Komdis Ke 70

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

RESUME RAPAT KOMITE MEDIS KE 70

Rapat di pimpin oleh : Prof. Dr. dr.Iskandar Wahidiyat , SpA (K)


Hari/Tanggal : Minggu, 29 November 2015
Waktu : 08.00 – 12.00 WIB
Dihadiri oleh :

HHG KOMITE MEDIK HHG JATINEGARA


1. dr. Hasmoro 1. Prof. Dr. dr.Iskandar Wahidiyat, SpA(K) 1. Prof. Dr. Med. Ali Baziad, SpOG(K)
2. dr. Binsar Simorangkir, SpOG 2. dr. Jetty R.H. Sedyawan,SpJP
3. Yulisar Khiat (K), FIHA, FACSS
4. dr. Syafruddin Nasution 3. dr. Mulyadi Djer, SpA (K)
5. drg. Susi Setiawaty, MARS 4. dr. Adrian Tuahta Ginting, SpBD
6. dr. Sri Diana Ginting Suka, MARS 5. dr. Sitti Fauzihar, SpOG
7. dr. Yuni Kartika, M.Kes 6. dr. Vonty Elfrida,SpB
8. dr. Muji Hastuty 7. dr. Dewi Widyastuti, SpPD
9. dr. Cecilia Febrianti, MARS 8. dr. Westarian Simorangkir, SpOG
10. dr. Martina Panggabean,MARS 9. dr. Roni Albert Wijaya.
11. dr. Naila Alatas, MPH
12. dr. Harmawati

PODOMORO BEKASI DEPOK


1. dr. Lies Nugrohowati, MARS 1. dr. Adia Susanti, MM 1. dr. GloriaIlonna, MARS
2. Prof. Dr.dr.Suzanna Immanuel 2. Prof. dr.Nurlela Bujang,SpRad (K) 2. dr. Soekamto Koesnoe, SpPD, KAI
SpPK(K) 3. dr. Husen Sutakaria, SpOG 3. dr. Aru Ariadno, SpPD
3. dr. Paulus K. Gunawan, SpOG 4. dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG, K-FM 4. dr. Sorgiono, SpPD
4. dr. Sylvana Martina K, SpAn,KAKV 5. dr. B. Wirastari Marnoto, SpA (K). 5. dr. Ferry Sabaruddin, SpOG
5. dr. Irsyad Bustaman, SpOG 6. dr. Minar Napitupulu, MARS 6. dr. Endah Malahayati, MARS
6. dr. Annisa, SpA
7. dr. Samuel Halim, SpPD
8. dr. Ferius, Sp KFR
9. dr. Dede Setiyadi

DAAN MOGOT BOGOR PASTEUR


1. drg. Iing Ichsan Hanafi, MARS 1. dr. Yuni Pantjawardhani. 1. dr. Ita Roswita, MARS
2. dr. Hendy Mochtar, SpOG 2. dr. Eko Ristiyanto, SpB 2. dr. Diet S. Rustama, SpA (K)
3. dr. Agus Supriyadi, SpOG 3. dr. Richardus Herman Waluya, SpA 3. dr. Dewi Setiawati, SpA
4. dr. Budi Purnomo, SpA (K) 4. dr. Silvia Dewi, SpPD 4. dr. Doni Aprialdi, SpOG
5. dr. Ully,SpS 5. dr. Ajeng Putika Sari, SpTHT-KL

1 Resume Rapat Komite Medis Ke-70


6. dr. Suskhan, SpOG (K) 6. dr. R. Andriany P, MARS
7. dr. Barry, SpA
8. dr. Reka Agnes

PANDANARAN TANGKUBANPRAHU SUKABUMI


1. dr. Domiko,SpA 1. dr. Zulkarnain Pohan, MM 1. dr. Rahayu, SpA
2. dr. Ong Fellin Sinaga 2. dr. Hari Bagiarto, SpAn 2. dr. Agus Setiyana
3. dr. Agnes Widayu Estiningsih 3. dr. Verawaty

