Optimalisasi Peran Fungsi Manajemen Kepala Ruangan

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.

4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi
asuhan keperawatan di rumah sakit x Jakarta

Teresa1*, Tuti Afriani2, Tini Suminarti3

1Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
*Email: [email protected]
2Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
3Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI

Abstract

The role of a head nurse in optimizing of management function in supervision


of nursing care documentation at X hospital in Jakarta

Background: Nursing documentation is important thing that is indicator quality of care. Since the nursing
documentation is still a poor quality, it requires a supervision by the head nurse.
Purpose: The head of nursing is responsible for the direction, organization and strategic planning collaborate
with nursing staffs in ensuring the quality of nursing care to achieve accurate, effective and efficient
documentation and to complete supervision.
Method: A pilot project using questionnaire and observation methods was conducted at difference times on two
hospital units in Jakarta.
Results: The descriptive analysis results showed that among 18 nurses, 4 nurses believed that nursing
documentation is an important, effective and clear way to ease their job. Hence, supervision is continuity needed
to support the improvement of health care quality. The innovative projects will be applied in health care.
Conclusion: Nursing documentation must show continuity and quality of care nursing under the control and
supervision of the head nurse and EMR is used as the instrument for documentation.

Keywords : The role; Head nurse; Management; Supervision; Nursing care; Documentation

Pendahuluan: Dokumentasi asuhan keperawatan adalah hal yang penting karena menjadi indikator kualitas
perawatan. Penerapan dokumentasi asuhan keperawatan saat ini belum optimal sehingga membutuhkan arahan
dan supervisi dari Kepala Ruang/Kepala Unit.
Tujuan: Tercapainya supervisi dan keberhasilan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan yang
komprehensif, berkesinambungan, efektif dan efisien.
Metode: Metode pilot project di salah satu Rumah Sakit di Jakarta dengan pengambilan data melalui observasi
dan kuestioner. Instrumen diujikan pada dua ruangan dalam waktu yang berbeda.
Hasil: Analisis deskripsi pada sejumlah 18 perawat, 4 orang menyatakan bermanfaat, penting dan mudah dalam
penerapannya. Supervisi dilakukan untuk memberikan support terhadap kelangsungan pendokumentasian
asuhan keperawatan yang berkesinambungan. Proyek inovasi akan ditindaklanjuti dan diaplikasikan dalam
program kerja bidang pelayanan keperawatan.
Simpulan: Asuhan keperawatan yang berkualitas memerlukan adanya supervisi. Sarannya penggunaan
Instrumen Supervise Dokumentasi Asuhan Keperawatan akan disesuaikan dengan penggunaan pencatatan
asuhan keperawatan Elektronic Medical Record/EMR

Kata Kunci : Supervisi; Dokumentasi; Asuhan keperawatan; Peran dan fungsi manajer; Analisa SWOT

PENDAHULUAN Perawat yang mempunyai jumlah anggotanya


Pelayanan kesehatan khususnya pelayanan paling banyak dan paling sering berkomunikasi
dan asuhan keperawatan membutuhkan perhatian dengan pasien dan keluarga diharapkan
khusus pada era revolusi industri dengan memberikan pelayanan yang profesional seperti
mudahnya informasi yang dapat diakses. Setiap halnya dengan profesi lainnya. Perawat sudah
pasien yang masuk rumah sakit mengharapkan seyogyanya melakukan asuhan keperawatan yang
mendapat pelayanan keperawatan yang baik. sesuai dengan disiplin ilmunya. Berbagai usaha

