Analisis Senyawa Alkaloid Dan Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Sirih (Piper Betle L) Terhadap Bakteri Staphylococcus Epidermidis

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

eISSN 2337-330X eBiomedik.

2020;8(2):173-179
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ebm.8.2.2020.28963
KemenRistekdikti RI No. 30/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/ebiomedik

Analisis Senyawa Alkaloid dan Uji Daya Hambat Ekstrak Buah Sirih (Piper betle L)
terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis

Regina F. Tjandra,1 Fatimawali,1 Olvie S. Datu1

1
Program Studi Farmasi Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sam
Ratulangi Manado
Email: [email protected]

Abstract: Betel fruit contains saponins, tannins, alkaloids, flavonoids, and steroids which are
antibacterial compounds. Alkaloids are one of the secondary metabolites that are found in
nature and have physiological activity. This study aims to determine the presence of alkaloid
content in betel fruit and to determine the inhibitory activity of betel fruit extract against
Staphylococcus epidermidis bacteria. This study is using the disc method in the antibacterial
test, TLC method, color reaction and UV-Vis spectrophotometry to determine the presence of
alkaloids in betel fruit. The results showed that betel extract contained alkaloids, as evidenced
by the presence of orange stains on TLC with chloroform: methanol (1: 4) eluent sprayed with
Dragendrof reagents. UV-Vis spectrophotometer analysis results, the alkaloids are at a
maximum wavelength of 282 nm.The results of the antibacterial activity test of betel extract
against Staphylococcus epidermidis shows that the concentration of 10% and 20% had a
strong antibacterial activity with an average inhibition zone of 12.8 ± 1.40 mm and 15.03 ±
0.723 mm and a concentration of 40% had Antibacterial activity is very strong with an average
inhibition zone of 21.53 ± 1.530 mm. In conclusion, betel fruit extract contains alkaloid
compounds and has antibacterial activity with strong to very strong categories.
Keywords: Betel Fruit (Piper betle L), Alkaloids, Antibacterial, Staphylococcus epidermidis.

Abstrak: Buah sirih memiliki kandungan saponin, tanin, alkaloid, flavonoid, dan steroid yang
merupakan senyawa antibakteri. Alkaloid merupakan salah satu metabolit sekunder yang
banyak ditemukan di alam dan mempunyai aktivitas fisiologis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui adanya kandungan alkaloid pada buah sirih dan untuk mengetahui adanya
aktivitas daya hambat dari ekstrak buah sirih terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis.
Penelitian ini menggunakan metode cakram pada uji antibakteri, metode KLT, reaksi warna
dan Spektrofotometri UV-Vis untuk mengetahui adanya alkaloid pada buah sirih. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak buah sirih memiliki kandungan alkaloid, terbukti
dengan adanya noda berwarna jingga pada KLT dengan eluen kloroform:methanol (1:4) yang
disemprotkan pereaksi Dragendrof. Hasil analisis Spektrofotometer UV-Vis, alkaloid tersebut
berada pada panjang gelombang maksimum 282 nm. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak
buah sirih terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis diperoleh bahwa konsentrasi 10% dan
20% memiliki aktivitas antibakteri kuat dengan zona hambat rata-rata sebesar 12,8±1,40 mm
dan 15,03±0,723 mm serta konsentrasi 40% memiliki aktivitas antibakteri sangat kuat dengan
zona hambat rata-rata sebesar 21,53±1,530 mm. Sebagai kesimpulan ekstrak buah sirih
mengandung senyawa alkaloid dan memiliki aktifitas antibakteri dengan kategori kuat sampai
sangat kuat.
Kata kunci : Buah Sirih (Piper betle L), Alkaloid, Antibakteri, Staphylococcus epidermidis

PENDAHULUAN tumbuhan yang baru terdata dan yang


Di Indonesia, dikenal lebih dari 20.000 dimanfaatkan hanya ± 300 sebagai obat
jenis tumbuhan obat, namun ± 1.000 jenis tradisional.1 Bahan obat tradisional baik

