Evaluasi Pindah Panas Kotak Pendingin Dari Paduan Sekam Padi Dengan Resin

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No.

2, September 2018

JRPB, Vol. 6, No. 2, September 2018, Hal. 156-167


DOI: https://doi.org/10.29303/jrpb.v6i2.89
ISSN 2301-8119, e-ISSN 2443-1354
Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id/

EVALUASI PINDAH PANAS KOTAK PENDINGIN DARI


PADUAN SEKAM PADI DENGAN RESIN

Evaluation on Heat Transfer of Cooling Box made from Combination of Rice


Husk and Resin

Ni Kadek Elvin Artika1, Sukmawaty2,*), Guyup Mahardhian Dwi Putra2


1
Alumni Program Studi Teknik Pertanian, FATEPA Unram
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Pertanian, FATEPA Unram

Email*): [email protected]

Diterima: Juli 2018


Disetujui: September 2018

ABSTRACT

Rice husk is agricultural waste that can still be functioned as heat insulator. The
purpose of this study was to analyze the heat transfer occurring in cooling box made
from combination of rice husk and resin. From the resulted test, the lowest thermal
conductivity value of rice husk cooling box ranged from 0.111 to 0.289 W/m 2K. While
the highest thermal conductivity of styrofoam boxes ranged from 0.204 to 0.986 W/m2K.
The difference in material thermal conductivity value will cause difference in total heat
transfer rate generated. The lowest convection transfer coefficient occurred at
styrofoam box with value ranged from 2.812 to 5.045 W/m2 K, while the lowest
occurred at rice husk box with value ranged from 1.717 to 2.217 W/m 2K. The highest
thermal resistance was 10.981°C/W of the rice husk box, while the lowest was
4,156°C/W of the styrofoam box. The thermal resistance indicates the ability of a
material to resist the rate of heat transfer. The highest total heat transfer rate was found
in the styrofoam box of 12.632 W, while the lowest was in the rice husk box of 11.845
W. The low heat transfer rate in the rice husk box indicated that the rice husk was able
to resist transferred heat properly.

Keywords: thermal conductivity, resin, rice husk, styrofoam

ABSTRAK

Sekam padi merupakan limbah pertanian yang masih dapat difungsikan sebagai isolator
panas. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis perpindahan panas yang terjadi
pada kotak pendingin paduan sekam padi dengan resin. Dari hasil pengujian didapatkan
nilai konduktivitas termal terendah pada kotak pendingin sekam padi dengan nilai
berkisar antara 0,111-0,289 W/m2 K. Sedangkan nilai konduktivitas termal tertinggi
pada kotak styrofoam berkisar antara 0,204-0,986 W/m2 K. Perbedaan nilai
konduktivitas termal suatu bahan akan menyebabkan perbedaan laju perpindahan panas

156
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

total yang terjadi. Koefisien perpindahan konveksi terendah terdapat pada kotak
styrofoam berkisar antara 2,812-5,045 W/m2 K, sedangkan koefisien konveksi terendah
terdapat pada kotak sekam padi berkisar antara 1,717-2,217 W/m2 K. Tahanan termal
yang tertinggi terdapat pada kotak sekam padi sebesar 10,981°C/W, sedangkan yang
terendah terdapat pada kotak styrofoam sebesar 4,156°C/W. Tahanan termal
menunjukkan kemampuan suatu material menahan laju perpindahan panas. Laju
perpindahan panas total tertinggi terdapat pada kotak styrofoam sebesar 12,632 W,
sedangkan laju perpindahan panas terendah terdapat pada kotak sekam padi yaitu
sebesar 11,845 W. Nilai laju perpindahan panas yang rendah pada kotak sekam padi
menunjukkan sekam padi mampu menahan kalor yang berpindah dengan baik.

