2.2 Planning System and Control System 22
2.2 Planning System and Control System 22
2.2 Planning System and Control System 22
NATIONAL REGIONAL
Document Adoption Document Adoption
National Long Term Planning UU Regional Long Term Perda
(RPJP-Nasional) (Ps. 13 Ayat 1) Planning (RPJP-Daerah) (Ps. 13 Ayat 2)
National Medium Term PP Regional Medium Term Perkada
Planning (RPJM-Nasional) (Ps. 19 Ayat 1) Planning (RPJM-Daerah) (Ps. 19 Ayat 3)
National Agency’s Strategic PerMen Regional Agency’s Strategic PerkaDin/kaBa
Plan (Renstra KL) (Ps. 19 Ayat 2) Plan (Renstra SKPD) (Ps. 19 Ayat 4)
Government Working Plan Perpres Regional Working Plan Perkada
(RKP) (Ps. 26 Ayat 1) (RKPD) (Ps. 26 Ayat 2)
National Agency’s Working Permen Regional Agency’s Working Perkadin/kaba
Plan (Renja KL) (Ps. 21 Ayat 1) Plan (Renja SKPD) (Ps. 21 Ayat 3)
PEMERINTAH PUSAT
KL KL RKA - KL APBN
Pedoman Diacu
Pedoman Dijabar-
PEMERINTAH DAERAH
RPJP RPJM kan RKP Pedoman
Daerah Daerah Daerah RAPBD APBD
Pedoman Diacu
Pedoman Pedoman
Renstra Renja RKA SKPD Rincian
SKPD SKPD APBD
Zoning Regulation
Preparation Program
Permit KKPR
Adoption Finance
Incentive &
Evaluation Land, water, space Disincentive
and other
resources Sanction
management
10
PL4105 | DZ/2022 | 2.2 Planning and Development Control Systems Week 5
SCOPE of SPATIAL PLANNING
Agency Stra-Pl Agency Stra-Pl Agency Stra-Pl Agency Stra-Pl Agency Stra-Pl
5 tahunan (tiap administrasi pemerintahan)
Annual Budget
0 5 10 15 20 25 th
PL4105 | DZ/2022 | 2.2 Planning and Development Control Systems Week 5 12
UU NO. 27 TAHUN 2007 tentang
PENGELOLAAN KAWASAN PESISIR, dan PULAU-PULAU KECIL
RTRW Rencana Strategis RPJPD
Prov/Kab/Kota (RSWP-3-K) Prov/Kab/Kota
Rencana Ketentuan
• Tidak terpisah dari RPJP,
Rencana Zonasi Rencana RSWP-3-K • 20 th, ditinjau tiap 5 th
(RZWP-3-K) Pengelolaan • Perda prov/kab/kota
(RPWP-3-K) • Selaras dg RTRWP/Kab/Kota
RZWP-3-K • 20 th, ditinjau tiap 5 th
• Perda prov/kab/kota
Memungkinkan
tetap
dilaksanakan RTR hanya
pembangunan Regulatory official Plan
sebelum Discretionary tidak
terdapat RTR System vs System diperdakan.
Yang
diperdakan PZ
Permit System
persoalan perijinan akan merupakan bagian penting dalam Zoning
suatu proses implementasi rencana, persetujuan atau
penolakan atas suatu proposal pembangunan harus
Regulation
Persoalan perizinan hanyalah sekedar merupakan proses
didasarkan atas sebuah proses analisis rinci dengan merujuk administrasi belaka, dikeluarkan atau ditolak dengan
pada peraturan (building code, zoning code, dan sebagainya) mengacu pada peta rencana (zoning) yang sudah sangat
yang ada, dan keputusan harus melibatkan beberapa institusi detail (rinci), keputusan perizinan yang dikeluarkan pada
terkait maupun kelengkapan data yang rinci→ sistem ini hanyalah berupa persetujuan atau penolakan
memungkinkan kompromi selain persetujuan/penolakan
PL4105 | DZ/2022 | 2.2 Planning and Development Control Systems Week 5 15
Purposes :
• managing change
3. • redistributing resources
DEVELOPMENT
CONTROL Nature :
• Anticipatory, analytical, purposeful, evaluative, innovatory,
SYSTEM apparent, responsive, corrective, effective, and adaptive
• Enhancer of the quality of live, provider, instrument of social
justice, steward and manager, controller, source of information.
(Royal Town Planning Institute, Planning in The Future, 1976)
Regulatory Discretionary
Planning System
System System
Sistem
DEVELOPMENT CONTROL/ ZONING REGULATION/
Pengendalian PERMIT SYSTEM PERATURAN ZONASI
Pemanfaatan
Ruang
· mengatur kegiatan pembangunan yang meliputi pembagian lingkungan kota
pelaksanaan kegiatan pendirian bangunan, dalam zona-zona & menetapkan
perekayasaan, pertambangan maupun pengendalian pemanfaatan
kegiatan serupa lainnya dan atau mengadakan ruang yang berbeda-beda
perubahan penggunaan pada bangunan atau (Barnett, 1982)
lahan tertentu (Khulball & Yuen, 1991)
· memungkinkan tetap dilaksanakannya
pembangunan sebelum terdapat dokumen
rencana
Zoning
Regulation/ pembagian lingkungan kota dalam zona-zona
Peraturan Zonasi & menetapkan pengendalian pemanfaatan
ruang yang berbeda-beda (Barnett, 1982)
DEVELOPMENT CONTROL
4.
