Suci Sunarti P07524118163

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 55

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.

MS DENGAN AKSEPTOR
KB IUD DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS MEDAN
SUNGGAL KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh:
SUCI SUNARTI
NIM. PO7524118163

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-III KEBIDANAN
MEDAN
2019
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.MS DENGAN AKSEPTOR KB IUD
DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS MEDAN SUNGGAL
KECAMATAN MEDAN SUNGGAL
TAHUN 2019

LAPORAN TUGAS AKHIR


DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT
MENYELESAIKAN PENDIDIKAN AHLI MADYA KEBIDANAN
PADA PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN PROGRAM RPL
POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN.

OLEH:
SUCI SUNARTI
NIM. PO7524118163

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN
PRODI D-III KEBIDANAN
MEDAN
2019
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
MIDWIFERY ASSOCIATE DEGREE PROGRAM
FINAL PROJECT REPORT, JULY 2019

SUCI SUNARTI
PO7524118163

MIDWIFERY CARE TO MRS.MS WITH IUD ACCEPTORS AT SUNGGAL UPT


COMMUNITY HEALTH CENTER OF MEDAN SUNGGAL SUB DISTRICT

V CHAPTER + Page + Table + Attachments

SUMMARY OF MIDIWFERY CARE

One program to reduce maternal mortality and reduce population growth is through the
Family Planning program. Family planning according to the World Health Organization (WHO)
1970 was an act that helps married couples avoid unwanted pregnancies, get births that are very
desirable, set intervals between pregnancies, control the time of birth in relation to the age of
husband and wife and determine the number of children and family.
Intra-Uterus Device (IUD) contraception has a high effectiveness, but couples of
childbearing age are less interested in choosing an IUD in spacing pregnancy. Survey results for
the 2017 of family planning report in Medan Sunggal community health center with the number
of fertile age couple was 5.91 people with new family planning achievements of 14.98% active
participants amounted to 72.8%. Acceptors using long time contraception method such as IUD
were 11.85% , MOP of 0.23%. MOW of 6.13%, implants of 7.95%, non- long time
contraception method namely condom KB of 7.42%, injections of 34.17% and pills of 32.24%.
This condition illustrates that IUD acceptor ranks 3rd after the injection and pill birth control.
IUD can spur pregnancy up to 10 years, does not interfere with milk production.
Care provided to Mrs.MS, 30-year-old who wants to use an IUD birth control to promote
pregnancy, she want to use contraceptives that do not interfere with milk production.
The purpose of this final project report was to provide comprehensive IUD family planning
services to patients, namely screening, installation, administration of medicines and providing
health education, additional references on IUD family planning services.

Keywords : Midwifery, Family Planning, IUD


References : 6 Books 3 Internet (1999-2018)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
PRODI D-III KEBIDANAN KELAS RPL
LAPORAN TUGAS AKHIR, JULI 2019

SUCI SUNARTI
PO7524118163

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.MS DENGAN AKSEPTOR KB IUD


DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS MEDAN SUNGGAL
KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

V BAB + Halaman + Tabel + Lampiran

RINGKASAN
Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka
pertumbuhan penduduk yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Keluarga berencana
menurut World Health Organization (WHO) 1970 adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diingikan, mendapatkan kelahiran yang
sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengotrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dan keluarga.
Kontrasepsi Intra Uterus Device (IUD) memiliki efektivitas yang tinggi, tetapi pasangan
usia subur kurang berminat untuk memilih IUD dalam menjarangkan kehamilan. Hasil survei
data laporan KB tahun 2017 di UPT. Puskesmas Medan Sunggal dengan junlah PUS 5.91 jiwa
dengan capaian KB baru sebesar 14,98% peserta KB aktif sebesar 72,8%. Akseptor yang
menggunakan MKJP seperti IUD sebesar 11,85% MOP sebesar 0,23%. MOW sebesar 6,13%,
implant sebesar 7,95%, non MKJP yaitu KB kondom sebesar 7,42%, suntik sebesar 34,17% dan
pil sebesar 32,24%. Kondisi ini menggambarkan bahwa akseptor IUD memiliki urutan ke-3
setelah KB suntik dan pil. KB IUD mampu menjarakkan kehamilan hingga 10 tahun, tidak
mengganggu produksi ASI.
Asuhan yang diberikan pada akseptor Ny. MS umur 30 tahun yang ingin memakai KB
IUD untuk menjarakkan kehamilan. Ingin menggunakan alat kontrasepsi yang tidak menganggu
produksi ASI.
Tujuan Laporan Tugas Akhir ini adalah memberikan pelayanan KB IUD secara
komprehensif kepada pasien yaitu penapisan, pemasangan, pemberian obat-obatan dan
pemberian pendidikan kesehatan, tambahan referensi tentang pelayanan KB IUD.

Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana IUD


Daftar Pustaka : 6 Buku 3 Internet (1999-2018)

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny.MS Dengan Akseptor KB IUD di Unit
Pelaksana Teknis Puskesmas Medan Sunggal Kecamatan Medan Sunggal”.

Laporan Tugas Akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan RPL
Polliteknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, baik dukungan
moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-sebesarnya kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes. , selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah
memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb. , selaku Ketua Program Studi Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas
Akhir ini.
3. Suryani, SST, M.Kes., selaku Ketua Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI
Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Betty Mangkuji, SST, M.Keb. , selaku Ketua Penguji Penyusun Laporan Tugas Akhir
Program Studi Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan
bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Yusniar Siregar, SST, M.Kes. , selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
6. Lusiana Gultom,SST, M.Kes,selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
7. Seluruh Dosen Prodi D-III Kebidanan Program RPL Poltekkes Kemenkes RI Medan.
8. Terimakasih kepada ketiga anak-anaku Annisa Utami Batubara, Othman Mirizi Batubara,
dan Zaky Farhan Batubara atas dukungan, do’a dan semangat yang diberikan selama
pengerjaan laporan ini.

ii
9. Rekan-rekan semua yang bekerja di Puskesmas Medan Sunggal atas dukungan, doa serta
partisipasinya selama penulis menyelasaikan Laporan Tugas Akhir sehingga penulisan
dapat berjalan lancar.
10. Teman-teman perkuliahan di Prodi D-III Kebidanan Program RPL Poltekkes Kemenkes
RI Medan atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi peneliti.
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir Ini memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu penulis menerima kritik dan saran demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tidak terhingga atas segala
dukungan, do’a, bantuan baik moril maupun materil yang telah diberikan selama ini, kiranya
Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.

Medan, Juli 2019


Penulis

Suci Sunarti

iii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL ...................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN
RINGKASAN .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN ......................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Tujuannelitian........................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum .......................................................... 2
1.2.2 Tujuan Khusus ......................................................... 2
1.3 Manfaat penelitian .................................................................... 2
1.3.1 Bagi Penulis ..................................................... 2
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan .................................. 3
1.3.3 Bagi Puskesmas ................................................ 3
1.3.4 Bagi Klien ......................................................... 3
1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu asuhan ........................................ 3
1.4.1 Sasaran .............................................................. 3
1.4.2 Tempat .............................................................. 3
1.4.3 Waktu Asuhan ................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 4
2.1 Intra Uterine Device (IUD) ................................................... 4
2.1.1 Pengertian IUD ............................................................... 4
2.1.2 Jenis-Jenis IUD ............................................................... 4
2.1.3 Keuntungan dan Kerugian KB IUD ............................... 6
2.1.4 Kontraindikasi, Indikasi dan Efek samping ................... 6
2.1.5 Cara Pemasangan IUD ................................................... 7
2.1.6 Konseling dan Intruksi Pasca Insersi IUD ..................... 9
2.1.7 Cara Melepas IUD ......................................................... 15
2.1.8 Komplikasi Paska Pemasangan IUD .............................. 16
2.2 Standar Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ........... 17
2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan .............................. 21
BAB III PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN ........... 23
3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana ................................. 23
3.2 Data Perkembangan (Paska pemasangan 1 minggu) .............. 33
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................... 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 36
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 36
5.2 Saran........................................................................................ 37

