Analisis Risiko Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki Pada Pasien Hipertensi Geriatri Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 p-ISSN.

2443-115X
e-ISSN.2477-1821

ANALISIS RISIKO REAKSI OBAT YANG TIDAK DIKEHENDAKI


PADA PASIEN HIPERTENSI GERIATRI
DI RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU

Submitted : 4 April 2019


Edited : 15 Mei 2019
Accepted : 25 Mei 2019

Septi Muharni, Erniza Pratiwi, Yuwanda Iswari

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru, 28928


Email : [email protected]

ABSTRACT
Adverse Drug Reaction (ADR) is every adverse event related to the use of a drug in
humans. Geriatrics have a 7 times greater risk of developing ADR. Hypertension is the most
common disease suffered by geriatric patients. The purpose of this study was to analyze the
risk of ADR occurrence in geriatric hypertension patients and also to analyze the
relationship of demographic data with the incidence of ADR. This study was carried out in
an observational manner which was descriptive analytic with a cross sectional approach in
88 medical record samples of geriatric hypertension patients in inpatient installations using
gerontoNET scores. Based on the ADR risk variable according to the gerontoNET score,
there was 1 patient with ≥4 comorbid, 45 patients had heart failure, 5 patients had liver
disorders, 19 patients received 6-7 drugs and 37 patients received ≥8 drugs, no patients
with ADR history, and 28 patients developed kidney problems. From the results of this
study, there are 37 patients who have a high risk of ADR events which are marked by
gerontoNET score ≥4. Based on the correlation analysis of gender and age range on ADR
risk obtained a weak relationship and no significant correlation (r = 0.116, p = 0.116; r =
0.017, p = 0.847), so that gender and age in geriatric hypertension patients are not related
to the risk of ADR.

Keywords : ADR, Geriatric, GerontoNET, Hypertension

PENDAHULUAN Meningkatnya jumlah lanjut usia di


Pasien geriatri memiliki risiko 7 kali Indonesia dapat menimbulkan permasalah
lebih besar mengalami Reaksi Obat yang terkait aspek medis, psikologis, ekonomi,
Tidak Dikehendaki (ROTD) dibandingkan dan sosial. Pada tahun 2015 angka
dengan orang yang lebih muda (1). Secara kesakitan geriatri sebesar 28,62%, artinya
global populasi lanjut usia diprediksi terus bahwa setiap 100 orang geriatri terdapat
mengalami peningkatan (2). Berdasarkan sekitar 28 orang diantaranya mengalami
data penduduk, pada tahun 2017 terdapat sakit, dan juga terdapat 47,17% pasien
23,66 juta penduduk lanjut usia di geriatri yang mengalami keluhan
(4)
Indonesia. Jumlah ini diprediksi akan terus kesehatan . Menurut Riset Kesehatan
meningkat sampai dengan tahun 2035, Dasar tahun 2013, hipertensi merupakan
dengan jumlah pada tahun 2020 yaitu penyakit yang paling banyak diderita oleh
27,08 juta, tahun 2025 yaitu 33,69 juta, lanjut usia dengan pravalensi menurut
tahun 2030 yaitu 40,95 juta, dan pada kelompok usia 55-64 tahun 45,9%, usia
tahun 2035 yaitu 48,19 juta (3). 65-74 tahun 57,6%, dan usia diatas 75
tahun 63,8% (5).