• Legislation: UU, PP, Perpres, Perda, Perwal, Permen
• Plan Implementation
• Plan: RTRW, RDTR, RTBL, non-statutory plans (MP3EI, MDM
• Utilization: program, finance, development stages
MAIN FORMS • Control
• Zoning regulation
of PLANNING • Permit / KKRK
• Incentive/disincentive
CONTROL • Sanction
• Other control instruments
• Supervision,
• monitoring, evaluation, reporting, audit
[Zoning]
Planning vs Regulation
Produk:
Pendekatan/Metode: - Perangkat
- Ekonomi Produk: Pendekatan/Metode:
pengendalian.
- Sosial - Perwujudan pola - Dampak.
- Ketentuan
- Fisik. ruang (alokasi pola - Kesesuaian/kompatibilita
pemanfaatan ruang.
- Sistem Internal & ruang) s guna lahan dan kegiatan
- Dampak Pembangunan
Eksternal dll - dll
PL4105 | DZ/2022 | 2.2 Planning and Development Control Systems Week 5 28
• Zoning is a means of maximizing the value of property. The use of
property, under this theory, is basically determined by the
dinamics of the market.
• “The witness, I have inferred, takes the position that good zoning
requires that this property-holder…should be protected against
himself”
(Record on Appeal, Corthouts v. Town of Newington. 140 Conn. 28, 1953)
Rencana PERATURAN
Rinci RDTRK Peraturan
ZONASI
Zonasi
Land Legislation
Land Management
• Network (District) Regulation, Permit,
• Activity Supervision,
Enforcement,
• Density Institution
Land Development
• Intensity (parcel, block, sector)
Zoning
Regulation
PL4105 | DZ/2022 | 2.2 Planning and Development Control Systems Week 5 32
PURPOSES OF ZONING REGULATION
FUNCTION :
• As development control instrument.
• As guidance for the preparation of operational plan.
• As technical guidelines for land development.
SUBSTANCE :
Technical provisions.
Development procedures and administration.
Development impact mitigation
1. Comprehensive Plan
2. Subdivision Regulation/Control
3. Aesthetics and Architectural Control
4. On-street parking requirement
5. Building Code, and
6. Covenant/deed restriction
7. Other necessary regulations
• Perizinan :
• Pemberian legalitas kepada orang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu, baik
dalam bentuk ijin maupun tanda daftar usaha (Permendagri No. 20/2008, ps 1
angka 9).
• Keputusan yang memperkenankan dilakukannya perbuatan yang pada
prinsipnya tidak dilarang oleh pembuat undang-undang (Van der Pot)
• Persetujuan dari penguasa berdasarkan undang-undang atau peraturan
pemerintah untuk dalam keadaan tertentu menyimpang dari ketentuan
larangan perundang-undangan (N.M Spelt & J.B.J.m Berge)
PL4105 | DZ/2022 | 2.2 Planning and Development Control Systems Week 5 36
Perizinan:
• Upaya untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang memiliki peluang menimbulkan
gangguan bagi kepentingan umum
• Mekanisme terdepan dalam pengendalian pemanfaatan ruang
• Kewenangan pemerintah daerah untuk melarang perubahan fisik pada
pemanfaatan lahan, atau perubahan-perubahan dalam pemanfaatan lahan
(Alder, 1989: 1)
• Daya tarik dan hambatan bagi investasi
• kewenangan yang bersifat kebijakan yang dimiliki oleh pejabat lokal untuk
melarang pembangunan yang tidak memiliki izin:
• Isu lokalitas merupakan hal yang terpenting
• Terdapat kombinasi kewenangan antara pemerintah pusat dan lokal
• Metode yang dipakai tergantung pada tujuan yang ingin dicapai
• Public and Private Law
• Discretion and Rules
▪ Incentive :
regulations to provide stimulus for the activities complying with the
objectives of spatial plan.
(upaya untuk memberikan imbalan terhadap pelaksanaan kegiatan yang sejalan dengan rencana
tata ruang, baik yang dilakukan oleh masyarakat maupun oleh pemerintah daerah)
▪ Disincentive:
regulations directed to limit growth and to reduce activities which are not in
line with the spatial plan
(perangkat untuk mencegah, membatasi pertumbuhan, dan/atau mengurangi kegiatan yang
tidak sejalan dengan rencana tata ruang)
Tidak menaati rencana tata perubahan fungsi ruang, Pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan Apabila dilakukan oleh suatu
ruang yang telah ditetapkan; denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima korporasi, selain pidana
ratus juta rupiah) penjara dan denda terhadap
pengurusnya, pidana yang
kerugian terhadap harta pidana penjara paling lama 8 (delapan) dapat dijatuhkan terhadap
benda atau kerusakan barang tahun dan denda paling banyak korporasi berupa pidana
Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta denda dengan pemberatan 3
rupiah). (tiga) kali
kematian orang, pidana penjara paling lama 15 (lima belas) dari pidana denda
tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Korporasi dapat dijatuhi
pidana tambahan berupa:
Tidak memanfaatkan ruang pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan a. pencabutan izin usaha;
sesuai dengan izin denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima dan/atau
pemanfaatan ruang dari ratus juta rupiah). b. pencabutan status
pejabat yang berwenang; badan hukum.
perubahan fungsi ruang, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Setiap orang yang menderita
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
kerugian
kerugian terhadap harta pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dapat menuntut ganti kerugian
benda atau kerusakan barang dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 secara perdata kepada pelaku
(satu miliar lima ratus juta rupiah). tindak pidana, sesuai dengan
hukum acara pidana.
kematian orang, pidana penjara paling lama 15 (lima belas)
tahun dan denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).