Konsep Berfikir Dalam Pemacahan Masalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Prof. Dr. Hazairin, Sh. Bengkulu
Konsep Berfikir Dalam Pemacahan Masalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Prof. Dr. Hazairin, Sh. Bengkulu
Konsep Berfikir Dalam Pemacahan Masalah Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan Konseling Universitas Prof. Dr. Hazairin, Sh. Bengkulu
Juwanto1, Zumkasri2
1,2
Prodi Bimbingan dan Konseling Universitas Prof. Dr. Hazairin,S.H
e-mail: [email protected], [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine: (1) the concept of thinking in problem solving Study Program
Student Guidance and Counseling (2) What factors influence decision the decision to solve
the problem. The method used in this research is qualitative descriptive. The study revealed
about events and other symptoms of what is or what is actually happening. Subjects in this
study were students Prodi guidance and counseling force in 2016. The data collection
techniques in this study were collected by using interview, observation and documentation.
Data analysis technique is done with the concept of data reduction, data display and
conclusion. Results of the research findings are (1) the concept of thinking in problem
solving Study Program Student Guidance and Counseling, has some concept of a) was based
on the character, the criteria, the argument, consideration thoughts, viewpoints and weight
problems. b) Some of the students have no concept of critical thinking skills, the skills to use
reasoning to assess the reasonableness of an idea and reasonable consideration. c) The
weakness of berfkiri creative prowess, that prowess in creating ideas, find an alternative, and
the courage to try). (2) Factors influencing decision making in solving problems that have
two a) internal factors, these factors appear in a student, in individual problem-solving
process plays an important role in making a decision. By berfkir critically, capable memenej
and emotional self-control and students are able to take decisions that terentaskan problem.
This factor arises because the experience of logic, take risks, social transmission, self-
control and pendewaasaan, b) External factors, these factors emerge from outside of the
student, in the process of solving the issue and decision making of students affected by some
aspects such as family environment, community , the environment and the environment in
which work / round.
Keywords: Thinking, Problem Solving, Guidance and Counseling
demikian maka hasil dari proses berfikir dan memecahkan masalah (problem
pada diri seseorang tidak selalu sama, hal solving). Selanjutnya, berpikir juga dapat
ini menunjukkan bahwa: dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu:
1. Setiap individu memiliki potnsi yang 1) Associative thinking: Jenis berpikir
berbeda dalam berfikir yang secara relatif tidak berarah,
2. Setiap individu memiliki tidak terkontrol; satu pikiran yang
karakteristik yang berbeda muncul dan membawa pada pikiran
3. Setiap individu memiliki kekuatan lain.
akal yang berbeda - Free association (asosiasi
4. Setiap individu memiliki bebas): rangkaian kata-kata di
pengetahuan yang berbeda mana satu kata menuntun atau
5. Setiap memiliki pengalaman yang membawa yang lain dengan
berbeda bebas, tanpa batasdan.
6. Setiap individu memiliki kebutuhan - Controlle association (asosiasi
dan tujuan hidup yang berbeda terkontrol): ada beberapa
7. Setiap individu memiliki latar batasan yang ditentukan oleh
belakang kehidupan yang berbeda intruksi. Intruski itu bisa berupa
(Rosleny, M 2010: 213) kata-kata yang merupakan lawan
dari stimulus, bagian dari
Pada proses berfikir perlu diketahui keseluruhan stimulus, dan
bahwa ada kelemahan dalam berfikir sebagainya.
yang dibawa sejak lahir, gangguan - Reverie atau Daydreaming:
tersebut karena ada kelainan diantaranya: berkhayal atau berfantasi dengan
bebas.
a. Idiola, adalah orang idiot, yang
- Night dreaming: gambaran atau
disebabkan oleh otaknya yang tidak
episode yang terjadi selama
berkembang dengan normal
tidur, yang diingat oleh
b. Oligoprnia, tingkat kecerdasan yang
seseorang ketika ia bangun.
terbatas atau agak bodoh karena
- Autistic thinking: melakukan
intelektual yang tidak berkembang
interpretasi secara subjektif;
dengan sempurna
proses di mana kepercayaan dan
c. Debilita, inteljensinya berjalan dan
nilai-nilai si pemikir lebih
maju namun tidak dapat berkembang
diwarnai oleh kebutuhan
dengan sempurna.