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 38


LAMPIRAN............................................................................................ 39

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar.1 Jenis-jenis IUD ..................................................................................... 6
Gambar 2. Cara Pemasangan IUD ........................................................................ 9

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya .......... 12
Tabel 2. Ringkasan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) ............................. 13

vi
DAFTAR SINGKATAN

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


AKI : Angka Kematian Ibu
AKB : Angka Kematian Bayi
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
BKKBN : Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
TD : Tekanan Darah
IUD : Intra Uterine Device
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
MKJP : Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MKET : Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih
MDG : Millenium Development Goals
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
PUS : Pasangan Usia Subur
UPT : Unit Pelayanan Terpadu
VT : Vaginal Touche
WHO : World Health Organization
WUS : Wanita Usia Subur

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu program untuk menurunkan angka kematian ibu dan menekan angka
pertumbuhan penduduk yakni melalui program Keluarga Berencana (KB). Keluarga berencana
menurut World Health Organization (WHO) 1970 adalah tindakan yang membantu pasangan
suami istri untuk menghindari kehamilan yang tidak diingikan, mendapatkan kelahiran yang
sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengotrol waktu saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dan keluarga.
Peningkatan dan perluasan pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu
usaha untuk menurukan angka kesakitan dan kematian ibu yang tinggi akibat kehamilan yang
dialami oleh wanita selain untuk menurunkan jumlah kelahiran anak. Pemerintah mencanangkan
suatu gerakan KB Nasional dengan tujuan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang
menjadi dasar bagi terwujudnya sila kelima. Program ini memperkenalkan masyarakat pada
berbagai jenis alat/obat kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan
yang tidak diinginkan dan mengatur jumlah anak yang diinginkan sehingga diharapkan jumlah
kelahiran dari tahun ke tahun dapat dikendalikan.
Peranan penting bidan dalam Keluarga Berencana adalah untuk meningkatkan jumlah
penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat. Sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan bidan, metode KB yang dapat dilaksanakan adalah metode sederhana (kondom
pantang berkala, pemakaian spermisid, senggama terputus), Metode Kontrasepsi Efektif (MKE)
hormonal seperti suntik, pil dan susuk serta IUD (Intra Uterine Device) metode MKE
kontrasepsi mantap (Kontap).
Menurut data dan informasi kesehatan Indonesia bahwa tahun 2017, jumlah akseptor
KB aktif sebanyak 36.3006.662 peserta (74,80%), dengan rincian yaitu Intra Uteri Device (IUD)
3.852.561 Pengguna KB IUD berada di urutan ke-4.
Provinsi Sumatera Utara sendiri pada tahun 2016, jumlah Pasangan Usia Subur (PUS)
2.284.821 jiwa bahwa jumlah akseptor KB aktif 1.636.590 peserta (71,63%) dengan perincian
IUD 165.489 peserta.

1
2

Hasil survei data laporan KB tahun 2017 di UPT. Puskesmas Medan Sunggal dengan
junlah PUS 5.91 jiwa dengan capaian KB baru sebesar 14,98% peserta KB aktif sebesar 72,8%.
Akseptor yang menggunakan MKJP seperti IUD sebesar 11,85% MOP sebesar 0,23%. MOW
sebesar 6,13%, implant sebesar 7,95%, non MKJP yaitu KB kondom sebesar 7,42%, suntik
sebesar 34,17% dan pil sebesar 32,24%. Kondisi ini menggambarkan bahwa akseptor IUD
memiliki urutan ke-3 setelah KB suntik dan pil.
Beberapa faktor penyebab kurangnya minat PUS menggunakan MKJP yaitu IUD dapat
ditinjau dari berbagai segi yaitu sebagai pelayanan KB, segi kesediaan alat kontrasepsi, segi
penyampaian konseling maupun Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan hambatan budaya.
Pada umumnya PUS masih merasakan takut untuk menggunakan IUD karena metode
pemasangannya yang menggunakan berbagai alat-alat medis .Kerugian dari pemakaian dari IUD
adalah masih terjadinya kehamilan yaitu 1 dalam 125-170 kehamilan. Beberapa efek samping
IUD adalah perdarahan, keputihan, ekspultasi, nyeri, infeksi, dan translokasi.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan studi kasus dengan judul “
Asuhan Kebidanan Pada Ny.MS dengan Akseptor KB IUD di Unit Pelaksana Teknis Puskesmas
Sunggal Kec. Medan Sunggal”

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada calon akseptor KB IUD pada
Ny.MS di UPT. Puskesmas Medan Sunggal dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
1.2.2 Tujuan Khusus
a) Melakukan pengkajian dan pengumpulan data pada Ny.MS sebagai akseptor KB IUD di
UPT. Puskesmas Medan Sunggal.
b) Merumuskan masalah pada Ny.MS sebagai akseptor KB IUD di UPT. Puskesmas Medan
Sunggal.
c) Menganalisa data dan masalah pada Ny.MS sebagai akseptor KB IUD di UPT.
Puskesmas Medan Sunggal.
d) Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor IUD secara SOAP pada Ny.MS sebagai
akseptor KB IUD di UPT. Puskesmas Medan Sunggal.
3

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan mengaplikasikan teori
di lapangan yang sebelumnya telah diperoleh selama perkuliahan, sehingga dapat menerapkan
menajemen asuhan kebidanan Keluarga Berencana (KB) sesuai dengan standar profesi
kebidanan.
1.3.2 Bagi Intitusi Pendidikan
Meningkatkan proses belajar dan mengajar sebagai bahan masukan atau pertimbangan
bagi rekan-rekan mahasiswi kebidanan Poltekkes Kemenkes RI MEDAN dan sebagai referensi
mahasiswa khususnya dalam pelaksanaan asuhan kebidanan KB.
1.3.3 Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dalam memberikan dan bimbingan konseling maupun
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada ibu dan keluarga dalam memfasilitasi pemenuhan
kebutuhan fisik dan psikologis pada keluarga berencana sehingga dapat memilih KB yang tepat.
1.3.4 Bagi Klien
Diharapkan ibu dan keluarga mengerti tentang metode kontrasepsi efektif terpilih yang
dapat dijadikan pilihan sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu asuhan


1.4.1 Sasaran
Adapun sasaran pada laporan tugas akhir ini adalah Ny. MS usia 30 tahun P 1A0 ibu dalam
masa menyusui.
1.4.2 Tempat
Tempat pelaksanaan asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny.MS di UPT. Puskesmas
Medan Sunggal.
1.4.3 Waktu Asuhan
Waktu yang diperlukan dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ny.MS yaitu April
2019.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Intra Uterine Device (IUD)


2.1.1 Pengertian IUD
IUD atau KDR/Spiral adalah suatu benda kecil dari plastik lentur, sebagian besar
memiliki lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahi melalui vagina dan mempunyai benang.
Kontrasepsi IUD adalah benda atau alat yang dimasukkan kedalam uterus dengan tujuan
mencegah terjadinya kehamilan. Metode kontrasepsi dianggap lebih baik dari metode
kontrasepsi modern lainnya, karena IUD cenderung tidak mengandung reaksi obat sehingga lebih
aman bagi metabolisme tubuh dan relatif lebih ekonomis serta lebih nyaman untuk pemakaian
jangka waktu lama.

