Pengaruh PH Dan Lama Penyimpanan Terhada 53892ab3

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 3

Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2015; 5: 1 – 3 Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia

http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs

PENGARUH pH DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP STABILITAS KIMIA STANDAR (+)-KATEKIN

Ni Putu Eka Leliqiaa, Yanita Ristanti Purwitadewia, I Made Agus Gelgel Wirasutaa
a
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung, 80363,
Indonesia (Email: yanita.ristanti@gmail.com)

ABSTRACT
(+)-Catechin was a potential compound to be isolated and developed into natural antioxidant product, but it was unstable because it
was easy to be oxidized and formed quinone metabolite. This became a problem in its development and isolation process. Factors that
can influence the oxidation process of (+)-catechin were pH condition and storage time. Therefore, this research was conducted to know
pH and storage time influence towards the (+)-catechin stability. Observation was done in two parameters which was the acid-base pH
(pH 1,64-10) and the storage time for 8 days. The influence of both the parameters towards (+)-catechin standard stability was observed
by the quinone metabolite formation from (+)-catechin oxidation reaction result. (+)-catechin was declared as unstable if quinone
metabolite was formed by absorbance measurement in its maximum wavelength, 409nm with spectrophotometry method. The obtained
result showed that (+)-catechin standard was stable in pH 1.64-6 for 8 days storage and was unstable in pH 7-10 showed by the
formation of quinone metabolite for 2-8 days storage.
Keywords: (+)-Catechin, chemical stability, pH, storage time, quinone

PENDAHULUAN
(+)-Katekin adalah flavonoid yang berasal dari turunan katekol Metode Penelitian
yang banyak ditemukan pada berbagai tanaman obat maupun Preparasi Sampel Standar (+)-Katekin
bahan makanan dan minuman [1],[2]. Berbagai penelitian telah Sebanyak 0,3 mL larutan standar katekin 1 mg/mL ditambahkan
melaporkan bahwa (+)-katekin memiliki aktivitas sebagai larutan dapar fosfat pH 1,64 sampai 10 mL. Kemudian larutan
antioksidan. Katekin sebagai antioksidan memiliki kemampuan digojog homogen. Hal yang sama dilakukan dengan penambahan
untuk menghambat dan menangkap radikal bebas [3]. dapar fosfat pH 2-10.
Berbagai manfaat dari senyawa (+)-katekin mendukung senyawa
tersebut menjadi salah satu senyawa yang potensial untuk Pengaruh pH 1,64-10 terhadap stabilitas (+)-katekin
diisolasi dan dikembangkan menjadi produk antioksidan alami. Stabilitas (+)-katekin diamati pada pH yang bervariasi pada
Namun (+)-Katekin merupakan senyawa yang tidak stabil rentang pH 1,64-10 dengan lama penyimpanan 8 hari. Nilai
sehingga hal tersebut menjadi kelemahan atau kendala dalam absorbansi kuinon masing-masing larutan sampel standar (+)-
proses isolasi dari senyawa (+)-katekin. katekin diukur menggunakan spektrofotometer UV-vis pada
(+)-Katekin bersifat sangat tidak stabil di udara terbuka. (+)- panjang gelombang 409nm dengan blanko masing-masing
Katekin dalam pelarut air yang mengandung udara mengalami larutan dapar fosfat pH 1,64-10,00. Dilakukan pengamatan
perubahan warna dan bentuk spektrum selama penyimpanan 5 terhadap stabilitas kimia (+)-katekin setiap 24 jam. Stabilitas
hari dan semakin tinggi nilai pH larutan juga dapat meningkatkan kimia diamati berdasarkan peningkatan nilai absorbansi pada
tingkat oksidasi (+)-katekin membentuk metabolit kuinon panjang gelombang maksimum kuinon.
sehingga terjadi perubahan warna dan bentuk spektrum (+)-
katekin [4],[5]. Metabolit tersebut dapat bertindak sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
elektrofil yang mudah mengikat makromolekul seluler dan juga Pengaruh pH dan lama penyimpanan terhadap stabilitas
dapat menyebabkan produksi spesies oksigen reaktif melalui kimia (+)-katekin dapat dilihat pada gambar 3.1.
reaksi redoks [6].
Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan pengamatan
terhadap pengaruh pH dari asam hingga basa dan lama
penyimpanan untuk mengetahui pH dan lama penyimpanan yang
paling sesuai menjaga stabilitas (+)-katekin.