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 73


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 SEPTI MUHARNI

Meningkatnya usia dapat menjadi juga terjadi di instalasi rawat inap RSUD
faktor risiko munculnya kejadian Tabrakan Jakarta, yakni sebesar
(15)
komorbid, terutama pada pasien 42,17% .
hipertensi (6). Komorbid atau komplikasi Rumah Sakit Umum Daerah
hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 juta (RSUD) Arifin Achmad adalah Rumah
kematian di seluruh dunia setiap Sakit Kelas B Pendidikan, merupakan
tahunnya(7). Penelitian yang dilakukan institusi pemerintah provinsi Riau yang
oleh Sari dan Octaviani di dapatkan bahwa mempunyai tugas dan fungsi mencakup
sebanyak 70 (79,5%) dari 88 pasien upaya pelayanan kesehatan perorangan,
hipertensi mengalami kejadian pusat rujukan dan pembina Rumah Sakit
(8,9)
komorbid . Menurut penelitian yang Kabupaten/Kota se-provinsi Riau serta
dilakukan Supraptia et al. (2014), pasien merupakan tempat pendidikan mahasiswa
hipertensi dapat mengalami lebih dari satu Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan
macam komplikasi atau komorbid yang Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya (16).
terdiri dari diabetes melitus tipe 2 (51,7%), Berdasarkan hasil uji pendahuluan dari
Hypertension Heart Disease (25,4%), penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani,
tulang dan sendi (24,3%), penyakit mata Jumlah pasien hipertensi geriatri berusia
(19,1%), stroke (16,8%), penyakit jantung ≥65 tahun yang menderita komorbid
kronis (15,4%), hiperurisemia (9,7%), cenderung mengalami peningkatan.
penyakit saluran cerna (9,4%), dan Tercatat dari tahun 2015 sebanyak 111
hiperlipidemia (8%) (10). pasien dan mengalami peningkatan pada
Semakin besar jumlah komorbid tahun 2016 yaitu sebanyak 123 pasien (9).
maka semakin banyak jumlah obat yang Pada penelitian yang dilakukan oleh
diresepkan sehingga sering terjadinya Sari di RSUD Arifin Achmad, terdapat
polifarmasi (11). Penelitian yang dilakukan pasien hipertensi geriatri yang disertai
oleh Hamilton et al. pada pasien geriatri komorbid berjumlah 70 pasien atau 79,5%
didapatkan 34% pasien mendapatkan ≤5 dari total pasien hipertensi geriatri yang
obat perhari, 46% mendapatkan 6 sampai ada, dengan jenis komorbid tertinggi yaitu
10 obat perhari, dan 20% mendapatkan Congestive Heart Failure. Pada tahun
lebih dari 10 obat perhari (12). yang sama, terdapat 73 (83%) dari 88
Polifarmasi merupakan keadaan pasien geriatri di RSUD Arifin Achmad
yang sering dialami pasien geriatri karena yang mendapat jumlah obat ≥5(8,17).
pengobatannya yang sangat kompleks dan Berdasarkan latar belakang tersebut,
biasanya bersifat multipatologi, sehingga maka perlu dilakukan penelitian untuk
menyebabkan meningkatnya potensi melihat dan menganalisis adanya risiko
kejadian reaksi obat yang tidak diinginkan ROTD terhadap pasien hipertensi geriatri
(ROTD)(13). Hal tersebut sejalan dengan di RSUD Arifin Achmad. Selain bertujuan
hasil penelitian yang dilakukan oleh untuk menganalisis risiko terjadinya
Rahmawati dan Sunarti di Ruang ROTD pada pasien hipertensi geriatri,
Perawatan RSUD Saiful Anwar Malang dilakukan juga analisis hubungan data
terdapat 72% pasien geriatri yang demografi dengan kejadian ROTD.
mengalami masalah terkait obat yang Penelitian ini diharapkan menjadi bahan
disebabkan oleh polifarmasi yang akan evaluasi bagi farmasis dan Panitia Farmasi
meningkatkan risiko terjadinya ROTD (14). dan Terapi (PFT) dalam memberikan dan
Terjadinya reaksi obat yang tidak menentukan obat yang rasional dan
diinginkan pada pasien hipertensi geriatri meningkatkan kualitas hidup pasien

