Konsep Berfikir Dalam Pemacahan Masalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Prof. Dr. Hazairin, Sh. Bengkulu

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

KONSEP BERFIKIR DALAM PEMACAHAN MASALAH MAHASISWA

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS


PROF. DR. HAZAIRIN, SH. BENGKULU

Juwanto1, Zumkasri2
1,2
Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Prof. Dr. Hazairin,S.H
e-mail: [email protected], [email protected]

ABSTRACT

This study aims to determine: (1) the concept of thinking in problem solving Study Program
Student Guidance and Counseling (2) What factors influence decision the decision to solve
the problem. The method used in this research is qualitative descriptive. The study revealed
about events and other symptoms of what is or what is actually happening. Subjects in this
study were students Prodi guidance and counseling force in 2016. The data collection
techniques in this study were collected by using interview, observation and documentation.
Data analysis technique is done with the concept of data reduction, data display and
conclusion. Results of the research findings are (1) the concept of thinking in problem
solving Study Program Student Guidance and Counseling, has some concept of a) was based
on the character, the criteria, the argument, consideration thoughts, viewpoints and weight
problems. b) Some of the students have no concept of critical thinking skills, the skills to use
reasoning to assess the reasonableness of an idea and reasonable consideration. c) The
weakness of berfkiri creative prowess, that prowess in creating ideas, find an alternative, and
the courage to try). (2) Factors influencing decision making in solving problems that have
two a) internal factors, these factors appear in a student, in individual problem-solving
process plays an important role in making a decision. By berfkir critically, capable memenej
and emotional self-control and students are able to take decisions that terentaskan problem.
This factor arises because the experience of logic, take risks, social transmission, self-
control and pendewaasaan, b) External factors, these factors emerge from outside of the
student, in the process of solving the issue and decision making of students affected by some
aspects such as family environment, community , the environment and the environment in
which work / round.
Keywords: Thinking, Problem Solving, Guidance and Counseling

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 50 |


JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

PENDAHULUAN dalam pengembangan aktualisasi diri,


kondisi inilah yang ditakutkan bahwa
Mahasiswa program studi apakah Mahasiswa program studi
bimbingan dan konseling disiapkan untuk bimbingan dan konseling siap untuk
mampu menjadi konselor profesional menjadi konselor yang prosefional?
baik didunia pendidikan maupun diranah Berpkir akan memunculkan
masyarakat. Salah satu syarat konselor penggunaan persepsi, kombinasi mental,
profesional adalah Mahasiswa dituntut dan penyajian internal tentang objek,
untuk mampu membentuk diri, berfikir simbol, atau konsep. Berpikir merupakan
kritis dan cerdas serta mampu mengambil setiap perilaku yang menggunakan ide.
sikap dalam pemecahan masalah yang Berpikir merupakan
dihadapi. Hal ini berarti Mahasiswa prosesrespresentasional atau simbolik.
harus mampu mendeteksi sejak dini Ketika kita membayangkan sesuatu atau
dalam memahami diri pada setiap berusaha memecahkan persoalan, kita
permasalahan yang muncul serta disebut berpikir. Khadijah (2006:117)
pemecahannya. Kondisi ini menggiring Berfikir adalah sebuah proses
bahwa Mahasiswa sebagai calon representasi mental baru yang dibentuk
konselor yang nantinya memiliki tugas melalui transformasi informasi dengan
dalam membantu klien dalam interaksi yang kompleks atribut-atribut
memecahkan persoalan, calon konselor mental seperti penilaian, abstraksi,
harus mengkonseling diri sendiri terlebih logika, imajinasi dan pemecahan
dahulu. masalah.
Apakah Mahasiswa dalam Dengan demikian maka berfikir
menyelesaikan studi pendidikan mampu merupakan proses aktivitas akal dengan
mendeteksi sejak dini masalah yang memiliki ciri:
dihadapi? Apakah setiap masalah yang 1. Proses menguatkan hubungan
muncul pada diri Mahasiswa mampu antara rangsangan dan respon
dientaskan dengan baik? Apakah tatanan 2. Mengasosiasikan berbagai
berfikir Mahasiswa sudah sesuai pandangan dengan pengetahuan
dengan kaeidah sebagai calon konselor yang telah tersimpan dalam akal
profesional?.Data yang berhasil dihimpun jauh sebelum muncul
dari kepala Laboratorium bimbingan dan pengetahuan baru.
konseling bahwa permasalahan yang 3. Melatih ide dan gagasan dengan
sering muncul pada Mahasiswa dapat tepat dan tepat.
diidentifikasi secara jelas dalam bidang- 4. Usaha rasio dalam memecahkan
bidang masalah, yakni: bidang sosial, masalah
bidang pribadi, bidang karir, bidang 5. Kognisi yang timbul secara
belajar, bidang keluarga, bidang abstrak
keberagamaan dan bidang
kebermasyarakatan, namun hampir 40% Berfikir adalah upaya memberikan
mahasiwa belum mampu memecahkan pengertian dan mencari kebenaran ilmiah.
masalahnya. Data yang didapat dari Manusia dapat menyempurnakan cara-
jurusan dan dosen PA, bahwa caranya dalam menangkap realitas,
kemandirian Mahasiswa dalam menunjukkan sifat suatu realitas. Berfikir
pengambilan sikap dan keputusan masih terjadi dengan menggunakan kata-kata
belum matang sehingga muncul akal dan budi. Jika seseorang memahami
permasalahan yang dihadapi Mahasiswa, sesuatu atau mengerti, berarti symbol-
yakni masalah akademik dan masalah simbol dari pengertiannya adalah kata-
pribadi, hal ini brakibat dengan kata yang dirangkai dalam kalimat yang
menurunnya nilai akademik serta sulit akan dimengerti oleh orang lain. Dengan
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 51 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

