Tinjauan Yuridis Gugatan Wanprestasi Yang Tidak Dapat Diterima Oleh Pengadilan (Studi Kasus Putusan Nomor 9/PDT.G/2018/PN - GST)

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 248

Vol. 2 No.2, Juni 2021

Tinjauan Yuridis Gugatan Wanprestasi Yang Tidak Dapat Diterima Oleh Pengadilan
(Studi Kasus Putusan Nomor 9/PDT.G/2018/PN.GST)

Khairan Nisa Mendrofa1, Berkat Kristian Telaumbanua2, Suhaila Zulkifli3


Fakultas Hukum Universitas Prima Indonesia
1
[email protected], 2 [email protected],[email protected]

ABSTRACT

A lawsuit is a civil claim regarding rights that contain disputes with other people. A lawsuit whose
formulation does not meet the requirements or has a formal defect so that the principal of the case
is not examined will result in the claim being unacceptable (niet ontvankalijeke verklaad). As stated
in the decision of the Gunungsitoli District Court Number 9/Pdt.G/2018/PN.Gst, it was stated that
the lawsuit could not be accepted. This case study research aims to explain the legal procedure
for filing a lawsuit and explain the judge's legal considerations on case Number
9/Pdt.g/2018/PN.Gst. This research was conducted using a normative juridical approach to the
problem. Using primary, secondary, and tertiary legal materials with library data collection
techniques which are then analyzed with qualitative techniques. The results of this study, a lawsuit
filed in court must meet the formal requirements as stipulated in article 118 HIR or article 142 RBG.
In the case decision Number 9/Pdt.G/2018/PN.Gst with a breach of contract, it was declared
unacceptable because the plaintiff's claim was vague and unclear (obscuur libel). The fuzziness
and ambiguity of the plaintiff's claim which in the main case is about default but in the petitum it is
about unlawful acts by requesting to punish the defendants to pay material, immaterial and forced
money losses since the decision has permanent legal force. Then the plaintiff's petition, which is
not clear, asks to punish the plaintiff to pay the remaining payment of the object of the case in the
amount of Rp. 140,000,000.

Keywords: lawsuit, default, case study


ABSTRAK

Gugatan merupakan suatu tuntutan perdata mengenai hak yang mengandung sengketa dengan
orang lain. Suatu gugatan yang formulasinya tidak memenuhi syarat atau mengalami cacat formil
sehingga pokok perkaranya tidak diperiksa mengakibatkan gugatan tidak dapat diterima (niet
ontvankalijeke verklaad). Seperti dalam putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli Nomor
9/Pdt.G/2018/PN.Gst dinyatakan gugatan tidak dapat diterima. Penelitian studi kasus ini bertujuan
untuk menjelaskan prosedur hukum mengajukan gugatan dan menjelaskan pertimbangan hukum
hakim terhadap perkara Nomor 9/Pdt.g/2018/PN.Gst. penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan masalah secara yuridis normatif. Mengguganakan bahan hukum primer, sekunder, dan
tersier dengan teknik pengumpulan data secara kepustakann yang selanjutnya dianalisis dengan
teknik kualitatif. Hasil dari penelitian ini, suatu gugatan yang diajukan di pengadilan haruslah
memenuhi syarat formil seperti yang diatur dalam pasal 118 HIR atau pasal 142 RBG. Pada putusan
perkara Nomor 9/Pdt.G/2018/PN.Gst dengan gugatan wanprestasi dinyatakan tidak dapat diterima
karena gugatan penggugat kabur dan tidak jelas (obscuur libel). Kekaburan dan ketidakjelasan
gugatan penggugat yang dalam pokok perkaranya mengenai wanprestasi tetapi pada petitumnya
mengenai perbuatan melawan hukum dengan memohon untuk menghukum para tergugat
membayar kerugian materil,immateril dan membayar uang paksa sejak putusan berkekuatan hukum
tetap. Lalu petitum penggugat yang tidak jelas, memohon untuk menghukum penggugat membayar
sisa pembayayaran objek perkara sebesar Rp. 140.000.000.
Kata Kunci : Gugatan, wanprestasi, studi kasus
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 249
Vol. 2 No.2, Juni 2021

