Analisis Penentuan Tarif Rawat Inap Dengan Metode Activity Based Kota Lubuklinggau

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 18

ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP

DENGAN METODE ACTIVITY BASED


COSTING PADA RSUD HAPSARI MEDIKA
KOTA LUBUKLINGGAU
Bunga Miranti1)
Mahasiswa STIE MURA Lubuklinggau
Eri Triharyati2)
Dosen STIE MURA Lubuklinggau

Abstract
The background of this research is Hapsari Medika Hospital who calculate
hospitalization room rates on the basis of unit cost, although the calculation
of rates of hospitalization has been regulated by the government based on
the unit cost, but the hospital will be able to apply a calculation based on
Activity Based Costing System for consideration. The research objective is
to increase knowledge about the determination of Tariff Inpatient by using
Activity Based Costing as well as being one of the inputs which provide
information on the Activity Based Costing, especially in setting of a hospital.
Data collection techniques are documentation, and data analysis used is
quantitative analysis and Kualitatif.Hasil calculations showed that the
hospitalization rates by using activity based costing, when compared with
the rates used by the hospital, the activity based costing deliver greater
results for VIP class, Class II and Class III, as well as providing smaller yield
for Class I. This is because loading the overhead on each product. On
activity based costing, overhead on each product charged to the many cost
driver. So in activity based costing, has been able to allocate costs
accurately kam kesetiap activity based on consumption respectively.
Keywords: Activity Based Costing, Hospitalization Rates

PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional yang
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Rumah sakit
mempunyai tugas utama memberikan pengobatan, perawatan kepada pasien, dan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat, menjadikan rumah sakit sebagai pihak yang
sangat dibutuhkan dalam menyediakan kebutuhan masyarakat dalam menyediakan
kebutuhan masyarakat dan mewujudkan cita – cita masyarakat yang menjadikan
warganya memiliki kehidupan yang lebih baik.
Pola tarif perjam Rumah Sakit diperhitungkan atas dasar (Antonius, 2005: 44)
unit cost dari setiap jenis pelayanan dan kelas perawatan, yang perhitungannya
memperhatikan kemampuan ekonomi masyarakat, standar biaya dan atau bencmarking
dari rumah sakit yang tidak komersil. Kenyataan ini menunjukan bahwa pemerintah
menyadari pentingnya perhitungan harga pokok

1 )
Koresponden Penulis : [email protected]
2)
Koresponden Penulis : [email protected]

1
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

termasuk dalam sector pelayanan kesehatan. Activite Based Costing (ABC)


memfokuskan pada biaya yang melekat pada produk berdasarkan aktivitas yang
dikerjakan untuk memproduksi, menjalankan, dan mendistribusikan atau menunjang
produk yang bersangkutan. Kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas adalah perhitungan
biaya produk didasarkan aktivitas nyata pengorbanan input untuk memperoleh output.
Setiap produk harus ditelusuri biayanya berdasarkan aktivitas untuk menciptakan produk
tersebut, mulai dari riset pasar sampai dengan pelayanan purna jual (Prawiranegara dan
Purwanti, 2009: 72). Tujuan perhitungan model ini adalah untuk menentukan objek biaya
secara akurat.
RSUD Hapsari Medika menghitung tarif kamar rawat inapnya atas dasar unit
cost. Perhitungan unit cost dilakukan secara terpisah untuk setiap jenis kelas rawat inap.
Cara perhitungannya yaitu dengan menjumlahkan biaya tetap, biaya semi variabel, dan
biaya variabel sehingga dihasilkan biaya total. Kemudian biaya total dibagi dengan
jumlah hari rawat inap. Walaupun perhitungan tarif rawat inap telah diatur oleh
pemerintah berdasarkan unit cost, akan tetapi Rumah sakit bisa menerapkan perhitungan
berdasarkan ABC System sebagai bahan pertimbangan. Kajian sejenis pernah dilakukan
Putri (2012), Andriyansyah (2012), dan Selvia (2012). Oleh sebab itu peneliti ingin
melihat penerapan ABC System dalam penetapan tarif rawat inap pada Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Hapsari Medika Kota Lubuklinggau

2. Kajian Pustaka
a. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Menurut Tunggal (2000: 71) Metode akuntasi biaya tradisional rentan terhadap
beberapa kelemahan yang sangat mengakibatkan biaya untuk pembuatan keputusan
terdistori. Seluruh biaya produksi meskipun tidak disebabkan oleh produk tertentu
dialokasikan ke produk (Surjadi, 2013). Biaya nonproduksi yang diakibatkan oleh produk
tidak dialokasikan ke produk. Dan akhirnya, metode tradisional cenderung terlalu
mengandalkan pada basis alokasi tingkat unit. Hal ini akan menyebabkan pembebanan
biaya yang terlalu tinggi untuk produk dengan volume tinggi dan pembebanan biaya yang
terlalu rendah untuk produk dengan volume rendah dan dapat menyebabkan kesalahan
dalam pembuatan keputusan (Mulyadi, 2013).
Menurut Hansen, Women ( 2006: 142 ) perhitungan biaya dalam sistem tradisional
menggunakan penggerak aktivitas tingkat unit. Penggerak aktivitas tingkat unit adalah
faktor yang menyebabkan perubahan dalam biaya seiring dengan perubahan jumlah unit
yang diproduksi. Contoh penggerak aktivitas tingkat unit yang umumnya digunakan
untuk membebankan overhead meliputi : unit yang diproduksi, jam tenaga kerja
langsung, biaya tenaga kerja langsung, jam mesin, dan biaya bahan baku langsung.

