Review:: Kajian Pustaka Karakterisasi Perekat Polivinil Asetat Berbasis Air Dengan Variabel Surfaktan
Review:: Kajian Pustaka Karakterisasi Perekat Polivinil Asetat Berbasis Air Dengan Variabel Surfaktan
Review:: Kajian Pustaka Karakterisasi Perekat Polivinil Asetat Berbasis Air Dengan Variabel Surfaktan
https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/kovalen
Review:
Kajian Pustaka Karakterisasi Perekat Polivinil Asetat Berbasis Air
dengan Variabel Surfaktan
Rony Pasonang Sihombing*, Dieni Nurul Fathiyyah, Nanda Liant Kumara, Agustinus Ngatin
Abstract. Polyvinyl acetate (PVAc) is an applicative polymer used as an adhesive material for one to another.
These polymers can be synthesized through an emulsion polymerization process. In the industrial world, the
process of making adhesive still involves environmentally unfriendly organic compounds containing xylene,
benzene, and toluene. Therefore, water-based adhesive was introduced as an alternative to the PVAc synthesis
solution. The aim of this literature review is to identify the type of surfactants used and analyze the PVAc
characterization. This literature study focuses on the characterization of water-based PVAc with non-ionic
nonylphenol (NP) surfactants including: NP-06, NP-10, NP 10 + 30, NP-30 and NP-40. Another surfactant used in
this literature study is anionic surfactant Sodium Lauryl Sulfate (SLS) in units of Critical Micelle Concentration
(CMC) including 1 CMC, 3 CMC, 5 CMC, 10 CMC, and 15 CMC. The result is a similarity in phenomena between
the two types of surfactants. There is an increase in viscosity and a decrease in the value of the particle size as
the surfactant increasing concentration used. However, in terms of the particle size, there is an optimal value where
the specific NP surfactant concentration produces specific particle size with grit and at the specific SLS surfactant
concentration produces relatively similar particle size.
Keyword: Water based adhesive, polyvinyl acetate, surfactant, adhesive viscosity, adhesive viscosity.
Abstrak. Polivinil asetat (PVAc) merupakan salah satu polimer aplikatif yang digunakan sebagai bahan perekat
material satu dengan lainnya. Polimer ini dapat disintesis melalui proses polimerisasi emulsi. Dalam dunia industri,
proses pembuatan perekat masih melibatkan senyawa organik tidak ramah lingkungan yang mengandung bahan
xylena, benzena dan toluena. Oleh karenanya, perekat berbasis air diperkenalkan sebagai alternatif solusi sintesis
PVAc. Kajian pustaka ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis surfaktan yang digunakan serta menganalisa
karakterisasi dari PVAc yang dihasilkan. Pembuatan kajian pustaka ini menitikberatkan pada karakterisasi PVAc
berbasis air dengan surfaktan non-ionik nonylphenol (NP) diantaranya: NP-06, NP-10, NP 10+30, NP-30 dan NP-
40. Surfaktan lain yang digunakan dalam kajian pustaka ini adalah surfaktan anionik Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
dalam satuan Critical Micelle Concentration (CMC) diantaranya 1 CMC, 3 CMC, 5 CMC, 10 CMC dan 15 CMC.
Hasilnya adalah adanya kesamaan fenomena antara kedua jenis surfaktan tersebut. Terdapat peningkatan
viskositas dan penurunan nilai ukuran partikel dalam bertambahnya konsentrasi surfaktan yang digunakan. Namun
jika ditinjau dari ukuran partikel, terdapat nilai optimal dimana pada konsentrasi tertentu surfaktan NP
menghasilkan nilai ukuran partikel yang relatif stabil dengan kemungkinan adanya grit dan pada konsentrasi
tertentu surfaktan SLS menghasilkan nilai ukuran partikel yang besarannya relatif sama.
Kata kunci: Perekat berbasis air, polivinil asetat, surfaktan, viskositas perekat, ukuran partikel perekat.