I. Pendahuluan dengan pihak lain (tergugat). Bentuk gugatan


a. Latar Belakang yang diajukan, gugatan contentiosa yaitu
gugatan yang mengandung sengketa. Bukan
Hukum perdata merupakan hukum yang gugatan voluntair yang bersifat sepihak tidak
mengatur hubungan hukum antara orang- mengandung sengketa atau perselesihan
orang dalam kehidupan bermasyarakat. melainkan hanya untuk kepentingan
Hukum perdata atau sering disebut dengan pemohon.
hukum materil dapat terjadi karena adanya
peristiwa hukum seperti melakukan perjanjian Gugatan yang benar dan memiliki dasar-
antara orang-orang yang bersangkutan, dasar konkret tentang adanya kaitan hukum
contohnya utang-piutang, sewa-menyewa, sangatlah penting dalam berpekara. Apabila
jual-beli, tukar menukar atau karena peraturan suatu gugatan mengalami kecatatan formil
perundang-undangan yang menguntungkan maka hakim menjatuhkan gugatan dinyatakan
atau saling menguntungkan para pihak, tidak dapat diterima (niet otvankalijeke
seperti pembayaran non-utang, perwakilan verklaad) atau NO.
sukarela, pewarisan dan perbuatan menurut
Seperti dalam perkara yang penulis
hukum atau perbuatan yang merugikan orang
angkat dengan studi putusan perkara nomor
lain karena ketentuan hukum seperti
9/Pdt.G/2018/PN. Gst dimana hakim
perbuatan melawan hukum. Peristiwa-
menjatuhkan putusan gugatan tidak dapat
peristiwa hukum diatas sering terjadi dan
diterima karena gugatan penggugat tidak
adakalaya terjadi sengketa karena
jelas dan kabur (excepetie Obscuur Libel).
kepentingan yang berbeda –beda oleh setiap
Yang mana gugatan penggugat pada
individu dan hal tersebut telah diatur dalam
pokoknya mengenai wanprestasi yang
KUHPer atau B.W.
diuraikan pada positanya tetapi pada
Akibat adanya pihak yang dirugikan petitumnya pengugat memohon agar
dalam suatu peristiwa hukum maka memberi hukuman kepada para tergugat
dibutuhkan hukum acara perdata sebagai untuk membayar kerugian materil, kerugian
bentuk atau cara untuk menerapkan hukum immaterial serta membayar uang paksa jika
perdata atau B.W. menurut R. Wirjono terlambat melaksanakan putusan dan
Prodjodikoro dalam bukunya “Hukum Acara gugatan penggugat yang menomohon agar
Perdata Di Indonesia”, “Hukum acara perdata memerintahkan penggugat untuk membayar
merupakan serangkaian aturan yang meliputi sisa harga rumah beserta tanah yang telah
bagaimana seseorang harus menghadapi dan diperjanjikan dengan tergugat-tergugat,
bertindak di pengadilan, dan bagaimana menurut majelis hakim tidak masuk akal yang
pengadilan harus bertindak satu sama lain mana pengugat meminta untuk
untuk menegakkan peraturan Hukum menghukum/memerintahkan dirinya sendiri
Perdata” .
1 (penggugat).

Penyelesaian sengketa dalam perdata Hal inilah yang melatar belakangi


dapat ditempuh dengan nonlitagasi atau penelitian terhadap putusan perkara nomor
dengan litigasi (pengadilan). Nonlitigasi 9/Pdt.G/2018/Pn.Gst untuk mengetahui
merupakan penyelesaian sengketa yang prosedur suatu gugatan yang benar dan dapat
dilakukan diluar pengadilan seperti artbitrase, dikabulkan oleh pengadilan serta mengetahui
mediasi, konsultasi, negosiasi, konsiliasi dan pertimbangan hukum pada perkara nomor
penilaian ahli. Apabila sengketa tidak dapat 9/Pdt.G/2018/Pn.Gst.
selesaikan melalui nonlitigasi maka dapat
ditempuh dengan cara litigasi atau melalui
pengadilan.

