Aktivitas Antioksidan Isolat Steroid Hasil Kromato
Aktivitas Antioksidan Isolat Steroid Hasil Kromato
Aktivitas Antioksidan Isolat Steroid Hasil Kromato
net/publication/342953446
Aktivitas Antioksidan Isolat Steroid Hasil Kromatografi Lapis Tipis dari Fraksi
n-Heksana Hydrilla verticillata
CITATIONS READS
0 332
4 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Phytoremediation by Hydrilla verticillata (L.f.) Royle Ranu Grati Lake Pasuruan with Lead Concentration Variations View project
All content following this page was uploaded by Luluatul Hamidatu Ulya on 27 July 2020.
Artikel Penelitian
Aktivitas Antioksidan Isolat Steroid Hasil Kromatografi Lapis Tipis dari Fraksi n-Heksana
Hydrilla verticillata
Ahmad Ghanaim Fasya1*, Bagas Purwantoro1, Lulu’atul Hamidatu Ulya1, Mujahidin Ahmad2
1Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Indonesia, 65144
2Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Indonesia, 65144
Riwayat Artikel Hydrilla verticillata is one of Allah SWT creations that potential as an antioxidant.
Diterima 3 Juni 2020 This study’s objectives were to determine antioxidant activity and identify steroid
Direvisi 23 Juni 2020 isolates of n-hexane fraction of H. verticillata. The steroid compounds were
Tersedia online 14 Juli 2020 extracted using methanol solvent. The methanol extract was hydrolyzed with HCl
2 N and partitioned using n-hexane. The n-hexane fraction was tested
phytochemically and separated using thin-layer chromatography (TLC). The
steroids compounds were identified using UV-Vis spectrophotometer, FTIR, and
LC-MS/MS. The result showed that maceration extraction produced 5.14% yield,
* Email penulis korespondensi: whereas n-hexane fraction produce 47.95% yield. Steroid separation through
[email protected] analytical TLC revealed that n-hexane: ethyl acetate (4:1) as the best eluant with
12 spots, while separation using preparative TLC yielded 19 spots. Steroid isolate
from TLC preparative has antioxidant activity with EC50 of 5.109 ppm. Identification
of steroid compounds using UV-Vis produced maximum wavelengths at 203.9 and
276 nm, while using FTIR indicated the presence of O-H group, geminal dimethyl,
C=O, C=C, secondary C-OH, and =C-H (alkene) which might contain steroid
compounds. The result of LC-MS/MS showed the presence of β-sitosterol.
Hydrilla verticillata merupakan salah satu ciptaan Allah SWT yang memiliki potensi
sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas antioksidan dan
mengidentifikasi senyawa steroid pada isolat hasil pemisahan fraksi n-heksana H.
verticillata. Senyawa steroid diekstraksi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak
pekat metanol dihidrolisis dengan HCl 2 N dan dipartisi dengan n-heksana. Fraksi
n-heksana hasil partisi diuji fitokimia dan dipisahkan senyawanya menggunakan
KLT (Kromatografi Lapis Tipis). Identifikasi dilakukan menggunakan UV-Vis, FTIR,
dan LC-MS/MS. Hasil penelitian menunjukkan ekstraksi maserasi menghasilkan
rendemen 5,14%, sedangkan rendemen partisi n-heksana sebesar 47,95%.
Pemisahan steroid menggunakan KLT analitik menunjukkan bahwa variasi eluen
terbaik adalah n-heksana: etil asetat (4:1) dengan 12 noda, sedangkan pemisahan
KLT preparatif menghasilkan 19 noda. Isolat steroid hasil KLT preparatif memiliki
aktivitas antioksidan dengan EC50 5,109 ppm. Identifikasi senyawa steroid
menggunakan UV-Vis menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum
sebesar 203,9 dan 276 nm, sedangkan untuk identifikasi isolat steroid
menggunakan FTIR menunjukkan gugus fungsi O-H, geminal dimetil, C=O, C=C,
C-OH sekunder dan =C-H (alkena) yang diduga merupakan senyawa steroid.
Hasil LC-MS/MS menunjukkan adanya senyawa steroid β-sitosterol.
