Kajian Teknik Budidaya Tanaman Cabai (Capsicum Annuum L.) Kabupaten Minahasa Tenggara

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

73

KAJIAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN CABAI (Capsicum annuum L.)


KABUPATEN MINAHASA TENGGARA
A STUDY ON CULTIVATION TECHNIQUES FOR CHILI (Capsicum annuum L.) IN
SOUTHEAST MINAHASA REGENCY

Maria G. M. Polii*), Tommy D. Sondakh**), Jeane S. M. Raintung*),


Beatrix Doodoh*), Tilda Titah**)
*) Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unsrat
**) Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Unsrat

ABSTRACT

Chili is a strategic commodity with important economic value in Indonesia. The Ministry of Agriculture
included chili in a special program as of 2015 to increase production. Chili as a commodity has a high
impact on Indonesia’s economy, party because fluctuations in its price can influence inflation. Data from
the Central Statistics Agency indicate that chili supplies decrease during the rainy season while demand
increases in the months of Ramadhan, Christmas, and New Year, and in these times chili prices
increase and cause inflation. To support national demand, there needs to be an increase in chili
productivity. Chili plots sometimes cannot be planted year-round due to the high use of artificial
chemical fertilizer with excessive dosage, thus decreasing the quality of land and quality and volume of
chili crop yield. For that reason, there needs to be a study that identifies cultivation techniques for chili in
the regency of Southeast Minahasa. Study results show that cultivation methods in Molompar village,
Southeast Minahasa, still depends on farmers’ experiences. Field instructors have not been optimally
guiding the local farmers.
Keywords: chili farmers, cultivation methods, production

ABSTRAK
Cabai merupakan komoditas strategis yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Kementerian
Pertanian memasukkan cabai dalam Program Upaya Khusus (Upsus) sejak 2015, untuk bisa
meningkatkan produksi cabai. Komoditas cabe berpengaruh besar terhadap perekonomian Indonesia,
antara lain karena fluktuasi harganya mempengaruhi inflasi. Dari data Badan Pusat Statistik, kondisi
saat pasokan cabai turun seperti di musim hujan atau permintaan naik di bulan Ramadhan dan hari
raya Natal dan tahun baru. Harga cabai naik sehingga memicu inflasi. Untuk menopang kebutuhan
nasional, perlu peningkatan produktivitas cabai. Lahan penanaman cabai kadang-kadang tidak dapat
dipertahankan untuk tanam cabe sepanjang tahun dikarenakan pemakaian pupuk anorganik (kimia)
yang cukup tinggi dan pestisida dengan dosis tidak sesuai rekomendasi sehingga menurunkan kualitas
lahan dan kualitas serta produksi cabai. Untuk itu perlu dilakukan penelitian Identifikasi Teknik
Budidaya Tanaman Cabai di Kecamatan Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Teknik budidaya cabai di desa Molompar kab. Mitra masih menerapkan pengalaman
petani. Petugas PPL belum maksimal mendampingi petani.
Key words: petani cabai, teknik budidaya, produksi

