JGP (Jurnal Geologi Pertambangan)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 58

KAJIAN TEKNIS GEOMETRI SETTLING POND PADA PIT 8


PENAMBANGAN BATUBARA PT. MEGAPRIMA PERSADA
JOB SITE PONGKOR KECAMATAN LOAKULU
KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :
Diah Ayu Purwaningsih 1 dan Donny Irawan 2

ABSTRACT

Source of water entering to settling pond in general surface water and


ground water, in the water area of this study water entering into swp 06 comes
from trench 1 and 2 which is the water from pumping at pit 8 and runoff water,
for ground water is ignored because it is included in the amount of water pumping
discharge in pit 8. The water entering into the trench 1 is the water from the west
pit 8 pipe and from the runoff water area pit 7 of 7,9505 Ha and pit 8 of 2,3008
Ha. The water entering into the trench 2 is the result of pumping from the east pit
8 runoff water with the area of DTH which is a Palm Oil Plantation of 25,55Ha
and DTH Top Soil of 3,8044 Ha. The pumps and pipes used by PT. MPP is KSB
150 and HDPE 6’, diameter 16 cm, and thickness 1,4cm. The total volume of
actual settling pond SWP 06 amounted to 63,5230 m3, water entering into settling
pond SWP 06 that is from trench 1 of 2,1743 m3/s and trench 2 of 2,8950 m3/s so
that total discharge of incoming water is 5,0693 m3/s and when reviewed the total
volume of incoming water amounted 29.152,44 m3 so that only need to do
maintenance by dredging so that the volume of the pool can accommodate the
water that will be because the 3 compartement that have a width 29 cm which can
occur silting at middle of compartement because PC 200 with macimum reach 42
ft =12,8016 m at 2 time that is 25,6032 m, pool age 1a for 5,7days and pool
1b,2b,and 2a during 11,5 days and increase the age of the pool during mining
activities take place settling pond SWP 06 must be done in routine dredging. The
factors that influence the dimensions of the amount of water that will enter into
settling pond SWP 06.

Keywords :Chatcment Area, Hidrology, Settling Pond


JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 59

ABSTRAK

Sumber air yang masuk ke Settling pond pada umumnya air permukaan
dan air tanah, pada daerah penelitian ini air yang masuk ke dalam SWP 06 berasal
dari paritan 1 dan 2 yang merupakan air dari pemompaan pada pit 8 dan air
limpasan, untuk air tanah di abaikan karena sudah termasuk kedalam jumlah debit
pemompaan air di pit 8. Air yang masuk kedalam paritan 1 merupakan air dari
hasil pemompaan pit 8 Barat dan dari air limpasan dengan luas Area DTH yang
merupakan Area Reklamasi pada pit 7 sebesar 7,9505 Ha dan pit 8 sebesar
2,3008 Ha. Air yang masuk kedalam paritan 2 merupakan dari hasil pemompaan
dari pit 8 Timur dan air limpasan dengan luas area DTH yang merupakan
Perkebssunan Kelapa Sawit sebesar 25,55 Ha dan DTH Top Soil sebesar
3,8044 Ha. Pompa dan Pipa yang digunakan oleh PT. MPP yaitu KSB 150 dan
HDPE ukuran 6’,diameter 16 cm, dan tebal 1,4 cm. Volume total aktual Settling
Pond SWP 06 sebesar 63.523 m3, air yang masuk kedalam Settling pond SWP 06
yaitu dari paritan 1 sebesar 2,1743 m3/detik dan paritan 2 sebesar 2,895 m3/detik
sehingga debit total air limpasan yang masuk sebesar 5,0693 m3/detik dan saat di
kaji kembali volume total air yang masuk sebesar 29.152,44 m3 sehingga hanya
perlu di lakukan perawatan dengan cara pengerukan agar volume kolam bisa
menampung air yang akan masuk karena pada 3 Kompartement yang ada
mempunyai lebar 29 m yang bisa terjadinya pendangkalan pada tengah
kompartement karena PC 200 dengan Jangkauan Maksimal 42 ft = 12,8016 m di
kali 2 yaitu 25,6032 m, umur kolam 1a selama 6,7 hari dan kolam 1b,2b,2a
selama 11,5 hari dan untuk menambah umur kolam tersebut selama kegiatan
penambangan berlangsung settling pond SWP 06 harus di lakukan pengerukan
rutin. Faktor yang mempengaruhi dimensi yaitu jumlah air yang akan masuk
kedalam Settling Pond SWP 06.

