Studi Karakterisasi Pencampuran Biodiesel Dengan Minyak Solar

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

STUDI KARAKTERISASI PENCAMPURAN BIODIESEL

DENGAN MINYAK SOLAR


A Study of Characterization of Biodiesel Blending with Petroleum
Diesel
SD Sumbogo Murti
Pusat Teknologi Sumberdaya Energi (PTPSE)
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Gedung 625 Kawasan PUSPIPTEK Serpong - Tangerang Selatan 15314
Email: [email protected]

Diterima: 18 April 2017; Diperiksa: 10 Mei 2017; Revisi: 22 Mei 2017; Disetujui: 5 Juni 2017

Abstract
Biodiesel is an alternative fuel similar to conventional petroleum diesel. Biodiesel can be produced
from straight vegetable oil, animal oil or fats, tallow and waste cooking oil.The physical properties of
biodiesel are similar to those of petroleum diesel, but the fuel significantly reduces green house gas
emission and toxic air pollutants. However, there are some disadvantages of biodiesel such as
vulnerable to water contamination, lower energy content as well as having problems at low
temperatures. Biodiesel can be blended and used in many different concentrations. The Goverment of
Indonesia has launched a policy of biodiesel mix gradually to 30% in 2020. To ensure that policy
implementation, a study of biodiesel blending with petroleum diesel. The biodiesel was made from
Palm oil, Jatropha oil and Canola oil. The blending has been carried out with various compositions.
Some thermophysical properties of the mixture have been investigated in accordance to ASTM
standard. The measurement result of biodiesel blends fuel varies according to the mixture composition
and origin of biodiesel. Generally, the properties of Palm oil and Canola oil biodiesel blend fuel can
meet the standards that apply in Indonesia but biodiesel from Jatropha oil cannot meet the quality
standards for oxidation stability. Antioxidant can be used to improve the oxidation stability of biodiesel
and its mixture.

Keywords: fuel properties, biodiesel blend, palm oil, jatropha oil, canola oil

Abstrak
Biodiesel adalah bahan bakar alternatif yang mirip dengan solar dari minyak bumi. Biodiesel dapat
diproduksi dari minyak nabati langsung, minyak hewani atau lemak dan minyak goreng bekas. Sifat
fisik biodiesel mirip dengan minyak bumi, tapi biodiesel secara signifikan mengurangi emisi gas rumah
kaca dan polutan udara yang beracun. Namun, ada beberapa kekurangan biodiesel seperti rentan
terhadap kontaminasi air, kandungan energi lebih rendah serta memiliki masalah pada suhu rendah.
Biodiesel dapat dicampur dan digunakan dalam berbagai konsentrasi. Pemerintah Indonesia telah
meluncurkan kebijakan campuran biodiesel secara bertahap sampai 30% pada tahun 2020. Untuk
memastikan pelaksanaan kebijakan tersebut, sebuah studi tentang pencampuran biodiesel dengan
minyak bumi telah dilakukan. Biodiesel dibuat dari minyak kelapa sawit, minyak jarak pagar dan
minyak canola. Pencampuran dilakukan dengan berbagai komposisi. Beberapa sifat termofisik dari
campuran telah diteliti sesuai dengan standar ASTM. Hasil pengukuran campuran bahan bakar
biodiesel bervariasi sesuai dengan komposisi campuran dan asal biodiesel. Umumnya, sifat biodiesel
campuran dari minyak kelapa sawit dan minyak Canola dapat memenuhi standar yang berlaku di
Indonesia. Di sisi lain biodiesel dari minyak jarak tidak dapat memenuhi standar kualitas stabilitas
oksidasi.

Kata kunci: sifat bahan bakar, campuran biodiesel, minyak sawit, minyak jarak, minyak canola

1. PENDAHULUAN sepanjang tahun, 91 persennya dicampur dengan


Indonesia mulai menerapkan kebijakan B20 pada bahan bakar solar bersubsidi dan sisanya
awal tahun 2016 untuk sektor transportasi dan dicampur dengan bahan bakar non-subsidi (BPPT,
industri, sementara sektor pembangkit listrik 2015). Sebagai bagian dari kebijakan energi,
diwajibkan untuk mencampur 30 persen biodiesel pemanfaatan biofuel (biodiesel) terus ditingkatkan
(B30) pada saat bersamaan. Akibatnya, Indonesia secara kualitas dan jumlahnya (Dadan Kusdiana,
mampu mengonsumsi 2,7 juta kiloliter biodiesel 2014). Biodiesel dapat diproduksi dari berbagai