Eugenia Volume 25 No. 3 Oktober 2019


73
Eugenia Volume 25 No. 3 Oktober 2019

PENDAHULUAN lambung (Prajanata, 2008). Cabai dibutuhkan


setiap keluarga, restoran, industry dan lainnya
Cabai rawit (Capsicum anuum L.) merupakan salah sebagainya sebagai bahan pencampur makanan,
satu tanaman hortikultura dari famili Solanaceae bumbu, bahan baku industry dan lain-lain. Seiring
yang memiliki nilai ekonomi tinggi (Cahyono, 2003). bertambahnya jumlah penduduk, permintaan
Cabai mengandung senyawa kimia yang pasokan cabai semakin meningkat. Sebab itu
dinamakan capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6- petani melakukan penanaman secara terus
nonenamide). Selain itu, terkandung juga berbagai menerus tanpa memperhatikan faktor lingkungan
senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang yang menyebabkan produksi tanaman cabai
dinamakan capsaicinoids. kandungan vitamin c menurun. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan
pada cabai cukup tinggi dapat mencegah produksi tanaman cabai rawit menurun diantaranya
kekurangan vitamin c sepeerti penyakit sariawan, tingkat kesuburan tanah yang rendah, tingginya
meskipun memiliki banyak manfaat tetapi harus penguapan air yang disebabkan oleh suhu udara
dikonsumsi secukupnya saja untuk mencegah nyeri serta serangan Organisme Pengganggu Tanaman
lambung (Prajanata, 2008). Cabai dibutuhkan (OPT) (Rukaman, 2002). Berbagai upaya untuk
setiap keluarga, restoran, industry dan lainnya meningkatkan produksi cabai perlu dilakukan
sebagainya sebagai bahan pencampur makanan, karena kebutuhan cabai meningkat sesuai
bumbu, bahan baku industry dan lain-lain. Seiring kebutuhan masyarakat menyebabkan harga cabai
bertambahnya jumlah penduduk, permintaan melonjak tinggi.
pasokan cabai semakin meningkat. Sebab itu Peningkatan produksi cabai melalui
petani melakukan penanaman secara terus perbaikan teknik budidaya sebaiknya dilaksanakan
menerus tanpa memperhatikan faktor lingkungan melalui kelompok tani. Kelompok Tani cabai di
yang menyebabkan produksi tanaman cabai Desa Molompar Atas Kecamatan Tombatu Timur
menurun. Adapun faktor-faktor yang menyebabkan Kabupaten Minahasa Tenggara mempunyai
produksi tanaman cabai rawit menurun diantaranya anggota SD sampai SLTA. Luas areal yang
tingkat kesuburan tanah yang rendah, tingginya ditanami cabai kurang lebih 2,5 - 5 ha. Menurut
penguapan air yang disebabkan oleh suhu udara Cahyono (2007), produksi cabai rata-rata dalam
serta serangan Organisme Pengganggu Tanaman satu periode produksi (10 – 12 bulan) 2,2
(OPT) (Rukaman, 2002). Berbagai upaya untuk kg/tanaman. Beberapa petani memperoleh hasil
meningkatkan produksi cabai perlu dilakukan panen 10 – 12 kg untuk 8 kali panen, hasil panen
karena kebutuhan cabai meningkat sesuai lainnya yaitu setelah tanaman berumur dua hingga
kebutuhan masyarakat menyebabkan harga cabai tiga bulan rata-rata panen setiap pohon
melonjak tinggi. menghasilkan 1 kg (Anonimous, 2012). Produksi
Cabai rawit (Capsicum anuum L.) merupakan salah cabai perlu ditingkatkan melalui evalusai cara
satu tanaman hortikultura dari famili Solanaceae bercocok tanam yang benar.
yang memiliki nilai ekonomi tinggi (Cahyono, 2003). Penggunaan input untuk memperoleh
Cabai mengandung senyawa kimia yang produksi yang tinggi seperti pupuk dan pestisida
dinamakan capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6- pada budidaya cabai merah guna memperoleh
nonenamide). Selain itu, terkandung juga berbagai produksi yang tinggi merupakan ancaman yang
senyawa yang mirip dengan capsaicin, yang serius terhadap kesehatan dan
dinamakan capsaicinoids. kandungan vitamin c lingkungan. Bahan kimia sintetik
pada cabai cukup tinggi dapat mencegah y a n g digunakan dalam pertanian seperti
kekurangan vitamin c sepeerti penyakit sariawan, pupuk dan pestisida telah merusak
meskipun memiliki banyak manfaat tetapi harus struktur,kimia dan biologi tanah. Resiko
dikonsumsi secukupnya saja untuk mencegah nyeri kerusakan ekologi menjadi tak terhindarkan
Polii, M. G. M,dkk : Kajian Teknik Budidaya Tanaman Cabai……….…….. 74

