Administrator 160 531 1 Ce

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No .

1 Me i 2019

PERAN PENGASUHAN ORANG TUA


DALAM PERKEMBANGAN MENTAL EMOSIONAL
AN AK USI A PR A SEKOL AH

Ratna Indriati¹, Yemima Icha Widya Kristi 2

Abstract

Background: Optimal mental emotional development of early childhood will be very


beneficial for the formation of children's personality in the future. The prevalence of
people who experience a national mental emotional disorder is 6.0% (Riskesdas, 2013).
Detection of mental emotional development in pre-school children is very important to do
in early detection of mental emotional deviations / problems in children so that
intervention can be done immediately. Child's mental emotional development is strongly
influenced by the family environment. The success of character formation in children is
influenced by parenting style. Purpose to determine the role of parenting in mental
emotional development in preschool children. The benefits of research are to provide an
overview of the importance of parenting right as an effort to support mental emotional
development in children.
The subject of study is 35 pre-school children at TK B Widya Wacana 4 Kartasura.
Research in the form of analytic observation, correlation design with cross sectional
method. Sampling in total sampling. The data obtained were analyzed by the Spearman
Rank test with p = 0.05.
The Result of Research is shows children with authoritative parenting 31 children
(88.6%), permissive 4 children (11.4%). Children with normal mental emotional
development 24 children (68.6%), there may be a problem with 11 children (31.4%). The
results of the analysis of the role of parenting in the development of children's mental
emotional use Rank Spearman test obtained p = 0.048 (p <0.05).
The conclusion is parenting patterns play a role in the child's mental emotional
development.

Keywords: Mental emotional development of children, parenting parents

PENDAHULUAN
Perilaku anak – anak pada masa sumber daya manusia yang
sekarang ini terkadang sulit diterima berkualitas yaitu manusia yang
oleh orang tua, banyak anak – anak bukan hanya memiliki intelektualitas
yang sangat mudah terpancing yang tinggi tapi juga memiliki
emosinya, sulit dinasehati, mereka perilaku mental dan emosional yang
cenderung lebih suka melawan dan baik seperti kedisiplinan,
lebih suka melakukan segala kemandirian, tanggungjawab,
sesuatu “semau gue”, enggan percaya diri, jujur, adil, setia kawan,
belajar, waktu belajar mereka kasih sayang dan memiliki toleransi
sekarang tergantikan dengan yang tinggi. Pembentukan
bermain game atau gadget, hal ini kepribadian tersebut sudah dimulai
menggambarkan kurangnya rasa sejak masa anak usia dini.
tanggung jawab yang dimiliki anak, Pengalaman – pengalaman yang
sedangkan masa depan bangsa terjadi di masa ini cenderung
berada di tangan anak yang bertahan dan mempengaruhi sikap
merupakan generasi penerus anak sepanjang hidupnya (Susanto,
bangsa. 2014).
Keberhasilan pembangunan sangat Pada masa usia pra sekolah, anak
ditentukan salah satunya oleh mulai memasuki taman kanak -

