Analisis Risiko Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki Pada Pasien Hipertensi Geriatri Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau
Analisis Risiko Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki Pada Pasien Hipertensi Geriatri Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau
Analisis Risiko Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki Pada Pasien Hipertensi Geriatri Di Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau
2443-115X
e-ISSN.2477-1821
ABSTRACT
Adverse Drug Reaction (ADR) is every adverse event related to the use of a drug in
humans. Geriatrics have a 7 times greater risk of developing ADR. Hypertension is the most
common disease suffered by geriatric patients. The purpose of this study was to analyze the
risk of ADR occurrence in geriatric hypertension patients and also to analyze the
relationship of demographic data with the incidence of ADR. This study was carried out in
an observational manner which was descriptive analytic with a cross sectional approach in
88 medical record samples of geriatric hypertension patients in inpatient installations using
gerontoNET scores. Based on the ADR risk variable according to the gerontoNET score,
there was 1 patient with ≥4 comorbid, 45 patients had heart failure, 5 patients had liver
disorders, 19 patients received 6-7 drugs and 37 patients received ≥8 drugs, no patients
with ADR history, and 28 patients developed kidney problems. From the results of this
study, there are 37 patients who have a high risk of ADR events which are marked by
gerontoNET score ≥4. Based on the correlation analysis of gender and age range on ADR
risk obtained a weak relationship and no significant correlation (r = 0.116, p = 0.116; r =
0.017, p = 0.847), so that gender and age in geriatric hypertension patients are not related
to the risk of ADR.
Meningkatnya usia dapat menjadi juga terjadi di instalasi rawat inap RSUD
faktor risiko munculnya kejadian Tabrakan Jakarta, yakni sebesar
(15)
komorbid, terutama pada pasien 42,17% .
hipertensi (6). Komorbid atau komplikasi Rumah Sakit Umum Daerah
hipertensi menyebabkan sekitar 9,4 juta (RSUD) Arifin Achmad adalah Rumah
kematian di seluruh dunia setiap Sakit Kelas B Pendidikan, merupakan
tahunnya(7). Penelitian yang dilakukan institusi pemerintah provinsi Riau yang
oleh Sari dan Octaviani di dapatkan bahwa mempunyai tugas dan fungsi mencakup
sebanyak 70 (79,5%) dari 88 pasien upaya pelayanan kesehatan perorangan,
hipertensi mengalami kejadian pusat rujukan dan pembina Rumah Sakit
(8,9)
komorbid . Menurut penelitian yang Kabupaten/Kota se-provinsi Riau serta
dilakukan Supraptia et al. (2014), pasien merupakan tempat pendidikan mahasiswa
hipertensi dapat mengalami lebih dari satu Fakultas Kedokteran Universitas Riau dan
macam komplikasi atau komorbid yang Institusi Pendidikan Kesehatan lainnya (16).
terdiri dari diabetes melitus tipe 2 (51,7%), Berdasarkan hasil uji pendahuluan dari
Hypertension Heart Disease (25,4%), penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani,
tulang dan sendi (24,3%), penyakit mata Jumlah pasien hipertensi geriatri berusia
(19,1%), stroke (16,8%), penyakit jantung ≥65 tahun yang menderita komorbid
kronis (15,4%), hiperurisemia (9,7%), cenderung mengalami peningkatan.
penyakit saluran cerna (9,4%), dan Tercatat dari tahun 2015 sebanyak 111
hiperlipidemia (8%) (10). pasien dan mengalami peningkatan pada
Semakin besar jumlah komorbid tahun 2016 yaitu sebanyak 123 pasien (9).
maka semakin banyak jumlah obat yang Pada penelitian yang dilakukan oleh
diresepkan sehingga sering terjadinya Sari di RSUD Arifin Achmad, terdapat
polifarmasi (11). Penelitian yang dilakukan pasien hipertensi geriatri yang disertai
oleh Hamilton et al. pada pasien geriatri komorbid berjumlah 70 pasien atau 79,5%
didapatkan 34% pasien mendapatkan ≤5 dari total pasien hipertensi geriatri yang
obat perhari, 46% mendapatkan 6 sampai ada, dengan jenis komorbid tertinggi yaitu
10 obat perhari, dan 20% mendapatkan Congestive Heart Failure. Pada tahun
lebih dari 10 obat perhari (12). yang sama, terdapat 73 (83%) dari 88
Polifarmasi merupakan keadaan pasien geriatri di RSUD Arifin Achmad
yang sering dialami pasien geriatri karena yang mendapat jumlah obat ≥5(8,17).
pengobatannya yang sangat kompleks dan Berdasarkan latar belakang tersebut,
biasanya bersifat multipatologi, sehingga maka perlu dilakukan penelitian untuk
menyebabkan meningkatnya potensi melihat dan menganalisis adanya risiko
kejadian reaksi obat yang tidak diinginkan ROTD terhadap pasien hipertensi geriatri
(ROTD)(13). Hal tersebut sejalan dengan di RSUD Arifin Achmad. Selain bertujuan
hasil penelitian yang dilakukan oleh untuk menganalisis risiko terjadinya
Rahmawati dan Sunarti di Ruang ROTD pada pasien hipertensi geriatri,
Perawatan RSUD Saiful Anwar Malang dilakukan juga analisis hubungan data
terdapat 72% pasien geriatri yang demografi dengan kejadian ROTD.
mengalami masalah terkait obat yang Penelitian ini diharapkan menjadi bahan
disebabkan oleh polifarmasi yang akan evaluasi bagi farmasis dan Panitia Farmasi
meningkatkan risiko terjadinya ROTD (14). dan Terapi (PFT) dalam memberikan dan
Terjadinya reaksi obat yang tidak menentukan obat yang rasional dan
diinginkan pada pasien hipertensi geriatri meningkatkan kualitas hidup pasien
obat akan tetap berada di dalam tubuh dan pada jenis kelamin perempuan tidak jauh
dengan konsentrasi yang tinggi di dalam berbeda secara jumlah dengan jenis laki laki.
darah(24).