TANGERANG GRAND WISATA ARCAMANIK


1. dr. Suharyoto, MM 1. dr. Khairina, MARS 1. dr. Dewi Kartika T, SpPK.
2. dr. Bambang Wisnubroto, SpB 2. dr. Upik, SpOG 2. drg. Maria Siswati, SpPros
3. dr. H.Djasirwan, SpPD 3. dr. Nadia SpBP 3. dr. Nur Kencanawati
4. dr. Armila Ramadhani, SpA 4. dr. Nine Mei, MARS 4. dr. Pusparini
5. dr. Sri Mulyani 5. dr. Dina Sylvia

GALAXY PALEMBANG CIPUTAT


1. dr. Irma Suryani, MM 1. dr. Rizal Sanif, SpOG (K) 1. dr. Aperita Adiyanti, SpA
2. dr. Matius S.Gasong, SpOG 2. dr. Netty Herawaty, SpA 2. dr. Fahmialdi, SpOG
3. dr. Rahayuning I. P. SpOG 3. dr. Eva Minerva, M.Kes 3. dr. Irnovia
4. dr. Patricia Agnetha, SpA 4. dr. Reny Puspita 4. dr. M. Sjahrudin Hassan
5. dr. Ken Ayu Mastini, SpPD
6. dr. Nelwati

MEKARSARI SERPONG BANYUMANIK


1. dr. Wahyu Bimantoro, SpAn, KIC 1. dr. Sri Dyah Indherawati, MM 1. dr. Erma Nihlatul Mufidah
2. dr. David Indra Wijaya, SpPD 2. dr. Bayu Winarno, SpOG
3. dr. Dana Nur Prihadi, SpA 3. dr. Muyi Ayoe
4. dr. Nanik Supriani, MARS

CIRUAS YOGYA
1. dr. Hardimas Hamzah 1. dr. Khairani Hajjah
2. dr. Suryadi Firmansyah, SpJP
3. dr. Riyanto Irawan. M, SpOG
4. dr. Muchtar

2 Resume Rapat Komite Medis Ke-70


I. KSM ANAK
A. EVALUASI
1. Pada keputusan Komite Medik ke 40 tahun 2008 :
“ Skintest untuk pemberian antibiotik pada anak tidak perlu dilakukan. Berdasarkan
masukan adanya aturan dari Depkes bahwa pemberian antibiotik harus didahului
skintest maka untuk sementara skintest boleh dilakukan sebelum pemberian
antibiotik. Pada saat penyuntikan antibiotik, adrenalin, kortikosteroid dan obat-obat
resusitasi harus siap ditempat”.

Rapat Komite Medik KE 70 tahun 2015 merevisi keputusan Komite Medik ke 40


tahun 2008 menjadi :
“ Berdasarkan Rekomendasi IDAI No. 005/Rek/PP IDAI/VI/2013” :
- Test kulit hanya direkomendasikan golongan penisillin, harus menggunakan
penisilin dan metabolitnya yang telah terbukti menimbulkan reaksi alergi.
- Tes kulit memberikan bukti sensitisasi terhadap obat tertentu tetapi harus selalu
di interprestasikan sesuai konteks klinis dan tidak digunakan untuk skrining
alergi obat.
- Berhubung saat ini di Indonesia belum tersedia sediaan metabolit penisilin, maka
tes kulit untuk antibiotik tidak direkomendasikan. Jika diperlukan antibiotik
secara parenteral, maka diperlukan perangkat penanganan reaksi anafilaksis.
(Saat ini Kemenkes RI belum mengeluarkan peraturan terkait hal di atas. Diharapkan
ada payung hukum yang lebih kuat yakni peraturan dari Kementerian Kesehatan RI)

2. Mengingatkan kembali Keputusan Komdik ke 54 tahun 2011. Sehubungan dengan


adanya kasus anak dengan demam hari ke 3 dengan diare, tidak mau makan dan
minum di diagnosis sebagai Diare akut tanpa Dehidrasi, dalam perjalanannya terjadi
perburukan dan DSS, maka agar DPJP melakukan pemeriksaan fisis yang lebih teliti
dan tidak hanya melihat hasil laboratorium dalam menegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan pasien.