173
174 eBiomedik, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 173-179

yang berasal dari hewan maupun dari proses kemotaktik inflamasi serta pemben-
tumbuhan banyak digunakan untuk tukan enzim lipolitik pengubah fraksi
mengatasi berbagai masalah kesehatan sebum menjadi massa padat, yang menye-
sejak zaman dahulu. Pengobatan dengan babkan terjadinya penyumbatan pada salu-
obat tradisional merupakan salah satu ran kelenjar sebasea.7
alternatif untuk memenuhi kebutuhan dasar
masyarakat dibidang kesehatan.2 METODE PENELITIAN
Penggunaan ekstrak tumbuhan yang Penelitian ini dilakukan pada bulan
memiliki aktivitas antimikroba sangat Oktober 2019 – Februari 2020 di laborato-
membantu dalam penyembuhan. Salah satu rium Farmasi Lanjutan Program Studi
tanaman yang memiliki kemampuan seba- Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu
gai antibakteri adalah Sirih hijau (Piper Pengetahuan Alam Universitas Sam Ratu-
betle L.).3 Daun sirih hijau digunakan langi Manado. Adapun jenis penelitian ini
sebagai obat batuk, obat cacing, dan anti- adalah penelitian eksperimental labora-
septik luka. Daun sirih hijau mengandung torium.
berbagai macam kandungan kimia, antara Sampel diambil dari desa Komba,
lain minyak atsiri, terpinen, seskuiterpen, Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura,
fenilpropan, dan terpen. Terdapat pula Papua, dengan ketinggian tempat 500 meter
katekin dan tannin yang termasuk senyawa diatas permukaan laut dengan lintang utara
polifenol. Selain itu terkandung juga 2°33'52.7" dan lintang selatan 140°30'
alkaloid, flavonoid, fenol dan steroid.4 39.0".
Penelitian yang dilakukan oleh Darma- Identifikasi tanaman dilakukan di La-
wati mengenai isolasi dan karakterisasi boratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan
alkaloid dari daun sirih merah menunjukan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
bahwa daun sirih merah miliki kandungan Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratu-
senyawa alkaloid dengan jenis amina langi Manado.
primer alifatik.5 Berdasarkan penelitian itu, Ekstraksi. Sebanyak 582 g serbuk
peneliti tertarik melakukan penelitian iso- kering buah sirih yang sudah diayak
lasi dan identifikasi senyawa alkaloid dari diekstraksi dengan cara maserasi. Proses
ekstrak daun sirih hijau untuk mengetahui maserasi dilakukan dengan merendam
jenis alkaloid yang terdapat dalam daun sampel dengan etanol 96% sebanyak 3
sirih hijau. Liter selama 5×24 jam pada suhu ruang.
Alkaloid merupakan salah satu meta- Filtrat yang diperoleh disaring kemudian
bolit sekunder yang banyak ditemukan di dievaporasi hingga di dapat ekstrak kental.
alam dan mempunyai aktivitas fisiologis. Isolasi alkaloid. Ekstrak dipartisi
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai menggunakan campuran kloroform-air
antibakteri dengan mekanisme menggang- (1:1) dengan melarutkan ekstrak terlebih
gu komponen penyusun peptidoglikan pada dahulu dalam kloroform. Lapisan kloro-
sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel form (bagian bawah) dipisahkan dan di-
tidak terbentuk secara utuh dan menyebab- ekstraksi dengan asam asetat 5% hingga
kan kematian sel tersebut.6 terbentuk 2 lapisan. Lapisan asam (bagian
Bakteri Propionibacterium acnes dan atas) dipisahkan dan dibasakan dengan
bakteri Staphylococcus epidermidis meru- NH4OH pekat hingga pH 9−10, lalu
pakan penyebab dari penyakit jerawat yang diekstraksi kembali dengan kloroform. La-
banyak di derita masyarakat terutama rema- pisan kloroform dipisahkan dan dipekatkan
ja. Bakteri ini merupakan flora normal di dengan penguap putar hingga diperoleh
kulit, namun dapat bersifat invasif. Penye- ekstrak alkaloid total.
bab lain adanya zat nutrisi bagi bakteri Uji kromatografi lapis tipis. Uji
yang diproduksi dari sekresi kelenjar seba- pendahuluan di awali dengan diawasi plat
sea yakni air, asam amino, urea, garam dan KLT pada oven dengan suhu 105ºC selama
asam lemak. Bakteri ini berperan pada 10 menit. Fase diam yang digunakan adalah
Tjandra, Fatimawali, Datu: Analisis senyawa alkaloid…175