Kata kunci: Hydrilla verticillata, steroid, kromatografi lapis tipis, uji antioksidan, UV-
Vis, FTIR, LC-MS/MS
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
1. Pendahuluan
Keanekaragaman sumberdaya alam di Indonesia baik hayati maupun nonhayati perlu dieksplorasi, salah satunya
sebagai sumber senyawa aktif yang berpotensi untuk bahan obat. Hal ini didukung wilayah Indonesia yang berada di daerah
tropis dan sebagian besar (75 %) terdiri dari perairan, baik air laut ataupun air tawar. Selain itu, jumlah danau yang ada di
Indonesia sangat banyak yaitu 526 danau. Namun, hanya sedikit danau yang potensi alamnya telah dikaji dan
dimanfaatkan secara mendalam [1]. Seperti halnya Danau Ranu yang terletak di Kabupaten Pasuruan, danau ini memiliki
keanekaragaman hayati yang tinggi salah satunya adalah Hydrilla (Hydrilla verticillata (L.f) Royle) atau lebih dikenal oleh
masyarakat setempat sebagai “ganggeng”.
Tumbuhan hydrilla masih belum banyak dimanfaatkan karena kurangnya pengetahuan dari masyarakat. Di Indonesia,
pemanfaatan hydrilla masih terbatas sebagai tanaman hias untuk akuarium. Hydrilla sering dianggap sebagai ancaman
bagi ekosistem danau dan sungai karena pertumbuhannya yang cepat [1]. H. verticillata dapat dimanfaatkan dalam
fitoremediasi pada pengolahan limbah [2] dan diproduksi sebagai suplemen. Tumbuhan ini juga dimanfaatkan di bidang
kesehatan antara lain sebagai obat antitumor, antibakteri [3, 4], antimikroba [5], antimalaria [6], dan antioksidan [7, 8] serta
sebagai adsorben terbaik untuk beberapa logam berat [9].
H. verticillata mengandung berbagai metabolit sekunder. Kensa dan Neelamegam [10] menyebutkan hasil skrining H.
verticillata mengandung metabolit sekunder yaitu flavonoid, alkaloid, dan steroid. Penelitian lain menyebutkan hasil skrining
H. verticillata mengandung fenol, glikosida, alkaloid, dan steroid [11]. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia dkk. [12] dan
Fasya dkk. [8] menyatakan bahwa fraksi petroleum eter hasil hidrolisis ekstrak etanol H. verticillata mengandung steroid.
Kandungan senyawa aktif H. verticillata dapat diperoleh dengan ekstraksi maserasi. Metode maserasi sering dipilih
karena aman digunakan dan dapat mengantisipasi senyawa yang tidak tahan panas. Proses ini sangat menguntungkan
dalam proses isolasi bahan alam karena mampu memecah dinding dan membran sel akibat perbedaan tekanan di dalam
dan di luar sel sehingga senyawa metabolit sekunder akan larut dalam pelarut organik. Mardiyah [13] menyatakan bahwa
senyawa metabolit sekunder di alam berada dalam bentuk glikosida sehingga ekstraksi dilakukan menggunakan pelarut
yang bersifat polar.
Menurut Lenny [14], pelarut yang sering digunakan dalam proses isolasi senyawa organik bahan alam adalah pelarut
golongan alkohol, salah satunya metanol. Metanol dapat melarutkan senyawa metabolit sekunder dan memiliki titik didih
yang rendah sehingga mudah diuapkan [15]. Hafiz [16] telah melakukan ekstraksi maserasi H. verticillata dengan
menggunakan variasi pelarut antara lain metanol (polar), kloroform (semi polar), dan n-heksana (non polar). Rendemen
yang didapat dengan pelarut metanol sebesar 12,72%. Adapun ekstraksi dengan pelarut kloroform dan n-heksana didapat
rendemen yang lebih kecil yaitu masing-masing sebesar 4,96 dan 3,80%. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan
pelarut metanol untuk ekstraksi maserasi.