b.Pengertian Activity based Costing (ABC)


ABC merupakan salah satu metode kontemporer yang diperlukan manajemen
modern untuk meningkatkan kualitas dan output, menghilangkan waktu aktivitas yang
tidak menambah nilai, mengefisienkan biaya, dan meningkatkan kontrol terhadap kinerja
perusahaan.
Menurut Henry Simamora ( 2012: 117-120) biaya pokok berbasis aktiva ialah
sistem akuntansi yang terfokus pada aktivitas – aktivitas yang dilakukan untuk
menghasilkan produk atau jasa. Sistem penentuan biaya pokok berbasis

2
Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 No. 1 Desember 2015

aktivitas menyediakan informasi perihal aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut.
Beberapa langkah penting dalam penerapan sistem penentuan biaya pokok
berbasis aktivitas meliputi :
1) Pengidentifikasian aktivitas – aktivitas yang serupa
2) Mengidentifikasi pusat aktivitas
3) Pengidentifikasian pemicu biaya
4) Komputasi sebuah fungsi biaya guna menghubungkan biaya dan pemicu biaya
dengan penggunaan sumber daya
5) Pengenaan biaya ke dalam objek biaya – kerapkali berupa biaya produk.
Biaya pokok berbasis aktiva (ABC) sebagai suatu sistem perhitungan biaya
diamana tempat penampungan biaya overhead lebih dari satu dialokasikan
menggunakan dasar yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak berkaitan
dengan volume (non volume related factor). Menurut Garrison, Noreen, Brewer
(2013: 312) biaya pokok berbasis aktiva adalah metode perhitungan yang dirancang
untuk menyediakan informasi bagi biaya manajer untuk keputusan yang strategis dan
keputusan lainnya sebagai pelengkap, bukan sebagai pengganti, sistem biaya yang
biasa dipakai perusahaan.

c.Kelemahan dan Keunggulan Activity based Costing


Menurut Garrison, Noreen, Brewer (2013: 337 - 338) Kelemahannya ABC dari
adalah laporan yang dihasilkan oleh sistem ABC terbaik tidak sesuai akuntansi keuangan
yang berlaku. Konsekuensinya, organisasi yang menggunakan ABC harus memiliki dua
sistem biaya yang berbeda satu untuk penggunak internal dan satu untuk menyiapkan
laporan eksternal. Sedangkan keunggulannya yaitu, dapat mengambil keputusan.
Kelemahan dari ABS yaitu hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak sama
sekali keunggulan dibandingkan dengan perhitungan biaya tradisional. ABC tidak
menunjukan biaya yang akan dapat dihindari dengan menghentikan suatu produk dengan
jumlah batc yang lebih tinggi. Sedangkan keunggulannya yaitu, menghasilkan informasi
biaya yang lebih dapat diandalkan, dan activity based aosting dalam manajemen akan
berada dalam suatu posisi untuk melkukan penawaran kompetitif yang lebih wajar.

d.Metode Activity Based Costing


Menurut Garrison, Noreen, Brewer (2013: 312 - 315) Dalam perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas yaitu :
1) Biaya Non produksi dan ABC
Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya biaya produksi yang dibebankan keproduk.
Beban punjualan, umum, dan administrasi diperlukan sebagai beban periodik dan
tidak dibebankan keproduk. Beberapa biaya non produksi ini juga merupakan
bagian dari biaya produksi, penjualan, distribusi, dan pelayanaan atas produk. Dalam
hal ini istilah yang digunakan adalah overhead untuk menjelaskan biaya non
produk dan biaya langsung. Dalam ABC, produk dibebani semua biaya overhead,
biaya non produksi dan biaya produksi langsung yang disebabkan oleh produk
tersebut.
2) Biaya Produksi dan Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas

3
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas, produk hanya dikenai biaya dari kapasitas
yang mereka gunakan bukan untuk biaya kapasitas yang tidak digunakan.
3) Pul Biaya, Dasar Alokasi, Dan Biaya Berdasarkan Aktivitas
Pul aktivitas biaya adalah sebuah wadah dimana biaya diakumulasi dan berkaitan
dengan sebuah pengukuran aktivitas tunggal dalam sistem ABC. Perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas mengidentifikasikan lima aktivitas yaitu:
a. Aktivitas Tingkat Unit (unit level activities)
Dilakukan untuk setiap unit produksi. Biaya aktivitas tingkat unit bersifat
proporsional dengan jumlah unit produk.
b. Aktivitas Tingkat Batch (batch level activities)
Dilakukan setiap batch diproses, tanpa memperhatikan berapa unit yang ada
dalam batch tersebut. Aktivitas tersebut terjadi untuk setiap batch ( pesanan
pelanggan). Biaya pada tngkat batch lebih tergantung pada jumlah batch yang
diproses dan bukannya pada unit produksi, jumlah unit yang dijiual, atau ukuran
volume yang lain.
c. Aktivitas Tingkat Produk (produc level activities) berkaitan dengan produk
spesifik dan biasanya di kerjakan tanpa memperhatikan berapa batch atau unit
yang di produksi atau dijual.
d. Aktivitas Tingkat Pelanggan (customer level activities) berkaitan dengan
pelanggan khusus dan meliputi aktivitas seperti telepon untuk penjualan,
pengiriman katalog, dukungan teknis yang tidak terpaku pada produk tertentu.
e. Aktivitas Pemelihara Organisasi (organizationlevel activities) yang dilakukan
tanpa memperhatikan pelanggan mana yang dilayani, mana barang yang
diproduksi, berapa batch yang dijalankan, atau berapa unit yang dibuat.