Studi Karakterisasi Pencampuran ................ (SD Sumbogo Murti) 1


macam bahan baku diantaranya Kelapa sawit dalam berbagai komposisi sangat dimungkinkan
(Leyvison Rafael V., et.al., 2016), canola (Obie Farobie, et.al., untuk meningkatkan kualitas bahan bakar. Tetapi
2014), Jatropha (Joana Rodrigues, et.al., 2016), maupun perbedaan kimiawi biodiesel solar dapat
alga (Kamoru A. Salam, et.al., 2016). Masing masing menyebabkan perbedaan sifat fisika-kimia yang
produk biodiesel mempunyai karakteristik akan mempengaruhi kinerja mesin dan emisi
tersendiri sesuai dengan bahan baku maupun polutan (MB Dantas, et.al., 2011).
prosesnya (Vanessa F. de Almeida, et.al., 2015). Untuk meningkatkan kualitas campuran
Pemakaian biodiesel untuk bahan bakar biodiesel dengan minyak solar, beberapa peneliti
kendaraan bermotor di Indonesia lansung dari luar negri juga telah melakukan penelitian
dicampur dengan minyak solar yang dijual oleh PT dengan mencapur biodiesel dari bahan baku yang
Pertamina dengan nama produk biosolar. Saat ini berbeda dengan minyak solar. Yusuf dan Khan
kandungan biodiesel dalam biosolar yang dijual telah mencampur biodiesel dari biji karet/sawit
oleh pertamina sebesar 20% sesuai dengan (Yusup, S., Khan, M., 2010), sedangkan Alptekin dan
mandatori BBM yang dituangkan dalam Permen Canaki telah mencampur minyak solar dengan
ESDM No 25 tahun 2013 untuk percepatan dan biodiesel dengan bahan baku biji bunga matahari,
peningkatan mandatori pemanfaatan BBN. canola, kedelai, biji kapas, jagung dan limbah sawit
Prosentasi biodiesel dalam biosolar untuk (Alptekin, E., Canakci, M., 2008). Teixeira dkk melakukan
transportasi terus meningkat, dari 10 % tahun penelitian tentang pencampuran biodiesel dari
tahun 2013 menjadi 25% pada tahun 2025. beef tallow/minyak kedelai (Teixeira, L.S.G., et.al.,
Untuk memenuhi target pemerintah pada tahun 2010), Sementara Sarin dkk, mencampurnya
2025 yaitu pemakaian 25% biodiesel pada dengan sawit/jarak pagar dan pongamia (Sarin, A.,
biosolar, maka kualias biodisel harus memenuhi et.al., 2009).
standar dan mutu (spesifikasi) BBN jenis Biodiesel Pedro Benjumea berhasil menemukan formula
yang dipasarkan di dalam negeri sebagaimana bahwa dalam pencampuran biodisel dan disel
telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal minyak bumi berlaku persamaan Arrhenius yang
EBTKE No. 723K/10/DJE/2013 yang disusun melibatkan fraksi volume dan karakteristik
berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) campuran (Benjumea P, et.al., 2008). Sementara itu
7182:2012 tentang Biodiesel. untuk menentukan sifat campuran yang juga
Biodiesel telah dipakai di banyak negara karena bersifat aditif antara sifat biodiesel dan solar
mempunyai banyak kelebihan diantaranya bisa minyak bumi adalah sebagai berikut :
meningkatkan efisiensi pembakaran mengurangi
emisi karbon monoksida (CO) (B.K. Barnwal, M.P. Sifat campuran = (%vol. biodiesel x sifat biodiesel)
Sharma, 2005), tidak mengandung sulfur atau + (%vol. disel x sifat diesel)
senyawa aromatik dengan demikian memberikan
kontribusi terhadap penurunan tingkat emisi mesin Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
diesel knalpot (S. Kalligeros, et.al., 2003) meningkatkan menginvestigasi sifat bahan bakar campuran
cetane number, sehingga dapat memperpendek biodiesel dari minyak kelapa sawit, minyak jarak
ignition delay (R.O. Dunn, 2005). Campuran bahan dan minyak kanola dengan solar minyak bumi
bakar biodiesel-diesel atau bahkan biodiesel murni untuk memastikan bahwa sifat bahan bakar
dapat digunakan di mesin diesel dengan sedikit campuran tersebut memenuhi standar
modifikasi (J.V. Gerpen, 2005), bahkan biodiesel dapat persyaratan yang berlaku di Indonesia. Hal ini
meningkatkan pelumasan, sehingga bisa dilakukan dalam rangka mendukung kebijakan
meningkatkan umur komponen mesin (E. Alptekin, pemerintah untuk meningkatkan target
M. Canakci, 2008). Namun demikian, biodiesel juga penggunaan biodiesel untuk transportasi dan
mempunyai beberapa kelemahan yaitu energi industri dari 20% menjadi 25% pada tahun 2025.
yang nilai kalor dan volatilitas yang lebih rendah Dari penelitian ini diharapkan bahwa semua
serta viskositas yang lebih tinggi jika dibanding minyak tersebut dapat memenuhi standar
minyak solar (M.S. Shehata, 2013 ; J.P. Szybist, et.al., spesifikasi bahan bakar yang berlaku.
2005).
Ester lemak (fatty ester) penyusun biodiesel
dapat menentukan keseluruhan sifat bahan bakar 2. BAHAN DAN METODE
biodisel tersebut, yang sangat dipengaruhi oleh
struktur asam lemak dan gugus alkohol 2.1. Bahan
penyusunnya. Selain itu sifat fisik bahan bakar Biodiesel yang dipakai pada penelitian ini berasal
molekul ester lemak dipengaruhi oleh panjang dari minyak canola dan minyak kelapa sawit, dan
rantai, derajat ketidakjenuhan dan percabangan minyak jarak, sedangkan solar yang dipakai
rantai. Sedangkan sifat bahan bakar biodiesel adalah minyak solar komersial. Pembuatan
yang dipengaruhi oleh profil asam lemak dan faktor biodisel dilakukan melalui proses transesterifikasi
struktural berbagai ester lemak meliputi kualitas menggunakan metanol dan kalium hidroksida
ignition, panas pembakaran, cold flow, stabilitas (KOH) sebagai katalis. Sebanyak 6,68g KOH
oksidasi, emisi gas buang, viskositas dan lubrisitas dilarutkan ke dalam 50g metanol dan kemudian di
(Refaat AA. 2009). campur dengan 400g minyak nabati yang
Biodiesel dapat tercampur sempurna dengan digunakan. Campuran kemudian dipanaskan pada
minyak solar dari minyak bumi dan pencampuran suhu 50oC selama 2 jam. Gliserol yang terbentuk

