Tinjauan Pustaka Hallmark of Cancer
Tinjauan Pustaka Hallmark of Cancer
Tinjauan Pustaka Hallmark of Cancer
9 November 2022
Oleh:
Ikhsan Tri Kurnia
NIM. 2110247528
Abstrak
The Hallmarks of Cancer merupakan suatu konsep yang dibuat untuk menjelaskan
tentang komplekstisitas perkembangan tumor. Konsep yang dipublikasikan oleh
peneliti kanker, Hanahan dan Weinberg untuk memudahkan memahami sifat tumor.
Deskripsi tiap sifat tumor yang ada diharapkan dapat membantu klinisi menentukan
terapi yang baik untuk pasien tumor. Tujuan tinjuan pustaka ini adalah untuk
menjelaskan karakteristik-karakteristik tumor berdasarkan Hallmarks of Cancer:
New Dimensions yang merupakan edisi terbaru dirilis tahun 2022. Konsep integratif
yang terkandung dalam Hallmarks of Cancer membantu menyaring kompleksitas
sifat-sifat kanker menjadi ilmu yang lebih logis, dan edisi terbaru yang disajikan
dalam perspektif ini dapat membantu untuk lebih memahami mekanisme
perkembangan kanker, serta menerapkannya untuk tatalaksana kanker.
Kata kunci : Kanker, hallmarks of cancer, cancer immunoediting
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................ i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... ii
ABSTRAK .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi
PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
EMBRIOLOGI DASAR ..................................................................................... 2
CANCER IMMUNOEDITING ............................................................................ 2
HALLMARKS OF CANCER : NEW DIMENSION ............................................. 4
Mempertahankan Sinyal Proliferasi ............................................................ 5
Menghindari Supresor Pertumbuhan Sel ..................................................... 7
Menghindari Proses Kematian Sel .............................................................. 8
Memungkinkan Replikasi Tiada Henti ........................................................ 9
Menginduksi Angiogenesis ....................................................................... 10
Mengaktifkan Invasi Dan Metastasis ........................................................ 12
Mengakibatkan Ketidakstabilan Dan Mutasi Genom ................................ 12
Memicu Inflamasi ...................................................................................... 13
Mengatur Ulang Penyediaan Energi Untuk Sel ......................................... 14
Menghindari Penghancuran Oleh Sistem Imun ......................................... 14
Membuka Plastisitas Fenotipik .................................................................. 15
Mengatur Ulang Epigenetik Non Mutasi................................................... 16
Mikrobioma Polimorfik ............................................................................. 17
Penuaan Seluler ......................................................................................... 17
KESIMPULAN .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………..19
DAFTAR GAMBAR
Kanker berasal dari bahasa Yunani yakni karkinos, yang berarti kepiting. Istilah ini
disederhanakan oleh seorang ilmuwan Yunani yang bernama Celcus dengan
mengubah kata karkinos menjadi cancer.1 Kanker atau tumor ganas merupakan
sekelompok besar penyakit yang dapat terjadi hampir di semua organ atau jaringan
tubuh ketika sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali. Sel kanker dapat menyerang
bagian tubuh yang berdekatan dan menyebar ke organ lain sehingga mengakibatkan
penatalaksaan menjadi sulit. Proses tersebut dinamakan metastasis dan merupakan
penyebab utama kematian akibat kanker.1
Data global tahun 2020 menunjukkan kasus kanker sebanyak 18.094.716 juta kasus.