demikian maka hasil dari proses berfikir dan memecahkan masalah (problem
pada diri seseorang tidak selalu sama, hal solving). Selanjutnya, berpikir juga dapat
ini menunjukkan bahwa: dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
1. Setiap individu memiliki potnsi yang 1) Associative thinking: Jenis berpikir
berbeda dalam berfikir yang secara relatif tidak berarah,
2. Setiap individu memiliki tidak terkontrol; satu pikiran yang
karakteristik yang berbeda muncul dan membawa pada pikiran
3. Setiap individu memiliki kekuatan lain.
akal yang berbeda - Free association (asosiasi
4. Setiap individu memiliki bebas): rangkaian kata-kata di
pengetahuan yang berbeda mana satu kata menuntun atau
5. Setiap memiliki pengalaman yang membawa yang lain dengan
berbeda bebas, tanpa batasdan.
6. Setiap individu memiliki kebutuhan - Controlle association (asosiasi
dan tujuan hidup yang berbeda terkontrol): ada beberapa
7. Setiap individu memiliki latar batasan yang ditentukan oleh
belakang kehidupan yang berbeda intruksi. Intruski itu bisa berupa
(Rosleny, M 2010: 213) kata-kata yang merupakan lawan
dari stimulus, bagian dari
Pada proses berfikir perlu diketahui keseluruhan stimulus, dan
bahwa ada kelemahan dalam berfikir sebagainya.
yang dibawa sejak lahir, gangguan - Reverie atau Daydreaming:
tersebut karena ada kelainan diantaranya: berkhayal atau berfantasi dengan
bebas.
a. Idiola, adalah orang idiot, yang
- Night dreaming: gambaran atau
disebabkan oleh otaknya yang tidak
episode yang terjadi selama
berkembang dengan normal
tidur, yang diingat oleh
b. Oligoprnia, tingkat kecerdasan yang
seseorang ketika ia bangun.
terbatas atau agak bodoh karena
- Autistic thinking: melakukan
intelektual yang tidak berkembang
interpretasi secara subjektif;
dengan sempurna
proses di mana kepercayaan dan
c. Debilita, inteljensinya berjalan dan
nilai-nilai si pemikir lebih
maju namun tidak dapat berkembang
diwarnai oleh kebutuhan
dengan sempurna.
personal daripada realitas
OFM,A.L (1989:14) menegaskan eksternal. Dalam proses ini
berfikir dalam kerangka memberikan termasuk juga rasionalisasi.
pengertian merupakan unsur dari 2) Directed thinking: jenis berpikir
keputusan sebagai kegiatan akal budi yang memiliki tujuan; akan
yang pertama, yang menangkap sesuatu mencapai titik terakhir jika tujuan
sebagaimana adanya. Oleh karena itu sudah tercapai. Jenis berpikir ini
menangkap sesuatu adalah mengerti terbagi ke dalam dua bagian:
terhadap sesuatu. Poespopropojo - Critical thinking (berpikir
(1985:4) mengatakan sebagai mahluk kritis): jenis berpikir yang terjadi
yang terdiri dari jasmani dan rohani, dalam membentuk penilaian
manusia memiliki daya jangkau yang tentang proposisi. Dalam
tidak terbatas terhadap realitas segala berpikir kritis diperlukan logika
sesuatu. Berpikir memiliki fungsi penting formal.
dalam kehidupan manusia, yaitu dalam - Creative thinking (berpikr
pembuatan keputusan (decesion making) kreatif): jenis berpikir yang
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 52 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

menemukan hubungan- 3) Proses pemecahan masalah sebagai


hubungan baru mencapai aktivitas yang membutuhkan
penyelesaian masalah yang baru, kekuatan.
menemukan suatu metode, 4) Apa yang dimunculkan akan
menghasilkan objek atau bentuk berupan gerak baik verbal dan
artistik baru, dan sebagainya. nonverbal.
5) Secara instan akan muncul konsep:
Salah astu fungsi berpikir adalah “aha, sekarang saya tahu........”
untuk pengambilan keputusan. Kita sadar lebih lazim disebut insight solution.
betulk bahwa sepanjang hidup senantiasa Ada beberapa factor yang mempengaruhi
mengambil keputusan, karena mungkin seseorang dalam pemecahan masalah,
berkaitan dengan masa depan, dan lain- yakni:
lain. Pada dasarnya keputuisan yang 1) Motivasi. Seseorang akan muncul
diambil adalah: konsep dorongan baik dari i nternal
dan eksternal.
1) Hasil berpikir, hasil usaha aktivitas
2) Sikap dan kepercayaan. Sekap dan
gerak fikir.
kepercayaan seseorang
2) Melibatkan pilihan dengan berbagai
mempengaruhi kondisi dan bobot
sudut pandang.
seseorang dalam pemecahan
3) Melibatkan tindakan nayata,
masalah. Sudut pandang sikap dan
walaupun pelaksanaannya boleh
kepercayaan bisa saja salah dan
ditangguhkan atau dilupakan.
bisa benar.
Untuk pengambilan keputusan 3) Kebiasaan: Kecenderungan untuk
seseorang akan dipengaruhi oleh mempertahankan pola pikir
beberapa faktor, yaitu: tertentu, atau melihat masalah dari
satu sisi saja, atau kepercayaan
1) Kualitas dan kuantitas pengetahuan yang berlebihan dan tanpa kritis
yang dimiliki seseorang pada pendapat otoritas,
2) Motif menjadikan sub dalam menghambat pemecahan masalah
berfikir. yang efisien.
3) Unsur sikap. Bila sikap anda 4) Emosi: secara nyata bahwa
negatif terhadap kaum buruh, maka seseorang dalam proses pemecahan
anda tidak akan menggubrisnya maslah akan berhubungan dengan
ketika mereka protes. aktifitas emosi.
Masalah adalah kesenjangan antara Berpikir kreatif adalah: thinking
harapan dan kenyataan yang memerlukan which produces new mwthods, new
pemecahan. Pemecahan masalah pada concepts, new understanding, new
umumnya bergerak sesuai dengan inventions, new work of art. Berpikir
kebiasaan. Masalah timbul mengikuti alur kreatif harus memenuhi tiga syarat:
sebagai berikut:
1) Kreatif dan inovatif.
1) Faktor munculnya perilaku di 2) Kreatifitas menejemen masalah.
motori oleh faktor dari luar dan 3) Insight, menilai dan
dalam. mengembangkannya sebaik
2) Kekuatan berfikir seseorang mungkin (Rakhmat, 1994:75).
bersifasat fleksibel sesuai dengan
kontrol diri.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 53 |


JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

Berpikir kreatif melalui beberapa hadapkan dengan beberapa kemungkinan


proses sebagai berikut: yang hamper sama, dalam arti cocok
untuk pemecahan masalah.
1. Dirumuskan dalam bentuk orientasi
Ahli psiklogi mengemukakan
2. Identifikasi masalah dalam bentuk bahwa ketika kita dalam memecahkan
Preparasi. masalah, ada beberapa tahap yang akan
kita lakukan, tahap tersebut adalah:
3. Proses pemecahan masalah
berlangsung terus dalam jiwa - Pemahaman masalah
bawah sadar kita dalam bentuk - Menginterpretasikan maslah
Inkubasi. - Hipotesis masalah
- Memilih alternative yang akan di
4. Gerakan berfikir mendalam
pilih
5. kritis menilai pemecahan masalah - Melalakukan pengujian hipotesis
yang diajukan pada tahap keempat
dalam bentuk Verifikasi. Apabila seseorang belum
menemukan yang sesuai untuk
Beberapa faktor yang menunjang memecahakan masalah, maka yang
dalam pemusatan berfikir: dilakukan adalah menarik diri dari
masalah dan melakukan kegiatn dan
1) Kemampuan kognitif: konsep aktifitas lain untuk sementara waktu.
seseorang dalam kekuatan untuk Masa istirahat ini di sebut sebagai tahap
berfikir. “incubation” oleh henri poincare. Pada
2) Keterbukaan sikap:menerima tahap ini proses maslah sebenarnya masih
rangsangan dari luar dalam berfikir. tetap berlangsung, namun dengan tidak
3) Bebas, otonom, dan percaya diri: sadar. Pada masa tidak sadar ini orang
orang inovatif tidak senang melarikan diri pemikiranya dari masalah
“digiring”; ingin menampilan apa yang sedang di hadapi, namun terkadang
yang difikirkan dan apa yang pada masa ini sering muncul gagasan dan
putuskan (Rakhmat, 1994:77). jalan keluar yang baik guna untuk
memecahkan masalah. Hal tersebut
Istilah berfikir mengacu kepada terjadi, masa karena pada tersebut otak
beberapa jenis situasi, mulai dari manusia sedang istirahat dari berfikir
memutuskan (decide), menggambarkan mendalam. Masa incubation ini
(figure out), dan merancanakan dan seenarnya kita kita melakukan latihan,
mengorganizir. Dalam hal ini para ahli walau dilakukan secara tidak sadar. Salah
psikolog tidak memisahkan pemecahan satu bentuk dari pemecahan masalah
masalah dengan berfikir, kajian tentang yang di gunakan adalah verbal anagram
pemecahan masalah mencakup segala problem, ini merupakan latihan dengan
pengamatan terhadap cara yang menggunakan huruf acak untuk disusun
dilakukan, karena dipersepsikan bahwa menjadi sebuah kata yang benar dan
seseorang dalam berfikir terjadi pada saat bermakna.
munculnya masalah. Dalam proses Contoh, DONESIANI yang dapat
pemecahan masalah, mahasiswa di di susun dengan menjadi kata
hadapkan dengan bagaimana mahasiswa INDONESIA. Motivasi dapat juga
itu harus dapat memecahkan masalah, mempengaruhi efisiensi dalam
dan dihadapkan dengan berbagai pilihan pemecahan masalah. Bila tugas yang di
yang harus di buat dengan menggunaka berikan pada kita lebih kompleks, maka
proses berfikir, terkadang harus memilih motivasi yang di butuhkan untuk
satu respon yang benar, terkadang juga di
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 54 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

mencapai pembelajaran yang optimal Pendekatan ini memformulasikan


lebih sedikit. tentang urutan peristiwa, yang
menggunakan suatu program computer
Ada tiga macam teoritis yang yang berisi aturan sehingga mampu
digunakan dalam kajian tentang berfikir memerintahkan untuk melakukan
dan pemecahan masalah : sesuatu. Namun walaupun canggih
format program computer, sesungguhnya
1) Teori stimulus respon Teori ini
manusia adalah jauh lebih kompleks dari
mempunyai konsep dasar bahwa
sebuah computer. Dengan pendekat
berfikir merupakan peruses
pendekatan information processing
asosiatif, berfikir dipandan sebagai
mampu sebagai model yang abstrak
prilaku trail and error yang inplisi.
harus dapat melakukan proses berfikir
Di asumsikan bahwa dalam situasi
dan pemecahan masalah.
masalah apa saja, mahasiswa
membawa beberapa kebiasaan Ada tiga tiga hal perkembangan kognitif
untuk kesituasi tersebut. yang di kemukakan oleh piaget:
Kebiasaan ini ada dan mempunyai
kekutan beragam sesuai dengan 1. Sensorimotor
masalah. Teori ini menekankan Hal ini bagian tahap perkembangan
dalam situasi pemecahan masalah, kognitif yang berjalan sejak mulai
kebiasaan ytang sudah ada keluar dari lahir sampai pada dua tahun,
sesuai dengan urutan kekuatan pada tahap ini mulai beriteraksi
kecenderungannya sampai dengan lingkungan pada tahap ini,
menemui respon yang efektif dan piaget menemukan ada reaksi
berhasil dalam pemecahan masalah. sirkular primer, yakni kecenderungan
2) Teori gestalt. Dalam teori ini anak-anak untuk mengulangi prilaku
berfikir dianggap sebagai maasalah yang sudah di kuasainya, dan
pengorganisasian persepsi, yaitu interaksi skunder, yang meliputi
sebagai proses melihat stimulus manipulasi lingkungan, seperti
lingkungan dengan cara yang membuat ribut atau memindahkan
berbeda dari yang sebelumnya. minuman.
Ahli psikologi aliran gestalt,
menyimpulkan bahwa kegiatan 2. preoperartional thought (pemikiran
pemecahan masalah, seperti yang di praoperasional) Kondisi ini akan
lakukan oleh subjek eksperimen muncul dan berjalan ketika anak
mereka, merupakan kemampuan berumur 7 tahun, dalm tahap ini anak
mengorganisasikan persepsinya sudah ada peningkatan dalam
tentang dunia, atau penerapan penggunaan bahasa, symbol, dan
insight terhadap masalah. Gestalt imajinasi, namun belum berprilaku
juga melihat bahwa berfikir secara logika yang konsisten, mereka
merupakan sebagai proses dan mulai membentuk kategori
aktifitas yang terselubung, namun konseptual.
dalam berfikir tidak di 3. congrete operation ( operasi nyata)
konseptualisasikan sebagai Pada tahap ini akan muncul ketika
penggunaan kebiasaan yang ada anak berusia 11-15 tahun. Pemikiran
dan tersedia. pada masa ini sudah berdasarkan
3) Teori information prosesing logika, ketimbang kemampuan
approach (pedekatan pengolahan perceptual dan motorik. Pada tahap
informasi) ini dinamakan congrete operation
kerena dalam proses logika belum