2 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 13, No. 1, Juni 2017 Hlm. 1-6
dihilangkan melalui pemisahan gravitasi, penurunan tekanan proses oksidasi, yang
sedangkan metanol dihilangkan dengan rotary dipercepat oleh tekanan panas dan oksigen.
evaporator yang dilakukan setelah campuran 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
dingin pada suhu ruang. FAME dicuci dengan air Untuk memastikan bahwa bahan bakar dari
sampai tercapai pH netral menghasilkan metil campuran tersebut memenuhi standar spesifikasi
ester. bahan bakar diesel / solar yang berlaku, maka
Pencampuran biodiesel dengan minyak solar karakteristik campuran biodiesel – solar harus
dilakukan dengan komposisi biodiesel 0 – 100 % diketahui dengan pasti. Tabel 2 menunjukkan
volume. Tabel 1 menunjukkan daftar sampel hasil Spesifikasi Biodiesel Indonesia menurut Standar
pencampuran biodisel dengan solar minyak bumi. Nasional Indonesia (SNI untuk biodiesel,
Campuran biodiesel dengan minyak solar diaduk sedangkan Tabel 3 menunjukkan karakteristik
selama 30 menit untuk memastikan kedua minyak biodiesel awal dari minyak kelapa sawit, minyak
bercampur sempurna dan homogen. kanola dan minyak jarak serta solar minyak bumi
yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 1. Daftar sampel campuran biodisel dan
solar Tabel 2. Spesifikasi biodiesel Indonesia