Angka penderita pria lebih tinggi (206,9 per 100.000 ) dibandingkan dengan wanita
(178,1 per 100.000).2 Data Globocan tahun 2020 memaparkan jumlah kasus baru
kanker sebanyak 396.914 kasus di Indonesia. Kanker payudara memiliki jumlah
kasus baru tertinggi sebesar 65.858 kasus atau 16,6% total kasus kanker. Kanker
serviks menempati urutan kedua dengan jumlah 36.633 kasus. Kanker paru
menyusul di urutan ketiga dengan jumlah 34.783 kasus, dan kanker hati sejumlah
21.392 kasus (5,4% total kasus).3
Pengobatan kanker masih menjadi polemik karena sebagian besar pengobatan yang
ada tidak cukup efektif untuk memberikan hasil yang diharapkan. Perkembangan
teknik genomik, proteomik, dan bioinformatika dalam beberapa tahun terakhir
memungkinkan kita untuk melihat sekilas interaksi rumit banyak gen seluler dan
elemen genetik yang bertanggung jawab atas manifestasi fenotip kanker.
Penggunaan teknologi genomik modern saat ini membantu memahami kompleksitas
kanker yang sangat besar. Pengetahuan mengenai hal ini mengarahkan kita pada
pengobatan yang dapat menargetkan protein atau enzim yang lebih spesifik pada
kanker. Terapi target merupakan jenis pengobatan kanker yang menggunakan obat-
obatan yang secara tepat mengidentifikasi dan menyerang jenis sel kanker tertentu.4
1
merasionalisasi kompleksitas penyakit neoplastik. Kemajuan konseptual dalam
dekade terakhir telah menambahkan empat mekanisme pada tahun 2011. Tahun
2022 dengan tajuk New Dimension, terdapat empat mekanisme tambahan ciri-ciri
kanker. Konsep ini memaparkan plastisitas fenotipik dan diferensiasi yang
terganggu adalah karakteristik yang terpisah, dan pemrograman ulang epigenetik
nonmutasi dan mikrobioma polimorfik merupakan sifat berbeda yang menjelaskan
ciri khas sel neoplastik. Penuaan sel ditambahkan ke dalam klasifikasi jenis sel
penting secara fungsional dalam lingkungan mikro tumor.5,6
EMBRIOLOGI SEL
CANCER IMMUNOEDITING
2
sesuai terhadap reaksi yang dialami sel akibat suatu stimulus. Kanker dapat
memberikan respon terhadap satu jenis terapi yang beragam, serta sifat metastasis
yang sulit untuk diperkirakan. Aktivitas kanker bergantung pada hubungan antara
sel kanker dengan komponen-komponen lain di lingkungan mikro tumor, yaitu sel-
sel imun infiltrasi tumor, fibroblas, sel stem kanker, adiposit, dan sel-sel endotel. Sel
tumor dapat mengubah bentuk lingkungan mikro untuk kebutuhan perkembagan sel
abnormal pada kondisi lanjut.8
Fase keseimbangan merupakan tahap yang paling panjang dan dapat berlangsung
selama bertahun-tahun. Tumor saat ini berada dalam keadaan dorman dapat secara
tiba-tiba terganggu mengakibatkan sel beralih ke fase escape. Sel tumor yang telah
berubah dengan imunogenitas yang buruk mulai tumbuh lebih agresif dengan cara
tidak terkendali dan menciptakan lingkungan mikro imunosupresif tumor
mengakibatkan sel-sel ganas akan terdeteksi secara klinis. Saat ini semakin banyak
bukti yang menegaskan tentang peran dasar kemokin dan reseptornya dalam pola
perpindahan sel imun ke tumor. Kemokin berperan sebagai penentu progresifitas
penyakit yang berdampak terhadap prognosis pasien dan respon terhadap
pengobatan. Keberagaman peran kemokin terhadap respon imun, kemokin dianggap
sebagai suatu imunoterapi target yang potensial.10
3
Gambar 1. Cancer Immunoediting
Dikutip dari (8)
Edisi pertama Hallmarks of Cancer adalah perpaduan antara sifat-sifat endogen yang
diperlukan sel kanker untuk berubah, bertahan hidup, dan membentuk tumor, serta
berkembang dan bermetastasis. The Hallmarks of Cancer berikutnya pada tahun
2011 menambahkan kerangka konseptual lain kanker yaitu pengulangan
pengambilan sel-sel inang yang berkontribusi membentuk sifat kanker dengan
menciptakan tumor microenvironment (TME). Kemudian publikasi Hallmarks of
Cancer di tahun 2022 mengusulkan empat ciri baru kanker yang prospektif yaitu
plastisitas fenotipik, pemrograman ulang epigenetik, polimorfik mikrobioma, dan
4
sel-sel tua. Terdapat empat belas karakteristik kanker yang telah dipaparkan dalam
Hallmarks of Cancer : The New Dimension.6,11
Gambar 2. Empat belas karakteristik kanker di dalam The Hallmarks of Cancer : New
Dimension.