1
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

kanak di mana ia harus tua berpengaruh terhadap


mengembangkan serangkaian perkembangan emosional anak TK
keterampilan sosial dan emosional (p=0,000), sehingga pemilihan pola
yang bermanfaat seperti kerjasama, asuh orang tua sangatlah penting
berbagi (benda dan perasaan), bagi perkembangan mental
kebaikan, kemurahan hati, ekspresi emosional pada anak.
perasaan, membantu orang lain dan Orang tua merupakan orang
berteman (Kyle dan Carman, 2015). terdekat yang memiliki waktu relatif
Perkembangan mental emosional lama dalam bersosialisasi dengan
yang optimal di usia ini akan sangat anak, sehingga kemampuan orang
bermanfaat untuk pembentukan tua dalam memberikan stimulus
kepribadian anak di masa mempengaruhi kondisi emosi anak.
mendatang. Keberhasilan pembentukan karakter
Untuk itu mengedepankan anak – pada anak salah satunya
anak merupakan investasi yang dipengaruhi oleh pola asuh orang
menguntungkan bagi tua. Penelitian yang dilakukan oleh
pembangunan berkelanjutan Achmad, Latifah, dan Husadayanti
suatu negara. (2010) tentang hubungan tipe pola
Deteksi perkembangan mental asuh orang tua dengan Emotional
emosional pada anak pra sekolah Quotient (EQ) pada anak usia pra
sangat penting untuk dilakukan sekolah (3-5 tahun) didapatkan nilai
dalam mendeteksi secara dini p = 0,000 sehingga dapat dikatakan
adanya penyimpangan/masalah bahwa terdapat hubungan antara
mental emosional pada anak tipe pola asuh orang tua dengan EQ
sehingga bisa segera dilakukan pada anak usia pra sekolah.
tindakan intervensi. Bila Demikian juga penelitian yang
penyimpangan perilaku emosional dilakukan oleh Silitonga dan
terlambat diketahui, maka Pardede (2016) tentang hubungan
intervensinya akan lebih sulit dan pola asuh orang tua dengan
hal ini akan berpengaruh pada perkembangan emosional remaja
tumbuh kembang anak (Kemenkes SMA menunjukkan pola asuh orang
RI, 2016). tua berhubungan dengan
Menurut Riskesdas tahun 2013, perkembangan emosional remaja
prevalensi penduduk yang (p=0,02).
mengalami gangguan mental Pola asuh orang tua terbagi menjadi
emosional nasional adalah 6,0%. tiga macam yaitu otoriter, permisif,
Pada usia 15 – 24 tahun prevalensi dan otoritatif. Masing-masing pola
gangguan mental emosional asuh ini mempunyai dampak bagi
sebesar 5,6%, sehingga sangat perkembangan anak. Pola asuh
diperlukan deteksi dini terhadap otoritatif atau demokratis adalah
perkembangan mental emosional pola asuh orang tua yang
sejak usia anak. mengarahkan anaknya secara
Perkembangan mental emosional rasional, berorientasi pada masalah
anak sangat dipengaruhi oleh yang dihadapi, memperkuat
lingkungan keluarga, terutama standar-standar perilaku. Anak yang
orang tua mempunyai pengaruh terbiasa dengan pola asuh otoritatif
yang sangat besar karena pada akan mempunyai kontrol diri, rasa
masa ini anak masih memiliki percaya dirinya terpupuk dan bisa
ketergantungan yang kuat dalam mengatasi stres. Pola asuh otoritatif
memenuhi kebutuhannya. Hal ini menjadi jalan terbaik dalam
telah dibuktikan dari penelitian yang pembentukan karakter anak. Anak
dilakukan oleh Restiti (2012), yang dapat menjadi pribadi yang matang
menunjukkan bahwa peran orang dan bisa menyesuaikan diri dengan

