Suci Sunarti P07524118163
Suci Sunarti P07524118163
Suci Sunarti P07524118163
MS DENGAN AKSEPTOR
KB IUD DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS MEDAN
SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
TAHUN 2019
Oleh:
SUCI SUNARTI
NIM. PO7524118163
OLEH:
SUCI SUNARTI
NIM. PO7524118163
SUCI SUNARTI
PO7524118163
One program to reduce maternal mortality and reduce population growth is through the
Family Planning program. Family planning according to the World Health Organization (WHO)
1970 was an act that helps married couples avoid unwanted pregnancies, get births that are very
desirable, set intervals between pregnancies, control the time of birth in relation to the age of
husband and wife and determine the number of children and family.
Intra-Uterus Device (IUD) contraception has a high effectiveness, but couples of
childbearing age are less interested in choosing an IUD in spacing pregnancy. Survey results for
the 2017 of family planning report in Medan Sunggal community health center with the number
of fertile age couple was 5.91 people with new family planning achievements of 14.98% active
participants amounted to 72.8%. Acceptors using long time contraception method such as IUD
were 11.85% , MOP of 0.23%. MOW of 6.13%, implants of 7.95%, non- long time
contraception method namely condom KB of 7.42%, injections of 34.17% and pills of 32.24%.
This condition illustrates that IUD acceptor ranks 3rd after the injection and pill birth control.
IUD can spur pregnancy up to 10 years, does not interfere with milk production.
Care provided to Mrs.MS, 30-year-old who wants to use an IUD birth control to promote
pregnancy, she want to use contraceptives that do not interfere with milk production.
The purpose of this final project report was to provide comprehensive IUD family planning
services to patients, namely screening, installation, administration of medicines and providing
health education, additional references on IUD family planning services.
SUCI SUNARTI
PO7524118163
RINGKASAN
Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka
pertumbuhan penduduk yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Keluarga berencana
menurut World Health Organization (WHO) 1970 adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diingikan, mendapatkan kelahiran yang
sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengotrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dan keluarga.
Kontrasepsi Intra Uterus Device (IUD) memiliki efektivitas yang tinggi, tetapi pasangan
usia subur kurang berminat untuk memilih IUD dalam menjarangkan kehamilan. Hasil survei
data laporan KB tahun 2017 di UPT. Puskesmas Medan Sunggal dengan junlah PUS 5.91 jiwa
dengan capaian KB baru sebesar 14,98% peserta KB aktif sebesar 72,8%. Akseptor yang
menggunakan MKJP seperti IUD sebesar 11,85% MOP sebesar 0,23%. MOW sebesar 6,13%,
implant sebesar 7,95%, non MKJP yaitu KB kondom sebesar 7,42%, suntik sebesar 34,17% dan
pil sebesar 32,24%. Kondisi ini menggambarkan bahwa akseptor IUD memiliki urutan ke-3
setelah KB suntik dan pil. KB IUD mampu menjarakkan kehamilan hingga 10 tahun, tidak
mengganggu produksi ASI.
Asuhan yang diberikan pada akseptor Ny. MS umur 30 tahun yang ingin memakai KB
IUD untuk menjarakkan kehamilan. Ingin menggunakan alat kontrasepsi yang tidak menganggu
produksi ASI.
Tujuan Laporan Tugas Akhir ini adalah memberikan pelayanan KB IUD secara
komprehensif kepada pasien yaitu penapisan, pemasangan, pemberian obat-obatan dan
pemberian pendidikan kesehatan, tambahan referensi tentang pelayanan KB IUD.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.MS Dengan Akseptor KB IUD di Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal”.
Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan RPL
Polliteknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, baik dukungan
moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-sebesarnya kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes. , selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah
memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb. , selaku Ketua Program Studi Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas
Akhir ini.
3. Suryani, SST, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI
Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Betty Mangkuji, SST, M.Keb. , selaku Ketua Penguji Penyusun Laporan Tugas Akhir
Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan
bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Yusniar Siregar, SST, M.Kes. , selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
6. Lusiana Gultom,SST, M.Kes,selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh Dosen Prodi D-III Kebidanan Program RPL Poltekkes Kemenkes RI Medan.
