Analisa Jurnal Pneumonia
Analisa Jurnal Pneumonia
Analisa Jurnal Pneumonia
Abstract
The aim of this study was to review the effect of chest physiotherapy on clinical
improvement in children being treated for pneumonia. Literature was searched
using Google Scholar, NCBI (National Center for Biotechnology Information), and
accredited Indonesian journals using keywords: "chest physiotherapy", "pneumonia
in children", "chest physiotherapy", "pneumonia in children". 60 articles were
selected and 8 relevant studies were obtained. The results of the literature review
show that chest physiotherapy has a major influence on the clinical improvement
experienced by respondents, manifested in the form of respiration rate returning to
the normal range, the Hearth Rate returning to the normal range, increasing
oxygen saturation and increasing the ability to expel sputum so that the airway
becomes clear. Chest physiotherapy has an effect on clinical improvement in
children with pneumonia, chest physiotherapy can also increase the effect of other
therapies given to children with pneumonia.
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mereview pengaruh fisioterapi dada terhadap
perbaikan klinis anak yang dirawat karena pneumonia. Literature dicari dengan
menggunakan Google Scholar, NCBI (National Centre for Biotechnology
Information), dan jurnal Indonesia terakreditasi menggunakan kata kunci:
“fisioterapi dada”, “pneumonia pada anak”, “chest physiotherapy”, “pneumonia in
children”. 60 artikel diseleksi dan didapatkan 8 penelitian yang relevan. Hasil dari
literature review menunjukkan bahwa fisioterapi dada mempunyai pengaruh besar
terhadap perbaikan klinis yang dialami responden dimanifestasikan dalam bentuk
Respiratory Rate kembali ke rentang normal, Hearth Rate kembali ke rentang
normal, peningkatan saturasi oksigen dan peningkatan kemampuan pengeluaran
sputum sehingga jalan napas menjadi bersih. Fisioterapi dada mempunyai pengaruh
terhadap perbaikan klinis anak yang mengalami pneumonia, fisioterapi dada juga
dapat meningkatkan efek dari terapi lain yang diberikan pada anak yang mengalami
pneumonia.
http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v5i10.1667 1053
Pendahuluan
Pneumonia membunuh lebih banyak anak daripada penyakit menular lainnya,
merenggut nyawa lebih dari 800.000 anak balita setiap tahun, atau sekitar 2.200 setiap
hari. Ini termasuk lebih dari 153.000 bayi baru lahir (Chan & Lake, 2012). Data dari
(Kemenkes, 2018) menunjukkan jumlah balita yang mengalami pneumonia 505.331,
terdiri atas 167.665 kasus pneumonia pada balita usia >1 tahun dan 337.666 pada balita
usia 1 – 4 tahun. Jumlah kematian balita akibat pneumonia pada tahun 2018 mencapai
425 balita. Perawatan standar untuk pasien dengan pneumonia adalah perawatan
antibiotik dan terapi simptomatik, termasuk pemberian oksigen, terapi cairan, fisioterapi
dada dan pengisapan untuk mengevakuasi lendir dari saluran pernapasan. Tujuan
perawatan standar tersebut untuk meningkatkan ventilasi, dan mengurangi kerja
pernapasan (Wong & Hernandez, 2012). Salah satu dari beberapa perawatan standar
yang sering diberikan pada anak yang mengalami pneumonia adalah fisioterapi dada.
Fisioterapi dada secara efektif memobilisasi sekresi trakeobronkial pada anak dengan
pneumonia yang dinilai berdasarkan parameter klinis individu seperti frekuensi
pernapasan dan saturasi oksigen (Abdelbassset & Elnegamy, 2015).
