Pellucida L. Kunth) Terhadap Bakteri Pseudomonas Aeruginosa ATCC
Pellucida L. Kunth) Terhadap Bakteri Pseudomonas Aeruginosa ATCC
Pellucida L. Kunth) Terhadap Bakteri Pseudomonas Aeruginosa ATCC
Abstract
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833 is an opportunistic pathogenic bacterium that causes
nosocomial infections in patients with septicemia, cystic fibrosis, burns, and wound infections
that can lead to high mortality rates. Bacteria P. aeruginosa is reported to have resistance to
several kinds of antibiotics. This can cause a long healing time and increase the risk of death.
One of the efforts to overcome this problem is to take an alternative way, namely to use
natural medicines based on plants. One of the plants that has potential as an antimicrobial is
Suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). The purpose of this study was to determine the
activity of Suruhan extracts in killing P. aeruginosa bacteria. The antibacterial test method
used in this study is a dilution test to determine the Minimum Inhibitory Concentration
(MIC) and Minimum Kill Concentration (CBC). The extracts made in 9 series of
concentrations are 50, 25, 12.5, 6.25, 3.12, 1.56, 0.78, 0.39, and 0.19%. The test results
showed that the MIC value could not be determined because the mixture between the
Suruhan leaf extracts and the bacterium P. aeruginosa was very turbid. The MBC value
obtained from the antibacterial activity test of leaf extracts ordered against P. aeruginosa
was 25%.
Key words: antimicrobial, Peperomia pellucid, Pseudomonas aeruginosa, dilution
Abstrak
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833 merupakan bakteri patogen oportunistik penyebab
infeksi nosocomial pada pasien septikemia, sistik fibrosis, luka bakar, dan infeksi luka yang
dapat menyebabkan tingkat mortilitas tinggi. Bakteri P. aeruginosa dilaporkan mengalami
resistensi terhadap beberapa macam antibiotik. Hal tersebut dapat mengakibatkan lamanya
waktu penyembuhan dan meningkatkan resiko kematian. Salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan ini ialah dengan mengambil jalan alternatif menggunakan obat-obatan alami
berbahan dasar tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai
antimikroba adalah suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun suruhan dalam membunuh bakteri P. aeruginosa.
Metode uji antibakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dilusi untuk
mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum
(KBM). Ekstrak suruhan dibuat dalam 9 seri konsentrasi yaitu 50, 25, 12,5, 6,25, 3,12, 1,56,
0,78, 0,39, dan 0,19%. Hasil uji menunjukkan nilai KHM yang tidak dapat ditentukan
karena campuran ekstrak daun suruhan dan bakteri P. aeruginosa sangat keruh. Nilai KBM
yang diperoleh dari uji aktivitas antibakteri ekstrak daun suruhan terhadap bakteri P.
aeruginosa adalah sebesar 25%.
Kata kunci: antibakteri, Peperomia pellucida, Pseudomonas aeruginosa, dilusi
menggunakan ayakan nomer 60. Serbuk daun Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh
suruhan yang dihasilkan tersebut lalu Minimum (KBM) dapat ditentukan dengan
diekstraksi menggunakan metode maserasi menggunakan metode pengenceran tabung
dengan etanol 70% sebagai pelarutnya, dengan (tube dilution method)(Pasril et al., 2014).
