639-Article Text-4949-1-10-20221103
639-Article Text-4949-1-10-20221103
639-Article Text-4949-1-10-20221103
Abstract
The achievement of exclusive breastfeeding in the deprivation area is only 20.4 % of the overall achievement of
Makassar (72,4 %). Lower self-efficacy in breastfeeding mothers is the common predisposing factors. The
purpose of this study is to investigate the risk factors associated with breastfeeding mothers' lower self-efficacy.
A cross-sectional study design was used on 70 breastfeeding mothers with babies aged 0-2 months, in Pampang
Primary Helath Care Center. The Chi-Square test examined marriage age, education, parity, and labor
complications. The percentage of lower breastfeeding self-efficacy respectively in mothers with a married age of
less than 19 years (62.5 percent ), low education (52.6 percent ), not-working (41.3 percent ), primiparous (4.8
percent ), and a history of childbirth complications (78.6 percent ). This study was successful in establishing a
link between age at marriage, occupation, parity, and pregnancy complications with lower breastfeeding self-
efficacy. This study suggest that antenatal care services will focus more on mothers with low efficacy risk
factors, thereby preventing the exclusive breastfeeding failure.
Abstrak
Pencapaian ASI Eklusif di kantong deprivasi hanya 20,4% dari 72,4% capaian keseluruhan Kota Makassar.
Salah satu penyebabnya adalah rendahnya Efikasi Ibu menyusui. Penelitian ini bertujuan untuk menggali faktor-
faktor risiko yang berkaitan dengan rendahnya efikasi ibu menyusui. Menggunakan desain cross sectional study,
di Puskesmas Pampang, terhadap 70 ibu menyusui yang memiliki bayi usia 0-2 bulan. Variabel usia pernikahan,
pendidikan, paritas, dan komplikasi persalinan dianalisis dengan Chi Square test. Hasil penelitian menunjukkan
persentase efikasi menyusui yang cukup pada ibu dengan usia menikah dibawah 19 tahun (62,5%), pendidikan
rendah(52,6%), tidak bekerja(41,3%), primipara(4,8%), dan memiliki riwayat komplikasi persalinan(78,6%)
bervariasi. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya hubungan antara usia ibu menikah, pekerjaan, paritas
dan komplikasi kehamilan dengan rendahnya efikasi ibu menyusui. Diharapkan pelayanan antenatal care lebih
focus pada ibu dengan faktor risiko efikasi rendah, sehingga dapat dicegah tingginya angka kegagalan
pemberian ASI ekslusif.
713
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Volume 1 Nomor 5 2022
Pendahuluan
Self-efficacy menyusui yaitu harapan atau keyakinan ibu dalam menyusui menjadikan perilaku seorang ibu
dalam meyakinkan dirinya bahwa mereka dapat berhasil melakukan tugas sebagai seorang ibu untuk
menghasilkan kemampuan mereka supaya menyusui itu dapat terlaksana dengan baik, efikasi diri menyusui
yaitu predicator penting dari durasi penularan khasiat akan membantu mengedintifikasi wanita yang
membutuhkan lebih banyak dukungan untuk menyusui selama priode postnatal (Titaley et al. 2021). Self-
efficacy menyusui ibu prenatal dan hubunganya dengan hasil menyusui menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
pengetahuan menyusui anak yang lebih besar percaya diri untuk memulai dan memperpanjang durasi menyusui
untuk bayi berikutnya self-efficacy menyusui sendiri mempunyai hubungan positif dengan pemberian ASI
Ekslusif pada minggu ke 1,4 dan 6 (Loke and Chan 2013). Tingginya Self-efficacy dapat mencegah terjadinya
depresi post-partum karena periode kehamilan merupakan periode kehidupan yang penuh dengan stres sebelum
ibu masuk masa nifas (Ilham, Azniah, and Khalid, 2020)
Inisiasi dini dan kelanjutan pemberian ASI Ekslusif (EBF) secara luas dialami untuk mortalitas dan
morbilitas terkait infeksi pada bayi dan di kaitkan dengan hasil nutrisi dan kognitif yang panjang lebih baik pada
