikaitkan dengan kunjungan pasien ke pasar filogenetik menunjukkan bahwa SARS-CoV-2
grosir makanan laut lokal di Wuhan(Fu et al., merupakan anggota baru dari famili
2020; Rothan and Byrareddy, 2020). Ilmuwan Coronaviridae tetapi berbeda dengan SARS-
China mengonfirmasi bahwa virus baru CoV (kesamaan genetik mencapai 79%) dan
bernama coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah MERS-CoV (kesamaan genetik mencapai
penyebab dari wabah pneumonia ini. Saat ini, 50%), SARS-CoV-2 memiliki tingkat kesamaan

272 Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


genetik yang tinggi (96,3%) dengan menyatakan kasus ini sebagai pandemi global.
coronavirus pada kelelawar RaTG13, yang Jumlah kasus terus meningkat di seluruh dunia
diperoleh dari kelelawar di Yunnan pada tahun namun sulit untuk menghitung semua kasus(Di
2013. Namun, kelelawar bukan merupakan Gennaro et al., 2020). Remaja dan dewasa
sumber langsung virus SARS-CoV-2(Zhai et muda memainkan peran penting dalam
al., 2020).Meskipun bukti epidemiologis penyebaran kasus COVID-19 di seluruh dunia
menunjukkan bahwa sebagian besar pasien karena mereka lebih mungkin terlibat dalam
awal terpapar setelah berkunjung ke Pasar aktivitas belajar di luar negeri, bisnis, pekerjaan
Makanan Laut Huanan di Wuhan, sumber dan bepergian (Liao et al., 2020).
hewan COVID-19 belum diidentifikasi.
Untuk saat ini, belum tersedia vaksin
Penularan dari manusia ke manusia justru
atau perawatan antivirus untuk keluarga
bertanggung jawab atas sebagian besar infeksi
coronavirus. Oleh karena itu, saat ini terdapat
baru, termasuk infeksi diantara anggota
banyak peneliti yang tengah menyelidiki
keluarga dan tenaga kesehatan (Fu et al., 2020).
efektivitas obat-obatan seperti interferon alfa
Per tanggal 29 April 2020, total kasus dan lopinavir. Diantara sekian banyak obat
COVID-19 di seluruh dunia mencapai yang saat ini diteliti diantaranya adalah
3.018.681 kasus dengan jumlah kematian hidroksiklorokuin dan azitromisin (Khachfe et
sebanyak 207.973 kasus (6,88%) dan di al., 2020).
Indonesia melaporkan 9.771 kasus COVID-19
Oleh karena masih kurangnya
yang dikonfirmasi dan dengan total kasus 784
penelitian dan informasi mengenai hal tersebut,
kematian(WHO COVID-19 Dashboard, no
kajian literatur ini perlu dilakukan untuk
date).Kasus pertama COVID-19 yang
mengkaji lebih mendalam mengenai efektivitas
dikonfirmasi terjadi di luar Tiongkok
kombinasi hidroksiklorokuin dan azitromisin
didiagnosis pada tanggal 13 Januari 2020 di
sebagai terapi COVID-19.
Bangkok, Thailand.Pada tanggal 2 Maret 2020,
67 wilayah di luar Cina daratan telah 2. METODE
melaporkan 8565 kasus yang terkonfirmasi Metode yang digunakan dalam
COVID-19 dengan jumlah kematian sebanyak menyusun tinjauan sistematis ini adalah
132 kasus. Penularan komunitas yang menggunakan jurnal hasil penelitian terkait
signifikan terjadi di beberapa Negara di seluruh pengobatan infeksi COVID-19. Jurnal yang
dunia, termasuk Iran dan Italian sehingga pada digunakan dalam tinjauan ini didapatkan
tanggal 11 Maret 2020 WHO memutuskan melalui database penyedia jurnal internasional

Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 273


berupa Sciencedirect, PubMed, Proquest dan transmisi secara kontak langsung ( orang ke
Google Scholar. Pencarian jurnal dilakukan orang ) dan transmisi secara tidak langsung (
dengan menggunakan kata kunci “Pengobatan melalui udara dan cairan mukosa tubuh)(Roy,
COVID-19”, “Hydroxychloroquine” dan 2020). Virus ini akan masuk melalui saluran
“Azitromisin”. Pencarian jurnal dimulai sejak pernapasan dan permukaan mukosa tubuh
29 April 2020. Metode pencarian jurnal ini dengan Angiotensin-Converting Enzyme 2
menggunakan A Snowballing Method untuk (ACE2) sebagai sel host reseptornya. ACE2
memperluas pencarian. Kami tidak mengambil merupakan protein membran tipe I yang
jurnal yang berisi protokol sytematica review ditemukan di saluran pernapasan bawah,
karena kami mengantisipasi bukti yang tersedia jantung, ginjal, dan usus(Yan et al., 2020).
sangat terbatas pada topik tersebut. Ekspresi ACE2 yang lebih tinggi dapat
3. HASIL DAN PEMBAHASAN diidentifikasi dalam sel-sel alveolar tipe II
SARS-CoV-2 atau lebih dikenal (AT2) paru, esofagus bagian atas dan sel-sel
dengan Corona Virus Disease 2019 (COVID- epitel bertingkat, enterocytes serap dari ileum
19) merupakan β-Coronavirus. Coronavirus dan kolon, kolangiosit, sel miokard, dan sel
(CoV) menurut jenisnya dibagi menjadi 4 yaitu tubulus proksimal ginjal, serta sel urothelial
alpha (α), beta (β), gamma (γ), dan delta (δ). dari kandung kemih (Jin et al., 2020)
α- dan β-CoV dapat menginfeksi mamalia, SARS-CoV-2 merupakan virus RNA yang
sementara γ- dan δ-CoV cenderung beruntai tunggal positif (ssRNA). Bagian
menginfeksi burung. Coronavirus (CoV) ini penting dari genom virus mengkode empat
memiliki patogenitas dari yang ringan sampai protein struktural diantaranya termasuk spike
yang berat. SARS-CoV, dan MERS-CoV (S) glikoprotein, small envelop (E) protein ,
menyebabkan penyakit parah pada manusia dan
protein matriks (M), dan protein nukleokapsid
infeksi saluran pernapasan yang berpotensi
(N), dan juga beberapa protein tambahan. S
fatal(Guo et al., 2020). Gambaran klinis
glikoprotein dari SARS-CoV-2 berikatan dengan
COVID-19 yang dominan yaitu demam, batuk,
reseptor sel inang, angiotensin-converting
serta sulit bernapas, selain itu gejala klinis yang
enzyme 2 (ACE2), yang merupakan langkah
lain meliputi gejala malaise, lesu, ageusia,
penting untuk masuknya virus. Menurut studi
anosmia dan gastrointestinal (GI) seperti diare
ilmiah yang dilakukan berdasarkan bukti
(Fu et al., 2020; Mentus, Romeo and DiPaola,
2020). biofisik dan struktural, protein S dari SARS-CoV-

Penularan atau transmisi dari SARS- 2 mempunyai afinitas yang lebih kuat hingga

CoV-2 melalui dua jalur yang berbeda : 10-20 kali daripada SARS-CoV (Guo et al.,

274 Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


2020). Setelah pengikatan reseptor, partikel banyak data klinis tentang aktivitas anti virus
virus menggunakan reseptor sel inang corona pada klorokuin dibandingkan dengan
danendosom untuk memasuki sel. hidroksiklorokuin, kedua agen ini secara teoritis

Transmembrane protease serine 2 (TMPRSS2), serupa dalam aktivitas antivirus mereka. Selain