74 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 SEPTI MUHARNI

hipertensi geriatri di RSUD Arifin variabel (≥4 comorbid, gagal jantung,


Achmad. gangguan hati, jumlah obat, riwayat
ROTD, dan gangguan ginjal) dengan skor
METODOLOGI masing-masing pada tabel 1. Uji statistik
Penelitian ini dilaksanakan pada dilakukan pada penelitian ini untuk
bulan Mei sampai Juli 2018 di Instalasi melihat apakah data demografi (jenis
Rekam Medik RSUD Arifin Achmad kelamin dan usia) berpengaruh terhadap
provinsi Riau. Penelitian ini merupakan risiko terjadinya ROTD pada pasien
penelitian observasional yang bersifat hipertensi geriatri dengan metoda
deskriptif analitik dengan pendekatan GerontoNET skor.
cross sectional terhadap pasien hipertensi
geriatri rawat inap di RSUD Arifin Tabel 1. Variabel GerontoNET Skor
Achmad provinsi Riau. Populasi dalam
No. Variabel Skor
penelitian ini adalah 91 data rekam medik
1 ≥4 komorbid 1
pasien hipertensi geriatri rawat inap di
2 gagal jantunga 1
RSUD Arifin Achmad provinsi Riau
3 gangguan hati b 1
periode bulan Januari - Desember tahun
4 jumlah obat
2016. Sampel pada penelitian ini diambil
a. ≤5 0
dengan teknik purposive sampling dimana
b. 6-7 1
sampel minimal dalam penelitian ini
c. ≥8 4
adalah 74. kriteria inklusi yaitu rekam
medik pasien hipertensi geriatri yang 5 riwayat ROTD 2
mendapatkan terapi obat. Adapun kriteria 6 gangguan ginjal c 1
eksklusi dari penelitian ini adalah rekam
Keterangan:
medik pasien hipertensi geriatri dengan
a. Apabila pada tingkat III atau IV
dengan data demografi tidak lengkap
menurut New York Heart Association
(jenis kelamin dan umur). Pada penelitian,
b. Apabila kerja enzim transaminase 2
diambil sampel sebanyak 88 rekam medik
kali lebih besar dari normal
pasien karena terdapat 3 rekam medik
c. Apabila laju filtrasi glomerulus
yang tidak mendapatkan terapi obat karena
≤60mL/menit/1,73m2
hanya dilakukan tindakan hemodialisis.
Metode pengumpulan data pada penelitian
Hasil dan Pembahasan
ini secara retrospektif. Data yang diambil
Analisis Univariat
adalah data sekunder, yaitu semua data
Pada tabel 2 dapat kita lihat data
dalam rekam medik terakhir pasien
univariat yang diambil. Data tersebut
dirawat yang meliputi data demografis,
berupa data jenis kelamin, rentang usia,
alasan masuk rumah sakit, anamnesis,
jumlah komorbid, kondisi jantung, kondisi
diagnosis, riwayat penyakit, komorbid,
hati, jumlah obat yang pasien terima dan
pemeriksaan fisik, data terapi, catatan
konsumsi selama dirawat, riwayat
perkembangan pasien, pemeriksaan
ROTD dan kondisi ginjal.
laboratorium pertama saat pasien dirawat,
Jenis kelamin perempuan berjumlah
dan riwayat alergi. didapat kemudian
52,14% dan laki-laki 47,86%. Jenis
dikumpulkan dan dipindahkan ke dalam
kelamin perempuan sedikit lebih banyakd
lembar pengumpul data.
disbanding jenis kelamin laki-laki, hal ini
Penelitian ini menggunakan
disebabkan perempuan usia lanjut yang
GerontoNET skor yang terdiri dari 6