Pihak yang telah dirugikan atau hak


mereka dilanggar oleh orang lain maka dapat
menuntutnya dengan mengajukan gugatan.
Gugatan merupakan tuntutan perdata
mengenai hak yang mengandung sengketa

1
Dewi sulastri, Hukum Acara Perdata, Bandung, 2015,
Hal 17
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 250
Vol. 2 No.2, Juni 2021

B. Rumusan Masalah b. Sumber Bahan Hukum


Berdasarkan uraian latar belakang di atas
Adapun jenis dan bahan hukum untuk
maka dapat dirumuskan permasalahan
mendukung penelitian ini yang penulis
sebagai berikut :
bedakan dalam 3 bentuk yaitu bahan hukum
1. Bagaimana prosedur hukum mengajukan
pokok/primer, sekunder dan terakhir tersier.
gugatan perdata perkara wanprestasi
a. Bahan hukum primer
yang diatur dalam hukum acara perdata?
Bahan hukum primer yaitu pencarian
2. Bagaimana pertimbangan hukum hakim
pada peraturan perundang - undangan
pada putusan nomor 9/pdt.g/2018/pn.gst?
yang berhubungan dengan masalah
yang dibahas yaitu Kitab Undang-
C. Metode Penelitian
Undang Hukum Perdata dan Putusan
a. Jenis Dan Sifat Penelitian
No. 9/Pdt.G/2018/PN.Gst .
Penelitian secara yuridis normatif yang b. Bahan hukum Sekunder
menjadi pilihan penulis dalam melakukan Bahan hukum sekunder merupakan
penelitian ini dimana hukum diletakkan buku-buku yang mengulas tentang
sebagai sistem norma hukum. metode ini judul yang diangkat.
dipilih agar dapat menemukan aturan, prinsip- c. Bahan hukum tersier
prinsip dan doktrin-doktrin hukum sehingga Bahan hukum tersier merupakan bahan
dapat menemukan jawaban terhadapat hukum yang membagikan uraian
permasalahan hukum yang ada. terhadap bahan hukum primer serta
Aspek yuridisnya dalam hal ini adalah sekunder misalnya kamus hukum,
peraturan yang berhubungan dengan gugatan kamus besar bahasa indonesia, serta
sedangkan aspek normatifnya yaitu dimana ensiklopedia.
penelitian dengan penekanan pada c. Teknik Pengumpulan Data
penggunaan data sekunder seperti norma Studi kepustakaan menjadi metode
atau aturan hukum tertulis yang berlaku. pilihan penulis dalam penelitian ini, dimana
Penelitian studi kasus ini dilakukan informasi yang didapatkan ditabulasi, dipilih
penulis dalam bentuk penelitian normatif yang dan disesuaikan dengan objek penelitian
mana tujuannya untuk dapat menemukan yang diangkat.
kepastian hukum melalui studi kepustakaan.
d. Analisis Data
Penelitian ini bersifat penelitian deskriptif
yang dipilih penulis. Penelitian yang menggali Analisa data yang digunakan adalah
peraturan perundang - undagan yang anilisis data kualitatif yaitu adalah data yang
berhubungan dengan teori hukum terhadap didapatkan dideskripsikan dan
objek penelitiannya yang dalam kesempatan diinterpretasikan sesuai dengan pokok
ini penulis ingin mencari, memahami dan permasalahan. Yang selanjutnya di tarik
menemukan sebab akibat yang diteliti kesimpulan.
dengan cara mengambil gambaran yang jelas
pada objek yang diteliti dan masalah yang
telah dirumuskan diatas.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 251
Vol. 2 No.2, Juni 2021