2.1.2 Jenis-jenis IUD


1. IUD Non-hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-empat, IUD telah dikembangkan dari
generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan logam sampai generasi plastik (polyetilen)
baik yang ditambah obat maupun tidak
a. Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi dua:
- Bentuk terbuka (Open Device)
Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7, Margules, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
- Bentuk tertutup ( Closed Device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
b. Menurut tambahan atau metal
- Medicated IUD
Misalnya : CuT 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300
(daya kerja tahun), Cu T 380 ( daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T ( daya kerja 5
tahun), ML-Cu 375 ( daya kerja 3 tahun).
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya
kawat halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berati tembaga tambahan
adalah 200mm2.

4
5

- Unmedicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
2. IUD yang mengandung hormonal
a. IUD yang mengandung hormonal
 Progestasert-T = Alza T
 Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan dua helai benang ekor warna
hitam.
 Mengandung 38mg progesterone dan barium sulfat, melepaskan
65mcg progesterone perhari.
 Tabung insersinya berbentuk lengkung, dan memiliki daya kerja 18
bulan.
 Teknik insersi Plunging (Modified Withdrawl)
 LNG-20
 Mengandung 46-60mg levonorgestrel, denagan pelepasan 20 mcg
perhari.
 Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari 0,5 per
seratus wanita pertahun.
 Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan
ternyata lebih tinggi disbanding IUD lainnya, karena 25% mengalami
Amenore atau perdarahan haid yang sedikit.

Gambar 2.1. Jenis-jenis Intra Uterus Device (IUD)


6

2.1.3 Keuntungan dan Kerugian KB IUD


1. Keuntungan
a. Efektivitasnya tinggi.
b. IUD sangat efektif segera setelah pemasangan.
c. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat- ingat kapan harus berKB.
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
e. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil.
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
h. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
i. Mencegah kehamilan ektopik.
2. Kerugian
a. Perubahan siklus haid (pada 3 bulan pertama akan berkurang setelah 3 bulan)
b. Haid lebih banyak dan lama.
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
d. Saat haid lebih sakit.
e. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang berganti-
ganti pasangan.
7

2.1.4 Kontraindikasi, Indikasi dan Efek samping


1. Kontraindikasi
a. Wanita hamil atau diduga hamil, misalnya jika seorang wanita melakukan senggama
tanpa menggungakan metode kontrasepsi yang valid sejak periode menstruasi normal
yang terakhir.
b. Penyakit Inflamasi Pelvic (PID) diantarnya : riwayat PID kronis, riwayat PID akut,
subakut, riwayat PID dalam 3 bulan terakhir termasuk endometritis paska melahirkan
atau aborsi terinfeksi.
c. Riwayat kehamilan ektopik atau kondisi yang dapat mempermudah ektopik.
d. Ukuran uterus drngan alat periksa (sonde uterus) berada diluar batas yang telah
ditetapkan yaitu ukuran uterus yang normal 6-9 cm.
e. IUD sudah ada didalam uterus dan belum dikeluarkan.
2. Indikasi
a. Usia reproduksi.
b. Keadaan nullipara.
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
d. Wanita yang sedang menyusui.
e. Setelah abortus dan tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi.
f. Tidak menghendaki metode kontrasepsi hormonal.
3. Efek Samping
a. Merasakan sakit dan kejang 3-5 hari setelah pemasangan.
b. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab
terjadinya anemia.
c. Penyakit radang panggul dapat terjadi pada wanita dengan IMS jika memakai IUD,
penyakit radang panggul dapat memicu terjadinya infertilisasi.
d. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan IUD,
biasanya menghilang dalam 1-2 hari
2.1.5 Cara Pemasangan IUD
1. Konseling Pra-pemasangan
a. Menjelaskan cara kerja KB IUD
b. Menjelaskan keuntungan dan kerugian KB IUD
8

c. Menjelaskan cara pemasangan KB UID


d. Menjelaskan jadwal kunujngan ulang pra-pemasangan atau seetelah pemasangan
yaitu satu minggu setelah pemasangan, enam bulan setelah pemasangan, satu tahun
setelah pemasngan.
e. Sedang hamil (diketahui hamil atau sedang hamil).
f. Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya
g. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,servitis)
h. Diketahui menderita TBC pelvik
i. Kanker alat genital
j. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm.

2. Pemasangan
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
b. Masukan lengan IUD di dalam kemasan sterilnya, pakai kembali sarung tangan yang
baru.
c. Pasang speculum vagina untuk melihat serviks.
d. Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vagina dan serviks
e. Jepit bibir serviks dengan tenakulum
f. Masukan IUD ke kanalis servikalis dengan teknik tanpa sentuh, kemudian doeong ke
dalam kavum uteri hingga mencapai fundus.
g. Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter) ke bawah sehingga lengan
IUD bebas.
h. Setelah pendorong ditarik keluar, salnjutnya keluarkan selubung.
i.Gunting benang IUD, keluarkan tenakulum dan speculum dengan hati-hati.
j.Dokumentasi dan pencegahan pasca tindakan.

Gambar 2.2 Cara Pemasangan Intra Uterus Device (IUD)


9

2.1.6 Konseling Dan Intruksi Pasca Insersi IUD


1. Konseling Awal

 Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri dan menyakan tujuan kedatangan
 Memberikan informasi umum tentang Keluarga Berencana.
 Memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dalam hal ini KB IUD

Profil atau gambaran umum AKDR CuT 380A


- Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat digunakan sampai 10 tahun
- Haid menjadi lama dan lebih banyak
- Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
- Dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif
- Tidak boleh dipakai oleh semua perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (IMS)

Keuntungan AKDR CuT 380A


- Sangat efektif : 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan
dalam 125-170 kehamilan)
- Dapat efektif segera setelah pemasangan
10

- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT380 A dan tidak perlu diganti)
- Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak khawatir hamil
- Sedikit efek samping hormonal dengan CuT 380A
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
- Dapat dipasang setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila terjadi infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
- Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
- Membantu mencegah kehamilan

Kerugian AKDR CuT 380A


Efek samping yang umum terjadi:
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3
bulan)
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan (spotting) antara menstruasi
- Saat haid lebih sakit

Mekanisme kerja AKDR CuT 380A


- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
- AKDR CuT 380A bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi ovum dalam uterus

2. Melakukan Konseling metode khusus


- Mendiskusikan dengan klien tentang kontrasepsi yang dipilih
- Bila klien memilih AKDR CuT 380A, berikan pujian
- Menjelaskan kembali informasi umum tentang AKDR CuT 380A
- Menanyakan apakah ada kekhawatiran tentang penggunaan KB
- Mengkaji data-data pribadi klien (nama, agama, umur, alamat dll)

3. Melakukan konseling prapemasangan dan seleksi klien


Tujuan penapisan/seleksi klien untuk:
11

- Mengetahui latar belakang klien yang akan menjadi aseptor


- Mengenali identitas klien supaya tidak terjadi kekeliruan
- Memilihkan cara alat kontrasepsi yang sesuai
- Mendeteksi adanya kelainan-kelainan yang merupakan kontraindikasi
- Menemukan efek samping akkibat dari pelayanan kontrasepsi

Anamnesa riwayat kesehatan reproduksi


- Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid
- Paritas dan riwayat persalinan terakhir
- Riwayat kehamilan ektopik
- Nyeri yang hebat setiap haid
- Anemia yang berat (Hb <9 gr% atau hematokrit <30)
- Riwayat infeksi genital, penyakit hubungan seksual radang panggul dan kondilloma
akuminata)
- Berganti-ganti pasangan
- Kanker serviks ditandai sering keputihan, erosi porsio, bila berhubungan seksual terjadi
perdarahan

