Pellucida L. Kunth) Terhadap Bakteri Pseudomonas Aeruginosa ATCC

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol.

5 (1): 1-7, Februari 2020


p-ISSN 2527-3221, e-ISSN 2527-323X, https://ojs.uajy.ac.id/index.php/biota
DOI: 10.24002/biota.v5i1.3077 URL terbitan

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Suruhan (Peperomia


pellucida L. Kunth) Terhadap Bakteri Pseudomonas aeruginosa ATCC
27853
Antimicrobial Activity Test Of Ethanolic Leaves Extract of Suruhan
(Peperomia pellucida L. Kunth) Against Pseudomonas aeruginosa ATCC
27833
Desi Purwaningsih1*, Destik Wulandari1
1
Program Studi S-1 Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Setia Budi
Jalan Let. Jend. Sutoyo, Mojosongo, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
Email: [email protected] *Penulis Korespondensi

Abstract
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833 is an opportunistic pathogenic bacterium that causes
nosocomial infections in patients with septicemia, cystic fibrosis, burns, and wound infections
that can lead to high mortality rates. Bacteria P. aeruginosa is reported to have resistance to
several kinds of antibiotics. This can cause a long healing time and increase the risk of death.
One of the efforts to overcome this problem is to take an alternative way, namely to use
natural medicines based on plants. One of the plants that has potential as an antimicrobial is
Suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). The purpose of this study was to determine the
activity of Suruhan extracts in killing P. aeruginosa bacteria. The antibacterial test method
used in this study is a dilution test to determine the Minimum Inhibitory Concentration
(MIC) and Minimum Kill Concentration (CBC). The extracts made in 9 series of
concentrations are 50, 25, 12.5, 6.25, 3.12, 1.56, 0.78, 0.39, and 0.19%. The test results
showed that the MIC value could not be determined because the mixture between the
Suruhan leaf extracts and the bacterium P. aeruginosa was very turbid. The MBC value
obtained from the antibacterial activity test of leaf extracts ordered against P. aeruginosa
was 25%.
Key words: antimicrobial, Peperomia pellucid, Pseudomonas aeruginosa, dilution

Abstrak
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833 merupakan bakteri patogen oportunistik penyebab
infeksi nosocomial pada pasien septikemia, sistik fibrosis, luka bakar, dan infeksi luka yang
dapat menyebabkan tingkat mortilitas tinggi. Bakteri P. aeruginosa dilaporkan mengalami
resistensi terhadap beberapa macam antibiotik. Hal tersebut dapat mengakibatkan lamanya
waktu penyembuhan dan meningkatkan resiko kematian. Salah satu upaya untuk mengatasi
permasalahan ini ialah dengan mengambil jalan alternatif menggunakan obat-obatan alami
berbahan dasar tumbuhan. Salah satu tumbuhan yang memiliki potensi sebagai
antimikroba adalah suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui aktivitas ekstrak daun suruhan dalam membunuh bakteri P. aeruginosa.
Metode uji antibakteri yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji dilusi untuk
mengetahui Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum
(KBM). Ekstrak suruhan dibuat dalam 9 seri konsentrasi yaitu 50, 25, 12,5, 6,25, 3,12, 1,56,
0,78, 0,39, dan 0,19%. Hasil uji menunjukkan nilai KHM yang tidak dapat ditentukan
karena campuran ekstrak daun suruhan dan bakteri P. aeruginosa sangat keruh. Nilai KBM
yang diperoleh dari uji aktivitas antibakteri ekstrak daun suruhan terhadap bakteri P.
aeruginosa adalah sebesar 25%.
Kata kunci: antibakteri, Peperomia pellucida, Pseudomonas aeruginosa, dilusi