METODE PENELITIAN
1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian dan definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


Variabel Definisi Operasional Indikator
Metode Unit Unit cost adalah sebagai hasil pembagian Tarif Unit
Cost antara total cost yang dibutuhkan dengan jumlah cost
unit produk. Produk yang dimaksud dapat berupa
barang ataupun jasa.

Metode ABC (Activity Based Costing) adalah sistem Tarif


Activity akumulasi biaya dan pembebanan biaya ke produk Activity
Based Cost dengan menggunakan berbagai cost driver, Based Cost
(ABC) dilakukan dengan menelusuri biaya aktivitas dan (ABC)
setelah itu menelusuri biaya dari aktivitas ke
produk.

Sumber : Garison, Noreen, Brewer (2013)

4
Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 No. 1 Desember 2015

2.Waktu dan Tempat Penelitian


Waktu penelitian dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan, dimulai dari bulan
Desember 2014 sampai dengan bulan juli 2015. Tempat dan lokasi penelitian adalah
Rumah Sakit Hapsari Medika Lubuklinggau jalan Penganyoman No.73 B Telp. (0733)
324174-320379 Sidorejo Lubuklinggau Kecamatan Lubuklinggau Barat II Kota
Lubuklinggau Sumatra Selatan.

3.Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data


Sumber data penelitian menggunakan data sekunder yaitu data yang diperoleh
melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak perusahaan. Yang terdiri dari
data sejarah perusahaan, Aktivitas Perusahaan serta data Biaya-Biaya tahun 2014,
sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini
yaitu dokumentasi. Yang didokumentasikan yaitu, tarif rawat inap, biaya rawat inap, data
pendukung lama hari pasien rawat inap, data pendukung jumlah pasien rawat inap,
data pendukung luas ruang rawat inap, tarif konsumsi tiap kelas, penggunaan tenaga
listrik.

4.Teknik Analisis Data


Peneliti menggunakan teknik analisis kuantitatif dan analisis kualitatif sebagai
alat dalam membantu memecahkan masalh – masalah peneliti (Sunyoto, 2013). Teknik
analisis kualitatif yaitu berupa penjabaran atas hasil penelitian yang berupa penjelasan
yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka – angka, sedangkan analisis kuantitatif
berupa rumus perhitungan dibawah ini :
a. Menurut Hasen, Women (2013, h. 162) dalam metode Activite Based
Costing menentukan tarif atau unit pemicu biaya (cost driver) dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Tarif Perunit Cost Driver=


b. Selain itu pembebanan biaya overhead dari setiap aktivitas dihitung
dengan rumus sebagai berikut :

BOP yang dibebankan = Tarif perunit x tarif yang dipilih

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


1. Hasil Penelitian

Berikut ini adalah tabel tarif jasa rawat inap dan harga pokok jasa rawat inap
pada RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau tahun 2014 :

Tabel 2. Tarif Jasa Rawat Inap dan Harga Pokok Kamar


RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2014
Harga Pokok jasa
No Kelas Tarif jasa rawat inap /Hari
Rawat Inap / Hari
1 VIP Rp. 300.000,00 Rp. 141.600,00

2 Kelas I Rp. 200.000,00 Rp. 94.400,00

3 Kelas II RP. 125.000,00 Rp. 59.000,00

5
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

4 Kelas III Rp. 100.000,00 Rp. 47.200,00


Sumber : RSUD. Hapsari Medika Kota Lubuklingga

Didalam menentukan ABC pendukung data-data yang dibutuhkan antara lain data
biaya rawat inap, data pendukung jumlah pasien rawat inap, data pendukung lama hari
pasien rawat inap, data pendukung jumlah, luas kamar rawat inap, data tarif konsumsi
tiap kelas. Dan data biaya rawat inap dapat dilihat table berikut :

Tabel 3. Data Biaya Oprasional


RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2014
No Elemen Biaya Jumlah
1 Biaya Jasa Perawat & JasaDokter Rp. 900.000.000,00
2 Biaya Administrasi Rp. 168.575.000,00
3 Biaya Listrik Rp. 177.261.133,00
4 Biaya Air Rp. 10.360.000,00
5 Biaya Konsumsi Rp. 465.385.000,00
6 Baya Bahan Habis Pakai Rp. 187.550.000,00
7 Biaya Laundry Rp. 57.000.000,00
8 Biaya Cleaning Servic Rp. 54.350.000,00
9 Biaya Depresiasi Gedung Rp. 292.282.200,00
10 Biaya Depresiasi Fasilitas Rp. 197.976.211,00
Total Rp. 2.510.739.544,00
Sumber : RSUD. Hapsari Medika Kota Lubuklinggau

Adapun data pendukungnya sebagai berikut;

Tabel 4. Data Pendukung Lama Hari Pasien Rawat Inap


RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2014
Bulan VIP Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah