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 55 |


JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

sepenuhnya bersifat abstrak, Berdasarkan latarbelakang di atas


pemikiran pada masa ini masih maka penulis mengkaji lebih dalam
terikat pada contoh-contoh nyata. tentang “Konsep Berfikir Dalam
Ada dua bentuk dalam kemampuan Pemacahan Masalah Mahasiswa Program
yang membuat ligika, yakni: Studi Bimbingan Dan Konseling
conservation, merupakan Universitas Prof. Dr. Hazairin, Sh.
kemampuan dalam mengingat objek Bengkulu”. Adapun rumusan masalah
dan beberapa propertinya masih dalam penelitian ini adalah (1)
sama, walau dilihat dari persepsi dan Bagaimana konsep berfikir dalam
situasi yang berbeda. Selanjtunya, pemecahan masalah Mahasiswa Program
reversibility, yakni kemampuan Studi Bimbingan dan Konseling? (2)
dalam merubah urutan fikiran Faktor apa saja yang mempengaruhi
dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan dalam
kembali pada urutan pertama, dengan penyelesaian masalah?
kata lain, memikirkan sebuah objek
dalam bentuk disajikan pada urutan METODOLOGI
pertama.
4. Tahap terakhir adalah formal Penelitian ini dirancang dengan
operation, tahap ini berlansung pada menggunakan metode kualitatif dengan
usia sebelas tahun sampai pada lima jenis deskriptif. Penelitian ini
belas tahun. mengungkapkan tentang gejala peristiwa
dan kejadian apa adanya atau apa yang
Pada tahap ini anak pindah ke proses sebenarnya terjadi. Irawan (1990: 60)
berfikir abstrak seperti cara berfikir menyatakan bahwa penelitian deskriptif
orang dewasa. Pada masa ini dalam bertujuan untuk mendeskriptifkan atau
berfikir di pengaruhi oleh pendalihan dan memaparkan suatu hal seperti apa
pengambilan keputusan dengan adanya. Pendekatan deskriptif yang
kemampuan mempertimbangkan digunakan dalam penelitian ini adalah
kecocokan alternatif pemecahan masalah. meliputi pengumpulan data yang ada
Di sinilah manusia mulai didalamnya. Lehmann dalam Yusuf,
mengembangkan proses hipotesis dan (2005:83) mengemukakan bahwa
deduksi logika dari hipotesis. Sebagi penelitian deskriptif adalah jenis
calon konselor sekolah aktifitas BK penelitian yang bertujuan
dalam bentuk pelayanan untuk membantu mendeskripsikan secara sistematis,
individu dan kelompok agar mereka faktual dan akurat mengenai fakta dan
terlepas dari permasalahan yang sifat populasi, atau mencoba
mengganggu dalam kehidupan menggambarkan fenomena secara detail.
kesehariannya maupun dalam kaitannya Subjek dalam penelitian ini adalah
dengan perkembangan dirinya dari waktu mahasiswa Prodi bimbingan dan
ke waktu. Dalam hal ini objek yang konseling angkatan tahun 2016. Adapun
menjadi fokus layanan konseling yang teknik pengumpulan data pada penelitian
profesional adalah permasalahan yang ini dikumpulkan dengan menggunakan
memberatkan, mengganggu serta teknik wawancara, observasi dan
menimbulkan kesulitan dan kerugian, dokumentasi. Teknik analisis data
baik yang sedang terjadi maupun yang dilakukan dengan konsep reduksi data,
potensial dapat terjadi, terkait dalam display data dan kesimpulan.
kehidupan sehari-hari maupun dalam
perkembangannya.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 56 |


JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

bercerita dengan teman dekat dan


berkonsultasi dengan dosen.
HASIL 3. Penyelesaian yang dilakukan dengan
cara mandiri, yakni dengan
A. Konsep berfikir dalam pemecahan
menyelesaikan masalah dengan diri
masalah Mahasiswa Program Studi
sendiri.
Bimbingan dan Konseling. Pada
4. Menyelesaikan masalah berdasarkan
kenyataannya, individu tidak
dengan pengalaman yang pernah
selamanya berhasil dalam melakukan
dilakukan.
pemecahan masalah. Hal ini
Hal yang terpenting dalam
disebabkan adanya rintangan-
penyelesaian masalah adalah tetap
rintangan yang menyebabkan individu
berfikir yang positif dengan
tidak mampu dalam menyesuaikan diri
mempertimbangkan resiko kedepannya.
secara optimal. Pada konsep ini
Berdasarkan keterangan dari beberapa
sebagai dimensi manusia mahluk
dosen tentang dampak yang dimunculkan
sosial dimana antara satu dengan yang
bagi mahasiswa yang sedang memiliki
lainnya saling mengisi dan
masalah, berikut keterangannya: Widya
membutuhkan.
Kartika Sari, M.Pd: “permasalahan yang
Setiap individu mengalami
dialami oleh mahasiswa menjadikan
masalah, masalah kecil atau ringan
proses PBM tidak lagi maksimal, hal ini
sampai masalah berat atau besar, yang
ditandai dengan pasif ketika didalam
mencakup masalah hubungan sosial,
kelas, tidak konsetrasi, dan
masalah ekonomi dan permasalahan
kecenderungan gelisah”
lain dalam menjalani aktivitas sehari-
Susi Hardianti,M.Pd. Ka. Lab Konseling.
hari, sehingga dapat menghambat
“dari beberapa mahasiswa yang pernah
aktivitas individu tersebut. Masalah-
saya konselingi sebagian besar mereka
masalah yang dialami oleh individu-
tidak mampu mengontrol emosi dan
individu tersebut, tidak mungkin
mengontrol diri, contoh merasa diri
dibiarkan terus sampai berlarut-larut,
bodoh karena sudah berkeputusan salah,
karena hal ini akan mengakibatkan
melampiaskan kekesalan dengan orang
timbulnya efek samping yang tidak
(teman, adik,) dan benda, sulit berfikir
diharapkan. Dalam mengahadapi
matang sehingga salah dalam
permasalahan ini, ada individu yang
pengambilan keputusan”.
dapat mengatasi sendiri dan ada pula
Dari pemaparan di atas, dapat
yang membutuhkan pertolongan orang
disimpulan bahwa sebenarnya konsep
lain.
pengolahan masalah yang dihadapi
Peneliti melakukan wawancara
mahasiswa bimbingan dan konseling
kepada beberapa mahasiswa, tentang
masih rendah. Dengan melihat kondisi di
bagaimana cara menghadapi masalah,
atas, tentunya hal ini menjadi bahan
maka ada beberapa strategi yang
perbaikan sebagai calon seorang konselor
mereka tempuh:
yang kedepan akan membantu
1. Ketika dihadapkan dengan
memecahkan masalah konseli, harus
masalah mahasiswa menjadikan
dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu.
masalah sebagai sesuatu yang
Pemaparan juga di tuangkan oleh
harus diselesaikan.
beberapa mahasiwa yang peneliti
2. Penyelesaian masalah dilakukan
wawancarai tentang apa yang dilakukan
dengan berbagai bentuk yakni
ketika ada masalah:
mendiamkan dan bersikap cuek,
“Ay” : “jika ada masalah yang saya
menyampaikan dengan keluarga
lakukan dalah tidur, karena dengan tidur
tertutama dengan kedua orang tua,
akan bisa melupakan masalahnya, kalau
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 57 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

