Jurnal 1 2 3
Jurnal 1 2 3
Jurnal 1 2 3
OLEH :
RISKA EKASARY
10.2.5.16.1215
4D/PETERNAKAN
ABSTRACT
ABSTRAK
Informasi yang memadai tentang karakteristik limbah dihasilkan dari produksi unggas
khususnya di daerah tropis kurang. Studi ini menyelidiki dan mengkarakterisasi limbah dari
berbagai spesies unggas yang meliputi ayam pedaging, ayam jantan dan ayam petelur
dengan masing-masing di bawah kandang baterai dan atau sistem perumahan serasah
dalam. Sebagai bagian dari studi pengelolaan limbah, pekerjaan ini mengevaluasi
karakteristik fisik dan kimia dari limbah unggas yang diperlukan dalam perencanaan dan
desain komponen sistem pengelolaan limbah seperti penanganan, pemrosesan
transportasi, dan penyimpanan. Hasil tes menunjukkan bahwa limbah yang dikumpulkan
dari sistem kandang baterai mengandung nilai yang lebih tinggi dalam komposisi kimia
daripada limbah dari rumah sampah yang dalam. Komponen fisik limbah dari sampah yang
dalam, nilainya lebih tinggi daripada sistem kandang baterai. Limbah broiler mencatat nilai
tertinggi dalam parameter seperti Total padatan (14.0mg / l), Padatan tetap (9.1mg / l) dan
Total padatan terlarut (3.9mg / l); untuk rumah sampah yang dalam; dan kemudian oksigen
terlarut (2,0mg / l), permintaan oksigen biokimia (120,7mg / l), permintaan oksigen kimia
(241,3mg / l), Nitrogen (432,3ppm), fosfor (233,3ppm), kalium (343,3ppm), dan Amoniakal
Nitrogen (56ppm), di bawah sistem kandang baterai. Limbah lapisan mencatat nilai tertinggi
untuk kadar air (45,3%), volatile solid (9,4%) dan pH (8,2) di bawah sistem kandang
baterai. Hasil analisis varians (ANOVA) menunjukkan bahwa spesies unggas dan sistem
perumahan memiliki pengaruh signifikan tinggi pada semua parameter yang diuji pada
tingkat probabilitas 1%.
JURNAL 2
ABSTRACT
Valorisation of organic waste through larval feeding activity of the Black Soldier Fly (BSF),
Hermetia illucens, constitutes a potential benefit for low- and middle-income countries. BSF
larvae feed on organic waste while building their body composition of protein and fat. As a
response to the escalating demand for protein in livestock feed, their protein can be used to
replace fishmeal in monogastric animals’ diet. Experiments were carry out to evaluate the
feasibility of Black Soldier Fly (BSF) Hermetia illucens Linnaeus larvae to digest and
degrade organic waste in a small-scale. Organic wastes (pig and chicken manures and
kitchen wastes) were introduced in basins with 2000 young larvae (3-5 day-old) per basin for
15 days in batch and continuous feeding. We achieved an average pre-pupae production
830.1 and 694.0 g/m (wet weight) 2 under favourable conditions respectively in continuous
and in batch feedings. Larvae fed every three days with waste materials developed into
significantly larger larvae and pre-pupae than those fed at once. Waste reduction ranged
from 53 to 80% depending on the daily amount of waste added to the experimental unit. The
bioconversion rates were 12.8%, 10.7% and 6.5% respectively for chicken manure, pig
manure and kitchen at the feeding ratio of 220 mg/day/larvae in continuous feeding. This
study confirmed the great potential of BSF as a component of waste management in low and
middle-income countries. If applied in organic waste management chain, the process could
contribute to generate biofuel energy as well as sustainable protein provision to the animal
industries. It could further reduce waste amounts significantly, minimizing possible pollution
and improving environmental sanitation.
JURNAL 3
ABSTRAK :
Metana (CH4) adalah gas rumah kaca yang berkontribusi signifikan terhadap pemanasan
global dan sebagian besar metana atmosfer dihasilkan oleh ternak. Peternakan
menyumbang 18% dari emisi gas rumah kaca global (GRK). Terlepas dari emisi enterik,
dekomposisi kotoran ternak dalam kondisi anaerob juga merupakan sumber metana.
Kondisi selanjutnya muncul dalam sistem manajemen terbatas. Ada kesulitan dalam
membuang kotoran dan limbah yang dihasilkan dalam skala besar; mereka disimpan
dalam lubang besar yang menyediakan lingkungan yang cocok untuk produksi CH4. Gas
rumah kaca lainnya adalah nitro oksida (N2O), dilepaskan selama nitrifikasi-denitrifikasi
nitrogen yang terkandung dalam limbah ternak. Sapi dan tempat pemberian pakan
bertanggung jawab atas 26% emisi N2O dari sumber antropogenik. Menjadi gas rumah
kaca, emisi berskala besar mereka merusak keselamatan lingkungan. Jadi, berbagai
strategi muncul untuk meredakan emisinya dari tinja dan limbah hewan atau
menggunakannya secara efektif untuk tujuan penghematan energi.
KESIMPULAN
Melihat dari ketiga jurnal tersebut, maka bisa disimpulkan bahwa limbah
peternakan memiliki pengaruh signifikan tinggi pada semua parameter yang diuji pada
tingkat probabilitas 1%, dapat mengurangi jumlah limbah secara signifikan, meminimalkan
kemungkinan polusi, meningkatkan sanitasi lingkunga, meredakan emisinya dari tinja dan
limbah hewan atau menggunakannya secara efektif untuk tujuan penghematan energi.