8. Terimakasih kepada ketiga anak-anaku Annisa Utami Batubara, Othman Mirizi Batubara,
dan Zaky Farhan Batubara atas dukungan, do’a dan semangat yang diberikan selama
pengerjaan laporan ini.
ii
9. Rekan-rekan semua yang bekerja di Puskesmas Medan Sunggal atas dukungan, doa serta
partisipasinya selama penulis menyelasaikan Laporan Tugas Akhir sehingga penulisan
dapat berjalan lancar.
10. Teman-teman perkuliahan di Prodi D-III Kebidanan Program RPL Poltekkes Kemenkes
RI Medan atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi peneliti.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir Ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tidak terhingga atas segala
dukungan, do’a, bantuan baik moril maupun materil yang telah diberikan selama ini, kiranya
Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
Suci Sunarti
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ...................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN
RINGKASAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... vii
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar.1 Jenis-jenis IUD ..................................................................................... 6
Gambar 2. Cara Pemasangan IUD ........................................................................ 9
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya .......... 12
Tabel 2. Ringkasan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ............................. 13
vi
DAFTAR SINGKATAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Hasil survei data laporan KB tahun 2017 di UPT. Puskesmas Medan Sunggal dengan
junlah PUS 5.91 jiwa dengan capaian KB baru sebesar 14,98% peserta KB aktif sebesar 72,8%.
Akseptor yang menggunakan MKJP seperti IUD sebesar 11,85% MOP sebesar 0,23%. MOW
sebesar 6,13%, implant sebesar 7,95%, non MKJP yaitu KB kondom sebesar 7,42%, suntik
sebesar 34,17% dan pil sebesar 32,24%. Kondisi ini menggambarkan bahwa akseptor IUD
memiliki urutan ke-3 setelah KB suntik dan pil.
Beberapa faktor penyebab kurangnya minat PUS menggunakan MKJP yaitu IUD dapat
ditinjau dari berbagai segi yaitu sebagai pelayanan KB, segi kesediaan alat kontrasepsi, segi
penyampaian konseling maupun Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan hambatan budaya.
Pada umumnya PUS masih merasakan takut untuk menggunakan IUD karena metode
pemasangannya yang menggunakan berbagai alat-alat medis .Kerugian dari pemakaian dari IUD
adalah masih terjadinya kehamilan yaitu 1 dalam 125-170 kehamilan. Beberapa efek samping
IUD adalah perdarahan, keputihan, ekspultasi, nyeri, infeksi, dan translokasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan studi kasus dengan judul “
Asuhan Kebidanan Pada Ny.MS dengan Akseptor KB IUD di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
Sunggal Kec. Medan Sunggal”
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada calon akseptor KB IUD pada
Ny.MS di UPT. Puskesmas Medan Sunggal dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada Ny.MS sebagai akseptor KB IUD di
UPT. Puskesmas Medan Sunggal.
b) Merumuskan masalah pada Ny.MS sebagai akseptor KB IUD di UPT. Puskesmas Medan
Sunggal.
c) Menganalisa data dan masalah pada Ny.MS sebagai akseptor KB IUD di UPT.
Puskesmas Medan Sunggal.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor IUD secara SOAP pada Ny.MS sebagai
akseptor KB IUD di UPT. Puskesmas Medan Sunggal.
3
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan teori
di lapangan yang sebelumnya telah diperoleh selama perkuliahan, sehingga dapat menerapkan
menajemen asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB) sesuai dengan standar profesi
kebidanan.
1.3.2 Bagi Intitusi Pendidikan
Meningkatkan proses belajar dan mengajar sebagai bahan masukan atau pertimbangan
bagi rekan-rekan mahasiswi kebidanan Poltekkes Kemenkes RI MEDAN dan sebagai referensi
mahasiswa khususnya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan KB.
1.3.3 Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dalam memberikan dan bimbingan konseling maupun
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga dalam memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan fisik dan psikologis pada keluarga berencana sehingga dapat memilih KB yang tepat.
