Dakwah Di Era Cyberculture: Peluang Dan Tantangan: Ishanan
Dakwah Di Era Cyberculture: Peluang Dan Tantangan: Ishanan
Dakwah Di Era Cyberculture: Peluang Dan Tantangan: Ishanan
2, Desember 2017
Ishanan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Mataram
Email:
Abstract
Ishanan 91
Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017
Abstrak
Ishanan 93
Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017
Ishanan 95
Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017
dan tanpa mengenal batas negara.15 dirinya yang pada dasarnya berbeda
Proses tukar menukar informasi dengan kehidupan di dunia nyata.
inipun pada akhirnya mampu Kedua, pada tingkat interaksi
melahirkan budaya baru yang sosial, kehadiran cyberspace telah
syarat dengan muatan teknologi. melahirkan semacam deterisosialisasi
Mengutip pendapat Pilliang, bahwa sosial, artinya interaksi sosial tidak
perkembangan teknologi cyberspace dilakukan di dalam suatu ruang
telah mampu melahirkan berbagai teritorial yang nyata, tetapi di dalam
macam perubahan yang ditandai suatu halusinasi teritorial.17
setidaknya dengan tiga tingkat
pengaruh:16 Ketiga, pada tingkat komunitas,
kehadiran cyberspace dapat
1. Di tingkat individual (personal) mencitakan satu model komunitas
2. Di tingkat antar individual demokratik dan terbuka yang disebut
(inter-personal) oleh Rheingold seperti dikutip Rahma
3. Di tingkat masyarakat (social) Sugihartati (2014: 96) dengan istilah
”komunitas imajiner” (imaginary
Pertama, pada tingkat individu,
community). Di sisi lain, di dunia maya
cyberspace telah mencipatkan
juga tidak terhindarkan munculnya
perubahan mendasar terhadap
semacam demokrasi radikal, yang
pemahaman kita tentang identitas.
di dalamnya, ide, gagasan, ekspresi,
Setiap individu dalam dunia virtual
hasrat, tuntutan, kritik, usulan, dan
dapat membelah pribadinya menjadi
segala bentuk tindakan sosial yang
pribadi yang tak terhingga banyaknya,
datang dari masyarakat sipil tidak
sehingga terjadi permainan identitas,
ada yang mengatur, mengontrol dan
identitas baru, identitas palsu,
memberi penilaian. Berikut Skema
identitas ganda, yang bisa saja sama
Tingkat Pengaruh Cyberspace:
atau berbeda dengan identitas sosial
di dunia nyata. Misalnya dengan cara 17
Seseorang bisa saja sangat intim
memasang foto orang lain atau foto dengan orang lain di dunia maya yang ada di
dirinyayangsudahdiedit,makadengan belahan dunia lain tanpa pernah sekalipun
mudah orang yang bersangkutan bertemu, ketimbang saudara kandung atau
tetangganya sendiri. Dan bukan hal baru lagi
membangun konstruksi baru tentang bahwa di antara sesama anggota komunitas
cyberspace, memiliki hubungan yang akrab,
15
Ibid., seperti saling curhat atau berbagi persoalan
16
Yasraf Amir Pilliang, Dunia Yang lainnya, meskipun satu dengan yang lain tidak
Berlari, Mencari Tuhan-Tuhan Digital, ( Jakarta: pernah bertemu. Lihat, Rahma Sugihartati,
Grasindo: 2004), 65. Perkembangan Masyarakat…, 96.
Ishanan 97
Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017
Ishanan 99
Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017
29
Zaprulkhan, Filsafat Umum Sebuah
Pendekatan Tematik, ( Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012), 162. 30
Ibid., 166.
Ishanan 101
Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017
Bentuk
No Tantangan/ Sikap Dakwah Dakwah
Konsekuensi
Psikis: harus mampu
Materi dakwah
menempatkan
harus lebih Orang-orang dirinya sebagai
banyak dititik yang tidak psikoterafi bagi
beratkan pada mampu
penyampaian masyarakat yang
Ekonomi: mampu teralienasi ini,
pesan-pesan
membeli misalnya dengan
Munculnya tentang bahaya
alat-alat yang mengalihkan
gaya hidup sifat boros, rakus,
1 menjadi tren mereka pada
konsumtif suka poya-poya.
3 gaya hidup kegiatan-
dll. Nah ini bisa
didukung dengan tersebut kegiatan/
kisah-kisah umat (terutama kesibukan-
terdahulu yang remaja), kesibukan lain
menjadi terhina akan merasa yang lebih
karena memiliki teralienasi bermanfaat,
sifat yang serupa. dari dunianya misalnya
Dakwah sendiri karena membuat
paling tidak merasa tak perkumpulan
memberikan dianggap kerajinan tangan
pandangan,
dll.
bahwa teknologi-
Sosial: teknologi yang
Munculnya ada bukanlah Para pelaku
budaya benda yang Pisik: Dakwah harus
“cuek”, mengganti-kan Penggunaan bekerjasama
di mana peran manusia alat-alat dengan
2 orang mulai (makhluk sosial) instansi lain
tersebut
memanusia- seutuhnya, seperti instansi
secara
kan melainkan kesehatan dan
4 berlebihan
benda dan sekedar sarana
bisa sebagainya, guna
membenda- yang sifatnya
mempermudah menimbulkan memberikan
kan manusia. peringatan
kerja manusia gangguan
bagi akan bahanya
bukan
memperkerja- kesehatan penggunaan
kan manusia itu akibat radiasi. teknologi secara
sendiri. berlebihan.
Ishanan 103
Komunike, Volume ix, No. 2, Desember 2017