Kata kunci: konduktivitas termal, resin, sekam padi, styrofoam

PENDAHULUAN penyimpanan. Apabila suhu di dalam


media penyimpanan tidak sesuai dengan
Bahan pangan pada umumnya yang dikehendaki atau suhu rendah di
memiliki sifat mudah rusak. Kerusakan dalam media penyimpanan tidak mampu
bahan pangan dapat disebabkan oleh dipertahankan maka bahan pangan yang
beberapa faktor yaitu, pertumbuhan disimpan akan cepat mengalami
mikroba, aktivitas enzim dalam bahan kerusakan. Bahan yang paling baik
pangan dan cara penanganan bahan digunakan adalah bahan yang memiliki
pangan tersebut. Kondisi biologis bahan sifat isolator.
pangan sangat dipengaruhi oleh Sekam padi merupakan hasil
penanganan pasca panennya seperti sampingan dari proses penggilingan padi.
teknik penyimpanan. Penyimpanan bahan Dari proses penggilingan biasanya
pangan dengan cara pendinginan diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak
merupakan salah satu cara penyimpanan antara 8-12% dan beras giling antara 50-
yang baik dilakukan untuk 63,5% dari bobot awal gabah (Badan
mempertahankan kualitas bahan pangan. Penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Proses pendinginan umumnya tidak dapat 2009). Nilai konduktivitas sekam padi
mencegah kerusakan sepenuhnya, akan sekitar 0,47 W/m K. Sekam padi
tetapi lebih rendah suhu penyimpanan memiliki nilai konduktivitas rendah
akan menyebabkan penurunan bakteri sehingga telah banyak dimanfaatkan
dan aktivasi enzim pada bahan pangan sebagai bahan untuk melindungi es dari
tersebut. suhu lingkungan, dengan mengisolasi es
Media yang digunakan dalam agar tidak cepat mencair. Sekam padi
penyimpanan bahan pangan akan dijadikan sebagai bahan tambahan untuk
mempengaruhi keberhasilan dari proses meningkatkan kualitas genteng
pengawetan. Karakteristik media (Joelianingsih, 2004), sebagai bahan
penyimpanan, misalnya sifat fisik seperti pembuatan silika amorf (Harsono, 2002)
kekerasan dan sifat termal seperti dan sebagai isolator panas (Wibowo,
konduktivitas termal bahan akan dkk., 2008).
berpengaruh terhadap kinerja penurunan Dalam pemanfaatan sekam padi
suhu bahan pangan. Jika proses pencairan sebagai isolator panas, sekam padi diolah
es terjadi terlalu cepat, maka akan menjadi papan partikel. Pengolahan
berpengaruh terhadap bahan yang sekam padi menjadi papan, sekam padi
diawetkan. dicampur dengan bahan pengikat berupa
Suhu merupakan salah satu faktor resin. Nilai konduktivitas termal dari
yang sangat penting dalam proses resin (bahan perekat) sebesar 0,24 W/m

157
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

K. Papan partikel tersebut kemudian diuji Dengan:


unjuk kerjanya dalam hal kemampuan ΔQ = Laju perpindahan panas (W)
menahan kalor dengan menghitung k = Konduktivitas termal (W/m°C)
konduktivitas panasnya. Mes = Massa es (gram)
Berdasarkan uraian di atas, maka Kt = Kalor lebur es (80 kal/gram)
dilakukan penelitian yang berjudul x = Ketebalan dinding (m)
“Evaluasi Pindah Panas Kotak A = Luas permukaan pindah panas
Pendingin dari Paduan Sekam Padi (m2)
dengan Resin”. ΔT = Perbedaan suhu (°C)
Δt = Selang waktu terjadinya kontak
METODE PENELITIAN termal (s)

Alat dan Bahan 2. Nilai Tahanan Termal


Alat-alat yang akan digunakan Tahanan termal suatu bahan adalah
dalam penelitian ini antara lain : gergaji, suatu ukuran ketahanan suatu benda
penggaris, termometer, termodigital, dalam menghambat laju aliran kalor.
cutter, palu, timbangan dan stopwatch. Nilai tahanan temal suatu bahan
Sedangkan bahan yang digunakan adalah merupakan perbandingan antara
lem, resin, katalis, sekam padi, triplek ketebalan suatu bahan terhadap
dan es batu. konduktivitas termal bahan tersebut per
satuan luas permukaan bahan tersebut
Metode Penelitian (Setiawan, dkk., 2017).
𝐱
Metode yang digunakan dalam Rwall = .. …………………………….(2)
kA
penelitian ini adalah metode Dengan:
eksperimental yang dilakukan di x = Ketebalan dinding (m)
laboratorium. Pelaksanaan penelitian ini k = Konduktivitas termal bahan
dilakukan dalam beberapa tahap untuk (W/m°C)
mempermudah dan memperjelas arah A = Luas penampang (m2)
penelitian, yaitu persiapan bahan, tahap
perancangan (desain) alat dan tahap 3. Perpindahan Panas Secara
evaluasi alat. Pengujian dilakukan pada Konduksi
tiga jenis kotak pendingin yaitu, kotak Pengukuran nilai konduktivitas
pendingin sekam padi, kotak pendingin termal bertujuan untuk melihat pengaruh
styrofoam, dan kotak pendingin gabungan laju dari konduksi termal dalam beberapa
styrofoam dengan sekam padi. Masing- jenis material. Sedangkan jumlah panas
masing perlakuan dilakukan 3 kali yang dikonduksikan dalam material dapat
ulangan. dirumuskan (Pratama, dkk., 2016):
∆Q (T -T )
Parameter Penelitian = -k ∙A 2 1 ......................................(3)
∆t x
1. Konduktivitas Termal Dengan:
Nilai konduktivitas termal dapat ∆Q = Energi panas total yang
dihitung dengan pengukuran tak langsung dikonduksikan (W)
dengan melakukan pengukuran secara ∆t = Selang waktu terjadi konduksi (s)
langsung dari beberapa besaran lain. Nilai A = Luas permukaan pindah panas (m2)
konduktivitas termal dapat ditentukan ∆T = Perbedaan temperatur dari dua sisi
dengan persamaan sebagai berikut: material (K)
(Maiwita, dkk., 2014) x = Ketebalan material (m)
M Kt x k = Nilai konduktivitas termal (W/m K)
k = A es∆T ∆t .... …………………………(1)