A. PENDAHULUAN
Dalam industri pertambangan batubara, eksplorasi batubara dari lapisan
dalam tanah harus malalui proses pemisahan over burden. Over burden adalah
material penutup batubara, proses ini disebut over burden removal. Hasil akhir
dari penambangan batubara adalah clean coal, yaitu batubara yang digunakan
untuk bahan bakar. Coal getting merupakan proses pengambilan batu bara dari
pembersihan (cleaning) sampai pengisian (loading) batu bara ke alat angkut untuk
kemudian di angkut ke tempat penampungan (stockpile). Kondisi cuaca hujan
dengan volume yang tinggi merupakan kendala proses coal getting. Tambang
terbuka dengan menggunakan metode open pit. Metode penambangan ini akan
menyebab kan terbentuknya cekungan yang luas sehingga sangat potensial untuk
menjadi daerah tampungan air, baik yang berasal dari air limpasan permukaan dan
air tanah. Oleh karena itu Sistem drainase (drainage system) di buat salah satunya
dengan membuat Settling Pond. Settling Pond adalah suatu penyaliran berbentuk
kolam yang berfungsi sebagai kolam pengendapan semua air dari areal tambang,
baik air tanah maupan air hujan dan bertujuan untuk menjernihkan air yang keluar
ke perairan umum. Melalui upaya penanganan air yang masuk ke dalam pit, maka
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 60

di harapkan permasalahan yang timbul akibat tidak terkontrolnya air yang masuk
ke pit dapat diminimalisir sehingga aktifitas penambangan dapat tetap di lakukan.

1. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah melakukan kajian terhadap geometri
Setlling pond di pit pada penambangan Batubara. Tujuan penelitian untuk
Mengetahui sumber-sumber air yang masuk ke Settling pond., Mengetahui debit
air yang masuk ke Settling pond, Mengetahui Geometri Settling pond, dan Faktor
– faktor yang mempengaruhi dimensi Settling pond.

2. Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini agar tidak terjadi suatu perluasan masalah maka penulis
membatasi dengan mengkaji pada geometri Settling pond pada pit 8 penambangan
batubara agar volume Settling pond bisa menampung volume air yang akan di
alirkan masuk ke dalam Settling pond dengan data curah hujan selama 10 tahun .

3. Metodelogi Penelitian
Didalam melaksanakan Penelitian ini, penulis menggunakan studi pustaka
dengan data-data atau observasilapangan, sehingga dari kedianya didapat
pendekatan penyelesaian masalah, adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu:
1. Tahap kajian literatur
Tahap ini merupakan kegiatan awal sebelum dilakukannya penelitian. Pada
tahap ini dilakukan kajian-kajian pustaka atau literatur sebagai pendukung
kegiatan penelitian yang bersifat teoritis.
2. Observasi Lapangan
Observasi lapangan di lakukan dengan cara peninjauan dan pengamatan
langsung kelapangan terhadap objek kajian yang di amati dalam hal ini
berkaitan dengan sedang geometri Settling pond.
3. Tahap pengambilan data
a) Data primer yaitu : Sumber-sumber air yang masuk ke dalam kolam ke
Settling pond dengan cara pengamatan langsung pada daerah penelitian,
Pengukuran geometri Settling pond dengan cara pengukuran langsung
yaitu (panjang, Lebar, dan Kedalaman) dengan menggunakan berupa alat
meteran, Dokumentasi Lapangan sesuai dengan kegiatan penelitian
dengan menggunakan kamera, dan Melihat secara langsung jenis lahan di
area penelitian.
b) Data sekunder
Tahap pengambilan data sekunder yaitu berupa pengambilan data yang
dilakukan tanpa perlu langsung ke lapangan, Data curah hujan harian 10
tahun pada daerah penelitian, Peta situasi tambang, danSpesifikasi pompa
dan alat perawatan Settling pond
4. Akuisi data
Merupakan pengelompokan dari data-data yang diambil untuk proses
selanjutnya.
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 61

