Materi Presentasi PQC Marine 20170723
Materi Presentasi PQC Marine 20170723
Materi Presentasi PQC Marine 20170723
Juli 2017
Presentation Agenda
Activity
1
Presentation Agenda
Activity
2
Struktur Organisasi Marine Terkini Sesuai Dengan Perkembangan
Organisasi Perusahaan - 2016
Senior Vice President
Shipping
Vice President -
Marine 437
Ast. Manager
Ast. Manager Ast. Manager Marine Operation
Ast. Manager
Port Regulation & Marine Business Ship Agency
Compliance Support
Ast. Manager
Senior Expert
Plan & Control Facility
Port Technical
Sr. Supervisor
Head of
Ast. Manager Port Maritime Com. Under Water Services
Port Performance & & AAIC Sr. Supervisor
Improvement Marine Administration
Ast. Manager
Marine Guard Head of Head of Dockyard
Marine Terminal
Mooring Master Safety Incpector
Ast. Manager
Budget & Business
-
Administration
Marine TBBM /
Marine Unit (di Lokasi)
Safety Incpector
Source : - SK Direktur Utama No.Kpts-007/C00000/2013-S0 tentang Struktur Organisasi Direktorat Pemasaran & Niaga Level Manager Ke Atas
- SK Direktur SDM No.Kpts-003/K00000/2013-S0 tentang Struktur Organisasi Pemasaran & Niaga Level Ast. Manager / L4 Ke Bawah
3
4
Markt. ports
RU ports
SAB
LSE
KRR
MEL PKB TAR
TAH
DUM TOB
SBG BWN
BTM TOL
GUS TUB
SPK SRD TNT
BTG
PSB PNK MOU GOR
BPP PAR LAB SOR MAN
TLK PKU SLP LWK BIA
KTP PLP
TMB PLB APA SAN
SMP PSO JAY
TJP KTB BAG FAK
PAL KOL SER
PAB PLP NAM TTW BUL
JMB KDR KNA
BNJ PRE NAB
PMA KLK, RAH MAS
BKL PLJ MKS TUA DOB
JKT DGL BAU
PJG BAL
TGR SBY CAM
> 30,000 TU BAL LAR KAL
TTM BMA REO MAM
pergerakan kapal CLC TWI
setiap tahunnya AMP MER
BNO LAR
END ATT
WGP KUP
LSE
KRR
MEL PKB TAR
TAH
DUM TOB
SBG BWN
BTM TOL
GUS TUB
SPK SRD TNT
BTG
PSB PNK MOU GOR
BPP PAR LAB SOR MAN
TLK PKU SLP LWK BIA
KTP PLP
TMB PLB APA SAN
SMP PSO JAY
TJP KTB BAG FAK
PAL KOL SER
PAB PLP NAM TTW BUL
JMB KDR KNA
BNJ PRE NAB
PMA KLK, RAH MAS
BKL PLJ MKS TUA DOB
JKT DGL BAU
PJG BAL
TGR SBY CAM
TU BAL LAR KAL
TTM BMA REO MAM
Domestik only CLC TWI Keypoint supply chain
MER
Domestik & Impor BNO
AMP
END
LAR
ATT
sangat bergantung kinerja
WGP KUP 20 Terminal Besar ini
Balongan
Marine Region II,
Wilayah Sumbagsel.
Pusat Region : Plaju Cilacap
Mengelola 1 Port RU & 09 Marine Region V,
Port M&T Wilayah Jatim Balinus.
Marine Region IV, Pusat Region : Surabaya
Marine Region III, Wilayah Jawa Bagian Tengah. Mengelola 17 Port M&T
Wilayah Jawa Bagian Barat. Pusat Region : Cilacap
Pusat Region : Balongan Mengelola 1 Port RU & 01
Mengelola 1 Port RU & 05 Port M&T
Port M&T
Pembuatan dan
Updating Port
PORT Information
MANAGEMENT
& REGULATION
Melaksanakan
controlling dalam
Pengawasan
implementasi
Anggaran
ISPS Code
Marine secara
Pelabuhan yang
Umum
sudah comply
Pengawasan
Selaku Expert dalam
Integrated Port Time
pengembangan dermaga
(IPT) di seluruh Marine
baru
Region
Mengendalikan bisnis
komunikasi radio maritim
: kegiatan layanan komunikasi Pelayanan kegiatan
maritim, keselamatan jiwa dan keagenan untuk kapal milik,
harta benda dilaut sesuai charter PERTAMINA dan kapal
konvensi Internasional (SOLAS, pihak III di wilayah kerja Tersus
Marpol, ISM Code, ISPS Code) PERTAMINA, KPS , Offshore dan
melalui Stasiun Pantai TUKS termasuk pelabuhan di luar
Pertamina , Jakarta Radio/PKX2 negeri atas penunjukan keagenan
dari prinsipal luar / dalam negeri
Menjaga
keamanan dan
kelancaran
SPM Berada pada
baris terdepan
dalam
PKKTMP
Melakukan sesuai SK 14
Perawatan tahun 2011
UWS
Melaksanakan
Mengoperasikan
Pemanduan (Baik Pelindo,
STS pada beberapa
Mooring Master, maupu
lokasi yang dianggap
Pandu Mandiri) sesuai PM
krusial a/l : STS
53 tahun 2011 tentang
Kalbut, Teluk
Pemanduan
Semangka, Kotabaru
SOURCE: Team analysis
9
Presentation Agenda
Activity
10
Who We Are an What Role that we Play in PERTAMINA’s Business ??