Pemisahan yang lebih spesifik dapat dilakukan dengan cara hidrolisis untuk memutuskan ikatan antara glikon dan
steroid [17]. Senyawa sterol yang merupakan salah satu jenis steroid ditemukan pada tumbuhan dalam keadaan berikatan
dengan glikosida [18]. Pemutusan ikatan glikosida menjadi steroid dan glikon dapat dilakukan dengan hidrolisis
menggunakan larutan HCl 2 N [19]. Partisi dilakukan untuk mengambil metabolit sekunder yang diinginkan yang
mempunyai kesamaan kepolaran dengan pelarut [20]. Tonius dkk. [21] menyatakan bahwa fraksi n-heksana daun buas-
buas (Premna serratifolia L.) diduga mengandung cholestane yang termasuk dalam salah satu golongon steroid. Fraksi
yang diperoleh dari hasil partisi biasanya masih berupa senyawa campuran sehingga perlu dilakukan isolasi lebih lanjut.
Isolasi senyawa steroid dapat dilakukan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) [22, 23]. Mardaneni [24]
menggunakan eluen n-heksana : etil asetat (17 : 3) pada fraksi etil asetat alga merah menghasilkan 6 noda. Baderos [25]
menyatakan bahwa identifikasi golongan steroid dari fraksi petroleum eter alga merah menggunakan eluen n-heksana : etil
asetat (17 : 3) menunjukkan 11 noda di bawah sinar UV 366 nm. Noda yang menunjukkan adanya steroid adalah noda ke-
5, 6, 7, 9, 10 dan 11. Penelitian Azah [26] menyatakan bahwa identifikasi golongan steroid pada H. verticillata dengan fase
gerak n-heksana: etil asetat (3,75:1,25) diperoleh 13 noda dan 2 noda merupakan senyawa steroid.
Pengujian aktivitas antioksidan dari senyawa steroid dilakukan dengan metode 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH).
Hasil uji antioksidan pada tumbuhan H. verticillata dengan menggunakan pelarut metanol, kloroform, dan n-heksana
diperoleh nilai EC50 masing-masing 256,6; 457,6 dan 2763 ppm [27]. Laili [28] melakukan uji antioksidan terhadap fraksi
petroleum alga merah menunjukkan bahwa nilai EC50 yaitu 248,1 ppm. Fasya dkk. [29] melakukan uji aktivitas antioksidan
isolat KLT preparatif fraksi petroleum eter mikroalga Chlorella sp. dan diperoleh nilai EC50 sebesar 73,83 ppm. Adapun nilai
EC50 isolat steroid hasil kromatografi kolom dari fraksi petroleum eter hasil hidrolisis ekstrak etanol H. verticillata sebesar
23,00 ppm [8].
24
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
Pada penelitian ini dilakukan pengujian aktivitas antioksidan isolat hasil KLT preparatif fraksi n-heksana dari H.
verticillata dengan metode DPPH dan mengidentifikasi senyawa steroid dalam fraksi n-heksana dengan menggunakan
instrumentasi UV-Vis (Ultraviolet-visible), FTIR (Fourier-Transform Infrared) dan LC-MS/MS (Liquid Chromatorgraphy-
Mass Spectrometry). Hasil dari penelitian ini akan diaplikasikan sebagai sumber senyawa antioksidan alami.
26
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
27
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
terjadi perubahan dari hijau kehitaman berubah warnanya menjadi bening. Dari 10 gram ekstrak kasar yang dihidrolisis
didapatkan fraksi pekat n-heksana sebanyak 4,7 g dengan randemen 47,95%.
3.5. Uji Fitokimia
Uji fitokimia bertujuan untuk mengetahui senyawa steroid yang terdapat dalam sampel. Terbentuknya warna hijau
kebiruan menunjukkan fraksi n-heksana H. verticillata mengandung golongan senyawa steroid sebagaimana yang
ditunjukkan pada Gambar 1(a).
3.6. Pemisahan Senyawa Steroid dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
3.6.1. Pemisahan dengan KLT Analitik
Hasil ilustrasi pola pemisahan variasi eluen pada KLT analitik saat diamati di bawah lampu UV 366 nm tergambar
pada Gambar 1(b). Pola pemisahan pada eluen 5 (3,75:1,25) dan 4 (4:1) menghasilkan jumlah noda yang sama dan
terbanyak daripada variasi eluen lainnya. Meskipun demikian, variasi eluen 4 memiliki pola pemisahan noda yang terduga
steroid lebih bagus dibandingkan dengan variasi eluen 5 karena adanya jarak yang jelas antara senyawa terduga steroid
dengan senyawa terduga triterpenoid.
(a) (b)
Gambar 1. (a) Uji fitokimia fraksi n-heksana H. verticillata, dan (b) Penampakan noda KLT analitik pada 366 nm.