536
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

dilakukan oleh institusi baik Pendidikan Tinggi, catatan yang akurat. Perawat yang belum
Organisasi Profesi, Konsorsium dan Manajemen melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar
pengelolaan asuhan dan pelayanan keperawatan asuhan keperawatan masih banyak, hal ini
di rumah sakit. Pengelolaan asuhan keperawatan didukung oleh penelitian sebelumnya.
yang sedang ditingkatkan saat ini adalah Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak
dokumentasi asuhan keperawatan. Setiap perawat disertai pendokumentasian yang lengkap
wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan (Siswanto, Hariyati & Sukihananto, 2013; Fatihah,
dengan baik dan benar. 2020).
Menurut Potter & Perry’s (2010) segala sesuatu Data yang menunjukkan kurangnya penerapan
yang ditulis maupun dicetak yang berkaitan dokumentasi asuhan keperawatan dengan baik
dengan perkembangan status kesehatan pasien dan benar memberikan masukan terhadap tugas
termasuk dalam Dokumentasi Keperawatan yang kepala unit atau kepala ruangan untuk
komprehensif dan fleksibel untuk dapat mengarahkan staf perawatnya dalam melakukan
dipraktekkan, menjaga kualitas dan asuhan keperawatan dengan tepat. Penelitian lain
kesinambungan perawatan. menunjukkan dengan dokumentasi yang baik dan
Perawat membutuhkan komunikasi dan tepat sangat membantu dalam menurunkan angka
informasi tentang pasien yang akurat dan pada readmisi pasien ke RS karena pada form
waktu yang tepat yang didapat bisa dari sesama pengkajian adanya edukasi yang diberikan kepada
perawat maupun dari anggota tim kesehatan pasien dan keluarga/klien (Layton, 2019).
lainnya. Komunikasi yang efektif dan efisien antara Asuhan keperawatan yang baik dilihat dari
anggota tim kesehatan satu dengan yang lainnya kualitas dokumentasi keperawatan yang juga
dapat menentukan keberhasilan suatu menjadi bukti kualitas asuhan keperawatan
dokumentasi keperawatan (Sitepu, 2018). (Juniarti, omantri & Nurhakim, 2020). Menurut
Sebagai seorang perawat salah satu tugas dan Carpenito (2015) bahwa format dokumentasi masih
tanggung jawabnya adalah melakukan banyak ragamnya sehingga perawat merasa rumit
pendokumentasian dengan baik dan benar serta dan banyak memakan waktu, maka diperlukan
berkesinambungan dengan perawat yang merawat sistem dokumentasi yang efisien, komprehensif,
sebelumnya maupun perawat yang akan merawat dapat mengkomunikasikan lebih banyak data
pasien tsb mulai dari pengkajian hingga evaluasi dalam waktu yang lebih sedikit dan sesuai standar
pasien. Pendokumentasi keperawatan menjadi yang berlaku. Di Era Revolusi Industri 4,0
bermakna/bernilai dilihat dari berbagai aspek memberikan pengaruh terhadap profesi perawat.
seperti aspek hukum, kualitas pelayanan, Dokumentasi asuhan keperawatan saat ini
komunikasi, pendidikan, penelitian, akreditasi dan mengarah kepada Elektronic Medical Record
keuangan. Pada penelitian kasus pasien jiwa (EMR).
pendokumentasian yang baik akan Standar Peningkatan Mutu dan Keselamatan
mengembalikan dana yang tinggi dari asuransinya Pasien dalam SNARS 2018 pada butir 2.1
(Hamilton, 2019). menyatakan Rumah Sakit menyediakan teknologi
Kelengkapan dokumentasi keperawatan dan dukungan lainnya untuk mendukung sistem
merupakan salah satu indikator mutu asuhan manajemen data, pengukuran mutu terintegrasi
keperawatan yang diberikan. Dokumentasi sesuai dengan perkembangan teknologi informasi
keperawatan dapat pula menjadi salah satu Rumah Sakit, mempunyai regulasi sistem
indikator kinerja perawat. manajemen data mulai dari pengumpulan,
Harapan masyarakat akan jaminan mutu pelaporan, analisis, validasi, serta publikasi data
asuhan keperawatan akan terwujud apabila untuk internal RS dan eksternal RS. Publikasi data
kelengkapan dan akurat pencatatan data klien, tetap harus memperhatikan kerahasian pasien
menjadikan tugas perawat lebih mudah dan ringan sesuai dengan peraturan perundang undangan..
dalam membantu menyelesaikan masalah pasien Penelitian yang dilakukan oleh Kristianto, Waluyo,
dan untuk mengetahui sejauh mana masalah Gayatri et.al (2019) menunjukkan bahwa aplikasi
pasien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah dokumentasi asuhan keperawatan baik yang
baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui menggunakan Paper Base maupun Soft Ware