2.2. Analisa Densitas


Densitas merupakan parameter biodiesel yang
penting, yang berdampak pada kualitas bahan Dari Tabel 2, terlihat bahwa densitas minyak
bakar. Densitas biodiesel dan campurannya dalam biodiesel murni (B100) lebih tinggi dibanding
penelitian ini diukur dengan menggunakan alat dengan solar dari minyak bumi. Begitu juga nilai
Aton Paar DMA 4100 pada suhu 15oC sesuai untuk viskositasa kinematik yang jauh lebih tinggi
dengan ASTM D-941. Metode uji ini mencakup dibanding minyak solar. Sementara itu Stabilitas
pengukuran densitas bahan hidrokarbon yang oksidasinya sangat rendah. Untuk itulah dalam
dapat ditangani dengan cara biasa sebagai cairan pemakaiannya biodiesel ini harus dicampur
pada suhu uji yang ditentukan 20 sampai 25oC. dengan solar pada komposisi tertentu agas bisa
Aplikasinya dibatasi pada cairan yang memiliki memenuhi standar biodiesel yang telah
tekanan uap kurang dari 80 kPa (600 mmHg) dan ditetapkan.
memiliki viskositas kurang dari 15 mm2 / s (cst)
pada suhu 20oC. Tabel 3. Karakteristik biodiesel dan solar yang
dipakai dalam penelitian
2.3. Analisa Viskositas Kinematik
Viskositas kinematis biodiesel dan bahan bakar
campurannya diukur dengan menggunakan water-
bath (VB-X6 Yoshida Kagaku Kikai Co. Japan)
pada suhu 40oC. Ini mengacu pada ISO 4104: 1996
dan ASTM D-445 untuk viskositas kinetik. 3.1. Densitas
Pengukuran dilakukan dengan metode duplo. Densitas merupakan sifat penting bahan bakar
Metode uji ini menentukan suatu prosedur yang mempengaruhi kinerja bahan bakar tersebut
pengukuran viskositas kinematik dengan dalam kualitas atomisasi dan pembakaran.
mengukur waktu untuk volume cairan yang Densitas biodisel pada umumnya lebih tinggi
mengalir berdasar gravitasi melalui viskometer daripada solar dan dipengaruhi oleh komposisi
kapiler gelas yang dikalibrasi. asam lemak dan kemurniannya. Densitas bisa
digunakan sebagai indikator adanya kontaminasi,
2.4. Stabilitas Oksidasi karena kontaminasi dalam biodisel berpengaruh
Stabilitas oksidasi diukur dengan Petro Test. pada densitas secara signifikan. Menurut mert
Metode PetroOXY dikembangkan dari Metode Gulum dan Atilla Bilgin 2015 (Mert Gulum and Atilla
Bom ISO 7536 - ASTM D 525 - IP 40. Metode ini Bilgin, 2015), densitas sangat mempengaruhi angka
mendeteksi hasilnya secara langsung dari setana dan nilai kalor bahan bakar.

Studi Karakterisasi Pencampuran ................ (SD Sumbogo Murti) 3


Gambar 1. Profil densitas campuran biodisel dan solar

Gambar 1 menunjukkan bahwa densitas Nilai viskositas dapat diturunkan dengan cara
campuran biodiesel dan solar pada berbagai menurunkan komposisi pencampuran biodisel dan
komposisi masih berada di dalam spesifikasi menaikkan temperatur.
standar densitas solar Indonesia (0,815 – 0,860).
Semakin besar komposisi biodisel,semakin tinggi
pula densitas campuran. Hal ini disebabkan oleh
densitas awal biodisel yang lebih besar daripada
densitas solar minyak bumi.