Fisioterapi dada adalah terapi tambahan penting dalam pengobatan sebagian besar
penyakit pernapasan untuk anak-anak dengan penyakit pernapasan. Tujuan utama
fisioterapi dada untuk anak-anak adalah untuk membantu pembersihan sekresi
trakeobronkial, sehingga menurunkan resistensi jalan napas, meningkatkan pertukaran
gas, dan membuat pernapasan lebih mudah. Teknik fisioterapi yang diterapkan untuk
anak-anak mirip dengan orang dewasa. Teknik fisioterapi dada terdiri atas drainase
postural, clapping, vibrasi, perkusi, napas dalam dan batuk efektif yang bertujuan untuk
memudahkan pembersihan mukosiliar (Chaves et al., 2019).
Peningkatan sekresi paru pada pneumonia menimbulkan obstruksi pada jalan napas
sehingga mengganggu ventilasi. Gangguan ventilasi menimbulkan akan terlihat pada
manifestasi klinis anak yaitu penurunan saturasi oksigen dan peningkatan frekuensi
pernapasan. Penanganan yang tepat akan mengurangi risiko komplikasi berupa gagal
napas. Penanganan dengan tindakan fisioterapi dada merupakan terapi yang dapat
mengefektifkan fungsi dari terapi lain, misalnya: pemberian obat – obat mukolitik
maupun ekspektoran. Melalui literature review ini akan dapat dijelaskan tentang
pengaruh fisioterapi dada terhadap perbaikan klinis pasda anak yang mengalami
pneumonia.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam pembuatan penelitian ini adalah literature
review mengenai pengaruh fisioterapi dada terhadap perbaikan klinis pada anak
dengan pneumonia. Pencarian artikel dilakukan secara elektronik menggunakan kata
kunci chest physiotherapy, pneumonia in children, kata kunci dalam bahasa
Indonesia yang digunakan adalah fisioterapi dada, pneumonia pada anak. Sumber
database yang digunakan adalah Google Scholar, NCBI (National Centre for
Biotechnology Information), dan jurnal Indonesia terakreditasi. Artikel yang dicari
adalah artikel dengan bahasa Inggris dan bahasa Indonesia dalam rentang tahun 2014-
2019.
Tabel 1
Hasil Penelusuran Artikel
Penulis,
No Judul Desain Partisipan Intervensi Instrumen Hasil
Tahun
1 Abdelbas
W, Effect of RCT 50 25 anak pada Pengukuran Kelompok
set, Chest kelompok primer intervensi
2015 Physica (Lima puluh intervensi adalah lebih cepat
l anak) berusia diberikan tindakan waktu untuk mengalami
Therap 29 fisioterapi dada perbaikan perbaikan
y on hari hingga 5 3x/hari dan klinis. klinis
Pediatri tahun pengobatan Pengukuran dibandingkan
cs dirawat di standar.. sekunder kelompok
Hospita rumah sakit Setiap sesi adalah kontrol (4,0
lized dengan fisioterapi perubahan vs 7 hari, p =
With pneumonia dada dilakukan frekuensi 0,012).
Pneum antara selama 20 menit pernapasan Kelompok
onia Oktober meliputi: postural dan saturasi intervensi
drainase, oksigen mengalami
2014 dan
perkusi arteri peningkatan
Januari 2015
dada, vibrasi, yang lebih
batuk efektif dan besar dalam
aspirasi sekret jika perbaikan
diperlukan. frekuensi
25 anak pada pernapasan
kelompok kontrol dibandingkan
hanya menerima kelompok
pengobatan kontrol
standar. (3040x/mnt
vs
34-39x/mnt)
dan saturasi
oksigen arteri
(93-98% vs
93-95%).
Penulis,
No Judul Desain Partisipan Intervensi Instrumen Hasil
Tahun
Penulis,
No Judul Desain Partisipan Intervensi Instrumen Hasil
Tahun
Lips without diberikan fisioterapi
Breathi control group intervensi pursed dada.
ng pretestposttest lips
(Tiupan Tidak ada
Lidah) breathing 2x/hari perbedaan
Terhad selama 2 hari. antara
ap Kelompok III : bersihan
Bersiha 10 responden jalan napas
n Jalan diberikan sebelum dan
Nafas intervensi sesudah
Pada fisioterapi dilakukan
Anak dada dan intervensi
Balita pursed pursed lips
dengan lips breathing
Pneum breathing 2x/hari (tiupan
onia selama 2 hari. lidah).