3 Resume Rapat Komite Medis Ke-70


B. KEPUTUSAN
1. Terdapat kasus Bayi lahir SC a.i IUGR, usia kehamilan 34 mgg, dengan Apgar
Score 9/10, BB 1940 gr. Sepuluh menit setelah lahir, merintih, sesak, retraksi,
sianosis, DS 6, pasien dirawat di NICU dengan CPAP PEEP 5-6, FiO2 21-25%,
puasa dan terapi lain, hasil foto babygram : HMD grade I-II. Usia 2 hr, pasien
diberikan ASI per OGT 8x 2ml naik bertahap sesuai toleransi.
Hari ke-3 perawatan (usia 3 hr) pasien perbaikan, napas spontan tanpa O2, pindah
perina. Hari ke-4 perawatan (usia 4 hr) mulai diberikan ASI per OGT 8x10 ml dan
peroral 2-3 ml setiap 3 jam. Toleransi baik minum dinaikkan bertahap dan pasien
dikonsullkan ke fisioterapi karena reflek hisap lemah. Hari ke-8 perawatan, aff OGT.
Hari ke-9 perawatan pasien direncanakan diet ASI peroral 30 ml/ 3jam, pada saat
pemberian ± 5ml pasien henti napas dilakukan resusitasi, tidak berhasil, pasien
dinyatakan meninggal.
Dari rapat pembahasan kasus di atas diputuskan :
b. Pemberian minum pada bayi prematur harus memperhatikan posisi kepala bayi
harus lebih tinggi (±300), toleransi kemampuan minum bayi untuk mencegah
terjadinya aspirasi.
c. Pada bayi baru lahir dengan diagnosis NKB SMK + HMD grade III-IV agar
diberikan surfaktan segera, karena dalam 1 jam pertama setelah lahir adalah first
golden hour.
d. Kemampuan resusitasi bayi mutlak diperlukan bagi perawat/dokter yang
bersinggungan dengan perawatan bayi.

II. KSM OBSTETRI & GINEKOLOGI


A. EVALUASI
1. Mengingatkan kembali keputusan Komdik ke 62 tahun 2013 :
“ Pada pasien hamil dengan keluhan nyeri perut dan perdarahan harus dipikirkan
kemungkinan Solutio Plasenta sebagai diagnosis banding. DPJP harus segera
memeriksa pasien untuk menegakkan diagnosis dan menentukan ada tidaknya
kegawatan atau Solutio Plasenta”.
4 Resume Rapat Komite Medis Ke-70
Mengingatkan kembali untuk tindakan / operasi cito harus dilakukan dalam 30
menit, bila DPJP tidak dapat hadir dalam 30 menit manajemen berhak
menggantinya dengan dokter lain demi keselamatan pasien (keputusan Komite
Medis ke 54 tahun 2011)

2. Sehubungan dengana adanya kasus sentinel pasien dengan diagnosis G2P0A1 hamil
32-33 mgg dengan inpartu, letak lintang dengan tangan menumbung, IUFD, susp.
Solutio Plasenta dan DPJP tidak dapat dihubungi , maka mengingatkan kembali
keputusan Komdik ke 63 tahun 2014 :
Dalam kondisi emergensi DPJP harus datang melihat kondisi pasien dalam waktu 30
menit, bila DPJP tidak bisa datang atau tidak bisa dihubungi maka pasien adalah
milik RS dan manajemen berhak mencari DPJP pengganti.

3. Mengingatkan kembali keputusan Komdik ke 54 tahun 2011 :


“ Pemberian misoprostol sebagai induksi persalinan diberikan 1/8 tablet
(25 mikrogram), boleh diulang setiap 6 jam maksimal 4 kali dan tidak boleh
diberikan di poliklinik, hanya dilakukan diuang perawatan dengan pengawasan
ketat”.