anak, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan EBF untuk enam bulan pertama kehidupan
memberi makan bayi secara ketat dengan ASI, tidak termasuk semua makanan cair,padat, atau setengah padat
lainya, data badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2016 masih menunjukkan rata-rata angka pemberian
ASI Ekslusif di dunia baru berkisar 30% di tahun 2020 telah mencapai 50% maka angka tersebut masih jauh
dari target yang di targetkan yaitu 80% (Sopheak et al, 2020)
Beberapa penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa tingkat pemberian ASI Ekslusif di antara 30,71%
Negara di seluruh dunia dalam waktu 6 bulan kelahiran lebih rendah dari 20% inisiasi dan durasi perilaku
menyusui dipengaruhi oleh beberapa faktor individu dan sistem sosial ekonomi dan perawatan kesehatan(Wu et
al. 2021). Di india selatan dilaporkan wanita yang menyusui dalam 72 jam setelah lahir dan dari mereka
627b(48,5%) mempraktikkan EBF selama 6 bulan pertama, pemberian ASI Ekslusif secara bermakna di kaitkan
dengan tiga variabel: Usia Ibu, Pendidikan Ibu, dan Jumlah Kunjungan Antenatal kemungkinan EBF sedikit
meningkat seiring bertambahnya usia (1,04,95%) tidak ada pendidikan (56,95%) dan dengan 7-10kunjungan
atenatal (57,95%) (Nishimura et al, 2018)
Berdasarkan dua data terakhir survey demografi dan kesehatan Indonesia angka nasional ASI Ekslusif
meningkat dari 32,4% pada 2007 menjadi 41,5% pada tahun 2012 dan menjadi 52,0% pada tahun 2017 namun
survey kesehatan dasar 2018 dari kementerian kesehatan melaporkan angka nasional ASI Ekslusif pada bayi 0-5
bulan adalah 74% mulai dari 72,7% di perkotaan 74,5%di pedesaan (Titaley et al. 2021). Dari penelitian di
dapatkan bahwa ASI Ekslusif di pemukiman kumuh dalam perkotaan kota Makassar sebesar 20,4% jika di
bandingkan dengan laporan yang ada di dinas kesehatan kota Makassar tahun 2016 yaitu sebesar 72,43% dan
laporan ASI Ekslusif menurut Riskesdas 2013 sebesar 38,0% (La Aga and Alifariki, 2019)
Data jumlah sasaran ibu menyusui di puskesmas pampang kota Makassar di tahun 2021 januari sampai mei
sedikit ada peningkatan 35,5% tetapi belum mencapai target nasional yaitu 80% salah satu faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI Ekslusif adalah persepsi, persepsi dapat di pengaruhi oleh pengalaman,
pengetahuan, kepentingan, serta minat ibu dalam menyusui itu artinya kemungkinan besar populasi ini
merupakan populasi yang tentu terhadap tidak terpenuhinya ASI Ekslusif pada bayi.
Melihat pentingnya efikasi dalam kesuksesan pemberian ASI, maka penting untuk diketahui faktor apa saja
yang berkontribusi terhadap derajat efikasi ibu menyusui.
Metode
Desain, Waktu,Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat beberapa factor yang di pertimbangkan sebagai faktor-faktor yang
menghubungkan dengan efikasi menyusui pada ibu menyusui tujuan dan proses pelaksanaan penelitian ini
adalah observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study, penelitian ini di laksanakan dalam
waktu 1 bulan mulai juni-juli 2021 di Puskesmas Pampang, populasi penelitian yaitu seluruh ibu menyusui yang
berada di Puskesmas Pampang sejumlah 80 ibu selama periode Januari-mei tahun 2021, Sampel sejumlah 62 ibu
akan ditarik menggunakan teknik cluster sampling yakni memilih seluruh ibu menyusui yang memenuhi kriteria
yang berada di puskesmas pampang hingga jumlah minimum sampel terpenuhi.
1. Krieria Inklusi
Adapun kriteria inklusi penelitian adalah ibu menyusui yang memilki bayi usia 0-2 bulan bersedia untuk
menjadi responden bermukiman permanen di tempat penelitian.
2. Kriteria Ekslusi
Bersedia untuk di hubungi sewaktu-waktu untuk keperluan kelengkapan data penelitian dan follow-up (tidak
menganti nomor kontak selama satu tahun ke depan).