II. Hasil dan Penelitiaan c. Tidak sesuai atau tidak baik dalam
A. Bentuk Gugatan Wanprestasi pemenuhan prestasinya.
d. Telat atau tidak tepat waktu debitor
Gugatan merupakan tuntutan perdata
dalam pemenuhan prestasi.
tentang hak yang mengandung sengketa
dengan orang lain ataupun gugatan ini disebut Hal pertama jika debitor melakukan
gugatan contentiosa. Bentuk gugatan yang wanprestasi maka diberikan peringatan untuk
dibenarkan undang-undang memiliki dua memenuhi prestasi dengan memperingati
bentuk yaitu gugatan lisan serta gugatan secara tertulis, agar debitor segera
tertulis. Gugatan lisan diatur dalam 120 HIR melakukan pemenuhan atas prestasi tersebut
dan pasal 144 RBG yang menegaskan bahwa sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
“penggugat yang buta huruf dapat membuat Bila debitor masih tidak melakukakan
gugatannya secara lisan yang dicatat oleh pemenuhan prestasi maka dia telah
ketua pengadilan negeri”. melakukan wanprestasi.
Gugatan tertulis dalam pasal 118 ayat 1
Berikut akibat hukum dari wanprestasi
HIR dan Pasal 142 RBG yang menegaskan
yang dilakukan oleh debitor :
bahwa “penggugat dan kuasanya dalam
mengajukan gugatannya ke pengadilan a. Penggantian kerugian oleh debitor
negeri harus disertai dengan surat permintaan atas wanprestasi yang dilakukan
yang telah mereka tanda tangani.” kepada kreditor. (pasal 1243
Gugatan wanprestasi merupakan KUHPdt)
gugatan yang pada pokok perkaranya b. Pemutusan atau pembatalan dalam
mengenai wanprestasi. Wanprestasi perikatan yang saling mengikat dapat
merupakan kegagalan debitur dalam dituntut kreditor lewat pengadilan
pemenuhan kewajibannya sesuai perikatan (pasal 1266 KUHPdt).
yang disepakati. Ada dua alasan mengapa c. Suatu perjanjian untuk memberikan
debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya, sesuatu, apabila terjadi wanprestasi
pertama karena kesalahan debitur atas maka resiko di tanggung oleh debitor
kesengajaan atau kelalaiannya, serta (pasal 1273 ayat (2) KUHPdt).
disebabkan keadaan yang memaksa (force d. Pemenuhan perikatan harus tetap
majure) .2 dilaksanakan oleh debitor bila
Untuk mengetahui debitor melakukan memungkinkan untuk dipenuhi atau
wanprestasi dapat dinilai dalam empat membayar ganti rugi pembatalan
keadaan berikut : perikatan. (pasal 1267 KUHPdt)
a. Dalam pemenuhan prestasinya e. Jika debitor diperkarakan di
debitor Sama sekali tidak memenuhi Pengadilan Negeri dan debitor
prestasi. dinyatakan bersalah, ia wajib
b. Hanya sebagian atau setengahnya membayar biaya perkara.
dalam pemenuhan prestasi.

2
Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia,
Bandung, 2014, Hal. 241
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 252
Vol. 2 No.2, Juni 2021

B. Formulasi Surat Gugatan c. Identitas para pihak


Pencantuman identitas merupakan
Formulasi atau perumusan surat gugatan
keharusan suatu gugatan agar terpenuhi
merupakan pembuatan rumusan gugatan
syarat formal sahnya gugatan. Identitas yang
yang sesuai persyaratan formil berdasar
dicantumi yaitu penggugat dan tergugat,
aturan perundang undangan serta hukum
gugatan dianggap tidak ada atau tidak sah
yang ada3. Sesuai dengan pendapat Prof
bila identitas tergugat tidak dicantumi.
Soepomo mengatakan bahwa pasal 118 dan
Pencantuman ini tidaklah rumit, berbeda
120 HIR belum ditetapkannya syarat
dengan surat dakwaaan perkara pidana yang
perumusan atau isi suatu gugatan dengan
harus memuat nama lengkap, tempat dan
seiring waktu mengalami perkembangan
tangggal lahir, umur, jenis kelamin,
praktik yang mana perumusan gugatan harus
kebangsaan, tempat tinggal, agama dan
jelas fundamentum petendi (posita) dan
pekerjaan tersangka yang diatur dalam 143
petitum sesuai dengan sistem dagvaarding.
ayat 2 huruf a KUHAP. Identitas surat
Hal ini dilakukan agar gugatan tidak
gugatan perdata diatur dalam pasal 118 ayat
mengalami cacat formil. Berikut hal hal yang
1 HIR, sebagai berikut : yaitu nama asli serta
harus ada dalam surat gugatan :
alamat tempat tinggal yang merupakan
tempat menyampaikan panggilan atau
a. Diajukan ke pengadilan negeri berdasar
pemberitahuan.
kompetensi relatifnya
Surat gugatan secara jelas
d. Futendum Petendi (posita)
mengalamatkan kepada pengadilan negeri
Futendum petendi atau sering disebut
yang ditujukan sesuai dengan kompetensi
posita adalah dalil yang menjelaskan
relatifnya yang ditentukan dalam pasal 118
mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang
HIR (mengenai kewenangan relatif). Agar
berhubungan dengan hukum sehingga
terhindar dari sgugatan cacat Formil. Karena
menjadi uraian atau dasar tuntutan. Unsur
pengadilan diluar kompetensi relatif tidak
dalam sebuah posita ada dua yaitu : (a) Dasar
berwenang meninjau dan mengadili perkara
hukum, menggambarkan bagaimana
itu.
peristiwa hukum tersebut terjadi, sehingga
adanya ikatan hukum penggugat dengan
b. Penggugat atau kuasanya haruslah
objek yang di perselisihkan serta ikatan
menandatangani surat guagatan
penggugat dengan tergugat mengenai objek
Pasal 118 ayat 1 HIR permohonan atau
masalah; (b) Dasar fakta, yang
tuntutan penggugat atau kuasanya dalam
menggambarkan keterikatan penggugat pada
mengajukan gugatan ke pengadilan negeri
objek masalah; yang mana pada faktanya
harus ditandatangani karena hal tersebut atas
memiliki hubungan hukum secara langsung
kewenangan yang bersangkutan.
terhadap penggugat dengan tergugat dan