Diterima: 16 Januari 2020, disetujui: 06 Februari 2020


Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Suruhan

Pendahuluan oleh tanaman tersebut seperti flafonoid,


fenolik, saponin, dan triterpenoid(Wei et al.,
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833 2011). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu
merupakan bakteri patogen oportunistik dilakukan penelitian lebih lanjut terkait
penyebab infeksi nosokomial terutama pada potensi ekstrak daun suruhan dalam
pasien yang mengalami penurunan sistem menghambat pertumbuhan bakteri
imun(Vahdani et al., 2012). Angka insiden Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833.
infeksi nosokomial yang disebabkan oleh
bakteri P. aeruginosa terjadi sekitar 10-15% di Metode Penelitian
dunia dan sekitar 10-20% pada unit perawatan
intensif (ICU), biasanya terjadi pada pasien
Alat dan Bahan
septikemia, sistik fibrosis, luka bakar, dan
infeksi luka(Article et al., 2014). Gangguan Bahan yang digunakan dalam penelitian
kesehatan oleh P. aeruginosa seperti sepsis ini dalah daun suruhan, bakteri Pseudomonas
pneumonia, infeksi nosocomial yang meliputi aeruginosa ATCC 27833, media Muller
16% kasus pneumonia nosocomial, 12% kasus Hinton Agar (MHA), Brain Brain Heart
infeksi traktus urinarius, 10 % kasus infeksi Infusion (BHI), Pseudomonas Selective Agar
dalam aliran darah, dan 8% kasus infeksi luka (PSA), Nutrient agar (NA), etanol 70%,
operasi, (Pagani et al., 2005). aquadest, DMSO 5%, Ciprofloksasin, cat
Upaya penanggulangan penyakit infeksi Gram A, Gram B, Gram C, dan Gram D.
biasanya dilakukan dengan beberapa antibiotik Alat yang digunakan dalam penelitian
seperti; seperti, penisilin, sefalosporin, ini adalah Erlenmeyer, lampu spirtus, pinset,
isomiazid, kontrimoksazol, rifamisin (Radji et gelas penyimpanan ekstrak, kertas saring,
al., 2011). Bakteri P. aeruginosa dilaporkan tabung ekstraksi , timbangan analitis,
mengalami resistensi terhadap berbagai jenis incubator, gelas beker, gelas ukur, pipet
antibiotika. Menurut Rukmono & Zuraida volume, cawan petri, tabung reaksi, inkas,
(2016) P. aeruginosa resisten terhadap 14 jarum ose, rak tabung reaksi, mikroskop,
macam obat antibiotik seperti; ampisilin, batang pengaduk, autoklaf, penangas air,
eritromisin, amoksisilin, sefurosim, seftriason, ayakan nomer 60, oven, seperangkat alat
gentamisin, tetrasiklin, sefadroksil, piperasilin, Rotary Evaporator.
trimetroprim, dan tobramisin(Rukmono &
Zuraida, 2013). Resistensi bakteri terhadap Prosedur Penelitian
antibiotik dapat mengakibatkan lamanya waktu Penelitian ini dimulai dengan
penyembuhan, meningkatkan resiko kematian, identifikasi tanaman suruhan yang dilakukan di
memperbanyak carrier di masyarakat, Laboratorium Morfologi dan Sistematika
memperbanyak bakteri yang resisten, dan Tumbuhan, fakultas Farmasi Universitas Setia
memperpanjang masa rawat inap di rumah Budi. Identifikasi dilakukan dangan cara
sakit, sehingga berakibat pada meningkatnya mengamati ciri morfologi dari tanaman
biaya pengobatan (Utami, 2002). suruhan yang meliputi bagian bunga, batang,
Berkembangnya resistensi obat serta dan daunnya. Tujuan dilakukan identifikasi
meningkatnya keinginan konsumen terhadap tersebut adalah untuk memastikan bahwa
obat-obatan dengan efek samping minimal sampel yang digunakan dalam penelitian
mendorong para peneliti untuk merupakan tanaman suruhan (Peperomia
mengembangkan obat antimikroba baru. pellucida L. Kunth).
Untuk mengatasi masalah ini salah satunya Pembuatan ekstrak daun Suruhan.
dengan mengambil jalan alternatif yaitu Sebanyak 10 kg daun dari tumbuhan suruhan
menggunakan obat-obatan alami berbahan yang sudah diidentifikasi dibersihkan dari
dasar tumbuhan atau yang biasa disebut obat kotoran yang menempel dengan cara dicuci
herbal. Salah satu jenis tumbuhan yang kemudian dikeringkan untuk mengurangi
mempunyai potensi sebagai obat herbal adalah kadar air dari daun suruhan tersebut supaya
suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). Wei tidak ditumbuhi oleh jamur dan bakteri. Daun
et. al (2011) melaporkan tanaman suruhan suruhan yang sudah kering dan bersih tersebut
memiliki potensi sebagai antimikroba dengan kemudian dihaluskan dan diayak
adanya senyawa metabolit yang dihasilkan