4. Melakukan pemeriksaan fisik


Palpasi perut
a. Tujuan untuk:
- Mengetahui adakah pembesaran hepar, limpa, atau benjolan lain yang dapat
diraba
- Mengetahui apakah rahim ada perbesaran
- Mengetahui apakah ada rasa nyeri waktu diraba

b. Langkah-langkah palpasi pada perut


- Mengatur posisi klien tidur terlentang
- Jari tangan kanan dilempengkan, meraba pelan-pelan pada daerah hepar, limpa
dan pembesaran atau tidak, adneksa kiri dan kanan bila nyeri kemungkinan
adanya adneksitis, supra pubik nyeri/bila tidak nyeri terdapat radang panggul, ada
benjolan/tidak kemungkinan adanya tumor.
Inspeksi
12

- Mengatur posisi klien litotomi dan lakukan inspeksi pada genitalia eksterna
- Palpasi kelenjar skene dan bartolini adakah nyeri, ada pembengkakan merah (bartolinitis)
- Vulvitis, ditandai adanya pembengkakan, kelihatan merah, gatal pada sekitar labia, nyeri
dan panas waktu kencing
- Kondiloma akuminata disebabkan oleh gonorrhea, ditandai pada daerah labia ada tumor
seperti kutil yang runcing seperti cengger ayam.
- Kondilomatalata disebabkan oleh sifilis ditandai adanya borok sebesar uang logam, bila
ditekan keluar cairan
- Vaginitis (kolpitis) ditandai adanya secret berbau anyir, rasa panas dan gatal

Pemeriksaan spekulum
Tujuan untuk melihat secara langsung keadaan vagina dan sekitarnya, serta erosi porsio.
Langkah-langkah pemeriksaan porsio:
- Menjelaskan tujuan pemeriksaan inspekulo
- Memasukkan spekulum cocor bebek dalam keadaan miring dan tertutup, putar
spekulum 90 derajat dengan hati-hati, bukalah bilahnya dengan gerakan sedikit
sehingga porsio kelihatan, kemudian dikunci
- Periksa dinding vagina normalnya warna merah jambu, lipatan memanjang, dan
melingkar
- Inspeksi serviks normalnya warna merah jambu dengan permukaan licin dilapisi
lendir yang jernih agak keputihan, ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuk oval
- Bila ada kelainan seperti adanya erosi, kanker serviks, polip dan infeksi dalam rahim

Pemeriksaan bimanual
Tujuannya untuk mengetahui:
- Kedudukan rahim antefleksi atau retrofleksi
- Adanya infeksi panggul
- Adanya kehamilan

5. Melakukan tindakan prapemasangan AKDR CuT 380A


- Menjelaskan proses pemasangan AKDR CuT 380A dan apa yang dirasakan oleh klien
- Persiapan alat:
13

 Satu set AKDR CuT 380A


 Betadin 1%, larutan klorin 0,5% dalam tempatnya untuk merendam alat-alat dari
logam dan satu tempat lagi untuk merendam handscoon dan duk
 Handuk kecil
 Kapas lembab (kapas savion), deppers dengan tempatnya
 Speculum cocor bebek
 Gunting panjang tumpul
 Sonde uterus
 Tenakulum satu gigi
 Tampon tang, pinset panjang
 Sarung tangan steril dua pasang
 Busi
 Lampu sorot
- Persiapan klien
 Menganjurkan klien untuk kencing dan membersihkan alat kelamin
 Mengatur posisi klien litothomi
- Persipan lingkungan
 Memasang sampiran
 Ruangan dengan penerangan yang cukup
 Menjaga privasi klien
- Persipan petugas
Memperhatikan prosedur pencegahan infeksi
- Memberikan konseling (menganjurkan klien untuk dan membersihkan alat kealminnya
dengan menggunakan sabun dan keringkan)
- Cuci tangan 7 langkah
- Memakai sarung tangan steril
- Menyusun alat-alat diatas tempat steril
- Mengatur posisi klien litotomi
- Menyalakan lampu yang terang untuk melihat serviks
- Memeriksa genitalia eksterna
14

- Lakukan pemeriksaan dengan spekulum:


 Periksa adanya cairan vagina
 Periksa serviks dan uretra
 Ambil spesimen dari sekret vagina dan serviks untuk pemeriksaan makroskopik
bila ada indikasi
- Mengeluarkan spekulum dan letakkan kembali pada tempat alat-alat
- Melakukan pemeriksaan dalam:
 Periksa gerakan dari serviks
 Tentukan ukuran, bentuk dan posisi uterus
 Periksa adanya kehamilan
 Periksa kedua adneksa
 Periksa kavum douglasi
- Lepaskan sarung tangan dan direndam dalam larutan klorin
- Masukkan lengan AKDR CuT 380A di dalam kemasan sterilnya
 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
 Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda tidak
steril
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar
 Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR CuT 380A
 Pegang kedua ujung lengan AKDR CuT 380A dan dorong tabung inserter sampai
ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
 Setelah lengan melipat sampai menyentuh lubang inserter, tarik tabung dari
bawah lipatan lengan.
 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan lengan
AKDR CuT 380A yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter
- Melakukan prosedur pemasangan AKDR CuT 380A
 Pakai sarung tangan yang baru
 Pakai spekulum dan lihat serviks
 Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic
 Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
15

 Masukkan sonde uterus dengan cara “NO TOUCH TECHNIQUE” (teknik tidak
menyentuh) yaitu secara hati-hati masukkan sonde ke dalam rongga rahim (sekali
masuk) tanpa menyentuh dinding vagina atau spekulum
 Tentukan kedalaman uterus dan posisi uterus
 Kealuarkan sonde dan ukur kedalaman uterus pada tabung inserter yang masih
berada dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru tabung inserter
 Masukkan tabung inserter secara hati-hati ke dalam uterus sampai leher biriu
menyentuh serviks atau sampai teraba ada hantaman
 Lepaskan lengan AKDR CuT 380A dengan menggunakan “WITHDRAWL
TECHNIQUE” yaitu menarik keluar tabung inserter dengan tetap menahan
pendorong
 Keluarkan pendorong AKDR CuT 380A dan tabung inserter di dorong kembali ke
serviks secara hati-hati sampai batas leher biru
 Lepaskan tenakulum secara hati-hati
 Keluarkan sebagian AKDR CuT 380A kurang lebih 3-4 cm dari tabung inserter
kemudian digunting
 Keluarkan seluruh tabung inserter
 Periksa serviks, bila ada perdarahan pada tempat bekas penjepitan tenakulum,
tekan dengan kassa steril yang diberi betadin selama 30-60 detik
 Keluarkan spekulum dengan hati-hati, endam dalam larutan klorin 0,5%
- Melakukan tindakan pasca pemasangan AKDR CuT 380A
 Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit untuk tindakan dekontaminasi
 Buang kassa yang sudah tidak dipakai ke dalam kantong plastic
 Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit
 Cuci tangan dengan air mengalir memakai sabun dan keringkan
 Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati 15 menit sebelum
memperbolehkan pulang
- Melakukan konseling pascapemasangan AKDR CuT 380A
16

 Mengajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR CuT 380A
dan kapan harus dilakukan
 Menjelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
 Memberitahu klien waktu untuk kontrol
 Mengingatkan kembali masa pemakaian AKDR CuT 380A adalah 10 tahun
 Meyakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali ke klinik setiap saat
 Meminta klien untuk mengulang kembali penjelasan yang telah diberikan
 Lengkapi rekam medic dan kartu AKDR CuT 380A untuk klien