158
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

4. Koefisien Pindah Panas secara Ra = Bilangan Rayleigh


Konveksi Bebas/ Alamiah (Bejan Gr = Bilangan Grashof
dan Kraus, 2004). Pr = Bilangan Prandtl
a. Bilangan Reynold e. Bilangan Nusselt (Nu)
Bilangan Reynold merupakan Jika 103<Ra<109→Nu=0,5
bilangan yang menunjukkan Ra0,25,
jenis aliran dari fluida. 109<Ra<1013→Nu= 0,1
vxL Ra 1/3
Re = υ …………………(4)
f. Koefisien Konveksi
Dimana, k
v = Kecepatan aliran fluida h = x Nu…………………..(8)
(m/s) Dimana,
υ = Viskositas kinematik h = Koefisien konveksi
fluida (m2/s) (W/m2.K)
L = Ketebalan dinding (m) k = Konduktivitas termal
b. Bilangan Grashof (Gr) (W/m.K)
Bilangan grashof dapat x = Panjang Kontruksi secara
ditafsirkan secara fisis sebagai vertikal atau horizontal
suatu gugus tak berdimensi (m)
yang menggambarkan Nu = Bilangan Nusselt
perbandingan antara gaya
apung dengan gaya viskos di 5. Laju Perpindahan Panas Total
dalam sistem aliran konveksi Penentuan beban panas dinding
bebas. (Qd) dapat dilakukan dengan persamaan
g β (T - T ) x3
s ∞ (17). Sebelumnya dilakukan pengukuran
Gr = ………….(5)
υ2 luas permukaan (A) dan ketebalan (x)
Dimana: dari kotak penyimpanan yang akan
Gr = Bilangan Grashof digunakan dalam proses pendinginan
g = Percepatan gravitasi nanti. Setelah itu dilakukan pengukuran
(9,81 m/s2) dinding kotak agar diketahui perbedaan
β = Koefisien ekspansi suhu yang melewati dinding (ΔT)
volume (1/K) (Siagian, 2017):
Ts = Suhu Lingkungan (K) Qd = U x A x ∆T……………………….(9)
T∞ = Suhu Dinding Luar (K) Dengan:
x = Ketebalan Dinding (m) Qd = Laju perpindahan panas (W)
υ = Viskositas Kinematik U = Koefisien panas menyeluruh (W/m.
(m2/s) K)
c. Bilangan Prandtl A = Luas dinding (m2)
Bilangan Prandtl diberikan ∆T = Perbedaan suhu luar dan dalam
oleh persamaan (6). ruangan (K)
Cp x µ
Pr = k …………………(6) Untuk mencari koefisien panas
Dimana, menyeluruh (U) dengan menggunaan
Cp = panas spesifik (kJ/kg °C) persamaan sebagai berikut (Siagian,
µ = viskositas dinamik fluida 2017):
1
(kg/m s) U = 1 x x x 1 ………………….(10)
+ + + +
k = konduktivitas termal h1 k1 k2 kn h0

(W/m K) Dengan:
d. Bilangan Rayleigh (Ra) U = Koefisien panas menyeluruh
Ra = Gr x Pr ………………(7) (Watt/m2.oC)
Dimana:

159
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

h0 = Koefisien pindah panas konveksi Titik Pengukuran Suhu


dinding dalam (Watt/m2.oC)
h1 = Koefisien pindah panas konveksi
dinding luar (Watt/m2.oC)
k1 = Konduktivitas termal bahan
(Watt/m.oC)
k2 = Konduktivitas termal bahan
(Watt/m.oC)

Prosedur Penelitian
Gambar 1 memperlihatkan diagram
alir prosedur penelitian ini. Gambar 2. Titik Pengukuran Suhu
(Tampak Atas)
Keterangan:
Titik hitam : Suhu Dinding Luar
Mulai Titik Putih : Suhu Dinding Dalam

