Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Kabupaten Kutai Kartanegara Gamal Abdul Aziz, Eny Rochaida, Warsilan
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Kabupaten Kutai Kartanegara Gamal Abdul Aziz, Eny Rochaida, Warsilan
Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Kemiskinan Di Kabupaten Kutai Kartanegara Gamal Abdul Aziz, Eny Rochaida, Warsilan
ABSTRACT
One of the main indicators of the success of national development is
decreasing the rate of number of poor people. This means that one of the main
criteria of the leading sectors of national development is the effectiveness in
decreasing the number of poor people . Both central and local government has
tought to implement policies and programs to reduce poverty, but still far from the
main issue. For Kutai Kartanegara Regency, poverty is a strategic issue and get
top priority to be solved. Poverty itself is an issue that involves many aspects
because it is associated with low income, illiteracy, poor health status and
inequality between the sexes as well as poor environmental. Poverty is one of the
socio- economic benchmarks in assessing the success of the government's
development in an area. There are so many social problems that are negatively
arise due to increasing poverty. Poverty in Kutai has decreased from previous
years, but poverty in Kutai to 2008 shows quite high number, it’s reaching 18.99
percent The purpose of this study was to: Analyze and test the effect of economic
growth, education, unemployment and government expenditure on programs
countermeasures poverty through the provision of capital to the Business Group
(KUBE) in Kutai Kartanegara Regency. Analyze and examine the variables are
the dominant influence on poverty in Kutai. Based on the pattern of the
relationship, this study attempts to explain the causal relationship between several
variables. In this study will explain the causal relationship between variables per
capita income, education , unemployment and Financing KUBE. Based on its
design, this study is a research analysis of secondary data documentation. This
study suggests that the per capita income, education , unemployment and
financing KUBE affect the level of poverty in Kutai regency. Although per capita
income, education and KUBE no significant influence but was able to reduce
poverty and unemployment variables greatly affect the increasing number of poor
people .
PENDAHULUAN
Pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju ke arah yang lebih
baik dan terus menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat
Indonesia yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah
29
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
30
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
31
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
Kemiskinan
Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh seluruh negara,
terutama di negara sedang berkembang seperti Indonesia. Kemiskinan adalah
keterbatasan yang disandang seseorang, keluarga, komunitas atau bahkan negara
yang menyebabkan ketidaknyamanan dalam kehidupan, terancamnya penegakan
hukum dan keadilan serta hilangnya generasi dan suramnya masa depan bangsa
dan negara. Pengertian itu merupakan pengertian secara luas, telah dikatakan
kemiskinan terkait dengan ketidaknyamanan dalam hidup. Dalam segala bidang
selalu menjadi kaum tersingkir karena tidak dapat menyamakan kondisi dengan
kondisi masyarakat sekitarnya.
Menurut PBB definisi kemiskinan adalah bahwa kemiskinan merupakan
kondisi dimana seseorang tidak dapat menikmati segala macam pilihan dan
kesempatan dalam pemenuhan kebutuhan dasarnya, seperti tidak dapat memenuhi
kesehatan, standar hidup, kebebasan, harga diri dan rasa dihormati seperti orang
lain. Ukuran kemiskinan menurut Nurkse (dalam Arsyad, 1999), secara
sederhana dan yang umum digunakan dapat dibedakan menjadi dua pengertian :
1. Kemiskinan Absolut
Seseorang termasuk golongan miskin absolut apabila hasil pendapatannya
berada di bawah garis kemiskinan dan tidak cukup untuk menentukan kebutuhan
dasar hidupnya. Konsep ini dimaksudkan untuk menentukan tingkat pendapatan
minimum yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisik terhadap makanan,
pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup. Kesulitan utama
32
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
33
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
Pertumbuhan Ekonomi.
Menurut Kuznets (dikutip dari Budiono, 1999: 41) Pertumbuhan Ekonomi
adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari negara yang bersangkutan
untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada penduduknya. Kenaikan
kapasitas itu sendiri ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian
teknologi, institusional (kelembagaan), dan ideologi terhadap berbagai tuntutan
keadaan yang ada. Hal tersebut menjadikan pertumbuhan ekonomi dicirikan
dengan 3 hal pokok, antara lain: 1. laju pertumbuhan perkapita dalam arti nyata
(riil). 2. persebaran atau distribusi angkatan kerja menurut sektor kegiatan
produksi yang menjadi sumber nafkahnya. 3. pola persebaran penduduk.