B. KEPUTUSAN
1. Ibu hamil dengan malpresentasi janin adalah kontra indikasi untuk dilakukan induksi
persalinan.
2. Pada pasien wanita usia subur dengan keluhan nyeri perut dan amenorhea/post aborsi
harus dilakukan pemeriksaan tes kehamilan.

III. KSM SPESIALIS LAIN


A. EVALUASI
Tidak ada

5 Resume Rapat Komite Medis Ke-70


B. KEPUTUSAN
1. Pasien laki-laki usia 53 thn, dengan diagnosis Susp Appendisitis Akut,
Gastroenteritis Akut, DM Tipe 2. Pada hari ke 3 perawatan terjadi perforasi,
dilakukan tindakan laparatomi eksplorasi, hemikolektomi (ileum, caecum) dan
dilakukan anastomosis. Hari ke 6 post operasi pada drain berisi enteric content,
pasien dikonsulkan ke spesialis Bedah Digestif dan dilakukan Re-Laparatomi
Eksplorasi dan Ileostomy Mucous Fistel. Pasien meninggal setelah 14 hari
perawatan.
Rapat Komite Medis memutuskan :
a. Diagnosis dan risiko perlengketan harus dideteksi sebelum operasi (bila perlu
dikonsulkan ke dokter spesialis bedah digestif), konsultasi dapat dilakukan di
meja operasi. Informed consent mengenai hal ini harus disampaikan oleh DPJP
sebelum tindakan dilaksanakan.
b. Pasien dengan nyeri perut kanan bawah disertai dengan diare > 10x selain radang
appendik, harus dipikirkan colitis.

2. Terdapat perbedaaan pendapat antara dokter spesialis penyakit dalam dengan


spesialis paru mengenai pemberian Levofloxacin injeksi pada pasien Syok Sepsis ec
Community Acquired Pneumonia (CAP) DD/ TB Paru. Dokter Penyakit Dalam
berpendapat bahwa pemberian antibiotik Levofloxacin dapat menyebabkan
terjadinya MDR (Multi Drug Resisten), maka diputuskan pemakaian Levofloxacin
harus disesuaikan dengan indikasi klinis pasien, dan harus diberikan selama 5 hari
dengan dosis 1x750 mg.

6 Resume Rapat Komite Medis Ke-70


IV. INFORMASI LAIN
A. Menginfokan Hasil rapat Patologi Klinik TW III 2015, antara lain bahwa RS HERMINA
Jatinegara sudah dapat mengerjakan Hb Analisa dengan Metode Capillary.

B. USULAN
Revisi kebijakan tabsol (tabungan solidaritas profesi dokter) terkait dengan batas
maksimal tabsol setiap dokter menjadi Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah), dan
bila tabsol sudah mencapai Rp. 50.000.000,- maka dokter tidak lagi dibebankan iuran
wajib di pemotongan honor dokter.

C. SUSUNAN KOMITE MEDIS RS HERMINA CIRUAS


Ketua Komite Medis : dr. Suryadi Firmansyah, SpJP
Sekretaris : dr. Stefanus Andi Pranata
Sub Komite Kredensial : dr. Adi Rastono, SpB
Sub Komite Mutu Profesi : dr. Riyanto Irawan M, SpOG
Sub Komite Etika & Disiplin Profesi : dr. Iwan Setiawan, SpOT

D. USULAN MATERI SIANG KLINIK KE 31


1. Obgyn
a. Cost Effective IVF di Indonesia
b. Early Warning System Pada Kasus Kebidanan
2. Anak
a. Tatalaksana Syok dan Resusitasi Pada Anak
b. Skrining dan Penanganan Kelainan Endokrin Pada Anak
3. Spesialis Lain-lain
a. Permasalahan Dalam Geriatri
b. Vascular Access (Type and Management of Complication) Pada Pasien
Hemodialisa
4. Gabungan
Aspek Etika, Profesionalisme dan Medikolegal di Era JKN

7 Resume Rapat Komite Medis Ke-70


8 Resume Rapat Komite Medis Ke-70

You might also like