3
M. Yahya harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta,
2018, Hal. 51
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 253
Vol. 2 No.2, Juni 2021

objek permasalahan. Berikut dalil gugatan tuntutan pokok, Misalnya dalam perceraian,
tidak memiliki dasar hukum : mut’ah, nafkah anak, pembagian harta
a) Laporan tergugat dengan dasar bawaan dan nafkah iddah, (c) tuntutan
hukum menuntut ganti rugi tidak pengganti atau subsideir merupakan tuntutan
dapat dijadikan dasar pembebasan yang ditujukan sebagai antisipasi apabila
pemidanaan tuntutan pokok dan tambahan tidak diterima
b) dalil gugatan berdasarkan perikatan oleh Majelis Hakim. umumnya dengan kalimat
tidak halal “agar majelis hakim mengadili hukum yang
c) perbuatan melawan hukum dengan seadil-adilnya” atau “mohon putusan yang
tuntutan ganti rugi seadil-adilnya (ex aequo et bono).
d) dasar hukum dengan dalil gugatan
yang tidak bersesuaian C. Proses Pengajuan Gugatan
e) klaim ganti rugi tanpa perincian yang a. Pendaftaran Gugatan
jelas. Menurut Pasal 118 ayat 1 HIR,
f) adanya kontradiksi gugatan pendaftaran gugatan diajukan ke pengadilan
g) kepemilikan hak atas objek negeri sesuai dengan kewenangannya, lalu
perselisihan kabur dan tidak jelas penggugat dan kuasanya menandatangani
gugatan tertulis dan menyerahkannya ke
e. Petitum Gugatan pengadilan negeri yang didaftarkan di kantor
Petitum merupakan gugatan yang Kepaniteraan.
memuat tuntutan pokok penggugat, yang
diuraikan dengan jelas pada akhir gugatan b. Membayar Uang Muka
disebutkan dengan jelas pokok-pokok Uang muka merupakan biaya awal yang
tuntutan penggugat, dan gugatan haru pada akhirnya akan dijumlahkan sesudah
diajukan terhadap tergugat. Sesuai alinea mendapat putusan pengadilan. Dalam
ketiga pasal 8 RBG, segala yang diminta atau peradilan, pihak yang kalah yaitu pihak yang
yang diharapkan si penggugat diputus di bertanggung jawab atas biaya perkara, yang
persidangan oleh hakim. Permohonan mana biaya yang ditanggung oleh pihak yang
tersebut dijawab oleh Majelis Hakim dalam kalah adalah pemeriksaan perkara, surat-
putusannya, dan jika posita tidak berbanding surat, materai, pemberitahuan, peninjauan
dengan permohonan (tuntutan) tidak dapat lokal, saksi , penegakan serta biaya lainnya.
diterima. demikian pula sebaliknya, petitum Biaya perkara menjadi tanggungan
(tuntutan) yang tidak sesuai posita tidak penggugat bila ia menjadi pihak yang kalah.
diterima. Biaya berperkara prodeo (cuma-cuma) yang
Prosedur pembuatan petitum (tuntutan) memungkinkan persidangan kasus secara
dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (a) tuntutan gratis. Hal ini dapat diajukan dalam gugatan
pokok (primer) yaitu tuntutan utama yang atau dalam surat tersendiri. Permohonan izin
dimohon penggugat dan hakim tidak dapat litigasi gratis wajib diiringin surat keterangan
mengabulkan lebih dari jumlah yang diminta, tidak sanggup yang dikeluarkan oleh kepala
(b) tuntutan tambahan, merupakan pelengkap desa si pemohon.
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 254
Vol. 2 No.2, Juni 2021