Januari 37 363 252 271 923


Februari 39 454 307 664 1.464
Maret 43 408 292 780 1.523
April 56 408 292 786 1.542
Mei 43 417 295 804 1.559
Juni 37 317 216 754 1.324
Juli 18 336 237 791 1.382
Agustus 20 363 258 719 1.360
September 7 426 302 754 1.489
Oktober 48 390 275 462 1.175
November 13 340 241 586 1.180
Desember 81 345 245 359 1.030
Total 442 4.567 3.212 7.730 15.951
Sumber : RSUD. Hapsari Medika Kota lubuklinggau
Data pendukung biaya air dan penggunaan listrik sebagai berikut;

6
Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 No. 1 Desember 2015

Tabel 5 Data Biya Air dan Penggunaan Tenaga Listrik


RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2014
No Kelas Tarif Air /Tahun KWH
1 VIP Rp. 2.400.000,00 389.430
2 Kelas I Rp. 2.700.000,00 60.578
3 Kelas II Rp.2.260.000,00 51.924
4 Kelas III Rp 3.000.000,00 69.232
Total Rp.10.360.000,00 571.164
Sumber : RSUD. Hapsari Medika Kota lubuklinggau

Tabel 6 Jumlah Pasien Rawat Inap, Luas Ruangan Rawat Inap Dan Tarif
Makan RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2014
No Kelas Jumalah Pasien Luas Kamar Tarif Makan
1 VIP 690 160.65 M2 Rp. 50.000,00
2 Kelas I 950 147.00 M2 Rp. 30.000,00
3 Kelas II 498 147.00 M2 Rp. 25.000,00
4 Kelas III 1598 294.00 M2 Rp. 25.000,00
Total 3.736 748,65 M2
Sumber : RSUD. Hapsari Medika Kota lubuklinggau Adapun

tabel klasifikasi biaya berbagai aktivitasnya;

Tabel 7 Kalasifikasi Biaya kedalam Berbagai Aktivitas


Pada RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau Tahun 2014
Elemen Biaya Jumlah
Unit Level activity Cost
Biaya Jasa Perawat dan Jasa Rp. 900.000.000,00
Dokter
Biaya Listrik Rp. 177.261.133,00
Biaya air RP. 10.360.000,00
Biaya Konsumsi Rp. 465.385.000,00
Batch-Relate Activity Costs
Biaya Cleaning Servis Rp. 54.350.000,00
Biaya Administrasi Rp. 268.575..000,00
Biaya Bahan Habis pakai Rp. 187.550.000,00
Fasility-Sustaining Activity Cost
Biaya Laundry Rp. . 7.000.000,00
Biaya Depresiasi Gedung Rp. 292.282.200,00
Biaya Depresiasi Fasilitas Rp. 197.976.211,00
Total Rp. 2.510.739.544,00

7
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

Sumber : Data yang sudah diolah

Mengidentifikasikan Tarif
Aktivitas-aktivitas yang terkumpul kemudian dikelompokkan kedalam sebuah
kelompok biaya (cost pool) dan penyebab biaya (cost driver)

Tabel 8 Pengelompokkan Biaya (cost pool) Dan Cost Driver


No Aktivitas Cost Pool Cost Driver

1 Unit Level Activity Cost


Biaya Perawatan & Jasa Jumlah Hari Rawat
a.Perawatan & jasa Dokter Dokter Inap
b.Listrik Biaya Listrik KWH
Jumlah Hari Rawat
c.Air Biaya Air Inap
Jumlah Hari Rawat
d.Konsumsi Biaya Konsumsi Inap
2 Batch-Relate Activity Cost
Jumlah Hari Rawat
Biaya Kebersihan Inap
a. Kebersihan b.Bahan Jumlah Hari Rawat
Biaya Bahan Habis Pakai
Habis Pakai Inap
c.Administrasi Biaya Administrasi Jumlah Pasien
Fasility-sustaining Activity
3 Cost
Jumlah Hari Rawat
a.Laundry Biaya Laundry Inap
Biaya Penyusutan
b Penyusutan Gedung Gedung Luas Lantai
Biaya Penyusutan Jumlah Hari Rawat
c.Penyusutan Fasilitas Fasilitas Inap
Sumber : Data RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau yang sudah diolah

Menentukan Tarif Perunit Cost Driver

Setelah mengidentifikasikan Cost Driver, kemudian menentukan tarif per unit


cost driver. Karena setiap aktivitasnya memiliki coat driver dengan cara membagi
jumlah biaya dengan cost driver. Menurut Hansen Women (2006, h. 160) perunit cost
driver dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Jumlah Aktivitas
Tarif Perunit Cost Driver =
Cost Driver

Berikut ini tabel penentuan tarif per unit cost driver kamar rawat inap
dengan menggunakan metode activity based costing:

8
Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 No. 1 Desember 2015

Tabel 9 Penentuan Tarif Per Unit Cost Driver Kamar Rawat Inap
Dengan Metode Activity Based Costing
Jumlah Aktivias Cost Tarif Per Unit
AKTIVITAS Driver Cost Driver(rp)
No A Driver
B (Rp) D e=(c:d)
C
1 Unit Level Activity Cost
a. Biaya Perawatan & Jumlah Hari Rawat
jasa Dokter Rp. 900.000.000,00 15.951 Rp. 56.422,79
Inap
b.Biaya Listrik KWH Rp. 177.261.133,00 517.164 Rp. 310,35
Jumlah Hari Rawat
c.Biaya Air Inap Rp. 10.360.000,00 15.951 Rp. 649,49