danterjadinya penurunan produksi membuat lapangan (PPL) sangat penting dalam


ongkos produksi pertanian meningkatkan hasil cabai karena umumnya petani
cenderungmeningkat. Akhirnya terjadi mengandalkan pengalaman sepanjang mereka
inefisiensi produksi. Mutu tanah pertanian bertani. Berdasarkan uraian di atas maka
ditentukan antara lain oleh kandungan bahan penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengkaji
organik tanah seperti yang dikategorikan oleh pengaruh teknik (cara) budidaya tanaman cabai
(Karama, 2001), bahwa tanah dengan kategori ditingkat petani di Desa Molompar kabupaten
buruk jika mengandung kurang dari 1% bahan Minahasa Tenggara .
organik, kategori kurang mengandung 1-2%
bahan organik, kategori sedang mengandung 2-3%
bahan organik dan kategori baik jika mengandung METODE PENELITIAN
bahan organik 3-5%.
Berbagai hasil penelitian mengindikasikan Tempat dan Waktu Penelitian
bahwa sebagian besar lahan intensif menurun Penelitian dilaksanakan pada kelompok
produktivitasnya serta mengalamai degradasi lahan tani di Desa Molompar Atas Kecamatan Tombatu
terutama rendahnya kandungan C-Organik Timur di Kabupaten Minahasa Tenggara sejak
yang juga dikarenakan oleh penggunaan pupuk bulan juni sampai bulan Agustus 2019.
anorganik atau pupuk sintetis secara terus menerus Bahan dan Alat
sehingga tanah jenuh dan berpengaruh terhadap Bahan dan alat yang digunakan adalah :
struktur tanah. Pupuk organik dapat meningkatkan Kuisioner, Altimeter, pH meter, siplok, cangkul, alat
produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, tulis menulis, bahan dan lain-lain.
mengurangi pencemaran lingkungan serta Metode Penelitian
meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penelitian menggunakan metose survey
Pupuk organik juga dapat mencegah degradasi dan pengambilan data secara sampling. Data
lahan jika digunakan secara terus menerus, selain diperoleh melalui wawancara dengan petani cabai
itu berperan sebagai pengikat butiran primer dan pengisian kuisioner serta diskusi (tanya jawab)
menjadi butiran sekunder tanah sehingga terbentuk dengan petani bagaimana teknik budidaya cabai
agregat yang mantap, selain itu juga berpengaruh yang mereka terapkan.
terhadap porositas, penyimpanan dan penyediaan
air, aerasi dan suhu tanah karena pupuk organik Prosedur Kerja
menyediakan senyawa carbon yang memperbaiki - Survey
sifat fisik dan biologi tanah. Pengaruh pupuk - Menentukan kelompok tani cabai sebagai sampel
organik tersebut, dapat melengkapi penggunaan - membuat kuisioner
pupuk anorganik yang penyediaan unsur hara nya - wawancara
tinggi namun berpengaruh terhadap agregat tanah
dan degradasi lahan. Dengan penggunaan pupuk
organik yang dikombinasikan dengan pupuk HASIL DAN PEMBAHASAN
anorganik, maka ketersediaan unsur hara dapat
optimal dan degradasi lahan atau tanah dapat Teknik budidaya pada tanaman cabai
diminimilisir dan dicegah demi keberlanjutan sangat penting untuk memperoleh hasil cabai
pertanian karena keunggulan pupuk organik sesuai yang diharapkan. Teknik budidaya meliputi
disbanding anorganik adalah dapat memperbaiki semai benih, penanaman, pemupukan,
struktur tanah dan aktivitas mikrobiologi tanah. pemeliharaan (penyiraman, pemangkasan,
Budidaya tanaman cabai harus penyiangan), panen sering (frekuensi panen, cara
diperhatikan sejak persiapan lahan, karena akan panen, kriteria panen). Penanganan teknik
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman dan budidaya tanaman cabai sangat perlu diperhatikan
produksi tanaman. Peranan penyuluh pertanian di untuk meningkatkan produksi tanaman cabai.
Eugenia Volume 25 No. 3 Oktober 2019 75