c. Pendaftaran Perkara D. Pertimbangan Hukum Hakim Pada


Pendaftaran perkara yaitu mencatat Putusan Nomor 9/Pdt.G/2018/Pn.Gst
gugatan dalam berkas perkara dan
memperoleh nomor gugatan untuk ketahap Terhadap gugatan yang diajukan
berikutnya. Pendaftaran selesai sesudah penggugat in casu Saadia Gea melawan
melakukan pembayaran uang muka biaya Berlian Zebua dan Ya’atulo Gea sebagai
pengadilan. tergugat I dan II yang telah didaftarkan ke
Kepaniteraan Pengadilan Negeri
d. Penyerahan berkas perkara kepada ketua Gunungsitoli pada tanggal 6 februari 2018.
pengadilan negeri Mengenai duduk perkaranya; pada tahun
Sesudah mendapat nomor perkara maka 2005, penggugat hendak mencari dan
dilanjutkan pada penyerahan berkas perkara membeli rumah siap huni karena rumah
kepada ketua pengadilan negeri yang sebelumnya telah mengalami kerusakan
dilakukan dengan secepatnya agar tidak akibat gempa di pulau Nias. Lalu, tanggal 5 juli
melanggar prinsip-prinsip penyelesaian 2005 penggugat dan tergugat I-II sepakat
perkara secara sederhana, cepat dan biaya untuk melakukan jual beli dengan objek
ringan paling lama tujuh hari dari tanggal perkara rumah siap huni 6m x 13m dengan
pendaftaran. harga Rp. 150.000.000.- penggugat
membayar uang muka atau panjar sebesar
e. Ketua pengadilan menentukan majelis Rp.10.000.000.- yang sisanya
hakim Rp.140.000.000.- dibayar secara cicil paling
Sesudah berkas perkara dilimpahkan lama 2 tahun tanpa akta jual beli. Selang
dan diperiksa oleh ketua pengadilan negeri beberapa bulan kemudian tergugat I
lalu dilakukan penunjukan majelis hakim memberikan pernyataan kepada penggugat
untuk memeriksa dan memutus perkara. bahwa sisa pembayaran yang Rp.
Penetapan ini paling lambat tujuh hari setelah 140.000.000.- telah dibayar oleh Lenny
menerima berkas perkara. Hakim yang Trisnadi sebagai ucapan terimakasih atau
ditetapkan ada tiga orang yaitu Hakim Ketua balas jasa karena telah mendukung suaminya
dan dua orang Hakim Anggota lainnya. memenangkan Pemilihan Kepala Daerah
sebagai Bupati Nias. Namun pada tahun 2012
f. Penentuan Tanggal Sidang tergugat I-II memberikan pernyataan di Polres
Setelah dilakukannya penetapan majelis Nias bahwa tergugat tidak ada menjual rumah
hakim yang dituangkan dalam surat kepada penggugat. Penggugatpun
penetapan maka dilakukan pemanggilan menyatakan perbuatan tersebut sebagai
penggugat dan tergugat untuk menghadiri wanprestasi/ingkar janji yang terdapat pada
tanggal sidang yang telah ditentukan. gugatannya poin ke-17.

Telah dijatuhkan putusan pada tanggal 6


agustus 2018 yang diadili oleh Taufiq Noor
Hayat, S.H sebagai hakim ketua, Kenedy
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 255
Vol. 2 No.2, Juni 2021