Jumlah Hari Rawat Sesuai dengan tarif VIP: Rp.50.000


d.Biaya Konsumsi Inap yang di tentukan K I : Rp.30.000
Rp. 465.385.000,00
oleh RSUD Hapsari K II :Rp.25.000
2 Batch-Relate Activity Medika K III:Rp.25.000
Cost
Jumlah Hari Rawat
a. Biaya Kebersihan
Inap
b. biaya bahan habis Jumlah Hari Rawat Rp. 54.350.000,00 15.951 Rp. 3.407,31
pakai Inap
Rp. 187.550.000,00 15.951 Rp. 11.203,03
c. Biaya Administrasi Jumlah Pasien
3 Fasility-sustaining Rp. 268.575.000,00 3.736 Rp. 71.888,38
Activity Cost
a. Jumlah Hari Rawat
Biaya Laundry Inap
Rp. 57.000.000,00 15.951 Rp. 3.573,44
b. Biaya Penyusutan
Gedung Luas Lantai Rp. 292.282.000,00 748,65 Rp. 390.412,08
c. Biaya Penyusutan Jumlah Hari Rawat
Rp. 197.976.211,00 - -
Fasilitas Inap
Jumlah Hari Rawat
1.AC (VIP, KI) Rp. 105.000.060,00 5.009 Rp. 20.962,28
Inap
Jumlah Hari Rawat
2. Bed (VIP, KI, KII,KIII) Rp. 57.500.005,00 15.951 Rp. 3.604,79
Inap
3. Jumlah Hari Rawat
TV (VIP, KI)
Rp 20.999.982,00 5.009 Rp. 4.192,45
Jumlah Inap
Hari Rawat
4. Kulkas ( VIP) Rp. 6.666.672,00 442 Rp. 15.082,97
Inap
Jumlah Hari Rawat
5. Kipas Angin ( KII) Rp. 7.812.492,00 4.567 Rp. 1.710,64
Inap
Sumber : Data RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau yang sudah diolah

Membebankan Biaya ke Produk Dengan Menggunakan Tarif Cost Driver


dan Ukuran Aktivitas

Dalam tahap ini menurut Hansen Mowen (2006, 160) biaya aktivitas dibebankan
ke produk berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas produk. Pembebanan biaya
overhead dari tiap aktivitas kesetiap kamar dihitung dengan rumus :

BOP yang dibebankan = Tarif/unit Cost Driver X Cost Driver yang dipiih

Sedangkan untuk biaya rawat inap perkamar diperoleh dari total biaya yang
telah dibebankan pada masing-masing produk dibagi dengan jumlah

9
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

lama hari pasien rawat inap. Berikut ini tabel perhitungan tarif jasa rawat inap untuk
kelas VIP sebagai berikut

Tabel 10 Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas VIP


Tahun 2014
Cost
AKTIVITAS Tarif Cost Driver
No a TOTAL(Rp)
Driver Yang
d=(bxc)
B Dipilh
C
Biaya Perawatan & jasa
1 Dokter Rp. 56.422,79 442 Rp. 24.938.873,18
2 Biaya Listrik Rp. 310,35 389.430 Rp. 137.174,7
3 Biaya Air Rp. 649,49 442 Rp. 287.074,58
4 Biaya Konsumsi Rp. 50.000,00 442 Rp. 22.100.000,00
5 biaya Laundray Rp. 3.573,44 442 Rp. 1.579.460,48
6 Biaya Cleaning Service Rp. 3.407,31 442 Rp. 1.506.031,02
7 biaya bahan habis pakai Rp. 11.757,88 442 Rp. 5.196.982,96
8 Biaya Administrasi Rp. 71.888,38 690 Rp. 49.602.982,2
9 Biaya Penyusut. Gedung Rp.390.412,08 160,65 Rp. 62.719.700,652
10 Biaya Penyusut. Fasilitas
AC Rp. 20.962,28 442 Rp. 9.265.327,76
Bed Rp. 3.604,79 442 Rp. 1.593.317,18
Televisi Rp. 4.192,45 442 Rp. 1.853.062,9
Kulkas Rp. 15.082,97 442 Rp. 6.666.672,74
Total Biaya Untuk Kelas VIP Rp.187.446.660,325
Jumlah Hari Pakai 442
Tarif Jasa Rawat Inap Per Kamar/Per Hari Rp...........424.087,47
Sumber : Data RSUD. Hapsari Medika Kota Lubuklinggau yang Telah diolah

Berikut ini tabel perhitungan tarif jasa rawat inap untuk kelas I ;

Tabel 11 Perhitungan Tarif Jasa Rawat Inap Kelas I


Tahun 2014

AKTIVITAS
No Cost
A
Tarif Cost Driver
TOTAL(Rp)
Driver Yang
D=(BxC)
B Dipilh
C
1 Biaya Perawatan & jasa Dokter Rp. 56.422,79 4.567 Rp.257.682.881,93
2 Biaya Listrik Rp. 310,35 60.578 Rp. 1.417.368,45
3 Biaya Air Rp. . 649,49 4.567 Rp. 2.966.220,83
4 Biaya Konsumsi Rp. 50.000,00 4.567 Rp. 137.010.000