Petani cabai di Desa Molompar Kabupaten yaitu pada waktu tanam, pada umur 1 bulan, dan
Minahasa Utara menanam cabai mengikuti teknik dua bulan setelah tanam. Selain kesuburan tanah,
budidaya tanaman sesuai yang diuraikan pada hama dan penyakit merupakan factor yang sangat
Tabel 1. Benih yang digunakan umumnya benih mempengaruhi hasil cabai. Gangguan penyakit
local kecuali ada pembagian dari Dinas Pertanian yang menyerang mulai dari tanaman disemai
setempat. Untuk mencapai hasil yang maksimal, sampai tanaman menghasilkan, gangguan penyakit
pemanfaatan benih hibrida dengan teknik bercocok pada tanaman cabai sangat banyak jenisnya dan
tanam yang benar akan meningkatkan produksi yang paling sering ditemui adalah penyakit keriting,
cabai. busuk buah dan antraknosa. Penyakit penyakit
Pemberian pupuk menggunakan pupuk tersebut disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak
majemuk phonska tanpa atau kadang-kadang menentu dan dapat menyebabkan kerugian yang
menggunakan tambahan pupuk kandang ayam cukup besar (Duriad & Muhram, 2003). Penyakit
apabila tersedia. Pupuk kandang sebagai pupuk antraknosa merupakan penyakit yang sangat
organic sangat penting untuk memperbaiki atau mempengaruhi pertumbuhan dan hasil cabai.
meningkatkan kesuburan fisik, kimia, dan biologi Penyebab penyakit antraknosa adalah jamur
tanah. Selanjutnya Winarso (2005) colletotrichum capsici. Biasanya penyakit ini
menjelaskanpemberian pupuk kandang akan menyerang daun, namun dapat pula menyerang
memperbaiki struktur tanah, meningkatkan buah (Warsino & Dhana, 2010). Gejala yang dapat
kapasitas menahan air dan meningkatkan dilihat pada tanaman yang terserang penyakit ini
kehidupan biologi tanah dan menurut Wigati adalah munculnya bercak bercak putih pada daun
dkk.,(2006) memperbaiki stabilitas agregat tanah ataupun pada buah yang semakin membesar.
dan meningkatkan kandungan humus tanah suatu Pengairan sangat mempengaruhi
kondisi yang dikehendaki oleh tanaman. pertumbuhan dan hasil cabai. Penyiraman harus
Menurut Santika (2002), pemberian pupuk dilakukan secara kontinyu terutama pada fase
yang berimbang, yaitu 150-200 kg/ha Urea + 450- vegetatif, frekuensi penyiraman 1-2 kali sehari
500 kg/ha ZA, 100-150 kg SP-36, 100-150 KCl,dan terutama pada musim kemarau, pada fase
20-30 ton pupuk kandang tiap hektar cukup pertumbuhan generatif (pembungaan dan
memadai untuk mendapatkan hasil dan mutu cabai pembuahan), pengairan dikurangi secara bertahap,
yang tinggi. Pupuk kandang dan pupuk SP-36 jumlah maupun frekuensinya. Penyiraman
diberikan sekaligus sebelum tanam, sedangkan sebaiknya dilakukan pada pagi hari (Elvina, 2013).
pupuk Urea +ZA dan pupuk KCl diberikan tiga kali,
Polii, M. G. M,dkk : Kajian Teknik Budidaya Tanaman Cabai……….…….. 76

Tabel 1. Teknik Budidaya Cabai Yang di Terapkan Petani di Desa Molompar Kecamatan
Tombatu.

Nomor Teknik Budidaya Cabai


1. Semai Benih cabai disemai :
- diwadah plastic
- dipolybag dengan menggunakan naungan pelepah daun kelapa.
2. Penanaman - Pindah tanam bibit dilakukan pada umur 1 bulan
- Umumnya varietas yang ditanam adalah varietas local
- Kadang-kadang benih cabai hibrida (bantuan dari Dinas Pertanian
setempat)
- Sistem penanaman monokultur dengan jarak tanam dalam baris 50 cm
dan antar baris 70 cm.
- Mulsa yang digunakan adalah mulsa plastic hitam perak atau gedebok
pisang.
- Sistem tanam ada yang mokultur dan tumpangsari penanaman tidak
beraturan.

3. Pemupukan - Pupuk yang digunakan adalah pupuk majemuk phonska dengan dosis
sesuai kebutuhan tanaman dengan melihat kondisi tanaman, atau 1 gelas
agua phonska/10 liter air.
- Pemberian pupuk di tabur disekitar tanaman kemudian ditutup dengan
tanah.
- Pupuk organic menggunakan pupuk kandang ayam apabila ada.
4, Pemeliharaan - Penyiangan gulma dilakukan sesuai dengan keadaan gulma yang ada,
umumnya gulma rumput-rumputan.
Pengendalian hama dan penyakit:
- Hama yang menyerang umumnya berupa kutu putih dan penyakit yaitu
daun keriting dan buah hitam.
- Pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida reagen, marshall
dan TAFF.
5. Panen - Panen dilakukan pada umur kurang lebih 6 bulan setelah tanam dengan
produksi awal kurang lebih 0,5 kg perpohon. Panen cabai selama 15
bulan produksi yang diperoleh bisa mencapai 120 kg.
Sumber: hasil wawancara Juli 2019.