Studi
Literatur

Perumusan Masalah
Styrofoam

Penentuan Desain Dasar


Alat
Sekam Padi
Pembuatan
Alat

Pengamatan Gambar 3. Titik Pengukuran Suhu pada


- Dimensi kotak
pendingin
Dinding Rangkap (Tampak Atas)
- Dimensi dan berat es Keterangan:
- Suhu Titik hitam : Suhu Dinding Luar
- Waktu peleburan es Titik Putih : Suhu Dinding Dalam
Titik Merah : Suhu Dinding Antara
Analisis Data
- Konduktivitas termal
- Tahanan Termal HASIL DAN PEMBAHASAN
- Koefisien Pindah Panas
Konveksi
- Koefisien panas Profil Suhu Pada Kotak Pendingin
menyeluruh
- Perpindahan Panas Sekam Padi
Total Hasil Pengukuran suhu rata-rata untuk
masing-masing kotak pendingin dengan
beberapa titik pengukuran. Titik
Selesai
pengukuran diletakkan pada bagian
Gambar 1. Diagram Alir Penelitian dalam dan luar dinding masing-masing
setiap kotak pendingin. Pengambilan data
suhu dilakukan dengan interval 15 menit.

160
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

30.0 dalam pada kotak pendingin styrofoam,


25.0
sedangkan suhu bagian luar kotak
Suhu pendingin tidak menunjukkan perubahan
20.0 Dalam
yang signifikan. Suhu rata-rata bagian
Suhu (oC)

Kotak
15.0 dalam kotak pendingin adalah 16,7 ºC,
Suhu
Luar sedangkan suhu bagian luar kotak
10.0
Kotak pendingin adalah 28,1 ºC. Perbedaan
5.0 temperatur bagian dalam dan luar kotak
0.0 pendingin menandakan terjadinya
0 75 150 225 300 375 450 525 600 perpindahan panas. Peritiwa penurunan
Waktu ( menit) suhu dalam kotak styrofoam berbeda
dengan kotak sekam padi yang
Gambar 4. Profil Suhu pada Kotak
menunjukkan penurunan yang stabil.
Sekam Padi
Penurunan suhu yang tidak stabil ini
dikarenakan terdapatnya uap air yang
Dari hasil pengujian untuk kotak
mengenai sensor suhu, sehingga
sekam padi dapat dilihat pada Gambar 4.
penurunan suhu pada kotak styrofoam
dimana suhu yang rendah adalah suhu
kurang stabil.
dalam kotak dibandingkan dengan suhu
Menurut Ubis (2015), penurunan
luar kotak. Dimana rata-rata suhu dalam
suhu tersebut diakibatkan karena
kotak 15,9 ºC, sedangkan suhu luar kotak
terjadinya proses sublimasi yang diawali
28,0 ºC. Terlihat perubahan suhu yang
dengan proses pindah panas konveksi
signfikan pada suhu dalam kotak, namun
antara udara di ruang es dengan balok es.
suhu luar kotak tidak terjadi perubahan
Disini udara di ruang es yang
yang signifikan. Menurut Setiawan, dkk.,
mengandung energi panas bersentuhan
(2017), hal tersebut dipengaruhi oleh
dengan balok es sehingga sebagian es
rendahnya nilai konduktivitas termal
tersublimasi berubah wujud dari padat
material dan terhambatnya laju
menjadi gas.
perpindahan panas karena adanya lapisan
dinding yang berisolasi.
Gabungan Sekam Padi dan Styrofoam
30.0
Styrofoam
35.0 25.0
Suhu (oC)

30.0 20.0 Suhu


Dalam
Kotak
25.0 Suhu 15.0
Dalam
Suhu (oC)

Suhu
20.0 Kotak 10.0 Luar
Kotak
15.0 Suhu 5.0
Luar
10.0
Kotak 0.0
5.0 0 75 150225300375450525600
0.0 Waktu (menit)
0 75 150 225 300 375 450 525 600
Gambar 6. Profil Suhu pada Kotak
Waktu (menit)
Gabungan Sekam Padi dan Styrofoam
Gambar 5. Profil Suhu pada Kotak
Styrofoam Sama halnya dengan kotak sekam
padi dan styrofoam, kotak gabungan
Pada pengujian untuk kotak sekam padi dan styrofoam juga
Styrofoam dapat dilihat pada Gambar 5. mengalami perubahan suhu antara bagian
Dimana terjadi penurunan suhu bagian dalam dan luar dari kotak pendingin.
Suhu rata-rata pada bagian dalam kotak