2 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 5 (1), Februari 2020


Desi Purwaningsih dan Destik Wulandari

menggunakan ayakan nomer 60. Serbuk daun Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh
suruhan yang dihasilkan tersebut lalu Minimum (KBM) dapat ditentukan dengan
diekstraksi menggunakan metode maserasi menggunakan metode pengenceran tabung
dengan etanol 70% sebagai pelarutnya, dengan (tube dilution method)(Pasril et al., 2014).
perbandingan antara serbuk dan pelarut adalah Penelitian ini menggunakan 9 konsentrasi
1:5. Proses maserasi dilakukan selama lima ekstrak etanol Peperomia pellucida L. Kunth
hari dan sesekali dilakukan pengadukan. yaitu 50, 25, 12,5, 6,25, 3,12, 1,56, 0,78, 0,39,
Maserat yang telah didapatkan dari proses dan 0,19% dimana dalam proses pembuatan
selama lima hari kemudian disaring dan konsetrasi 50% menggunakan larutan DMSO
dipisahkan dari pelarutnya dengan 5%, selanjutnya dilakukan pengenceran
menggunakan vaccum evaporator pada suhu bertingkat dengan pengencer BHI. Digunakan
500C sehingga diperoleh ekstrak kental (Helmi juga 1 kelompok kontrol bakteri dan 1
et al., 2006). kelompok kontrol bahan, sehingga dalam 1
kali uji dibutuhkan 11 tabung. 2 tabung
Identifikasi Bakteri digunakan untuk kontrol bakteri dan kontrol
Identifikasi bakteri dilakukan untuk bahan, 9 tabung digunakan untuk perlakuan
mengetahui ciri morfologi maupun fisiologi yang masing-masing tabung berisi ekstrak
dengan variasi konsentrasi dari 50, 25, 12,5,
dari bakteri yang akan digunakan. Ciri
morfologi dapat diketahui dengan pewarnaan 6,25, 3,12, 1,56, 0,78, 0,39, dan 0,19%, BHI
Gram. Diawali dengan pembuatan preparat dan suspensi bakteri. Masing-masing
smear dan ditetesi Gram A (kristal violet) yang perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3
kemudian didiamkan selama 1 menit sebelum kali (Wulandari & Purwaningsih, 2016).
dibilas dengan air mengalir. Dilanjutkan
Analisis Data
dengan ditetesi Gram B sebagai mordant
(iodine) didiamkan selama 1 menit dan dibilas Data konsentrasi hambat minimum
lagi dengan air mengalir, kemudian ditetesi (KHM) & konsentrasi bunuh minimum (KBM)
dengan Gram C (alkohol 96%) setetes demi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
setetes sampai tetesan alcohol menjadi jernih, ditampilkan dalam bentuk gambar dan tabel.
dan diakhiri dengan ditetesi Gram D (safranin)
diamkan selama 45 detik, dibilas dengan air
mengalir, dikeringkan, dan diamati Hasil dan Pembahasan
menggunakan mikroskop sampai perbesaran
lensa objektif 100 kali(Fitri L, 2011). Determinasi dan pembuatan ekstrak daun
Identifikasi fisiologi dilakukan dengan cara suruhan
menanam Pseudomonas aeruginosa ATCC Tanaman suruh-suruhan yang akan
27833 pada media Pseudomonas Selective digunakan terlebih dahulu diidentifikasi di
Agar (PSA)(Brooks, Geo F . Butel, Janet. Laboratorium Morfologi dan Sistematika
Morse, 2004). Tumbuhan Fakultas Farmasi Universitas Setia
Budi Surakarta. 650 gr serbuk yang diperoleh
Uji Aktivitas Antibakteri kemudian diekstrak menggunakan etanol 70%
Kemampuan suatu senyawa untuk sehingga didapat ektrak sebanyak 114 gr, dan
menghambat atau membunuh bakkteri dapat nilai rendemen sebesar 17,53%.
ditentukan dari penentuan Konsentrasi Hambat

