Perpaduan Nada Nada Dalam Perspektif Harmoni Dan Ap Likasinya Terhadap Mahasiswa
Perpaduan Nada Nada Dalam Perspektif Harmoni Dan Ap Likasinya Terhadap Mahasiswa
Perpaduan Nada Nada Dalam Perspektif Harmoni Dan Ap Likasinya Terhadap Mahasiswa
Volume 3, Nomor 2, Oktober 2015
ISSN: 2338‐039007 pp. 149‐162
Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni dan Ap‐
likasinya Terhadap Mahasiswa
V. Yoni Kaestri
Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Yogyakarta,
email: [email protected]
Abstract
The combination of tones in the diatonic musical study is called the harmony. Harmony here is intended for the human
voice, that encompasses the soprano (S) for high female voice, the alto (A) for low female voice, the tenor (T) for high male
voice, and the bass (B) for low male voice. Each sound has a different register, as it was introduced at the beginning part
of many harmony text books, for example the one that was written by Gustav Strube. The initial step of tones
arrangements is based on the tonic, dominant, and sub‐dominant chords. Because the triad chord is consists of 3 notes
only while the four voices are needed in the SATB arrangement, doubling the one of triad components is necessary. In
addition to doubling treatment we should be aware of applying the proper chord positions, whether it is the basic position
(bass doubling), the first inversion (soprano doubling), or the second inversion (bass doubling). In the fourth voices chord,
eg the dominant seventh chords, although it is possible to treat the doubling by eliminating the element of its tone
composite, it is not usually applied due to the number of its chord tones is already four. While in its application to the
student, it is better to be based on the memorization of basic chords, for example major, minor, diminished, and augmented
chords, after that continued by working on the triad chord, four voice chords, and also the neapolitan sixth.
Keywords: Harmony, chord
Abstrak
Perpaduan nada‐nada menurut kajian musik diatonis disebut dengan harmoni. Harmoni di sini lebih
diperuntukkan untuk suara manusia, suara sopran (S) untuk wanita tinggi, alto (A) untuk suara wanita
rendah, tenor (T) untuk suara pria tinggi dan bas (B) untuk suara pria rendah. Masing‐masing suara
mempunyai registernya yang berbeda, hal ini ditulis oleh Gustav Strube. Langkah awal penyusunan nada‐
nada berdasarkan pada akor‐akor pokok yakni tonika dominan dan sub dominan. Karena Akor trisuara
hanya terdiri dari 3 suara sementara kebutuhan harmoni 4 suara yakni SATB, maka dalam perpaduan nada‐
nadanya diperlukan adanya pendobelan suara. Selain itu dalam pelaksannan pendobelan harus melihat
posisi akor apakah posisi dasar (dobel bas) balikan I (dobel sopran), dan balikan kedua (dobel bas). Dalam
akor 4 suara misal akor dominat seventh walaupun bisa diadakan pendobelan dengan menghilangkan
unsur nada paduan namun biasanya tidak digunakan pendobelan karena jumlah nada akor ini sudah empat
suara. Sementara dalam aplikasi pada mahasiswa, sebaiknya dilandasi dengan penghafalan akor‐akor dasar
yakni akor mayor, minor, diminished dan augmented, setelah itu baru mengerjakan akor trisuara, akor
empat suara suara, ataupun akor neapolitan sixth
Kata Kunci: angklung, orchestra, aransemen.
Pendahuluan musik pada wikipedia yaitu bunyi yang
diterima oleh individu dan berbeda‐beda
Pembahasan Menurut M.Soeharto
berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan
dalam buku ʺKamus Musikʺ dijelaskan
selera seseorang. Menurut Aristoteles musik
bahwa pengertian musik adalah
mempunyai kemampuan sebagai terapi
pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang
rekreatif, mendamaikan hati yang gundah
unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan
dan menumbuhkan jiwa patriotisme.