161
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

pendingin adalah 15,5 ºC, sedangkan menurun dengan bertambahnya running


bagian luar kotak pendingin adalah 28,1 time kotak pendingin. Hal ini dikarenakan
ºC. Penurunan suhu pada kotak gabungan suhu udara di dalam ruangan kotak
juga sama halnya dengan kotak pendingin semakin lama semakin rendah
styrofoam, hal tersebut dikarenakan dan akhirnya konstan. Ketika sudah
terdapatnya uap air pada sensor suhu konstan maka tidak ada lagi perpindahan
yang digunakan. kalor dari udara.
Menurut Mirmanto, dkk., (2018),
bahwa laju aliran panas dari udara

Tabel 4. Suhu Rata- rata Dalam dan Luar Kotak


Suhu rata-rata (oC)
Gabungan Sekam Padi dan
Sekam Padi Styrofoam
Styrofoam
Dalam Luar Dalam Luar Dalam Luar
15,9 28,0 16,7 28,1 15,5 28,1

Berdasarkan Tabel 4. dapat dilihat Konduktivitas Termal


bahwa sebaran suhu antara masing- Konduktivitas termal dari suatu
masing kotak bagian luar dan dalam tidak bahan menunjukkan kecepatan panas
menunjukkan perbedaan yang signifikan. mengalir dalam bahan tersebut (Holman,
Perbedaan suhu antara bagian dalam dan 1997). Menurut Mulyadi, dkk., (2010),
luar menunjukkan terjadinya perpindahan semakin kecil nilai konduktivitas termal
panas. Perpindahan panas dapat terjadi suatu bahan maka akan semakin baik sifat
apabila adanya perbedaan suhu. isolator termalnya.

Tabel 5. Konduktivitas Termal Material


Konduktivitas Termal (W/m2 K)
Bagian Gabungan
Sekam Padi Styrofoam
Sekam Padi Styrofoam
Atas 0,269 0,696 0,249 0,574
Bawah 0,111 0,204 0,066 0,334
Depan 0,238 0,738 0,289 0,199
Belakang 0,218 0,833 0,302 0,193
Kanan 0,289 0,986 0,318 0,264
Kiri 0,288 0,935 0,304 0,281

Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat dengan sekam padi, styrofoam juga


konduktivitas termal masing-masing jenis memiliki ketebalan yang berbeda
kotak pendingin. Kotak pendingin yang sehingga nilai konduktivitas termalnya
memiliki konduktivitas termal terendah berbeda pula. Oleh karena itu ketebalan
adalah kotak pendingin dengan sekam bahan dan jenis bahan berpengaruh pada
padi, sedangkan yang tertinggi adalah konduktivitas termal dari suatu bahan
styrofoam. Konduktivitas dari sekam padi tersebut. Menurut Handani, dkk., (2010),
untuk dinding kotak gabungan berbeda sifat isolator panas dipengaruhi oleh
dengan kotak sekam padi, hal ini kerapatan partikel penyusun material.
dikarenakan ketebalan dinding sekam Kerapatan suatu material dapat
padi yang digunakan berbeda yaitu meminimalisasi terbentuknya rongga-
sebesar 4 cm dan 2 cm. Sama halnya rongga pada suatu bahan.

162
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

Menurut penelitian Wibowo, dkk., terbentuknya rongga menjadi lebih


(2008), yang mengamati nilai sedikit, sehingga akan menahan laju
konduktivitas termal dari styrofoam dan perpindahan panas yang terjadi.
papan partikel padi mengemukakan
bahwa ketebalan daripada material Tahanan Termal pada Kotak
mempengaruhi nilai konduktivitas Pendingin
material tersebut. Dari hasil pengujiannya Susunan hambatan temal pada
semakin tebal styrofoam yang digunakan, dinding menggambarkan cara penentuan
maka semakin tinggi nilai konduktivitas harga perpindahan panas dari suatu
termal dari styrofoam tersebut. penampang dinding. Luasan permukaan
Sedangkan untuk papan partikel sekam yang digunakan dalam perhitungan
padi, semakin tebal papan partikel sekam transmisi termal disesuaikan dengan
padi maka semakin kecil nilai permukaan dinding yang akan dihitung
konduktivitas termal dari papan sekam (Kusuma, 2003).
padi tersebut. Hal ini dikarenakan sekain
terbal bahan maka kemungkinan