Pengukuran
bersihan Ada
jalan perbedaan
napas (frekuensi antara
bersihan
nafas, bunyi nafas, jalan napas
irama nafas, dan sebelum dan
sesudah
penggunaan dilakukan
otot bantu intervensi
pernafasan) pada fisioterapi
ketiga dada dan
kelompok pursed lips
responden breathing
dilakukan sebelum (tiupan
dan sesudah
lidah) p-
intervensi
value 0.000
Penulis,
No Judul Desain Partisipan Intervensi Instrumen Hasil
Tahun
6 Siregar, Pengar Quasi 11 anak Fisioterapi Lembar Ada pengaruh
T, 2019 uh experime berusia 6 – dada observasi fisioterapi
Fisioter ntal design 12 tahun dilakukan pada 11 pengeluaran dada terhadap
api dengan yang anak. Pengamatan sputum, pengeluaran
Dada pendekat mengalami pengeluaran lembar sputum pada
Terhad an one gangguan sputum dilakukan standar anak (P value
ap group pretest pernafasaan prosedur 0,000)
sebelum dan
Pengel posttes (TB, ISPA, operasional
uaran sesudah fisioterapi fisioterapi
ASMA, dada
Sputum dada dan
Pneumonia)
Pada identitas
Anak klien
Dengan
Penyak
it
Ganggu
an
Pernafa
saan Di
Poli
Anak
RSUD
Kota
Depok
perbaikan
klinis,
kemampuan dalam
menerima
nutrisi oral
dan lama
hari rawat
B. Pembahasan
1. Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Pengeluaran Sputum
Pada penyakit pneumonia akan terjadi gangguan respiratori yaitu batuk, disertai
produksi secret berlebih, sesak napas, retraksi dada, takipnea, dan lainlain. Bila
terjadi infeksi atau iritasi, akan mengkonpensasi dengan cara tubuh
menghasilkan banyak mukus tebal untuk membantu paru menghindari infeksi.
Bila mukus yang terlalu banyak dan kental menyumbat jalan napas, dan
pernapasan menjadi lebih sulit. (Lang, Quehenberger, Greger, Silbernagl, &
Stockinger, 1980). Fisioterapi dada sangat berguna bagi penderita penyakit
respirasi baik yang bersifat akut maupun kronis (Andersson-Marforio, Hansen,
Ekvall Hansson, & Lundkvist Josenby, 2019)(Corten, Jelsma, & Morrow, 2015).
Fisioterapi dada adalah salah satu fisioterapi yang menggunakan teknik postural
drainage, perkusi dada dan vibrasi. Secara fisiologis Perkusi pada permukaan
dinding akan mengirimkan gelombang berbagai amplitude dan frekuensi
sehingga dapat mengubah konsistensi dan lokasi secret (Potter, Perry, Stockert,
Hall, & Ochs, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh Maidartati (2014) menunjukkan hasil bahwa
fisioterapi dada dapat membersihkan jalan napas pada 67% responden balita usia
1–5 tahun. Hasil penelitian lainnya didapatkan bahwa pada intervensi fisioterapi
dada pertama belum terjadi perubahan terhadap bersihan jalan napas, tetapi pada
intervensi berikutnya terjadi perubahan terhadap bersihan jalan napas dan
perubahan yang sangat signikan terjadi pada intervensi kedua (sore hari) hari
kedua. Semakin lama intervensi yang dilakukan maka akan semakin terlihat
perubahan terhadap bersihan jalan napas balita (Hidayatin, 2019). (Siregar &
Aryayuni, 2019) melakukan penilaian terhadap pengeluaran sputum pada anak
usia 6-12 tahun setelah dilakukan fisioterapi dada. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa fisioterapi dada berpengaruh terhadap pengeluaran sputum.
2. Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap HR, RR dan Saturasi Oksigen
Fisioterapi dada sebagai tambahan untuk perawatan standar mempercepat
perbaikan klinis anak yang dirawat di rumah sakit dengan pneumonia. Waktu
untuk perbaikan klinis lebih pendek pada kelompok intervensi daripada
kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima
fisioterapi dada memiliki peningkatan yang lebih besar dalam perubahan
frekuensi pernapasan dan saturasi oksigen arteri (Abdelbasset & Elnegamy,
2015). Penelitian yang dilakukan Amin et al., (2018) menunjukkan bahwa terjadi
perubahan yang signifikan frekuensi pernapasan per menit antara sebelum
dilakukan terapi dengan sesudah dilakukan terapi. Terapi yang diberikan pada
penelitian tersebut adalah terapi kombinasi antara fisioterapi dada dengan infra
red.
Perubahan frekuensi pernapasan pada responden yang mendapatkan
fisioterapi dada juga diikuti dengan adanya perubahan pada frekuensi jantung
dan saturasi oksigen. Gangguan pernapasan berkurang disebabkan oleh
pembersihan sekresi, yang menyebabkan penurunan resistensi saluran napas,
meningkatkan ventilasi dan perfusi dada. Penurunan HR berbanding terbalik
terhadap SaO2. Penurunan HR (Heart Rate) serta peningkatan saturasi oksigen
ini menyebabkan menurunnya pengeluaran energi karena pada kondisi
pneumonia energi lebih diperlukan untuk melakukan kontraksi otot jantung dan
menggerakan bronkial halus. Secara umum pada akhir intervensi, HR mengalami
penurunan (kembali pada rentang normal) sementara saturasi oksigen mengalami
peningkatan (kembali pada rentang normal) (Melati, Nurhaeni, & Chodidjah.,
2018). Penelitian yang dilakukan oleh (Lestari, Nurhaeni, & Chodidjah, 2018)
menggunakan terapi kombinasi yaitu fisioterapi dada dan inhalasi melalui
nebulizer. Penggunaan terapi kombinasi tersebut lebih efektif dibandingkan
dengan hanya memberikan terapi inhalasi melalui nebulizer. Hasilnya dapat
dilihat bahwa ada perubahan signifikan terhadap HR, RR (Respiratory Rate) dan
saturasi oksigen pada kelompok intervensi. Rata – rata HR sebelum intervensi
139,35x/mnt turun menjadi 120,53x/mnt sesudah intervensi, rata–rata RR
sebelum intervensi 52,53x/mnt turun menjadi 41,06x/mnt sesudah intervensi,
rata–rata saturasi oksigen sebelum intervensi 92,18% naik menjadi 97,41%
sesudah intervensi. Penelitian menggunakan kombinasi antara fisioterapi dada
dengan terapi antibiotic menunjukkan bahwa hasilnya lebih efektif dibandingkan
dengan hanya diberikan fisioterapi dada atau antibiotic saja (Muhammad, Bashir,
& Noor, 2014). Fisioterapi dada juga efektif pada anak untuk mencegah
atelectasis pasca ekstubasi (Bilan & Poorshiri, 2013). Penelitian lainnya
menunjukkan hasil bahwa tidak ada perbedaan hasil analisa gas darah antara
anak yang diberikan tindakan fisioterapi dada dan penghisapan secret dengan
alat atau hanya penghisapan secret dengan alat saja (Elizabeth et al., 2017).
3. Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Lama Rawat, Kemampuan Menyusu
dan Kebutuhan Oksigen
Fisioterapi dada telah digunakan untuk membersihkan sekresi, mencegah
akumulasi puing-puing, meningkatkan mobilisasi sekresi saluran udara dan
membantu ventilasi paru-paru pada bayi baru lahir dengan masalah pernapasan
dan ini meningkatkan efisiensi dan sirkulasi oksigenasi. Mengenai durasi yang
dibutuhkan untuk ventilasi mekanik atau kebutuhan oksigen, hasilnya
menunjukkan perbedaan yang signifikan. Fisioterapi dada akan mengurangi
atelektasis paru-paru pada pasien, meningkatkan ventilasi dan perfusi Tindakan
fisioterapi dada dilakukan pada fase konsolidasi untuk kasus pneumonia
(Mehrem, El-Mazary, Mabrouk, & Mahmoud, 2018). Mengenai durasi yang
dibutuhkan untuk pemberian nutrisi oral dalam penelitian menunjukkan
perbedaan yang signifikan secara statistik. Responden pada kelompok intervensi
lebih awal mampu menerima nutrisi per oral karena durasi ketergantungan
terhadap oksigen lebih pendek. Kondisi tersebut juga mengurangi lama hari
rawat responden di rumah sakit (Sebban et al., 2019).
Kesimpulan
Fisioterapi dada mempunyai pengaruh besar terhadap perbaikan klinis anak yang
dirawat karena Pneumonia. Perbaikan klinis yang dialami responden dimanifestasikan
dalam bentuk Respiratory Rate kembali ke rentang normal, Hearth Rate kembali ke
rentang normal, peningkatan saturasi oksigen dan peningkatan kemampuan pengeluaran
sputum sehingga jalan napas menjadi bersih. Fisioterapi dada juga mempengaruhi lama
rawat inap neonatus dan mempercepat kemampuan neonatus untuk minum ASI secara
1062 Syntax Literate: Vol. 5, No. 10, Oktober 2020
Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Perbaikan Klinis Pada Anak Dengan Pneumonia
langsung melalui oral. Fisioterapi dada mempunyai pengaruh terhadap perbaikan klinis
anak yang mengalami pneumonia, fisioterapi dada juga dapat meningkatkan efek dari
terapi lain yang diberikan pada anak yang mengalami pneumonia.
BIBLIOGRAFI
Abdelbasset, Walid, & Elnegamy, Tamer. (2015). Effect of Chest Physical Therapy on
Pediatrics Hospitalized With Pneumonia. International Journal of Health and
Rehabilitation Sciences (IJHRS), 4(4), 219.
Amin, Akhmad Alfajri, Kuswardani, Kuswardani, & Setiawan, Welly. (2018). Pengaruh
Chest Therapy dan Infra Red pada Bronchopneumonia. Jurnal Fisioterapi Dan
Rehabilitasi, 2(1), 9–16.
Bilan, Nemat, & Poorshiri, Bita. (2013). The Role of Chest Physiotherapy in Prevention
of Postextubation Atelectasis in Pediatric Patients with Neuromuscular Diseases.
Iranian Journal of Child Neurology, 7(1), 21–24.
Chan, Margaret, & Lake, Anthony. (2012). Who/Unicef on Ending Preventable Child
Deaths. The Lancet, 379(9832), 2119–2120.
Corten, Lieselotte, Jelsma, Jennifer, & Morrow, Brenda M. (2015). Chest Physiotherapy
in Children with Acute Bacterial Pneumonia. South African Journal of
Physiotherapy, 71(1), 1–10.
Hidayatin, Titin. (2019). Pengaruh Pemberian Fisioterapi Dada dan Pursed Lips
Brething (Tiupan Lidah) terhadap Bersihan Jalan Napas pada Anak Balita dengan
Pneumonia. Surya, 11(1).
Kemenkes, R. I. (2018). Hasil utama Riskesdas 2018. Online) Http://Www. Depkes. Go.
Id/Resources/Download/Info-Terkini/Materi_rakorpop_2018/Hasil% 20Riskesdas,
202018.
Lang, F., Quehenberger, P., Greger, R., Silbernagl, S., & Stockinger, P. (1980).
Evidence for a Bicarbonate Leak in The Proximal Tubule of The Rat Kidney.
Pflügers Archiv, 386(3), 239–244.
Lestari, Nur Eni, Nurhaeni, Nani, & Chodidjah, Siti. (2018). The Combination of
Nebulization and Chest Physiotherapy Improved Respiratory Status in Children
with Pneumonia. Enfermeria Clinica.