Boediono (1999:46) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah salah satu
proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang dimana penekanannya
pada 3 aspek, antara lain:
1) proses, yaitu pertumbuhan ekonomi bukan merupakan suatu gambaran
dari suatu perekonomian yang melihat bagaimana suatu perekonomian
berkembang atau berubah dari waktu ke waktu.
2) output perkapita, yaitu pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan adanya
kenaikan output per kapita dalam hal ini ada dua unsur yang penting
seperti output total dan jumlah penduduk.
3) jangka waktu, yaitu kenaikan output per kapita selama 1 – 2 tahun lalu
diikuti penurunan output per kapita bukan merupakan pertumbuhan
ekonomi. Dikatakan tumbuh bila dalam jangka waktu yang lama (5
tahun atau lebih) mengalami kenaikan output per kapita.
Menurut Todaro (dikutip dari Tambunan, 2001) sampai akhir tahun 1960,
para ahli ekonomi percaya bahwa cara terbaik untuk mengejar keterbelakangan
34
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
35
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
2.2.3 Pendidikan
Hampir tidak ada yang membantah bahwa pendidikan adalah pionir dalam
pembangunan masa depan suatu bangsa. Jika dunia pendidikan suatu bangsa
sudah jeblok, maka kehancuran bangsa tersebut tinggal menunggu waktu. Sebab,
pendidikan menyangkut pembangunan karakter dan sekaligus mempertahankan
jati diri manusia suatu bangsa. Sehingga, setiap bangsa yang ingin maju maka
pembangunan dunia pendidikan selalu menjadi prioritas utama. Banyak orang
miskin yang mengalami kebodohan atau mengalami kebodohan bahkan secara
sistematis. Karena itu, menjadi penting bagi kita untuk memahami bahwa
kemiskinan bisa mengakibatkan kebodohan,dan kebodohan jelas identik dengan
kemiskinan. Untuk memutus rantai sebab akibat diatas, ada satu unsur kunci yaitu
pendidikan. Karena pendidikan adalah sarana menghapus kebodohan sekaligus
kemiskinan.
Pengangguran
Dalam standar pengertian yang sudah ditentukan secara internasional,
yang dimaksudkan dengan pengangguran adalah seseorang yang sudah
digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan
pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang
diinginkannya.
Menurut Edwards, 1974 (dikutip dari Arsyad, 1997:72), bentuk-bentuk
pengangguran adalah:
1) Pengangguran terbuka (open unemployment), adalah mereka yang
mampu dan seringkali sangat ingin bekerja tetapi tidak tersedia
pekerjaan yang cocok untuk mereka.
2) Setengah pengangguran (under unemployment), adalah mereka yang
secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah
sehingga pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas
produksi secara keseluruhan.
3) Tenaga kerja yang lemah (impaired), adalah mereka yang mungkin
bekerja penuh tetapi intensitasnya lemah karena kurang gizi atau
penyakitan.
4) Tenaga kerja yang tidak produktif, adalah mereka yang mampu bekerja
secara produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik.
Hilangnya lapangan pekerjaan menyebabkan berkurangnya sebagian besar
penerimaan yang digunakan untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Lebih jauh,
jika masalah pengangguran ini terjadi pada kelompok masyarakat berpendapatan
36
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
Pengeluaran Pemerintah
Dalam rangka mencapai kondisi masyarakat yang sejahtera pemerintah
menjalankan berbagai macam program pembangunan ekonomi, aktivitas
pemerintah dalam melakukan pembangunan membutuhkan dana yang cukup
besar, pengeluaran pemerintah mencerminkan kombinasi produk yang dihasilkan
untuk menyediakan barang publik dan pelayanan kepada masyarakat yang
memuat pilihan atas keputusan yang dibuat oleh pemerintah. Dalam kebijakan
fiskal dikenal ada beberapa kebijakan anggaran yaitu anggaran berimbang,
anggaran surplus dan anggaran defisit. Pemerintah Indonesia membagi
pengeluaran pemerintah menjadi dua macam :
1. Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin adalah pengeluaran yang digunakan oleh pemerintah
untuk kepentingan pemeliharaan dan penyelenggaraan roda pemerintahan
sehari- hari, meliputi belanja pegawai, belanja barang, berbagai macam
subsidi (subsidi dibedakan menjadi dua : subsidi daerah dan subsidi harga
barang), pembayaran angsuran dan bunga utang negara.