Pengumpulan Data
714
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Volume 1 Nomor 5 2022
1. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya. Data primer
disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat digunakan oleh Saudara untuk
mengumpulkan data primer antara lain hasil pemeriksaan laboratorium yg dilakukan secara langsung oleh
Saudara, observasi, wawancara, diskusi terfokus (focus grup discussion – FGD) dan penyebaran kuesioner
yang dilakukan secara langsung baik sendiri maupun dengan bantuan enumerator.
2. Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti
sebagai tangan kedua). Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik
(BPS), buku, laporan, jurnal, catatan medis dan lain-lain (Mujianto, 2017)
Pengolahan Data
1. Editing
Hasil wawancara angket, atau pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan (editing) terlebih
dahulu terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan
isian formulir atau kuesioner.
2. Coding
Kuesioner semua setelah diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan pengkodean atau coding, yakni
mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan
3. Prosesing
Data yakni jawaban dari setiap responden yang dalam bentuk kode angka atau huruf dimasukkan kedalam
program atau software komputer
4. Cleaning
Cleaning adalah proses pengecekan ulang data yang dimasukkan untuk melihat apakah ada kesalahan data
yang dimasukkan (Kuniyo, Haskas, and Syaipuddin, 2019)
Analisa Data
1. Analisis Univariat
Merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari penelitian yang menghasilkan distribusi dan
persentasi dari tiap variabelnya misalnya rata-rata, sebaran, simpangan baku, distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Merupakan analisis yang dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel independen dengan dependen
dengan uji statistik tertentu (Mujianto, 2017)
Hasil
1. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden di Puskesmas Pampang (n=70)
Karakteristik n Persentase (%)
Usia Pernikahan
≥ 19 tahun 62 88,6
≤ 19 tahun 8 11,4
Pendidikan
Pendidikan Menengah-Tinggi 51 72,9
Pendidikan Dasar 19 27,1
Pekerjaan
Ibu rumah tangga 7 10,0
Status Perkawinan 63 90,0
Komplikasi Kehamilan
Tidak ada riwayat 56 80,0
Ada riwayat 14 20,0
Paritas
Multipara 49 70,0
Primipara 21 30,0
Pada Tabel 1 didapatkan distribusi karakteristik usia pernikahan responden di peroleh hasil bahwa
sebagian besar responden usia menikah ≥19 tahun sebanyak 62 orang (88,6%), dan usia menikah responden
≤19 tahun sebanyak 8 orang (11,4%). Dari tabel distribusi karakteristik responden di peroleh hasil bahwa
pendidikan menengah-tinggi sebanyak 51 orang (72,9%), dan pendidikan dasar responden sebesar 19 orang
(27,1%). Dari tabel distribusi karakteristik responden di peroleh hasil bahwa pekerjaan responden ibu rumah
tangga sebanyak 7 orang (10,0%), dan ibu bekerja sebanyak 63 orang (90,0%). Dari tabel distribusi
karakteristik responden di peroleh hasil bahwa komplikasi kehamilan responden tidak ada riwayat sebanyak
715
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Volume 1 Nomor 5 2022
56 orang (80,0%), dan responden ada riwayat sebanyak 14 orang(20,0%). Dari taebl distribusi karakteristik
responden di peroleh hasil bahwa paritas responden multipara sebanyak 49 orang (70,0%), dan primipara
sebanyak 21 orang (30 %).
2. Analisis Bivariat
Tabel 2 Usia Ibu Menikah Di Puskesmas Pampang Tahun 2021
Efikasi Menyusui
Total ρ
Umur Berisiko Tidak Berisiko
(sig)
n % n % n %
Berisiko 5 62,5 3 37,5 8 100
0,311
Tidak Berisiko 27 43,5 35 56,5 62 100
Total 32 45,7 38 53,4 70 100,0
Berdasarkan Tabel 2. di atas, ibu yang menikah dibawah usia 19 tahun memiliki tingkat efikasi menyusui
yang rendah atau berisiko sebesar 62,5%, sedangkan ibu yang menikah di atas atau sama dengan usia 19
tahun memiliki efikasi menyusui yang cukup baik sebesar 56,5%. Berdasarkan hasil uji Chi Squre nilai p
(0,311) > nilai alfa 0,05, sehingga tidak terdapat hubungan antara usia pada saat ibu menikah dengan tingkat
efikasi ibu menyusui.