harmoni dengan unsur pendukung berupa
gagasan,sifat dan warna bunyi. Pengertian
150 : Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 3, No. 2, Oktober 2015
Harmoni adalah keselarasan. Pada bidang disebut sebagai nada bas, maka akan
musik yaitu dalam teori musik, ilmu harmoni diperoleh akor yang disebut trisuara atau
adalah mempelajari tentang keselarasan triad. Contoh yang lain akan diulas dalam
bunyi dalam musik. Nada‐nada di dalam bab lain dalam makalah penelitian.
musik tersusun secara vertikal dan Landasan dalam tradisi musik Barat
horisontal. Penyusunan secara vertikal dikatakan bahwa akor dalam dalam tangga
disebut harmoni, orkestrasi dan lain‐lain. nada diatonis atau tangga nada mayor yang
Sementara itu penyusunan secara horisontal disusun berdasarkan sistem tonal trisuara
disebut kontrapung, yakni yang diutamakan atau triad akan membentuk akor mayor, akor
bukanlah perpaduan nada‐nada yang minor, akor augmented dan akor diminished.
membentuk akor, melainkan melihat gerakan Masing‐masing akor memiliki fungsi sesuai
alur melodi yang kemudian dibuat gerakan dengan jenis dan posisinya pada tangga nada
kontra melodi yang terbentuk. diatonis atau tangga nada mayor.
Dalam ilmu Harmoni peran dan Untuk selanjutnya, akan saya bahas
fungsi akor sangatlah penting. Kita akan tahu secara lebih mendalam tentang pengertian
benar bagaimana cara memberikan langkah‐ akor berdasarkan fungsinya dalam satu
langkah akor (progresi akor atau chord tangga nada diatonis/mayor pada topik ilmu
progression), sifat‐sifat akor, karakter akor harmoni. Topik yang diambil sebagai bahan
dan warna bunyinya jika masuk atau menuju penelitian dilakukan dilakukan survei ke
ke akor yang lain, memberikan jembatan akor beberapa nara sumber yang dianggap
dengan benar, bahkan jika kita juga ingin sebagai sumber primer ataupun sekunder.
memberikan bunyi disonan (tidak enak), Selain itu juga dilakukan observasi terhadap
tanpa ragu‐ragu kita masukkan saja akor mahasiswa yang mengikuti kuliah harmoni,
disonan pada suatu lagu. baik harmoni I maupun II dan beberapa
Perpaduan nada, ada yang meng‐ perpustakaan yang ada kaitannya dengan
gunakan sistem pendobelan nada (jika akor penelitian ini.
utamanya trisuara) dan tanpa pendobelan Pendekatan yang digunakan dalam
nada jika akorrnya sudah terdiri dari empat penelitian ini adalah pendekatan musikologi.
nada atau lebih. Dalam perpaduan nada‐ Metode penelitian yang digunakan adalah
nada menurut posisinya dalam ilmu harmoni metode penelitian kualitatif. Gustav Strube
terbagi menjadi berbagai macam nama, mengatakan bahwa penyusunan nada‐nada
misalnya: akor posisi dasar, akor balikan, yang membentuk akor disebut triad, dan
dominant seventh, akor suspensi, Neapolitan dalam pelaksanaan ilmu harmoni triad
Sixth dan lain sebagainya. tersebut harus ditambahkan satu suara lagi
Akor‐akor yang sudah disebutkan untuk melengkapi perpaduan bunyi yang
tersebut, memiliki ketentuan sendiri‐sendiri disebut S (sopran), A (alto), T (tenor), dan B
sesuai dengan kondisi akor yang dibangun (bas). Dengan kata lain bahwa pendekatan
dengan materi perpaduan nada‐nada. dalam musikologi lebih difokuskan pada teori
ilmu harmoni terdapat tonal system (sistim musik, yang di dalamnya terdapat ilmu
tonal) trisuara atau triad. Konsep dasar harmoni di mana terdapat perpaduan nada‐
pembentukan akor dalam ilmu harmoni nada yang kemudian membentuk suatu akor.