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

537
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

Base Method dalam mendeteksi awal komplikasi dimana semua ide, masukan dan pemikiran
diabetis pada kaki dan ketepatan menentukan seorang manajer dituangkan untuk dapat
faktor faktor resiko, tidak ada perbedaan dalam dilaksanakan, meliputi perencanaan strategis dan
kedua metode tsb tetapi Indeks ketepatan operasional, perencanaan waktu, tenaga,
ditunjukkan pada metode software dibandingkan keuangan, perubahan, jenjang karir bagi perawat.
dengan metode paper based dalam Perencanaan adalah langkah awal yang
mengidentifikasi faktor resiko pada kaki pasien membantu organisasi menentukan tujuan, sasaran,
Diabetes. arah serta hasil yang diharapkan dari kegiatan
Bottom nursing management dalam hal ini yang akan dilakukan. Perencanaan meliputi
kepala ruang/unit bertanggung jawab dalam perumusan, misi, filosofi, sasaran, peraturan,
pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan di kebijakan dan prosedur.
unit ruang rawat yang dipimpinnya. Peran dan Organizing adalah pelaksanaan manajemen,
fungsi kepala Unit menjadi strategis dan berjalan dengan baik apabila perencanaan
berkontribusi dalam meningkatkan mutu asuhan dilaksanakan sebaik dan seoptimal mungkin
keperawatan melalui peningkatan kualitas dengan pengorganisasian yang baik.
dokumentasi proses keperawatan di ruangan. Pengorganisasian asuhan keperawatan yang
Dalam melaksanakan supervisinya kepala ruangan dilakukan dengan baik, mempertimbangkan jumlah
mengkoordinasikan sistem kerjanya itu antara lain pasien pada Unit/ruang perawatan.
dengan cara membimbing, memberikan contoh
(role model), mengarahkan dan menilai atau Staffing
mengevaluasi. Melalui kegiatan bimbingan yang Pelaksanaan pengelolaan staf meliputi
dilakukan supervisor diharapkan dapat rekrutmen, seleksi, penempatan, penentuan
memperbaiki dan memberi masukan atas kebutuhan staf, team building. Sosialisasi dan
kekurangan yang dilakukan perawat ketika sedang edukasi terhadap staf, memfasilitasi kebutuhan staf
menjalankan tugasnya. Supervisi yang diharapkan serta membuat peraturan yang berhubungan
bisa bersifat meta supervisi (Rahmawati, 2016 ; dengan staf misalnya jumlah tenaga perawat yang
Solehati & Hastuti, 2017 ; Kisthinios & Carlson, ada, jumlah perawat yang cuti, jumlah perawat
2019). yang mengikuti pendidikan lanjut, komposisi
Hasil observasi dan kuestioner di Rumah Sakit kompetensi perawat yang ada dan lain lain.
Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita yang telah
menggunakan Elektronik Medical Record (EMR) Actuating
menyatakan dokumentasi proses keperawatan Fungsi yang ke-empat adalah melakukan
sesuai standar 90 responden (51%) dan yang pengarahan kepada stafnya agar melaksanakan
belum sesuai standar 86 responden (49% ) dari tugas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan
176 responden, sedangkan persepsi perawat pada perencanaan. Manajer keperawatan harus
terhadap supervisi asuhan keperawatan baik mengarahkan dan memotivasi stafnya dengan
sebanyak 51 responden ( 29% ) dan persepsi komunikasi dan peran interpersonal yang baik
perawat terhadap supervisi asuhan keperawatan serta menciptakan suasana lingkungan kerja yang
kurang baik 125 responden (71%). Pengarahan kondusif. Supervisi dokumentasi asuhan
yang dilakukan oleh kepala unit /kepala ruangan keperawatan termasuk dalam fungsi pengarahan
sebagai salah satu fungsi manajemen ka Unit kepada stafnya dalam menjalankan
memberikan manfaat yang signifikan terhadap pencatatan yang baik dan tepat untuk
mutu pelayanan keperawatan karena menjadi meningkatkan mutu asuhan dan pelayanan
indikator peningkatan mutu asuhan keperawatan keperawatan dengan menurunkan kejadian cidera,
(Harmatiwi, Sumaryani, & Rosa, 2017; Muhith, resiko jatuh dan resiko infeksi.
2017; Shanti, 2018).
Fungsi manajemen memiliki 5 domain Controlling
diantaranya planning, organizing, staffing, Fungsi kelima dan terakhir dari kegiatan
actuating dan controlling (Marquis, & Huston, manajemen adalah fungsi pengendalian dimana
2015). Planning adalah fungsi perencanaan seorang manajer melakukan pengawasan