10
5 biaya Laundray Rp. 3.573,44 4.567 Rp. 16.319.900,48
6 Biaya Cleaning Service Rp. 3.407,31 4.567 Rp. 15.561.184,77
7 biaya bahan habis pakai Rp. 11.757,88 4.567 Rp. 53.698.237,96

11
Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 No. 1 Desember 2015

8 Biaya Administrasi Rp. 71.888,38 950 Rp. 68.293.961,00


9 Biaya Penyusutan Gedung Rp.390.412,08 147,00 Rp. 57.390.575,76
10 Biaya Penyusutan Fasilitas
AC Rp. 20.962,28 4.567 Rp. 95.734.432,76
Bed Rp. 3.604,79 4.567 Rp. 16.463.075,93
Televisi Rp. 4.192,45 4.567 Rp. 19.146.919,15

Total Biaya Untuk Kelas I Rp.741.685.059,02


Jumlah Hari Pakai 4.567
Tarif Jasa Rawat Inap Per Kamar/Per Hari Rp.........162.400,93
Sumber : Data RSUD. Hapsari Medika Kota Lubuklinggau yang Telah diolah

Berikut ini tabel perhitungan tarif jasa rawat inap untuk kelas II sebagai berikut

Tabel 12 Perhitungan Tarif jasa Rawat Inap Kelas II


Tahun 2014

AKTIVITAS
No Tarif Cost Cost Driver
A TOTAL(Rp)
Driver Yang Dipilh
d=(bxc)
B C
1 Biaya Perawatan & jasa Dokter Rp. 56.422,79 3.212 Rp.181.230.001,48
2 Biaya Listrik Rp. 310,35 51.924 Rp. 996.844,2
3 Biaya Air Rp. . 649,49 3.212 Rp. 2.086.161,88
4 Biaya Konsumsi Rp. 50.000,00 3.212 Rp. 80.300.000
5 biaya Laundray Rp. 3.573,44 3.212 Rp. 11.477.889,28
6 Biaya Cleaning Service Rp. 3.407,31 3.212 Rp. 10.944.279,72
7 biaya bahan habis pakai Rp. 11.757,88 3.212 Rp. 37.766.310,56
8 Biaya Administrasi Rp. 71.888,38 498 Rp. 35.800.413,24
9 Biaya Penyusutan Gedung Rp.390.412,08 147,00 Rp. 57.390.575,76
10 Biaya Penyusutan Fasilitas
Bed Rp. 3.604,79 3.212 Rp. 11.578.585,48
Rp.
Kipas Angin 1.710,64 3.212 Rp. 5.494.575,68
Total Biaya Untuk Kelas II Rp.
435.065.637,28
Jumlah Hari Pakai 3.212
Tarif Jasa Rawat Inap Per Kamar/Per Hari Rp. 135.450,07
Sumber : Data RSUD. Hapsari Medika Kota Lubuklinggau yang Telah diolah

Berikut ini tabel perbandingan tarif jasa rawat inap RSUD dan Metode
activity based costing

12
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

Tabel 13 Perbandingan Tarif Jasa Rawat Inap RSUD Hapsari Medika dan
Metode Activity Based Costing ( ABC )
Tahun 2014

Tarif RSUD Hapsari


Tarif ABC Selisih
Tipe Kamar Medika
B c=(a-b)
A

VIP Rp. 300.000,00 Rp. 424.087,47 Rp. 124.087,47

Kelas I Rp. 200.000,00 Rp. 162.400,93 Rp. 37.599,07

Kelas II Rp. 125.000,00 Rp. 135.450,07 Rp. 10.450,07

Kelas III Rp. 100.000,00 Rp. 134.436,18 Rp. 34.436,18

Sumber : Data RSUD. Hapsari Medika Kota Lubuklinggau yang Telah diolah

2. Pembahasan

a. Penantuan Harga Pokok Rawat Inap Menggunkan Activity Based Costing


System

Berdasarkan dokumen yang peneliti dapatkan dari pihak rumah sakit.


Aktivitas-aktivitas biaya yang ada di unit rawat inap meliputi:
1. Biaya Jasa Perawatan dan Jasa Dokter
2. Biaya Administrasi
3. Biaya Listrik
4. Biaya Air
5. Biaya Konsumsi
6. Biaya Bahan Habis Pakai
7. Biaya Laundray
8. Biaya Cleaning Service
9. Biaya Depresiasi Gedung
10.Biaya Depresiasi Fasilitas

Aktivitas-aktivitas tersebut dikelompokkan menjadi beberapa pusat


aktivitas, yaitu :
1. Aktivitas Perawatan Pasien, yang terdiri atas jasa perawat dan jasa dokter
2. Aktivitas Pemeliharaan Inventaris, yang terdiri atas ; biaya depresiasi gedung, biaya
depresiasi peralatan, dan biaya cleaning service
3. Aktivitas Pelayanan Pasien, yang terdiri atas biaya konsumsi.
4. Aktivitas Pelayanan Pasien, yang terdiri atas ; biaya air dan listrik, biaya

13
administrasi, biaya bahan habis pakai, dan biaya laundray

14
Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 No. 1 Desember 2015

Berikut dijelaskan mengenai elemen-elemen biaya diatas :