2
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

baik (Tridhonanto dan Agency, perhatiannya sehingga mengalami


2014). penurunan dalam aktivitas sehari –
Penelitian yang dilakukan oleh hari. Di TK Widya Wacana 4
Farida dan Naviati (2014) tentang Kartasura selama ini belum pernah
hubungan pola asuh otoritatif dilakukan penelitian tentang
dengan perkembangan mental perkembangan mental emosional
emosional pada anak usia anak.
prasekolah menunjukkan terdapat Berdasarkan paparan di atas,
hubungan antara pola asuh otoritatif peneliti tertarik untuk melakukan
dengan perkembangan mental penelitian dengan judul “Peran
emosional anak (p = 0,003). Pengasuhan Orang Tua dalam
Pola asuh otoriter merupakan pola Perkembangan Mental Emosional
asuh orang tua yang lebih pada Anak Usia Prasekolah”.
mengutamakan membentuk Penelitian ini pada dasarnya
kepribadian anak dengan cara merupakan replika dari penelitian
menetapkan standar mutlak harus sebelumnya, namun ada sedikit
dituruti, biasanya disertai dengan perbedaan yaitu lokasi penelitian
ancaman-ancaman. Sedangkan dimana penelitian ini dilakukan di
pola asuh permisif merupakan pola TK Widya Wacana 4 Kartasura dan
asuh orang tua dengan memberikan perbedaan penelitian ini dengan
pengawasan yang sangat longgar penelitian yang dilakukan oleh
dan memberikan kesempatan pada Silitonga dan Pardede (2016)
anak untuk melakukan sesuatu adalah usia responden dimana usia
tanpa pengawasan yang cukup. responden pada penelitian ini
Adapun kecenderungan orang tua adalah anak usia pra sekolah.
tidak menegur atau Peneliti menentukan responden
memperingatkan anak apabila anak pada anak pra sekolah dikarenakan
sedang dalam bahaya, dan sangat pada usia ini anak mulai keluar dari
sedikit bimbingan yang diberikan lingkungan keluarga dan memasuki
(Tridhonanto dan Agency, 2014). dunia baru sehingga anak
TK Widya Wacana 4 Kartasura mengalami perubahan situasi dari
merupakan tempat pendidikan anak suasana emosional yang aman ke
usia dini yang memberikan kehidupan baru yang tidak dialami
pendidikan pada anak bukan hanya anak pada saat mereka berada di
berfokus pada pengembangan lingkungan keluarga dan anak
intelektual anak saja tetapi juga cenderung mengekspresikan
memberikan dasar positif untuk emosinya dengan bebas dan
perkembangan spiritual anak. Dari terbuka.
studi pendahuluan yang dilakukan
diperoleh informasi jumlah anak TK TUJUAN PENELITIAN
B adalah 40 siswa. Dari 5 (lima) Tujuan umum penelitian untuk
anak yang dilakukan tes mengetahui peran pengasuhan
perkembangan mental emosional orang tua dalam perkembangan
menggunakan Kuesioner Masalah mental emosional pada anak usia
Mental Emosional (KMME), prasekolah dan tujuan khusus untuk
didapatkan 3 (tiga) anak dengan mengidentifikasi pola asuh yang
perkembangan optimal dan 2 (dua) dilakukan oleh orang tua dan
anak terdapat kemungkinan mengidentifikasi perkembangan
mengalami masalah mental mental emosional anak.
emosional dimana anak sering
terlihat marah tanpa sebab yang
jelas, banyak menangis, mudah
tersinggung, mudah teralih

3
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

METODE PENELITIAN Dari data di atas diperoleh informasi


Penelitian ini merupakan penelitian bahwa jumlah responden dengan
analitik observasional dengan jenis kelamin perempuan lebih
desain korelasi untuk mengkaji besar yaitu 21 anak (60%), umur
hubungan pola asuh orang tua orang tua responden yang paling
sebagai variabel bebas dengan banyak adalah pada kelompok umur
perkembangan mental emosional 31 – 40 tahun yaitu 26 orang
anak sebagai variabel terikat. (74,3%), pendidikan orang tua
Pengumpulan data dengan dengan pendidikan tinggi lebih
menggunakan kuesioner dan data banyak yaitu 23 orang (65,7%), dan
yang sudah terkumpul dianalisa pekerjaan orang tua yang paling
menggunakan Uji Rank Spearman banyak adalah swasta/wiraswasta
dengan program SPSS seri 18.0. yaitu sebanyak 16 orang (45,7%).

POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK Tabel 2.


SAMPLING Distribusi Frekuensi Pola Asuh
Subyek penelitian adalah anak usia Orang tua dan Perkembangan
pra sekolah di TK B Widya Wacana Mental Emosional Anak
4 Kartasura yang berjumlah 35
responden. Dalam penelitian ini Variabel f %
peneliti menggunakan teknik total Pola Asuh
sampling. Otoritatif 31 88.6
Permisif 4 11.4
HASIL PENELITIAN Perkembangan Mental
Berdasarkan penelitian yang telah Emosional
dilakukan didapatkan karakteristik Normal 24 68.6
responden berdasarkan jenis Kemungkinan masalah 11 31.4
kelamin anak, umur orang tua,
pendidikan orang tua, pekerjaan Tabel 2 di atas dapat dicermati
orang tua beserta hasil penelitian bahwa jumlah responden dengan
mengenai peran pola asuh orang pola asuh otoritatif lebih banyak
tua dalam perkembangan mental yaitu 31 anak (88,6%). Anak yang
emosional anak, yaitu sebagai memiliki perkembangan mental
berikut : emosional normal lebih banyak yaitu
24 anak (68.6%) dan anak dengan
Tabel 1.
kemungkinan masalah dalam
Distribusi Frekuensi
perkembangan mental emosional
Karakteristik Responden
sebanyak 11 anak (31.4%).
Karakteristik f %
Tabel 3
Jenis kelamin anak Tabulasi Silang Pola Asuh dan
Laki-laki 14 40
Perempuan 21 60
Perkembangan Mental Emosional
Umur Orang tua Perkembangan
Pola Asuh
20-30 3 8.6 Normal Ada Total
31-40 26 74.3 masalah
41-50 6 17.1 Otoritatif 23 8 31
Pendidikan orang tua (74.2%) (25.8%) (100%)
Menengah 12 34.3 Permisif 1 3 4
(25%) (75%) (100%)
Tinggi 23 65.7
Total 24 11 35
Pekerjaan orangtua (68.6%) (31.4%) (100%)
PNS 4 11.4
Swasta 16 45.7
Tidak bekerja 15 42.9