28
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
Adapun variasi eluen 1 (4,75:0,25) dan 2 (4,50:0,50) menghasilkan jumlah noda yang sedikit (Gambar 1(b)). Pada
variasi eluen 1 memiliki jumlah noda sebanyak 9, namun noda yang diduga steroid mengalami overlap dengan noda yang
diduga senyawa triterpenoid. Berdasarkan hasil tersebut, variasi eluen 4 dengan perbandingan n-heksana : etil asetat yaitu
4:1 digunakan untuk analisis lebih lanjut pada pemisahan KLT preparatif.
Berdasarkan Tabel 2, dari kelima variasi eluen yang digunakan, variasi eluen 4 dan 5 menghasilkan jumlah noda
terbanyak dengan jumlah yang sama yaitu 12, sedangkan pada variasi eluen 3 (4,25:0,75) hanya menghasilkan 9 noda.
Adapun pada variasi eluen 1 dan 2 masing-masing menghasilkan 4 noda.
3.6.2. Pemisahan dengan KLT Preparatif
Pemisahan senyawa steroid dengan KLT preparatif dilakukan untuk mendapatkan isolat steroid. Hasil pemisahan
menggunakan KLT preparatif terbentuk 19 noda yang ditunjukkan pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui
terdapat 1 steroid dan 18 triterpenoid. Jumlah noda yang dihasilkan pada KLT preparatif tidak sama dengan KLT analitik.
Hal ini dikarenakan jarak elusi yang berbeda sehingga pada KLT preparatif senyawa yang awalnya masih berhimpit
akhirnya terpisah.
Ilustrasi hasil pemisahan KLTP ditunjukkan pada Gambar 2. Pemisahan dengan KLT preparatif menghasilkan 1 noda
positif steroid pada noda 16. Noda tersebut dikerok, dilarutkan dalam pelarutnya, dipisahkan menggunakan sentrifuge dan
diuapkan pelarutnya. Isolat tersebut kemudian diuji antioksidannya menggunakan metode DPPH.
29
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
Hasil analisis pola serapan FTIR yang dihasilkan dari isolat steroid H. verticillata menunjukkan adanya pita serapan
pada daerah 3460,150 cm-1 yang melebar menunjukkan adanya gugus O–H pada isolat. Pita serapan 2958,771 cm-1
menunjukkan CH3 stretching, –CH2– asiklik (2927 dan 2840 cm-1) dan ikatan C=C (1650 cm-1). Gugus fungsi penting lainnya
yaitu gugus karbonil C=O untuk ester (1731 cm-1) yang didukung dengan serapan C–O ester (1286 cm-1) dan serapan C–
O–C (1076 cm-1). Serapan C–O untuk alkohol sekunder muncul 1123,154 cm-1. Gugus geminal dimetil pada bilangan
gelombang 1460 cm-1 dan 1383,5 cm-1. Serapan gugus geminal dimetil ini adalah serapan khas dari senyawa steroid dan
triterpenoid [45].
161
Ion Produk
m/z 397
[M-H2O+H]+
Ion prekursor
β-sitosterol
(a) (b)
Gambar 6. (a) Struktur ion prekursor dan ion produk [18], dan (b) struktur β-sitosterol.
31
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
4. Kesimpulan
Pemisahan steroid fraksi n-heksana pada H. verticillata menggunakan KLT dengan variasi eluen n-heksana dan etil
asetat. Pemisahan terbaik untuk memisahkan steroid dengan KLT analitik menggunakan eluen 4 (4:1) dengan 12 noda.
Pemisahan steroid menggunakan KLT preparatif menghasilkan 19 noda dimana 1 noda yang diduga steroid. Aktivitas
antioksidan isolat steroid hasil KLT preparatif menghasilkan nilai EC50 sebesar 5,109 ppm yang menunjukkan aktivitas
antioksidan yang sangat kuat. Hasil identifikasi dengan spektrofotometer UV-Vis, FTIR dan LC-MS/MS menunjukkan
bahwa isolat hasil KLT preparatif fraksi n-heksana hasil hidrolisis ekstrak metanol H. verticillata mengandung senyawa
steroid β-sitosterol.