memfasilitasi pemasukan sel melalui protein itu, klorokuin tidak tersedia secara luas seperti
hidroksiklorokuin di beberapa negara dan efek
S(Hoffmann et al., 2020). Setelah masuk ke
sampingnya lebih besar (Sahraei et al., 2020).
dalam sel, poliprotein virus disintesis yang
Hidroksiklorokuin merupakan obat
mengkodekan untuk kompleks replicase-
golongan aminoquinoline yang digunakan
transcriptase. Virus kemudian mensintesis RNA
dalam pengobatan malaria dan sebagai agen
melalui RNA polimerase yang bergantung pada
terapi melawan infeksi COVID-19. Beberapa uji
RNA. Protein struktural disintesis mengarah ke
klinis di China telah menunjukkan klorokuin
penyelesaian pembentukan dan pelepasan
fosfat efektif dalam melawan COVID-19 dengan
partikel virus. Langkah-langkah siklus hidup
dosis 500 mg/hari. Hidroksiklorokuin mirip
virus ini memberikan target potensial untuk
dengan klorokuin dan cenderung kurang toksik.
terapi obat (Chen, Liu and Guo, 2020).
Hidroksiklorokuin bekerja dengan
Kategori obat pertama adalah
meningkatkan pH dalam vakuola intraseluler
hydroxychloroquine. Sebelumnya obat ini telah
digunakan secara luas untuk pengobatan dan bertindak sebagai basa lemah serta

Rheumatoid Arthritis dan Systemic Lupus memberikan efek antivirus. Selain itu,

Erythematosus (SLE). Chloroquine awalnya hidroksiklorokuin juga memiliki efek modulasi


digunakan untuk pengobatan malaria pada sel imun, menurunkan regulasi reseptor
Plasmodium falciparum, tetapi secara seperti Toll (TLRs) dan transduksi sinyal yang
substansial mengalami resistensi.Dengan dimediasi TLR serta mengurangi produksi
perkembangan antimalaria baru berikutnya, interleukin-6. Obat ini terakumulasi dalam
obat ini sekarang digunakan untuk profilaksis organel seluler yang menciptakan lingkungan
malaria. Meskipun aktivitas antimalaria asam untuk menghambat replikasi berbagai
hidroksiklorokuin setara dengan klorokuin, virus dengan mengganggu endosom / lisosom
hidroksiklorokuin lebih disukai daripada
atau pematangan protein virus selama
klorokuin karena toksisitas okular yang lebih
pematangan virion (Choudhary and Sharma,
rendah. Dosis harian yang aman digunakan
2020; Sahraei et al., 2020).
umumnya 6,5 mg/kg berat badan ideal dan 5,0
mg/kg berat badan aktual. Meskipun ada lebih

Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 275


Selama pandemi SARS-CoV-2 atau pada organel intraseluler mirip dengan yang
COVID-19, hidroksiklorokuin bertindak diberikan oleh hidroksiklorokuin (Choudhary
sebagai obat potensial dalam memerangi and Sharma, 2020).
COVID-19. Beberapa uji klinis in vitro Azitromisin telah dilaporkan memiliki
mengungkapkan bahwa obat ini memiliki aktivitas antivirus in-vitro terhadap virus Zika
aktivitas melawan COVID-19 . Baru-baru ini, dan Ebola, juga secara signifikan menurunkan
peneliti di china menerbitkan hasil penelitian viral load rhinovirus-16 pada sel epitel
yang menunjukkan bahwa klorokuin dan bronchial yang menginduksi ekspresi interferon
hidroksiklorokuin menghambat SARS-CoV-2 tipe I dan III dalam sel-sel donor pasien yang
secara in vitro dengan hydroxychloroquine menderita penyakit paru obstruktif kronis 24
(EC50 = 0,72% μM) ditemukan lebih kuat jam paska infeksi. Terdapat penelitian yang
daripada klorokuin (EC50 = 5,47% μM).Di menggabungkan azitromisin dengan
Cina, dilakukan uji klinis hydroxychloroquine hidroksiklorokuinon sebagai terapi SARS-CoV-
lebih lanjut dalam hal tatalaksana pengobatan 2 dan hasil yang diberikan cukup baik
dan pengelolaan penyakit COVID-19 dibuktikan melalui hasil swab nasofaring yang
(NCT04261517 dan NCT04307693) negatif serta kesembuhan yang signifikan
(Choudhary and Sharma, 2020; Gautret et al., (Kelleni, 2020).
2020). Menurut penelitian yang dilakukan
Kategori obat kedua yaitu azitromisin. Gautret et al, bahwa hidroksiklorokuin efisien
Azitromisin merupakan obat antibiotik yang dalam membersihkan viral nasopharyngeal
dikenal sebagai makrolid dan digunakan untuk carriage dari SARS-CoV-2 pada pasien
mengobati infeksi seperti bronkitis, pneumonia COVID-19 hanya dalam tiga sampai enam hari
dan MAC (Infeksi kompleks Mycobacterium pada kebanyakan pasien. Perbandingan efek
avium). Penelitian yang dilakukan oleh obat hidroksiklorokuin sebagai obat tunggal dan
kelompok riset di New Mexico University efek obat hidroksiklorokuin sebagai kombinasi,
menemukan bahwa selain hidroksiklorokuin, proporsi pasien yang memiliki hasil PCR
obat lain yang disetujui FDA yaitu azitromisin negatif dalam sampel nasofaring berbeda secara
terbukti memiliki efek terapeutik terhadap signifikan antara kedua kelompok pada hari 3-
COVID-19 dalam studi. Para peneliti dapat 4-5 dan 6 pasca inklusi. Pada hari ke 6 pasca
membuktikan bahwa azitromisin bertindak inklusi, 100% pasien yang diobati dengan
sebagai basa lemah lipofilik acidotropic yang kombinasi hidroksiklorokuin dan azithromycin
memodulasi pH endosom dan jaringan trans- disembuhkan secara virologis dibandingkan
Golgi. Ini selanjutnya mengarah pada efek vitro dengan 57,1% pada pasien yang diobati dengan