silika gel F254 dan fase gerak yang di- sirih sebanyak 0,5 g untuk konsentrasi
gunakan untuk mengelusi yaitu, kloroform: 10%, 1g untuk konsentrasi 20% dan 2g
metanol (1:4). Bercak yang terbentuk di- untuk konsentrasi 40% dan dilarutkan
amati dengan sinar tampak, lampu UV 254 dalam larutan DMSO 10% sampai 5 mL.
dan 366 nm, kemudian disemprotkan Kontrol negatif adalah larutan DMSO 10%.
pereaksi Dragendorf. Hasil positif akan Dan kontrol positif kertas cakram
ditunjukkan oleh noda jingga. tetrasiklin konsentrasi 30µg.
Spektrofotometri ultraviolet (UV- Pengujian daya hambat sampel
Vis). Spektrum UV-Vis diukur meng- terhadap bakteri uji. Medium NA
gunakan pelarut metanol p.a dengan nilai sebanyak 100 mL dicampur suspensi
cutoff 205 nm. Pengukuran diawali dengan bakteri sebanyak 3 mL lalu dimasukkan ke
perlakuan baseline (nilai serapan pelarut dalam cawan petri masing-masing seba-
dibuat 0), sehingga hasil yang terukur nyak 30 mL lalu dibiarkan memadat, kemu-
merupakan serapan dari sampel. Spektrum dian dimasukkan masing-masing kertas
UV-Vis menampilkan hubungan panjang cakram yang telah diteteskan ekstrak etanol
gelombang dan nilai serapan (absorbans). secara aseptis menggunakan pinset steril
Ciri khas senyawa alkaloid ialah adanya dan sebagai kontrol positif (+) digunakan
atom nitrogen yang memiliki pasangan kertas cakram tetrasiklin serta sebagai
elektron bebas. Atom nitrogen ini menye- kontrol negatif (-) digunakan larutan
rap sinar UV pada panjang gelombang DMSO 10%. Kertas cakram yang telah
>270 nm (Nururrahmah, 2013). mengandung ekstrak dimasukkan ke dalam
Peremajaan kultur murni bakteri. permukaan medium dengan jarak kertas
Satu koloni biakan murni bakteri Staphy- cakram satu dengan yang lainnya 2-3 cm
lococcus epidermidis diambil dengan dipinggir cawan petri. Kemudian diinku-
menggunakan ose steril dari kultur murni- basi pada suhu 37°C selama 1x24 jam.
nya, dipakai untuk peremajaan bakteri 4 Diamati zona bening yang terbentuk dan
tabung reaksi setiap tabung diisi 7 mL diukur diameter daerah hambatnya dengan
larutan nutrien agar dan selanjutnya jangka sorong.
diinokulasikan dalam medium nutrien agar Pengolahan data. Data-data diameter
(NA) miring, kemudian diinkubasikan hambat dan variasi kosentrasi hasil pengu-
dalam inkubator pada suhu 37°C selama jian aktivitas antibakteri dilakukan analisa
1x24 jam. data dengan One-Way ANOVA.
Pembuatan larutan McFarland 0,5.
Larutan H2SO4 1% sebanyak 9,95 mL HASIL PENELITIAN
dicampurkan dengan larutan BaCl2 .2H2O Hasil yang didapat dalam ektrasi
1,175% sebanyak 0,05 mL dalam erlen- tanaman buah sirih dari bobot kering 582 g
meyer. Kemudian dikocok sampai terben- menjadi ektrak kental yaitu 72,39 g dengan
tuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini pelarut etanol 96%. Gambar 1 menun-
dipakai sebagai standar kekeruhan suspensi jukkan hasil isolasi alkaloid dengan KLT
bakteri uji. yang ditandai dengan warna jingga dan
Pembuatan suspensi uji bakteri. gambar 2 menunjukkan hasil isolasi alka-
Bakteri uji pada media agar miring diambil loid dengan spektrofotometer UV-Vis pada
dengan menggunakan kawat ose steril lalu panjang gelombang 282nm.
disuspensikan ke dalam tabung yang berisi Tabel 2 merupakan hasil uji normalitas
15 mL larutan NaCl 0,9 % dalam tabung shapiro-wilk yang menunjukkan bahwa
reaksi kemudian dikocok hingga diperoleh data memiliki nilai p > 0,05 berarti data
larutan yang keruh. Kekeruhan ini dipakai tersebut terdistribusi normal. Data yang
sebagai standar kekeruhan suspensi bakteri terdistribusi normal merupakan syarat dari
uji. data parametric sehingga dapat dilakukan
Penyiapan larutan uji dan larutan pengujian dengan menggunakan One Way
kontrol. Ditimbang ekstrak kental buah Anova.
176 eBiomedik, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 173-179