Tabel 3 Tingkat Pendidikan Ibu Menyusui Di Puskesmas Pampang
Efikasi Menyusui
Total ρ
Pendidikan Berisiko Tidak Berisiko
(sig)
n % n % n %
Berisiko 10 52,6 9 47,4 19 100
0,478
Tidak Berisiko 22 43,1 29 56,9 51 100
Total 32 45,7 38 53,4 70 100,0
Berdasarkan Tabel 3. di atas, ibu yang berpendidikan rendah (dasar/tamat SD-SMP) memiliki tingkat
efikasi menyusui yang rendah atau beresiko sebesar 52,6% sedangkan ibu yang berpendidikan tinggi (tamat
SMA-PT) memiliki efikasi menyusui yang cukup baik sebesar 56,9%. Berdasarkan hasil Uji Chi Squre nilai
p (0,478)> nilai alfa 0,05, sehingga tidak terdapat hubungan antara pendidikan pada saat ibu menyusui
dengan tingkat efikasi ibu menyusui.
Tabel 4 Tingkat Ibu Yang Bekerja Di Puskesmas Pampang Tahun 2021
Efikasi Menyusui
Total ρ
Pekerjaan Berisiko Tidak Berisiko
(sig)
n % n % n %
Berisiko 26 41,3 37 58,7 63 100
<0,025
Tidak Berisiko 6 85,7 1 14,3 7 100
Total 32 45,7 38 53,4 70 100,0
Berdasarkan Tabel 4. di atas, ibu yang tidak bekerja atau (ibu rumah tangga) memiliki tingkat efikasi
menyusui yang rendah atau beresiko sebesar 41,3% sedangkan ibu yang bekerja (di luar rumah) memiliki
efikasi yang cukup baik sebesar 14,3%. Berdasarkan hasil Uji Chi Square nilai p (0,025)< nilai alfa 0,05,
sehingga terdapat hubungan antara pekerjaan pada saat ibu menyusui dengan tingkat efikasi ibu menyusui.
Tabel 5 Riwayat Komplikasi Kehamilan Ibu Di Puskesmas Pampang Tahun 2021
Efikasi Menyusui
Total ρ
Komplikasi Kehamilan Berisiko Tidak Berisiko
(sig)
n % n % n %
Berisiko 3 21,4 11 78,6 14 100
<0,041
Tidak Berisiko 29 51,8 27 48,2 56 100
Total 32 45,7 38 53,4 70 100,0
Berdasarkan Tabel 5. di atas, Riwayat komplikasi ibu (mempunyai masalah pada saat hamil) memiliki
efikasi menyusui yang rendah atau beresiko sebesar 21,4% sedangkan tidak ada riwayat komplikasi ibu
(tidak mempunyai masalah pada saat hamil) memiliki efikasi yang cukup baik sebesar 48,2%. Berdasarkan
hasil Uji Chi Square nilai p (0,041) < nilai alfa 0,05, sehingga terdapat hubungan antara komplikasi
kehamilan pada saat ibu menyusui dengan tingkat efikasi ibu menyusui.
716
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Volume 1 Nomor 5 2022
Berdasarkan Tabel 6. di atas, Multipara (2-4 anak) memiliki efikasi menyusui yang rendah atau beresiko
sebesar 95,2% sedangkan primipara (1 anak) memiliki efikasi yang cukup baik sebesar 75,5%. Berdasarkan
hasil Uji Chi Squre nilai p (0,001) < nilai alfa 0,05, sehingga terdapat hubungan antara paritas pada saat ibu
menyusui dengan tingkat efikasi ibu menyusui.
Pembahasan
1. Hubungan antara usia pernikahan ibu dengan efikasi menyusui
Penelitian ini menunjukkan persentase ibu yang menikah di bawah usia 19 tahun berpotensi atau
memilki tingkat efikasi yang lebih rendah di bandingkan ibu yang menikah di usia di atas 19 tahun
pernikahan di usia remaja memiliki konsekuensi yang buruk terhadap kesiapan seseorang untuk menjadi ibu.
Efikasi menyususi mengarah pada kepercayaan seorang ibu terhadap dirinya untuk merawat bayinya dengan
baik. Kepercayaan ini meliputi pengetahuan tentang segala hal berkaitan dengan kehamilan dengan perawatan
bayi. Usia remaja memilki keterbatasan dalam pengalaman maupun pengetahuan seputar proses maternitas.