tidak tidur saya jalan-jalan keluar tempat sehat, maka tentunya mahasiswa mampu
teman-teman, dengan itu masalah dengan menghadapi masalah yang dihadapi.
sendirinya bisa aya atasi”. Hasil wawancara yang dilakukan
Hal senada juga disampaikan oleh dengan Ka. Lab.Konseling Ibu Susi
“EF”, “ kalau ada masalah yang saya Hardiati,M.Pd bahwa permasalahan yang
hadapi, saya lihat dulu takaran sering muncul pada proses konseling
masalahnya, kalau hubungan dengan yang dilakukan diruang lab. Konseling
orang maka saya temui orang yang adalah permasalahan akademik yang
bersangkutan dan menyelesaikan secara berkaitan dengan nilai yang anjlok, tidak
langsung, kalau masalah kampus saya membuat tugas dan sulitnya pemahaman
berkonsltasi dengan orang tua, terkadang mahasiswa dalam proses belajar. Selain
dengan dosen-dosen, dan kalau ada permasalah akademik, permasalahan
masalah keluarga yang saya lakukan yang juga sering muncul pada mahasiswa
adalah diam saja karena saya tudak mau adalah hubungan dengan keluarga serta
memperkeruh suasana keluarga saya”. hubungan sosial. Dari berbagai masalah
Berkaitan dengan masalah yang muncul dapat di identifikasikan
akademik, “NJ’ mengungkapkan bahwa bahwa, permasalahan mahasiwa yang
“terkadang saya ada beberapa tidak muncul diantaranya bidang belajar,
memahami apa yang disampaikan oleh bidang sosial dan bidang keluarga.
dosen ketika mengajar, namun takut Ada dua persoalan yang sering muncul
bertanya sehingga saya harus puas pada diri mahasiswa, yakni:
dengan nilai yang rendah, memang ini 1) Problema akademik merupakan
adalah kesalahan saya karena tidak hambatan atau kesulatan yang di
bertanya apa yang saya tidak pahami, hadapi oleh mahasiswa dalam
sehingga menyesal dibelakang”. merencanakan, melaksanakan, dan
Keterangan “Ap” saya paling banyak memaksimalkan pengembangan
mengalami masalah kademik, seperti belajarnya beberapa problema studi
masalah dengan nalai, nilai saya banyak yang mungkin di hadapi oleh
yang anjlok sehingga saya tidak bisa mahasiswa sebagai berikut:
menyusun skripsi, masalah tugas-tugas - Kesulitan dalam memilih
kuliah, namun permasalahn itu muncul program
karena adanya faktor lain yang itu juga studi/konsentrasi/pilihan mata
sebagai masalah”. kuliah yang sesuai dengan
Dari keterangan di atas kemampuan dan waktu yang
permasalahan yang muncul sebenarnya tersedia.
bisa untuk diselesaikan dengan benar jika - Kesulitan dalam mengatur waktu
mahasiswa memahami kunci belajar disesuaikan denga
permasalahannya. Kaitan dengan banyaknya tuntutan dan aktivitas
munculnya masalah ada beberapa perkuliahan, serta kegiatan
masalah yang muncul dan berakibat kemahasiswaan lainnya.
dengan munculnya masalah yang lain, - Kesulitan dalam mendapatkan
seperti masalah hubungan muda-mudi, sumber belajar dan buku- buku
masalah keluarga yang kemudian sumber.
masalah tersebut memunculkan masalah - Kesulitan dalam menyusun
akademik. Kondisi demikian merupakan makalah,laporan, dan tugas lain
konsep pengentasan masalah dengan - Kesulitan dalam mempelajari
dukungan konsep berfikir. Jika seseorang buku- buku yang berbahasa
sudah mampu berfikir dengan baik dan asing khususnya bahasa inggris.
rasional serta medepankan pemecahan - Kurang motifasi untuk semengat
belajar.
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 58 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