Dikutip dari (11)
Sel normal memiliki siklus pembelahan, pertumbuhan, dan kematian sel yang
terkendali dan terbatas oleh waktu. Faktor pertumbuhan (growth factor) mengatur
proliferasi sel secara teratur. Faktor pertumbuhan bekerja dengan cara mengikat
protein epidermal growth factor receptor (EGFR) yang terletak di permukaan
membran plasma sel. Jenis sel yang berbeda memiliki reseptor membran plasma
yang berbeda dan memberikan respon terhadap faktor pertumbuhan yang berbeda.
Faktor pertumbuhan yang berikatan dengan reseptornya akan memicu protein RAS
menyampaikan sinyal yang memicu perubahan molekuler yang merangsang
pertumbuhan dan pembelahan sel. Pertumbuhan ini diatur dengan baik pada sel
normal.6,12
5
Gambar 3. Proses proliferasi sel normal
Dikutip dari (12)
Proliferasi merupakan bagian penting perkembangan dan progresi kanker. Hal ini
dimanifestasikan dengan perubahan ekspresi dan aktivitas protein terkait siklus sel.
Aktivasi banyak jalur transduksi sinyal juga merangsang pertumbuhan sel. Mutasi
menyebabkan kanker memodulasi metabolisme dan perilaku sel secara sendiri.
Keadaan ini mengubah kontrol proliferasi sel-sel kanker seperti masa hidup yang tak
terbatas, mengubah sel-sel disekitar sel kanker, dan memberi kemampuan untuk
menghindari sistem kekebalan tubuh. Sel kanker mampu meningkatkan jumlah
reseptor transmembran di membran sel. Hal ini akan membuat sel kanker sangat
responsif terhadap ligan faktor pertumbuhan dan meningkatkan tingkat
proliferasi.6,12
6
Menghindari Supresor Pertumbuhan Sel
Tumor Suppressor Gene dianggap sebagai jenis gen penting yang terlibat dalam
perbaikan DNA yang rusak, penghambatan pembelahan sel, induksi apoptosis, dan
penekanan terhadap metastasis. Gen tersebut dapat bekerja di dalam siklus sel dan
melalui mekanisme kontak inhibisi. Hilangnya fungsi TSG akan mengakibatkan
timbulnya dan perkembangan sel kanker. Banyak penelitian genetik pada kanker
yang berbeda telah mengidentifikasi sejumlah kecil gen bermutasi untuk mendorong
pertumbuhan sel ganas. Sel tumor dapat menghindari TSG dengan mekanisme
genetik dan epigenetik.13
7
Menghindari Proses Kematian Sel
Proses kematian sel terdiri atas tiga jenis, yaitu apoptosis, autofagi, dan nekrosis.
Apoptosis bertujuan untuk menghancurkan sel yang rusak atau terinfeksi, respon
terhadap stress dan kerusakan DNA, serta sebagai mekanisme homeostasis.
