Evaluasi Pindah Panas Kotak Pendingin Dari Paduan Sekam Padi Dengan Resin
Evaluasi Pindah Panas Kotak Pendingin Dari Paduan Sekam Padi Dengan Resin
Evaluasi Pindah Panas Kotak Pendingin Dari Paduan Sekam Padi Dengan Resin
2, September 2018
Email*): [email protected]
ABSTRACT
Rice husk is agricultural waste that can still be functioned as heat insulator. The
purpose of this study was to analyze the heat transfer occurring in cooling box made
from combination of rice husk and resin. From the resulted test, the lowest thermal
conductivity value of rice husk cooling box ranged from 0.111 to 0.289 W/m 2K. While
the highest thermal conductivity of styrofoam boxes ranged from 0.204 to 0.986 W/m2K.
The difference in material thermal conductivity value will cause difference in total heat
transfer rate generated. The lowest convection transfer coefficient occurred at
styrofoam box with value ranged from 2.812 to 5.045 W/m2 K, while the lowest
occurred at rice husk box with value ranged from 1.717 to 2.217 W/m 2K. The highest
thermal resistance was 10.981°C/W of the rice husk box, while the lowest was
4,156°C/W of the styrofoam box. The thermal resistance indicates the ability of a
material to resist the rate of heat transfer. The highest total heat transfer rate was found
in the styrofoam box of 12.632 W, while the lowest was in the rice husk box of 11.845
W. The low heat transfer rate in the rice husk box indicated that the rice husk was able
to resist transferred heat properly.
ABSTRAK
Sekam padi merupakan limbah pertanian yang masih dapat difungsikan sebagai isolator
panas. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis perpindahan panas yang terjadi
pada kotak pendingin paduan sekam padi dengan resin. Dari hasil pengujian didapatkan
nilai konduktivitas termal terendah pada kotak pendingin sekam padi dengan nilai
berkisar antara 0,111-0,289 W/m2 K. Sedangkan nilai konduktivitas termal tertinggi
pada kotak styrofoam berkisar antara 0,204-0,986 W/m2 K. Perbedaan nilai
konduktivitas termal suatu bahan akan menyebabkan perbedaan laju perpindahan panas
156
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
total yang terjadi. Koefisien perpindahan konveksi terendah terdapat pada kotak
styrofoam berkisar antara 2,812-5,045 W/m2 K, sedangkan koefisien konveksi terendah
terdapat pada kotak sekam padi berkisar antara 1,717-2,217 W/m2 K. Tahanan termal
yang tertinggi terdapat pada kotak sekam padi sebesar 10,981°C/W, sedangkan yang
terendah terdapat pada kotak styrofoam sebesar 4,156°C/W. Tahanan termal
menunjukkan kemampuan suatu material menahan laju perpindahan panas. Laju
perpindahan panas total tertinggi terdapat pada kotak styrofoam sebesar 12,632 W,
sedangkan laju perpindahan panas terendah terdapat pada kotak sekam padi yaitu
sebesar 11,845 W. Nilai laju perpindahan panas yang rendah pada kotak sekam padi
menunjukkan sekam padi mampu menahan kalor yang berpindah dengan baik.
157
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
158
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
(W/m K) Dengan:
d. Bilangan Rayleigh (Ra) U = Koefisien panas menyeluruh
Ra = Gr x Pr ………………(7) (Watt/m2.oC)
Dimana:
159
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
Prosedur Penelitian
Gambar 1 memperlihatkan diagram
alir prosedur penelitian ini. Gambar 2. Titik Pengukuran Suhu
(Tampak Atas)
Keterangan:
Titik hitam : Suhu Dinding Luar
Mulai Titik Putih : Suhu Dinding Dalam
Studi
Literatur
Perumusan Masalah
Styrofoam
160
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
Kotak
15.0 dalam kotak pendingin adalah 16,7 ºC,
Suhu
Luar sedangkan suhu bagian luar kotak
10.0
Kotak pendingin adalah 28,1 ºC. Perbedaan
5.0 temperatur bagian dalam dan luar kotak
0.0 pendingin menandakan terjadinya
0 75 150 225 300 375 450 525 600 perpindahan panas. Peritiwa penurunan
Waktu ( menit) suhu dalam kotak styrofoam berbeda
dengan kotak sekam padi yang
Gambar 4. Profil Suhu pada Kotak
menunjukkan penurunan yang stabil.
Sekam Padi
Penurunan suhu yang tidak stabil ini
dikarenakan terdapatnya uap air yang
Dari hasil pengujian untuk kotak
mengenai sensor suhu, sehingga
sekam padi dapat dilihat pada Gambar 4.
penurunan suhu pada kotak styrofoam
dimana suhu yang rendah adalah suhu
kurang stabil.
dalam kotak dibandingkan dengan suhu
Menurut Ubis (2015), penurunan
luar kotak. Dimana rata-rata suhu dalam
suhu tersebut diakibatkan karena
kotak 15,9 ºC, sedangkan suhu luar kotak
terjadinya proses sublimasi yang diawali
28,0 ºC. Terlihat perubahan suhu yang
dengan proses pindah panas konveksi
signfikan pada suhu dalam kotak, namun
antara udara di ruang es dengan balok es.
suhu luar kotak tidak terjadi perubahan
Disini udara di ruang es yang
yang signifikan. Menurut Setiawan, dkk.,
mengandung energi panas bersentuhan
(2017), hal tersebut dipengaruhi oleh
dengan balok es sehingga sebagian es
rendahnya nilai konduktivitas termal
tersublimasi berubah wujud dari padat
material dan terhambatnya laju
menjadi gas.
perpindahan panas karena adanya lapisan
dinding yang berisolasi.
Gabungan Sekam Padi dan Styrofoam
30.0
Styrofoam
35.0 25.0
Suhu (oC)
Suhu
20.0 Kotak 10.0 Luar
Kotak
15.0 Suhu 5.0
Luar
10.0
Kotak 0.0
5.0 0 75 150225300375450525600
0.0 Waktu (menit)
0 75 150 225 300 375 450 525 600
Gambar 6. Profil Suhu pada Kotak
Waktu (menit)
Gabungan Sekam Padi dan Styrofoam
Gambar 5. Profil Suhu pada Kotak
Styrofoam Sama halnya dengan kotak sekam
padi dan styrofoam, kotak gabungan
Pada pengujian untuk kotak sekam padi dan styrofoam juga
Styrofoam dapat dilihat pada Gambar 5. mengalami perubahan suhu antara bagian
Dimana terjadi penurunan suhu bagian dalam dan luar dari kotak pendingin.
Suhu rata-rata pada bagian dalam kotak
161
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
162
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
163
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
164
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
165
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
Holman, J.P., 1997. Perpindahan Kalor, Nevers, N.D. 2005. Fluid Mechanics for
Edisi Keenam. Alih Bahasa Ir. Chemical Engineers, Third
E.Jasjfi, Msc. Jakarta: Penerbit Edition. Mc Graw Hill
Erlangga. Companies, Inc. New York, USA.
166
Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, Vol. 6, No. 2, September 2018
Siagian, Saut. 2017. Perhitungan Beban Wibowo, Hary., Toto Rusianto, dan
Pendingin Pada Cold Storage Manarul Ikhsan. 2008. Pengaruh
Untuk Penyimpanan Ikan Tuna Kepadatan dan Ketebalan
Pada PT.X. Jurnal Bina Teknika. Terhadap Sifat Isolator Panas
Vol. 13 (1): 139-149 Papan Partikel Sekam Padi. Jurnal
Teknologi. Vol 1 (2): 107-111.
167