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 75


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 SEPTI MUHARNI

mengalami hipertensi disebabkan oleh memiliki populasi 15 (17,04%) pasien, dan


sindrom pre-menopause yang akan muncul golongan terkecil yaitu old-old dengan
pada rentang usia 40 tahunan (18). Selain populasi 3 (3,42%) pasien dari 88
itu, disebabkan Angka Harapan Hidup populasi. Angka Harapan Hidup (AHH) di
(AHH) perempuan lebih tinggi dari pada dunia menurut laporan Perserikatan
laki-laki, hal ini terlihat dari jumlah Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 2011
penduduk lanjut usia di Indonesia pada adalah 66,4 tahun, sedangkan di Indonesia
tahun 2017 yaitu sebesar 9,53% untuk adalah 69,43(21). Pada tahun 2015 AHH di
perempuan dan 8,54% untuk laki-laki(19). Indonesia mengalami kenaikan yaitu
Usia geriatri dibagi menjadi 3 golongan menjadi 70,8 tahun (2). Angka Harapan
menurut Multani dan Verma, yaitu young- Hidup (AHH) di dunia maupun di
old (populasi berusia antara 65-74 tahun), Indonesia berada di kelompok young-old,
middle-old (populasi berusia 75-84 tahun), hal inilah yang menjadi alasan banyaknya
dan old-old (populasi berusia lebih dari 85 pasien geriatri pada kelompok ini. selain
tahun)(20). Menurut data pasien hipertensi itu, dapat juga disimpulkan pasien
geriatri di RSUD Arifin Achmad provinsi hipertensi geriatri akan semakin menurun
Riau, golongan young-old merupakan populasinya ketika usianya melebihi AHH,
golongan dengan populasi terbanyak yaitu sehingga pada 2 kelompok lain
sebanyak 70 (79,54%) pasien, dilanjutkan populasinya menurun.
dengan golongan middle-old yang

Tabel 2. Deskripsi data analisis univariat


No. Kategori Keterangan Jumlah Persentase (%)
(n=88)
1 Jenis kelamin Laki-laki 45 52,14
Perempuan 43 47,86
2 Rentang Usia Young-old (65-74 tahun) 70 79,54
middle-old (75-84 tahun) 15 17,04
old-old (≥85 tahun) 3 3,42
3 Jumlah Komorbid Tidak Ada Komorbid 18 20,45
1 Komorbid 40 45,45
2 Komorbid 23 26,14
1) 3 Komorbid 6 6,82
4 Komorbid 1 1,14
4 Kondisi Jantung Tidak Gagal Jantung 46 52.27
Gagal Jantung 42 47.73
5 Kondisi Hati Tidak Gangguan Hati 83 94,32
Gangguan Hati 5 5,68
6 Jumlah Obat ≤5 32 36,36
6-7 19 21,59
≥8 37 42,05
7 Riwayat ROTD Tidak Ada Riwayat 88 100
Ada 0 0
Kondisi Ginjal Tidak Gangguan Ginjal 60 68,18
8
Gangguan Ginjal 28 31,82