2.1.7 Cara Melepas IUD


a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah tidakan.
b. Akseptor dipersilahkan untuk buang air kecil (BAK) terlebih dahulu dan membersihkan
daerah genitalnya, kemudian dipersilahkan berbaring di tempat periksa dalam posisi
lithotomy.
c. Gunakan sarung tangan steril, lakukan vulva hygiene.
d. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar, bentuk, dan posisi rahim.
e. Masukkan speculum kedalam liang senggama posisikan sedemikian rupa sehingga mulut
rahim terlihat dengan baik.
f. Bersihkan serviks dengan larutan antiseptik 3 kali secara merata pada daerah serviks dan
vagina,
g. Identifikasi benang IUD, jika telihat, jepit benang dengan forsep, Tarik benang IUD
perlahan-lahan kearah bawah hingga keluar dari liang senggama. Bila terasa ada tahanan
terlalu kuat, cobalah lakukan maneuver dengan menarik-narik secara halus benang
tersebut.
h. Apabila bila benang tidak terlihat, masukkan sonde sesuai posisi rahim pada pemeriksaan
dalam. Ukur dalam rahim dan putar gagang sonde secara perlahan-lahan dalam bentuk
lingkaran , benturan sonde dengan IUD akan terasa bila IUD terdapat di dalam rahim
Tarik IUD keluar dengan memakai IUD remover /pengait IUD.
i. Lepaskan speculum, kemudian lakukan disinfeksi daerah vagina.
j. Lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan paki ulang dengan bahan chlorin 0,5%..
17

2.1.8 Komplikasi Paska Pemasangna IUD


a. Infeksi
IUD atau alat kontresepsi dalam rahim yang berada didalam vagina, tidak menyebabkan
terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan dan teknik pemasangan dilakukan secara
steril jika terjadi infeksi hal ini mungkin disebabkan sudah terdapat infeksi yang subakut
pada traktus genatalis sebelum pemasangan IUD.
b. Perforasi
Umumnya perforasi terjadi saat pemasangan IUD, pada permulaan hanya ujung IUD
saja yang menembus dinding uterus tetapi jika uterus berkontraksi IUD dapat terdorong lebih
jauh menembus dinding uterus, sehingga akhirnya sampai kerongga perut. Kemugkinan
adanya perforasi harus diperhatikan apabila pada pemerikasaan dengan speculum benang
IUD tidak terlihat.
c. Kehamilan
Seorang klien yang mengalami kehamilan dengan IUD masih terpasang perlu diberikan
konseling tentang risiko yang akan terjadi jika kehamilan dilanjutkan dengan IUD tetap
terpasang, risiko yang dapat terjadi antara lain infeksi intrauterus, sepsis, aborsi spontas,
aborsi sepsis spontan, plasenta previa, dan persalinan premature. Apabila benang IUD tidak
terlihat pada tulang serviks atau tidak teraba pada saluran serviks, maka perlu dilakukan
pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memastikan apakah IUD masih berada didalam
uterus

2.2 Standar Asuhan Kebidanan Keluarga Berancana


Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian pada ibu dan
pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi pelayanan berperan sebagai konselor
dan fasilitator, sesuai langkah-langkah dibawah ini:

1. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu.


Beri salam kepada ibu, tersenyum perkenalkan diri anda. Gunakan komunikasi verbal
dan nonverbal sebagai awal ineteraksi dua arah Tanya ibu tentang identitas dan keinginannya
pada kunjungan ini.
2. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu
18

Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang dapat digunakan
untuk tujuan terseebut. Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan metode tertentu.

Tabel 2.1. Pilihan Metode Kontrasepsi Berdasarkan Tujuan Pemakaiannya


Sumber : Kemenkes RI dan HOGSI
Urutan Prioritas Fase Menunda Fase Menjarangkan Fase Tidak Hamil
Kehamilan Kehamilan (anak≤ 2) lagi (anak ≥ 2)
1 Pil IUD Steril
2 IUD Suntikan IUD
3 Kondom Minipil Implant
4 Implan Pil Suntikan
5 Suntikan Implan Kondom
6 Kondom Pil

2. Tanyakan status kesehatan ibu dan kondisi medis yang dimiliknya. Perhatikan
persyaratan medis penggunaan metode kontrasepsi tertentu di tabel berikut ini
Keterangan :
1) Metode dapat digunakan tanpa halangan
2) Keuntungan pada umumnya lebih besar dari risiko
3) Metode tidak direkomendasikan kecuali tidak ada metode lain yang lebih sesuai atau
dapat diterima
4) Metode tidak boleh digunakan
Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang akan digunakan ibu.
Berikan informasi yang objektif dan lengkap tentang berbagai metode kontrasepsi.
Efeltivitas, cara kerja, efek samping, komplikasi yang dapat terjadi serta upaya- upaya untuk
menghilangkan atau mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut (termasuk sistem
rujukan).
19

Tabel 2. Ringkasan Alat Kontasepsi Dalam Rahim(AKDR)


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Mekanisme AKDR dimasukkan ke dalam uterus.
AKDR menghambat kemampuan sperma
untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi
fertilitas sebelum ovum mencapai kavum
uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu,
mencegah implantasi telur dalam uterus.
Efektivitas Pada umumnya, risiko kehamilan kurang
dari 1 diantara 100 ibu dalam 1 tahun.
Efektivitas dapat bertahan lama, hingga 12
tahun.
Keuntungan khusus bagi kesehatan Mengurangi risiko kanker endometrium
Risiko bagi kesehatan Dapat menyebabkan anemia bila cadangan
besi ibu rendah sebelum pemasangan dan
AKDR menyebabkan haid yang paling
banyak. Dapat menyebabkan penyakit
radang panggul bila ibu sudah terinfeksi
klamidia atau gonore sebelum pemasangan.
Efek samping Perubahan pola haid terutama dalam 3-6
bulan (haid memanjang dan banyak, haid
tidak teratur, dan nyeri haid)
Mengapa beberapa orang menyukainya Efektif mencegah kehamilan, dapat
digunakan untuk waktu yang lama, tidak
ada biaya tambahan setelah pemasangan,
tidak mempengaruhi menyusui, dan dapat
langsung dipasang setelah persalinan atau
keguguran
Mengapa beberapa orang tidak Perlu prosedur pemasangan yang harus
menyukainya dilakukan tenaga kesehatan terlatih
20

AKDR dengan progestin


Mekanisme Progestin AKDR dengan progestin
membuat endometrium mengalami
transformasi yang ireguler, epitel atrofi
sehingga mengganggu implantasi,
mencegah terjadinya pembuahan dengan
memblok bersatunya ovum dengan sperma,
mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba falopii, dan menginaktifkan sperma
Efektivitas Pada umumnya, risiko kehamilan kurang
dari 1 diantara 100 ibu dalam 1 tahun
Keuntungan khusus bagi kesehatan Mengurangi risiko anemia defisiensi besi.
Dapat mengurangi risiko penyakit radang
panggul. Mengurangi nyeri haid dan gejala
endometriosis
Risiko bagi kesehatan Tidak ada
Efek samping Perubahan pola haid ( haid sedikit dan
singkat, haid tidak teratur, haid jarang, haid
memanjang, atau tidak haid), jerawat, sakit
kepala, pusing, nyeri payudara, mual,
kenaikan berat badan, perubahan suasana
perasaan, dan kista ovarium
Mengapa beberapa orang menyukainya Efektif mencegah kehamilan, dapat
digunakan untuk waktu yang lama, tidak
ada biaya tambahan setelah pemasangan
Mengapa beberapa orang tidak Perlu prosedur pemasangan yang harus
menyukainya dilakukan tenaga terlatih