276 Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


hidroksiklorokuin saja, dan 12,5% pada DAFTAR PUSTAKA
kelompok kontrol (p <0,001) (Gautret et al.,
2020) 1. Andreani, J. et al. (2020) ‘In vitro testing
Sedangkan penelitian yang dilakukan of combined hydroxychloroquine and
Andreani et.al mengatakan bahwa terdapat azithromycin on SARS-CoV-2 shows
sinergitas antara kombinasi obat synergistic effect’, Microbial
hidroksiklorokuin dan azitromisin pada Pathogenesis, 145, p. 104228. Available
konsentrasi in vivo dan terdeteksi dalam serum at:
serta jaringan paru. Penggunaan klinis https://doi.org/10.1016/j.micpath.2020.104
kombinasi obat ini dianjurkan pada tahap awal 228.
infeksi COVID-19 sebelum pasien mengalami
2. Chen, Y., Liu, Q. and Guo, D. (2020)
gangguan pernapasan yang kronik(Andreani et
‘Emerging coronaviruses: Genome
al., 2020).
structure, replication, and pathogenesis’,
Dari kedua data diatas terdapat
Journal of Medical Virology, 92(4), pp.
efektivitas serta sinergitas dari penggunaan
418–423. Available at:
kombinasi obat hidroksiklorokuin dan
https://doi.org/10.1002/jmv.25681.
azitromisin pada pasien COVID-19
3. Choudhary, R. and Sharma, A.K. (2020)
4. KESIMPULAN ‘Potential use of hydroxychloroquine,
Kesimpulan dari beberapa jurnal yang ivermectin and azithromycin drugs in
telah dikaji sebagaimana tujuan yang fighting COVID-19: trends, scope and
diinginkan yaitu untuk mengetahui efektivitas relevance’, New Microbes and New
kombinasi hidroksiklorokuin dan azitromisin Infections, 35, p. 100684. Available at:
sebagai pengobatan pasien COVID-19. Maka, https://doi.org/10.1016/j.nmni.2020.10068
dari kajian ini penulis dapat menyimpulkan 4.
bahwa kombinasi obat hidroksiklorokuin dan
4. Di Gennaro, F. et al. (2020) ‘Coronavirus
azitromisin memiliki efektivitas yang cukup
Diseases (COVID-19) Current Status and
baik sebagai pengobatan pasien COVID-19.
Future Perspectives: A Narrative Review’,
Hal ini dikarenakan keduanya bertindak sebagai
International Journal of Environmental
basa lemah serta memberikan efek antivirus.
Research and Public Health, 17(8), p.
Namun, penulis merasa bahwa masih perlu
2690. Available at:
dilakukan penelitian lebih lanjut dan lebih
https://doi.org/10.3390/ijerph17082690.
banyak mengenai efektivitas kedua obat ini.

Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 277


5. Fu, L. et al. (2020) ‘Clinical characteristics Control of COVID-19’, Viruses, 12(4),
of coronavirus disease 2019 (COVID- p. 372. Available at:
19) in China: A systematic review and https://doi.org/10.3390/v12040372.
meta-analysis’, Journal of Infection, p.
10. Kelleni, M.T. (2020)
S0163445320301705. Available at:
‘Nitazoxanide/Azithromycin combination
https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.03.0
for COVID-19: A suggested new protocol
41.
for COVID-19 early management’,
6. Gautret, P. et al. (2020) Pharmacological Research, p. 104874.
‘Hydroxychloroquine and azithromycin as Available at:
a treatment of COVID-19: results of an https://doi.org/10.1016/j.phrs.2020.104874
open-label non-randomized clinical trial’, .
International Journal of Antimicrobial
11. Khachfe, H.H. et al. (2020) ‘An
Agents, p. 105949. Available at:
Epidemiological Study on COVID-19: A
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.
Rapidly Spreading Disease’, Cureus
105949.
[Preprint]. Available at:
7. Guo, Y.-R. et al. (2020) ‘The origin, https://doi.org/10.7759/cureus.7313.
transmission and clinical therapies on
12. Law, S., Leung, A.W. and Xu, C. (2020)
coronavirus disease 2019 (COVID-19)
‘Severe acute respiratory syndrome
outbreak – an update on the status’,
(SARS) and coronavirus disease-2019
Military Medical Research, 7(1), p. 11.
(COVID-19): From causes to preventions
Available at:
in Hong Kong’, International Journal of
https://doi.org/10.1186/s40779-020-00240-
Infectious Diseases, 94, pp. 156–163.
0.
Available at:
8. Hoffmann, M. et al. (2020) ‘SARS-CoV-2 https://doi.org/10.1016/j.ijid.2020.03.059.
Cell Entry Depends on ACE2 and
13. Liao, J. et al. (2020) Epidemiological and
TMPRSS2 and Is Blocked by a Clinically
clinical characteristics of COVID-19 in
Proven Protease Inhibitor’, Cell, 181(2),
adolescents and young adults. preprint.
pp. 271-280.e8. Available at:
Epidemiology. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.cell.2020.02.052.
https://doi.org/10.1101/2020.03.10.200321
9. Jin, Y. et al. (2020) ‘Virology, 36.
Epidemiology, Pathogenesis, and

278 Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro)


14. Mentus, C., Romeo, M. and DiPaola, C. 19. Yan, R. et al. (2020) ‘Structural basis for
(2020) Analysis and Applications of the recognition of SARS-CoV-2 by full-
Adaptive Group Testing Methods for length human ACE2’, Science, 367(6485),
COVID-19. preprint. Infectious Diseases pp. 1444–1448. Available at:
(except HIV/AIDS). Available at: https://doi.org/10.1126/science.abb2762.
https://doi.org/10.1101/2020.04.05.200502
20. Zhai, P. et al. (2020) ‘The epidemiology,
45.
diagnosis and treatment of COVID-19’,
15. Rothan, H.A. and Byrareddy, S.N. (2020) International Journal of Antimicrobial
‘The epidemiology and pathogenesis of Agents, p. 105955. Available at:
coronavirus disease (COVID-19) https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.
outbreak’, Journal of Autoimmunity, 109, 105955.
p. 102433. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.jaut.2020.102433.

16. Roy, S. (2020) COVID-19 pandemic:


Impact of lockdown, contact and non-
contact transmissions on infection
dynamics. preprint. Epidemiology.
Available at:
https://doi.org/10.1101/2020.04.04.200503
28.

17. Sahraei, Z. et al. (2020) ‘Aminoquinolines


against coronavirus disease 2019 (COVID-
19): chloroquine or hydroxychloroquine’,
International Journal of Antimicrobial
Agents, 55(4), p. 105945. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.ijantimicag.2020.
105945.

18. WHO COVID-19 Dashboard (no date).


Available at: https://covid19.who.int/
(Accessed: 30 April 2020).

Vol. 4 | No. 3 | November 2022 | Jurnal Medical Profession (MedPro) 279

You might also like