* Corresponding author
E-mail: [email protected]
https://doi.org/10.22487/kovalen.2021.v7.i1.15448
PVAc nerupakan jenis polimer gugus dengan derajat polaritas berbeda pada
termoplastis yang jika dipanaskan dapat unit molekul yang sama (Azarmi & Ashjaran,
melunak dan jika didinginkan dapat mengeras/ 2015). Dengan adanya kedua bagian berbeda
kaku. Perekat PVAc sangat berkembang di tersebut, surfaktan memberi sifat khusus
dunia industri Indonesia. Salah satu terhadap media yang berbeda. Surfaktan
furnitur (Bardak et al., 2017). Namun berbagai jenis permukaan atau antarmuka
keterlibatan pelarut organik yang mengandung (Olkowska et al., 2014). Sifat penting lain dari
senyawa xylene, toluene dan benzene dalam surfaktan adalah kemamppuan senyawa
sintesis perekat dapat membuat masalah baru. tersebut dalam larutan yang cenderung untuk
Diantaranya adalah beberapa jenis penyakit membentuk misel (Olkowska et al., 2013).
yang berpotensi terjadi apabila terhirup Apabila konsentrasi surfaktan meningkat dalam
maupun tertelan. Penyakit tersebut antara lain air, molekul surfaktan membentuk misel dan
kerusakan lever atau gagal ginjal (Susilowati, lingkungan non-polar (Azarmi & Ashjaran,
2011). Disamping itu, polimer perekat yang 2015). Oleh karenanya, sifat spesifik tersebut
sudah beredar di pasaran masih mengandung membuat surfaktan memiliki fungsi yang
formaldehid sehingga tidak ramah lingkungan beragam dalam memberi kestabilan dan
mensitesis perekat adalah metode polimerisasi kelompok surfaktan terdiri dari anionik, kationik,
emulsi (Petković et al., 2019; Sudarmaji, 2012). non-ionik dan zwitter ionik. Surfaktan jenis non
Beberapa cara dapat dilakukan untuk ionik dan anionik adalah surfaktan yang paling
adalah dengan penambahan nanowollastonite polimerisasi emulsi (J, 2009). Salah satu
(Taghiyari et al., 2020), penambahan starch contoh jenis surfaktan non-ionik yang banyak
(Gadhave et al., 2018), nanomaterial asam digunakan adalah nonylphenol (NP) (Sharma et
sitrat (Roto et al., 2020), nanofibril selulosa al., 2018), sedangkan jenis surfaktan anionik
(Chaabouni & Boufi, 2017). Polimerisasi emulsi yang sering digunakan adalah Sodium Lauryl
PVAc berbasis air dapat menjadi alternatif Sulfate (SLS) (Berber, 2013).
lingkungan. Proses ini relatif aman dan mudah bergantung pada banyaknya polimer yang
karena jumlah ketersediaan air sangat terbentuk dan jenis polimer yang didapatkan
melimpah dan mudah ditemukan. Secara (Helmiyati et al., 2010). Viskositas merupakan
umum, polimerisasi PVAc merupakan cairan salah satu karakteristik polimer PVAc dimana
putih susu dengan kandungan 40-60% polimer hal ini menunjukkan kekentalan dan
padat, sisanya adalah air, protektif koloid, kemampuan emulsi dalam mengalir.
surfaktan dan aditif lainnya (Berber, 2013). Kemampuan ini merupakan salah satu
karakteristik yang penting. Viskositas memiliki
24
Sihombing et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 7(1), 2021: 23-29
hubungan yang erat dengan stabilitas emulsi. penggunaan surfaktan non-ionik NP dan
Semakin kental suatu emulsi maka semakin surfaktan anionik SLS terhadap karakterisasi
tinggi pula tingkat stabilitasnya (Raymundo et PVAc telah dirangkum pada Tabel 1 dimana
al., 2002). referensi-referensi tersebut merupakan
Kajian pustaka ini menggunakan sistem penelitian-penelitian yang dipublikasikan dalam
studi literatur dengan mengacu pada referensi- kurun waktu paling lama 13 tahun terakhir.
referensi penelitian sejenis dengan surfaktan
Pengaruh Konsentrasi Surfaktan
nonylphenol dan surfaktan SLS sebagai Nonylphenol terhadap Viskositas
variabelnya. Jenis data studi literatur yang NP merupakan salah satu surfaktan non-
sudah didapat dianalisis dengan metode ionik. Viskositas polimer akan meningkat
analisis deskriptif dengan cara dengan penambahan konsentrasi cairan
mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian polimer dan penambahan surfaktan non-ionik
disusul dengan analisis. rantai panjang (Berber et al., 2018; Sarac &
Dalam pendalaman kajian pustaka, Yildirim, 2008; Sihombing & Ngatin, 2019).