76 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 SEPTI MUHARNI

Hasil penelitian menunjukkan 37 jantung menyebabkan aliran darah


(42,05%) dari 88 pasien hipertensi menuju ginjal menjadi lambat, sehingga
geriatri di RSUD Arifin Achmad provinsi bisa terjadi akumulasi obat dan
Riau mendapatkan skor ≥4 menurut kemungkinan terjadi intoksikasi. Selain
metoda GerontoNET. Hasil tersebut itu, gagal jantung dapat mengubah
menunjukkan bahwa hampir setengah dari ketersediaan hayati obat yang disebebkan
populasi sampel yang ada memiliki risiko perlambatan kecepatan aliran darah
tinggi untuk mengalami kejadian ROTD. ditempat-tempat absorpsi, mempengaruhi
GerontoNET merupakan alat untuk distribusi, dan klirens obat (24).
menilai risiko ROTD yang terdiri dari
enam variabel (adanya 4 atau lebih Tabel 3. Jumlah Pasien Berdasarkan
kondisi komorbid, gagal ginjal, gagal Variabel Risiko ROTD
jantung, penyakit hati, jumlah obat, dan
Variabel Risiko Jumlah
riwayat ROTD) (22) (lihat tabel 3). ROTD (n=88)
Persentase (%)
Dari total skor, variabel jumlah ≥4 Komorbid 1 1,15
obat merupakan variabel dengan skor Gagal Jantung 46 52.27
yang paling tinggi yaitu 167 (68,72%) Gangguan Hati 5 5,68
dari total skor yang ada (lihat tabel 4). Jumlah Obat
Hal ini menunjukkan bahwa pada a. ≤5 32 36,36
penelitian ini jumlah obat adalah masalah b. 6-7 19 21,59
utama yang membuat pasien hipertensi c. ≥8 37 42,05
geriatri di RSUD Arifin Achmad provinsi Riwayat ROTD 0 0
Gangguan Ginjal 28 31,82
Riau memiliki risiko yang tinggi terhadap
kejadian ROTD. Jumlah komorbid tidak
Variabel selanjutnya yang
banyak memberikan skor pada risiko
memberikan kontribusi besar dalam
ROTD, karena variabel ini hanya
menentukan skor risiko ROTD adalah
memberikan skor 1 dari total keseluruhan
gangguan ginjal. Ginjal merupakan organ
skor. Skor ini diberikan kepada pasien
dominan dalam mengeksresikan obat, jika
yang memiliki komorbid ≥4 dengan skor
terdapat gangguan ginjal maka dosis obat
1. Meskipun variabel jumlah komorbid
perlu dikurangi terutama pada obat indeks
tidak memberikan skor besar, tetapi
terapi sempit. Pengurangan dosis ini
jumlah komorbid memberikan dampak
dimaksudkan untuk mengurangi
terhadap jumlah obat. Hal tersebut
kemungkinan terjadinya ROTD yang
disebabkan karena 70 (79,54%) pasien
mungkin timbul akibat akumulasi obat
hipertensi geriatri memiliki 1 atau lebih
didalam tubuh(24).
komorbid dan juga adanya penyakit
Gangguan hati juga menjadi variabel
penyerta lainnya yang terdapat pada
yang ikut berkontribusi dalam memberikan
pasien. Semakin tinggi kejadian
skor risiko ROTD. Gangguan hati dapat
komplikasi/ komorbid pada geriatri,
mengubah keadaan profil obat di dalam
membuat geriatri semakin banyak
(23) darah dan target obat (reseptor), sehingga
mendapatkan obat .
dapat mengubah pula efek yang
Gagal jantung merupakan variabel
ditimbulkan. Gangguan hati menyebabkan
dengan kontribusi kedua terbesar dalam
obat tidak dieliminasi yaitu tahap
menentukan risiko ROTD. pasien gagal
biotransformasi (metabolisme), jika obat
jantung memiliki kecenderungan untuk
tidak dimetabolisme akan menyebabkan
beresiko mengalami ROTD, karena gagal