Apoptosis awalnya diasumsikan sebagai proses yang berjalan satu arah, beberapa
penelitian terbaru mengisyaratkan apoptosis dapat berjalan ke arah yang sebaliknya
yang disebut anastasis. Sel yang sekarat karena apoptosis dapat memperoleh kembali
morfologi normal dan mampu berproliferasi ketika sinyal apoptosis dihilangkan. Hal
ini memungkinkan sel kanker untuk menghindari kematian seperti karena
kemoterapi. Autofagi merupakan mekanisme sel untuk menghancurkan
organel/komponen sel yang sudah tidak diperlukan lagi ketika sel mengalami
stressor seperti pada kondisi defisiensi nutrisi dan hipoksia.5,14
Komponen sel akan keluar dan memicu proses inflamasi dengan menarik sel sel
imun. Proses nekrosis ini menguntungkan untuk pertumbuhan sel tumor. Resistensi
sel kanker terhadap apoptosis bisa didapat melalui beberapa cara. Salah satunya
adalah dengan mutasi pada tumor suppressor gene protein p53 yang berakibat
menurunnya kemampuan sensor terhadap kerusakan DNA yang akan mengurangi
kemungkinan apoptosis. Hipoksia dan hiperekspresi onkogen juga akan berkurang
ketika terdapat mutasi pada protein p53. Langkah selanjutnya adalah melihat jaras
8
apoptosis yang masih berlangsung pada tipe-tipe spesifik kanker dan obat-obatan
terbaru yang dapat memperbaiki proses apoptosis.6,14
Sel-sel tubuh memiliki kemampuan untuk membelah yang terbatas sebelum sel
menjadi tidak dapat membelah (penuaan), atau mati (krisis). Sel kanker dapat
melewati keadaan ini. Telomerase adalah DNA polimerase yang berfungsi khusus
untuk menggandakan telomere. Proses ini mengakibatkan telomere akan bertambah
panjang. Telomerase tidak didapatkan pada sel normal dewasa dan hanya bisa
ditemukan pada sel stem maupun pada sel yang aktif membelah seperti sel sperma,
sel epidermal, dan limfosit. Kromosom yang tetap dapat melakukan pembelahan
akan bertambah pendek karena tidak memiliki enzim telomerase dan terjadi fusi
serta memicu penuaan atau apoptosis.6,15
9
Proses penuaan sel dapat dihindari dengan menghilangkan aktifitas TSG, pRb dan
p53. Aktifitas gen-gen tersebut akan meneruskan multiplikasi sel-sel sampai
mereka tiba ditahap berikutnya yaitu krisis. Fase krisis ditandai dengan kematian sel
yang banyak. Sel-sel kanker tidak hanya memisahkan program pertumbuhan sinyal-
sinyal di lingkungan mereka, sel-sel tersebut juga telah memutus batas replikasi
bawaan yang terprogram ke dalam sel. Sel kanker memiliki telomer dalam jumlah
banyak. Keadaan ini cukup untuk memicu terjadinya kanker dan mampu bertahan
hidup. Jumlah telomer yang banyak ini akibat peningkatan produksi enzim
telomerase. Aktivasi telomerase mengakibatkan penambahan DNA telomer pada
akhir kromosom.6,15
Menginduksi Angiogenesis
Sel kanker dapat selalu mengaktifkan angiogenesis. Proses ini dimulai sejak stadium
awal. Neovaskularisasi yang diproduksi oleh tumor memiliki sifat yang berbeda dari
proses normal. Pertumbuhan tumor yang cepat menghasilkan masalah pengiriman
oksigen. Kondisi ini mengakibatkan sel-sel pada tumor mengalami kekurangan
pasokan oksigen. Akibatnya tubuh merespon sel-sel ini dalam keadaan hipoksia, dan