Remaja masih membutuhkan fase kehidupan seperti pendidikan, kebebasan dan aktualisasi diri yang cukup
besar ketika seseorang menikah di usia remaja mereka akan melompati fase kahidupanya menuju komitmen
kesiapan baru yang membutuhkan konsistensi dan kesabaran. Salah satu komponen efikasi ibu menysusi
adalah pengalaman dari orang-orang yang ada di sekitarnya.
Study menunjukkan bahwa ibu yang lebih tua diatas 30 tahun meunjukkan tingkat efikasi menysusi yang
lebih tinggi, ini memungkinkan dengan seiring bertambahnya usia di ikuti oleh peningkatan pengalaman
mengurus dan menyusui bayi lebih meningkat sedangkan ibu yang lebih muda masih ingin mempertahankan
kecantikan payudara yang akan terpengaruh bila mereka memberikan ASI Ekslusif sehingga memilih untuk
memberi susu formula sebelum usia bayi 6 bulan. (Asemahagn, 2016)
2. Hubungan antara pendidikan dengan efikasi menyusui
Penelitian ini menunjukkan presentase ibu yang berpendidikan hasil penelitian ini menunjukkan tidak
ada perbedaan antara tingkat efikasi ibu menyususi baik yang berpendidikan tinggi-menengah maupun dasar.
Meskipun secara statistic pendidikan tidak berhubungan namun pendidikan mendorong ibu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih baik mengenai proses pemberian ASI Ekslusif pendidikan secara
formal akan mempengaruhi pola pikir dan perilaku dalam memilih tindakan yang lebih baik pada beberapa
penelitian menunjukkan bahwa ibu-ibu yang berpendidikan rendah berpotensi mengalami kegagalan dalam
pemberian ASI pada 24 jam pertama setelah kelahiran. (Syam and Amiruddin 2015). Perlunya di ketahui bagi
ibu imunisasi yang lengkap dan peemberian ASI yang cukup dapat memberikan pertumbuhan dan kekebalan
tubuh pada bayi (Afrida, 2020)
Tingkat pendidikan ibu juga sangat signifikan dengan rendahnya Efikasi menyusui semakin rendah
tingkat pendidikan resiko semakin rendah Efikasi menyusui terutama ibu dengan latar belakang pendidikan
SD. Walaupun dalam penelitian ini secara statistic tidak berhubungan namun presentase ibu yang memilki
efikasi menyusui yang baik adalah ibu dengan latar pendidikan menengah dan tinggi. (Titaley et al, 2021)
Pada tahun 19 di tempat yang sama dilakukan penelitian tentang potensi-potensi depresi pada ibu hamil
tidak menunjukkan hubungan signifikan dengan peningkatan pendidikan. (Muzakkir, Azniah, and Aminah
2019). Namun Efikasi diri yang baik mampu mengurangi potensi kejadian depresi post partum. (Syam,
Iskandar, and Kadrianti, 2019)
3. Hubungan antara pekerjaan ibu dengan Efikasi Menyusui
Hasil penelitian menunjukkan hampir seluruh responden adalah ibu bekerja dari jumlah ibu yang
bekerja lebih dari separuh memilki efikasi yang cukup. Secara statistic (p< 0,025) terdapat hubungan
signifikan antara ibu bekerja dengan efikasi menyusui pada banyak study menunjukkan bahwa pekerjaan
adalah salah satu faktor penghambat pemberian asi ekslusif, angka menyusui di china meningkat setelah ibu
kembali bekerja, (Chen et al, 2019), namun penelitian ini tidak dilakukan pengamatan terhadap riwayat
pemberian ASI Ekslusif sehingga sulit untuk menyimpulkan bahwa ada pengaruh pekerjaan terhadap
pemberian asi sebagai outcome dari efikasi menyusui yang baik. Asumsi yang dapat di jelaskan bahwa ibu
yang bekerja memilki tingkat efikasi yang lebih tinggi di bandingkan dengan ibu yang tidak bekerja melalui
aplikasi teori belajar sosial (Galipeau, Trottier, and Lemire, 2018). Ibu bekerja memiliki peluang sosial untuk
belajar lebih banyak dari lingkungan kerjanya. Pandangan teori Efikasi menyatakan bahwa salah satu
717
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Volume 1 Nomor 5 2022
komponen yang membentuk Efikasi menyusui adalah belajar dari pengalaman lingkungan sosial di sekitar
ibu. ibu-ibu yang bekerja cenderung memilki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dan persistensi dalam
menghadapi tantangan (Betz and Hackett, 1997). Wanita karir juga memiliki tingkat kewaspadaan gender dan
Efikasi diri yang tinggi dalam menghadapi tantangan kesetaraan peran dalam keluarga. (Di Tullio, 2019)