klasik, kita dapat menyusun tiga nada yang Menurut penulis penelitian tentang
masing‐masing berjarak terts (ters besar perpaduan nada‐nada sangatlah penting, di
[M3]) atau ters kecil (minor Third [m3]) dari mana difokuskan pada teknik pembelajaran
nada rootnya atau dalam harmoni sering
V. Yoni Kaestri, , “Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni ... “ 151
152 : Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 3, No. 2, Oktober 2015
V. Yoni Kaestri, , “Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni ... “ 153
Susunan seperti ini c ‐ e terdiri dari 4
nada tengahan atau ters besar yang satunya 3
nada tengahan disebut ters kecil sehingga
Akor mayor berjarak antara nada 1 dan 2
Nada‐nada dalam akor minor antara lain:
adalah ters besar, 2 dan 3 adalah ters kecil,
C Es G
sementara nada root dengan kwint berjarak
G Bes D
perfect 5th atau kwint murni. Nada‐nada
D F A
dalam akor mayor antara lain:
A C E
C E G tangga nada C Mayor E G B
G B D B D Fis
tangga nada G Mayor
Fis A Cis
D Fis A tangga nada D Mayor
Cis E Gis
A Cis E tangga nada A Mayor
E Gis B tangga nada E Mayor
B Dis Fis tangga nada B Mayor
Fis Ais Cis tangga nada Fis Mayor
Cis Eis Gis tangga nada Cis Mayor
(Gbr 4: akor minor)
Ces Eses Ges
Ges Beses Des
Des Fes As
(Gbr 2: akor Mayor) As Ces Es
Es Ges Bes
Ces Es Ges tangga nada Ces Mayor Bes Des F
Ges Bes Des tangga nada Ges Mayor F As C
Des F As tangga nada Des Mayor
As C Es tangga nada As Mayor
Es G Bes tangga nada Es Mayor
Bes D F tangga nada Bes Mayor
F A C tangga nada F Mayor
(Gbr 5: akor minor)
c. Akor diminished
Akor diminished atau kurang adalah
jarak antara nada kedua dan ketiga adalah
jarak antara nada kedua dan ketiga
(Gbr 3: akor Mayor)
semuanya adalah ters kecil, kwintnya adalah
kwint kurang:
154 : Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 3, No. 2, Oktober 2015
Ces Es G
Ges B Des
Des F A
As C E
Es G B
Nada‐nada dalam akor diminished antara lain: Bes D
C Es F A Cis
D F As
A C Es
E G Bes
B D F
Geses Beses Deses
Des Fes Ases (Gbr 8: akor augmented)
As Ces Eses Dengan menghapalkan akor dasar
Es Ges Beses tersebut, para mahasiswa secara otomatis
Bes Des Fes akan lebih cepat mengerjakan harmoni
F As C (mengerjakan akor,menyusun nada‐nada
yang membentuk akor) karena sudah hapal
di luar kepala. Jika mahasiswa tidak hapal
paduan nada‐nada akor baik mayor, minor,
(Gbr 6: akor diminished) diminished dan augmented, ternyata praktek
mengerjakan menyusun nada‐nada
d. Akor augmented
memerlukan waktu yang lebih lama.
Akor augmented (lebih) adalah
kebalikan akor diminished (kurang), jarak
interval nada‐nada akornya adalah ters besar
ters besar.
(Gbr 9: Diambil dari buku Theory and Use of
Chords, Gustav Strube hal 7)
V. Yoni Kaestri, , “Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni ... “ 155
(Gbr 11: Diambil dari buku Theory and Use of
Chords,Gustav Strube hal 7)
4. Posisi dan gerakan dalam Harmoni
a. Open & close position
Dalam ilmu harmoni awal diajarkan
tentang posisi‐posisi akor yang disebut open
& close position atau posisi terbuka dan
tertutup dalam sebuah akor. Disebut dengan
(Gbr 10: Diambil dari buku Theory and Use of posisi terbuka atau open position adalah
Chords, Gustav Strube hal 7) apabila interval atau jarak nada S ‐ A / A ‐ T
dapat disisipi nada akor. Close Position atau
posisi tertutup yang tidak bisa disisipi akor S
Setelah mahasiswa mengetahui
‐ A / A ‐ T, sementara T dan B tidak dijadikan
register masing‐masing suara, maka untuk
pemikiran karena B dan T bebas jaraknya.
suara sopran tidak akan lebih rendah atau
lebih tinggi dari register suara yang sudah
ditentukan begitu pula untuk suara alto,
tenor dan bas.