Ketepatan pengelolaan
3 aspek penting
C Tanggal Muat
F Volume Muatan
40
30
20
10
0
Jul - Des 15 Mar ’16 avg
Aug ’15
- Terdapat ± 17 kapal charter out
- Jumlah call Impor FOB mencapai 40-50 call /
bulan dengan loading port Malaysia &
Singapura
- Perbandingan FOB dan CFR untuk PRODUK
saat ini mencapai 90 – 10
- Upaya bersama untuk menurunkan cost / liter
Produk Impor
A
UUD 1945
; IMO
UU No 22 th 2001
B
UU No 17 th 2008 - UU No 17 tahun 2008 tentang Pelayaran
UU 17 thn 2006
PP Rep Indonesia
C
PP 20/2010
PP 15/2016
D Peraturan Menteri / PM
PM Perhubungan 53/2011,
06/2013, 93/2013, 57/2015
E SK Internal Pertamina
1 2 3
Marine selaku Pengelola Marine selaku Agent Marine selaku PQC
Terminal Kapal / Ship Agent Marine sebagai perpanjangan
Marine bertanggung jawab Marine bertanggungjawab tangan Shipping di Region &
terhadap perijinan TUKS / Tersus melayani kapal selama di Lokasi
Pelabuhan
Marine bertanggung jawab Marine sebagai Bunker Control
terhadap pelaksanaan PKKTMP Marine bertanggung jawab dalam Kapal Milik & Charter
(Penanggulangan Kebakaran hal pembayaran PNBP sesuai PP
Kapal dan/atau Tumpahan Minyak 15/2016 Marine sebagai Cargo Control
di Perairan) sesuai SK 014/2011 Kapal Milik & Charter
Marine bertanggungjawab dalam
Marine bertanggung jawab dalam pelaksanaan PPKB (Permohonan Marine sebagai Performance
hal compliance ISPS Code Pelayanan Kapal & Barang) / 1A Control Kapal Milik & Charter
kepada PT. Pelabuhan Pertamina
Marine bertanggung jawab dalam Indoenesia dan BUP
hal pelaksanaan pelimpahan
pemanduan Pelayanan Crew selama di
Pelabuhan : sijil on/off, SK
Perwira, transportasi dll
Status Kapal
1 2 3
Kapal Milik / Own Fleet Kapal Charter Kapal Pihak Ketiga /
Pertamina saat ini memiliki Pertamina saat ini Keagenan
68 Kapal Milik menyewa ± 170 kapal Terdapat kargo Impor
Ukuran terbesar adalah LR charter untuk menunjang dengan CFR basis
(110,000 dwt) untuk crude kebutuhan supply dan Kapal Transportir / Industri
dan VLGC untuk gas distribusi BBM dengan sebagai mitra kerja
carrier mempertimbangkan Pertamina
Anggaran Port Charges keterbatasan kapal milik Kapal Spot Charter
untuk kapal milik menjadi Berukuran dari paling kecil dikarenakan case tertentu,
beban Pertamina sendiri SPOB dan Bulk Lighter misalkan kerusakan kapal
Bunker merupakan beban (1,500 dwt) sampai dengan milik
Pertamina VLCC Beban Port Charges &
Beban Port Charges & Bunker kapal keagenan
Bunker kapal charter adalah Owner Kapal
adalah Pencharter /
Pertamina
Activity
21
22
Pelabuhan… Dermaga…
Pelabuhan: tempat yang terdiri dari daratan Dermaga : suatu daerah di tepi laut / muara
dan perairan disekitarnya dengan batasan yang didesian menerima kapal-kapal untuk
tertentu sebagai tempat yang dipergunakan
kapal berlabuh dan atau tempat bertambatnya kegiatan bongkar muat barang. Umumnya
kapal laut serta kendaraan lainnya untuk merupakan ujung kegiatan (akhir) pengapalan
menaikkan dan menurunkan penumpang, produk dimana strukturnya terpadu
bongkar / muat barang dan hewan serta
merupakan daerah lingkungan kerja kegiatan Dermaga merupakan
ekonomi.