3.2. Kinematik Viscosity


Viskositas kinematik adalah salah satu parameter
biodiesel yang harus diketahui sebelum
diimplementasikan pada kendaraan. Hal ini
penting karena biodiesel biasanya mempunyai
viskositasyang lebih tinggi dibanding minyak solar.
Viskositas dapat dinyatakan sebagai tahanan Gambar 2. Profil viskositas kinematik campuran
aliaran fluida yang merupakan gesekan antara biodisel dan solar
molekul – molekul cairan satu dengan yang lain.
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat 3.3. Stabilitas Oksidasi
dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan Oksidasi bahan bakar minyak dapat menghasilkan
sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir endapan berupa lumpr yang dapat merusak
dikatakan memiliki viskositas yang tinggi. sistem injeksi bahan bakar modern dengan
Viskositas biodiesel biasanya lebih rendah dari menyumbat filter.
viskositas minyak asal nya. Sehingga Stabilitas oksidasi biodisel lebih rendah
menyebabkan atomisasi yang lebih baik dari daripada solar minyak bumi karena lipida bisa
bahan bakar tersebut di ruang bakar mesin. mengalami proses autooksidasi yang terjadi
Gambar 2 menunjukkan hasil pengukuran secara biologi maupun kimiawi. Oksidasi biodisel
viskositas kinematik dari campuran biodiesel menyebabkan perubahan sifat seperti kenaikan
dengan solar. Standar Biodiesel Indonesia bilangan asam, bilangan peroksida dan viskositas.
memberikan batasan bahwa kinematik viscosity Evaluasi stabilitas oksidasi sangat diperlukan
bio solar adalah 2.3 - 6.0 mm2/s (cSt) menurut terutama untuk menentukan metode penyim-
ASTM D- 445. Diantara biodiesel murni yang panan. Berdasarkan bahan bakunya, semakin
diukur (B100), Sawit memiliki viskositas tertinggi tinggi tingkat ketidakjenuhan, semakin besar
yaitu sebesar 5.30 mm2/s. Sementara untuk kecenderungan untuk mengalami oksidasi.
Kanola dan Jarak memiliki KV yang sama yaitu Menurut Pinzi (Pinzi S, et.al., 2009), tingkat oksidasi
sebesar 5.21 mm2/s. Campuran solar-biodiesel biodisel lebih dipengaruhi oleh komposisi alkil
secara biner menunjukkan angka dalam rentang ester daripada lingkungan. Stabilitas oksidasi
yang diizinkan untuk semua persentase. Hal ini campuran biodisel, baik dari minyak sawit, jarak
mengindikasikan bahwa pencampuran biodiesel maupun kanola semakin rendah dengan
dari berbagai macam bahan baku (sawit, canola bertambahnya persentase biodisel, sebagaimana
dan jarak) bisa memenuhi standar nasional yang ditampilkan pada Gambar 3. Biodisel minyak jarak
berlaku di Indonesia untuk viskositas kine- memiliki stabilitas paling rendah yaitu 14 menit dan
matiknya. campurannya pun tidak memenuhi standar

4 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 13, No. 1, Juni 2017 Hlm. 1-6
spesifikasi biodisel (27 menit). Hal ini disebabkan
J.V. Gerpen, (2005). Biodiesel processing and production, Fuel
oleh tingginya kandungan asam tidak jenuh yaitu Process. Technol. 86 (10) 1097–1107.
asam linoleat dan linolenat dalam minyak jarak
(Silitonga, et.al., 2013). Hal ini bisa diatasi dengan Joana Rodrigues, Véronique Perrier, Jérôme Lecomte, Eric
penambahan antioksidan untuk meningkatkan Dubreucq, Suzana Ferreira-Dias, (2016). Biodiesel
production from crude jatropha oil catalyzed by immobilized
stabilitas oksidasi campuran. lipase/acyltransferase from Candida parapsilosis in aqueous
medium, Bioresource Technology, Volume 218, Pages 1224-
1229

Kamoru A. Salam, Sharon B. Velasquez-Orta, Adam P. Harvey,


(2016). A sustainable integrated in situ transesterification of
microalgae for biodiesel production and associated co-
product-a review, Renewable and Sustainable Energy
Reviews, Volume 65, Pages 1179-119

Leyvison Rafael V. da Conceição, Livia M. Carneiro, J. Daniel


Rivaldi, Heizir F. de Castro, (2016). Solid acid as catalyst for
biodiesel production via simultaneous esterification and
transesterification of macaw palm oil, Industrial Crops and
Products, Volume 89, Pages 416-424