Penamaan akor‐akor misalnya tonika
(Gbr 12: Diambil dari buku Theory and Use of
dimaksudkan adalah sebagai dasar dari nada
Chords, Gustav Strube hal 8)
tangga nada. Akor ke‐ 2 adalah dominan
(penting) terletak 1 kwint ke atas dari tonika b. Macam‐macam gerakan (motion).
selanjutnya akor sub dominan karena Gerakan (motion) sebagai berikut:
letaknya 1 kwint ke bawah dari tonika yaitu Motion pertama disebut parallel
F A C, dikatakan akor mediant karena berada (searah), Gerakan parallel adalah
di tengah antara tonika dan dominan, akor E menunjukkan bahwa semua suara (sopran,
G B berjarak 1 ters ke atas dari tonika alto, tenor dan bas) bergerak serempak
sementara yang berjarak 1 ters ke bawah dari kesatu arah, yakni semua bergerak ke nada‐
tonika disebut akor sub median (median nada di atasnya atau sebaliknya.
yang di bawah). Contrary (berlawanan), gerakan
Akor II (D F A) disebut akor kontras (contrary) adalah jika nada bas
supertonik yang dimaksudkan adalah akor bergerak naik, maka suara‐suara sopran, alto,
tersebut berada di atas tonika (super), dan tenor bergerak kearah berlawanan
sedangkan akor bantu yang terakhir adalah dengan bas yakni turun. Sebaliknya, jika
leadingtone disebut itu karena akor ini suara bas bergerak turun, maka suara lainnya
mengarahkan atau menuju ke akor I, bergerak naik.
mengarahkan kepada tonika, jadi nama‐ Oblique (satu nada ditahan lainnya
nama tersebut diambil dari kedudukan dan bergerak), gerakan oblique adalah
kepentingan di dalam sebuah tangga nada. pergerakan nada‐nada akor di mana salah
satu suara ditahan, artinya adalah bahwa
156 : Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 3, No. 2, Oktober 2015
salah satu suara nadanya sama dengan nada
pada akor berikutnya, dan tiga suara lainnya
bergerak melangkah atau melompat. Dari
ketiga gerakan tersebut, yang dianggap
sebagai gerakan terbaik adalah gerakan
berlawanan Contrary). (Gbr 14: Diambil dari buku Theory and Use of
Chords, Gustav Strube hal 29)
2) Gerakan passing.
Passing terjadi bila progresi akornya
adalah tonika balikan pertama keakor
(Gbr 13: Diambil dari buku Theory and Use of
dominan balikan kedua, dan bergerak ke
Chords, Gustav Strube hal 8)
akor tonika posisi dasar, dalam tangganada C
mayor pergerakan nada‐nada bassnya
Tiga macam gerakan larangan adalah adalah:E – D – C. Gerakan lainnya adalah dari
gerakan paralel kwint, oktav, dan gerakan akor tonika bergerak keakor subdominan,
unison. Maksudnya adalah bahwa jika dua dan ke akor tonika balikan kedua. Urutan
buah nada bergerak searah bersama‐sama nada‐nada lewatnya adalah C – F – G. Contoh
dalam interval kwint, oktav ataupun unison gerakan passing lainnya adalah dari akor
(It is forbidden to have two voices progress tonika balikan pertama bergerak ke dominan
simultabeously in fifths, unisons, or octaves). balikan kedua dan kembali ke akor tonika
Larangan gerakan parallel kwint, oktav, dan dalam posisi dasar. Urutan nada‐nadanya
unison adalah bahwa dalam parallel kwint adalah: E – D – C. passing biasanya di antara
dapat mengakibatkan gangguan karakter, triad dan balikan I. bas sama, bas kedua
karena dianggap sebagai jenis gerakan yang posisi 6/4. setiap akor yang diikuti 6/4
kasar. Sementara itu paralel oktav dan unison biasanya diteruskan melangkah pada basnya
sebenarnya bukan berarti jelek, namun atau tetap (yang melangkah=prepared, yang
dianggap tidak pas ketika empat suara ditahan=stationary).