mengaktifkan respon stres terhadap hipoksia. Respon utama terhadap hipoksia
dimediasi pada oleh hypoxia inducible factor (HIF) yang akan mengawali produksi
protein lain yang diperlukan untuk respon efek terhadap hipoksia.6,17
10
Mengaktifkan Invasi dan Metastasis
Tumor yang tumbuh pada suatu lokasi tubuh akan menjadi sel penggerak sel-sel
disekitarnya. Sel tumor tersebut dapat menginvasi ke jaringan sekitar serta masuk ke
jaringan yang lebih jauh tempat sel-sel tersebut membentuk koloni yang baru. Proses
ini dinamakan dengan metastasis. Sel kanker membutuhkan akses untuk melewati
ruang ekstraseler secara bebas untuk bermetastasis. Akses tersebut dapat terjadi
ketika sel-sel yang berada didalam ruang ekstrasel tidak berikatan. Jaringan normal
memiliki ikatan antara sel-sel di ruang ekstraselar yang akan dihubungkan oleh
integrins ke ruang ekstraselular.5,6,18
Protein yang paling penting untuk proses perlekatan antar sel-sel tersebut adalah E-
Cadherin. Ikatan-ikatan yang dihasilkan dengan bantuan protein tersebut akan
mengalirkan sinyal transmisi antipertumbuhan. Tiap sel yang bersinggungan akan
diperintahkan untuk berhenti tumbuh. Sel kanker memiliki molekul lain yang
dinamakan dengan N-cadherin. Molekul tersebut memiliki kadar yang tinggi pada
sel-sel kanker yang bermigrasi. Molekul N-cadherin tersebut membantu sel kanker
untuk dapat masuk ke perederan darah. Sel-sel yang awalnya saling berikatan
dibantu oleh molekul E-cadherin di ruang ekstraselular, akan terlepas ikatannya oleh
enzim matrix metalloprotease.6,19
11
Sel kanker mengadakan invasi dan metastasis melalui beberapa cara sesuai dengan
jenis kanker, yaitu (1) transisi epithelial-mesenkimal yang merupakan program
transformasi sel epitel menjadi mesenkim yang memiliki kemampuan untuk
mengadakan invasi dan diseminasi serta resistan terhadap apoptosis, (2) invasi
kolektif akan melibatkan nodul kanker yang bergerak secara masal. (3) formasi
amuboid terdapat pada kanker yang mengadakan invasi dengan cara ini memiliki
plastisitas morfologi yang memungkinkan mereka melewati celah di antara matriks
ekstraseluler.6,19
12
tersebut akan berwarna kemerahan dan hangat. Sel-sel imun tersebut melepaskan
bahan humoral seperti bradikinin dan prostaglandin yang juga merangsang
timbulnya nyeri. Penumpukan sel-sel radang dengan aliran darah yang menumpuk
menimbulkan massa (tumor). Sel tumor dikelilingi oleh sel-sel imun dengan densitas
yang berbeda beda yang menyerupai kondisi inflamasi seperti pada jaringan normal.
Respon imun awalnya ini diperkirakan sebagai usaha untuk menghancurkan tumor.
Penelitian terakhir menunjukkan bahwa efek paradoks respon inflamasi ini justru
menguntungkan bagi pertumbuhan tumor.6,21
Metabolisme energi sel normal dapat terjadi melalui 2 proses yaitu glikolisis yang
terjadi dalam sitoplasma yang mengubah glukosa menjadi asam piruvat/laktat dan 2
Adenosin Tripospat (ATP). Siklus Kreb yang terjadi dalam mitokondria mengubah
asam laktat menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan O2 dan menghasilkan 36 ATP.
