780-Article Text-2247-1-10-20230220
780-Article Text-2247-1-10-20230220
780-Article Text-2247-1-10-20230220
ABSTRACT
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) is an outbreak of a respiratory infection that is currently became a
global pandemic. This disease began with the discovery of several cases of pneumonia that spread with
unknown causes in Wuhan, Hubei Province, which emerged at the end of 2019. Chinese scientists confirmed
that a new virus named coronavirus 2 (SARS-CoV-2) was the cause of the pneumonia outbreak happening
right now. SARS-CoV-2 is a positive single-stranded RNA virus (ssRNA). Coronavirus is one of the main
pathogens that attacks the human respiratory system. Outbreaks of coronavirus have occurred before,
including Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) and Middle East Respiratory Syndrome (MERS-
CoV). SARS-CoV-2 is a new member of the Coronaviridae family but in contrast to SARS-CoV (genetic
similarity reaches 79%) and MERS-CoV (genetic similarity reaches 50%), SARS-CoV-2 has a high level of
genetic similarity (96, 3%) with bat coronavirus RaTG13, obtained from bats in Yunnan in 2013. However,
bats are not a direct source of the SARS-CoV-2 virus. Until now, no vaccine or antiviral treatment has been
found for this disease, so the rate of this disease continues to increase. Therefore, there are many scientists
who are currently researching and seeking treatment for COVID-19, including hydroxychloroquine and
azithromycin. This systematic review aims to evaluate the role of the combination drug hydroxychloroquine
and azithromycin for the treatment of COVID-19. The method used is to conduct a literature review of
various scientific studies related to the treatment of COVID-19 infection using hydroxychloroquine and
azithromycin. Based on the results obtained, it can be concluded that there is an effectiveness of using a
combination of hydroxychloroquine and azithromycin drugs in COVID-19 patients.
ABSTRAK
Penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) merupakan wabah infeksi saluran pernafasan yang saat ini tengah
menjadi pandemi global. Penyakit ini diawali dengan penemuan beberapa kasus pneumonia yang menyebar
dengan penyebab yang tidak diketahui di Wuhan, Provinsi Hubei, yang muncul pada akhir tahun 2019.
Ilmuwan China mengonfirmasi bahwa virus baru bernama coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah penyebab
dari wabah pneumonia yang terjadi saat ini. SARS-CoV-2 merupakan virus RNA yang beruntai tunggal
positif (ssRNA). Coronavirus merupakan salah satu patogen utama yang menyerang sistem pernapasan
manusia. Wabah coronavirus telah terjadi sebelumnya, diantaranya adalah sindrom pernapasan akut parah
(SARS-CoV) dan Middle East Respiratory Syndrom (MERS-CoV). SARS-CoV-2 merupakan anggota baru
Penularan atau transmisi dari SARS- 2 mempunyai afinitas yang lebih kuat hingga
CoV-2 melalui dua jalur yang berbeda : 10-20 kali daripada SARS-CoV (Guo et al.,
Transmembrane protease serine 2 (TMPRSS2), serupa dalam aktivitas antivirus mereka. Selain
memfasilitasi pemasukan sel melalui protein itu, klorokuin tidak tersedia secara luas seperti
hidroksiklorokuin di beberapa negara dan efek
S(Hoffmann et al., 2020). Setelah masuk ke
sampingnya lebih besar (Sahraei et al., 2020).
dalam sel, poliprotein virus disintesis yang
Hidroksiklorokuin merupakan obat
mengkodekan untuk kompleks replicase-
golongan aminoquinoline yang digunakan
transcriptase. Virus kemudian mensintesis RNA
dalam pengobatan malaria dan sebagai agen
melalui RNA polimerase yang bergantung pada
terapi melawan infeksi COVID-19. Beberapa uji
RNA. Protein struktural disintesis mengarah ke
klinis di China telah menunjukkan klorokuin
penyelesaian pembentukan dan pelepasan
fosfat efektif dalam melawan COVID-19 dengan
partikel virus. Langkah-langkah siklus hidup
dosis 500 mg/hari. Hidroksiklorokuin mirip
virus ini memberikan target potensial untuk
dengan klorokuin dan cenderung kurang toksik.
terapi obat (Chen, Liu and Guo, 2020).
Hidroksiklorokuin bekerja dengan
Kategori obat pertama adalah
meningkatkan pH dalam vakuola intraseluler
hydroxychloroquine. Sebelumnya obat ini telah
digunakan secara luas untuk pengobatan dan bertindak sebagai basa lemah serta
Rheumatoid Arthritis dan Systemic Lupus memberikan efek antivirus. Selain itu,