bagian dari pelabuhan
Pelabuhan Umum: pelabuhan yang
diselenggarakan untuk kepentingan pelayanan
masyarakat umum,
Pelabuhan Khusus: adalah pelabuhan yang
penggunaannya khusus untuk kegiatan sektor
perindustrian, pertambangan atau pertanian
yang pembangunan dan pengoperasiannya
dilakukan oleh instansi yang bersangkutan
untuk bongkar muat bahan baku dan hasil
produksinya yang tidak dapat ditampung oleh
pelabuhan yang dibuka untuk umum
DISCUSSION
DLKP
TERSUS
( OFF SHORE )
TUKS
DLKP
TERSUS
DLKR
TERSUS TUKS
PELABUHAN UMUM
TUKS Non Komersial
( KANPEL / UPP ) TUKS
PELABUHAN UMUM Komersial ( PT. PELINDO)
saat ini pengelolaannya di Syahbandar
DISCUSSION
Memelihara SBNP, alur pelayaran, kolam pelabuhan fasilitas lain yang diperlukan
untuk kelancaran lalu lintas kapal dan barang :
- Pengadaan & Perawatan Menara Suar, Buoy
- Pembayaran Penggunaan Perairan sesuai PP 15/2016
- Perawatan SPM dan Dermaga dan fasilitas bantu lainnya
- Melaksanakan Pengerukan di Alur Pelayaran
Activity
29
MT. Exxon Valdez
Korban 250,000
burung, 2,800 singa
MT. Exxon Valdes laut, 247 elang
menabrak gunung es di
Alaska 24 Maret 1989
Kerugian sebesar Rp 20
T, hanya diganti pihak
asuransi Rp 4.8 T
sebesar 120,000 ton
minyak tumpah di
laut coverage
pencemaran
2,100 km garis
pantai
30
Ketentuan Penanggulangan Pencemaran di Perairan & Pelabuhan diatur
Pemerintah dalam PM Perhubungan No 58 tahun 2013
On Scene Commander
Related to Oil Spill Response
PKKTMP… (OSR), Marine mempunyai
tanggung jawab dalam
Definisi : Pejabat Pertamina pemenuhan peralatan
setempat yang bertanggung penanggulangan tumpahan
Tindakan secara cepat, tepat jawab dan bertugas memimpin minyak di perairan, antara lain :
dan terkoordinasi untuk di lapangan operasi - Oil Boom
menanggulangi kebakaran Penanggulangan Kebakaran - Oil Skimmer
kapal dan tumpahan minyak di Kapal dan/atau Tumpahan - Oil Containment Bag
perairan Terminal Minyak Tier-1 di Perairan - Oil Dispersant Pump
Khusus/Terminal Untuk Teminal Khusus/Terminal Untuk - Oil Spill Dispersant
Kepentingan Sendiri Migas di Kepentingan Sendiri Migas - Oil Sorbent
semua wilayah operasi setempat. - Rubber Boat
Pertamina serta menanggulangi - Pangkalan LLP
dampak lingkungan akibat Sebagai OSC adalah Manager
tumpahan minyak di perairan Marine Region atau Head Of
untuk meminimalisasi kerugian Marine
masyarakat dan kerusakan
lingkungan perairan
Waduuuhh …!!
Ada tumpahan minyak ,
peralatan kita tidak lengkap !!!!
Apa yang harus kita lakukan ?!
Activity
37
ISPS Code
International Ships and
Port Facility Security Code
Koda Internasional
“Keamanan Kapal dan
Fasilitas Pelabuhan”
Catatan :
Tidak berlaku terhadap : Kapal perang dan
kapal bantuannya, Kapal yang dioperasikan
pemerintah negara penanda tangan
41
Presentation Agenda
Activity
42
SIUPAL Induk dan Perubahan Domisili Perusahaan
• Melaksanakan kegiatan pelaksanaan Clearance in/out, Crew Handling (Charter, Milik) dan kapal
keagenan meliputi on/off Awak Kapal, Sign on/off, passport/buku pelaut, penyijilan.
• Melaksanakan kegiatan keimigrasian seperti pengurusan izin kerja orang asing (Dahsuskim) exit permit
dengan Imigrasi dll.
• Melaksanakan kegiatan pengurusan kepentingan Awak Kapal (pengobatan, akomodasi, transport dan
pasasi).
• Melaksanakan pelaporan Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP), Inward/Outward Manifest
kegiatan bongkar / muat Cargo Kapal dari / ke luar negeri dengan Bea & Cukai.
• Melaksanakan koordinasi dengan petugas Pemerintah (Imigrasi, Karantina, Polisi, KPLP, Syahbandar)
untuk kepentingan clearance Awak kapal apabila terjadi kecelakaan kerja / meninggal untuk dievakuasi
ketempat lain.
• Melaksanakan Koordinasi dengan pihak terkait untuk kepentingan pelayanan pemanduan.
• Melaksanakan pengurusan Administrasi in / out cleareance, sandar / lepas kapal, permohonan
Pandu/Tunda dan pemeriksaan kapal oleh instansi Pelabuhan (Imigrasi, Kesehatan Pelabuhan,
Syahbandar, Bea Cukai).
• Melaksanakan program scheduling kapal cluster.
• Melakukan pengecekan nominasi cargo dan kesiapan dermaga sesuai rencana kedatangan kapal.
• Melaksanakan Koordinasi dengan Pihak terkait mengenai Estimate Time Arrival (ETA) / Estimate Time
Departure (ETD) kapal.
• Mengatur dan memonitor schedule sandar lepas kapal di Pelabuhan dan mengatur seluruh kegiatan di
Tugas Utama Marine Region
Ship Operation Keagenan.