Daftar Pustaka
[1] F. Goltenboth, K. H. Timotius, P. P. Milan, & J. Margraf, Ekologi Asia Tenggara Kepulauan Indonesia. Jakarta:
Salemba Teknika, 2012.
[2] A. Artiyani, "Penurunan Kadar N-Total dan P-Total pada Limbah Cair Tahu dengan Metode Fitoremediasi Aliran Batch
dan Kontinyu Menggunakan Tanaman Hydrilla verticillata," Spectra, vol. 9, no. 18, pp. 9–14, 2011.
[3] H. Araki, M. Inoue, & T. Katoh, ”Total synthesis and Absolute Configuration of Otteliones A and B, Novel and Potent
Antitumor Agents from a Freshwater Plant," Organic Letters, vol. 5, no. 21, pp. 3903-3906, 2003.
[4] B. Das, D. Pal, & A. Haldar, "Pharmacognostical and Physiochemical Study of the Aquatic Weed Hydrilla verticillata
(L.f.) Royle Known as Nutrient Power House," International Journal of Research in Pharmacy and Science, vol. 5, no.
1, pp. 1–6, 2015.
[5] P. Prabha & J. Rajkumar, "Phytochemical Screening and Bioactive Potential of Hydrilla verticillata," Journal of
Chemical and Pharmaceutical Research, vol. 7, no. 3, pp. 1809-1815, 2015.
[6] S. W. Annie, R. Raveen, M. G. Paulraj, T. Samuel, & S. Arivoli, "Screening of Hydrilla verticillata (L. F.) Royle
(Hydrocharitaceae) Crude Leaf Extracts for Larvicidal Efficacy against the Filarial Vector Culex quinquefasciatus Say
(Diptera: Culicidae)," International Journal of Entomology Research, vol. 1, no. 3, pp. 43-48, 2016.
[7] D. K. Pal & S. B. Nimse, "Little Known Uses of Common Aquatic Plant, Hydrilla verticillata (Linn. f.) Royle," Natural
Product Radiance, vol. 5, no. 2, pp. 108-111, 2006.
[8] A. G. Fasya, S. Amalia, D. S. Megawati, F. Salima, V. A. Kusuma, & B. Purwantoro, "Isolation, Identification, and
Bioactivity of Steroids Isolates from Hydrilla verticillata Petroleum Ether Fraction," in IOP Conference Series: Earth
and Environmental Science on the 10th International Conference on Green Technology, vol. 456, no. 012009, 2020.
[9] Z. J. Yi, J. Yao, M. J. Zhu, H. L. Chen, F. Wang, & X. Liu, "Uranium Biosorption from Aqueous Solution by the
Submerged Aquatic Plant Hydrilla verticillata," Water Science and Technology, vol. 75, no. 5-6, pp. 1332-1341, 2017.
[10] V. M. Kensa & R. Neelamegam, "Preliminary Phytochemical Analysis of Hydrilla verticillata (L.F.) Royle. Collected
from Polluted and Unpolluted Water Sources," International Journal of Informative & Futuristic Research, vol. 3, no. 3,
pp. 1125-1128, 2015.
[11] K. Roma, S. Kiran, & D. Sahoo, "Extraction and Screening of Bioactive Compounds of Some Common Hydrophyticand
Wetland Plants from East Singbhum, Jharkhand, India," IOSR Journal of Pharmacy, vol. 7 no. 11, pp. 23-29, 2017.
[12] S. Amalia, A. G. Fasya, F. Hasanah, & D. Yuliani, "Pemisahan Senyawa Aktif Fraksi Petroleum Eter dan Etil Asetat
Hasil Hidrolisis Ekstrak Etanol Hydrilla verticillata Pasuruan dari Ranu Grati, ALCHEMY: Journal of Chemistry, vol. 6,
no. 2, pp. 50-56, 2018.
[13] U. Mardiyah, "Uji Aktivitas Antioksidan terhadap 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan Identifikasi Golongan Senyawa
Aktif Alga Merah Eucheuma spinosum dari Perairan Banyuwangi," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Malang, 2012.
[14] S. Lenny, "Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida," USU Repository, 2006.
[15] S. Atun, "Metode Isolasi dan Identifikasi Struktur Senyawa Organik Bahan Alam," Jurnal Konservasi Cagar Budaya
Borobudur, vol. 8, no. 2, pp. 53-61, 2014.