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

538
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

terhadap hasil kerja dari stafnya apakah sudah pendokumentasian asuhan keperawatan. Apakah
sesuai dengan standar prosedur dan tujuan yang Kepala unit melakukan supervisi secara berkala
diharapkan. Beberapa kegiatan pengawasan dan menyeluruh terhadap seluruh stafnya dalam
meliputi pengawasan mutu, penilaian kerja dan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
pengelolaan terhadap staf yang perlu pembinaan. yang berkesinambungan? Apakah Kepala Seksi
Selain melakukan fungsi manajemen, seorang Monitoring dan Evaluasi Bidang Pelayanan
pemimpin keperawatan juga melakukan perannya. Keperawatan sudah mengingatkan Kepala Unit
dalam melakukan supervisi dokumentasi asuhan
Peran Interpersonal keperawatan?
Peran ini harus dimiliki oleh seorang manajer Melalui Residensi pengelolaan pelayanan
keperawatan dengan menunjukkan sikap manajer keperawatan peminatan Kepemimpinan dan
sebagai simbol (figure head) dari profesi Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu
keperawatan di rumah sakit melalui kehadirannya Keperawatan Universitas Indonesia melakukan
dan eksisitensinya dalam acara formal maupun observasi dan kuestioner di salah satu rumah sakit
informal di RS mewakili profesi perawat. di Jakarta, mulai 27 Oktober s/d 12 Desember
Manajer perawat juga bertanggung jawab 2019
memberikan arahan dan motivasi kepada staf
(peran Leader) dan menjaga hubungan dengan METODE PENELITIAN
pihak luar organisasi untuk mendapatkan informasi Metode yang digunakan pilot project dengan
yang dibutuhkan (peran Liaison) observasi dan penyebaran kuestioner
menggunakan google form Kuestioner persepsi
Peran Informational perawat terhadap supervisi asuhan keperawatan
Manajer sebagai monitor yaitu menerima Kepala Unit pada bulan Oktober 2019 diberikan
berbagai informasi dan memantaunya, dalam kepada 176 responden yang terdiri dari Perawat
memberikan dan menerima informasi dari berbagai Pelaksana dan Leader yang dilaksanakan dari
sumber, menyebarkan informasi yang telah tanggal 5 sd 16 Nopember 2019 di area
diterima dari luar maupun dalam organisasi kepada pengumpulan data kuestioner : Intermediate
staf , anggota organisasi (peran disseminator) Medical, Intermediate Bedah, Instalasi Cardio
serta menjadi perwakilan dari organisasi maupun Vascular Critical Unit, Gedung Perawatan II lantai
profesi saat menyampaikan informasi/melakukan 3, Gedung Perawatan II lantai 4, Gedung
kegiatan mengenai organisasi/profesinya kepada Perawatan II lantai 5, ICU Anak, Paviliun
pihak luar (peran spokesperson). Sukaman, IGD, Poliklinik Umum. Area observasi
Intermediate Medical, Intermediate Bedah,
Peran Desicional Instalasi Cardio Vascular Critical Unit, Gedung
Manajer keperawatan mencari kesempatan dan Perawatan II lantai 3, Gedung Perawatan II lantai
menginisiasi proyek perubahan dalam organisasi 4, Gedung Perawatan II lantai 5, ICU Anak,
(Enterpreneur), melakukan kegiatan perbaikan Paviliun Sukaman, IGD.
saat organisasi menghadapi gangguan atau Perhitungan Jumlah Sampel menggunakan
masalah (Disturbance Handler), membuat atau rumus Lemeshow dengan populasi perawat
menyetujui keputusan organisasi (Resources Pelaksana dan Leader sebanyak 807 orang,
Allocator) dan mewakili organisasi dalam proses didapat 158 perawat. Perawat pelaksana dan
negosiasi. Leader yang berpartisipasi mengisi kuestioner 176
Saat ini apakah Kepala Unit/ Kepala Ruangan orang
sudah menjalankan fungsi pengarahan dan
supervisi terhadap staf perawatnya dalam

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

539
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

HASIL

Tabel. Hasil Analisis Kuesioner dan Observasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan

Item Prosentase(%)

Pengisian identitas pasien 100


Pengkajian pasien 84.26
Rumusan masalah sesuai hasil pengkajian 79.63
Rencana intervensi sesuai rumusan masalah 79.63
Implementasi dilaksanakan sesuai intervensi yang disusun pada NCP 64.81
(Nursing Care Plan)
Implementasi didokumentasikan sesuai intervensi yang dilakukan 76.85
Analisis SOAP pada evaluasi perkembangan pasien 79.63