Tabel 6. Tahanan Termal Material


Tahanan Termal (oC/W)
Bagian Gabungan
Sekam Padi Styrofoam
Sekam Padi Styrofoam
Atas 1,349 0,522 0,729 0,316
Bawah 3,270 1,779 2,750 0,543
Depan 1,474 0,475 0,607 0,882
Belakang 1,610 0,421 0,581 0,909
Kanan 1,591 0,466 0,723 0,871
Kiri 1,596 0,492 0,756 0,818
Total 10,981 4,156 6,146 4,339

Tahanan termal pada masing- permukaan dan ketebalan material. Kotak


masing kotak dapat dilihat pada Tabel 6. yang paling tinggi nilai ketahanan
Dimana tahanan termal pada masing- termalnya adalah kotak sekam padi. Hal
masing kotak yang paling rendah adalah ini dikarenakan konduktivitas termal
kotak styrofoam dibandingkan kedua kotak sekam padi lebih kecil
kotak lainnya. Kotak sekam padi dibandingkan kedua kotak lainnya. Nilai
memiliki nilai ketahanan termal rata-rata tahanan termal yang tinggi menunjukkan
sebesar 10,981 ºC/W, sedangkan kotak kotak sekam padi mampu menahan laju
styrofoam memiliki nilai ketahanan perpindahan panas lebih baik diantara
termal total sebesar 4,156 ºC/W, dan kedua kotak lainnya.
kotak gabungan sekam padi dan
styrofoam memiliki nilai ketahanan Bilangan Reynold
termal total sebesar 10,485 ºC/W. Bilangan Reynold digunakan
Semakin besar nilai tahanan termal suatu sebagai kriteria untuk menunjukkan
material, maka semakin besar laju jenis aliran turbulen atau laminar
perpindahan panas yang dapat dihambat (Nevers, 2005). Berdasarkan Tabel 7.
oleh suatu material tersebut. Dapat dilihat jenis aliran fluida
Nilai tahanan termal bahan merupakan aliran laminar karena nilai
dipengaruhi beberapa faktor, misalnya bilangan Reynold di bawah 2000. Suhu
konduktivitas termal bahan, luas rata-rata pada kotak sekam padi sebesar

163
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

15,9 ºC memiliki bilangan Reynold proses pencairan es batu. Rata-rata dari


sebesar 1086,96. Suhu rata-rata pada ketiga perlakuan, lama kotak
kotak styrofoam lebih tinggi dari kotak mempertahankan es yaitu berkisar antara
sekam padi yaitu 16,7 ºC memiliki 33-34 jam.
bilangan Reynold sebesar 1081,81.
Sedangkan bilangan Reynold dari kotak Koefisien Pindah Panas Konveksi
gabungan sekam padi dan styrofoam Perpindahan panas disebabkan
dengan rata-rata suhu kotak 15,5 ºC konveksi melibatkan pertukaran ennergi
adalah 1089,92. Salah satu faktor yang antara suatu permukaan dengan fluida di
mempengaruhi bilangan Reynold antara dekatnya. Pada dinding insulasi,
lain suhu. perpindahan panas secara konveksi
terjadi antara permukaan dinding dengan
Tabel 7. Bilangan Reynold Kotak dengan fluida yang mengalir di sekitar
Pendingin permukaan dinding (Welty, dkk., 2004).
Suhu Berdasarkan Tabel 8. menunjukkan
Bilangan
Jenis rata-rata bahwa perbedaan jenis material penyusun
Reynold
(ºC) kotak pendingin memiliki koefisien
Sekam Padi 15,9 1086,96 perpindahan panas yang berbeda.
Styrofoam 16,7 1081,81 Koefisien perpindahan panas terbesar
Gabungan Sekam terdapat pada kotak pendingin gabungan
Padi dan 15,5 1089,92 antara sekam padi dan styrofoam.
Styrofoam Sedangkan nilai terendah pada kotak
pendingin sekam padi. Perpindahan panas
Semakin tinggi suhu rata-rata kotak konveksi tergantung pada viskositas
pendingin maka viskositas kinematik dari fluida, disamping ketergantungan
suatu fluida akan semakin besar. terhadap sifat-sifat termal fluida, seperti
Bilangan Reynold berbanding terbalik konduktivitas termal, kalor spesifik dan
dengan viskositas kinematik dari suatu densitas. Hal ini disebabkan viskositas
fluida tersebut. Bilangan reynold yang mempengaruhi profil kecepatan. Oleh
tinggi menunjukkan aliran fluida yang karena itu mempengaruhi laju
tinggi pula. Aliran fluida yang tinggi akan perpindahan energi di daerah dinding.
menyebabkan laju perpindahan panas Sifat-sifat termal fluida dapat
yang terjadi semakin cepat. Laju mempengaruhi bilangan Nusselt.
perpindahan panas yang semakin cepat
dari lingkungan akan mempercepat