[16] M. N. Hafiz, "Uji Toksisitas Ekstrak Metanol, Kloroform dan n-Heksana Hydrilla verticillata (L.f) Royle dari Danau Ranu
Kab. Pasuruan terhadap Larva Udang Artemia salina Leach," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Malang, 2017.
32
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
[17] A. G. Fasya, A. Baderos, A. D. R. Madjid, S. Amalia, & D. S. Megawati, "Isolation, Identification, and bioactivity of
Steroids Compounds from Red Algae Eucheuma cottonii Petroleum Ether Fraction," in AIP Conference Proceedings,
vol. 2120, no.1, 2019.
[18] I. Khalaf, A. Corciovia, L. Vlase, B. Ivanescu, & D. Lazar, "LC/MS Analysis of Sterolic Compounds from Glycyrrhiza
glabra," Studia UBB Chemia, vol. 3, no. 1, pp. 97-102, 2011.
[19] D. S. P. Handoko, "Kinetika Hidrolisis Maltosa pada Variasi Suhu dan Jenis Asam sebagai Katalis," SIGMA: Jurnal
Sains dan Teknologi, vol. 9, no. 1, 2006.
[20] A. G. Fasya, A. R. Dinasti, M. Shofiyah, L. M. Rahmawati, N. Millati, D. A. Safitri, S. Handoko, A. Hanapi, & R. Ningsih,
"Ekstraksi, Hidrolisis dan Partisi Metabolit Sekunder dari mikroalga Chorella sp.," ALCHEMY: Journal of Chemistry,
vol. 5, no. 1, pp. 5-9, 2016.
[21] J. Tonius, M. A. Wibowo, & N. Idiawati, "Isolasi dan Karakterisasi Senyawa Steroid Fraksi n-Heksana Daun Buas-
Buas (Premna serratifolia L.)," Jurnal Kimia Khatulistiwa, vol. 5, no. 1, pp. 1-7, 2016.
[22] A. Mohammad, S. A. Bhawani, & S. Sharma, "Analysis of Herbal Products by Thin-Layer Chromatography: A Review,"
International Journal of Pharma and Bio Sciences, vol. 1, no. 2, pp. PS16, 2010.
[23] D. S. Megawati, A. G. Fasya, R. A. Pratiwi, & N. Maghfiroh, "Pharmacology Potency of Thin Layer Chromatography
Steroid Isolates of Chlorella sp. Chloroform Fraction," IOP Conference Series Earth and Environmental Science, vol.
456, no. 012012, 2020.
[24] I. Mardaneni, "Pemisahan Senyawa Steroid Fraksi Etil Asetat Alga Merah Eucheuma cottonii Perairan Wongsorejo
Banyuwangi Menggunakan Metode KLT dan LC-MS," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim,
Malang, 2017.
[25] A. Baderos, "Pemisahan Senyawa Steroid Fraksi Petroleum Eter Alga Merah (Eucheuma cottonii) dengan Metode
Kromatografi Lapis Tipis dan Identifikasi Menggunakan LC-MS," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Malang, 2017.
[26] S. N. Azah, "Uji Toksisitas dan Identifikasi Isolat Steroid Hasil KLTP Ekstrak n-Heksana dan Petroleum Eter Hydrilla
verticillata Menggunakan UV-Vis dan LC-MS/MS," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang,
2019.
[27] S. Ikfi, "Uji Antioksidan Ekstrak Metanol, Kloroform dan n-Heksana Hydrilla verticillata (L.f) Royle dari Danau Ranu
Kab. Pasuruan Menggunakan Metode DPPH (1,1–diphenyl-2-picrylhydrazyl)," Skripsi, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2017.
[28] R. Laili, "Uji Aktioksidan dan Identifikasi Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Senyawa Steroid Fraksi Petroleum
Eter Hasil Hidrolisis Ekstrak Metanol Alga Merah," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang,
2016.
[29] A. G. Fasya, N. Millati, L. M. Rahmawati, R. Iyani, A. Hanapi, R. Ningsih, D. Yuliani, & D. S. Megawati, "Isolation and
Bioactivity of Steroids Isolates from Petroleum Ether Fraction of Chlorella sp.," in AIP Conference Proceedings, vol.
2243, no. 1, 2020.