Gambar 1. Ekstrak kental daun suruhan, berwarna hijau kehitaman

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 5 (1), Februari 2020 3


Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Suruhan

Identifikasi Bakteri Uji sedangkan pada Gram postif zat warna


pertama tidak dapat luntur dengan adanya
Hasil pewarnaan Gram untuk
penambahan Gram C. Lunturnya warna
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833
pertama tersebut dapat membuat bakteri
menunjukkan adanya warna merah pada sel
menyerap zat warna kedua (safranin) sehingga
bakteri dan bakteri terlihat berbentuk bacil. Sel
hasil akhir akan terlihat bakteri Gram negative
bakteri yang berwarna merah menunjukkan
yang berwarna merah(Dan et al., 2015).
bahwa Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833
Hasil positif pada Pseudomonas
adalah bakteri Gram negative. Perbedaan
Selective Agar (PSA) dapat diketahui jika pada
warna pada hasil pewarnaan Gram bakteri
bakteri tersbut memiliki pigmen piosianin
Gram positif dengan bakteri Gram negatif
ataupun pigmen pioverdin(Sulviana AW,
dikarenakan kedua jenis bakteri tersebut
Puspawati N, 2017). Pigmen tersebut dapat
memiliki struktuk dinding sel yang
terbentuk dikarenakan adanya magnesium
berbeda(Fitri L, 2011). Gram positif memiliki
klorida dan kalium sulfat yang terkandung
lapisan peptidoglikan yang lebih tebal,
dalam PSA. Pseudomonas aeruginosa ATCC
sedangkan pada Gram negatif memiliki lapisan
27833 dalam media PSA akan menunjukkan
fosfolipid yang lebih tebal, sehingga ketika
penampakan koloni halus, bulat, dengan
ditambahkan Gram C (larutan alkohol) dapat
fluorescence yang kehijau-hijauan dikarenakan
melunturkan warna pertama (kristal violet)
adanya pigmen pioverdin(paath JM, 2014) .
yang terikat pada sel bakteri Gram negatif,

a b

Gambar 2. Hasil Identifikasi Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833: a) bakteri pada media PSA; b) pewarnaan
Gram dengan perbesaran 1000X.

Uji Aktivitas Antibakteri kekeruhan (ada pertumbuhan bakteri) dan


kejernihan (pertumbuhan bakteri yang
Uji aktivitas antibakteri dilakukan
terhambat) pada media dilusi yang telah
menggunakan metode dilusi cair, sebelum
ditambahkan dengan ekstrak dan suspensi
melakukan uji dilusi, maka dilakukan
bakteri yang diinkubasi salama 24 jam. Nilai
pembuatan suspensi bakteri uji dan kekurahan
KHM dapat ditentukan dengan cara melihat
suspensi masing-masing bakteri uji
larutan dilusi yang masih jernih dengan
distandarkan dengan standar kekeruhan
konsentrasi ekstrak terkecil. Hasil uji dilusi
McFarland 0.5. Tujuan penyetandaran ini
yang telah dilakukan untuk bakteri
adalah untuk mengontrol jumlah bakteri uji
Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833
yang akan digunakan pada metode dilusi cair,
menunjukkan pada semua seri konsentrasi
kekeruhan McFarland 0.5 dianggap sama
tidak dapat diamati kejernihan sampelnya. Hal
dengan kekeruhan bakteri sejumlah 1.5 x 108
tersebut dikarenakan ekstrak yang terlalu
cfu/ml(Sulviana AW, Puspawati N, 2017).
pekat dan berwarna hijau tua, sehingga semua
Metode dilusi cair ini dipilih karena dapat
sampel berwarna gelap dan tidak dapat
digunakan untuk menentukan nilai KHM dan
diamati kejernihannya. Konsentrasi yang
KBM dari ekstrak daun suruhan terhadapat
terlalu tinggi dan warna ekstrak yang cukup
bakteri uji(Prihantoro T, Indra R, 2006).
gelap, mempersulit pengamatan kejernihan
Konsentrasi hambat minimum (KHM)
tabung dilusi pada masing-masing konsentrasi.
dapat diketahui dengan cara melihat adanya

4 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 5 (1), Februari 2020


Desi Purwaningsih dan Destik Wulandari

Penentuan nilai KHM untuk ekstrak suruhan ekstrak dapat diturunkan sampai pada tingkat
sebaiknya menggunakan metode lain seperti, ppm dan dapat menggunakan metode difusi
metode mikro dilusi dimana konsentrasi cakram (Prihantoro T, Indra R, 2006).