5. Tahap pengolahan dan kajian data


Pengolahan data dalam penelitian ini yaitu berupa data sumber-sumber air
yang masuk dan menentukan catchment area dengan menggunakan aplikasi
AutoCAD 2010, dan perhitungan data curah hujan menggunakan aplikasi
microsoft exce, dan menghitung hasil pengukuran geometri aktual kolam. Setelah
semua data terkumpul dan selesai di kaji atau di olah dari awal sampai akhir maka
dalam mendapatkan hasil dari permasalahan yang ada di dalam penelitian ini.
6. Pembuatan draft hasil dari penelitian.
Setelah semua data terkumpul, di olah atau di kaji dari awal sampai akhir
sehingga di peroleh hasil dari penelitian kemudian disimpulkan dan selanjutnya
di buat dalam bentuk draft hasil penelitian.
7. Kesimpulan
Setelah mendapatkan hasil dari penelitian yang ada, maka dapat di
simpulkan penyebab permasalahan sesuai dengan judul penelitian.

B. DASAR TEORI
1. Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi merupakan salah satu aspek penting yang diperlukan pada
proses analisis hidrologi. Siklus hidrologi menurut Soemarto (1987) adalah
gerakan air laut ke udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai
hujan atau bentuk presipitasi lain, dan akhirnya mengalir ke laut kembali. Dalam
siklus hidrologi ini terdapat beberapa proses yang saling terkait, yaitu antara
proses hujan (presipitation), penguapan (evaporation), transpirasi, infiltrasi,
perkolasi, aliran limpasan (run off), dan aliran bawah tanah.

(SumberSoemarto, 1987)
Gambar 1. Siklus Hidrologi

2. Air Permukaan
Limpasan Permukaan atau aliran permukaan merupakan bagian dari curah
hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju kesungai, danau dan lautan
(Asdak,1995). Menurut Arsyad (1983) limpasan permukaan adalah air yang
mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran
permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah,
dimana dalam hal ini tanah telah jenuh air (Kartasapoetra dkk.1988). sifat aliran
permukaan seperti jumlah atau volume, laju, kecepatan dan gejolak aliran
permukaan menentukan kemampuannya untuk menimbulkan erosi, dalam
penelitian ini yang diukur adalah besar aliran permukaan dalam satuan mm
(Haridjaja dkk.1991).
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 62

3. Air Tanah
Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam
tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam
tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang
mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang
terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah
disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang
dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.

4. Daerah Tangkapan Hujan


Menurut Awang Suwandhi (2004) area tangkapan hujan adalah suatu area
ataupun daerah tangkapan hujan dimana batas wilayah tangkapannya ditentukan
dari titik-titik elevasi tertinggi sehingga akhirnya merupakan suatu poligon
tertutup, yang mana polanya disesuaikan dengan kondisi topografi, dengan
mengikuti arah aliran air. Aliran air tersebut tidak hanya berupa air permukaan
yang mengalir di dalam alur sungai, tetapi termasuk juga aliran di lereng-lereng
bukit yang mengalir menuju alur sungai sehingga daerah tersebut dinamakan
daerah aliran sungai. Secara lebih spesifik daerah tangkapan didefinisikan sebagai
bagian dari suatu daerah aliran (watershed/catchment area) dimana aliran air
tanah (yang saturated) menjauhi muka air tanah. Biasanya di daerah tangkapan,
muka air tanahnya terletak pada suatu kedalaman tertentu.

5. Sumber-Sumber Air yang masuk ke dalam Settling Pond


1. Air Permukaan
Limpasan Permukaan atau aliran permukaan merupakan bagian dari curah
hujan yang mengalir diatas permukaan tanah menuju kesungai, danau dan lautan
(Asdak,1995). Menurut Arsyad (1983) limpasan permukaan adalah air yang
mengalir diatas permukaan tanah dan mengangkut bagian-bagian tanah. Aliran
permukaan terjadi apabila intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi tanah,
2. Akuifer
Menurut Herlambang (1996) air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah
yang terdapat didalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah
dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer.