Putra Sitepu, S.h., M.H. Dan Agung F.D Laia, sejak tanggal 5 juli 2005. Bahwa hal ini tidak
S.H., sebagai Hakim-hakim Anggota, yang logis bertentangan dengan yang dimaksud
pada amar putusannya menyatakan gugatan wanprestasi diatur dalam pasal 1238 KUHPdt.
yang diajukan penggugat dinyatakan tidak Selanjutnya majelis hakim akan
dapat diterima (niet ontvankelijeke verklaad). mempertimbangkan satu persatu eksepsi
Dengan pertimbangan Majelis Hakim sebagai tergugat I-II sebagai berikut :
berikut :
Menimbang bahwa, kuasa hukum a) Gugatan penggugat tidak lengkap
tergugat I-II mengajukan eksepsi yang mana (exceptio piurim titis consurtium),
pada pokoknya menyatakan gugatan Menimbang, bahwa terhadap eksepsi
penggugat Error In Persona : kuasa hukum tergugat I-II , majelis hakim
mempertimbangkan; bahwa untuk
a. Pihak tergugat tidak lengkap (exceptio mengetahui apakah gugatan tidak lengkap
piurium titis consourtium ); (exceptio piurim titis consortium), baru dapat
Bahwa gugatan penggugat kurang pihak diketahui setelah adanya pembuktian lebih
atau kurang lengkap karena masih ada pihak lanjut dalam proses pengadilan pemeriksaan
yang harus ditarik , yaitu Lenny Trisnadi yang dipersidangan, maka eksepsi tergugat
pada posita penggugat bahwa Lenny Trisnadi tersebut telah memasuki pokok perkara,
yang akan melunasi pembayaran sisa harga dengan demikian eksepsi tergugat I-II pada
sebagai balas jasa kepada penggugat dengan poinnya tersebut tidak beralasan hukum dan
pembelian rumah milik tergugat I-II (objek oleh karnanya harus dinyatakan ditolak.
sengketa) sebesar Rp 140.000.000; dari
harga sebesar Rp 150.000.000, yang mana b) Gugatan penggugat kabur dan tidak
penggugat telah membayar uang muka jelas (obscuur libel)
sebesar Rp 10.000.000. Menimbang , bahwa terhadap eksepsi
tergugat kuasa hukum tergugat I-II majelis
b. Gugatan penggugat kabur dan tidak jelas hakim mempertimbangkan eksepsi tergugat I
(obscuur libel) mengenai gugatan Penggugat kabur dan
Bahwa gugatan penggugat penuh tidak jelas (exceptie obscuur libel) sebagai
dengan rekayasa, tidak jelas dan tidak berikut : sesuai ketentuan pasal 8 ayat (3) Rv
mempunyai dasar hukum yang kuat, yang (Reglement of de Rechtvordering),
mana pada gugatan penggugat meminta agar disebutkan bahwa surat gugatan harus
majelis hakim menyatakan tergugat I-II telah memuat sebagai berikut :
melakukan perbuatan wanprestasi,  identitas para pihak merupakan
sementara di satu sisi penggugat menyatakan keterangan lengkap para pihak yang
dan mengakui belum melunasi “INGKAR bersengketa, yaitu nama, tempat
JANJI” pembayaran sebesar Rp. tinggal pekerjaan, agam dan umur.
140.000.000 dari harga rumah Rp  Posita merupakan dasar dari gugatan
150.000.000 yang mana penggugat harus yang berisi hubungan hukum para
melunasi jangka waktu paling lama 2 tahun pihak yang bersengketa terdiri dari dua
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 256
Vol. 2 No.2, Juni 2021

bagian, yaitu : (1) uraian peristiwa kepada tergugat-tergugat jika perlu dititipkan
merupakan penjelasan duduk dipengadilan (congsinasi) yaitu sebesar Rp.
perkaranya, (2) uraian hukum 140.000.000,-(seratus empat puluh juta
merupakan dasar hukum gugatan rupiah), menurut majelis hakim hal ini tidak
tentang adanya hak dan hubungan masuk akal, dimana dalam hal ini penggugat
hukum yang dipersengketakan. meminta agar memerintahkan/menghukum
 Petitum adalah apa saja yang diminta dirinya sendiri (penggugat), yang mana
penggugat untuk diputus oleh majelis seharusnya petitum yang diajukan oleh
hakim. sehingga permohonan dapat penggugat haruslah
dijawab dalam amar putusan memerintahkan/menghukum para tergugat.
pengadilan.
Menimbang, bahwa berdasarkan
Menimbang bahwa majelis hakim pertimbangan tersebut diatas maka menurut
memeriksa dan dan meneliti gugatan majelis hakim eksepsi tergugat B mengenai
penggugat, pada pokok perkaranya mengenai gugatan penggugat tidak jelas (exceptie
wanprestasi, yang diuraikan dalam posita obscuur libel) beralasan hukum dan haruslah
gugatannya, akan tetapi dalam petitum, dinyatakan dikabulkan.4
penggugat memohon agar menghukum
tergugat-tergugat untuk membayar kerugian III. Kesimpulan