- Adanya kebiasaan belajar yang otomatis dan kebetulan, melankan


salah. secara sengaja dan terprogam melalui
- Rendahnya rasa ingin tahu dan latihan secara terus menerus.
ingin mendalami ilmu serta
rekayasa. B. Faktor yang mempengaruhi
- Kurang minat terhadap profesi. pengambilan keputusan dalam
2) Problema sosial pribadi merupakan penyelesaian masalah.
kesulitan- kesulitan yang dihadapi
oleh mahasiswa dalam mengelola Berdasarkan hasil wawancara, yang
kehidupannya sendiri serta peneliti lakukan dengan Ka.
menyesuaikan diri kdengan Laboratorium konseling menyebutkan
kehidupan sosial, baik di kampus bahwa masalah-masalah yang muncul
maupun di lingkungan temat pada diri mahasiswa ada beberapa
tinggalnya, yakni: karakter yang muncul, yakni:
- Kesulitan ekonomi/biaya 1. Mahasiswa lebih terbuka
kuliah. menyampaikan dengan rekan
- Kesulitan berkenaann dengan sejawat/ teman daripada orang tua
masalah pemondokan. sendiri dalam menyampaikan
- Kesulitan menyesuaikan diri masalahnya.
dengan teman sesama 2. Ada sebagian mahasiswa yang
mahasiswa baik di kampus tidak merasa dirinya bermasalah
maupun dilingkungan tempat sehingga tidak membutuhkan
tinggal. penyelesaian dan memandang
- Kesulitan menyesuaikan diri dirinya aman.
dengan masyarakat sekitar 3. Salah dalam pengambilan
tempat tinggal mahasiswa, keputusan. Sebagian mahasiswa
khususnya mahasiswa dalam menyikapi permasalahan
pendatang. menyamaratakan bobot dalam
- Kesulitan karena masalah – setiap masalah sehingga
masalah keluarga. penyelesaian yang dilakukan tidak
- Kesulitan karena masalah – sesuai dengan harapan.
masalah pribadi. (Achmad 4. Kontrol yang rendah
Juntika Nurihsan 2011:27) mengakibatkan kegaduhan dalam
pribadi mahasiswa yang berakibat
Sebagai mana dimaklumi, usia dengan terganggunya proses
mahasiswa untuk strata 1 umumnya pembelajaran sehingga tidak fokus
sekitar 18 – 24 tahun, mereka berada dan kosentrasi dalam perkuliahan.
pada masa akhir dan dewasa awal, atau 5. Lepas emosional menjadi
berada diantara keduanya yakni transisi permasalahan yang sering muncul
dari masa remaja ke masa dewasa. Ada ketika ada muncul persoalan,
dua tinjauan terhadap kondisi edeal dan sehingga berfikir tidak lagi rasional
aktual mahasiswa yang menjadi dasar dan tekanan emosional meningkat.
pemikiran mengembangkan kecakapan Kondisi di atas sepertihalnya
berfikir dan kemandirian belajar. disampaikan oleh Drs. Wahid, S. M.Pd
menurut Eti Nurhayati (2011:27) Ketua program studi bimbingan dan
kecakapan merupakan keterampilan konseling berkaitan yang mengatakan
melakukan suatu tugas tertentu yang bahwa “ setiap mahasiswa memiliki
diperoleh dengan cara berlatih terus cara berbeda dalam proses pemecahan
menerus, karena keterampilan tidak masalah, ada yang cepat dalam
serta merta datang sendiri secara pengambilan keputusan, ada yang
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 59 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

melalui pihak ketiga, ada yang salah “membutuhkan energi yang


dalam pengambilan keputusan, serta ada makasimal serta motivasi
yang memang dari masalah akan tinggi saat saya dihadapkan
muncul masalah baru”. masalah namun saya mampu
putuskan sendiri, dengan
Drs. Syamsuddin, M.Pd, sebagai demikian bahwa pengalaman
dosen PA juga mengatakan bahwa yang besar itu dapat saya
“kedewasaanlah yang menentukan terapkan juga ketika muncul
cara mahasiswa dalam penyelesaian masalah lagi, keinginan saya
masalah, kondisi ini membentuk adalah dengan tidak
bahwa mahasiswa yang belum bergantung pada orang lain
memiliki kedewasaan maka akan tetapi berusaha semaksimal
sulit bagi mereka dalam proses mungkin. jadi dorongan dalam
pemecahan masalah”. dir iitu yang menentukan
dengan resiko yang
Berdasarkan data pengolahan Alat
harusdihadapi ketika keliru
Ungkap Masalah (AUM Umum
dalam mengambil keputusan.
Mahasiswa) yang dilakukan oleh lab.
tapikan pak... semua ada
konseling prodi Bimbingan dan
sebuah proses untuk menuju
konseling pada tahun 2016 bahwa
lebih baik”.
terlihat, ada beberapa data yang didapat,
yakni hampir 76,5% persoalan Hal berbeda disampaikan oleh
mahasiswa ada pada masalah pribadi- “WA” yang mengemukakan
sosial dan 24, 4% ada pada posisi tentang sikap yang dilakukan
perencanaan karir. Dari kondisi tersebut terhadap masalah yang muncul
maka dapat dismpulkan bahwa memang bahwa “sesuai dengan kadar
setiap persoalan yang muncul pada diri masalahnya kerena saya lebih
mahasiswa seharusnya mahasiswa sering curhat dengan teman-
sendiri harus mampu mendeteksi sejak teman, mereka yang akan
dini tentang persoalan mereka, sehingga membantu pemecahan
mampu menghadapi setiap masalahnya karena kalau
permasalahan yang muncul. sendirian, wah.... ribet, apalagi
kalau sedang banyak kerjaan
Wanwancara dengan mahasiswa “Ry”
dan muncul masalahnya
yang mengatakan bahwa:
banyak juga”. sedangkan
“setiap masalah yang saya hadapi hal “UM” mengemukakan bahwa
yang saya lakukan adalah mencari “setiap masalah memang pasti
titik asal mengapa permasalahan itu muncul namun memang
bisa muncul, dengan demikian kami terkadang saya sulit dalam
bisa memposisikan untuk berfikir pemecahannya tatkala kondisi
tentang pemecahan masalahnya, yang rumit, namun akan
berkaitan dengan prosesnya saya termotivasi dan percaya diri
berusaha untuk bisa secara mandiri ketika ada temen-temen yang
karena saya yakin pasti ada selalu memberikan semangat
penyelesaiannya”. kepada saya”.