4
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

Dari hasil uji korelasi Rank pribadi dan turut melibatkan anak
Spearman dengan tingkat dalam pengambilan keputusan,
signifikasi α = 0.05 diperoleh nilai p sebagian besar orang tua (85,7%)
sebesar 0.048 dan korelasi sebesar menetapkan peraturan serta
0.337. Karena nilai p < 0.05 mengatur kehidupan anak, sebagian
hipotesis diterima yang berarti pola besar orang tua (85,7%) memberi
asuh berperan dalam kebebasan kepada anak untuk
perkembangan mental emosional memilih dan melakukan sesuatu
anak usia prasekolah (usia 4-6 tindakan, serta sebagian besar
tahun) dan arah korelasi positif orang tua (97%) bersikap realistis
dengan kekuatan korelasi dalam terhadap kemampuan anak dan
kategori lemah. tidak berharap yang berlebihan yang
melampaui kemampuan anak.
PEMBAHASAN Menurut Septiari (2012), pada
Berdasarkan hasil penelitian pada prinsipnya pola pengasuhan yang
anak usia pra sekolah di TK B tepat adalah pola asuh otoritatif atau
Widya Wacana 4 Kartasura demokratis, dan dalam penelitian ini
menunjukkan jumlah responden sebagian besar orang tua
yang mendapatkan pola asuh responden sudah menerapkan pola
otoritatif adalah 31 anak (88,6%) asuh otoritatif. Dari asumsi peneliti
dan responden dengan pola asuh terdapat beberapa faktor yang
permisif berjumlah 4 anak (11.4%). mempengaruhi orang tua responden
Pada dasarnya pola asuh orang tua menerapkan pola asuh yang tepat,
adalah bagaimana orang tua diantaranya dari faktor usia, orang
memperlakukan anak, mendidik, tua dalam penelitian ini sebagian
membimbing dan mendisiplinkan besar pada kelompok usia 31 – 40
anak dalam mencapai proses tahun yaitu sebanyak 26 orang
kedewasaan (Septiari, 2012). (74,3%). Kelompok usia ini dalam
Dari hasil penelitian, sebagian besar kategori usia dewasa dimana orang
responden mendapatkan pola asuh tua dalam usia ini baik untuk
orang tua secara otoritatif yaitu 31 menjalankan peran pengasuhan.
anak (88,6%). Pola asuh otoritatif Bila terlalu muda atau terlalu tua
atau demokratis merupakan pola maka tidak akan dapat menjalankan
asuh orang tua dalam rangka peran pengasuhan secara optimal.
membentuk kepribadian anak Demikian juga pendidikan orang tua
dengan cara memprioritaskan dan pekerjaan orang tua. Sebagian
kepentingan anak yang bersikap besar dari orang tua responden
rasional, memberi kesempatan anak bekerja yaitu 20 orang (57,1%).
mandiri, turut dilibatkan dalam Orang tua yang mempunyai
mengambil keputusan, bersikap pekerjaan yang baik akan mampu
realistis terhadap kemampuan anak, menerapkan pola asuh yang baik
memberi kebebasan anak untuk pada anaknya. Dan untuk tingkat
memilih dan pendekatan pada anak pendidikan sebagian besar orang
bersifat hangat (Tridhonanto dan tua responden dengan pendidikan
Agency, 2014). Dalam penelitian ini tinggi yaitu 23 orang (65,7%).
sebagian besar orang tua Pendidikan orang tua akan
responden menerapkan pola asuh mempengaruhi kesiapan mereka
otoritatif yang ditunjukkan dengan menjalankan peran pengasuhan
seluruh orang tua (100%) (Tridhonanto dan Agency, 2014).
memberikan kesempatan pada anak Hal ini bisa dilihat dari pertanyaan
untuk mandiri dan mengembangkan yang diberikan pada orang tua
kontrol internal, seluruh orang tua dimana orang tua pada umumnya
(100%) mengakui anak sebagai turut melibatkan anak dalam