Analisis Uji korelasi Usia terhadap Risiko
Tabel 4. Skor Keseluruhan Pasien Menurut ROTD
GerontoNET skor Analisis ini menggunakan uji korelasi
Somers’d untuk melihat sejauh mana
Total Skor
Variabel Risiko korelasi atau hubungan antara Usia terhadap
Skor Seluruh
ROTD risiko ROTD. Usia dikelompokkan menjadi
Pasien
≥4 Komorbid 1 1 Young-old (65-74 tahun), middle-old (75-84
Gagal Jantung 1 42 tahun) dan old-old (≥85 tahun). Dari hasil
Gangguan Hati 1 5 penelitian, pada kelompok young-old
Jumlah Obat terdapat 29 (41,43%) pasien yang memiliki
d. ≤5 0 risiko tinggi mengalami ROTD, 7 (46,67%)
e. 6-7 1 167 pasien pada kelompok middle old, dan 1
f. ≥8 4
(50%) pasien pada kelompok old-old.
Riwayat ROTD 2 0
Berdasarkan uji yang telah dilakukan,
Gangguan Ginjal 1 28
didapatkan nilai r=0.042 dengan arah negatif
dan p=0.616. Hal ini menunjukkan bahwa
Analisis Bivariat
korelasi atau hubungan antara usia dengan
Analisis Uji Korelasi Jenis Kelamin
risiko ROTD sangat lemah dan juga tidak
terhadap Risiko ROTD
terdapat korelasi atau hubungan bermakna
Pada penelitian, jenis kelamin
antara kedua variabel tersebut. Korelasi
perempuan sedikit lebih banyak dri jenis
yang lemah dan tidak bermakna ini
kelamin laki-laki, yaitu sebanyak 45
disebabkan besaran jumlah pasien yang
(52,14%) dari 88 pasien. Jenis kelamin
memiliki risiko tinggi mengalami ROTD
perempuan merupakan jenis kelamin yang
pada masing-masing kelompok tidak jauh
memiliki risiko ROTD lebih besar dari pada
berbeda, sedangkan jumlah pasien pada
laki-laki, hal ini dilihat dari 22 (48,49%) dari
masing-masing kelompok terdapat
total 45 pasien perempuan di RSUD Arifin
perbedaan yang sangat jauh berbeda.
Achmad provinsi Riau memiliki risiko
ROTD yang tinggi dibanding laki-laki
SIMPULAN
dengan jumlah 15 (34,88%) dari 43 pasien.
Berdasarkan penelitian tentang
Dari uji yang telah dilakukan,
analisis risiko reaksi obat pada pasien
diperoleh nilai r=sebesar 0.116 dengan arah
hipertensi geriatri di RSUD Arifin Achmad
positif dan nilai p=sebesar 0.483. Hasil
provinsi Riau didapatkan bahwa 37
tersebut menunjukkan bahwa korelasi antara
(42,05%) pasien memiliki skor gerontoNET
dua variabel tersebut sangat lemah dan juga
≥4, sehingga berisiko tinggi mengalami
tidak terdapat korelasi yang bermakna,
reaksi obat yang tidak dikehendaki.
sehingga jenis kelamin tidak mempengaruhi
Berdasarkan uji analisis korelasi jenis
risiko terjadinya ROTD pada pasien
kelamin dan rentang usia terhadap risiko
hipertensi geriatri di RSUD Arifin Achmad
ROTD, diperoleh hubungan yang lemah
provinsi Riau secara statistik. Korelasi yang
serta tidak memiliki korelasi yang bermakna
sangat lemah dan tidak bermakna ini
(r = 0.116, p=0.116 ; r = 0.017, p = 0.847).
disebabkan besaran antara risiko ROTD
17. Anisah, D., 2017. Analisis Potentially 22. Onder, G., Petrovic, M., Tangisuran,
Inapproptiate Medications (PIMs) B., Meinardi, M.C., Markito-
Berdasarkan Beers Kriteria 2015 Notenboom, W.P., Somers, A., et al.,
Dengan Jumlah Obat dan Lama Rawat 2010. Development and Validation of
pada Pasien Hipertensi Geriatri di A Score to Assess Risk of Adverse
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau. Drug Reactions among in-Hospital
Skripsi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Patients 65 Years or Older: The
Riau. GerontoNet ADR Risk Score. American
18. Proverawati, A., 2010. Menopause dan Medical Association, 170(13), 1142-
Sindrome Pre-menopause. Yogyakarta: 1148.
Nuha Medika. 23. Yogita, K. & Pritti, D., 2013.
19. Kemenkesb, 2014. Info Datin Measuring Inappropriate in Geriatric
Hipertensi. Jakarta: Pusat Data dan Population: Overview of Various
Informasi Kementrian Kesehatan Screening Tools. International Journal
Republik Indonesia. of Medical Reseacrh & Health
20. Multani, N.K. & Verma, S.K., 2007. Sciences, 2(3), 636-642.
Principles of Geriatric Physiotherapy. 24. Hakim, L., 2013. Farmakokinetik
New Delhi: Jaypee. Klinik. Surabaya: Bursa Ilmu.
21. Kemenkesb, 2013. Gambaran
Kesehatan Lanjut Usia di Indonesia.
Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.