129-Article Text-191-1-10-20210809
129-Article Text-191-1-10-20210809
129-Article Text-191-1-10-20210809
ABSTRACT
The aim of this study was to find a solution to the problem of the dyeing process of
Sheep Cabretta Glove skin that experiences uneven color. One of the causes of
uneven color is based on the use of different types of dyestuffs. In changing the
formulation of dyeing, the focus is on replacing similar dyestuffs with acid dyes or
metal complex dyes. The expected result is that the mixing of the two colors will
be more optimal and the color on the skin is evenly distributed. The factors that
influence the basic coloring process are pH, temperature, time, and IEP (Iso
Electric Point). The raw material used is quality I - IV / V TBL of sheep crust, with
shaving thickness of 0.5 - 0.55 mm, and the number of 5 sheets or 16.54 sqft with
a weight of 1200 gr. While the auxiliary materials used in the dyeing processed are
, Inoderme Green CJR (metal complex dyes), Coriacide Yellow 3JN (acid dyes),
Ammonia, Synectan LB. The stages of the processed carried out are wetting back,
retanning, fixation, dyeing, fatliquoring, shaving, and Top Fat. The method used
are of observation, interviews, direct work practice, and literature study. The dyeing
process method used for making sheep Cabretta glove articles is a through dyeing
method. The expected results are uniform color leather by mixing similar dyestuffs,
namely acid dyes or metal complex dyes and the skin obtained is green, according
to organoleptic views it is not in accordance with customer standards, So that a
literature study was carried out to change the dye formulation by using acid dyes,
namely Coriacide Yellow 3JN with Coriacide Green BS or Coriacide Dark Green
JT dyes and metal complex dyes namely Inoderme Green CJR with Inoderm
Yellow JS or Melioderm HF Yellow R dyes which are expected to increase the
uniform of color on the skin surface. .
Keywords: Uniform color, dyeing, dyestuff replacement, Cabretta glove leather
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pemecahan masalah pada proses
pewarnaan/ dyeing kulit sheep cabretta glove yang mengalami ketidak rataan
warna. Penyebab ketidak rataan warna salah satunya disebabkan pada
penggunaan jenis zat warna/ dyestuff yang tidak sama. Perubahan formulasi
merupakan salah satu alternatif penyelesaian masalah yang difokuskan dengan
menyamakan jenis dyestuff pada saat pencampuran dyestuff dengan dengan jenis
acid dyes atau metal complex dyes. Hasil yang diharapkan pencampuran terhadap
kedua warna menjadi lebih optimal dan warna pada kulit merata. Faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pewarnaan dasar yaitu pH, temperatur, waktu, dan
TIE (Titik Iso Elektrik). Bahan baku yang digunakan adalah kulit crust domba
29
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
kualitas I – IV / V TBL, dengan tebal shaving 0,5 – 0,55 mm, dan jumlah 5 lembar
atau 16,54 sqft dengan berat 1200 gr. Sedangkan bahan pembantu yang
digunakan dalam proses dyeing yaitu Inoderme Green CJR (metal complex dyes),
Coriacide Yellow 3JN (acid dyes), Amonia, dan Synectan LB. Tahapan proses
yang dilakukan ialah wetting back, retanning, fiksasi, dyeing, fatliquoring, shaving,
dan top fat. Metode yang digunakan yaitu metode observasi, interview, praktek
kerja langsung, studi pustaka. Metode proses dyeing yang digunakan untuk
pembuatan artikel sheep Cabretta glove adalah metode through dyeing. Hasil yang
diharapkan kulit rata dengan pencampuran dyestuff sejenis yaitu acid dyes atau
pun metal complex dyes dan kulit yang diperoleh berwarna hijau ditinjau secara
organoleptis tidak sesuai dengan standar customer, sehingga dilakukan studi
pustaka untuk merubah formulasi dyestuff dengan penggunaan acid dyes yaitu
Coriacide Yellow 3JN dengan dyestuff Coriacide Green BS atau Coriacide Dark
Green JT dan metal complex dyes yakni Inoderme Green CJR dengan dyestuff
Inoderm Yellow JS atau Melioderm HF Yellow R yang diharapkan dapat
meningkatkan kerataan warna pada permukaan kulit.
Kata kunci : Kerataan warna, Proses pewarnaan, pernggantian dyestuff, Kulit
cabreta glove
PENDAHULUAN
Kulit samak (leather) menjadi salah satu komoditas yang
menjanjikan dalam dunia industri, pada era modern seperti sekarang ini.
Barang-barang yang terbuat dari kulit menjadi sebuah kebanggaan
tersendiri apabila dapat memakai dan membelinya untuk kalangan tertentu,
karena dianggap memiliki nilai gengsi tersendiri. Sehingga permintaan akan
produk-produk yang terbuat dari kulit terus meningkat.
Keterampilan dan ilmu pengetahuan sumber daya manusia di bidang
pengolahan kulit yang memadai serta ditunjang dengan permesinan kulit,
bahan kimia, industri penyamakan kulit akan mampu menghasilkan produk
kulit yang berkualitas, sehingga memenuhi kebutuhan kulit secara
maksimal. Karena sumber daya manusia yang memadai, permesinan yang
baik dan chemicals itu saling berhubugan untuk menghasilkan kulit yang
bagus. Apabila salah satu dari tiga faktor itu ada yang tidak bagus atau
kurang memadai maka kulit yang dihasilkan pun kurang maksimal.