dibunyikan bersama.
c. Model gerakan dalam pembalikan kedua
Model gerakan dalam pembalikan
kedua, biasanya terdiri dari empat macam,
yakni: stationary (ditahan), passing (lewat), (Gbr 15: Diambil dari buku Theory and Use of
cadential, prepared (dipersiapkan). Chords, Gustav Strube hal 20)
1) Stationary 3) Cadential 6/4.
Cadential 6/4 adalah membentuk
Stationary terjadi jika nada bas
kadens 6/4, pergerakan Akornya adalah I 6/4
ditahan/ dimainkan setidak‐tidaknya
– V – I.
sebanyak dua kali. Contoh adalah gerakan
dari akor tonika ke akor sundominan balikan
kedua (dalam tangganada C mayor progresi
akor tersebut nada basnya adalah dari nada C
ke C), atau dari akor supertonik ke akor
dominan balikan kedua (nada basnya adalah
D ke D). (Gbr 16: Diambil dari buku Theory and Use of
Chords, Gustav Strube hal 20)
V. Yoni Kaestri, , “Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni ... “ 157
4) Prepared (dipersiapkan). b. Akor dominant seventh
Prepared adalah terdapat nada yang Akor dominant seventh adalah akor
sama, akor berikutnya dan nada yang sama. dominan (V) yang ditambahkan satu nada
p= nada lewat, n = nada tetangga atas, tidak ters di atasnya. Dalam tangganada C mayor,
termasuk dalam akor. akor dominan adalah G B D sedangkan akor
dominant seventhnya adalah G B D F.
Dengan demikian kebutuhan harmoni yang
terbagi dalam empat suara yakni S A T B
sudah terpenuhi pada kebutuhan empat
suaranya. Namun kadang kala juga diakan
pendobelan suara dengan menghilangkan
(Gbr 17: Diambil dari buku Theory and Use of nada kwintnya yakni nada D.
Chords, Gustav Strube hal 20)
Akor dominant seventh berfungsi
5. Nama akor dalam Harmoni antara lain untuk memantabkan kadens V – I,
a. Triad chord (Tri suara) yang akan terasa lebih mantab fenomenanya.
Hal ini terjadi karena hadirnya nada seven
Perpaduan nada‐nada berikutnya
(tujuh) yakni nada F yang akan bergerak
dalam ilmu harmoni digunakan posisi akor
turun setengah langkah ke nada E. Jika akor
dalam penyusunan nada‐nadanya, ada yang
hanya dominan, maka dalam progresi V – I
disebut posisi dasar yaitu jika nada rootnya
hanya satu nada saja yang melangkah
menjadi nada bas posisi balikan I nada
setengah nada yaitu nada leading tone ke
tersnya menjadi nada bas, selanjutnya posisi
tonika , atau dari nada B nergerak ke nada C.
balikan kedua adalah nada kwintnya menjadi
Jika ditambahkan nada F (seventh), akan
nada bas. Posisi‐posisi seperti ini berlaku
terdapat dua nada yang bergerak setengah
untuk akor tri suara, sedangkan di dalam
langkah ( nada B bergerak ke nada C’, dan
akor yang bukan tri suara pembalikan
nada F bergerak ke E).
sampai dengan pembalikan ke 3, perlu
diketahui bahwa tri suara adalah dalam satu Jika akor‐akor trisuara posisi akor
suara terdiri dari 3 suara, namun dalam ilmu hanya tiga yaitu: posisi dasar, balikan satu
harmoni dibutuhkan 4 suara (S A T B) dan balikan dua, selanjutnya dalam akor
karenanya salah satu nada harus didobel dominant seventh akan terdapat empat buah
dalam posisi dasar yang didobel adalah posisi yakni: posisi dasar, balikan pertama,
basnya. balikan kedua, dan balikan ketiga. Dalam
penggunaan figur bas juga terjadi perbedaan,
Dalam posisi balikan I, menurut
jika posisi dasar trisuara simbol lengkapnya
Strube, yang didobel adalah soprannya, 7
sedangkan dalam balikan ke 2 yang didobel adalah V 5 atau angka lima Romawi saja (V).