6. Intensitas Curah Hujan


Intensitas Curah Hujan adalah jumlah hujan yang jatuh dalam areal tertentu
dalam jangka waktu yang relatif singkat, dinyatakan dalam mm/detik, mm/menit,
atau mm/jam. Untuk mengetahui nilai intensitas curah hujan di suatu tempat,
maka digunakan alat pencatat curah hujan. Intensitas curah hujan biasanya
dinotasikan dengan huruf I dengan satuan mm/jam, yang artinya tinggi/kedalaman
yang terjadi adalah sekian mm dalam periode waktu 1 jam. Untuk itu hanya
didapat dari data pengamatan curah hujan otomatis. Keadaan curah hujan dapat
didefinisikan dalam tabel sebagai berikut :
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 63

Tabel 1. Keadaan Dan Intensitas Curah Hujan


Curah Hujan ( mm )
Keadaan Curah Hujan
1 Jam 24 Jam
Hujan Ringan <1 <5
Hujan Ringan 1–5 5 – 10
Hujan Normal 5 – 10 10 – 50
Hujan Deras 10 – 20 50 – 100
Hujan Sangat Deras > 20 >100

(Sumber :Suwandi A,2004)

Apabila curah hujan harian di daerah penelitian diketahui tidak terdistribusi


merata setiap tahun, maka menurut Mononobe, intensitas curah hujan dapat
dihitung dengan rumus perkiraan intensitas curah hujan untuk lama waktu hujan
sembarang yang dihitung dari data curah hujan harian yaitu :
2
 24  3
R 24
I=  
24  t 
7. Debit Air limpasan
Air limpasan adalah bagian dari curah hujan yang mengalir di atas permukaan
tanah menuju sungai, danau atau laut. Besarnya air limpasan tergantung
dari banyak faktor, sehingga tidak semua air yang berasal dari curah hujan akan
menjadi sumber bagi sistem penyaliran. Dari banyak faktor, yang paling
berpengaruh yaitu :
1. Kondisi penggunaan lahan
2. Kemiringan lahan
3. Perbedaan ketinggian daerah
Faktor-faktor ini digabung dan dinyatakan oleh suatu angka yang disebut
koefisien air limpasan. Penentuan besarnya debit air limpasan maksimum
ditentukan dengan menggunakan rumus metode rasional, yaitu :

Q = 0,00278 X C X I x A

8. Geometri Settling Pond


Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan partikel – partikel atau
lumpur yang ikut bersama air hasil aliran dari saluran tambang sebelum air
lumpur tersebut dibuang kepermukaan akhir maka diendapkan terlebih dahulu
partikel-partikel padatnya agar tidak mencemari lingkungan sekitar tambang.
Ukuran settling pond dibuat dengan mempertimbangkan luas area tangkapan
hujan kandungan padatan air tambang dan koefisien pengendapan.
Rumus settling pond Robert Manning, (1895):
I. V = Q x t
II. A = V/d
III. P = A/L
IV. L = P/JUMLAH ZONA
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 64

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sumber air yang masuk ke dalam Settling Pond


Settling Pond pada umumnya didesain khusus untuk menampung air yang
masuk, dan dilakukan pengelolaan sebelum air di alirkan keperairan umum.
Sumber air yang masuk ke Settling pond pada umumnya air permukaan dan air
tanah,
a. Air permukaan
pada daerah penelitian ini air yang masuk ke dalam SWP 06 berasal dari
paritan 1 dan 2 yg merupakan air dari pemompaan pada Pit 8 dan air limpasan,
Berikut tabel sumber – sumber air yang masuk ke dalam Setling pond:

Tabel 2. Sumber – sumber air yang masuk ke dalam Settling pond.

Sumber Air Luas Debit Volume


(Ha) (m3/detik) (m3)
1. Paritan 1 :
a. Pit 8 Barat 32,1106 0,1806 1705,4
b. Area Reklamasi Pit 7 7,9505 0,78
c. Area Reklamasi Pit 8 2,3008 0,2257
2. Paritan 2
a. Pit 8 Timur 17,8334 0,5426 5806,04
b. Perkebunan Kelapa 25,55 1,5597
Sawit
c. Top Soil 3,8044 0,4313

Air pada paritan 1 bersumber dari air yang di pompakan melalui pompa di pit
8 barat dengan volume air 1705,4 m3 dan air limpasan dari DTH yang merupakan
area reklamasi 7 dan 8, sedangkan air pada paritan 2 bersumber dari air yang di
pompakan melalui pompa di pit 8 timur dengan volume air 5806,04 m3 dan air
limpasan dari DTH yang merupakan area top soil dan perkebunan kelapa sawit.
b. Air Tanah (akifer)
Pada penelitian ini untuk air tanah di abaikan karena sudah termasuk kedalam
jumlah debit pemompaan air di pit.
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 65