MATERI DAN METODE


Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
standar (+)-katekin, metanol p.a (Merck), NaOH p.a (Merck),
H3PO4 (Merck), KH2PO4 (Merck), metanol teknis (Brataco), air
bebas karbondioksida P, dan aquades. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah produk gambir dari tanaman gambir
(Uncaria gambir Roxb)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas,


timbangan analitik, spektrofotometer UV-visibel (Genesys), dan
pH meter (Oakton pH 510 series).

Ni Putu Eka Leliqia, Yanita Ristanti Purwitadewi, I Made Agus Gelgel Wirasuta
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung, 80363,
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2015; 5: 1 – 3 Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs

senyawa yang bersifat asam akan rusak lebih cepat bila terdapat
dalam suasana pH netral sampai alkalis [7]. Reaksi oksidasi (+)-
katekin sangat tergantung pada pH. Pada pH netral hingga basa
terjadi deprotonasi pada gugus hidroksil (+)-katekin [8].
Senyawa yang mudah teroksidasi dapat distabilkan dengan
menghindari kontak dengan oksigen, mendapar larutan pada pH
yang sesuai, menghindari cahaya dan menyimpan produk pada
temperatur rendah [9].
Penurunan nilai absorbansi kuinon juga terjadi pada larutan
standar (+)-katekin. Penurunan nilai absorbansi tersebut paling
cepat terjadi pada pH 10 di hari penyimpanan ke tiga. Penurunan
tersebut diikuti oleh larutan standar (+)-katekin pada pH 9 di
penyimpanan hari ke-4. Terjadinya penurunan nilai absorbansi
kuinon kemungkinan disebabkan karena metabolit kuinon yang
telah terbentuk pada reaksi oksidasi (+)-katekin merupakan
produk yang tidak stabil. Hal yang sama terjadi pada produk o-
kuinon hasil oksidasi luteolin yang merupakan produk yang tidak
stabil karena mudah teroksidasi pada pH yang tinggi [8].
Peningkatan nilai absorbansi pada pH 7 dan 8 berlangsung lebih
lambat dibandingkan dengan pH 9 dan 10 serta tidak terjadi
penurunan nilai absorbansi kuinon. Hal ini menunjukkan bahwa
reaksi oksidasi (+)-katekin menjadi metabolit kuinon terjadi lebih
lambat dan kuinon yang telah terbentuk belum terdegradasi.