2. Pengeluaran Pembangunan
Merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh pemerintah yang memiliki
sifat menambah modal masyarakat dalam bentuk pembangunan fisik dan non
fisik. Pengeluaran tersebut ditujukan untuk membiayai program-program
pembangunan sehingga anggaran yang diajukan selalu menyesuaikan dana
yang didapatkan oleh pemerintah. Dana tersebut kemudian dialokasikan pada
berbagai bidang sesuai dengan prioritas yang telah direncanakan oleh pemerintah.
Kerangka Konsep
37
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
Pendidikan (X2)
Kemiskinan (Y)
Pengangguran (X3)
Hipotesis
Dengan mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan
berdasarkan studi empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian
dibidang ini, maka akan diajukan hipotesis sebagai berikut :
1) Diduga Laju Pertumbuhan Ekonomi, Pendidikan, Pengangguran dan
Pengeluaran Pemerintah secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kemiskinan di Kutai Kartanegara.
2) Diduga Laju pertumbuhan Ekonomi berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap kemiskinan.
3) Diduga Pendidikan berpengaruh terhadap kemiskinan dan signifikan
terhadap kemiskinan
4) Diduga Pengangguran berpengaruh langsung dan signifikan terhadap
kemiskinan di Kutai Kartanegara.
5) Diduga pengeluaran pemerintah berpengaruh dan signifikan terhadap
kemiskinan.
6) Karena pengangguran merupakan gerbang menuju kemiskinan dan
banyak faktor yang mempengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten
Kutai kartanegara maka diduga pengangguran merupakan variabel
38
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
METODE PENELITIAN
Berdasarkan pola hubungannya, jenis penelitian ini adalah penelitian
explanatory research. Explanatory research adalah jenis penelitian yang berusaha
menjelaskan hubungan kausal antara beberapa variabel. Dalam penelitian ini akan
dijelaskan hubungan kausal antara variabel Pendapatan Perkapita, Pendidikan,
Pengangguran dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Kemiskinan. Berdasarkan
desainnya, penelitian ini merupakan penelitian archeival (analisis dokumentasi
data sekunder), karena pengambilan data menggunakan data sekunder yang
berkaitan dengan data Pendapatan Perkapita, Pendidikan, Pengangguran dan
Pengeluaran Pemerintah serta data Kemiskinan di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Defisini Operasional
Dalam penelitian ini definisi operasional yang digunakan adalah sebagai
berikut:
1) Kemiskinan (Y)
Pada Variabel Kemiskinan yang dijadikan ukuran adalah presentase
jumlah penduduk yang berstatus miskin di wilayah Kabupaten Kutai
Kartanegara atau penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan,
garis kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan. Dalam
penelitian ini, data yang digunakan adalah Jumlah penduduk miskin
Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2000 – 2014 yang diambil dari
website resmi BPS.
2) Pertumbuhan ekonomi (X1)
Pada Variabel Pertumbuhan Ekonomi data yang digunakan adalah
besarnya Laju Pertumbuhan ekonomi dengan migas di Kabupaten
Kutai Kartanegara tahun 2000 – 2014.
3) Pendidikan (X2)
Variabel Pendidikan pada penelitian ini, angka yang diteliti merupakan
proksi dari besarnya angka melek huruf untuk penduduk usia 15 tahun
keatas, yaitu kemampuan seseorang membaca dan menulis huruf latin
atau huruf lainnya (selain huruf latin) yang masing-masing merupakan
keterampilan dasar yang diajarkan di kelas-kelas awal jenjang
pendidikan dasar menurut data BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten
Kutai Kartanegara. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
angka penduduk melek huruf Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2000
– 2014.
4) Pengangguran (X3)
Pada Variabel Pengangguran sasaran yang dianalisa meruapakan
penduduk yang tidak memiliki pekerjaan tetap atau masuk dalam
kategori bekerja tetapi penghasilan yang diperoleh tidak sesaui dengan
kebutuhan dan sifatnya tidak tetap. Data yang digunakan untuk melihat
39
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
Pengujian Hipotesis
40
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
Model Summary
Mode R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
l
1 .905a .820 .748 .0813516115
a. Predictors: (Constant), KUBE_X4, Laju_Pertumbuhan_X1, pengangguran_X3,
pendidikan_X2
b. Dependent variable: Kemiskinan_Y
Sumber : data sekunder yang diolah
41
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
Tabel 2
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of df Mean F Sig.