5
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

pengambilan keputusan, bersikap masa datang. Mental emosional


realistis terhadap kemampuan anak anak usia prasekolah akan
serta memberikan kesempatan pada menentukan tahap perkembangan
anak untuk mandiri. Seperti hasil mental emosional saat anak
penelitian yang dilakukan oleh tersebut dewasa. Perkembangan
Kharmina (2011), menunjukkan emosional berhubungan dengan
tingkat pendidikan orang tua perkembangan anak. Semakin baik
berpengaruh positif terhadap pola perkembangan mental emosional
asuh (nilai R square : 0.198). anak, maka semakin baik pula
Dalam penelitian ini juga didapatkan perkembangan yang akan terjadi
4 orang tua responden (11,4%) pada anak tersebut.
menerapkan pola asuh permisif. Hasil uji korelasi Rank Spearman
Dalam pola asuh permisif orang tua dengan tingkat signifikasi α = 0,05
memberikan pengawasan yang antara pola asuh orang tua dengan
sangat longgar dengan memberikan perkembangan mental emosional
kesempatan pada anaknya untuk pada anak pra sekolah diperoleh p-
melakukan sesuatu tanpa value sebesar 0.048 (p < 0.05), hal
pengawasan yang cukup darinya. ini menunjukkan ada hubungan
Adapun kecenderungan orang tua yang bermakna antara pola asuh
tidak menegur atau orang tua dengan perkembangan
memperingatkan anak apabila anak mental emosional anak pra sekolah
sedang dalam bahaya, hal ini bisa di TK Widya Wacana Kartasura.
dilihat dari jawaban orang tua Dari 31 anak, yang pola asuhnya
dimana orang tua tidak menerapkan otoritatif dan perkembangan mental
hukuman pada anak dan emosionalnya normal sebanyak 23
memberikan apa yang diinginkan anak (74.2%), hal tersebut
anak. Pola asuh permisif akan menunjukkan responden yang pola
memberikan dampak yang kurang asuhnya otoritatif lebih banyak yang
baik pada anak. Dalam penelitian ini perkembangan mental emosional
masih terdapat orang tua yang nya normal. Demikian pula
menerapkan pola asuh permisif, hal sebaliknya, anak yang pola asuhnya
ini dimungkinkan karena faktor permisif dan perkembangan mental
pendidikan dimana masih ada orang emosionalnya normal hanya ada 1
tua yang berpendidikan menengah anak (25%) sedangkan 3 anak
atau faktor lain yang mempengaruhi (75%) terdapat kemungkinan
pengasuhan. masalah dalam perkembangan
Berdasarkan hasil penelitian mental emosionalnya. Dari hasil
menunjukkan sebagian besar tersebut menunjukkan responden
responden dengan perkembangan yang pola asuhnya permisif lebih
mental emosional normal yaitu 24 banyak yang perkembangan mental
anak (68.6%) dan anak yang ada emosionalnya ada kemungkinan
kemungkinan masalah mental masalah.
emosional sebesar 11 anak Pola asuh yang diterapkan oleh
(31.4%). Emosi merupakan orang tua pada anak akan
perasaan batin seseorang, baik berpengaruh terhadap
berupa pergolakan, pikiran, nafsu, perkembangan anak. Pada periode
keadaan mental dan fisik yang usia dini lingkungan keluarga
dapat muncul atau termanifestasi ke merupakan lingkungan yang sangat
dalam gejala-gejala seperti takut, berpengaruh pada perkembangan
cemas, marah, murung, kesal, iri, kepribadian anak. Anggota keluarga
cemburu, senang (Susanto, 2014). terutama ibu memberikan pengaruh
Perkembangan emosi merupakan yang paling besar, hal ini
dasar perkembangan kepribadian di disebabkan karena pada masa ini