penelitian sejenis sebelumnya dengan fokus
Seeding, Pengaruh variasi surfaktan NP-06 dan NP-10 terhadap (Sihombing &
2
feeding viskositas PVAc. Ngatin, 2019)
25
Sihombing et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 7(1), 2021: 23-29
dan 33%. Hasilnya menjelaskan bahwa produk Berdasarkan fenomena ini dapat
polimer stabil dan konversi monomer terbanyak disimpulkan bahwa semakin besar nomor
pada konsentrasi surfaktan 25%. Grafik tren surfaktan, semakin panjang rantai polimer yang
pengaruh variasi konsentrasi terhadap dihasilkan. Sehingga semakin besar molekul
viskositas disajikan pada Gambar 1. polimer tersebut dan nilai viskositasnya dapat
Nilai persen konversi yang tinggi meningkat (Syahputra & Suhartini, 2014).
menandakan tingginya kandungan padatan
Pengaruh Konsentrasi Surfaktan
didalam larutan sehingga nilai viskositas akan Nonylphenol terhadap Ukuran Partikel
meningkat. Berdasarkan Gambar 1, terlihat Besarnya konsentrasi surfaktan
bahwa semakin besar konsentrasi NP maka merupakan salah satu faktor yang
nilai viskositas yang dihasilkan juga semakin mempengaruhi besar kecilnya ukuran partikel
tinggi. Hal ini dapat dilihat pada penelitian dari suatu polimer. Semakin besar konsentrasi
pendahulu dengan hasil sebesar 103 Cp, 128 surfaktan NP, maka ukuran partikel yang
Cp dan 146Cp (Berber et al., 2018; Sarac & dihasilkan semakin kecil (Utami, 2008). Hal ini
Yildirim, 2008; Sihombing & Ngatin, 2019). disebabkan karena semakin besar konsentrasi
Namun pada batas tertentu, ada kemungkinan surfaktan, jumlah misel yang terbentuk semakin
perubahan kenaikan grafik yang lebih curam. banyak. Untuk mengetahui tren pengaruh
Hal ini dikarenakan ada terbentuknya grit pada konsentrasi surfaktan NP terhadap ukuran
akhir polimer. Sedangkan grit adalah hal yang partikel, penelitian sebelumnya menggunakan
perlu diminimalkan sehingga kondisi optimum variasi konsentrasi 33%, 25% dan 0% (Berber
proses tersebut berada di kandungan surfaktan et al., 2018). Tren pengaruh tersebut disajikan
sebanyak 25%. pada Gambar 2.
ukuran partikel
viskositas
konsentrasi surfaktan NP
konsentrasi surfaktan NP
26
Sihombing et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 7(1), 2021: 23-29
sebanding dengan praktiknya. Namun pada sebelumnya, variasi konsentrasi surfaktan SLS
konsentrasi tertentu, ukuran partikel dapat yang digunakan adalah 0.5 CMC, 1 CMC, 5
menjadi tidak konsisten. Hal ini disebabkan CMC, 10 CMC dan 20 CMC dengan
oleh faktor belum sempurnanya reaksi menggunakan teknik semikontinu serta waktu
polimerisasi serta adanya monomer sisa yang feeding 5 jam (Helmiyati et al., 2010). Tren hasil
tidak bereaksi dengan sempurna menjadi penelitian ditunjukkan pada Gambar 4.
polimer (Tunjungsari & Sumarni, 2019).
ukuran partikel
terhadap Viskositas Polimer
Faktor yang mempengaruhi viskositas
ialah suhu, berat molekul, tekanan konsentrasi
(Lumbantoruan & Yulianti, 2016). Pada jenis
konsentrasi SLS, variasi konsentrasi yang
digunakan adalah unit CMC. Tren hasil konsentrasi surfaktan SLS
surfaktan SLS.
KESIMPULAN
27
Sihombing et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 7(1), 2021: 23-29
28
Sihombing et al. KOVALEN: Jurnal Riset Kimia, 7(1), 2021: 23-29
29