Squares Square
Regression .301 4 .075 11.382 .001a
1 Residual .066 10 .007
Total .368 14
a. Dependent Variable: kemiskinan_y
b. Predictors: (Constant), KUBE_X4, Laju_Pertumbuhan_X1,
pengangguran_X3, pendidikan_X2
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 6.210 2.307 2.692 .023
Laju_Pertumbuhan_X1 -.029 .172 -.032 -.171 .868
1
Pendidikan_X2 -2.994 1.164 -.594 -2.571 .028
Pengangguran_X3 .774 .416 .394 1.860 .093
42
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
Pembahasan
43
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
sebesar -2,994 artinya setiap kenaikan pendidikan 1% maka akan ada penurunan
pada tingkat kemiskinan di Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 2,994%.
Nilai t hitung variable Pendidikan sebesar -2,571 dengan signifikansi
hitung 0,28 > α 0,05 artinya H1 diterima sedangkan H0 ditolak yang berarti
pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten
Kutai Kartanegara. Pendidikan merupakan faktor utama dalam mencari pekerjaan,
pendidikan rendah menghasilkan Sumber Daya Manusia yang rendah pula,
masyarakat kukar masih sangat tergantung dari hasil alam, tetapi jika tidak
memiliki kemampuan yang memadai dalam memanfaatkanya maka akan kalah
bersaing dengan tenaga kerja dari luar daerah. Fakta yang terjadi dilapangan
adalah bahwa masih banyak warga pedalaman yang masih tertinggal
pendidikanya karena masih terbatas sarana dan prasarana pendidikanya, sehingga
walaupun angka melek huruf tinggi tetapi tidak dibarengi dengan kemampuan dan
ketrampilan yang memadai. Hal ini lah yang menjadi penyebab pendidikan
mempengaruhi kemiskinan di kabupaten kutai kartanegara sangat signifikan.
44
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
SIMPULAN
Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut :
1. Laju Pertumbuhan dan Pengeluaran Pemerintah berpengaruh negatif
terhadap kemiskinan, artinya bahwa jika pendapatan perkapita masyarakat
meningkat akan mengurangi angka kemiskinan. Tetapi dalam peneliatian
ini hasil perhitungan yang diperoleh tidak signifikan sehingga bisa
dianggap kedua variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap kemiskinan
di Kabupaten Kutai Kartanegara. Hal ini disebabkan karena tidak
terjadinya pemerataan pembangunan dari hasil pertumbuhan ekonomi
tersebut. Luas Wilayah dan letak Geografis yang sulit dijangkau juga
menjadi salah satu penyebab tidak berpengaruhnya pertumbuhan ekonomi
terhadap kemiskinan, ditambah fluktuatifnya pengeluaran pemerintah
terhadap penanganan kemiskinan melalui KUBE, lemahnya
pendampingan dan kurangnya kemauan masyarakat yang telah dibantu
untuk mengubah nasibnya sendiri juga menyebabkan pengeluaran
pemerintah tidak berpengaruh terhadap kemiskinan.
2. Pendidikan berpengaruh negatif terhadap kemiskinan, artinya bahwa jika
Pendidikan masyarakat meningkat akan mengurangi angka kemiskinan,
sedangkan Pengangguran berpengaruh positif terhadap kemiskinan,
artinya bahwa jika pengangguran meningkat akan tejadi kenaikan angka
kemiskinan. Kedua variabel ini berpengaruh signifikan terhadap
kemiskinan di kabupaten kutai Kartanaegara. Fakta bahwa tingkat
pendidikan sangat dibutuhkan dalam mencari pekerjaan yang layak tidak
bisa dipungkiri, rendahnya tingkat pendidikan di Kabupaten Kutai
Kartanegara terutama didaerah daerah pedalaman yang masih terasing
menyebabkan masyarakatnya masih sulit untuk lepas dari kemsikinan.
Sedangkan masalah kalah bersaingnya tenaga kerja lokal dengan para
pendatang dalam memperoleh pekerjaan di posisi strategis pada sebuah
perusahaan menyebabkan penggguran banyak berasal dari warga atau
penduduk lokal. Dan pada akhirnya hal tersebut menjadi penyumbang
meningkatnya angka Kemiskinan.
45
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
SARAN.
Mengingat Kemiskinan merupakan isu strategis yang menjadi fenomena di
Kabupaten Kutai Kartanegara, dan memaluli pembahasan pada bab sebelumnya
saran yang dapat disampaikan penulis diantaranya:
1. Dalam upaya pengentasan kemiskinan Pemerintah harus berupaya untuk
terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan jumlah
pertumbuhan penduduk sehingga pendapatan perkapita dapat meningkat.
Pemerataan juga harus dilakukan dengan jalan membangun infrastruktur
menuju daerah daerah terpencil.