Tabel 3. Uji varians data

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai p >


0,05, yang berarti data yang ada di dalam
penelitian ini memiliki varian yang sama
sehingga dapat dilakukan pengujian dengan
menggunakan One Way Anova.
Gambar 1. Hasil KLT dan KLT Preparatif
ekstrak alkaloid dengan eluen kloroform: Tabel 4. Uji One Way Anova
metanol (0,5ml:2ml). panjang gelombang
UV λ366.

Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji


One Way Anova terhadap kelompok per-
lakuan ekstrak etanol buah sirih memiliki
nilai p = 0,000. Karena nilai p < 0,05 maka
nilai rata-rata antar kelompok perlakuan
ekstrak etanol buah sirih adalah berbeda
bermakna. Untuk mengetahui kelompok
perlakuan yang memiliki perbedaan
bermakna tersebut, maka selanjutnya
dilakukan analisis post-hoc.
Gambar 2. Spektrum UV – Vis.
Tabel 5. Uji Analisis Post-Hoc (LSD)
Tabel 1. Hasil pengukuran diameter zona
hambat

Tabel 2. Uji normalitas Shapiro-Wilk Tabel 5 menunjukkan hasil dari uji


antibakteri dari tiga konsentrasi yang mem-
buktikan bahwa tiga konsentrasi memiliki
perbedaan bermakna.

BAHASAN
Proses ekstraksi menggunakan metode
ekstraksi cara dingin, yaitu maserasi meng-
gunakan 3000 mL pelarut etanol 96%,
Tjandra, Fatimawali, Datu: Analisis senyawa alkaloid…177