5.Bantu ibu menentukan pilihan


Bantu ibu memilih kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi dirinya. Berikan
kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya. Apabila ingin mendapat
21

penjelasan lanjutan anjurkan ibu untuk berkonsultasi kembali atau dirujuk pada konselor atau
tenaga kesehatan yang lebih ahli.
Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih ibu. Setelah ibu
memilih metode yang sesuai dengan dirinya jelaskanlah mengenai :
- Waktu, tempat, tenaga dan cara pemasangan / pemakaian alat kontrasepsi .
- Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan.
- Cara menganali efek samping/komplikasi
- Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/ tempat pelayanan untuk kunjungan ulang
bila diperlukan
- Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi
Bila ibu ingin memulai pemakaian kontrasepsi saat itu juga, lakukan penapisan
kehamilan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini :
a. Apakah anda mempunyai bayi berumur < 6 bulan dan menyusui secara eksklusif dan
tidak mendapat haid selama 6 bulan tersebut.
b. Apakan anda pantang senggama sejak haid terakhir/bersalin
c. Apakah anda baru melahirkan bayi baru < 4 minggu?
d. Apakah haid terakhir dimulai 7 hari terakhir atau 12 hari terakhir bila klien ingin
menggunakakan AKDR
e. Apakah mengalami keguguran dalam 7 hari terakhir (atau 12 hari terakhir bila klien ingin
menggunakan AKDR)
f. Apakah anda menggunakan metode kontrasepsi secara tepat dan konsisten.
Bila ada jawaban iya pada satu atau lebih pertanyaan diatas, metode kontrasepsi dapat
mulai digunakan. Bila semua dijawab tidak ibu harus melakukan tes kehamilan atau
menunggu haid selanjutnya.
6. Rujuk ibu bila diperlukan
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila dikllinik KB ini ibu belum mendapat
informasi yang memuaskan atau rujuk ke fasilitas pelayanan kontrasepsi/kesehatan yang lebih
lengkap apabila klinik KB setempat tidak mampu mengatasi efek sa,ping/komplikasi/ memenuhi
keinginan ibu. Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim kembali oleh fasilitas rujukan
(kunjungan ulang paska pemasangan)
22

2.3 Landasan Hukum Kewenangan Bidan


Kewenangan bidan berdasarkan peraturan yang terkait dan berlaku serta yang utama
mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2017 tentang
ijin dan penyelenggaraan prakterk bidan. Bahwa disebutkan pada pasal 18 dalam
penyelenggaraan praktek kebidanan, bidan memiliki kewenangan unutk memberikan:
a. Pelayanan kesehatan ibu
b. Pelayanan kesehatan anak
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
d. Keluarga Berencana
Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan kelurga berencan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf C, bidan berwenang memberikan penyuluhan dan
konseling kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana, pelayanan kontrasepsi oral
, kondom, dan suntikan.
Sedangkan pelayanan KB IUD dan implant diatur pasal 22,23,24 dan 25, bahwa pasal
22 selain kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan penugasan dari pemerintah sesuai
kebetuhan, dan atau pelimpahan wewenangan melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara
mendat dari dokter.
Disebutkan dalam pasal 23 bahwa, kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan
penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 huruf A,
terdiri atas:
a. Kewenangan berdasarkan program pemerintah dan,
b. Kewenangan karena tidak adanya tenaga kesehatan lain disuatu wilayah tempat bidan
bertugas.
Kewenangan sebagaimana dimaksud diperoleh bidan setelah mendapatkan pelatihan
yang diselanggarakan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah bersama organisasi profesi
terkait berdasarkan modul dan kurikulum yang terstandarisasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan bidan yang telah mengikuti pelatihan dan memperoleh sertifaksi pelatihan.
Kewenangan berdasarkan program pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23
ayat (1) huruf A, pemberian pelayanan kontrasepsi dalam rahim dan alat kontrasepsi bawah kulit.
BAB III
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
Asuhan kebidanan keluarga berencana dilakukan pada Ny.MS G0P1A0 sebagai akseptor
KB IUD di UPT. Puskesmas Medan Sunggal Kec. Medan Sunggal. Untuk pendokumentasian
asuhan adalah sebagai berikut:

Subjektif
Tanggal : 1 April 2019 Pukul: 10.00 WIB
No.Register : 2466 Oleh: Suci Sunarti
3.1.1 Identitas/biodata
Nama istri : Ny. MS Nama suami : Tn. AM
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Suku : Batak Suku : Batak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Puskesmas I No.54 Alamat : Jl.Puskesmas
I No.54

3.1.2 Data Subjektif


1) Keluhan utama : Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi jangka
panjang yang tidak mengganggu proses menyusui
2) Riwayat keluhan utama: Tidak ada
3) Riwayat Menstruasi
Menarche : Pada Umur 11 tahun
Siklus : 28 Hari
Lamanya : 6 Hari
Banyaknya : ± 3x Ganti pembalut
Warna : Merah Segar, sifat darah encer
Bau : Anyir

23
24

Dismenore : Tidak pernah


Fluor Albus : Ada sedikit jika terlalu lelah
HPHT (hari pertama haid terakhir) : 23 Juni 2018

4) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas


No Kehamilan Persalinan Anak ASI nifas
1 Ke Usia Jenis Penolong Temp Penyu BB/ JK Umur 2 nor
at lit PB hari mal
1 9 Spontan Bidan Klinik - 100/ Pr 2 hari
bulan 50

5) Riwayat pemakaian alat dan obat kontrasepsi


Status peserta KB : Belum pernah sama sekali memakai alokon KB
Metode dan jenis : Tidak pernah
Efek samping : Tidak pernah
Komplikasi : Tidak pernah
Kegagalan : Tidak pernah

6) Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit apapun, baik menahun seperti
hipertensi maupun jantung. Penyakit menurun seperti DM, asma, dan penyakit menular seperti
hepatitis dan TBC. Ibu juga mengatakan tidak pernah mengalami sakit kepala sebelah ataupun
sampai sakit kepala yang sangat berat.

7) Riwayat Kesehatan yang Lalu


Ibu mengatakan 1 tahun terakhir ini ibu tidak pernah mengalami sakit hingga parah, dan
tidak pernah menderita penyakit menahun seperti hipertensi dan jantung. Penyakit menurun
seperti DM, asma, dan penyakit menular seperti hepatitis dan TBC.
25

8) Riwayat Kesehatan Keluarga


Dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular
(TBC,Hepatitis), menahun (Jantung dan Hipertensi), menurun (DM, Asma).

9) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan dari jalan lahir atau perdarahan
pervaginam yang belum jelas penyebabnya, tidak pernah mengalami keputihan yang lama dan
tidak pernah menderita kelainan pada payudaranya seperti kanker ataupun tumor, serta tidak
pernah menderita penyakit kelamin, tidak pernah menderita kanker rahim.

10) Riwayat sosial-budaya


Perkawinan : Sah
Status perkawinan : Sah, kawin 1 kali
Kawin : 28 tahun dengan suami 30 tahun
Lamanya : 2 tahun
Ibu dan suami tidak ada budaya yang melarang dalam pemakaian alat dan obat kontrasepsi
(alokon) apapun.

11) Riwayat psikologis


Hubungan ibu dan suami baik, suami sangat mendukung untuk menggunakan alokon KB
dalam agama yang dianut tidak ada larangan memakai alokon KB.