immateril kepada penggugat sebesar Rp. A. Kesimpulan


1.000.000, (satu juta rupiah) secar tunia dan Dari hasil pembahasan diatas, adapun
sekaligus, menghukum tergugat untuk kesimpulan yang dapat ditarik sebagai
berikut:
membayar kerugiian immaterial kepada
penggugat sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh 1. Pembuatan gugatan haruslah memuat
identitas, posita dan petitum yang sesuai
miliar rupiah) secara tunai dan sekaligus),
dengan dasar dan fakta hukumnya.
menghukum tergugat untuk membayar uang gugatan wanprestasi dibuat dalam
paksa setiap hari keterlambatan pemenuhan bentuk tertulis yang terdapat dalam pasal
118 ayat 1 HIR serta pasal 142 RBG
putusan Pengadilan dalam perkara ini
kecuali penggugat buta huruf dapat
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) per mengajukan gugatan lisan seperti yang
hari, hal ini menurut majelis hakim merupakan diatur dalam pasal 120 HIR dan pasal
petitum perbuatan melawan hukum (PMH) 144 RBG. Gugatan wanprestasi dibuat
apabila debitor tidak memenuhi
bukan wanprestasi. kewajibannya sesuai yang telah
disepakati. Pengajuan gugatan dapat
Menimbang, bahwa dalam petitum
dilakukan dikantor Kepaniteraan
gugatan penggugat memohon agar Pengadilan Negeri yang sesuai dengan
memerintahkan penggugat untuk membayar kompetensi relatif.
2. Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli
sisa harga rumah beserta tanah yang telah
Nomor 9/Pdt.G/2018/PN.Gst
diperjanjikan penggugat penggugat dengan menyatakan gugatan penggugat tidak
tergugat-tergugat pada tanggal 5 juli 2005 dapat diterima (niet ontvankejike

4
Wawancara dengan General Manager PT.
Prima Indonesia Logistik, tanggal 13 November 2018 di
Kantor PT. Prima Indonesia Logistik
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah 257
Vol. 2 No.2, Juni 2021

verklaad) karena gugatan penggugat DAFTAR PUSTAKA


kabur dan tidak jelas. Penggugat yang
pada pokok perkaranya mengenai
wanprestasi tetapi petitumnya meminta Buku
agar tergugat-tergugat di hukum untuk Harahap, M. Yahya, 2008, Hukum Acara
membayar kerugian materil, immateril Perdata, Jakarta, Sinar Grafika
serta membayar uang paksa setiap hari
Muhammad, Abdulkadir, 2014, Hukum
keterlambatan pelaksanaan putusan.
Perdata Indonesia, Bandung, PT. Citra
Majelis hakim menilai petitum ini Aditya
merupakan perbuatan melawan hukum
(PMH) bukan wanprestasi. Saleh, Kwanjik, , 2002, Hukum Acara perdata,
Jakarta Timur, Ghalia Indonesia
B. Saran Subekti & Tjitrosubidio, 2004, Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata, Jakarta, PT.
Dari kesimpulan tersebut, Adapun saran dari Pradnya Paramita
punulis sebagai berikut :
Sulatri Dewi, 2015, Hukum Acara Perdata,
1. Kepada pihak tergugat dan masyarakat Bandung, Cv. Pustaka Satria
yang mengalami sengketa sebaiknya Jurnal
dalam mengajukan gugatannya lebih
Alam, Rusli & Safitri. (2020). Anisilis Gugatan
memahami pasal 118 Ayat 1 HIR dan Wanprestasi, Jurnal Hukum
142 RBG. De’rechtsstaat, 6(2), 113-123
2. Saran kepada para pihak yang
Hipan, Nasrun. (2017), Tinjauan Tentang
bersengketa dan masyarakat untuk Gugatan Tidak Dapat Diterima Pada
menghindari adanya sengketa Perkara Perdata Di Pengadilan Negeri,
dikemudian hari, supaya transaksi jual Jurnal Yustisiabel, 1 (1), 44-55
beli tanah sah dan terhindar dari Langi, Marvita. (2016). Akibat Hukum
sengketa haruslah membuat akta yang Terjadinya Wanprestasi Dalam
proses pelaksanaanya dilakukan Perjanjian Jual Beli, LexPrivatum, 4(3),
dihadapan PPAT. 99-106
Nisa & Abubakar (2017), Studi Kasus Putusan
Nomor 02/Pdt.G/ 2013 /PN.Lsm
Tentang Gugatan Tidak Dapat Diterima
(Niet Ontvankelijeke Verklaad) Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Bidang Hukum
Keperdataan, 1(2), 184-193
Rijali, Ahmad. (2018). Analisis Data Kualitatif,
Jurnal Alhadarah, 17(33), 81-95
Lainnya
Putusan Pengadilan Negeri Gunungsitoli
Nomor 9/Pdt.G/2018/PN.Gst, Tanggal 6
Agustus 2018.

You might also like