6
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

anak masih memperlihatkan menunjukkan arah korelasi positif


ketergantungannya yang kuat dalam dengan kekuatan korelasi sedang,
memenuhi kebutuhannya dan pada sehingga semakin tinggi pola asuh
masa anak usia dini anak mudah orang tua otoritatif semakin baik
menerima stimulus-stimulus tertentu perkembangan mental emosional
(Susanto, 2014). anak. Namun dalam penelitian ini
Orang tua merupakan pendidik didapatkan juga anak yang
pertama bagi anak, dan pendidikan mendapatkan pola asuh otoritatif
yang diberikan oleh orang tua akan tetapi perkembangan mental
berpengaruh pada perkembangan emosionalnya ada kemungkinan
kepribadian anak dan pengasahan masalah. Hal ini dimungkinkan
mental emosional anak. Seperti selain pola asuh, perkembangan
penelitian yang dilakukan oleh mental emosional anak juga
Restiti (2012), menunjukkan bahwa dipengaruhi oleh keadaan di dalam
peran orang tua berpengaruh individu anak dan konflik – konflik
terhadap perkembangan emosional yang mungkin terjadi dalam proses
anak TK (p=0,000). perkembangan anak serta keadaan
Dalam penelitian ini seluruh orang lingkungan di sekitar anak.
tua (100%) memberi kesempatan Orang tua yang memberikan pola
pada anak untuk mandiri dan asuh yang tepat berpengaruh pada
mengembangkan kontrol internal, perkembangan mental emosional
tindakan ini menjadikan anak dapat anak. Demikian juga hasil penelitian
mengontrol kemarahan dan Suwanti dan Suidah (2016) tentang
mengontrol emosi dengan baik, hubungan pola asuh orang tua
seluruh orang tua (100%) dengan mental emosional anak usia
melibatkan anak dalam mengambil prasekolah menunjukkan ada
keputusan dan menghargai anak hubungan yang bermakna antara
sehingga anak mempunyai kontrol pola asuh orang tua dengan mental
diri yang baik dan mampu emosional anak usia prasekolah
menghadapi stres, sebagian besar (p=0,000), dan anak yang
orang tua (97%) bersikap realistis perkembangan emosinya baik maka
terhadap kemampuan anak dan dampak yang terjadi pada anak
85,7% orang tua memberikan adalah menambah kesenangan
kebebasan anak untuk memilih, hidup anak, membangkitkan gairah
mendorong anak untuk menyatakan anak dan kualitas intelektual baik.
pendapat dan melakukan suatu Demikian pula pada penelitian ini
tindakan sehingga anak mempunyai menunjukkan pola asuh orang tua
kepercayaan diri yang kuat. Hal berperan dalam perkembangan
tersebut menunjukkan pola asuh mental emosional anak pra sekolah.
yang dilakukan oleh orang tua Oleh karena itu orang tua harus
dalam penelitian ini mendukung melakukan pola asuh yang tepat
perkembangan mental dan supaya anak memiliki
emosional anak, dimana pola asuh perkembangan mental emosional
yang diterapkan oleh sebagian optimal.
besar orang tua tersebut adalah
pola asuh otoritatif. Dari penelitian KESIMPULAN
yang dilakukan oleh Farida dan 1. Pola asuh orang tua sebagian
Naviati (2014) menunjukkan adanya besar adalah pola asuh otoritatif
hubungan antara pola asuh otoritatif (88.6%) dan perkembangan
dengan perkembangan mental mental emosional anak sebagian
emosional anak usia pra sekolah besar adalah normal (68.6%).
(p:0,003) dengan nilai korelasi 2. Hasil uji korelasi Rank Spearman
Spearman sebesar 0,452 menggunakan program SPSS