12) Pola kebiasaan sehari-hari


Ibu mengatakan dia tidak pernah mengkonsumsi rokok ataupun mengkonsumsi minuman
keras atau alkohol.
- Pola Nutrisi : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, 1 porsi penuh dengan menu
nasi, 1 potong lauk-pauk, kadang sayur dan buah, cemilan,
minum 7-8 gelas sehari berupa air putih.
- Pola Eliminasi : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas, tidak nyeri, tidak ada darah. BAK 6-7 kali per
hari, warna jernih, tidak ada darah dan tidak nyeri.
26

- Personal Hygiene : Ibu mengatakan mandi 2-3 kali perhari, gosok gigi 2 kali perhari,
keramas 2-3 kali perminggu, ganti baju 2-3 kali perhari, ganti
pakaian dalam 2-3 kali perhari.
- Pola Aktivitas : Ibu mengatakan mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti
memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.
- Pola Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang 2-3 jam perhari, dan tidur malam 6-7
jam perhari.
- Pola Seksual : Ibu melakukan hubungan badan 2-3 kali perminggu

Objektif
a) Ibu berumur 30 tahun G0 P1 A0 post partum 2 hari
b) Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Status Emosional : Stabil
c) Tanda-tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Pols : 86x/i
RR : 20x/i
Temp : 37,00C
Antropometri
Berat badan : 50 Kg
Tinggi badan : 157 cm

d) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi, perkusi, palpasi, dan auskultasi.
Kepala : Rambut warna hitam, tidak rontok, tidak ada ketombe, bersih, tidak ada benjolan
Wajah : Tidak ada hiperpigmentasi, tidak pucat, tidak edema.
Mata : Simetris, tidak ada polip, tidak ada ingus, bersih, sclera tidak ada ikterus
Mulut : Bibir basah dan tidak ada anemis, lidah tidak anemis dan bersih, gusi tidak
anemis, bersih, gigi ada karies, tidak berlubang, lengkap, tidak ada gigi palsu
27

Telinga : Simetris, bersih, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
tiroid
Leher : Tidak ada hiperpigmentasi, bersih
Ketiak : Tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Dada : Tidak ada retraksi, tidak terdengar mengi dan ronki
Payudara : Simetris, ada pembesaran, puting susu menonjol, tidak ada hiperpigmentasi
areola mamae, bersih, tidak teraba benjolan, konsitensi kenyal
Punggung dan pinggang : Simetris, pinggang (periksa ketuk sudut kosto-vetebra tidak terasa
sakit)
Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, tidak ada hiperpigmentasi linea, tidak ada striae,
tidak ada tanda kehamilan, TFU tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada adneksa,
tidak ada benjolan/tumor, terdengar bising usus, tidak ada kembung
Vulva : Fluor albus ada sedikit, tidak ada kondiloma akuminata, tidak ada radang
bartolin, tidak ada varises, tidak ada pembesaran kelenjar skene, masih keluar darah
haid, tapi sedikit
Vagina :
Pemeriksaan dalam
Tidak ada nyeri goyang pada porsio, pergerakan serviks bebas, posisi uterusretrofleksi,
ukuran rongga rahim > 5 cm (7cm), tidak ada tanda Hegar
Pemeriksaan inspekulo
Tidak ada lesi/erosiopada porsio, masih keluar darah haid sedikit, porsio warna merah
muda , tidak ada tanda radang, tanda Chadwick(-)

Anus : Tidak ada hemoroid, bersih


Ekstremitass atas dan bawah : Tidak edema, tidak kemerahan, tidak ada varises, reflex patella
+/+

Pemeriksaan Spekulum
Dinding vagina : Bewarna merah jambu, lipatan memanjang, dan melingkar
Serviks : Bewarna merah jambu, permukaan licin dilapisi lendir yang jernih agak
keputihan, ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuknya oval.
28

Pemeriksaan Bimanual
Kedudukan rahim antefleksi, tidak ada tanda infeksi panggul, dan tidak adanya
kehamilan, panjang uterus 6cm.

Analisa
Diagnosa : Ny.M, usia 30 tahun G0 P1 A0 post partum 2 hari ingin menggunakan KB IUD

Penatalaksanaan
Tanggal : 1April 2019
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memberitahukan pada ibu
TTV TD : 120/80mmHg Pols : 86x/i
BB : 60 kg RR : 20x/i
TB : 158 cm Temp : 37,0oC

2. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk mengemukakan masalahnya.


3. Melakukan konseling untuk menjelaskan kepada ibu tentang jenis-jenis alat kontrasepsi
dengan menggunakan ABPK (cara kerja, indikasi dan kontraindikasi, keuntungan,
kerugian dan efek samping).
4. Melakukan pendekatan pada ibu dan suami dengan memperhatikan ibu, bersikap ramah
dan sopan, memperkenalkan diri.
5. Melakukan konseling dengan menjelaskan maksud dan tujuan konseling KB pasca
persalinan,, serta menjaga privasi percakapan dengan klien sehingga ibu bebas bertanya
dan mengemukakan pendapat.
6. Membantu ibu dan suami dalam memilih alat kontrasepsi IUD karena merupakan metode
kontrasepsi jangka panjang dan tidak mengganggu proses menyusui.
7. Setelah dialkukan konseling, ibu dan suami sepakat memilih alat kontrasepsi IUD untuk
mereka pakai. Mereka akan datang kembali 8 April 2019 untuk dilayani pemasangan
IUD.
29

3.2 Data Perkembangan I


Tanggal : 8 April 2019 Pukul : 10.00 WIB

Subjektif
Ibu mengatakan ingin menggunakan alat kontrasepsi IUD (Copper T Cu 380 A)

Objektif
1. 1 minggu post partu P1A0
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV TD : 120/80mmHg Pols : 88x/i
BB : 60 kg RR : 20x/i
TB : 158 cm Temp : 36,8oC
Analisa
Ny.MS usia 30 tahun P1A0 post partum 1 minggu calon akseptor baru IUD (Copper T Cu 380
A).

Penatalaksanaan
Tanggal : 8 April 2019
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memberitahu ibu
TTV TD : 120/80mmHg Pols : 88x/i
BB : 60 kg RR : 20x/i
TB : 158 cm Temp : 36,8oC
2. Melakukan informed consent sebagai bukti bahwa ibu dan suami setuju dengan tindakan
yang dilakukan.
3. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
4. Melakukan pemasangan KB IUD (Copper T Cu 380 A) sesuai dengan standar
operasional prosedur yang berlaku
5. Mempersiapkan alat-alat dan bahan habis pakai untuk pemasangan IUD (Copper T Cu
380 A).
6. Memastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan melakukan pencucian vagina.
30

Ibu telah melakukan pencucian vagina dan kandung kemih dalam keadaan kosong.
7. Mempersilahkan ibu untuk naik ke tempat tidur Ginekologi dan mengatur posisi tidur ibu
dengan posisi lithotomy.
8. Menggunakan sarung tangan untuk melakukan pemeriksaan genitalia eksterna untuk
melihat adanya ulkus, pembengkakan kelenjar bartolin dan kelenjar skene.
Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ditemukan kelainan.
9. Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan besar, posisi, konsistensi dan
mobilitas uterus, adanya nyeri goyang serviks dan tumor pada adneksa atau kavum
douglas.
Pemeriksaan telah dilakukan dan tidak ditemukan masalah.
10. Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril
11. Memasukkan spekulum dan mengusap vagina dan serviks dengan larutan antiseptik
sebanyak 2 kali atau lebih.
12. Memasang tenakulum untuk menjepit serviks secara hati-hati pada posisi vertikal jam 10
atau jam 2, jepit dengan pelan hanya pada satu tempat untuk mengurangi rasa sakit.
Serviks telah dijepit dengan tenakulum dengan posisi vertikal jam 10.
13. Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi risiko infeksi dan untuk
mengukur posisi uterus serta panjang uterus ( tidak menyentuh vagina)
Uterus telah diukur dengan menggunakan sonde uterus, panjangnya 6 cm.
14. Memasukkan IUD ke kanalis servikalis dengan mempertahankan posisi leher biru dalam
posisi horizontal, menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks dan vagina
berada dalam satu garis lurus, kemudian mendorong tabung inserter sampai terasa ada
tahanan dari fundus uteri. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis,
pada waktu benang tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis sepanjang 3-4
cm , potong benang tersebut dengan menggunakan gunting untuk mengurangi risiko IUD
tercabut keluar. Kemudian, Tarik tabung pendorong dengan hati-hati. Melepas
tenakulum, bila ada perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan tenakulum, tekan kasa
sampai perdarahan berhenti.
Copper T Cu 380 A telah terpasang dengan baik.
15. Merendam alat-alat pemasangan IUD dengan cara merendam di larutan chlorin 0,9%.
16. Mencuci tangan
31

17. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemasangan IUD.
18. Memberikan Konseling Pasca Pemasangan
- Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi tablet SF (Sulfas Ferosus) 1 tablet setiap kali haid
- Haid : terjadi perubahan siklus haid (umumnya bulan pertama dan akan berkurang
setelah 3 bulan), haid akan lebih lama dan banyak, saat haid terasa lebih sakit.
- Mengajarkan ibu cara mengontrol benang. Memasukkan jari tengah atau jari telunujk ke
dalam vagina, dan mencari benang apakah masih ada/tidak.
19. Menganjurkan ibu untuk Kontrol 1-2 minggu atau bila ada keluhan ibu mengerti untuk
jadwal kontrol berikutnya.
20. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam kartu kunjungan (K1/KB/13) dan mencatat
di dalam Register Hasil Pelayanan KB di Faskes KB (K1/KB/13).
21. Pendokumentasian telah dilakukan.
32

3.2 Data Perkembangan (Kunjungan Pasca Pemasangan 1 minggu)


Tanggal : 15 April 2019
Subjektif
Ibu sudah melakukan pemasangan IUD pada tanggal 8 April 2019. Ibu datang kembali
melakukan kontrol sesuai jadwal yang telah ditentukan dan mengatakan tidak ada keluhan.
Objektif
- Pemeriksaan Umum
Keadaan umum ibu : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TD : 120/80mmHg Pols : 88x/i
BB : 60 kg RR : 20x/i
TB : 158 cm Temp : 36,8oC

- Pemeriksaan Obstetri
Porsio : Tampak Merah muda, benang IUD tampak di depan mulut rahim

Assassement
Ny.MS akseptor KB IUD hari ke-7 (1 minggu) setelah pemasangan tidak ada keluhan.

Planning
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa pemeriksaan telah dilakukan.
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TTV dalam batas normal.
2. Mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan sekaligus menganjurkan
ibu untuk mengosongkan kandung kemih
3. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan kontrol IUD
4. Mempersilahkan ibu untuk naik kemeja ginekologi dan mengatur posisi ibu pada posisi
litotomi
5. Melakukan pemeriksaan IUD dengan cara bidan memakai sarung tangan steril lalu
melakukan VT (Vagina Touche) kemudian spekulum dan melakukan inspekulo
a. IUD masih terpasang dengan baik dan benang terlihat di depan porsio kira-kira 3
cm. Tidak dijumpai tanda-tanda peradangan pada porsio
33

6. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan


7. Membersihkan alat-alat pemasangan IUD dan merapikan alat serta bhp.
8. Mempersilahkan ibu untuk turun dan menggunakan pakaian kembali
9. Mendokumentasikan hasil tindakan kedalam kartu kunjungan (K1/KB/13) dan mencatat
di dalam Register Hasil Pelayanan KB di Faskes KB (K1/KB/13).
10. Menjelaskan kepada ibu apabila terjadi keluhan-keluhan yang dirasakan datang kembali.
BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam laporan ini penulis membuat asuhan kebidanan asuhan keidanan pada Ny.MS
dengan akseptor IUD. Sebelum melakukan tindakan, untuk memudahkan pemasangan penulis
melakukan pengkajian yang terdiri dari data objektif dan subjektif. Hal ini dilakukan untuk
mencari, apakah terjadi kesenjangan antara teori dan praktek. Setelah dilakukan pengkajian
secara lengkap, penulis melakukan identifikasi masalah atau diagnose, kemudian kebutuhan
segera dan dilanjutkan pengembangan rencana atau intervensi, dan implementasi. Secara teori
dan praktek dalam pemasangan IUD tidak terdapat kesenjangan. Di dalam pelaksanaan
intervensi dan implementasi banyak penjelasan atau KIE yang harus diterima oleh klien serta
pertanyaan yang harus diungkapkan klien. Setelah pelaksanaan intervensi dan implementasi
selesai, barulah penulis mengadakan evaluasi, yang berisi tentang hasil dari tindakan yang
dilakukan. Dalam melakukan evaluasi pada kasus ini, harus benar-benar dilakukan dengan teliti.
Karena dalam kasus ini jika IUD tidak terpasang dengan rapid an aman maka akan menyebabkan
potensial terjadi infeksi. Dan jika pemasangan kurang tepat, IUD tersebut memiliki potensial
besar terjadi ekspulsi.Penulis mengamati bahwa penyuluhan/konseling yang baik, media
penuluhan yang tepat, kecakapan atau kemampuan tenaga kesehatan khususnya Koordinator KB
dan petugas KB di puskesmas dalam memberikan penyuluhan dan pendekatan kepada pasangan
usia subur yang merupakan calon akseptor akan sangat mempengaruhi minat akseptor KB baru
untuk menentukan penggunaan alat kontrasepsi yang efektif dan terpilih yang sesuai dengan
harapan akseptor.

34
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kontrasepsi IUD adalah benda atau alat yang dimasukkan kedalam uterus dengan tujuan
mencegah terjadinya kehamilan yang terbuat dari plastik lentur, sebagian besar memiliki lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahi melalui vagina dan mempunyai benang. Mekanisme
AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke
tuba falopii, mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma
dan ovum bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus. Efektivitas Pada umumnya, risiko
kehamilan kurang dari 1 diantara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga
12 tahun. Berdasarkan hasil pembahasan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ny.MS, klien ingin
memasang IUD karena jangka waktu pemakaiannya lama yaitu 10 tahun, aman digunakan untuk
wanita yang sudah berusia lebih dari 35 tahun dan masih bisa menyusui. Dari asuhan yang
diberikan, tidak ditemukan kesenjangan, baik pada pengkajian sampai dengan evaluasi, sehingga
dapat disimpulkan bahwa asuhan terhadap tindakan pemasangan IUD dianggap telah tepat dan
benar.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Institusi Pendidikan (Poltekkes Kemenkes RI Medan)

Institusi pendidikan diharapkan dapat menambahkan buku dan referensi yang dapat
menunjang dalam kegiatan belajar mengenai KB IUD.

5.2.2 Bagi Lahan Praktek (UPT. Puskesmas Medan Sunggal)

Menambah wawasan dan pengetahuan tenaga kesehatan khususnya bidan dalam


menangani asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD/AKDR. Baik melalui pelatihan
pemasangan AKDR maupun melalui seminar-seminar tentang IUD/AKDR.

35
36

5.3 Bagi Mahasiswa

Diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar didalam praktek dengan baik dapat
mengambil ilmu yang mungkin tidak didapatkan di institusi pendidikan mengenai KB
IUD/AKDR.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.1999.Kependudukan, KB, dan KIA. BAlitbang BKKBN, Bandung

Imelda, 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluarga Berencana. Jakarta :Gosyen Publishing

Hartanto. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta :EGC

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia.


(http://.depkes.go.id/download/profil-kesehatan-indonesia-2013.pdf) Diakses 14 April 2019

Kementerian Kesehatan RI . Permenkes No.28 tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan


Program Jaminan Kesehatan Nasional (http://depkes.go.id.pedoman_pelaksanaan
_jaminan_kesehatan.com)
Manuaba,2008. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB.Jakarta: EGC
Marjati.2011.Makalah Manajemen Asuhan Kebidanan.Malang
Prawirohardjo, Sarwono.2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berncana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
Transinfomedia

Syafrudin,dkk. 2009. Praktek Klinik Lapangan Dengan Pendekatan PKMD. Jakarta : TIM

Varney, H.dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi . Jakarta: EGC

Winkjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta

37

You might also like