1. Biaya Jasa Perawatan dan jasa Dokter
Biaya jasa perawat dan dokter dalam hubungannya dengan penetapan tarif kamar
rawat inap, biaya ini secara tidak langsung ikut mempengaruhi aktivitas bagian rawat
inap, maka aktivitas ini termasuk dalam katagori unit level activity cost. Untuk itu
biaya sebesar Rp. 900.000.000,00 dialokasikan secara professional pada setiap tipe
kamar untuk setiap pasien rawat inap.
2. Biaya Listrik
Seluruh tipe kamar rawat inap rumah sakit hapsari medika memerlukan tenaga listrik
untuk menjalankan perlatan eletronik, untuk penerangan kamar atau fasilitas yang ada
dimasing-masing kamar. Biaya yang dikeluarkan berkaitan dengan biaya air dan listrik
sebesar Rp. 177.261.133,00 biaya untuk penggunaan listrik dan air termasuk katogori
unit level activity cost, karena biaya selalu berubah sesuai dengan pemakaian atau
perubahan KWH kamar yang terpakai. Fasilitas yang menggunakan tenaga listrik
meliputi televisi, lampu, lemari es, AC, kipas angin.
3. Biaya Air
Seluruh tipe kamar rawat inap rumah sakit hapsari medika memerlukan air untuk
mandi dan kegiatan lainnnya.Biaya yang dikeluarkan sebesar
Rp. 10.360.000,00
4. Biaya Konsumsi
Pasien yang menjalani rawat inap membutuhkan makanan dan minuman untuk
membantu dan mempercepat proses penyembuhan pasien, sehingga menimbulkan
biaya konsumsi sebesar Rp. 465.385.000,00 yang termasuk dalam kategori unit level
activity cost.
5. Biaya Administrasi
Pelayanan administrasi diberikan untuk menunjang kelancaran dalam penyediaan
aktivitas sarana dan prasarana. Biaya administrasi yang dikeluarkan sebesar Rp.
268.575.000,00 termasuk kategori batch related activity based costing.
6. Biaya bahan habis pakai
Biaya habis bahan habis pakai adalah biaya yang digunakan oleh perawat untuk pasien
selama pasien dalam perwatan di rumah sakit. Besarnya biaya bahan habis pakai
sebesar Rp. 187.550.000,00.
7. Biaya laundray
Aktivitas yang dilakukan untuk menyediakan layanan bersih kepada pasien rawat inap
seperti seprai, selimut, korden, sarung bantal. Biaya laundrai sebesar Rp.
57.000.000,00
8. Biaya Cleaning Service
Biaya cleaning service atau biaya kebersihan adalah biaya yang dikeluarkan oleh
rumah sakit untuk menunjang kebersihan lingkungan rawat inap dan demi
kenyamanan pasien dan keluarga pasien, sehingga pasien merasa nyaman dan tenang.
Biaya ini termasuk dalam kategori batch related activity cost. Besarnya biaya
cleaning service Rp. 54.530.000,00
9. Biaya Depresiasi Gedung
Biaya penyusutan bangunan dirmh sakit sebesar Rp. 292.282.200,00 merupakan
facility sustaining activity cost karena karena seluruh tipe kamar menggunakan
bangunan dan pembebanan pada masing-masing kamar.
10. Biaya Depresiasi Fasilitas

15
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

Pembebanan penyusutan fasilitas ini berdasarkan masing-masing tipe kamar di RSUD


hapsari medika Kota lubuklinggau. Penyusutan fasilitas ini masuk dalam kategori
facility sustaining activity cost karena seluruh tipe kamar menggunakan fasilitas
yang ada dalam masing-masing tipe kamar dan pembebanannya berdasarkan jumlah
hari pakai. Penyusutan di RSUD hapsari medika sebesar Rp. 197.976.211,00 yang
terdiri dari penyusutan televise, AC, kulkas, bed dan kipas angin dan lain-lain.

b.Mengklasifikasi Aktivitas Biaya Kedalam Berbagai Aktifitas


1. Berdasarkan Unit Level Activity Cost
Aktivitas ini dilakukan setiap hari dalam menjalani rawat inap di Rumah Sakit
Umum Daerah Hapsari Meddika Kota Lubuklinggau. Aktivitas yang termasuk
dalam kategori ini adalah aktivitas perawatan, yaitu jasa perawat dan jasa dokter,
penyediaan tenaga listrik,persediaan air serta biaya konsumsi.
2. Berdasarkan batch Relate Activity Cost
Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh
fungsi diproduksi. Aktivitas ini tergantung pada jumlah batch produk yang
diproduksi. Yaitu biaya administrasi, biaya bahan habis pakai dan biaya cleaning
service atau biaya kebersihan.
3. Product Sustaiing Activity Cost
Aktivitas ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu
dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dapat dipasarkan.
Aktivitas ini tidak ditemui dalam penentuan tarif jasa rawat inap pada RSUD
Hapsari Medika Kota Lubuklinggau.
4. Fasility Sustaining activity Cost
Aktivitas ini berhubungan dengan kegiatan untuk mempertahankan fasilitas yang
dimiliki perusahaan. Aktivitas yang termasuk dalam kategori ini adalah biaya
laundray, biaya ansuransi, biaya penyusutan gedung dan biaya penyusutan fasilitas.