Sel kanker memiliki anomali pada metabolisme sel. Sel kanker dapat memperoleh
energi pada kondisi aerob dan mendapatkan lebih banyak energi melalui proses
glikolisis yang dikenal dengan nama aerobic glycolysis. Proses glikolisis ini dapat
menghasilkan metabolit intermediate yang dapat digunakan untuk membentuk
makromolekul dan organel untuk membentuk sel baru seperti yang terdapat pada
jaringan embrional.22
13
Menghindari penghancuran oleh Sistem Imun
Imunitas tubuh dalam menghadapi sel kanker dimulai dengan Antigen Presenting
Cell (APC) menangkap antigen larut yang dilepaskan oleh sel tumor. Major
Hystocompatibility Complex (MHC) klas II akan dikeluarkan dan mengaktifkan sel
CD4 dan T-helper. Sel CD4 melepaskan sitokin yang akan menyebabkan sel CD8
dan sel T menjadi aktif dan dapat mengenali antigenik peptide endogen yang dibawa
oleh MHC kelas I. Sel CD8 dan sel Natural Killer (NK) menyerang,
menghancurkan, dan menghambat penyebaran sel-sel kanker. CD8 akan
menstabilkan sel adhesion molecule-1 ligand, integrin dalam limfosit. Sel kanker
menghindari kerusakan oleh sistem imun antara lain dengan cara sekresi faktor
supresi imun. Tumor Growth Factor β (TGFβ) berperan penting dalam menghambat
diferensiasi sel T helper dan meningkatkan kekebalan terhadap antitumor. yang
dapat melumpuhkan Cytotoxic T Lymphocyte (CTL) dan sel Natural Killer (NK
cell). 23
Gambar 10. Mekanisme sel kanker menghindari kerusakan oleh sistem imun
Dikutip dari (23)
14
Membuka Plastisitas Fenotipik
Sel kanker yang baru lahir yang berasal dari sel normal yang telah mendekati
keadaan berdiferensiasi penuh dapat membalikkan arahnya dengan melakukan
diferensiasi kembali ke keadaan sel serupa dengan sel awalnya. Sel-sel neoplastik
yang muncul dari sel progenitor mengikuti jalur diferensiasi stadium akhir dapat
memperpendek proses, mempertahankan sel-sel kanker yang berkembang dalam
keadaan seperti sel progenitor yang terdiferensiasi sebagian. Proses transdiferensiasi
dapat terjadi yang berakibat satu jalur diferensiasi beralih ke program perkembangan
yang sama sekali berbeda. Sel kanker akan memperoleh sifat-sifat spesifik jaringan
yang tidak ditentukan sebelumnya oleh sel asal.11,24
15
Pemrograman Ulang Epigenetik Nonmutasi
Mikrobioma Polimorfik
Jaringan tumor dipenuhi dengan mikroba seperti bakteri, jamur, virus, dan
mikoplasma. Peneliti telah menemukan jejak residu mikroba seperti DNA dan RNA,
peptida, dan komponen dinding sel di dalam sel imun kanker dan infiltrasi tumor.
Asam lemak dan inosin dapat menumpuk di dalam tumor dan mengikat reseptor
pada sel kanker dan sel imun. Bakteri gram positif membuat vesikel membran yang
berasal dari mikroba yang mencakup berbagai protein mikroba, asam nukleat, dan
16
peptidoglikan. Bakteri-bakteri ini memiliki peran terhadap perkembangan tumor,
perkembangan, metastasis, dan respon imunologis.11,26
Penuaan Seluler
17
KESIMPULAN
1. Hallmarks of Cancer: New Dimension terdiri atas empat belas karakteristik yang
memudahkan dalam memahami komplekstitas kanker.
2. Cancer immunoediting terdiri atas tiga fase utama yang berhubungan dengan
karakeristik kanker
3. Tambahan empat karakteristik baru dari Hallmarks of Cancer telah menambah
pengetahuan secara fenotipik dari karakteristik kanker.
4. Terapi target yang diberikan untuk pasien kanker mengacu pada karakteristik-
karakteristik kanker.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
22.Prendergast GC. Immune escape as a fundamental trait of cancer: focus on IDO.
Oncogene. 2008;27:3889-3900.
23. Yuan S, Norgard RJ, Stranger BZ. Cellular Plasticity In Cancer. Cancer
Discov.2019;9(7):837-851.
24. Baylin SB, Jones PA. Epigenetic Determinants of Cancer. Cold Spring Harb Perspect
Biol.2016;8
25. Dzutsev A, Badger H. Microbes and Cancer. Annu Rev Immunol 2017;35:199-228.
26. He S, Sharpless NE. Senescence In Health and Disease. Cell 2017;169:1000-11.
Korektor
20