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 77


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 SEPTI MUHARNI

obat akan tetap berada di dalam tubuh dan pada jenis kelamin perempuan tidak jauh
dengan konsentrasi yang tinggi di dalam berbeda secara jumlah dengan jenis laki laki.
darah(24).
Analisis Uji korelasi Usia terhadap Risiko
Tabel 4. Skor Keseluruhan Pasien Menurut ROTD
GerontoNET skor Analisis ini menggunakan uji korelasi
Somers’d untuk melihat sejauh mana
Total Skor
Variabel Risiko korelasi atau hubungan antara Usia terhadap
Skor Seluruh
ROTD risiko ROTD. Usia dikelompokkan menjadi
Pasien
≥4 Komorbid 1 1 Young-old (65-74 tahun), middle-old (75-84
Gagal Jantung 1 42 tahun) dan old-old (≥85 tahun). Dari hasil
Gangguan Hati 1 5 penelitian, pada kelompok young-old
Jumlah Obat terdapat 29 (41,43%) pasien yang memiliki
d. ≤5 0 risiko tinggi mengalami ROTD, 7 (46,67%)
e. 6-7 1 167 pasien pada kelompok middle old, dan 1
f. ≥8 4
(50%) pasien pada kelompok old-old.
Riwayat ROTD 2 0
Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
Gangguan Ginjal 1 28
didapatkan nilai r=0.042 dengan arah negatif
dan p=0.616. Hal ini menunjukkan bahwa
Analisis Bivariat
korelasi atau hubungan antara usia dengan
Analisis Uji Korelasi Jenis Kelamin
risiko ROTD sangat lemah dan juga tidak
terhadap Risiko ROTD
terdapat korelasi atau hubungan bermakna
Pada penelitian, jenis kelamin
antara kedua variabel tersebut. Korelasi
perempuan sedikit lebih banyak dri jenis
yang lemah dan tidak bermakna ini
kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 45
disebabkan besaran jumlah pasien yang
(52,14%) dari 88 pasien. Jenis kelamin
memiliki risiko tinggi mengalami ROTD
perempuan merupakan jenis kelamin yang
pada masing-masing kelompok tidak jauh
memiliki risiko ROTD lebih besar dari pada
berbeda, sedangkan jumlah pasien pada
laki-laki, hal ini dilihat dari 22 (48,49%) dari
masing-masing kelompok terdapat
total 45 pasien perempuan di RSUD Arifin
perbedaan yang sangat jauh berbeda.
Achmad provinsi Riau memiliki risiko
ROTD yang tinggi dibanding laki-laki
SIMPULAN
dengan jumlah 15 (34,88%) dari 43 pasien.
Berdasarkan penelitian tentang
Dari uji yang telah dilakukan,
analisis risiko reaksi obat pada pasien
diperoleh nilai r=sebesar 0.116 dengan arah
hipertensi geriatri di RSUD Arifin Achmad
positif dan nilai p=sebesar 0.483. Hasil
provinsi Riau didapatkan bahwa 37
tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara
(42,05%) pasien memiliki skor gerontoNET
dua variabel tersebut sangat lemah dan juga
≥4, sehingga berisiko tinggi mengalami
tidak terdapat korelasi yang bermakna,
reaksi obat yang tidak dikehendaki.
sehingga jenis kelamin tidak mempengaruhi
Berdasarkan uji analisis korelasi jenis
risiko terjadinya ROTD pada pasien
kelamin dan rentang usia terhadap risiko
hipertensi geriatri di RSUD Arifin Achmad
ROTD, diperoleh hubungan yang lemah
provinsi Riau secara statistik. Korelasi yang
serta tidak memiliki korelasi yang bermakna
sangat lemah dan tidak bermakna ini
(r = 0.116, p=0.116 ; r = 0.017, p = 0.847).
disebabkan besaran antara risiko ROTD