proses maserasi dilakukan selama 5 hari alkaloid dideteksi secara kualitatif dengan
hingga diperoleh ekstrak kental sebanyak menyemprotkan pereaksi Dragendorf pada
72,39 g. Metode maserasi dipilih karena kromatogram.
cara pengerjaan sederhana, peralatan yang Isolat alkaloid yang didapat selanjut-
mudah di dapat dan tidak memerlukan alat nya dianalisis menggunakan kromatografi
khusus, biaya operasionalnya relatif ren- lapis tipis untuk mengetahui jumlah kom-
dah, tanpa pemanasan. Proses ekstraksi ponennya. Isolat alkaloid yang didapat
dilakukan dengan menggunakan pelarut kemudian dilakukan pemisahan dengan
Etanol 96% karena pelarut ini menyari menggunakan KLT fase gerak eluen kloro-
hampir keseluruhan kandungan simplisia form : metanol (1:4). Hasil KLT meng-
baik non polar, semi polar, maupun polar.8 gunakan plat silika gel GF254 dan fasa gerak
Pelarut ini bersifat selektif, tidak beracun yang digunakan adalah campuran pelarut
dan bersifat universal yang cocok untuk kloroform : metanol (1:4).
mengekstrak semua golongan senyawa Pada hasil KLT menunjukkan noda
metabolit sekunder.9 yang terlihat jelas berwarna jingga dibawah
Alkaloid diisolasi berdasarkan prinsip sinar UV 366 yang berarti menunjukkan
ekstraksi asam-basa. Alkaloid memiliki adanya alkaloid (Gambar 1). Hal ini se-
sifat basa dari atom nitrogen penyusunnya. banding dengan penelitian yang dilakukan
Umumnya alkaloid di dalam tumbuhan sebelumnya yang menggunakan isolasi dari
terikat dengan asam organik membentuk daun bidara arab hasil KLT yang didapat
garam. Garam alkaloid ini yang kemudian pada sinar UV 366 yaitu noda yang ber-
diekstraksi dengan pelarut organik yang warna jingga. Dengan nilai Rf yang didapat
sesuai. Pelarut yang digunakan dalam yaitu 0,275. Berdasarkan Harbone nilai Rf
penelitian ini adalah kloroform. Kloroform alkaloid yang paling umum yaitu 0,07 –
dapat melarutkan alkaloid dengan baik dan 0,62 makanya buah sirih dinyatakan
telah umum digunakan dalam proses mengandung senyawa alkaloid.12
isolasi. Kloroform memiliki sifat semipolar Metode ini digunakan untuk meng-
sehingga dapat dengan baik melarutkan identifikasi senyawa alkaloid yang diper-
alkaloid. Namun, tidak hanya senyawa oleh dari pemisahan senyawa dengan KLT.
alkaloid yang terekstraksi, tetapi juga Pengaturan panjang gelombang pada ren-
senyawa metabolit sekunder lainnya yang tang 200-800 nm. Spektrum UV-Vis diukur
memiliki kepolaran berdekatan dengan menggunakan pelarut metanol p.a dengan
kloroform.10 Hal ini telah dibuktikan oleh nilai cutoff 205 nm. Pengukuran diawali
Hsieh yang menemukan senyawa diterpe- dengan perlakuan baseline (nilai serapan
noid, steroid, dan asetogenin juga terlarut pelarut dibuat 0), sehingga hasil yang
dalam kloroform.11 terukur merupakan serapan dari sampel.
Larutan asam organik atau anorganik Spektrum UV-Vis (Gambar 2) me-
digunakan untuk memisahkan alkaloid dari nampilkan hubungan panjang gelombang
senyawa metabolit sekunder lain yang ikut dan nilai serapan (absorbans). Nilai serapan
terekstraksi dalam kloroform. Alkaloid diperoleh pada panjang gelombang 282 nm.
akan terlarut dalam larutan asam karena Ciri khas senyawa alkaloid ialah adanya
kondisinya dalam bentuk garam. Penam- atom nitrogen yang memiliki pasangan
bahan NH4OH bertujuan melepaskan ikatan elektron bebas. Atom nitrogen ini menye-
alkaloid dengan asamnya sehingga alkaloid rap sinar UV pada panjang gelombang
kembali berada dalam kondisi bebas. >270 nm.13
Penambahan NH4OH dihentikan pada pH Dibandingkan dengan penelitian Mella
9−10. Selanjutnya alkaloid dalam kondisi dalam pelarut metanol dan sampel yang
bebas dapat diekstraksi dengan pelarut digunakan ekstrak daun sirsak hutan
kloroform. Untuk menentukan banyaknya terdapat kemiripan adanya alkaloid pada
senyawa alkaloid yang tereks-traksi, panjang gelombang serapan diperoleh pada
dilakukan uji KLT, lalu keberadaan panjang gelombang 210, 282, dan 359
178 eBiomedik, Volume 8, Nomor 2, Juli-Desember 2020, hlm. 173-179