PT. MEGAPRIMA PERSADA


PETA SITUASI TAMBANG
U

100 200 500 m

9943000

9942500

9942000

9941500

9941000
492000
491500

492500

PT. MEGAPRIMA PERSADA KAB. BULUNGAN Tan ju ng selor

1 : 7691
PETA SITUASI TAMBANG
KAB. BERAU Tanjun gredeb

Teluk Sumbang

KAB. KUTAI

Tenggarong S amarinda

B alikpapan
KAB. PASIR

U Tanahg rogot

100 200 500 m

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian di PT.MPP


9943000

9942500
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 66

2. Perhitungan Debit Air yang masuk kedalam Settling Pond SWP 06


Perhitungan debit air limpasan dilakukan dengan menggunakan rumus
rasional dari hasil perhitungan tersebut debit air yang masuk kedalam Settling
pond yang melalui paritan 1 dan 2, debit total air yang masuk kedalam Settling
pond SWP 06 yaitu dari paritan 1 sebesar 2,1743 m3/detik dan paritan 2 sebesar
2,895 m3/detik sehingga debit total air limpasan yang masuk sebesar 5,0693
m3/detik.

3. Kajian Kolam Pengendapan


Settling Pond SPW06 yang digunakan pada PT. MPP tersebut mempunyai
empat kompartement yang masing-masing dimensinya mempunyai :
a. Kompartement 1a Panjang 45 meter, lebar 24 meter, dan kedalaman 6
meter sehinga volume air yang dapat di tampung sebesar 6.480 m3.
b. Kompartement 2a Panjang 94 meter, lebar 29 meter, dan kedalaman 7
meter sehinga volume air yang dapat di tampung sebesar 19.082 m3.
c. Kompartement 1b Panjang 93 meter, lebar 29 meter, dan kedalaman 7
meter sehinga volume air yang dapat di tampung sebesar 18.878 m3.
d. Kompartement 2b Panjang 94 meter, lebar 29 meter, dan kedalaman 7
meter sehinga volume air yang dapat di tampung sebesar 19.082 m3
Kolam pengendapan pada daerah penelitian yaitu di Settling Pond SWP 06
perlu dikajiulang hal ini disebabkan karena tujuan pembuatan di buat untuk
menampung air dari Pit 7 yang kemudian di alih fungsikan untuk menampung air
dari Pit 8,oleh karena akan terjadi perbedaan volume total air yang akan masuk
kedalam SWP 06,
Untuk jangkauan alat yang di gunakan yaitu PC200 dengan Jangkauan seiring
tanah maksimal 42ft = 12,8016m di kali 2 yaitu 25,6032m.
Dari hasil perhitungan jumlah air yang masuk melalui paritan kedalam
Settling Pond SWP 06 sebesar 2,9968m3/detik.
Dari perhitungan diatas dengan kecepatan partikel danbesarnya TSS yang
masuk serta debit total, maka masing-masing kompartement hanya mempunyai
umur kolam 1a selama 6,7 hari dan kolam 1b,2b,2a selama 11,5 hari dan untuk
menambah umur kolam tersebut selama kegiatan penambangan berlangsung
settling pond SWP 06 harus di lakukan pengerukan rutin.

4. Faktor – Faktor yang mempengaruhi Geometri Settling Pond SWP 06


Faktor yang mempengaruhi Geometri Settling Pond SWP 06yaitu berasal dari
sumber – sumber air yang masuk kedalam Settling pondyang merupakan air
permukaan Sebagai berikut :
1. Air Permukaan
Pada daerah penelitian air permukaan yang masuk berasal dari pemompaan
air pada pit 8 dan air limpasan yang di alirkan melalui Paritan 1 dan 2 mengarah
pada Settling Pond SWP 06 untuk dilakukan pengelolaan sebelum di lepaskan ke
perairan umum.
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 67