Responden sejumlah 176 perawat yang keperawatan belum berkesinambungan, potensi


mengisi kuestioner, data dikumpulkan dan diolah. optimalisasi peningkatan mutu dan keselamatan
Observasi dokumentasi proses asuhan pasien, potensi optimalisasi pengembangan
keperawatan dilakukan pada 108 Rekam Medik di jenjang karir perawat dan potensi optimalisasi audit
9 ruang perawatan dengan pengamatan pada form keperawatan. Dari ke 5 masalah tersebut, supervisi
Assesmen Awal pasien, form Rencana Asuhan dokumentasi asuhan keperawatan termasuk dalam
Pasien, Form Observasi dan Implementasi 3 prioritas tsb. Beberapa karakteristik respon
Keperawatan dan form CPPT (Catatan diantaranya dari usia, jenis kelamin, pendidikan,
Perkembangan Pasien Terintegrasi) didapatkan lama bekerja, posisi dalam tim.
hasil Pengisian Identitas Pasien 100%, Pengkajian Masalah yang sudah disepakati dilakukan POA
Pasien 84,26%, Rumusan Masalah Sesuai Hasil (Plan of Action) dengan menetapkan tujuan,
Pengkajian 79,63%, Rencana Intervensi Sesuai menguraikan kegiatan, indicator keberhasilan,
Rumusan Masalah 79,63%, Implementasi waktu dan tempat pelaksanaan, penanggung
dilaksanakan sesuai Intervensi yang disusun di jawab, sasaran dan metodenya. Kegiatan
Nursing Care Plan (NCP) 64,81%, implementasi di penyusunan POA ini akhirnya menentukan
dokumentasikan sesuai intervensi yang dilakukan rencana pembuatan Pedoman Supervisi
76,85%, analisis SOAP pada evaluasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan, Instruksi Kerja
perkembangan pasien 79,63%. Supervisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan,
Prioritas masalah berdasarkan metode PAHO Instrument Supervisi Dokumentasi Asuhan
yaitu dengan melihat seringnya masalah keperawatan.
terjadi/Magnitude, besar kerugian yang Person In charge (PIC) yaitu Kasie Monitoring
ditimbulkan/severity, masalah dapat dan Evaluasi, Ka Instalasi Ruang Intensif dan Ka
dipecahkan/vulnerability, berfokus pada Instalasi Ruang Rawat Average melakukan
keperawatan/Nurse Concern, ketersediaan sumber perumusan yang baku Panduan, Instruksi Kerja,
daya/Affordability dengan menggunakan skala dari Instrument dan uji coba Instrument Supervisi
nilai 1(sangat kurang penting) sampai dengan nilai dokumentasi asuhan keperawatan, kemudian
5(sangat penting) bersama dengan Bidang melakukan diskusi dan sosialisasi pada beberapa
Pelayanan Keperawatan dan jajaran nya Kasie ruangan sehingga ditentukan draft Panduan
Rawat Inap, Kasie Rawat Jalan, Kasie Monitor dan Supervisi Dokumentasi Asuhan keperawatan,
Evaluasi, Ka Instalasi Gedung Perawatan II, Ka Instruksi Kerja Supervisi Dokumentasi Asuhan
Instalasi Ruang Intensif, semua Ka Unit, Komite Keperawatan serta Instrument Supervisi
Keperawatan serta Manajemen Pelayanan Pasien. Dokumentasi Asuhan Keperawatan.
Lima masalah yang teridentifikasi yaitu Bentuk supervisi yang akan dilaksanakan dapat
pelaksanaan handover dengan metode SBAR secara langsung bersama dengan perawat
belum optimal, pendokumentasian asuhan pelaksana dengan sebelumnya melakukan kontrak