Maidartati. (2014). Pengaruh Fisioterapi Dada Terhadap Bersihan Jalan Nafas Pada
Anak Usia 1-5 Tahun Yang Mengalami Gangguan Bersihan Jalan Nafas Di
Puskesmas Moch. Ramdhan Bandung. Ilmu Keperawatan, 2(1), 47–56.
Mehrem, E., El-Mazary, A. A., Mabrouk, M. I. A., & Mahmoud, R. (2018). Study of
Chest Physical Therapy Effect on Full Term Neonates with Primary Pneumonia: A
Clinical Trial Study. International Journal of Pediatrics, 6(7), 7893–7899.
Melati, Rosa, Nurhaeni, Nani, & Chodidjah., Siti. (2018). Dampak Fisioterapi Dada
terhadap Status Pernapasan Anak Balita Pneumonia di RSUD Pasar Rebo Jakarta.
Jurnal Ilmiah Keperawatan Altruistik, 1(1), 41–51.
Muhammad, Arif, Bashir, Muhammad Salman, & Noor, Rabiya. (2014). Effectiveness
of Chest Physiotherapy in the Management of Bronchiectasis. Annals, 20(July
2014), 205–219.
Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin, Stockert, Patricia, Hall, Amy, & Ochs, Geralyn.
(2017). Fundamentals Of Nursing-Text And Study Guide Package. Elsevier-Health
Sciences Division.
Sebban, S., Evenou, D., Jung, C., Fausser, C., Jeulin, S. Jc, Durand, S., Bibal, M.,
Geninasca, V., Saux, M., & Leclerc, M. (2019). Symptomatic Effects of Chest
Physiotherapy with Increased Exhalation Technique in Outpatient Care for Infant
Bronchiolitis: A Multicentre, Randomised, Controlled Study. Bronkilib 2. Journal
of Clinical Research and Medicine, 2(4), 1–7.
Siregar, Tatiana, & Aryayuni, Chella. (2019). Pengaruh Fisioterapi Dada terhadap
Pengeluaran Sputum pada Anak dengan Penyakit Gangguan Pernafasaan Di Poli
Anak RSUD Kota Depok. Jurnal Keperawatan Widya Gantari Indonesia, 2(2),
34–42.
ANALISA JURNAL
PENGARUH FISIOTERAPI DADA TERHADAP PERBAIKAN KLINIS PADA
ANAK DENGAN PNEUMONIA
Populasi Sampel penelitian adalah anak yang dirawat di RS karena pneumonia dengan
rentang usia 0 – 5 tahun, dan terdapat 1 artikel penelitian dengan rentang
usia responden 6 – 12 tahun.
Intervensi Metode yang digunakan dalam pembuatan penelitian ini adalah literature
review mengenai pengaruh fisioterapi dada terhadap perbaikan klinis pada
anak dengan pneumonia. Pencarian artikel dilakukan secara elektronik
menggunakan kata kunci chest physiotherapy, pneumonia in children, kata
kunci dalam bahasa Indonesia yang digunakan adalah fisioterapi dada,
pneumonia pada anak. Sumber database yang digunakan adalah Google
Scholar, NCBI (National Centre for Biotechnology Information), dan jurnal
Indonesia terakreditasi.
comparision Dalam penelitian jurnal pembanding yang berjudul Penerapan Fisioterapi
Dada untuk Mengeluarkan Dahak pada Anak Yang Mengalami Jalan Napas
Tidak Efektif.
outcome Hasil dari literature review menunjukkan bahwa fisioterapi dada mempunyai
pengaruh besar terhadap perbaikan klinis yang dialami responden
dimanifestasikan dalam bentuk Respiratory Rate kembali ke rentang normal,
Hearth Rate kembali ke rentang normal, peningkatan saturasi oksigen dan
peningkatan kemampuan pengeluaran sputum sehingga jalan napas menjadi
bersih. Fisioterapi dada mempunyai pengaruh terhadap perbaikan klinis anak