Tabel 8. Koefisien Pindah Panas Konveksi


Koefisien Pindah Panas Konveksi (W/m2 K)
Bagian Gabungan Sekam Padi dan
Sekam Padi Styrofoam
Styrofoam
hin hout hin hout hin hout
Atas 2,217 2,812 3,392
Bawah 1,717 5,045 4,211
Depan 2,180 2,662 3,085
6,194 6,193 6,194
Belakang 2,128 2,662 3,085
Kanan 1,802 3,249 3,249
Kiri 1,801 3,249 3,249

164
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

Nilai bilangan Nusselt (Nu) perpindahan panas disebabkan oleh


ditentukan oleh bilangan Rayleigh (Ra). konduktivitas termal material dan juga
Sedangkan nilai bilangan Rayleigh (Ra) dipengaruhi perbedaan temperatur
ditentukan sifat-sifat termofisika fluida, dinding dalam dengan temperatur dinding
seperti konduktivitas panas, kalor jenis luar yang mengalami kenaikan tidak
spesifik (Cp), dan viskositas (µ), signifikan.
sehingga jika terjadi perubahan pada sifat
termofisika fluida akan mengubah nilai KESIMPULAN
bilangan Nusselt (Nazar, 2016).
1. Suhu rata-rata bagian dalam kotak
Perpindahan Panas Total pada Kotak terendah terdapat pada kotak
Pendingin gabungan yaitu sebesar 15,5 oC,
Berdasarkan Tabel 9. Dapat sedangkan tertinggi pada kotak
dilihat perpindahan total terbesar pada styrofoam yaitu sebesar 16,7 oC.
kotak pendingin styrofoam dengan nilai Suhu rata-rata pada bagian luar
kotak sama untuk semua jenis kotak
12,632 W, sedangkan perpindahan total
yaitu sebesar 28,1 oC. Penurunan
terkecil terdapat pada kotak sekam padi suhu dalam pada kotak styrofoam
dengan nilai 11,845 W. Semakin kecil dan gabungan sekam padi dan
nilai perpindahan panas total, maka styrofoam kurang stabil dikarenakan
semakin besar panas yang dapat ditahan. terdapatnya uap air yang mengenai
Hal ini disebabkan karena nilai sensor suhu.
konduktivitas masing-masing bahan 2. Tahanan termal total tertinggi
terdapat pada kotak sekam padi
berbeda. Bahan yang memiliki
dengan nilai 10,981 ºC/W,
konduktivitas termal besar merupakan sedangkan terendah pada kotak
penghantar panas yang baik. Sebaliknya, styrofoam dengan nilai 4,156 ºC/W.
benda yang memlilki konduktivitas Perbedaan tahanan termal setiap
termal yang kecil merupakan penghantar kotak menunjukkan sekam padi
panas yang buruk (Rahmi, dkk., 2017). merupakan material yang mampu
menahan perpindahan panas karena
Tabel 9. Perpindahan Panas pada Kotak memiliki tahanan termal yang
Pendingin cukup besar.
Perpindahan Panas Total (W) 3. Bilangan Reynold terendah terdapat
Bagian Sekam pada kotak styrofoam dengan suhu
Styrofoam Gabungan
Padi rata-rata sebesar 16,7 ºC, sedangkan
Atas 2,217 2,072 2,583 bilangan Reynold tertinggi terdapat
Bawah 1,717 2,260 1,823 pada gabungan sekam padi dan
Depan 2,180 2,198 2,192 styrofoam dengan suhu rata-rata
Belakang 2,128 2,221 2,192 15,5 ºC. Bilangan reynold yang
Kanan 1,802 1,944 1,803
tinggi menunjukkan laju aliran
Kiri 1,801 1,937 1,808
fluida yang tinggi sehingga laju
Total 11,845 12,632 12,401
perpindahan panas akan semakin
cepat terjadi yang menyebabkan es
Selain itu, perpindahan panas juga
batu cepat mencair.
dipengaruhi oleh koefisien perpindahan
4. Perpindahan panas total tertinggi
panas konveksi dan perbedaan
terdapat pada kotak styrofoam
temperatur. Hal ini sesuai dengan
sebesar 12,632 W, sedangkan
pendapat Setiawan, dkk., (2017), yang
terendah pada kotak sekam padi
menyatakan bahwa perbedaan laju

165
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

sebesar 11,845 W. Kotak sekam Komposisi Ampas Tebu dan


padi memiliki nilai konduktivitas Serbuk Gergaji Pada Papan
rendah dan merupakan isolator yang Partikel Terhadap Konduktivs
baik untuk menahan laju Termal. Jurnal Pillar of Physics.
perpindahan panas yang terjadi. Vol. 1: 41-48.