[30] N. Imamah, "Pemisahan Senyawa Steroid Fraksi Etil Asetat Hasil Hidrolisis Ekstrak Metanol Mikroalga Chlorella sp.
Menggunakan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan Identifikasinya Menggunakan Spektrofotometer FTIR," Skripsi,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2015.
[31] I. Sriwahyuni, "Uji Fitokimia Ekstrak Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica Linn) dengan Variasi Pelarut dan Uji
Toksisitas Menggunakan Brine Shrimp (Artemia salina Leach)," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim, Malang, 2010.
[32] Muharram, "Isolasi dan Uji Bioaktivitas Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak N-Heksan Daun Pare (Momordica
charantia L.)," Bionature, vol. 11, no. 2, pp. 70-78, 2010.
[33] U. Zahra, Muharram, & A. Ilyas, "Isolasi dan Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Ekstrak n-Heksan dari Umbi
Lobak (Raphanus sativus Lamk)," Al-Kimia, vol. 1, no. 1, pp. 1-9, 2013.
[34] L. N. Azizah, "Uji Toksisitas Isolat Steroid Hasil KLTP Fraksi Petroleum Eter Hasil Hidrolisis Ekstrak Metanol Alga
Merah," Skripsi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, 2016.
[35] E. K. Hayati, A. Jannah, & R. Ningsih, "Identifikasi Senyawa dan Aktivitas Antimalaria In Vivo Ekstrak Etil Asetat
Tanaman Anting-Anting (Acalypha indica L.)," Molekul, vol. 7. no. 1. pp. 20-32, 2012.
[36] I. Dukomalamo, M. S. Sangi, & J. A. Rorong, "Analisis Senyawa Toksik Tepung Pelepah Batang Aren (Arenga pinnata)
dengan Spektroskopi UV-Vis dan Inframerah," Jurnal MIPA, vol. 5, no. 1. pp. 54-59, 2016.
[37] E. Hanani, A. Mun'im, & R. Sekarini, "Identifikasi Senyawa Antioksidan dalam Spons Callyspongia sp. dari Kepulauan
Seribu," Majalah Ilmu Kefarmasian, vol. 2, no. 3, pp. 127-133, 2005.
[38] R. Voigt, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi 5. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995.
[39] S. Khoiriyah, A. Hanapi, & A. G. Fasya, "Uji Fitokimia dan Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat, Kloroform dan
Petroleum Eter Ekstrak Metanol Alga Coklat Sargassum vulgare dari Pantai Kapong Pamekasan Madura,"
ALCHEMY, vol. 3, no. 2, pp. 133-144, 2014.
33
Fasya dkk. / ALCHEMY: JOURNAL OF CHEMISTRY, 8 : 1 (2019) 23-34
[40] D. Setyaningsih, O. Y. Nurmillah, & S. Windawati, "Kajian Aktivitas Antioksidan dan Antimikroba Ekstrak Biji, Kulit
Buah, Batang dan Daun Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)," Jurnal Teknologi Pangan, vol. 4, no. 2, pp. 1-7,
2010.
[41] R. D. Ratnani, I. Hartati, Y. Anas, D. E. Puspaningrum, & D. D. D. Khilyati, "Standarisasi Spesifik dan Non Spesifik
Ekstraksi Hidrotropi Andrographolid dari Sambiloto," dalam Prosiding Seminar Nasional Peluang Herbal sebagai
Alternatif Medicine, 2015, pp. 147-155.
[42] A. Rohman, Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
[43] B. Hidajat, "Penggunaan Antioksidan pada Anak," Continuing Education XXXV. Hot Topics in Pediatric, pp. 3-4, 2005.
[44] F. Aprelia & Suyatno, "Senyawa Metabolit Sekunder dari Ekstrak Etil Asetat Tumbuhan Paku Christella arida dan Uji
Pendahuluan Sebagai Antikanker," UNESA Journal of Chemistry, vol. 2, no. 3, pp. 93-99, 2013.
[45] M. D. Astuti, A. Maulana, & E. M. Kuntowati, "Isolasi Steroid dari Fraksi n-Heksana Batang Bajakah Tampala
(Spatholobus littoralis Hassk.)," dalam Prosiding Seminar Nasional Kimia Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri
Surabaya, 2014, pp. B-9 - B-12 .
34