1.3.4 Bagi Klien
Diharapkan ibu dan keluarga mengerti tentang metode kontrasepsi efektif terpilih yang
dapat dijadikan pilihan sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
- Unmedicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
2. IUD yang mengandung hormonal
a. IUD yang mengandung hormonal
Progestasert-T = Alza T
Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan dua helai benang ekor warna
hitam.
Mengandung 38mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan
65mcg progesterone perhari.
Tabung insersinya berbentuk lengkung, dan memiliki daya kerja 18
bulan.
Teknik insersi Plunging (Modified Withdrawl)
LNG-20
Mengandung 46-60mg levonorgestrel, denagan pelepasan 20 mcg
perhari.
Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari 0,5 per
seratus wanita pertahun.
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi disbanding IUD lainnya, karena 25% mengalami
Amenore atau perdarahan haid yang sedikit.
2. Pemasangan
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
b. Masukan lengan IUD di dalam kemasan sterilnya, pakai kembali sarung tangan yang
baru.
c. Pasang speculum vagina untuk melihat serviks.
d. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vagina dan serviks
e. Jepit bibir serviks dengan tenakulum
f. Masukan IUD ke kanalis servikalis dengan teknik tanpa sentuh, kemudian doeong ke
dalam kavum uteri hingga mencapai fundus.
g. Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter) ke bawah sehingga lengan
IUD bebas.
h. Setelah pendorong ditarik keluar, salnjutnya keluarkan selubung.
i.Gunting benang IUD, keluarkan tenakulum dan speculum dengan hati-hati.
j.Dokumentasi dan pencegahan pasca tindakan.
Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri dan menyakan tujuan kedatangan
Memberikan informasi umum tentang Keluarga Berencana.
Memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dalam hal ini KB IUD
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT380 A dan tidak perlu diganti)
- Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak khawatir hamil
- Sedikit efek samping hormonal dengan CuT 380A
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
- Dapat dipasang setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila terjadi infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
- Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
- Membantu mencegah kehamilan
- Mengatur posisi klien litotomi dan lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
- Palpasi kelenjar skene dan bartolini adakah nyeri, ada pembengkakan merah (bartolinitis)
- Vulvitis, ditandai adanya pembengkakan, kelihatan merah, gatal pada sekitar labia, nyeri
dan panas waktu kencing
- Kondiloma akuminata disebabkan oleh gonorrhea, ditandai pada daerah labia ada tumor
seperti kutil yang runcing seperti cengger ayam.
- Kondilomatalata disebabkan oleh sifilis ditandai adanya borok sebesar uang logam, bila
ditekan keluar cairan
- Vaginitis (kolpitis) ditandai adanya secret berbau anyir, rasa panas dan gatal
Pemeriksaan spekulum
Tujuan untuk melihat secara langsung keadaan vagina dan sekitarnya, serta erosi porsio.
Langkah-langkah pemeriksaan porsio:
- Menjelaskan tujuan pemeriksaan inspekulo
- Memasukkan spekulum cocor bebek dalam keadaan miring dan tertutup, putar
spekulum 90 derajat dengan hati-hati, bukalah bilahnya dengan gerakan sedikit
sehingga porsio kelihatan, kemudian dikunci
- Periksa dinding vagina normalnya warna merah jambu, lipatan memanjang, dan
melingkar
- Inspeksi serviks normalnya warna merah jambu dengan permukaan licin dilapisi
lendir yang jernih agak keputihan, ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuk oval
- Bila ada kelainan seperti adanya erosi, kanker serviks, polip dan infeksi dalam rahim
Pemeriksaan bimanual
Tujuannya untuk mengetahui:
- Kedudukan rahim antefleksi atau retrofleksi
- Adanya infeksi panggul
- Adanya kehamilan
Masukkan sonde uterus dengan cara “NO TOUCH TECHNIQUE” (teknik tidak
menyentuh) yaitu secara hati-hati masukkan sonde ke dalam rongga rahim (sekali
masuk) tanpa menyentuh dinding vagina atau spekulum
Tentukan kedalaman uterus dan posisi uterus
Kealuarkan sonde dan ukur kedalaman uterus pada tabung inserter yang masih