nm.14 Dan dibandingkan dengan data UV dan kontrol positif. Untuk konsentrasi 40%
senyawa O-metilarmepavina Bhaumik memiliki konsentrasi bermakna dengan
dalam pelarut metanol, terdapat kemiripan seluruh konsentrasi lain juga terhadap
panjang gelombang antara hasil pengu- kontrol negatif dan kontrol positif.
kuran (282 nm) dan data pembanding (280 Buah sirih memiliki kandungan alka-
nm).15 loid yang merupakan senyawa antibakteri.
Perbedaan hasil yang didapat pada Hal ini didukung oleh penelitian Supomo
panjang gelombang ini mungkin disebab- yang menyatakan bahwa kulit buah mang-
kan oleh perbedaan kondisi atau posisi gis yang memiliki kandungan alkaloid,
atom nitrogen dalam strukturnya. Dan memiliki potensi antibakteri.16 Alkaloid
sampel yang digunakan memang berbeda memiliki kemampuan sebagai antibakteri
(Gambar 2). dengan mekanisme mengganggu komponen
Metode kertas cakram banyak diguna- penyusun peptidoglikan pada sel bakteri,
kan untuk menguji daya antibakteri suatu sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk
senyawa terhadap bakteri. Pada penelitian secara utuh dan menyebabkan kematian sel
ini dapat dilihat bahwa masing-masing tersebut.1
konsentrasi dapat membentuk zona hambat Kontrol negatif yang digunakan adalah
pada medium NA yang telah ditumbuhkan DMSO yang menunjukkan tidak adanya
bakteri Staphylococcus epidermidis yaitu zona hambat. Pelarut DMSO merupakan
konsentrasi 10% dengan rata-rata sebesar pelarut organik dan tidak bersifat bakteri-
12,8±1,40 mm yang berarti memiliki sidal.17 Kontrol positif yang digunakan
aktivitas antibakteri kuat, 20% sebesar adalah kertas cakram tetrasiklin dengan
15,03±0,723 mm yang berarti memiliki konsentrasi kertas cakram 30µg tetrasiklin
aktivitas antibakteri kuat, 40% sebesar hasil yang didapat untuk antibakteri adalah
21,53±1,530 mm yang berarti memiliki sedang dikarenakan menurut Busyron
aktivitas antibakteri sangat kuat, kontrol kertas cakram tetrasiklin sudah memiliki
negative tidak memiliki zona hambat dan resistensi sebesar 87,5% terhadap bakteri
kontrol positif memiliki zona hambat rata- gram positif.18
rata sebesar 7,1±2,163 yang berarti
memiliki aktivitas antibakteri sedang SIMPULAN
(Tabel 2). Data penelitian yang di dapatkan Ekstrak buah sirih memiliki kan-
dilakukan uji statistik yaitu uji One Way dungan alkaloid. Alkaloid tersebut berada
Anova, sebelum dilakukan uji tersebut pada panjang gelombang maksimum 282
harus dilakukan uji normalitas untuk nm. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak
memastikan data berdistribusi normal dan buah sirih terhadap bakteri Staphylococcus
uji varians karena data harus homogen. epidermidis memiliki aktivitas antibakteri
Pada penelitian ini berdasarkan hasil kuat pada semua konsentrasi yang dinilai.
uji post-hoc menunjukkan jika data
memiliki p < 0,05 berarti data tersebut Konflik Kepentingan
signifikan atau berbeda bermakna dengan Penulis menyatakan tidak terdapat
konsentrasi lain (Tabel 5). Uji post-hoc konflik kepentingan dalam studi ini.
menunjukkan diameter zona hambat bakteri
Staphylococcus epidermidis untuk konsen-
trasi 10% dengan 20% tidak memiliki DAFTAR PUSTAKA
perbedaan bermakna, tetapi dengan konsen- 1. Wehantouw F, Manurung S, Suryanto E.
trasi 40% dan kontrol negatif serta kontrol Aktivitas antihiperglikemik eks-
positif memiliki perbedaan bermakna. trak kulit manggis (Garcinia
Untuk konsentrasi 20% tidak ada perbe- Mangostana L.) pada tikus yang
daan bermakna dengan konsentrasi 10% diinduksi sukrosa. Chem Prog
namun memiliki perbedaan bermakna 2011;4(2):89-96.
dengan konsentrasi 40%, kontrol negatif
Tjandra, Fatimawali, Datu: Analisis senyawa alkaloid…179

2. Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat from Annona Glabra. J Chinese