DAFTAR REFERENSI Mirmanto, R. Sutanto, D.K. Putra. 2018.


Unjuk Kerja Kotak Pendingin
Badan Penelitian dan Pengembangan Termoelektrik dengan Varuasi
Pertanian. 2009. Sekam Padi Laju Aliran Massa Air Pendingin.
sebagai Sumber Energi Alternatif Jurnal Teknik Mesin (JTM). Vol.
dalam Rumah Tangga Petani. 7 (1): 44-49.
Departemen Pertanian.
Mulyadi, Sri, Elvis Adril dan Iwan
Bejan, A., dan Kraus Andreas, D. 2004. Apriono. 2010. Uji Isolator Panas
Heat Transfer Handbook. New Papan Sekam Padi Dengan
York: John Willey and Sons. Variasi Ukuran Partikel dan
Kepadatan. Jurnal Teknik Mesin.
Handani, Sri, Iwan Aprion, Sri Mulyadi Vol. 7 (1): 26-32.
dan Elvis Adril. 2010. Sifat
Isolator Panas Papan Sekam Padi Nazar, Reinaldy. 2016. Kajian Numerik
Dengan Variasi Resin dan Ukuran Korelasi Perpindahan Panas
Partikel. Jurnal Ilmu Fisika. Konveksi Alamiah Aliran
Volume 2 (2): 68-73. Nanofluida ZrO2-Air Pada Anulus
Vertikal. Jurnal Sains dan
Harsono, H., 2002. Pembuatan Silika Teknologi Nuklir Indonesia
Amorf dari Limbah Sekam Padi. Indonesian Journal of Nuclear
Jurnal Ilmu Dasar. Vol. 3 (2): 98- Science and Technology. Vol. 17
103 (1): 1-10.

Holman, J.P., 1997. Perpindahan Kalor, Nevers, N.D. 2005. Fluid Mechanics for
Edisi Keenam. Alih Bahasa Ir. Chemical Engineers, Third
E.Jasjfi, Msc. Jakarta: Penerbit Edition. Mc Graw Hill
Erlangga. Companies, Inc. New York, USA.

Joelianingsih. 2004. Peningkatan Kualitas Pratama, Nanda, Djusmaini Djamas dan


Genteng Keramik Dengan Yenni Darvina. 2016. Pengaruh
Penambahan Sekam Padi dan Variasi Ukuran Partikel Terhadap
Daun Bambu. Makalah Pribadi Nilai Konduktivitas Termal Papan
Falsafah Sains (PPS 702). ITB. Partikel Tongkol Jagung. Pillar of
Physics, Vol. 7: 25-32.
Kusuma, I G B Wijaya. 2003. Kajian
Termis pada Beberapa Material Rahmi, Fazzatul, Zulfahrizal dan Kiman
Dinding untuk Ruang Bawah Siregar. 2017. Analisis Pindah
Tanah. Jurnal Teknik Sipil. Panas Pada Ruang Fermentasi Biji
Volume 10 (2): 67-74. Kakao (Theobroma cacao L.)
Dengan Menggunakan Kotak
Maiwita, Fitri, Yenni Darvina dan Kayu dan Styrofoam. Jurnal Rona
Yulkifli. 2014. Pengaruh Variasi

166
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018

Teknik Pertanian. Volume 10 (1): Ubis, S. 2015 Penyimpanan Dingin Sayur


34-45. Sawi Hijau (Brassica juncea L.)
Menggunakan Kotak Pendingin
Setiawan, Adi, Faisal dan Andrian Sederhana. Jurnal Fakultas
Sulaiman. 2017. Kaji Pertanian Universitas Sam
Eksperimental Pengaruh Lapisan Ratulangi. Manado.
Dinding dengan Material Es dan
Garam pada Dinding Cold Box Welty, J.R., C.E. Wicks dan G.L. Rorrer.
Terhadap Laju Perpindahan 2004. Dasar-dasar Fenomena
Panas. Jurnal Polimesin. Vol. 15 Transport. Edisi Keempat.
(1): 9-21. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Siagian, Saut. 2017. Perhitungan Beban Wibowo, Hary., Toto Rusianto, dan
Pendingin Pada Cold Storage Manarul Ikhsan. 2008. Pengaruh
Untuk Penyimpanan Ikan Tuna Kepadatan dan Ketebalan
Pada PT.X. Jurnal Bina Teknika. Terhadap Sifat Isolator Panas
Vol. 13 (1): 139-149 Papan Partikel Sekam Padi. Jurnal
Teknologi. Vol 1 (2): 107-111.

167

You might also like