• Melaksanakan Penyusunan Daily Tanker Position. adalah : Shipping Agency & Port
• Melaksanakan Koordinasi dengan General Agent terkait Reporting Progress Operation
Tanker Movement
2 Immigration (I)
1 Custom (C)
▪ Unsur Departemen Hukum &
▪ Unsur Departemen Keuangan, HAM, bertanggung jawab atas
bertanggung jawab atas
legalitas orang yang
pemeriksaan legalitas barang
diperkenankan masuk ke
dan ketentuan barang yang
wilayah RI atau bepergian
dikenakan bea dan cukai
keluar negeri
▪ Untuk kapal dari Luar Negeri / ▪ Untuk kapal domestik tidak ada
membawa muatan impor
Crew Asing maka tidak ada
▪ Kapal domestik tidak ada proses proses di Imigrasi
di Custom
• Telah dilaksanakan
improvement dengan
Uang Rambu Jasa Labuh pembayaran di muka
PUP-7 Jasa Tambat advance payment setiap
KSOP / KUPP Triwulan
(Syahbandar) Uang Rambu
PUP-7
PP 06/2009 PP 11/2015
Solusi :
Note :
Activity
52
Tugas dan Kegiatan Utama PQC
Sebagai Perpanjangan Tangan Shipping di Region / Lokasi
Bunker Loss,
Offspec, etc Reduce losses
Claims (SPOB,
SSOB, On-Off hire, Claimable
Del-Redel, R2 Loss,
etc). Crew blacklist tidak
naik kapal
Tank Table
No Accident
Kasus-kasus kapal
PSA 100%
Vessel Performance
-Scope kerja sangat luas meliputi yang core Invetigasi &
Monitoring PSA peyelesaian kasus di
maupun non core.
- Memastikan compliance kapal namun lapangan dan di
Crew Blacklist peradilan
operasional kapal tidak boleh terganggu.
Hal lainnya (Audit, No Fraud
Pelumas, Sanksi)
Implementation Level
5 Langkah yang dilakukan PQC pada saat kapal sandar s/d awal proses load/disch
1. Melakukan ship
cargo tank 2. Kalkulasi kargo
sounding/ullaging sebagai filter
dan cek dry atas kesalahan 3. Memastikan
perhitungan Slop, Bunker
dalam kondisi 4. Menandatangani
baik dari kapal
sama dengan agreement
maupun LM 5.Memastikan
pelaporan kapal pemuatan /
pembongkaran pembongkara
n pada saat
awal berjalan
Apabila tdp aman
kondisi swell, tdp
trash maka berhak
Makin banyak
meminta
pihak menghitung
mengulang/mena
diasumsikan Terutama untuk produk
mbah jumlah
tingkat kesalahan MFO, MDO & HSD Sebagai basic klaim
pengukuran
makin kecil slow pumping
Implementation Level
5 Langkah yang dilakukan PQC pada saat kapal complete load/disch sebelum cast off
1. Melakukan ship
cargo tank 2. Kalkulasi kargo
sounding/ullaging sebagai filter
dan cek dry atas kesalahan 3. Memastikan
perhitungan Slop, Bunker
dalam kondisi 4. Memastikan
baik dari kapal
sama dengan bahwa klaim slow
maupun LM 5.Melakukan cek
pelaporan kapal pumping (bila ada)
dinaikkan oleh LM all vessel tank
apabila R1/R3
melebihi batas
Apabila tdp toleransi dan
kondisi swell, tdp membuat
trash maka berhak berita acara
Makin banyak
meminta
pihak menghitung
mengulang/mena
diasumsikan Terutama untuk produk
mbah jumlah
tingkat kesalahan MFO, MDO & HSD Sebagai basic klaim
pengukuran
makin kecil slow pumping
Darat juga
melakukan recek
▪ Apabila terjadi dispute antara pihak kapal dengan LM di darat maka PQC berfungsi tangki darat
sebagai penengah bersama dengan surveyor
▪ PQC juga berfungsi sebagai sumber informasi perubahan pemesanan pandu apabila
tdp dispute jumlah kargo
Activity
• Performance Control
57
CHARTER PARTY
Contract for the use or hire of a vessel
CONTRACT OF AFFREIGHTMENT
Perjanjian pengankutan berdasarkan uang tambang
(Rp/liter)
Klaim adalah: “Upaya-upaya
Klaim-Klaim Atas Kapal penyelamatan atas kerugian atau
potensi kerugian akibat terjadinya
penyimpangan atau pelanggaran
atau kekurangan kinerja dalam
pelaksanaan kontrak berdasarkan
pertimbangan yang logis.”
Voyage Redelivery
*Klaim Lainnya:
Charter 1.Kerusakan asset ganti kerugian
2.Tumpahan Minyak polluter pay
- Klaim Demurrage principle (strict liability)
PROSES SERAH TERIMA MINYAK DI PERTAMINA
DAN GAMBARAN LOSSES YANG TERJADI
R4
SUPPLY (B/L - A/R
LOSS )
DITOLERANSI MAX.
R4 = ------------
0.3 % B/L
TRANSPORT LOSS
• Transport loss yang tidak dapat dihindari diperkenankan maksimum 0.09% atau
sesuai Charter Party.