berada dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru tabung inserter
Masukkan tabung inserter secara hati-hati ke dalam uterus sampai leher biriu
menyentuh serviks atau sampai teraba ada hantaman
Lepaskan lengan AKDR CuT 380A dengan menggunakan “WITHDRAWL
TECHNIQUE” yaitu menarik keluar tabung inserter dengan tetap menahan
pendorong
Keluarkan pendorong AKDR CuT 380A dan tabung inserter di dorong kembali ke
serviks secara hati-hati sampai batas leher biru
Lepaskan tenakulum secara hati-hati
Keluarkan sebagian AKDR CuT 380A kurang lebih 3-4 cm dari tabung inserter
kemudian digunting
Keluarkan seluruh tabung inserter
Periksa serviks, bila ada perdarahan pada tempat bekas penjepitan tenakulum,
tekan dengan kassa steril yang diberi betadin selama 30-60 detik
Keluarkan spekulum dengan hati-hati, endam dalam larutan klorin 0,5%
- Melakukan tindakan pasca pemasangan AKDR CuT 380A
Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit untuk tindakan dekontaminasi
Buang kassa yang sudah tidak dipakai ke dalam kantong plastic
Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit
Cuci tangan dengan air mengalir memakai sabun dan keringkan
Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati 15 menit sebelum
memperbolehkan pulang
- Melakukan konseling pascapemasangan AKDR CuT 380A
16
Mengajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR CuT 380A
dan kapan harus dilakukan
Menjelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
Memberitahu klien waktu untuk kontrol
Mengingatkan kembali masa pemakaian AKDR CuT 380A adalah 10 tahun
Meyakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali ke klinik setiap saat
Meminta klien untuk mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan
Lengkapi rekam medic dan kartu AKDR CuT 380A untuk klien
Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat digunakan
untuk tujuan terseebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan metode tertentu.
2. Tanyakan status kesehatan ibu dan kondisi medis yang dimiliknya. Perhatikan
persyaratan medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu di tabel berikut ini
Keterangan :
1) Metode dapat digunakan tanpa halangan
2) Keuntungan pada umumnya lebih besar dari risiko
3) Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang lebih sesuai atau
dapat diterima
4) Metode tidak boleh digunakan
Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan ibu.
Berikan informasi yang objektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi.
Efeltivitas, cara kerja, efek samping, komplikasi yang dapat terjadi serta upaya- upaya untuk
menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut (termasuk sistem
rujukan).
19
penjelasan lanjutan anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali atau dirujuk pada konselor atau
tenaga kesehatan yang lebih ahli.
Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu. Setelah ibu
memilih metode yang sesuai dengan dirinya jelaskanlah mengenai :
- Waktu, tempat, tenaga dan cara pemasangan / pemakaian alat kontrasepsi .
- Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan.
- Cara menganali efek samping/komplikasi
- Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/ tempat pelayanan untuk kunjungan ulang
bila diperlukan
- Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi
Bila ibu ingin memulai pemakaian kontrasepsi saat itu juga, lakukan penapisan
kehamilan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
a. Apakah anda mempunyai bayi berumur < 6 bulan dan menyusui secara eksklusif dan
tidak mendapat haid selama 6 bulan tersebut.
b. Apakan anda pantang senggama sejak haid terakhir/bersalin
c. Apakah anda baru melahirkan bayi baru < 4 minggu?
d. Apakah haid terakhir dimulai 7 hari terakhir atau 12 hari terakhir bila klien ingin
menggunakakan AKDR
e. Apakah mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila klien ingin
menggunakan AKDR)
f. Apakah anda menggunakan metode kontrasepsi secara tepat dan konsisten.
Bila ada jawaban iya pada satu atau lebih pertanyaan diatas, metode kontrasepsi dapat
mulai digunakan. Bila semua dijawab tidak ibu harus melakukan tes kehamilan atau
menunggu haid selanjutnya.