Tingkat pendidikan petani sampel bervariasi dari dalam menerima informasi baru dan memiliki
SD sampai SLTA. Tingkat pendidikan berkorelasi wawasan yang lebih luas sehingga dapat
positif dengan respon dalam menerima ilmu membantu dalam meningkatkan produksi cabai
pengetahun dan teknologi. Menurut Kadarisman melalui penerapan teknik budidaya cabai yang
(2012), motivasi kerja seseorang di dalam diterima dari dinas pertanian terkait atau dari
melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh petugas penyuluh lapangan (PPL) setempat.
beberapa faktor, yaitu faktor internal faktor Peran penyuluh lapangan sangat penting untuk
eksternal. Faktor internal yaitu tingkat mendampingi petani dalam menerapkan teknik
pendidikandan kepuasan kerja(Indraningsih, 2011). budidaya cabai sehingga hasil cabai yang
Tingkat pendidikan yang cukup tinggi lebih mudah
Eugenia Volume 25 No. 3 Oktober 2019 77

diharapkan petani dapat tercapai dan harga cabai Cahyono, B. 2007. Cabai Rawit, Teknik Budi Daya
di pasaran dapat dijangkau konsumen. & Analisis UsahaTani
https://books.google.co.id › books. Diakses 8
KESIMPULAN DAN SARAN Juli 2019.

Kesimpulan Duriad dan Muhram. (2003). Pengenalan Penyakit


- Teknik budidaya cabai di desa Molompar Penting Pada Cabai Dan Pengendalianya
kab. Mitra Petani masih menerapkan Berdasarkan Epidemologi Terapan.
pengalaman petani. lembang, Bandung: Pusat Penelitian dan
- Petani umumnya menggunaan benih local. Pengembangan Hortikultura.
- Penggunaan pupuk organic apabila
tersedia. Elvina, H. 2013. Cabe Rawit, Si Mungil yang Pedas.
- Petugas PPL belum maksimal mendampingi http://www.bbpp-
petani. lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-
pertanian/671-cabe-rawit-si-mungil-yang-
Saran pedas. Diakses pada tanggal 27
Perlu digalakkan/diaktifkan kembali penyuluh Desember 2018.
lapangan (PPL) sehingga petani mendapat
pendampingan dalam menerapkan teknik budidaya Indraningsih, Kurnia.S. 2011. Pengaruh penyuluhan
cabai, sehingga resiko gagal panen dapat dihindari. terhadap keputusan petani Dalam adopsi
inovasi teknologi usahatani terpadu. Pusat
DAFTAR PUSTAKA Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Bogor
Anonimous, 2012. Cabai rawit: Sinar cukup, panen
kian lebat (2). http://peluangusaha.kontan. Kadarisman, M. 2012. Manajemen Pengembangan
co.id/news/cabai-rawit-sinar-cukup-panen- Sumber Daya Manusia. Penerbit PT
kian-lebat-2thort.Lembang. Bandung rajagrafindo persada. Jakarta.
Vol:XXVI. No. 1.1993
Prajanata, F. (2008). Agribisnis Cabai Hibrida.
Jakarta: Penebar Swadaya.
Anonimous, 2018. Kinerja Sektor Pertanian Wujud
Implementasi Nawacita, Warsino dan Dhana. 2010. Peluang UUsaha Dan
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/08 Budidaya Cabai. Jakarta: Gramedia.
/18/233308026/kinerja-sektor-
pertanianwujud- Wigati, E.S., A. Syukur, dan D.K. Bambang. 2006.
implementasi-nawacita. Penulis : Kurniasih Pengaruh Takaran Bahan Organik dan
Budi. Editor : Kurniasih Budi. Tingkat Kelengasan Tanah terhadap
Diakses Januari 2019. Serapan Fosfor oleh Kacang Tunggak Di
Tanah Pasir Pantai.J. I. Tanah Lingk. 6(2):
52-58.Winarso S. 2005. Kesuburan
Tanah.Dasar Kesuburan dan Kualitas
Tanah. Penerbit Gava Media. Yogya.

You might also like