2. Peningkatan angka melek huruf dan kulitas Sumber Daya Manusia
masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara, harus terus dikembangkan
untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga mampu
mengurangi angka kemiskinan.
3. Meningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan seluas luasnya bagi
masyarakat. dan peningkatan Kulaitas tenaga kerja melalui pelatihan
pelatihan dan ketrampilan juga harus di tingkatkan dalam rangka
meningkatkan daya saing tenaga kerja lokal dengan pendatang. Serta perlu
diciptakan kebijakan kebijakan yang lebih mengutamakan penduduk lokal
dalam pemanfaatan tenaga kerja bagi perusahaan perusahaan yang
beroprasi di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.
4. Pemerintah perlu menambah alokasi pengeluaranya pada program
program yang berhubungan dengan upaya pengentasan kemiskinan dan
menjaga konsistensi nya dalam menangani permasalahan kemiskinan.
5. Dalam penanganan kemiskinan tidak dapat dilakukan hanya dengan satu
program tertentu saja, tetapi harus menggunakan sejumlah program yang
46
INOVASI : Jurnal Ekonomi Keuangan, dan Manajemen, Volume 12, (1), 2016
ISSN print: 0216-7786, ISSN online: 2528-1097
http://journal.feb.unmul.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (BPS). Jumlah persentase penduduk miskin dan garis
kemiskian tahun 2006-2015 (Persen). Di Provinsi Kalimantan Timur.
Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2006-2015 (Persen). Di Provinsi Kalimantan
Timur.
Penduduk berumur 15 tahun keatas yang bekerja menurut lapangan pekerjaan
utama tahun 2006-2015 (000). Di Provinsi Kalimantan Timur.
Penduduk berumur 15 tahun keatas menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan
tahun 2006-2015 (Jiwa). Di Provinsi Kalimantan Timur.
Boediono, 1992, Teori Pertumbuhan Ekonomi, seri synopsis pengantar ilmu
ekonomi, edisi I, cetakan ke-5 BPFE, Jogyakarta
Gujarati (2010) Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta :
Erlangga.
Hajiji, 2010. Skripsi:Pengaruh kurs dollar Amerika Serikat, suku bunga SBI dan
inflasi terhadap perubahan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa
Efek Jakarta. Bogor: Fakultas Ekonomi dan manajemen IPB.
Hermanto Siregar dan Dwi Wahyuniarti (2008), Dampak Pertumbuhan Ekonomi
Terhadap Penurunan Penduduk Miskin di Indonesia : Proses
Pemerataan dan Pemiskinan. Direktur Kajian Ekonomi: Institusi
Pertanian Bogor.
Jhingan, M.L. 2008 Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan D. Guritno PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Kuncor, Mudjarat. 2006. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : UPP AMP.YKPN
Kuznets, Simon. 2008. Economics Growth of Nations. Cambridge: Harvard
University Press.
Mankiw, N. Gregory, 2004. Principles of Macroeconomics. Third Edition,
Thomson South Westrn
Moekijat, (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia (manajemen kepegawaian).
Cetakan 8 Bandung : Mandar Maju
Nurkse, Ragnar. 1953. Problems of Capital Formation in Underdeveloped
Countries. Oxford Basis Blackwell.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. 2010. Metode Penelitian
Kuantitatif Teori dan Aplikasi. Jakarta : RajaGrafindo Persada
Ramayani (2012). Analisis Produktivitas Sektoral Terhadap Tingkat Kemiskinan
Dan Ketimpangan Pendapatan Di Jawa Tengah; jurnal Fakultas
Ekonomi Univesitas Diponegoro.
Saberan.H, (2002:5). Produk Domestik Regional Bruto. Jakarta: Rajawali Levitan,
Sar A. (2015). prekonomian indonesia dan dinamika ekonomi global
47
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN; Gamal Abdul Aziz, Eny
Rochaida, Warsilan
Sachs, Jeffrey D. 2005. The End of Proverty: Economics possibilities for our time
penguin books, New York.
http://www.earth.columbia.edu/pages/endofproverty/index
Seruni, Putu. 2014, Pengaruh PDRB Per Kapita, Pendidikan dan Produktivitas
Tenaga Kerja Terhadap Kemiskinan di Provinsi Bali. Jurnal Ekonomi.
Universitas Udayana, Bali.
Scott Woif, property monitoring in developing countries, dimuat dalam :
development and change, vol 10 no. 3, juli 1979 SAGE publications,
london and beverly hills 1979 hal 446.
Sharp, A.M., Register, C.A., dan Grimes, P.W., 2006. Economic of Social Issues.
New York: McGraw Hill
48