perbandingan antara serbuk dan pelarut adalah Penelitian ini menggunakan 9 konsentrasi
1:5. Proses maserasi dilakukan selama lima ekstrak etanol Peperomia pellucida L. Kunth
hari dan sesekali dilakukan pengadukan. yaitu 50, 25, 12,5, 6,25, 3,12, 1,56, 0,78, 0,39,
Maserat yang telah didapatkan dari proses dan 0,19% dimana dalam proses pembuatan
selama lima hari kemudian disaring dan konsetrasi 50% menggunakan larutan DMSO
dipisahkan dari pelarutnya dengan 5%, selanjutnya dilakukan pengenceran
menggunakan vaccum evaporator pada suhu bertingkat dengan pengencer BHI. Digunakan
500C sehingga diperoleh ekstrak kental (Helmi juga 1 kelompok kontrol bakteri dan 1
et al., 2006). kelompok kontrol bahan, sehingga dalam 1
kali uji dibutuhkan 11 tabung. 2 tabung
Identifikasi Bakteri digunakan untuk kontrol bakteri dan kontrol
Identifikasi bakteri dilakukan untuk bahan, 9 tabung digunakan untuk perlakuan
mengetahui ciri morfologi maupun fisiologi yang masing-masing tabung berisi ekstrak
dengan variasi konsentrasi dari 50, 25, 12,5,
dari bakteri yang akan digunakan. Ciri
morfologi dapat diketahui dengan pewarnaan 6,25, 3,12, 1,56, 0,78, 0,39, dan 0,19%, BHI
Gram. Diawali dengan pembuatan preparat dan suspensi bakteri. Masing-masing
smear dan ditetesi Gram A (kristal violet) yang perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3
kemudian didiamkan selama 1 menit sebelum kali (Wulandari & Purwaningsih, 2016).
dibilas dengan air mengalir. Dilanjutkan
Analisis Data
dengan ditetesi Gram B sebagai mordant
(iodine) didiamkan selama 1 menit dan dibilas Data konsentrasi hambat minimum
lagi dengan air mengalir, kemudian ditetesi (KHM) & konsentrasi bunuh minimum (KBM)
dengan Gram C (alkohol 96%) setetes demi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
setetes sampai tetesan alcohol menjadi jernih, ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel.
dan diakhiri dengan ditetesi Gram D (safranin)
diamkan selama 45 detik, dibilas dengan air
mengalir, dikeringkan, dan diamati Hasil dan Pembahasan
menggunakan mikroskop sampai perbesaran
lensa objektif 100 kali(Fitri L, 2011). Determinasi dan pembuatan ekstrak daun
Identifikasi fisiologi dilakukan dengan cara suruhan
menanam Pseudomonas aeruginosa ATCC Tanaman suruh-suruhan yang akan
27833 pada media Pseudomonas Selective digunakan terlebih dahulu diidentifikasi di
Agar (PSA)(Brooks, Geo F . Butel, Janet. Laboratorium Morfologi dan Sistematika
Morse, 2004). Tumbuhan Fakultas Farmasi Universitas Setia
Budi Surakarta. 650 gr serbuk yang diperoleh
Uji Aktivitas Antibakteri kemudian diekstrak menggunakan etanol 70%
Kemampuan suatu senyawa untuk sehingga didapat ektrak sebanyak 114 gr, dan
menghambat atau membunuh bakkteri dapat nilai rendemen sebesar 17,53%.
ditentukan dari penentuan Konsentrasi Hambat
a b
Gambar 2. Hasil Identifikasi Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833: a) bakteri pada media PSA; b) pewarnaan
Gram dengan perbesaran 1000X.
Penentuan nilai KHM untuk ekstrak suruhan ekstrak dapat diturunkan sampai pada tingkat
sebaiknya menggunakan metode lain seperti, ppm dan dapat menggunakan metode difusi
metode mikro dilusi dimana konsentrasi cakram (Prihantoro T, Indra R, 2006).
0.19 1.56
K- 12.5
K+
50
25
permeabilitas yang dapat mengganggu Karlina, C. Y., Ibrahim, M., & Trimulyono, G.
pertukaran zat yang dibutuhkan untuk 2005. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Herba
metabolisme. Sementara alisin merupakan Krokot ( Portulaca oleracea L .) terhadap
senyawa organosulfur yang dapat Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
menghambat proses pertumbuhan ataupun paath JM, R. M. 2014. Aplikasi Trichoderma
reproduksi bakteri dengan cara menyerang koningii dan Pseudomonas berfluoresensi
katalisator enzim dari dalam sel bakteri untuk Pengendalian Penyakit Cabai di
(Dandirwalu, 2015). Minahasa, Sulawesi Utara. Jurnal
Fitopatologi Indonesia, 10(4), 133–137.
https://doi.org/10.14692/jfi.10.4.133
Simpulan Pagani, L., Colinon, C., Migliavacca, R., Labonia,
M., Docquier, J. D., Nucleo, E., Spalla, M.,
Ekstrak etanol daun suruhan (Peperomia Bergoli, M. L., & Rossolini, G. M. 2005.