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

540
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

waktu tempat dan bisa juga supervisi secara tidak Evaluasi/Supervisi pendokumentasian sedang
langsung dengan melihat pendokumentasian staff dalam tahap peningkatan dengan
perawat dalam EMR nya. mempertimbangkan kondisi dan situasi yang ada
dan perencanaan 6 M (Man, Money, Methods,
PEMBAHASAN Machines, Material, Market) karena beberapa hal
Supervisi Dokumentasi Asuhan Keperawatan yang menjadi kendala waktu kesibukan masing
menggunakan analisa SWOT masing Bagian/Unit. Budaya kerja dan motivasi
(Strength,Weakness,Opportunist,Threat). Analisa karyawan yang masih kurang dengan
SWOT merupakan bagian dari proses penilaian kecenderungan mengerjakan hal hal bersifat
kondisi RS dan gambaran ke depannya. Analisa rutinitas.
SWOT yang tepat membantu mengetahui posisi RS X ini mempunyai peluang adanya
RS dalam mempengaruhi proses pencapaian kebijakan remunerasi dari Kemenkes untuk
tujuan. Analisa SWOT juga merupakan metode menunjang kinerja karyawan, adanya kebijakan
penyusunan strategis yang digunakan untuk pemerintah tentang kesehatan jantung untuk
mengevaluasi sebuah organisasi yang terdiri dari menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat
kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), penyakit jantung, tingginya permintaan masyarakat
peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) untuk layanan kesehatan pasien dengan penyakit
(Ayuningtyas, Widyaatmaja & Sulistyawati, 2015; jantung yang bermutu dan berkualitas.
Susanti, et.al , 2020; Hidayat, 2020). Dengan semakin meningkatnya tuntutan pasien
RS X ini memiliki visi dan misi yang dipahami maupun masyarakat terhadap mutu pelayanan dan
oleh karyawan sebagai acuan kerja, menjadi pusat kenyamanan memungkinkan adanya komplain dan
layanan kekhususan tersier dengan subspesialis tuntutan pasien dan keluarganya. Bidang
penyakit jantung, sudah terakreditasi standar keperawatan mempersiapkan pelayanan
manajemen mutu nasional dan international yaitu keperawatannya dengan melakukan peningkatan
SNARS dan JCI dan dievaluasi survey tiap tahun maupun perbaikan. Draft Panduan Supervisi
oleh team surveyor, mempunyai pengelolaan Dokumentasi Asuhan Keperawatan, draft Instruksi
keuangan secara mandiri dengan kebijakan BLUD, Kerja beserta Instrument Supervisi Dokumentasi
lokasi yang strategis memudahkan akses pasien Asuhan Keperawatan yang diperbaharui dapat
dan pengunjung, mempunyai sarana dan membantu memudahkan proses supervisi.
prasarana yang lengkap dalam penanganan kasus Instrument yang sudah diuji coba membutuhkan
jantung termasuk sudah berjalannya dokumentasi waktu sekitar 7 s/d 10 menit proses supervisi
asuhan keperawatan berbasis elektronik secara setiap perawat. Keberlanjutan inovasi ini akan
bertahap memudahkan perawat dalam melakukan dipelajari kembali oleh Bidang Pelayanan
pendokumentasian dan memudahkan supervisor Keperawatan dengan tim Kasie Monitoring dan
dalam melakukan supervisinya. Sarana penunjang Evaluasi beserta jajarannya untuk dimasukkan
perangkat software pun terus ditingkatkan jumlah dalam salah satu Rencana Program tahun 2020
dan programnya dengan seringnya tatap muka dan (Renpro) Bidang Pelayanan Keperawatan
diskusi dengan bagian Informasi Teknologi (IT) RS termasuk Supervisi Handover dan Sasaran
ini sehingga sangat membantu dalam melakukan Keselamatan Pasien.
tugasnya. Kelemahan yang diobservasi oleh penulis
Saat ini pun Rumah Sakit ini merekrut minimal adalah belum kesinambungannya antara
S1 Keperawatan dengan masa orientasi perawat pengkajian dengan intervensi dan implementasi
baru serta mengikuti proses jenjang karir yang serta evaluasi tiap diagnose yang ada. Pengkajian
sudah ditetapkan sehingga kompetensi proses ulang pun sudah seharusnya dilakukan setiap
pendokumentasian asuhan keperawatan relatif melakukan asuhan keperawatan pada pasien yang
baik. Adanya pembelajaran di unit maupun di dirawat bukan hanya pada pasien baru. Beberapa
bidang pelayanan keperawatan memberikan hal perlu ditingkatkan adalah belum optimalnya
kemudahan dan berbagi ilmu dan pengetahuan pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan
yang dilakukan minimal 1 minggu sekali. yang berkesinambungan karena keterbatasan
waktu dan kemampuan analisa data (sebagian