4. Hubungan antara komplikasi kehamilan dengan efikasi ibu menyusui.
Penelitian ini menunjukkan presentase Komplikasi kehamilan adalah gangguan yang dialami oleh ibu
selama kehamilan beberapa komplikasi kehamilan yang mungkin atau yang patut di waspadai adalah anemia,
prenatur, rupture, diabetes dissasional, hipertensi, plasenta prifia, dan reklamsia. Komplikasi ini akan
memperberat proses persalinan. Proses kehamilan ataupun persalinan yang buruk akan menyebabkan
pengalaman traumatis yang mengakibatkan menurunya antusiasme ibu terhadap bayinya. Ibu yang memiliki
efikasi yang cukup memilki kesiapan yang lebih baik dalam menghadapi perinatal outcome.(Fatimah, 2016).
pada kasus kehamilan normal tingginya Efikasi ibu menyusui mampu menerima komplikasi kehamilan
dengan baik dan mengatasi ketakutanya terhadap persalinan. Oleh karena itu sangat penting melakukan
pendekatan yang berfokus pada peningkatan derajat diri ibu menyusui khususnya ibu yang mengalami
komplikasi kehamilan dan primipara. (Tilden et al, 2016) (Munkhondya et al, 2020)
5. Hubungan antara paritas dengan efikasi ibu menyusui
Penelitian menunjukkan presentase ibu primipara yang memilki Efikasi menyusui yang cukup hanya
sebesar 4,8% semntara ibu multipara yang memilki tingkat efikasi yang cukup sebesar 75,5% hasil uji
statistic menunjukkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan efikasi menyusui. Konsep efikasi menyusui
yang di kemukakan oleh dennis pada tahun 1999 terdiri dari 4 dimensi pertama. Efikasi diri akan meningkat
melalui keberhasilan dan menurun melalui kegagalan ibu-ibu yang telah memiliki beberapa anak memperoleh
kemampuan menyusui melalui pengalaman yang berbedah dari setiap pemberian ASI. (Syam, Suhartatik, and
Handayani, 2019). Pengalaman menyusui memberikan efek positif bila seorang ibu mampu menghadapi
tantangan menyusui yang di lalui pada anak sebelumnya ini artinya efikasi ibu multipara lebih baik
dibandingkan ibu primipara. Ibu yang mengalami kegagalan pada anak sebelumnya cenderung akan
melakukan upaya-upaya perbaikan pada proses pemberian ASI pada anak selanjutnya perlu di ingat bahwa
konsep Efikasi ibu menyusui adalah pandangan abstrak dari ibu dalam mempersepsikan kekuatanya untuk
menyusui di banding kemampuan yang sebenarnya untuk benar-benar berhasil memberikan ASI ini artinya
Efikasi diri yang tinggi merupakan kekuatan dasar yang menunjang ibu menghadapi tantangan menyusui
seperti, puting lecet, payudara bengkak, mastitis, dan mempertahankan volume produksi ASI. (Tilden et al.
2016). Sementara ibu primipara membutuhkan pendampingan untuk meningkatkan derajat efikasinya dalam
menghadapi kecemasan selama kehamilan dan menyusui interfensi efikasi terbukti mampu meningkatkan
kekuatan ibu dalam menghadapi ketakutan proses persalinan dan meningkatkan performa pemberian ASI
Esklusif. (Munkhondya et al, 2020)
Maka di sarankan agar ibu yang sedang hamil melakukan perawatan payudara pada akhir kehamilan
secara teratur agar tidak terjadi kelainan pada payudara (Nurbaya, Suhartatik, and Hariana, 2017). Perawatan
payudara melalui pemberian rangsangan pada otot-otot payudara untuk memperlancar ASI Ekslusif
(Rahmatia, Harliani, and Basri, 2019).