pellucida L. Kunth) memiliki aktivitas Nosocomial outbreak caused by multidrug-
antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa resistant Pseudomonas aeruginosa producing
ATCC 27833 dengan Konsentrasi Bunuh IMP-13 metallo-β-lactamase. Journal of
Minimum (KBM) sebesar 25% atau 0,25 Clinical Microbiology, 43(8), 3824–3828.
g/mL. Penelitian lanjutan perlu dilakukan https://doi.org/10.1128/JCM.43.8.3824-
isolasi senyawa antibakteri berupa: flavonoid, 3828.2005
fenolik, saponin, terpenoid, steroid untuk Pasril, Y., Yuliasanti, A., & Umy, G. F. 2014. Daya
mendapatkan antibakteri yang lebih efektif. Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Merah (
Piper Crocatum ) terhadap Bakteri
Enterococcus Faecalis sebagai Bahan
Daftar Pustaka Medikamen Saluran Akar dengan Metode
Dilusi Anti-Bacterial Power of Red Batel
Article, O., Biswal, I., Arora, B. S., & Kasana, D. Leaves ( Piper Crocatum ) to Enterococcus
2014. Incidence of Multidrug Resistant Faecalis Bacteria as. IDJ, 3(1), 88–95.
Pseudomonas Aeruginosa Isolated from Peperomia, S., Kunt, L., Abriyani, E., & Si, M.
Burn Patients and Environment of Teaching. 2018. Identifikasi sederhana metabolit
8(5), 5–8. sekunder tumbuhan sasaladahan. Pharma
https://doi.org/10.7860/JCDR/2014/7483.43 Xplore : Jurnal Ilmu Farmasi, 3(1), 164–
83 169.
Brooks, Geo F . Butel, Janet. Morse, S. A. 2004. Prihantoro T, Indra R, S. 2006. Efek Antibakteri
Mikrobiologi Iftdokteran (Vol. 23). Ekstrak Kulit Buah Delima ( Punica
Buah, K., & Gardnia, M. 2010. Ujiaktivitas granatum) Terhadap Shigella dysentriae
Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis Secara In Vitro. Kedokteran Brawijaya,
(Gardnia mangostana Linn). XX(30), 65–69. XXII, 101–104.
Dan, I., Bakteri, I., Laktat, A., Buah, D., & Radji, M., Fauziah, S., & Aribinuko, N. 2011.
Mangifera, M. 2015. Isolasi dan Identifikasi Antibiotic sensitivity pattern of bacterial
Bakteri Asam Laktat (Bal) Dari Buah pathogens in the intensive care unit of
Mangga ( Mangifera indica L . ). 1(2), 159– Fatmawati Hospital , Indonesia. Asian
163. Pacific Journal of Tropical Biomedicine,
1(1), 39–42. https://doi.org/10.1016/S2221-
Dandirwalu, E. 2015. Uji Daya Hambat Ekstrak 1691(11)60065-8
Etanol Suruhan ( Piperumia pellucida L . H
. B Kunth ) terhadap Pertumbuhan Bakteri Rukmono, P., & Zuraida, R. 2013. Uji Kepekaan
Staphylococcus aureus Secara In-Vitro. 2, Antibiotik Terhadap Pseudomonas
8–14. aeroginosa Penyebab Sepsis Neonatorum.
14(5), 332–336.
Fitri L, Y. Y. 2011. Isolasi dan Pengamatan
Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik. Jurnal Sulviana AW, Puspawati N, R. R. 2017. Identifikasi
Ilmiah Pendidikan Biologi, 3(2), 20–25. Pseudomonas aeruginosa dan Uji
Sensitivitas terhadap Antibiotik dari Sampel
Helmi, A., Nelmi, A., Dian, H., & Rosalinda, R. Pus Infeksi Luka Operasi di RSUD Dr.
2006. Standarisasi ekstrak etanol Daun Moewardi. 10(02), 18–24.
Eugenia cumini Merr. J. Sains Tek. Far,
11(2), 88–93. Utami, E. R. 2002. 124 antibiotika, resistensi, dan