• Pemilik tidak boleh memanfaatkan toleransi transport loss yang diperkenankan. Jika
losses melebihi toleransi dapat diklaim dan langsung dipotong dari harga sewa.
• Perhitungan Klaim :
SFAL – SFBD x 100%
BL
Yang perlu menjadi perhatian:
• Klaim R4 akan dikenakan apabila terbukti ada kecurangan yang dilakukan oleh
Pihak Kapal (berdasarkan Pertamina Time 10.3)
• Kondisi Swell
TRANSPORT LOSS
Dokumen pendukung:
• Ship figure after loading
(SFAL)
• Ship figure before
discharge (SFBD)
• Bill of lading (B/L)
• Letter of protest
• certificate of quantity
discharge (CQD)
Toleransi Transport Loss
TKO PENGAJUAN KLAIM ATAS SUSUT MINYAK MENTAH & PRODUCT
PUMPING PERFORMANCE
Kemampuan Pemompaan (C/P.Pertamina Time Klausul No. 1h & 9.3 dan Part III No. 4)
Ketika kapal menyatakan dirinya “siap” untuk melaksanakan pemompaan (dibuatnya Notice Of
Readiness) maka, sejak saat itu kapal harus sanggup menjalankan pemompaan untuk
membongkar muatan sesuai dengan yang dijaminkan dalam Charter Party/Fixture Note
Ada 5 hal yang dipantau dalam pemompaan yaitu : Pemompaan Grade by grade, Simultan, Flow
Rate dan Back Pressure serta Khusus Muatan yang banyak mengandung Gas (Gasses).
a. Grade by grade
Grade by grade ialah pemompaan yang dilakukan per-Grade Muatan dari sejumlah grade muatan
yang dibongkar.Pedoman perhitungan Flow Rate-nya ialah jumlah masing-masing muatan yang di
bongkar dibagi dengan jumlah waktu pelaksanaan pembongkarannya.
b. Simultan
Kapal harus dapat dengan aman melaksanakan pemuatan dan pembongkaran minimum 2 (dua)
grade muatan secara simultan tanpa terjadi pencampuran; Pedoman perhitungan Flow Rate ialah
Jumlah muatan terbanyak dari grade yang disimultan dibagi dengan jumlah waktu lamanya
pembongkaran
Kemampuan Pemompaan (C/P.Pertamina Time Klausul No. 1h
dan Part III No. 4)
c. Flow Rate
Flow Rate ialah Jumlah Muatan dalam Kilo Liter/Meter Kubik yang dibongkar dari Tanki Muat Kapal
ke Tanki Darat melalui pipa selama 1 (satu) jam. Pedoman perhitungannya ialah Jumlah Muatan
yang dibongkar di bagi dengan jumlah waktu pembongkaran.
d. Back Pressure
Back Pressure ialah Besarnya tekanan balik yang diterima pada sistim pemompaan kapal yang
diukur pada Manifold Kapal. Hal ini terjadi karena adanya Tekanan Balik dari muatan yang di
pompakan ke tanki darat. Besar kecilnya tekanan yang diterima Manifold Kapal tergantung pada :
• Tinggi rendahnya lokasi Tanki Timbun
• Banyak sedikitnya jumlah Non Return Valve yang terpasang
• Panjang pendeknya Pipa penerimaan dari Jetty sampai ke Tanki Timbun Darat
• Besar kecilnya diameter pipa penerimaan dan keadaan sepanjang jalur pipa.
(Korelasi Flow Rate dan Back Pressure terlampir pada Attachment No.1)
Catatan : Jika salah satu dari Flow Rate atau Back Pressure telah tercapai maka kapal telah melaksanakan pemompaan
sesuai dengan yang dijaminkan, dengan demikian kapal tidak dapat dikenakan klaim Slow Pumping.
Dokumen yang diperlukan untuk memantau kinerja pemompaan
1. Letter of Protes
Protes yang dibuat dikarenakan kapal tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan di dalam Charter
Party.
2. Discharging Agreement
• Discharge Agreement ialah dokumen yang harus dibuat sebelum pemompaan dimulai, yang
menjelaskan diantaranya kemampuan kapasitas pemompaan oleh kapal berdasarkan kemampuan
teknis kapal sebagaimana terdapat dalam Charter Party yang meliputi kemampuan rate
pembongkaran dan kemampuan tekanan balik di manifold kapal (back pressure), kemampuan
terminal dalam menerima yang meliputi kemampuan rate penerimaan dan kemampuan tekanan
(pressure) di pipa darat, cara pelaksanaan pembongkaran, ketersediaan jumlah dan ukuran line/pipa
yang digunakan, Cargo Oil Pump yang dipakai, COW dll.
• Apabila dalam discharging agreement, kapal mencantumkan kemampuan teknis yang tidak sesuai
dengan Charter Party, terminal representative harus membuat Letter of Protest.
• Dalam hal fasilitas darat tidak mampu menerima kapasitas pompa dan/atau tekanan balik pompa
kapal sebagaimana dituangkan dalam Part III Charter Party, maka Letter of Protest tidak dibuat oleh
pihak darat/ terminal representative.