3
adalah nada basnya. Contohnya sebagai
berikut: dalam tangga nada G Mayor, akor I
adalah G B D (posisi dasar), B D G (balikan
I) dan D G B ( balikan 2).
(Gbr 19: Diambil dari buku Theory and Use of
Chords, Gustav Strube hal 32)
Sementara itu dalam akor posisi dasar
(Gbr 18: Diambil dari buku Theory and Use of akor dominant seventh simbol lengkapya
Chords, Gustav Strube hal 20)
158 : Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 3, No. 2, Oktober 2015
7
adalah V 5 atau cukup ditulis V7 saja. Angka‐
3
angka yang muncul pada figur bas
diperhitungkan dari jarak nada bas dengan
nada‐nada di atasnya (S A T). Selanjutnya
simbol untuk balikan pertama tri suara (Gbr 22: Diambil dari buku Theory and Use of
adalah V6, dan V 6 dan untuk dominanth Chords, Gustav Strube hal 53)
4
seventh V7, balikan pertama V 6 , Balikan Progresi akor neapolitan sixth diatur
5
kedua V 4 dan Balikan ketiga V 4 oleh Scarlati sebagai berikut: Sebelum nea‐
3 2
politan harus akor tonika (I) dan setelah itu
diikuti akor I balikan kedua‐ akor dominan
(V) dan diselesaikan ke akor tonika (I).
(Gbr 20: Diambil dari buku Theory and Use of
Chords, Gustav Strube hal 36)
c. Akor neapolitan sixth
Akor neapolitan sixth adalah akor (Gbr 23: Diambil dari buku Theory and Use of
pengganti akor subdominan (IV) minor. Akor Chords, Gustav Strube hal 54)
ini menurut Gustav Strube dimunculkan oleh
Selanjutnya dalam akor 4 suara four
komponis Scarlati dan teman‐temanya yang
part writing biasanya sudah tidak dibutuh‐
berasal dari sekolah musik Napoli Italia.
kan pendobelan karena jumlah nadanya ada
Akor neapolitan sixth ini mempunyai be‐
4 dan kebutuhan ilmu harmoni ada 4 S A T
berapa ketentuan baik dari susunan nada‐
B. Akor‐akor yang lebih 4 suara seperti
nadanya maupun progresi akornya.
misalnya V9, V11 dan V13 karena jumlah
Tangga nada C mayor akor subdominan mi‐
nadanya lebih dari 4 maka diperlukan pengu‐
nor adalah F As C, sedangkan dalam neapol‐
rangan nada akor disesuaikan S A T B. Jadi
itan sixth komponen nada akornya adalah F
ada sebagian nada yang dihilangkan, namun
As Des
dalam orkestrasi semua nada akor yang
jumlahnya lebih dari 4 tetap bisa ditampung
karena jumlah alat musik yang memainkan
lebih dari 4, misalnya dalam orkestra.
6. Aplikasi Perpaduan nada‐nada terhadap
(Gbr 21: Diambil dari buku Theory and Use of
mahasiswa dalam matakuliah Harmoni I
Chords, Gustav Strube hal 53)
dan II
Metode pembelajaran didasarkan atas
Nada kwint dari akor subdominan
beberapa tahap dalam kegiatan belajar
(C) diganti dengan nada ke enam yang di‐
mengajar dalam bermusik. Tahapan dalam
turunkan setengah laras yakni Des. Nada Des
mengikuti kegiatan bermusik melalui tingkat
dimaksudkan untuk bergerak setengah laras
urutan materi pengajaran musik yang sudah
turun yakni dari Des ke nada C, dengan cata‐
ada. Metode yang digunakan seorang
tan bahwa akor bergerak dari akor neapolitan
pengajar tergantung dari pandangan tentang
sixth ke akor I balikan kedua.(contoh notasi
sifat dan hakikat musik itu sendiri, sifat dan
musik)
V. Yoni Kaestri, , “Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni ... “ 159
hakikat pengajaran musik dan sifat dan harmoni I dan II mempunyai pemikiran
hakikat belajar musik. teknik penghapalan langsung dari natural
sampai dengan tujuh kres ataupun tujuh mol.