6. Rujuk ibu bila diperlukan
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila dikllinik KB ini ibu belum mendapat
informasi yang memuaskan atau rujuk ke fasilitas pelayanan kontrasepsi/kesehatan yang lebih
lengkap apabila klinik KB setempat tidak mampu mengatasi efek sa,ping/komplikasi/ memenuhi
keinginan ibu. Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan
(kunjungan ulang paska pemasangan)
22
Subjektif
Tanggal : 1 April 2019 Pukul: 10.00 WIB
No.Register : 2466 Oleh: Suci Sunarti
3.1.1 Identitas/biodata
Nama istri : Ny. MS Nama suami : Tn. AM
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Suku : Batak Suku : Batak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Puskesmas I No.54 Alamat : Jl.Puskesmas
I No.54
23
24
9) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan dari jalan lahir atau perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak pernah mengalami keputihan yang lama dan
tidak pernah menderita kelainan pada payudaranya seperti kanker ataupun tumor, serta tidak
pernah menderita penyakit kelamin, tidak pernah menderita kanker rahim.
- Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 2-3 kali perhari, gosok gigi 2 kali perhari,
keramas 2-3 kali perminggu, ganti baju 2-3 kali perhari, ganti
pakaian dalam 2-3 kali perhari.
- Pola Aktivitas : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.
- Pola Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang 2-3 jam perhari, dan tidur malam 6-7
jam perhari.
- Pola Seksual : Ibu melakukan hubungan badan 2-3 kali perminggu
Objektif
a) Ibu berumur 30 tahun G0 P1 A0 post partum 2 hari
b) Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status Emosional : Stabil
c) Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Pols : 86x/i
RR : 20x/i
Temp : 37,00C
Antropometri
Berat badan : 50 Kg
Tinggi badan : 157 cm
d) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.
Kepala : Rambut warna hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, bersih, tidak ada benjolan
Wajah : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak pucat, tidak edema.
Mata : Simetris, tidak ada polip, tidak ada ingus, bersih, sclera tidak ada ikterus
Mulut : Bibir basah dan tidak ada anemis, lidah tidak anemis dan bersih, gusi tidak
anemis, bersih, gigi ada karies, tidak berlubang, lengkap, tidak ada gigi palsu
27
Telinga : Simetris, bersih, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
tiroid
Leher : Tidak ada hiperpigmentasi, bersih
Ketiak : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Dada : Tidak ada retraksi, tidak terdengar mengi dan ronki
Payudara : Simetris, ada pembesaran, puting susu menonjol, tidak ada hiperpigmentasi
areola mamae, bersih, tidak teraba benjolan, konsitensi kenyal
Punggung dan pinggang : Simetris, pinggang (periksa ketuk sudut kosto-vetebra tidak terasa
sakit)
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada hiperpigmentasi linea, tidak ada striae,
tidak ada tanda kehamilan, TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada adneksa,
tidak ada benjolan/tumor, terdengar bising usus, tidak ada kembung
Vulva : Fluor albus ada sedikit, tidak ada kondiloma akuminata, tidak ada radang
bartolin, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar skene, masih keluar darah
haid, tapi sedikit
Vagina :
Pemeriksaan dalam
Tidak ada nyeri goyang pada porsio, pergerakan serviks bebas, posisi uterusretrofleksi,
ukuran rongga rahim > 5 cm (7cm), tidak ada tanda Hegar
Pemeriksaan inspekulo
Tidak ada lesi/erosiopada porsio, masih keluar darah haid sedikit, porsio warna merah
muda , tidak ada tanda radang, tanda Chadwick(-)
Pemeriksaan Spekulum
Dinding vagina : Bewarna merah jambu, lipatan memanjang, dan melingkar
Serviks : Bewarna merah jambu, permukaan licin dilapisi lendir yang jernih agak
keputihan, ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuknya oval.
28
Pemeriksaan Bimanual
Kedudukan rahim antefleksi, tidak ada tanda infeksi panggul, dan tidak adanya
kehamilan, panjang uterus 6cm.
Analisa
Diagnosa : Ny.M, usia 30 tahun G0 P1 A0 post partum 2 hari ingin menggunakan KB IUD
Penatalaksanaan
Tanggal : 1April 2019
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memberitahukan pada ibu
TTV TD : 120/80mmHg Pols : 86x/i
BB : 60 kg RR : 20x/i
TB : 158 cm Temp : 37,0oC
Subjektif
Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi IUD (Copper T Cu 380 A)
Objektif
1. 1 minggu post partu P1A0
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV TD : 120/80mmHg Pols : 88x/i
BB : 60 kg RR : 20x/i
TB : 158 cm Temp : 36,8oC
Analisa
Ny.MS usia 30 tahun P1A0 post partum 1 minggu calon akseptor baru IUD (Copper T Cu 380
A).