• Permintaan penurunan tekanan/rate atas permintaan darat/kapal harus dibuat secara tertulis dan
ditandatangani pihak kapal dan darat.
Page 68
• Waktu Stripping “Toleransi lama stripping yang diberikan mengacu kepada notulen hasil rapat di
Bandung tgl 4 Juli 2012 dengan ketentuan sbb “
Untuk kontrak sebelum Pertamina Time (1 Agustus 2014) :
Toleransi lama stripping yang diberikan mengacu kepada notulen hasil rapat di Bandung tgl 4 Juli
2012 dengan ketentuan sbb :
Tipe small II ke bawah,1 Jam
Tipe General Purpose ke atas, 2 Jam
Untuk kontrak setelah Pertamina Time (1 Agustus 2014) :
Tidak ada toleransi stripping dikarenakan telah termasuk dalam jaminan teknis kapal charter
pada Part III Pertamina Time yaitu Minimum Discharging Rate.
3. Pumping Log.
Pumping Log ialah Catatan “Tekanan pemompaan” yang dipantau dari “Manifold” kapal.
Pencatatan dilakukan berdasarkan hasil “pengamatan bersama” antara pihak kapal dan darat.
Jika pihak kapal melakukan pencatatan pada dokumen milik kapal (bukan milik Pertamina selaku
penyewa) maka penandatanganan oleh Loading Master hanya bersifat “menerima dokumennya
tetapi tidak mengakui isi/data/catatan pada dokumen tsb – tanda tangan diberi keterangan :
Received only but not for prejudice”. Sedangan pada dokumen milik Pertamina tidak boleh diberi
keterangan tsb karena berdasarkan hasil pengamatan bersama atau sesuai kenyataan. Jika
terjadi “stop pembongkaran” harus ditulis dan diberi keterangan bahwa stop disch tsb
dikarenakan oleh “pihak Darat atau kapal”
4. Tanker Time Sheet.
Tanker Time Sheet ialah catatan-catatan aktivitas kapal (Disch.Activity) selama berada di pelabuhan
berikut Muatan yang ada diatas kapal, kondisi Bunker dan Fresh Water dll.
Dokumen yang diperlukan untuk memantau kinerja pemompaan
ALUR
MarineINFORMASI
Region DALAMBOC
OPERASI PERKAPALAN
CCR Keuangan
Pengiriman Perhitungan klaim Verifikasi Pembayaran/pem
dokumen indikasi bunker Offset perhitungan otongan uang
klaim dengan C/P sewa kapal.
1 Komunikasi Cargo Planner-
Pemeriksaan Cargo Melakukan Verifikasi perhitungan
Tanker Programmer
dan Bunker saat Agen
perhitungan Agen
klaim klaim dan
Bongkar/muat Slowspeed mengkonfirmasi
Pengawasan Bunker Overbunker (SSOB), dengan Owner kapal
2 Komunikasi Tanker
dan Cargo on site Slow pumping Over jika terdapat Programmer – Kapal
bunker3(SPOB) dan R2 sanggahan.
4
Mengirimkan Losses
dokumen ke Pusat Mengeluarkan memo
(BOC & CCR) Mengirimkan Memo perintah 3 Komunikasi Tanker
permintaan bayar/penagihan keProgrammer-Agen/Pelabuhan
pembayaran fungsi keuangan
1 /Penagihan bunker 2
Cargo OffsetTanker
ke fungsi CCR 4 Komunikasi Kapal –
Kapal Agen/Pelabuhan
Planner Programmer
74
Lay time1
2. Booking of 3. STiming In 4. Booking of 6. Loading 10. Connec - 12. Loading 14. Disconn-
1. Outer Buoy 5. Berthing 11. Power 17. Notifica - 18. Un-berthing
Sea Pilot Harbor Pilot Negotiation ting of Hose of Cargo ection of
Permission tion of Pilot
Hose
S: N O R S: Booking of S: Sea Pilot S: Booking of S: Harbor S: All Fastened S: Discharge S: Req pwr S: Permission S: Manifold S: Out S: Sea &
Tendered Sea Pilot On Board Harbor Pilot Pilot on board agreement permission Received is closed clearance Harbor Pilot
doc. done on board
E: Booking of E: Sea Pilot E: Inner E: Pilot on E: All E: Req.Power E: E: Manifold is E: Hose
E: Discharge E: Pilot Off
Sea Pilot on Board Anchorage Board Fastened Permiission Permission Closed disconnected E: Pilot on
agreement Board
received board
Outer Buoy Inner Anchorage Berthing Pre Loading Loading Post Loading Un-berthing Tot. Lead time:
0.5 1 1 1 1.5 4 0.5 6-36 4 1 1 1 ~55-85h
~0 ~24 ~8 ~0.5 Waiting time: ~32.5
448 USD
376 USD
144 USD
77
Presentation Agenda
Activity
• Performance Control
78
KARAKTERISTIK UMUM OIL TANKER
SUPERSTRUCTURE A