Kesimpulan
Tidak ada hubungan antara Usia Ibu Menikah (p=0,311) dengan Efikasi Menyusui di Puskesmas Pampang
Kota Makassar.Tidak ada hubungan antara Pendidikan (p=0,478) dengan Efikasi Menyusui di Puskesmas
Pampang Kota Makassar. Ada hubungan antara Pekerjaan (p<0,025) dengan Efikasi Menyusui di Puskesmas
Pampang Kota Makassar. Ada hubungan antara Komplikasi Kehamilan (p<0,041) dengan Efikasi Menyusui di
Puskesmas Pampang Kota Makassar. Ada hubungan antara paritas (<0,001) dengan Efikasi Menysusi di
Puskesmas Pampang Kota Makassar
Saran
1. Diharapkan bagi Puskesamas dalam melakukan pemeriksaan ANC, kiranya menyertakan screening awal
tentang efikasi menyusui, sebagai bentuk tindakan pencegahan atas kegagalan pemberian ASI di masa
mendatang, terutama pada ibu yang berisiko (ibu usia remaja, ibu bekerja, primipara, dan ibu yang memiliki
komplikasi selama kehamilan).
2. Bagi perawat agar dapat meningkatkan upaya asuhan keperawatan maternitas yang berkualitas melalui
pendekatan edukatif dalam meningkatkan keterampilan dan keyakinan ibu atas kemampuannya memberikan
ASI dengan eskslusif.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk melakukan kajian yang sama pada bidang ini, diharapkan
untuk melakukan pengamatan yang lengkap terutama fase pemberian ASI ekesklusif oleh sampel penelitian,
sehingga secara kongkrit aplikasi dari Efikasi menyusui yang baik dapat dinilai dalam bentuk perilaku yang
nyata.
718
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Volume 1 Nomor 5 2022
Referensi
Afrida, Irmayani. 2020. “Hubungan Asi Ekslusif Dan Status Imunisasi Dengan Kejadian Stunting Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bowong Cindea Kabupaten Pangkep.” Nursing Inside Community 2(3): 106–12.
http://jurnal.stikesnh.ac.id/index.php/nic/article/download/346/332/1288.
La Aga, Erwin, and a Ode Alifariki. 2019. “Cakupan Dan Determinan Pemberian Asi Eksklusif Di Pemukiman
Kumuh Dalam Perkotaan Di Kecamatan Tallo Kota Makassar.” Majalah Kesehatan 6(1): 44–55.
Asemahagn, Mulusew Andualem. 2016. “Determinants of Exclusive Breastfeeding Practices among Mothers in
Azezo District, Northwest Ethiopia.” International Breastfeeding Journal 11(1): 1–7.
http://dx.doi.org/10.1186/s13006-016-0081-x.
Betz, Nancy E., and Gail Hackett. 1997. “Applications of Self-Efficacy Theory to the Career Assessment of
Women.” Journal of Career Assessment 5(4): 383–402.
Chen, Jiawen et al. 2019. “The Association between Work Related Factors and Breastfeeding Practices among
Chinese Working Mothers: A Mixed-Method Approach.” International Breastfeeding Journal 14(1): 1–
13.
Fatimah, Siti. 2016. “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Partisipasi Suami Dalam Ber-KB Di Desa
Tambakrejo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang.” Jurnal Sain Med 8(2): 98–101.
Galipeau, Roseline, Alexia Trottier, and Linda Lemire. 2018. “Effectiveness of Interventions on Breastfeeding
Self ‐ Efficacy and Perceived Insufficient Milk Supply : A Systematic Review and Meta ‐ Analysis.”
(September 2017): 1–13.
Ilham, Azniah, and Nur Khalid. 2020. “Hubungan Antara Self Efficacy Ibu Hamil Dengan Potensi Kejadian
Depresi Di Puskesmas Batua Makassar.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 15(2): 124–28.
Kuniyo, Hadisa, Yusran Haskas, and Syaipuddin Syaipuddin. 2019. “Pengaruh Locus of Control (Loc)
Terhadap Quality of Life (Qol) Pada Pasien Diabetes Melitus (Dm) Tipe Ii Di Rsud Kota Makassar Tahun
2018.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 14(4): 352–57.