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

541
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

perawat masih D3 Keperawatan sebanyak 30%) Fungsi actuating/directing pada Kepala


dan dipengaruhi oleh motivasi bekerja. Unit/Ruang dalam supervisi dokumentasi asuhan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh keperawatan antara lainnya :
Kepala Unit/Ruang RS ini yang sudah dijalankan 1. Menggunakan kewenangan legitimasi untuk
dan akan terus dipertahankan dan ditingkatkan memberikan system penghargaan formal
dalam melakukan peran dan fungsi dengan mengajukan ke bidang pelayanan
Actuating/Directing/pengarahan untuk keberhasilan keperawatan
dokumentasi asuhan keperawatan (Marquis & 2. Menggunakan umpan balik positif untuk
Huston, 2015). Perannya antara lain : menghargai stafnya
1. Mengenali setiap stafnya sebagai individu unik 3. Menyusun tujuan unit yang menyatukan
yang termotivasi oleh cara/hal yang berbeda kebutuhan unit dan stafnya
2. Mengidentifikasi system nilai individu dan 4. Memelihara suasana unit yang menghilangkan
bersama di unit tersebut serta menerapkan atau mengurangi ketidakpuasan stafnya
system penghargaan yang konsisten dengan terhadap pekerjaan
nilai tsb. Saat ini ada system penghargaan 5. Meningkatkan lingkungan unit yang berfokus
moril maupum material dalam bentuk Nurse of pada hal hal yang dapat memotivasi stafnya
the Month dan Nurse of the Year yang 6. Menciptakan dukungan yang dibutuhkan untuk
berkaitan dengan peningkatan remun nya mempertahankan produktifitas dan mendorong
3. Mendengarkan dengan penuh perhatian kepuasan kerja stafnya
terhadap nilai dan sikap individu dan bersama 7. Mengkomunikmasikan harapan dengan jelas
untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak kepada stafnya
terpenuhi yang dapat menyebabkan 8. Menunjukkan dan mengkomunikasikan rasa
ketidakpuasan hormat yang tulus, perhatian, percaya diri dan
4. Mendorong stafnya untuk aktualisasi diri rasa memiliki kepada stafnya
dengan mengikutsertakan setiap even kegiatan 9. Memberi tugas kerja yang sesuai dengan
yang ada seperti berbagai lomba di lingkungan kemampuan stafnya
interen RS maupun even diluar lingkungan RS 10. Mengidentifikasi prestasi, afiliasi atau hak staf
5. Mempertahankan citra yang positif dan dan menyusun strategi motivasi yang tepat
antusias sebagai role model untuk stafnya untuk memenuhi kebutuhan tsb.
6. Memberikan pembinaan, dukungan dan
bimbingan pada stafnya Bidang pelayanan keperawatan memberikan
7. Menyediakan waktu dan tenaga untuk kesempatan yang luas untuk memperdalam
menciptakan suasana lingkungan yang pengetahuan tentang dokumentasi keperawatan,
mendukung dan memberikan semangat bagi memfasilitasi untuk pembelajaran tiap unit
stafnya ( kegiatan Family Gathering, Tim seminggu sekali dan adanya pertemuan rutin
Building) dengan bidang pelayanan keperawatan terkait
8. Mengembangkan visi misi unitnya yang dengan pendokumentasian keperawatan berbasis
memahami keunikan setiap stafnya dan elektronik yang dilakukan setiap Kamis pagi.
meningkatkan system penghargaan yang Kondisi masyarakat yang sudah semakin maju
menciptakan semua staf adalah “sang juara” dengan keterbukaan informasi dan teknologi serta
9. Memberikan kepercayaan kepada staf bahwa persaingan RS khusus jantung lain yang sudah
mereka diharapkan dapat memenuhi tujuan ada di Jakarta membutuhkan pelayanan
organisasi yang ditunjukkan melalui tindaka kesehatan terutama pelayanan dan asuhan
dan kata kata keperawatan semakin canggih dan komprehensif
10. Sadar diri dan antusiasme diri dalam bekerja selain dengan adanya dokumentasi keperawatan
dan melakukan langkah langkah untuk yang tepat menjadi salah satu indikator mutu
memotivasi diri kembali jika dibutuhkan. pelayanan keperawatan.

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

542
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

SIMPULAN DAN SARAN Harmatiwi, D. D., Sumaryani, S., & Rosa, E. M.


Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (2017). Evaluasi Pelaksanaan Supervisi
yang terdapat pada SNARS 2018 sebagai Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
pedoman akreditasi menjadi kewajiban bagi setiap Panembahan Senopati Bantul. Jurnal
RS untuk melakukannya. Sebagai salah satu tugas Medicoeticolegal dan Manajemen Rumah Sakit,
perawat dalam melakukan asuhan 6(1), 47-54.
keperawatannya adalah mendokumentasikan
asuhan keperawatan dengan baik dan benar.
Perawat pelaksana dalam mendokumentasikan Hidayat, F. (2020). Konsep Dasar Sistem Informasi
mendapatkan bimbingan, arahan dan supervisi dari Kesehatan. Deepublish.
Kepala Ruang/Unit sehingga berjalan dengan baik
benar dan berkesinambungan. Juniarti, R., Somantri, I., & Nurhakim, F. (2020).
Peran dan fungsi manajer keperawatan di Gambaran Kualitas Dokumentasi Asuhan
ruangan/unit menjadi hal yang penting dalam Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Dr.
menciptakan keberhasilan pelaksanaan Slamet Garut. Jurnal Keperawatan BSI, 8(2),
pendokumentasian asuhan keperawatan dengan 163-172.
benar. Supervisi dapat dilakukan secara langsung
atau dan tidak langsung, bertahap, berjenjang dan Kisthinios, M., & Carlson, E. (2019). The content of
memerlukan kontrak dan kesiapan kedua belah meta‐supervision in a nursing educational
pihak baik Supervisor maupun supervisi.
context. Nursing Open, 6(2), 401-407.
Pelaksanaan supervisi sebaiknya diatur
sebagai sebuah pembelajaran yang baik dan
kondusif sehingga tidak menimbulkan keengganan, Layton, P. G. (2019). Minimizing Congestive Heart
kekhawatiran dan ketidaknyamanan bagi perawat Failure Readmissions from the Nursing Home
Pelaksana Through Focused Nursing Education (Doctoral
dissertation).
DAFTAR PUSTAKA
Marquis, B. L., & Huston, C. J. (2015).
Ayuningtyas, A. F., Widyatmaja, I. G. N., & Kepemimpinan dan manajemen keperawatan:
Sulistyawati, A. S. (2015). Strategi Pemasaran teori dan aplikasi. Jakarta: EGC.
Untuk Meningkatkan Tingkat Penjualan Produk
di Sang Spa Ubud Bali. Jurnal Kepariwisataan Muhith, A. (2017). Pengembangan model mutu
dan Hospitalitas, 3(1), 199-210. asuhan keperawatan dan MAKP. Publikasi
hasil penelitian, 1-200.
Carpenito-Moyet, L. J. (2015). Nursing diagnosis:
Application to clinical practice. Lippincott
Williams & Wilkins. Perry, A. G., & Potter, P. A. (2010). Mosby's
Pocket Guide to Nursing Skills and Procedures-
Fatihah, W. M. (2020). Peran kinerja perawat E-Book. Elsevier Health Sciences.
dalam perencanaan asuhan keperawatan.
Rahmawati, N. (2016). Analisis peran supervisi
Hamilton, A. R. (2019). A clinical documentation pimpinan terhadap kinerja pegawai
practice improvement to increase insurance puskesmas (Doctoral dissertation, Universitas
reimbursement. Negeri Semarang).

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

543
Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 14, No.4, Desember 2020: 536-544

Optimalisasi peran & fungsi manajemen kepala ruangan dalam supervisi dokumentasi asuhan keperawatan
di rumah sakit x Jakarta

Shanti, D. (2018). Analisis hubungan pelaksanaan Solehati, D. E., & Hastuti, Y. D. (2017). Hubungan
fungsi pengarahan kepala ruangan dengan Persepsi Supervisi dengan Perilaku Perawat
kepuasan kerja perawat pelaksana di ruang dalam Menerapkan Patient Safety di Instalasi
rawat inap RS tingkat III Dr. Reksodiwiryo Rawat Inap RSUD Tugurejo (Doctoral
Padang (Doctoral dissertation, Universitas dissertation, Faculty of Medicine).
Andalas).
Susanti, S. S., Anggraini, D. D., Perangin-angin, M.
Siswanto, L. H., Hariyati, R. T. S., & Sukihananto, A., Girsang, B. M., Ritonga, I. L., Tahulending,
S. (2013). Faktor-Faktor yang berhubungan P. S., & Purba, D. H. (2020). Manajemen dan
dengan kelengkapan pendokumentasian Kepemimpinan dalam Keperawatan. Yayasan
asuhan keperawatan. Jurnal Keperawatan Kita Menulis.
Indonesia, 16(2), 77-84.

Sitepu, N. B.(2018). Hubungan manajemen waktu


perawat pelaksana dengan pendokumentasian
asuhan keperawatan di ruang rawat inap rumah
sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2018.

Teresa * Magister Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
1

*Email: [email protected]
Tuti Afriani Departemen Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI)
2

Tini Suminarti Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan Rumah Sakit Jantung Pembuluh Darah Harapan Kita Kampus FIK UI
3

544

You might also like