Tabel 1. Penentuan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)


Konsentrasi (%)
Replikasi K+ K-
50 25 12.5 6.25 3.12 1.56 0.78 0.39 0.19
1 TT TT TT TT TT TT TT TT TT + -
2 TT TT TT TT TT TT TT TT TT + -
3 TT TT TT TT TT TT TT TT TT + -
Keterangan: TT = Tidak Terlihat; K+ = Kontrol positif (suspensi bakteri); K- = Kontrol negatif (BHI), + = Ada pertumbuhan
bakteri, - = Tidak ada pertumbuhan bakteri

Penentuan konsentrasi bunuh minimum untuk Pseudomonas aeruginosa ATCC 27833


(KBM) dilakukan dengan cara menanam pada dan diinkubasi selama 24 jam. Hasil yang
media selektif hasil dilusi cair yang masih positif ditunjukkan dengan adanya
terlihat jernih, tetapi karena pada perlakuan pertumbuhan bakteri dengan ciri spesifik pada
tidak ada yang terlihat jernih dikarenakan media Pseudomonas selective agar berupa
ekstrak terlalu pekat maka semua konsentrasi fluorescence berwarna hijau disekeliling
digoreskan pada media selektif yaitu, PSA koloni bakteri.

Tabel 2. Penentuan nilai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)


Konsentrasi (%)
Replikasi K+ K-
50 25 12.5 6.25 3.12 1.56 0.78 0.39 0.19
1 - - + + + + + + + + -
2 - - + + + + + + + + -
3 - - + + + + + + + + -
Keterangan: K+ = Kontrol positif; K- = Kontrol negatif; + = Ada pertumbuhan bakteri; - = Tidak ada pertumbuhan bakteri

0.78 0.39 3.12


6.25

0.19 1.56

K- 12.5

K+
50
25

Gambar 3. Hasil goresan larutan dilusi pada media PSA

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa protein yang mengganggu integritas membran


nilai KBM untuk Pseudomonas aeruginosa sel bakteri (Karlina et al., 2005). Saponin
ATCC 27833 adalah 25 %. Artinya pada merupakan zat aktif yang dapat meningkatkan
konsentrasi 25% ekstrak daun suruhan sudah permeabilitas membran sel yang menyebabkan
dapat membunuh bakteri Pseudomonas hemolisis sel sehingga dapat membuat lisis
aeruginosa ATCC 27833. Aktivitas atau pecahnya membran sel bakteri (Buah &
antibakteri ini disebabkan karena tanaman Gardnia, 2010).
suruhan menghasilkan beberapa senyawa Tanaman suruhan memiliki kandungan
metabolit seperti: flavonoid, fenolik, saponin, lain seperti polifenol dan alisin. Polifenol
terpenoid, steroid(Peperomia et al., 2018). mampu merusak membran sel, mendenaturasi
Flavonoid dapat mengganggu permeabilitas protein, dan menginaktifkan enzim sehingga
sel bakteri, dengan cara membentuk kompleks dinding sel bakteri akan mengalami penurunan