Indonesia Jilid 4. Cetakan kedua. Chem Soc. 2013 51:869-76.
Jakarta: Puspa Swara, 2007. 12. Harbone JB. Metode fitokimia penuntun
3. Sheikh M, Malik AR, Meghavanshi MK, cara modern menganalisis tum-
Mahmood I. Studies on some plant buhan. Bandung: ITB, 1987.
extract for their antimicrobial po- 13. Hammado N, Illing I. Identifikasi se-
tential against certain pathogennic nyawa bahan aktif alkaloid pada
microorganisms. Am J Plant Sci tanaman lahuna (Eupatorium odo-
2012;3:209-13. ratum). Jurnal Dinamika. 2013;
4. Priyono SH, Praptiwi. Identifikasi senya- 4(2):1-18.
wa kimia dan aktivitas antibakteri 14. Yanti M. Isolasi dan identifikasi senya-
ekstrak piper sp. asal Papua. Jurnal wa alkaloid dalam ekstrak daun
Teknologi Lingkungan 2009;10 sirsak hutan (Annona glabra).
(3):271-6. [Skripsi]. Bogor: Institut Pertanian
5. Darmawati AASK, Bawa IGAG, Suirta Bogor, 2014. Available from:
IW. Isolasi dan identifikasi senya- https://pdfs.semanticscholar.org/8
wa golongan flavonoid pada daun 211/403c344c552e40d8ddf839eb8
nangka (Artocarpus heterophyllus 851d43cf785.pdf
Lmk) dan aktivitas antibakteri 15. Bhaumik PK, Mukherjee B, Juneau JP,
terhadap bakteri Staphylococcus Bhacca NS, Mukherjee R.
aureus. Jurnal Kimia 2015;9(2): Alkaloids from leaves of Annona
203-10. squamosa. Phytochemistry. 1979;
6. Chairani A, Harfiani E. Efektivitas getah 18(9):1584-6.
jarak sebagai antiseptik terhadap 16. Supomo, Syamsul ES, Rukmana. Uji
pertumbuhan Staphylococcus au- aktivitas anti bakteri ekstrak etanol
reus, Escherichia coli dan Candida kulit buah manggis (Garcinia ma-
sp. secara in vitro. Jurnal Kedok- ngostana L.) terhadap bakteri Sta-
teran Unila 2018;2(2):84-92. phylococcus epidermidis ATCC
7. Brooks GF, Butel JS, Morse SA. Jawetz, 49461. Jurnal Ilmu Kesehatan.
Melnick, & Adelberg Mikrobiolo- 2015;3(2). Available from: https://
gi Kedokteran. Edisi 23. Alih ba- docplayer.info/33522659-Uji-
hasa: Hartanto H, Rachman C, aktivitas-anti-bakteri-ekstrak-
Dimanti A, Diani A. Editor edisi etanol-kulit-buah-manggis-
bahasa Indonesia: Elferia RN dkk. garciniamangostanal-terhadap-
Jakarta: EGC, 2007. bakteri-staphylococcus-
8. Anshori M, Iswanti S. Buku Ajar: epidermidis-atcc49461.html
Metodologi Penelitian Kuantitatif. 17. Assidqi K, Tjahjaningsih W, Sigit S.
Surabaya: Airlangga University Potensi ekstrak daun patikan kebo
Press, 2009. (Euphorbia hirta) sebagai antibak-
9. Kristanti AN, Aminah NS, Tanjung M, teri terhadap Aeromonas hydro-
Kurniadi B. Buku Ajar Fitokimia. phila secara in vitro. Journal of
Surabaya: Airlangga University Marine and Coastal Science. 2012;
Press, 2008. 1(2):113-24.
10. Pranata FS. 1997. Isolasi alkaloid dari 18. Chudlori B, Kuswandi M, Indrayudha
bahan alam. Biota;2(2):96-9. P. Pola kuman dan resistensi
11. Hsieh TJ, Wu YC, Chen SC, Huang CS, terhadap antibiotika dari spesimen
Chen CY. Chemical constituents pus di RSUD Dr. Moewardi tahun
2012. Pharmacon 2012;13(2):70-6

You might also like