PORTSIDE
STARBOARD SIDE
79
GENERAL ARRANGEMENT
80
CAPACITY PLAN
81
CAPACITY PLAN
82
RUANG LINGKUP DAN PROSEDUR KERJA PENGUKURAN
MINYAK SAAT PEMUATAN DAN PEMBONGKARAN
LANGKAH KE - 1
83
LANGKAH KE - 2
84
PERALATAN PENGUKURAN DAN
TABEL PERHITUNGAN
1. Sounding Tape Stailess Steel ASTM D.1085 dengan
berat Bandul + 596 gram / MMC
2. Density 15ºC ASTM D-1298 (0.700 sd 0.950)
3. Temperatur dalam ºC ASTM D-1086 ( -10ºC sd
100ºC)
4. Temperatur sample ºC ASTM D-1086 ( -10ºC sd
100ºC)
5. Hydrojar (Gelas Duga) ukuran 1,000 ml ASTM D-422
6. Oil Can Sampling lengkap dengan penutup ASTM D-
270
7. Sludge Stick/ Water Stick berbahan Kuningan
8. COT (Cargo Oil Tank) Table
9. Tabel ASTM-D1250 No. 52, 53, 54 dan 57
85
ALAT UKUR CARGO TANKER
Sounding Tape Stailess Steel ASTM D.1085 dengan berat Bandul + 596 gram / MMC
86
SOUNDING/ DIP TAPE
1. PENAMBAHAN RING PADA BANDUL / MODIFIKASI
2. PENGGUNAAN SOUNDING TAPE DENGAN PITA KERITING
1 2 52 CM
2 CM
50 CM
50 CM 48 CM 50 CM
2 CM
20 CM
20 CM 20 CM 20 CM
TEMPERATUR DALAM
(ASTM-D.1086) :
Casing
Temp. Luar/
Temp. Luar/
Sample (ºC)
Sample (ºC)
89
DENSITY 15ºC
OIL SAMPLING CAN
(ASTM-D1298) : (ASTM-D270) :
1. Digunakan untuk mengukur 1. Digunakan untuk
Density Cargo yang diletakkan mengambil sample
didalam Hydro Jar/ Gelas Duga Cargo didalam COT.
bersamaan dengan Temperatur 2. Umumnya berbahan
Luar Kuningan /Tembaga
2. Skala : 0.650 sd 0.950 (non spark) yang
dilengkapi Penutup
Oil Sampling
(bahan Gabus) dan
Can
dibagian bawahnya
terdapat Pemberat
HYDRO JAR
/GELAS DUGA
(ASTM-D422) :
Digunakan sebagai tempat mengukur Density
dan Temperatur luar.
90
LANGKAH KE – 3
91
LANGKAH KE – 4
BEFORE DISCH AFTER DISCH BEFORE LOAD AFTER LOAD BEFORE DISCH AFTER DISCH DEPT WAYAME
ITEM
BAU-BAU BAU - BAU BALIKPAPAN BALIKPAPAN Wayame Wayame WAYAME
Tanggal Pemeriksaan 16/08/2014 18/08/2014 28/08/2014 29/08/2014 05 Sep2014 10 Sep 2014 13-Sep-14
Ullaging (mm) 4700 4715 13284 12966 9098 8403 NIL
Interface (mm) 6970 7040 13619 13621 13072 12997 NIL
Total Volume (Liter obs.) 627,474 599,888 109,346 124,978 336,274 376,947 NIL
Volume Air (Liter obs.) 488,791 458,274 93,311 93,217 119,725 123,438 NIL
Volume Minyak (Liter obs.) 138,683 141,614 16,035 31,761 216,549 253,509 NIL
Hasil Pemeriksaan Lab. N/A N/A N/A N/A N/A ON SPEC (HSD) Desopling to TBBM Wayame
92
LANGKAH KE – 5
93
LANGKAH KE – 6
94
PENGERTIAN
Page 95
VALIDASI TABEL TANKI DI PERTAMINA
Page 96
20 Prinsip Validasi Tank Table 2014
A. Original Table
1. Jelas dan Bukan Fotokopi
2. Memiliki sertifikat pembuat tabel
a. Tertera nomor registrasi pembuatan
b. Tertera tanggal pembuatan atau waktu survey terakhir
3. Memiliki ukuran dimensi kapal dimaksud.
4. Memiliki nama kapal dimaksud pada tiap halaman.
5. Memiliki nomor halaman yang berurutan benar.
6. Memiliki nomor IMO register kapal dimaksud pada tiap halaman.
7. Memiliki “Instruction For Use Table” dana alat ukur yang digunakan
8. Memiliki “Continuous Synopsis Record (CSR)” pada kapal yang berubah nama dan register pelabuhan
dikeluarkan oleh Administrasi Pelabuhan negara terdaftar.
B. Tinggi Ukur Tanki Muatan
9. Menyatakan denah gambar posisi ullage point atau posisi dipping point – sebagai titik ukur volume tanki
muatan.
10. Menyatakan tinggi ukur terendah dengan kapasitas volume tanki minimal atau mendekati angka nol
sebagai reference point.
11. Menyatakan tinggi ukur tertinggi dengan kapasitas volume tanki maksimal sebagai reference point.
12. Menyatakan koreksi dan “view of zero point”
13. Menyatakan koreksi TRIM dan koreksi LIST dalam satuan volume atau dalam satuan tinggi ukur.
C. Volume Tanki Muatan
14. Menyatakan pengukuran volume secara:
a. Dipping atau innage (zero point dihitung pada bangku soundingan).
b. Ullaging atau outage (zero point dihitung pada mulut tanki atau alat ukur).