Senada dengan “MJ” yang Dari beberapa hasil wawancara


mengemukakan: di atas tergambar bahwa adanya
konsep yang berbeda dalam
menyikapi masalah, dengan pola dan
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 60 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

sudut pandang yang berbeda maka pemecahan masalah


akan memunculkan konsep berfikir individu berperan penting
yang berbeda pula, hal ini timbul dalam pengambilan sebuah
dengan berbagai konteksnya seperti keputusan. Dengan berfkir
kondisi pribadi dan suasana secara kritis, mampu
sekeliling dari individu tersebut. memenej serta mengontrol
Kemampuan berfikir dalam proses diri dan emosi mahasiswa
penyelesaian masalah jika individu mampu mengambil
mengalami kesulitan maka bukan keputusan sehingga
tidak mungkin akan muncul stres, terentaskan masalahnya.
depresi dan putusasa dalam hidup Faktor ini muncul karena
sehingga melakukan hal bersifat pengalaman, berani
negatif, sehingga bukan penyelesaian mengambil resiko, dan
masalah namun memunculkan pendewaasaan.
masalah yanag baru. 2. Faktor eksternal. Faktor ini
muncul dari luar diri
Ada beberapa yang harus mahasiswa, dalam proses
digaris bawahi berkaitan dengan pemecahan maslah dan
hasil temuan di lapangan: pengambilan keputusan
mahasiswa dipengaruhi oleh
1. Mahasiswa memiliki
beberapa aspek seperti
strategi masing-masing
lingkungan keluarga,
dalam proses penyelesaian
lingkungan masyarakat,
masalah.
lingkungan sekitar dan
2. Bobot masalah yang
lingkungan tempat
dihadapi mempengaruhi
bekerja/sekeliling.
kosep berfikir mahasiswa
Disamping terjadi keunikan
dalam pengambilsan sebuah
pada setiap orang, masalah yang
keputusan.
dihadapi seseorang pun tidak selalu
3. Pengambilan keputusan
persis sama dengan yang sudah
yang salah menjadi sebuah
pernah di alami. maka keterampilan
faktor mahasiswa
intelektual saja sering tidak
memutuskan melalui
memadai. Seorang pembelajar
bantuan orang lain.
membutuhan pengorganisasian dan
4. Dorongan dan motivasi dari
kontrol terhadap proses belajarnya
lingkungan baik keluarga,
untuk dapat memilih alternatif
teman terdekat menjadi
strategi pemecahan masalah yang
sebuah stimulus dan
paling tepat diantara sekian pilihan.
memiliki andil dalam
kecakapan berpikir dalam belajar
pengambilan keputusan
bermanfaat bagi pembelajar untuk
untuk proses penyelesaian
mencari dan menemukan berbagai
masalah.
alternatif solusi pemecahan
Dengan demikian maka ada dua masalah yang dihadapi sesuai
faktor yang mempengaruhi denga konteksnya.
pengambilan keputusan dalam proses
pemecahan masalah yakni:
1. Faktor internal. Faktor ini
muncul pada diri
mahasiswa, dalam proses
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 61 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

PEMBAHASAN untuk mengembangkan dan


memelihara potensi yang
A. Konsep berfikir dalam pemecahan ada (Prayitno, 2004:2).
masalah Mahasiswa Program Studi Konselor
Bimbingan dan Konseling memberikan berbagai
Persoalan yang muncul pada setiap informasi yang berkaitan
mahasiwa, menuntut mahasiswa dengan dunia pensiun
untuk lebih mampu mengolah kepada pensiunan maupun
permasalahan yang dihadapi kepada masyarakat
dengan baik, sehingga keputusan sehingga dapat membantu
yang diambil oleh mahasiwa dapat pensiunan untuk hidup lebih
dientaskan dengan benar dan efektif dan diterima dalam
pengambilan keputusan yang baik kehidupan masyarakat.
bagi dirinya. Menurut Miller Dengan adanya layanan ini
(dalam Prayitno, 1999:110) diharapkan Mahasiswa
keseluruhan upaya pelayanan mampu menyesuaikan diri
bimbingan dan konseling dengan baik.
ditekankan pada upaya untuk 2. Penguasaan Konten
membantu pemecahan masalah Layanan penguasaan
individu terhadap dirinya sendiri, konten adalah layanan yang
lingkungan dan masyarakat dalam memungkinkan konseli
tujuan untuk peningkatan menguasai kemampuan atau
kehidupan mental. Pelayanan kompetensi tertentu
bimbingan dan konseling diarahkan (Prayitno, 2004:2). Melalui
kepada hal-hal yang dapat layanan penguasaan konten,
membantu Mahasiswa yang konselor dapat memberikan
menjalani pensiun untuk dapat berbagai konten yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik. membantu pemecahan
Konselor sebagai pelaksana masalah Mahasiswa
bimbingan dan konseling terutama dalam bidang
diharapkan mampu ekonomi sehingga KES-T
mengembangkan aspek-aspek yang dihadapi selama ini
positif dalam diri individu untuk bisa menjadi KES.
dapat memecahkan masalah dengan 3. Layanan Konseling
baik. Layanan-layanan yang dapat Perorangan
diberikan kepada Mahasiswa Layanan konseling
diantaranya: perorangan sebagai wujud
1. Layanan Informasi bagi konseli dalam
Layanan informasi menyampaikan segala
adalah layanan yang sesuatu yang menjadikan
memungkinkan individu permasalahannya kepada
menerima dan memahami konselor sehingga maslaah
berbagai informasi yang yang dialaminya dapat
dapat digunakan sebagai terentaskan dengan baik
bahan pertimbangan dan dengan tetap memegang
pengambilan keputusan azas kemandirian. Klien
untuk kepentingan individu yang sedang mengalami
tersebut, untuk pemecahan permasalahan pribadi akan
masalah, mencegah mengganggu pemecahan
timbulnya masalah, dan masalah nya. Jika
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 62 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

permasalahan tersebut tidak memunculkan hal berbeda pula.