Penatalaksanaan
Tanggal : 8 April 2019
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memberitahu ibu
TTV TD : 120/80mmHg Pols : 88x/i
BB : 60 kg RR : 20x/i
TB : 158 cm Temp : 36,8oC
2. Melakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu dan suami setuju dengan tindakan
yang dilakukan.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
4. Melakukan pemasangan KB IUD (Copper T Cu 380 A) sesuai dengan standar
operasional prosedur yang berlaku
5. Mempersiapkan alat-alat dan bahan habis pakai untuk pemasangan IUD (Copper T Cu
380 A).
6. Memastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan melakukan pencucian vagina.
30
Ibu telah melakukan pencucian vagina dan kandung kemih dalam keadaan kosong.
7. Mempersilahkan ibu untuk naik ke tempat tidur Ginekologi dan mengatur posisi tidur ibu
dengan posisi lithotomy.
8. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan genitalia eksterna untuk
melihat adanya ulkus, pembengkakan kelenjar bartolin dan kelenjar skene.
Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ditemukan kelainan.
9. Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan besar, posisi, konsistensi dan
mobilitas uterus, adanya nyeri goyang serviks dan tumor pada adneksa atau kavum
douglas.
Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ditemukan masalah.
10. Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril
11. Memasukkan spekulum dan mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik
sebanyak 2 kali atau lebih.
12. Memasang tenakulum untuk menjepit serviks secara hati-hati pada posisi vertikal jam 10
atau jam 2, jepit dengan pelan hanya pada satu tempat untuk mengurangi rasa sakit.
Serviks telah dijepit dengan tenakulum dengan posisi vertikal jam 10.
13. Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi risiko infeksi dan untuk
mengukur posisi uterus serta panjang uterus ( tidak menyentuh vagina)
Uterus telah diukur dengan menggunakan sonde uterus, panjangnya 6 cm.
14. Memasukkan IUD ke kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi leher biru dalam
posisi horizontal, menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks dan vagina
berada dalam satu garis lurus, kemudian mendorong tabung inserter sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis,
pada waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis sepanjang 3-4
cm , potong benang tersebut dengan menggunakan gunting untuk mengurangi risiko IUD
tercabut keluar. Kemudian, Tarik tabung pendorong dengan hati-hati. Melepas
tenakulum, bila ada perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan kasa
sampai perdarahan berhenti.
Copper T Cu 380 A telah terpasang dengan baik.
15. Merendam alat-alat pemasangan IUD dengan cara merendam di larutan chlorin 0,9%.
16. Mencuci tangan
31
17. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemasangan IUD.
18. Memberikan Konseling Pasca Pemasangan
- Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet SF (Sulfas Ferosus) 1 tablet setiap kali haid
- Haid : terjadi perubahan siklus haid (umumnya bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan), haid akan lebih lama dan banyak, saat haid terasa lebih sakit.
- Mengajarkan ibu cara mengontrol benang. Memasukkan jari tengah atau jari telunujk ke
dalam vagina, dan mencari benang apakah masih ada/tidak.
19. Menganjurkan ibu untuk Kontrol 1-2 minggu atau bila ada keluhan ibu mengerti untuk
jadwal kontrol berikutnya.
20. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam kartu kunjungan (K1/KB/13) dan mencatat
di dalam Register Hasil Pelayanan KB di Faskes KB (K1/KB/13).
21. Pendokumentasian telah dilakukan.
32
- Pemeriksaan Obstetri
Porsio : Tampak Merah muda, benang IUD tampak di depan mulut rahim
Assassement
Ny.MS akseptor KB IUD hari ke-7 (1 minggu) setelah pemasangan tidak ada keluhan.
Planning
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa pemeriksaan telah dilakukan.
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TTV dalam batas normal.
2. Mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan sekaligus menganjurkan
ibu untuk mengosongkan kandung kemih
3. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan kontrol IUD
4. Mempersilahkan ibu untuk naik kemeja ginekologi dan mengatur posisi ibu pada posisi
litotomi
5. Melakukan pemeriksaan IUD dengan cara bidan memakai sarung tangan steril lalu
melakukan VT (Vagina Touche) kemudian spekulum dan melakukan inspekulo
a. IUD masih terpasang dengan baik dan benang terlihat di depan porsio kira-kira 3
cm. Tidak dijumpai tanda-tanda peradangan pada porsio
33
PEMBAHASAN
Dalam laporan ini penulis membuat asuhan kebidanan asuhan keidanan pada Ny.MS
dengan akseptor IUD. Sebelum melakukan tindakan, untuk memudahkan pemasangan penulis
melakukan pengkajian yang terdiri dari data objektif dan subjektif. Hal ini dilakukan untuk
mencari, apakah terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Setelah dilakukan pengkajian
secara lengkap, penulis melakukan identifikasi masalah atau diagnose, kemudian kebutuhan
segera dan dilanjutkan pengembangan rencana atau intervensi, dan implementasi. Secara teori
dan praktek dalam pemasangan IUD tidak terdapat kesenjangan. Di dalam pelaksanaan
intervensi dan implementasi banyak penjelasan atau KIE yang harus diterima oleh klien serta
pertanyaan yang harus diungkapkan klien. Setelah pelaksanaan intervensi dan implementasi
selesai, barulah penulis mengadakan evaluasi, yang berisi tentang hasil dari tindakan yang
dilakukan. Dalam melakukan evaluasi pada kasus ini, harus benar-benar dilakukan dengan teliti.
Karena dalam kasus ini jika IUD tidak terpasang dengan rapid an aman maka akan menyebabkan
potensial terjadi infeksi. Dan jika pemasangan kurang tepat, IUD tersebut memiliki potensial
besar terjadi ekspulsi.Penulis mengamati bahwa penyuluhan/konseling yang baik, media
penuluhan yang tepat, kecakapan atau kemampuan tenaga kesehatan khususnya Koordinator KB
dan petugas KB di puskesmas dalam memberikan penyuluhan dan pendekatan kepada pasangan
usia subur yang merupakan calon akseptor akan sangat mempengaruhi minat akseptor KB baru
untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi yang efektif dan terpilih yang sesuai dengan
harapan akseptor.
34
BAB V
5.1 Kesimpulan
Kontrasepsi IUD adalah benda atau alat yang dimasukkan kedalam uterus dengan tujuan
mencegah terjadinya kehamilan yang terbuat dari plastik lentur, sebagian besar memiliki lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahi melalui vagina dan mempunyai benang. Mekanisme
AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
tuba falopii, mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma
dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus. Efektivitas Pada umumnya, risiko
kehamilan kurang dari 1 diantara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga
12 tahun. Berdasarkan hasil pembahasan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ny.MS, klien ingin
memasang IUD karena jangka waktu pemakaiannya lama yaitu 10 tahun, aman digunakan untuk
wanita yang sudah berusia lebih dari 35 tahun dan masih bisa menyusui. Dari asuhan yang
diberikan, tidak ditemukan kesenjangan, baik pada pengkajian sampai dengan evaluasi, sehingga
dapat disimpulkan bahwa asuhan terhadap tindakan pemasangan IUD dianggap telah tepat dan
benar.
5.2 Saran
Institusi pendidikan diharapkan dapat menambahkan buku dan referensi yang dapat
menunjang dalam kegiatan belajar mengenai KB IUD.
35
36
Diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar didalam praktek dengan baik dapat
mengambil ilmu yang mungkin tidak didapatkan di institusi pendidikan mengenai KB
IUD/AKDR.
DAFTAR PUSTAKA
Imelda, 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluarga Berencana. Jakarta :Gosyen Publishing
Hartanto. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta :EGC
Syafrudin,dkk. 2009. Praktek Klinik Lapangan Dengan Pendekatan PKMD. Jakarta : TIM
Varney, H.dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi . Jakarta: EGC
Winkjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta
37