Pelajaran teori musik haruslah diberi‐
kan melalui bunyi musik itu sendiri, sehingga Secara umum akor (perpaduan nada‐
anak‐anak mendengar alunan bunyi tersebut, nada) terdiri dari dua macam yang disebut
menghayati apa yang dinamakan tangga dengan akor pokok dan akor bantu, yang
nada, interval dan akornya. Menurut pan‐ dikatakan akor pokok adalah akor yang
dangan penulis, pembelajaran ilmu harmoni membentuk akor mayor contoh dalam
melalui beberapa tahap yang akan diuraikan tangga nada C mayor, maka akor‐akor
dari pengenalan nada‐nada dalam akor, mayornya adalah C E G (akor tonika) F A C
teknik penghapalan nada‐nada dalam akor, (sub dominan) G B D’ (dominan). Sementara
latihan soal sampai dengan tahap aplikasinya akor yang lainnya akor bantu, akor bantu
dalam instrumen piano maupun instrumen terdiri dari dua macam yaitu bernuansa mi‐
yang lain. nor dan diminished yang bernuansa minor
adalah D F A (supertonik) E G B (median)
Ilmu harmoni adalah ilmu yang
dan A C E (sub median), sementara itu akor
mempelajari tentang keselarasan bunyi da‐
bantu yang bernuansa diminished adalah B
lam musik. Harmoni yang terdiri dari tiga
D F (leadingtone). Beberapa contoh akor
atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan
pokok antara lain sebagai berikut:
biasanya disebut dengan akor. Di dalam ilmu
harmoni akor yang disusun dengan sistem Akor Mayor antara lain sebagai beri‐
tonal trisuara atau triad chord memiliki kut:
peranan dan fungsi akor masing‐masing. Tangga nada C mayor :
Fungsi dari triad chord telah dibahas di atas. Akor I: C E G IV: F A C V: G B D
Untuk lebih memudahkan dalam mempela‐ Tangga nada G mayor:
jarinya, maka langkah awal yang diambil Akor I: G B D IV: C E G V: D Fis A
adalah menyebutkan nama akornya dalam Tangga nada F mayor:
satu wilayah tangganada mayor diatonis, Akor I: F A C IV: Bes D F V: C E G
yaitu tangga nada dengan kunci do sama Tangga nada Bes mayor:
dengan C atau natural. Akor‐akor tersebut Akor I: Bes D F IV: Es G Bes V: FAC
adalah:
Akor minor antara lain sebagai beri‐
kut:
Tangga nada a minor:
Akor i: a c e iv: d f a V: e gis b
Tangga nada e minor:
(Gbr 24: Akor triad) Akor i: e g b iv: a c e V: b dis fis
Tangga nada d minor:
Dalam satu tangga nada tersebut ter‐
Akor i: d f a iv: g bes d V: a cis e
dapat akor mayor, minor dan diminished.