c.Mengidentifikasi cost Driver


Setelah aktivitas-aktivitas ini diidentifikasi sesuai dengan kategorinya, langkah
selanjutnya adalah mengidentifikasi cost driver dari setiap biaya aktivitas.
Pengidentifikasian ini dimasukan dalam penentuan kelompok aktivitas dan tarif/unti cost
driver. Dari hasil pembahasan, dapat diketahui bahwa hasil perhitungan tarif jasa rawat
inap dengan menggunakan activity based costing untuk kelas VIP sebesar Rp.
424.087,47, kelas I sebesar Rp. 162.400,93, kelas II sebesar Rp. 135.450,07, kelas III
sebesar Rp. 134.436,18. Dari hasil tersebut, jika dibandingkan dengan tarif yang ada,
maka metode activity based costing memberi hasil yang lebih besar untuk setiap kelas,
kecuali kelas I hasilnya lebih kecil, dengan selisih untuk kelas VIP Rp. 124.087,47, kelas
II Rp. 10.450,07 dan kelas III 34.436,18.
Perbedaan yang terjadi antara tarif rawat inap dengan menggunakan tarif yang
sudah ada dan activity based costing, disebabkan karena adanya pembebanan biaya
overhead pada masing-masing produk. Pada peraturan daerah kota lubuklinggau biaya
overhead pada masing-masing produk hanya dibebankan pada satu cost driver saja.
Akibatnya cenderung terjadi distrosi pada pembebanan biaya overhead. Sedangkan
pada metode activity based costing

16
Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 5 No. 1 Desember 2015

biaya overhead pada masing-masing produk dibebankan pada banyak cost driver,
sehingga dalam metode activity based costing telah mampu mengalokasikan biaya
aktivitas kesetiap kamar secara tepat berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas.

SIMPULAN DAN SARAN


1. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
Umum Daerah Hapsari Medika Kota Lubuklinggau maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
a. Besarnya tarif rawat inap berdasarkan Activity Based Costing Syitem pada
RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau. Untuk kelas VIP sebesar Rp.
424.087,47, kelas I sebesar Rp. 162.400,93, kelas II sebesar Rp. 135.450,07, kelas
III sebesar Rp. 134.436,18.
b. Perbedaan terdapat pada kelas I karena lebih banyak pasien memilih kelas I
dibandingkan kelas yang lain karena perbedaan fasilitasnya.

2.Saran
a. Pimpinan RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau sebaiknya mulai
memperhitugkan perhitungan tarif rawat inap dengan menggunakan metode
Activity Based Costing, karena untuk kelas VIP, kelas II dan kelas III
sebaiknya menggunkan metode Activity Based Costing dibandingkan dengan
menggunkan metode tradisional.
b. Pimpinan RSUD Hapsari Medika Kota Lubuklinggau sebaiknya mengulang
kembali perhitungan tarif jasa rawat inap antara metode activity based costing
dengan perhitungan tarif yang sudah digunakan. Untuk kelas I sebaiknya
menggunkan metode tradisional karena banyak peminatnya, karena harganya
lebih kecil dan fasilitasnya sama.

DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaja Tunggal, Drs, Ak, MBA. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Penerbit
Salemba Empat.

Antonius. 2005. Analisis Penentuan Tarif Rawat Inap dengan Menggunakan


Activite Based Costing pada RS Banyumanik Semarang.

Danang Sunyoto.2013. Metode dan Instrumen Penelitian.Cetakan Pertama.


Yogya karta : CAPS (Center of Academic Publishing Service)

Darsono Prawiranegoro dan Ari Purwanti. 2009. Akuntansi Manajemen. Edisi 3.


Jakarta : Penerbit Mitra Wancana Media.

Garison, Noren, dan Brewer. 2013. Akuntansi Manajerial. Edisi 14. Buku 1.
Jakarta : Penerbit Selemba Empat.

Gusti. 2011. Metode Activite Based Costing Untuk Menentukan Besarnya Tarif
Jasa Rawat Inap Pada RS. Yasri Pontianak.

Hansen dan Mowen. 2006. Manajemen Accounting. Edisi 7. Jakarta : Penerbit


Selemba Empat.

17
ANALISIS PENENTUAN TARIF RAWAT INAP DENGAN METODE ACTIVITY BASED COSTING PADA RSUD
HAPSARI MEDIKA KOTA LUBUKLINGGAU...................................................BUNGA MIRANTI & ERI
TRIHAYATI

Henry Simamora. 2012. Akuntansi Manajemen. Edisi 3. Yogyakarta : Penerbit


C.V. Diandra Primamita Media.

Lukman Surjadi. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta : Pencetak PT. Indeks.

Maretandra Indri Putri. 2012. Analisis Perhitungan Tarif Rawat Inap Rumah Sakit dengan
Metode Activite Based Costing di RSUD Sunan Kalijaga Demak.

Mulyadi. 2014. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Cetakan Keduabelas. Penerbit Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN.

Rizal Andriyansyah. 2012. Penerapan Metode Activite Based Costing Dalam Penetapan
Tarif Rawat Inap Pada Rumah Sakit Islam Gondanglegi Malang.

Selvia. 2012. Penerapan Activite Based Costing System Sebagai Dasar


Penetapan Tarif Jasa Rawat Inap Pada RSUD Siti Aisyah Kota
Lubuklinggau.

18

You might also like