Gambar 3.1 Nilai absorbansi kuinon pada larutan standar KESIMPULAN


(+)-katekin akibat pengaruh pH 1,64-10 selama penyimpanan 8 (+)-Katekin pada standar stabil secara kimia pada pH 1,64-6
hari. dengan penyimpanan selama 8 hari dan tidak stabil pada pH 7-10
dengan penyimpanan selama 2-8 hari.
Pengaruh pH terhadap stabilitas (+)-katekin pada standar
dilakukan pada rentang pH 1,64- 10,00. Pengamatan stabilitas DAFTAR PUSTAKA
kimia (+)-katekin diamati berdasarkan perubahan spektrum (+)- [1] Duke, J. A, (1992), Handbook of Phytochemical
katekin menjadi kuinon. Perubahan spektrum tersebut ditentukan Constituent of GRAS Herbs and Other Economic Plants.
dari peningkatan nilai absorbansi pada panjang gelombang London: CRC Press. Hal. 55.
maksimum kuinon yaitu pada 409 nm. Peningkatan nilai [2] Scalbert, A., C. Manach, C. Morand, C. Remesy, L.
absorbansi kuinon berbanding lurus dengan peningkatan Jimenez, (2005) Dietary Polyphenols and The Prevention of
konsentrasi kuinon yang terbentuk akibat reaksi oksidasi (+)- Diseases. Crit. Rev. Food. Sci. 45:287-306.
katekin. Pengamatan dilakukan setiap 24 jam selama 8 hari. [3] Apeabah, F. B., M. Hanafi, R. T. Dewi, S Fajriah, A.
Peningkatan nilai absorbansi kuinon pada larutan standar (+)- Darmawan, N. Artanti. P. Lotulung, P. Ngadymang. B.
katekin tidak terjadi pada pH 1,64-6 dengan penyimpanan selama Mynarti, (2009), Assesment of DPPH and -glucosidase
8 hari. Hal ini menunjukkan bahwa (+)-katekin stabil pada pH Inhibitory Potential of Gambier and Qualitative
dan lama penyimpanan tersebut. Peningkatan nilai absorbansi Identification of Major Bioactive Compound. J. Med. Plant
kuinon pada standar (+)-katekin terjadi pada pH 7-10. Nilai Res. 3:736- 757.
absorbansi kuinon tertinggi terjadi pada larutan standar (+)- [4] Thompson, L. 2004. Enrichment of Biologically Active
katekin dengan pH 9, kemudian diikuti oleh pH 10, pH 8 dan pH Compounds from Selected Plant Using Adsorptive Buble
7. Separation. (Disertasion). German: Munchen Eingereicht
Reaksi oksidasi (+)-katekin paling cepat terjadi pada larutan University.
standar (+)-katekin pada pH 10 yang ditunjukkan dari nilai [5] Bark, K., J. Yeom, J. Yang, I. Yang, C. Park, and H. Park,
absorbansi kuinon yang paling tinggi pada hari penyimpanan ke (2011), Spectroscopic Studiest on the Oxidation of Catechin
dua. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bark et in Aqueous Solution. Bull. Korean Chem. Soc. Vol 32, N0.
al. (2011) yang mengamati stabilitas kimia (+)-katekin pada 9 3443.
pelarut air dan pH basa yaitu pada pH 8,81 sampai pH 10,52. [6] Awad, H. M., M. G. Boersma, S. Boeren, P. J. V. Bladeren,
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa (+)-katekin yang J. Vervoort, and I. M. C. M. Rietjens. 2001. Structure-
dilarutkan dengan pelarut basa bebas udara mengalami Activity Study on the Quinone/Quinone Methide Chemistry
perubahan spektrum. Perubahan spektrum tersebut terjadi karena of Flavonoids. Chem. Res. Toxicol. 14, 398-408.
reaksi oksidasi (+)-katekin membentuk metabolit kuinon dimana [7] Connors, A. Kenneth, G. L. Amidon dan V. J. Stella,
reaksi oksidasi (+)-katekin meningkat seiring dengan (1992), Stabilitas Kimiawi Sediaan Farmasi. Semarang:
meningkatnya pH. IKIP Semarang press. Hal. 94.
Proses oksidasi senyawa dapat disebabkan oleh kepekaan
senyawa tersebut terhadap pH. (+)-katekin bersifat asam lemah,

Ni Putu Eka Leliqia, Yanita Ristanti Purwitadewi, I Made Agus Gelgel Wirasuta
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung, 80363,
Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2015; 5: 1 – 3 Asosiasi Ilmu Forensik Indonesia
http://ojs.unud.ac.id/index.php/ijlfs

[8] Janeiro, P., A. M. O. Brett, (2004), Cathecin


Electrochemical Oxidation Mechanisms. Analitica Chimica
Acta 518.109-115.
[9] Martin, A., J. Swarbick, dan A. Cammarata., (2008),
Farmasi Fisik. Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu
Farmasetik. Jakarta Universitas Indonesia Press. Hal. 745.

Ni Putu Eka Leliqia, Yanita Ristanti Purwitadewi, I Made Agus Gelgel Wirasuta
Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Badung, 80363,

You might also like