Tangga nada g minor:
Dalam pengaplikasian yang nyata pada ma‐
Akor i: g bes d iv: c es g V: d fis a
hasiswa dirasa masih sangat sulit, dikare‐
nakan adanya perbedaan akor baik mayor, Akor diminished antara lain sebagai
minor, diminished maupun augmented. Un‐ berikut:
tuk lebih mempermudah mahasiswa Tangga nada C diminished:
menghapalkan nada‐nada dalam akor‐akor Akor I’: C Es Ges IV: F As Ces V: G
tersebut, maka sebagai pengajar mata kuliah Bes Des
160 : Jurnal Pengkajian, Penyajian dan Penciptaan Musik Vol. 3, No. 2, Oktober 2015
Tangga nada G diminished: Teknik pembelajaran yang dilakukan
Akor I’: G Bes Des IV: C Es Ges V: D penulis, pada saat awal pembelajaran mata
Fes As kuliah ilmu Harmoni adalah pengenalan
Tangga nada F diminished: akor dengan memberikan contoh akor. Akor
Akor I’: F As Ces IV: Bes Des Fes V: C pertama adalah akor mayor yang harus
es Ges dihapalkan di luar kepala oleh mahasiswa,
Tangga nada Bes diminished: setelah itu akor minor, diminished dan aug‐
Akor I’: Bes Des Fes IV: Es Ges Beses mented. Pemberian contoh dilakukan baik
V: F As Ces dengan ditulis maupun di mainkan dalam in‐
strumen piano. Fungsi dimainkannya
Akor augmented antara lain sebagai berikut:
dengan piano diharapkan supaya mahasiswa
Tangga nada C augmented:
mengerti bunyi yang keluar dari akor yang
Akor I aug: C E Gis IV: FA Cis V: G B
sedang dibahas.
Dis
Tangga nada G augmented: Setelah mereka berhasil menghapal‐
Akor I aug: G B Dis IV: C E Gis V: D kan akor‐akor tersebut, mulai dengan
Fis Ais pengenalan teori‐teori dasar harmoni. Teori
Tangga nada F augmented: yang diperkenalkan mahasiswa diambil dari
Akor I : F A Cis IV: Bes D Fis V: C E buku The Theory and Use of Chords oleh
Gis Gustav Strube, disamping itu terdapat juga
Tangga nada Bes augmented: buku‐buku lain sebagai pelengkap. Masing‐
Akor I’: Bes D Fis IV: Es G B V: F A Cis masing mahasiswa diharuskan mempunyai
buku The Theory and Use of Chords dikare‐
nakan buku tersebut dipakai untuk harmoni
Akor‐akor di atas baik mayor, minor,
lanjutan setelah harmoni dasar I dan II.
diminished maupun augmented harus
dihapalkan oleh mahasiswa sehingga dapat Dengan teknik penghapalan akor
mempermudah dalam peletakan nada‐nada sebelum masuk dalam teori dasar Harmoni,
akor dalam penyusunan harmoni. Untuk mahasiswa akan mudah dalam mengerjakan
dapat mengetahui apakah mahasiswa susunan nada‐nada dalam akor yang mem‐
mampu menghapal akor‐akor tersebut yaitu bentuk S A T B. Setelah membentuk S A T B
dengan cara dites satu persatu secara acak. mahasiswa diharuskan menyanyikannya
juga selain mencoba juga dengan intrumen
Setelah mahasiswa berhasil meng‐
piano maupun isntrumen lainnya. Fungsi di
hapal nada‐nada dalam akor, tahap selanjut‐
nyanyikannya hasil susunan nada‐nada da‐
nya adalah masuk dalam teori‐teori harmoni,
lam akor dalam bentuk S A T B supaya maha‐
baik dalam peletakan nada‐nada akor mau‐
siswa tahu bunyi yang dihasilkan.
pun aturan‐aturan yang berlaku dalam teori
Disamping itu pula teori harmoni yang
harmoni. Mahasiswa diharapkan hapal
disampaikan kepada mahasiswa, tidak hanya
aturan‐aturan yang ada dan mampu men‐
berupa teori yang kemudian dipraktekan
gaplikasikan dengan baik. Dengan baik yang
pengajar, tetapi langsung dipraktekkan ma‐
dimaksud adalah membuat susunan akor
hasiswa dalam bentuk pengerjaan soal‐soal
yang kemudian dipraktekkan dalam intru‐
di depan kelas, sehingga mereka benar‐benar
men piano sehingga mahasiswa mengetahui
mengerti dan memahami teori yang diajar‐
suara akor yang mereka buat. Selain itu akor
kan.
yang sudah tersusun dalam SATB dinyanyi‐
kan bersama‐sama, dengan iringan piano.
V. Yoni Kaestri, , “Perpaduan Nada‐nada dalam Perspektif Harmoni ... “ 161