Loke, Alice Yuen, and Lai-kwai S Chan. 2013. “Maternal Breastfeeding Self-Efficacy and the Breastfeeding
Behaviors of Newborns in the Practice of Exclusive Breastfeeding.” : 672–84.
Mujianto, Sony Faisal Rinaldi & Bagya. 2017. “Metodologi Penelitian Dan Statistik.” In Bahan Ajar Teknologi
Laboratorium, Jakarta: Kemenkes RI, 150.
Munkhondya, Berlington M.J., Tiwonge Ethel Munkhondya, Ellen Chirwa, and Honghong Wang. 2020.
“Efficacy of Companion-Integrated Childbirth Preparation for Childbirth Fear, Self-Efficacy, and
Maternal Support in Primigravid Women in Malawi.” BMC Pregnancy and Childbirth 20(1): 1–12.
719
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361
Jurnal Ilmiah Mahasiswa & Penelitian Keperawatan
Volume 1 Nomor 5 2022
Muzakkir, Muzakkir, Azniah Azniah, and Sitti Aminah. 2019. “Hubungan Antara Faktor Sosiodemografi
Dengan Potensi Kejadian Depresi Maternal Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Pampang Kota Makassar.”
Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 14(2): 199–203.
Nishimura, Holly et al. 2018. “Determinants of Exclusive Breastfeeding in Rural South India.” International
Breastfeeding Journal 13(1): 1–7.
Nurbaya, Sitti, Suhartatik, and Hariana. 2017. “Hubungan Perawatan Payudara Masa Antenatal Dengan
Kecepatan Sekresi Asi Post Partum Primipara.” Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis 11(1): 135–40.
Rahmatia, Sitti, Harliani Harliani, and Muhammad Basri. 2019. “Pengaruh Perawatan Payudara Terhadap
Kelancaran Asi Pada Ibu Nifas Di RSUD Syeh Yusuf Kabupaten Gowa.” Nursing Inside Community 1(3):
68–73.
Sopheak, Um, Ying Zhen Charissa Chan, Bunkea Tol, and Heng Sopheab. 2020. “Determinants of Exclusive
Breastfeeding of Infants under Six Months among Cambodian Mothers.” Journal of Pregnancy 2020.
Syam, Azniah, and Ridwan Amiruddin. 2015. “Inhibitor Factors of Early Initiation of Breastfeeding among
Mothers in Rural District Bone, South Sulawesi, Indonesia.” Asian Journal of Epidemiology 8(1): 1–8.
Syam, Azniah, Imelda Iskandar, and Erna Kadrianti. 2019. “Breastfeeding Performance Among Potentially
Depressed Nursing Mothers.” 11(13): 59–66.
Syam, Azniah, Suhartatik Suhartatik, and Lina Handayani. 2019. “Assessing Breastfeeding Behaviour in
Indonesia: Does Early Skin-to-Skin Contact Affect Mothers’ Breastfeeding Performance and
Confidence?” Pakistan Journal of Nutrition 18(1): 86–93.
Tilden, Ellen L., Aaron B. Caughey, Christopher S. Lee, and Cathy Emeis. 2016. “The Effect of Childbirth Self-
Efficacy on Perinatal Outcomes.” JOGNN - Journal of Obstetric, Gynecologic, and Neonatal Nursing
45(4): 465–80. http://dx.doi.org/10.1016/j.jogn.2016.06.003.
Titaley, Christiana Rialine et al. 2021. “Determinants of Low Breastfeeding Self-Efficacy amongst Mothers of
Children Aged Less than Six Months: Results from the BADUTA Study in East Java, Indonesia.”
International Breastfeeding Journal 16(1): 1–15.
Di Tullio, Ilaria. 2019. “Gender Equality in Stem: Exploring Self-Efficacy through Gender Awareness.” Italian
Journal of Sociology of Education 11(3): 226–45.
Wu, Yu et al. 2021. “Breastfeeding Competency Scale (BCS); Development and Validation of an Evaluation
Instrument on Breastfeeding Competency in Third Trimester Pregnancy.” BMC Pregnancy and Childbirth
21(1): 1–11.
720
ISSN: 2797-0019| E-ISSN : 2797-0361