personal daripada realitas
OFM,A.L (1989:14) menegaskan eksternal. Dalam proses ini
berfikir dalam kerangka memberikan termasuk juga rasionalisasi.
pengertian merupakan unsur dari 2) Directed thinking: jenis berpikir
keputusan sebagai kegiatan akal budi yang memiliki tujuan; akan
yang pertama, yang menangkap sesuatu mencapai titik terakhir jika tujuan
sebagaimana adanya. Oleh karena itu sudah tercapai. Jenis berpikir ini
menangkap sesuatu adalah mengerti terbagi ke dalam dua bagian:
terhadap sesuatu. Poespopropojo - Critical thinking (berpikir
(1985:4) mengatakan sebagai mahluk kritis): jenis berpikir yang terjadi
yang terdiri dari jasmani dan rohani, dalam membentuk penilaian
manusia memiliki daya jangkau yang tentang proposisi. Dalam
tidak terbatas terhadap realitas segala berpikir kritis diperlukan logika
sesuatu. Berpikir memiliki fungsi penting formal.
dalam kehidupan manusia, yaitu dalam - Creative thinking (berpikr
pembuatan keputusan (decesion making) kreatif): jenis berpikir yang
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 52 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500
tidak tidur saya jalan-jalan keluar tempat sehat, maka tentunya mahasiswa mampu
teman-teman, dengan itu masalah dengan menghadapi masalah yang dihadapi.
sendirinya bisa aya atasi”. Hasil wawancara yang dilakukan
Hal senada juga disampaikan oleh dengan Ka. Lab.Konseling Ibu Susi
“EF”, “ kalau ada masalah yang saya Hardiati,M.Pd bahwa permasalahan yang
hadapi, saya lihat dulu takaran sering muncul pada proses konseling
masalahnya, kalau hubungan dengan yang dilakukan diruang lab. Konseling
orang maka saya temui orang yang adalah permasalahan akademik yang
bersangkutan dan menyelesaikan secara berkaitan dengan nilai yang anjlok, tidak
langsung, kalau masalah kampus saya membuat tugas dan sulitnya pemahaman
berkonsltasi dengan orang tua, terkadang mahasiswa dalam proses belajar. Selain
dengan dosen-dosen, dan kalau ada permasalah akademik, permasalahan
masalah keluarga yang saya lakukan yang juga sering muncul pada mahasiswa
adalah diam saja karena saya tudak mau adalah hubungan dengan keluarga serta
memperkeruh suasana keluarga saya”. hubungan sosial. Dari berbagai masalah
Berkaitan dengan masalah yang muncul dapat di identifikasikan
akademik, “NJ’ mengungkapkan bahwa bahwa, permasalahan mahasiwa yang
“terkadang saya ada beberapa tidak muncul diantaranya bidang belajar,
memahami apa yang disampaikan oleh bidang sosial dan bidang keluarga.
dosen ketika mengajar, namun takut Ada dua persoalan yang sering muncul
bertanya sehingga saya harus puas pada diri mahasiswa, yakni:
dengan nilai yang rendah, memang ini 1) Problema akademik merupakan
adalah kesalahan saya karena tidak hambatan atau kesulatan yang di
bertanya apa yang saya tidak pahami, hadapi oleh mahasiswa dalam
sehingga menyesal dibelakang”. merencanakan, melaksanakan, dan
Keterangan “Ap” saya paling banyak memaksimalkan pengembangan
mengalami masalah kademik, seperti belajarnya beberapa problema studi
masalah dengan nalai, nilai saya banyak yang mungkin di hadapi oleh
yang anjlok sehingga saya tidak bisa mahasiswa sebagai berikut:
menyusun skripsi, masalah tugas-tugas - Kesulitan dalam memilih
kuliah, namun permasalahn itu muncul program
karena adanya faktor lain yang itu juga studi/konsentrasi/pilihan mata
sebagai masalah”. kuliah yang sesuai dengan
Dari keterangan di atas kemampuan dan waktu yang
permasalahan yang muncul sebenarnya tersedia.