15. Menyatakan jumlah tanki cargo.
16. Menyatakan jumlah volume tiap tanki cargo dan jumlah volume total keseluruhan.
17. Menyatakan pertumbuhan volume yang setara pada kenaikan tiap centimeter, kecuali pada perubahan
bentuk tanki yang ekstrim.
18. Menyatakan volume pipa muatan include atau tidak.
19. Menyatakan ukuran dan jumlah volume slop tank.
Page 97
Validasi Tabel Tanki Menurut 20 Prinsip
Nama Kapal
Page 98
Validasi Tabel Tanki Menurut 20 Prinsip
Judul Sertifikat
Page 99
Validasi Tabel Tanki Menurut 20 Prinsip
Nama Kapal
Page 100
Validasi Tabel Tanki Menurut 20 Prinsip
Prinsip No. 7.
Petunjuk Penggunaan
Page 101
Validasi Tabel Tanki Menurut 20 Prinsip
Untuk tabel tanki sounding, pada zero point, nilai level minyak nol atau mendekati nol.
Untuk tabel tanki ullage, pada ullage maksimum, nilai level minyak nol atau mendekati
nol. Jika tidak menunjukkan nol, kemungkinan dikarenakan ada plat yang ditempel di
dasar tanki yang letaknya tepat di bawah pipa ukur.
Validasi Tabel Tanki Menurut 20 Prinsip
LANGKAH KE – 8
110
PRESSURE GAUGE
ditambahkan dokumen slop Corrective Action
111
PSA ( PERTAMINA SAFETY APPROVAL ) + VESSEL TRACKING
112
Presentation Agenda
Activity
• Performance Control
113
DRAIN PIPE BYPASS PIPA PEMBONGKARAN DI KAMAR POMPA
BALLAST TANK
114
PIPA CARGO DAN PIPA BUNKER
PORT SIDE
STARBOARD SIDE
115
MODIFIKASI PIPA & PENYALAHGUNAAN WBT
116
MODUS MAGIC PIPE
ULLAGE
PIPA
BUNTU
DECK
117
MODUS MAGIC PIPE
PIPA COCOKAN TINGGI LUBANG
UKUR TERHADAP CATATAN
GANJAL PADA COT TABLE, APABILA
BERBEDA MAKA ADA INDIKASI
PIPA GANJAL
DECK
INNAGE
118
CREW LIST & SOSIALISASI CREW
YANG MENJADI PERHATIAN
PERTAMINA
119
Terima kasih…
120
Backup
121
SECURITY LEVEL 1
( Tingkat Keamanan Siaga 1 )
Kondisi Normal
- Tindakan pencegahan keamanan
minimum. - Dilaksanakan terus
menerus.
Antara lain :
Area terbatas / terlarang harus dibatasi dengan pagar /
penghalang.
Pengecekan identitas, surat tugas semua orang yang masuk
Pelabuhan.
Membatasi akses bagi mereka yang tidak bekerja / bukan
pekerja di Pelabuhan.
Pemeriksaan semua sarana angkut yang digunakan masuk ke
Pelabuhan.
Pemeriksaan barang bawaan pribadi dan muatan angkutan.
Identifikasi segala titik akses yang tidak digunakan untuk
umum yang harus selamanya tertutup dan terkunci.
SECURITY LEVEL 2
( Tingkat Keamanan Siaga 2 )
Indikasi Ada Ancaman
- Tindakan tambahan keamanan dari tingkatan keamanan
minimum.
- Dilaksanakan pada waktu tertentu sebagai resiko meningkatnya
suatu lain
Antara insiden
: keamanan.
Penambahan petugas untuk menjaga titik-titik akses.
Pembatasan banyaknya akses menuju Pelabuhan dan
identifikasi akses yang harus tertutup dengan pegamanan
secukupnya.
Melengkapi peralatan penghalang / rintangan bagi pergerakkan
melalui titik-titik akses yang ada, misalkan dengan penghalang
berupa portal.
Peningkatan pemeriksanaan terhadap semua orang, barang
bawaan, sarana angkut dan muatan.
Menolak akses pengunjung / orang yang tidak mampu
menunjukan alasan masuk ke Pelabuhan.
Penggunaan kapal patroli keamanan di perairan Pelabuhan dan
mobil patroli keamanan di darat.
SECURITY LEVEL 3
( Tingkat Keamanan Siaga 3 )
DRILLS
Dilaksanakan pada lingkup peserta yang terbatas biasanya
dalam satu organisasi dengan tujuan menguji peralatan,
prosedur dan untuk lebih mengetahui/memantau
kemampuan peserta dalam menjalankan tugas rutin
EXERCISE
Pada umumnya melibatkan dua atau lebih institusi, hal-hal
yang dilaksanakan dalam exercise meliputi pengecekan
sekaligus menguji tentang :
- Command and control
- Comunications
- Coordinations
- Resource availability and alocation
- Response