78 AKADEMI FARMASI SAMARINDA


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 SEPTI MUHARNI

UCAPAN TERIMAKASIH dan Komorbid Berdasarkan Kriteria


Terimakasih peneliti ucapkan kepada STOPP di RSUD Arifin Achmad
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau atas dana Provinsi Riau. Skripsi, Sekolah Tinggi
penelitian hibah dosen pemula. Ilmu Farmasi Riau.
10. Supraptia, B., Nilamsari, W.P., Hapsari,
DAFTAR PUSTAKA P.P., Muzayana, H.A. & Firdausi, H.,
1. Alomar, M.J., 2014. Factor Affecting 2014. Permasalahan Terkait Obat
The Development Of Adverse Drug Antihipertensi pada Pasien Usia Lanjut
Reaction. Saudi Pharmaceutical di Poli Geriatri RSUD Dr. Soetomo
Journal, 22(2), 83-84. Surabaya. Jurnal Farmasi dan Ilmu
2. BPS, 2016. Situasi Lanjut Usiadi Kefarmasian Indonesia,1(2), 36-41.
Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan 11. Gallieni, M. & Cancarini, G., 2014.
Informasi Kementrian Kesehatan Drugs in the Elderly with Chronic
Republik Indonesia. Kidney Disease: Bewere of Potentially
3. Kemenkes, 2017. Analisis Lansia di Inappropiate Medications. Nephrol Dial
Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Transplant, 30, 342-344.
Informasi Kementrian Kesehatan 12. Hamilton, H., Gallagher, P., Ryan, C.,
Republik Indonesia. Byrne. S. & O’Mahony, D., 2011.
4. BPS, 2015. Survei Sosial Ekonomi Potentially Inappropriate Medications
Nasional (SUSENAS). Jakarta: Badan Defined by STOPP Criteria and the
Pusat Statistik. Risk Adverse Drug Events in Older
5. Kemenkesa, 2013. Riset Kesehatan Houspitalized patients. American
Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Medical Aassociation, 171(11), 1013-
Republik Indonesia. 1019.
6. Wang, J., Liu, J., Zeng, D.D., Ma, J.J., 13. Stegemann, A., Ecker, F., Maio, M.,
Cao, Z. & Song, C., 2017. Prevalence Kraahs, P., Wohlfart, R., Breitkreutz, et
and Risk Factors of Comorbidities al., 2010. Geriatric Drug Therapy:
among Hypertensive Patients in China. Neglecting the Inevitable Majority.
International Journal of Medical Ageing Research Reviews, 9, 384-398.
Sciences, 14 (3), 201-212. 14. Rahmawati, Y. & Sunarti, S., 2014.
7. Kemenkesa, 2014. Peraturan Menteri Permasalahan Pemberian Obat pada
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Pasien Geriatri di Ruang Perawatan
79 Tahun 2014 tentang RSUD Saiful Anwar Malang, Jurnal
Penyelenggaraan Pelayanan Geriatri Kedokteran Brawijaya, 28 (2), 141-145.
di Rumah sakit. Jakarta: Kementrian 15. Lukas, S. & Supusepa, L.S.V.D.A.,
Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Drug Related Problems (DRPS)
8. Sari, D.K., 2017. Analisis Potentially Berdasarkan Kategori PCNEV6.2. pada
Inapproptiate Medications (PIMs) Pasien Hipertensi Geriatri di Instalasi
Berdasarkan Kriterian Beers pada Rawat Inap RSUD Tarakan Jakarta.
Pasien Hipertensi Geriatri di Rawat Social Clinical Pharmacy Indonesia
Inap RSUD Arifin Achmad Provinsi Journal, 1(6), 77-83.
Riau. Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu 16. RSUD, 2018. RSUD Arifin Achmad.
Farmasi Riau Diambil 25 Januari 2018, dari
9. Oktaviani, M., 2017. Analisis http://rsudarifinachmad.riau.go.id/profil
Potentially Inapproptiate Medications -rsudaa.html
(PIMs) pada Pasien Geriatri Hipertensi

AKADEMI FARMASI SAMARINDA 79


JURNAL ILMIAH MANUNTUNG, 5(1), 73-80, 2019 SEPTI MUHARNI

17. Anisah, D., 2017. Analisis Potentially 22. Onder, G., Petrovic, M., Tangisuran,
Inapproptiate Medications (PIMs) B., Meinardi, M.C., Markito-
Berdasarkan Beers Kriteria 2015 Notenboom, W.P., Somers, A., et al.,
Dengan Jumlah Obat dan Lama Rawat 2010. Development and Validation of
pada Pasien Hipertensi Geriatri di A Score to Assess Risk of Adverse
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Drug Reactions among in-Hospital
Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Patients 65 Years or Older: The
Riau. GerontoNet ADR Risk Score. American
18. Proverawati, A., 2010. Menopause dan Medical Association, 170(13), 1142-
Sindrome Pre-menopause. Yogyakarta: 1148.
Nuha Medika. 23. Yogita, K. & Pritti, D., 2013.
19. Kemenkesb, 2014. Info Datin Measuring Inappropriate in Geriatric
Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Population: Overview of Various
Informasi Kementrian Kesehatan Screening Tools. International Journal
Republik Indonesia. of Medical Reseacrh & Health
20. Multani, N.K. & Verma, S.K., 2007. Sciences, 2(3), 636-642.
Principles of Geriatric Physiotherapy. 24. Hakim, L., 2013. Farmakokinetik
New Delhi: Jaypee. Klinik. Surabaya: Bursa Ilmu.
21. Kemenkesb, 2013. Gambaran
Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.

80 AKADEMI FARMASI SAMARINDA

You might also like