7
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

versi 18.0 dengan α = 5% (0.05) Tingkat Pelayanan Kesehatan


dari peran pengasuhan orang tua Dasar. Bakti Husada, Jakarta.
dalam perkembangan mental Farida, Luthfia Nur dan Elsa Naviati.
emosional anak diperoleh p 2014. “Hubungan Pola Asuh
sebesar 0.048 (p < 0.05) yang Otoritatif dengan
berarti pola asuh orang tua Perkembangan Mental
berperan dalam perkembangan Emosional pada Anak Usia
mental emosional anak usia pra Pra Sekolah di TK Melati Putih
sekolah. Banyumanik”, Jurnal
Keperawatan Diponegoro.
SARAN Universitas Diponegoro,
1. Orang tua diharapkan Semarang. Diakses pada
menerapkan pola asuh otoritatif/ tanggal 20 September 2018.
demokratis untuk anak guna Kharmina, Niniek, 2011. Hubungan
mendukung perkembangan- Antara Tingkat Pendidikan
perkembangan mental emosional Orang Tua Dengan Orientasi
anak. Pola Asuh Anak Usia Dini.
2. Pihak sekolah diharapkan : Skripsi. Universitas Negeri
a. membantu anak untuk Semarang.
berinteraksi dan bersosialisasi www//https://lib.unnes.ac.id/.
dengan teman agar Diakses pada tanggal 21
perkembangan mental Januari 2019.
emosional anak terbentuk Kyle, Terri dan Susan Carman.
dengan baik. 2015. Buku Ajar Keperawatan
b. Berkoordinasi dengan pihak Pediatri. Edisi 2. EGC,
Puskesmas untuk secara rutin Jakarta.
setiap 6 bulan sekali Restiti, Muhalifah Yumi. 2012.
melakukan deteksi dini Peranan Orang Tua Terhadap
masalah mental emosional Perkembangan Sosial
pada anak dan melakukan Emosional Anak Kelompok B
konseling bagi orang tua yang di TK Pertiwi 1 Sine Sragen.
anaknya terdeteksi Skripsi. Universitas
kemungkinan mengalami Muhammadiyah Surakarta.
masalah mental emosional. Riskesdas. 2013. Badan Penelitian
dan Pengembangan
DAFTAR PUSTAKA Kesehatan Kementrian
Achmad, Ika Fadhilah, Lutfatul Kesehatan RI. Jakarta.
Latifah, dan Dewi Natalia www.depkes.go.id. Diakses
Husadayanti. 2010. Pada Tanggal 18 Oktober
“Hubungan Tipe Pola Asuh 2018.
Orang Tua dengan Emotional Septiari, Bety Bea. 2012. Mencetak
Quotient (EQ) pada Anak Usia Balita Cerdas dan Pola Asuh
Prasekolah di TK Islam AL- Orang Tua. Nuha Medika,
Fattah Sumampir Purwokerto Yogayakarta.
Utara”, Jurnal Keperawatan Silitonga, Ruth Sefriana dan Jek
Soedirman. 5. Universitas Amidos Pardede. 2016. “Pola
Jendral Soedirman Asuh Orang Tua dengan
Purwokerto. Diakses pada Perkembangan Emosional
tanggal 28 September 2018. Remaja di SMAN 14 Medan”.
Kemenkes RI. 2016. Pedoman Jurnal Mutiara Ners. 1.
Pelaksanaan Stimulasi, Universitas Sari Mutiara
Deteksi dan Interverensi Dini Indonesia. Diakses tanggal 22
Tumbuh Kembang Anak di September 2018.

8
“KOSALA” J IK . Vo l . 7 No . 1 Me i 2019

Susanto, Ahmad. 2014.


Perkembangan Anak Usia
Dini: Pengantar Dalam
Berbagai Aspeknya. Edisi I.
Prenadamedia Group, Jakarta.
Suwanti, Iis dan Hartin Suidah.
2016. “Hubungan Pola Asuh
Orang Tua Dengan Mental
Emosional pada Anak Usia
Pra Sekolah (4-6 Tahun)”.
Jurnal Keperawatan dan
Kebidanan. B.1. STIKES Dian
Husada, Mojokerto. Diakses
tanggal 22 September 2018.
Tridhonanto, Al. dan Beranda
Agency. 2014.
Mengembangkan Pola Asuh
Demokratis. Gramedia,
Jakarta.

1
Dosen AKPER Panti Kosala
Surakarta
2
Mahasiswa AKPER Panti Kosala
Surakarta

You might also like