segera dientaskan maka hal Kecakapan membuat keputusan adalah
ini dapat membuat kecakapan membuat keputusan dengan
pemecahan masalah klien menganalisis dan menilai sebab dan
negatif. Peranan konselor akibat yang terjadi. Tujuannya adalah
sangat diperlukan untuk membuat keputusan yang terbaik
membantu mengentaskan dengan mempertimbangkan berbagai
permasalahan Mahasiswa faktor, dan memiliki alasan yang kokoh
tersebut. dalam mengambil sebuah keputusan,
B. Faktor yang mempengaruhi yakni (1) mengenal secara pasti tujuan
pengambilan keputusan dalam membuat sebuah keputusan, (2)
penyelesaian masalah. mengumpulkan informasi untuk
Berdasarkan hasil temuan yang memperoleh berbagai bentuk
terjadi di lapangan dalam keputusan, (3) mengidentifikasi sebab
pengambilan sebuah keputusan, dan akibat yang terjadi jika keputusan
mahasiswa memiliki konsep yang di ambil, (4) memilih keputusan yang
beda-beda. Hal ini menunjukan paling tepat dan kecil resiko, (5)
bahwa karakter seseorang melakukan observsi dan menilai laporan
memberikan pengaruh terhadap hasi opservasi, (6) memuat deduksi dan
hasil oleh fikir yang dilakukan. menilai deduksi, (7) membuat induksi
Menurut Mursidin (2010:212- dan menilai induksi, (8) mengevaluasi,
113) mengemukakan ada beberpa (9) mendefinisikan dan menilai definisi,
alasan perbedaan hasil sebuah (10) mengidentifikasi asumsi, (11)
pemikiran: memutuskan dan melaksanakan, (12)
1. Setiap individu memiliki berinteraksi dengan orang lain.
potensi yang berbeda-beda
2. Setiap individu memiliki Menurut Nurhayati, E (2011:45)
karakteristik yang berbeda mengemukakan bahwa kecakapan
3. Setiap individu memiliki berfikir dalam membuat keputusan yang
kekuatan akal yang berbeda terbaik dendalah kecakapan memilih
4. Setiap individu memiliki suatu pilihan yang terbaik dari beberapa
kekuatan pengetahuan yang alternatif untuk mencapai tujuan
berbeda berdasarkan kriteria tertentu. tujuannya
5. Setiap individu memiliki agar dapat membuat pilihan yang
pengalaman yang berbeda terbaik, menghindari bertindak secara
6. Setiap individu memiliki terburu- buru yang dapat merugikan,
citra diri yang berbeda mencapai rasa senang/ puas bukan
7. Setiap individu memiliki perasaan menyesal dengan keputusan
latar belakang kehidupan yang diambil, menjadikan seseorang
yang berbeda lebih rasional dan sabar, dapat
8. Setiap individu memiliki memaafkan sumber informasi. Dengan
kebutuhan dan tujuan hidup demikian maka, berfikir dapat dikatakan
yang berbeda sebagai upaya korelatif antara berbagai
9. Setiap individu memiliki pengalaman dan gejala jiwa yang
masalah dan solusi yang tertuang dalam memori. Korelasi yang
berbeda dibangun dapat berupa korelasi yang
positif dan juga dapat berkorelasi
Dari konsep di atas jelas bahwa negatif.
mahasiswa yang memiliki keunikan
tersendiri sudah pasti akan
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 63 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

SIMPULAN SARAN
1. Sebagai seorang mahasiswa
1. Konsep berfikir dalam pemecahan dituntut untuk berfikir kreatif dan
masalah Mahasiswa Program Studi kritis. Oleh karena itu sudah hal
Bimbingan dan Konseling, yang haru bahwa mahasiswa harus
memiliki beberapa konsep (1) mampu mengolah pemikiran dalam
disandarkan pada watak, kriteria, pemecahan masalah dengan baik.
argumen, pertimbangan pemikiran, 2. Program studi bimbingan dan
sudut pandang dan bobot masalah. konseling harus selalu bekerjasama
(2) Sebagian mahasiswa belum dengan dosen PA khususnya
memiliki konsep kecakapan berfikir sehingga mampu mengidentifikasi
kritis, yakni kecakapan dengan benar tentang kondisi
menggunakan pemikiran untuk mahasiswa.
menilai kewajaran suatu ide dan 3. Peran Laboratorium konseling
pertimbangan wajar. (3) Masih untuk lebih aktif dalam mendeteksi
lemahnya kecakapan berfkiri secara dini mahasiswa di program
kreatif, yakni kecakapan dalam studi bimbingan dan konseling
menciptakan gagasan, menemukan serta melakukan konsep kuratif dan
alternatif, dan keberanian untuk prefentif.
mencoba.
2. Faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan dalam DAFTAR PUSTAKA
penyelesaian masalah ada dua
yakni (1) Faktor internal, faktor ini OFM, A.L. 1989. Logika Selayang
muncul pada diri mahasiswa, dalam Pandang. Jogjakarta : Kanisius
proses pemecahan masalah individu
Irawan. 1990. Logika dan Prosedur
berperan penting dalam
Penelitian. Jakarta: Staia Lan
pengambilan sebuah keputusan.
Dengan berfkir secara kritis,
Khadijah, 2006. Pengantar Psikologi
mampu memenej serta mengontrol
Umum. Jakarta:Balai Pustaka
diri dan emosi mahasiswa mampu
mengambil keputusan sehingga
Mursidin. 2010. Psokologi Umum.
terentaskan masalahnya. Faktor ini
Bandung: CV. Pustaka Setia.
muncul karena pengalaman logika,
berani mengambil resiko, transmisi
Nurhayati, E. 2011. Bimbingan
sosial, pengendalian diri dan
konseling dan Psikoterapi
pendewaasaan, (2) Faktor eksternal,
inovatif. Yogyakarta: Pustaka
faktor ini muncul dari luar diri
Pelajar
mahasiswa, dalam proses
Poespopropojo,1985. Logika Soentifika.
pemecahan maslah dan
Bandung.: Remadja Karya.
pengambilan keputusan mahasiswa
dipengaruhi oleh beberapa aspek
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan
seperti lingkungan keluarga,
Kelompok Konseling Kelompok.
lingkungan masyarakat, lingkungan
Padang: Universitas Padang.
sekitar dan lingkungan tempat
bekerja/sekeliling.
Rosleny, M. 2010. Psikologi Umum;
Bandung: Pustaka Setia.

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 64 |


JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500

Rakhmat, J. 1994. Psikologi


Komunikasi. Bandung:
Rosda.

Yusuf, A.M.1996.Teknik Analisa


Data. Padang: FIP UNP

JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 65 |

You might also like