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 5 (1), Februari 2020 5


Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Suruhan

permeabilitas yang dapat mengganggu Karlina, C. Y., Ibrahim, M., & Trimulyono, G.
pertukaran zat yang dibutuhkan untuk 2005. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Herba
metabolisme. Sementara alisin merupakan Krokot ( Portulaca oleracea L .) terhadap
senyawa organosulfur yang dapat Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
menghambat proses pertumbuhan ataupun paath JM, R. M. 2014. Aplikasi Trichoderma
reproduksi bakteri dengan cara menyerang koningii dan Pseudomonas berfluoresensi
katalisator enzim dari dalam sel bakteri untuk Pengendalian Penyakit Cabai di
(Dandirwalu, 2015). Minahasa, Sulawesi Utara. Jurnal
Fitopatologi Indonesia, 10(4), 133–137.
https://doi.org/10.14692/jfi.10.4.133
Simpulan Pagani, L., Colinon, C., Migliavacca, R., Labonia,
M., Docquier, J. D., Nucleo, E., Spalla, M.,
Ekstrak etanol daun suruhan (Peperomia Bergoli, M. L., & Rossolini, G. M. 2005.
pellucida L. Kunth) memiliki aktivitas Nosocomial outbreak caused by multidrug-
antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa resistant Pseudomonas aeruginosa producing
ATCC 27833 dengan Konsentrasi Bunuh IMP-13 metallo-β-lactamase. Journal of
Minimum (KBM) sebesar 25% atau 0,25 Clinical Microbiology, 43(8), 3824–3828.
g/mL. Penelitian lanjutan perlu dilakukan https://doi.org/10.1128/JCM.43.8.3824-
isolasi senyawa antibakteri berupa: flavonoid, 3828.2005
fenolik, saponin, terpenoid, steroid untuk Pasril, Y., Yuliasanti, A., & Umy, G. F. 2014. Daya
mendapatkan antibakteri yang lebih efektif. Antibakteri Ekstrak Daun Sirih Merah (
Piper Crocatum ) terhadap Bakteri
Enterococcus Faecalis sebagai Bahan
Daftar Pustaka Medikamen Saluran Akar dengan Metode
Dilusi Anti-Bacterial Power of Red Batel
Article, O., Biswal, I., Arora, B. S., & Kasana, D. Leaves ( Piper Crocatum ) to Enterococcus
2014. Incidence of Multidrug Resistant Faecalis Bacteria as. IDJ, 3(1), 88–95.
Pseudomonas Aeruginosa Isolated from Peperomia, S., Kunt, L., Abriyani, E., & Si, M.
Burn Patients and Environment of Teaching. 2018. Identifikasi sederhana metabolit
8(5), 5–8. sekunder tumbuhan sasaladahan. Pharma
https://doi.org/10.7860/JCDR/2014/7483.43 Xplore : Jurnal Ilmu Farmasi, 3(1), 164–
83 169.
Brooks, Geo F . Butel, Janet. Morse, S. A. 2004. Prihantoro T, Indra R, S. 2006. Efek Antibakteri
Mikrobiologi Iftdokteran (Vol. 23). Ekstrak Kulit Buah Delima ( Punica
Buah, K., & Gardnia, M. 2010. Ujiaktivitas granatum) Terhadap Shigella dysentriae
Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis Secara In Vitro. Kedokteran Brawijaya,
(Gardnia mangostana Linn). XX(30), 65–69. XXII, 101–104.
Dan, I., Bakteri, I., Laktat, A., Buah, D., & Radji, M., Fauziah, S., & Aribinuko, N. 2011.
Mangifera, M. 2015. Isolasi dan Identifikasi Antibiotic sensitivity pattern of bacterial
Bakteri Asam Laktat (Bal) Dari Buah pathogens in the intensive care unit of
Mangga ( Mangifera indica L . ). 1(2), 159– Fatmawati Hospital , Indonesia. Asian
163. Pacific Journal of Tropical Biomedicine,
1(1), 39–42. https://doi.org/10.1016/S2221-
Dandirwalu, E. 2015. Uji Daya Hambat Ekstrak 1691(11)60065-8
Etanol Suruhan ( Piperumia pellucida L . H
. B Kunth ) terhadap Pertumbuhan Bakteri Rukmono, P., & Zuraida, R. 2013. Uji Kepekaan
Staphylococcus aureus Secara In-Vitro. 2, Antibiotik Terhadap Pseudomonas
8–14. aeroginosa Penyebab Sepsis Neonatorum.
14(5), 332–336.
Fitri L, Y. Y. 2011. Isolasi dan Pengamatan
Morfologi Koloni Bakteri Kitinolitik. Jurnal Sulviana AW, Puspawati N, R. R. 2017. Identifikasi
Ilmiah Pendidikan Biologi, 3(2), 20–25. Pseudomonas aeruginosa dan Uji
Sensitivitas terhadap Antibiotik dari Sampel
Helmi, A., Nelmi, A., Dian, H., & Rosalinda, R. Pus Infeksi Luka Operasi di RSUD Dr.
2006. Standarisasi ekstrak etanol Daun Moewardi. 10(02), 18–24.
Eugenia cumini Merr. J. Sains Tek. Far,
11(2), 88–93. Utami, E. R. 2002. 124 antibiotika, resistensi, dan

6 Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 5 (1), Februari 2020


Desi Purwaningsih dan Destik Wulandari

rasionalitas terapi. 124–138. Anticancer , Antimicrobial, Antioxidant


Properties and Chemical Compositions of
Vahdani, M., Azimi, L., Asghari, B., Bazmi, F., &
Peperomia pellucida Leaf Extract. 3–7.
A, R. L. 2012. Phenotypic Screening Of
Extended-Spectrum ß-Lactamase And Wulandari, D., & Purwaningsih, D. 2016. Uji
Metallo-ß-Lactamase In Multidrug-Resistant Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Pseudomonas aeruginosa From Infected Suruhan ( Peperomia pellucida L . Kunth )
Burns. XXV(June), 78–81. Terhadap Bakteri Shigella dysentriae. Jurnal
Farmasi Indonesia, 13(2), 171–177.
Wei, L. S., Wee, W., Yong, J., Siong, F., &
Syamsumir, D. F. 2011. Characterization of

Biota: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati, Vol. 5 (1), Februari 2020 7

You might also like