Proses penyamakan kulit terbagi dalam empat tahapan proses yang
meliputi beam house operation, penyamakan (tanning), penyamakan ulang
(pasca tanning), dan proses terakhir adalah finishing. Untuk mendapatkan
kulit yang berkualitas, dipengaruhi oleh keberhasilan setiap tahapan-
tahapan proses pengolahan kulitnya. Sarung tangan saat ini merupakan
trend tersendiri bagi sebagian olahragawan atau atlit. Penggunaan sarung
tangan terutama sarung tangan yang berasal dari kulit masih didominasi
oleh negara luar terutama negara yang memiliki empat musim. Penggunaan
30
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
sarung tangan dari cuaca dingin maupun cuaca panas tetapi juga
digunakan untuk kelengkapan fashion (Purnomo, 2017).
Proses pasca tanning adalah tahapan dimana terjadi proses
pembentukan karakteristik kulit yang akan dibuat. Salah satu proses yang
penting dalam proses pasca penyamakan (pasca tanning) adalah proses
pewarnaan (dyeing). Tujuan proses pewarnaan adalah memberikan warna
dasar pada kulit sesuai dengan standar yang ditetapkan, terutama yang
berhubungan dengan karakteristik uji fisik, organoleptik, kimia, termasuk
persyaratan yang berhubungan dengan penggunaan jenis dyestuff
sehingga memberikan tampilan atau nilai keindahan pada kulitnya agar
dapat menambah daya tarik konsumen dan menambah nilai jual kulit
jadinya (Hermawan dkk, 2014).
Tujuan
Untuk mengetahui efek penggantian jenis dyestuff terhadap
optimalisasi kerataan warna pada artikel green cabretta.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan
pengetahuan terhadap kerataan warna pada permukaan kulit dengan
memperhatikan penggunaan jenis dyestuff yang sejenis sehingga dapat
menghasilkan warna yang merata secara optimal pada artikel green
cabretta.
METODE PENELITIAN
Materi Penelitian
Bahan baku/Raw Material. Bahan baku yang digunakan untuk proses
dyeing kulit crust domba dengan kualitas I – IV / V TBL, tebal kulit shaving
0,5 – 0,55 mm, dan jumlah 5 lembar atau 16,54 sqft dengan berat 1200 gr.
Jalannya Penelitian
Proses pasca tanning pada artikel cabretta terdiri dari rangkaian
proses yaitu wetting back, retanning, dyeing, fixing, fatliquoring, dan fixing.
Perlakuan perubahan formulasi dilakukan pada bagian proses dyeing yaitu
dengan mengganti jenis dyes sejenis diantaranya yang merupakan jenis
acid dyes dan metal complex dyes.
31
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
Dyestuff
Proses
Green Yellow
Tabel 2 dibawah ini merupakan index color acid dyes dan metal complex
dyes yang merupakan karakteristik dari jenis dyestuff pada tabel 1.
Melioderm HF Yellow R 4 Co 5 5 60 60
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penentuan kerataan warna kulit
green cabretta pada masing masing perlakuan perbedaan jenis dyestuff
yang digunakan adalah secara organoleptis pada pengamatan kerataan
warna pada permukaan kulit artikel green cabretta
32
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
33
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
34
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
35
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
36
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
KESIMPULAN
1. Penggunaan dyestuff sejenis dapat meningkatkan kerataan warna pada
saat proses mixing color.
37
Majalah Kulit Politeknik ATK Yogyakarta, Vol. 19, Edisi 1 (2020)
DAFTAR PUSTAKA
BASF. (2007). Pocket Book For Leather Technology. Fourth Edition.
Covington, T. (2009). Tanning Chemistry The Science of Leather. UK: The
University of Northampton.
End, S. N. (2020, April 17). “Metal Free Dyestuff For Carefree Colored
Leather with Coriacide”. Retrieved from stahl.com:
https://www.stahl.com/leather/wet-end/dyes/coriacide
End, S. N. (2020, April 17). Melioderm and Inoderme Metal Complex Dyes
Keep Leather Looking Beautiful for Longer. Retrieved from
stahl.com: https://www.stahl.com/leather/wet-end/dyes/inoderme-
melioderm
Gerhard, J. (1997). Possible Defect in Leather Production. New York:
Repbelishing Company Huntington.
Hermawan, P., Abdullah, S. S., & Purnomo, E. (2014). Teknologi
Pengolahan Kulit. Yogyakarta: Akademi Teknologi Kulit.
Purnomo, E. (2010). Teknologi Pasca Tanning. Yogyakarta: Akademi
Teknologi Kulit.
Purnomo, E. (2016). Colour and Leather. Yogyakarta: Politeknik ATK
Yogyakarta.
Purnomo, E. (2017). Teknik Penyamakan Kulit Sarung Tangan. Yogyakarta:
Politeknik ATK Yogyakarta.
Purnomo, E. (2017). Teknologi Pasca Tanning. Yogyakarta: Politeknik ATK
Yogyakarta.
38