Faktor yang mempengaruhi besar debit air yang masuk kedalam Settling
Pond yaitu dari :
a. Koefisien daerah tangkapan hujan (C)
Pada Settling Pond SWP 06 memiliki 4 Koefisien di mana masing-masing
koefisien memiliki tata guna lahan yang berbeda sebagai berikut :
- Koefisien dari DTH Reklamasi Pit 7 memiliki tata guna lahan untuk
topografi perbukitan, tanah lempung berpasir, dan vegetasi rumput.
- Koefisien dari DTH Reklamasi Pit 8 memiliki tata guna lahan untuk
topografi perbukitan, tanah lempung berpasir, dan vegetasi rumput.
- Koefisien dari DTH Kebun Kelapa Sawit Pit 8memiliki tata guna lahan
untuk topografi perbukitan, tanah lempung berpasir, dan vegetasi hutan.
- Koefisien dari DTH Top Soil Pit 8 memiliki tata guna lahan untuk
topografi perbukitan, tanah lempung berpasir, dan vegetasi tanpa tanaman.
b. Intensitas curah hujan (I)
Intensitas curah hujan berpengaruh besar berdasarkan umur tambang dan
durasi lama hujan semakin besar intensitas curah hujan semakin besar pula jumlah
air yang masuk. Pada daerah penelitian data curah hujan yang di gunakan 10
tahun dari tahun 2006-2015 dengan durasi lama hujan sebesar 2 jam.
c. Luas Area Penelitian (A)
Luas area akan berpengaruh besar pada jumlah air yang akan masuk kedalam
Settling pond karena semakin luas daerah tangkapan hujan semakin besar air
yang jatuh di area tersebut. Pada daerah penelitian terdapat 4 daerah tangkapan
hujan yang langsung masuk kedalam paritan yang mengarah pada Settling pond
yaitu area Reklamasi pit 7, Reklamasi pit 8, Kebun Kelapa Sawit pit 8,dan Top
Soil pit 8.

D. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1. Sumber air utama yang masuk ke dalam lokasi pit 8 adalah paritan 1
merupakan air dari hasil pemompaan pit 8 barat, air limpasan dari area
reklamasi, dan paritan 2 merupakan dari hasil pemompaan dari pit 8 timur, air
limpasan dari perkebunan kelapa sawit, dan top soil.
2. Debit air yang masuk kedalam Settling Pond SWP 06 dari paritan 1 paritan 2
sebesar 2,9968 m3/detik.
3. Pada Geometri Settling Pond SWP 06 aktual yang ada volume total kolam
sebesar 63.532 m3 yang kemudian di kaji karena fungsi sebelumnya
merupakan settling pond untuk pit 7 kemudian di fungsikan untuk pit 8 agar
dapat mengetahui volume air yang akan masuk dari pit 8, setelah dilakukan
pengkajian ulang dengan perhitungan volume air yang di dapat sebesar
29.152,44 m3/detik yang merupakan air dari pit 8 dan paritan. jadi volume
aktual kolam pengendapan swp 06 masih dapat menampung air yang berasal
dari penambangan pit 8.
4. Faktor yang mempengaruhi dimensi Settling Pond SWP 06 yaitu dari air
permukaan dan air tanah. dimana air permukaan merupakan air limpasan
debit air limpasan itu sendiri di pengaruhi oleh koefisien, intensitas curah
JGP (Jurnal Geologi Pertambangan) 68

hujan, dan luar area penelitian. sedangkan air tanah di abaikan karena sudah
termasuk pada perhitungan pemompaan pada area pit 8.

E. DAFTAR PUSTAKA
PerDaProv Kaltim No 2, 2011, Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Pfleider E. P., 1972. Surface Minning. The American Institude of Minning.
Metallurgical and Petroleum Inc., New York
Rudi Sayogya GB., 1993. Sistem Penirisan Tambang. Kursus Perencanaan
Tambang. Jurusan Teknik Pertambangan FTM, ITB.
Sosrodarsono S. Dan Takeda K.,1993. Hidrologi untuk Pengairan. PT. Pradnya
Paramita. Jakarta
Soewarno, 1995. Hidrologi, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data
Jilid I, Gramedia. Jakarta.
Sugiharto, 2008, Dasar-DasarPengolahan Air Limbah, Universitas Indonesia (UI-
Press), Jakarta
Sundoyo, 2012, PerhitunganDimensi settling pond padaPenambangan Batubara,
Skripsi, UniversitasKutaiKartanegara.
Todd, D.K., 1959. Ground Water Hydrology,Jhon Wely and Sons. Inc. New York
dan London
Triatmodjo, Bambang, 2008, Hidrologi Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.
Muchjidin, 2006, PengendalianMutudalamIndustri Batubara, Penerbit ITB,
Bandung.

You might also like