bisa untuk diselesaikan dengan benar jika - Kesulitan dalam mengatur waktu
mahasiswa memahami kunci belajar disesuaikan denga
permasalahannya. Kaitan dengan banyaknya tuntutan dan aktivitas
munculnya masalah ada beberapa perkuliahan, serta kegiatan
masalah yang muncul dan berakibat kemahasiswaan lainnya.
dengan munculnya masalah yang lain, - Kesulitan dalam mendapatkan
seperti masalah hubungan muda-mudi, sumber belajar dan buku- buku
masalah keluarga yang kemudian sumber.
masalah tersebut memunculkan masalah - Kesulitan dalam menyusun
akademik. Kondisi demikian merupakan makalah,laporan, dan tugas lain
konsep pengentasan masalah dengan - Kesulitan dalam mempelajari
dukungan konsep berfikir. Jika seseorang buku- buku yang berbahasa
sudah mampu berfikir dengan baik dan asing khususnya bahasa inggris.
rasional serta medepankan pemecahan - Kurang motifasi untuk semengat
belajar.
JURNAL PSIKODIDAKTIKA || VOL: 2, NO: 2 Desember 2017 | 58 |
JUWANTO1, ZUMKASRI2 || ISSN:2548-6500
SIMPULAN SARAN
1. Sebagai seorang mahasiswa
1. Konsep berfikir dalam pemecahan dituntut untuk berfikir kreatif dan
masalah Mahasiswa Program Studi kritis. Oleh karena itu sudah hal
Bimbingan dan Konseling, yang haru bahwa mahasiswa harus
memiliki beberapa konsep (1) mampu mengolah pemikiran dalam
disandarkan pada watak, kriteria, pemecahan masalah dengan baik.
argumen, pertimbangan pemikiran, 2. Program studi bimbingan dan
sudut pandang dan bobot masalah. konseling harus selalu bekerjasama
(2) Sebagian mahasiswa belum dengan dosen PA khususnya
memiliki konsep kecakapan berfikir sehingga mampu mengidentifikasi
kritis, yakni kecakapan dengan benar tentang kondisi
menggunakan pemikiran untuk mahasiswa.
menilai kewajaran suatu ide dan 3. Peran Laboratorium konseling
pertimbangan wajar. (3) Masih untuk lebih aktif dalam mendeteksi
lemahnya kecakapan berfkiri secara dini mahasiswa di program
kreatif, yakni kecakapan dalam studi bimbingan dan konseling
menciptakan gagasan, menemukan serta melakukan konsep kuratif dan
alternatif, dan keberanian untuk prefentif.
mencoba.
2. Faktor yang mempengaruhi
pengambilan keputusan dalam DAFTAR PUSTAKA
penyelesaian masalah ada dua
yakni (1) Faktor internal, faktor ini OFM, A.L. 1989. Logika Selayang
muncul pada diri mahasiswa, dalam Pandang. Jogjakarta : Kanisius
proses pemecahan masalah individu
Irawan. 1990. Logika dan Prosedur
berperan penting dalam
Penelitian. Jakarta: Staia Lan
pengambilan sebuah keputusan.
Dengan berfkir secara kritis,
Khadijah, 2006. Pengantar Psikologi
mampu memenej serta mengontrol
Umum. Jakarta:Balai Pustaka
diri dan emosi mahasiswa mampu
mengambil keputusan sehingga
Mursidin. 2010. Psokologi Umum.
terentaskan masalahnya. Faktor ini
Bandung: CV. Pustaka Setia.
muncul karena pengalaman logika,
berani mengambil resiko, transmisi
Nurhayati, E. 2011. Bimbingan
sosial, pengendalian diri dan
konseling dan Psikoterapi
pendewaasaan, (2) Faktor eksternal,
inovatif. Yogyakarta: Pustaka
faktor ini muncul dari luar diri
Pelajar
mahasiswa, dalam proses
Poespopropojo,1985. Logika Soentifika.
pemecahan maslah dan
Bandung.: Remadja Karya.
pengambilan keputusan mahasiswa
dipengaruhi oleh beberapa aspek
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan
seperti lingkungan keluarga,
Kelompok Konseling Kelompok.
lingkungan masyarakat, lingkungan
Padang: Universitas Padang.
sekitar dan lingkungan tempat
bekerja/sekeliling.
Rosleny, M. 2010. Psikologi Umum;
Bandung: Pustaka Setia.