M.S. Shehata, (2013). Emissions, performance and cylinder


pressure of diesel engine fuelled by biodiesel fuel, Fuel 112,
513–522.
Gambar 3. Profil stabilitas oksidasi campuran
biodisel dan solar MB Dantas, AR Albuquerque, LEB Soledade, N Queiroz, ASI
4. KESIMPULAN Maia, Santos MGAL, (2011). Biodiesel from soybean oil,
Karakteristik campuran bahan bakar diesel bersifat jatropha oil and their blends oxidative stability by PDSC and
rancimat, Journal of Thermal Analysis and Calorimetry. 2011 :
aditif antara sifat biodisel dan solar sesuai fraksi 106607-106611.
volume campuran yang digunakan. Dari studi ini
terlihat bahwa campuran solar dan biodisel dari Mert Gulum and Atilla Bilgin, (2015). Density, flash point and
minyak sawit dan minyak kanola pada berbagai heating value variations of corn oil biodiesel-diesel fuel
blends, Fuel Processing Technology. 2015;134 : 456-464.
komposisi memenuhi standar spesifikasi bahan
bakar biodisel di Indonesia, sehingga dapat Obie Farobie, Takashi Yanagida, Yukihiko Matsumura, (2014).
dipakai sebagai bahan bakar masa depan yang New approach of catalyst-free biodiesel production from
ramah lingkungan dan terbarukan. Namun untuk canola oil in supercritical tert-butyl methyl ether (MTBE), Fuel,
Volume 135, Pages 172-181)
minyak jarak tidak memenuhi persyaratan untuk
stabilitas oksidasinya. Hal ini perlu perlakuan Pinzi S, Garcia IL, Lopez-Gimenez FJ, Luque de Castro MD,
khusus untuk bisa dipakai sebagai bahan bakar. Dorado G, Dorado M P, (2009). The ideal vegetable oil-based
biodiesel composition : A review of social, economical and
technical implications, Energy Fuels. 23: 2325
DAFTAR PUSTAKA R.O. Dunn, (2005). Effect of antioxidants on the oxidative
A.S. Silitonga, H.H. Masjuki, T.M.I. Mahlia, H.C.Ong, stability of methyl soyate (biodiesel), Fuel Process. Technol.
W.T.Chong, M.H.Boosroh, (2013). Overview properties of 86 (10) 1071–1085.
biodiesel diesel blends from edible and non-edible feedstock,
Renewable and Sustainable Energy Reviews. 22 : 346-360. Refaat AA. (2009). Correlation between the chemical structure
of biodiesel and its physical properties, Int. J. Environ. Sci.
Alptekin, E., Canakci, M., (2008). Determination of the density Tech., 6(4), 677-694
and the viscosities of biodiesel–diesel fuel blends, Renew
Energy, 33, 2623–2630. S. Kalligeros, F. Zannikos, S. Stournas, E. Lois, G.
Anastopoulos, C. Teas, F.Sakellaropoulos, (2003). An
B.K. Barnwal, M.P. Sharma, (2005). Prospects of biodiesel investigation of using biodiesel/marine diesel blends on the
production from vegetable oils in India, Renew. Sust. Energ. performance of a stationary diesel engine, Biomass
Rev. 9 (4) 363–378. Bioenergy 24 (2) 141–149.
Benjumea P, Agudelo J, Agudelo A., (2008). Basic properties of Sarin, A., Arora, R., Singh, N.P., Sarin, R., Malhotra, R.K.,
palm oil biodiesel-diesel blends, Fuel. 2008; 87 : 2069-2075. Kundu, K., (2009). Effect of blends of palm-jatropha-
pongamia biodiesels on cloud point and pour point, Energy,
BPPT, (2015). Outlook Energi Indonesia. 34, 2016–2021.
Dadan Kusdiana, (2014). Kebijakan dan implementasi Teixeira, L.S.G., Couto, M.B., Souza, G.S., Filho, M.A., Assis,
mandatori pemanfaatan bahan bakar nabati biodiesel”, J.C.R., Guimaraes, P.R.B., Pontes, L.A.M., Almeida, S.Q.,
disampaikan pada “Sosialisasi Biosolar kepada Pati/Pamen Teixeira, J.S.R., (2010). Characterization of beef tallow
di Lingkungan TNI AL, Jakarta 19 Mei 2014 biodiesel and their mixtures with soybean biodiesel and
mineral diesel fuel, Biomass Bioenergy, 34, 438–441.
E. Alptekin, M. Canakci, (2008). Determination of the density
and the viscosities of biodiesel–diesel fuel blends, Renew. Vanessa F. de Almeida, Pedro J. García-Moreno, Antonio
Energy 33 (12), 2623–2630. Guadix, Emilia M. Guadix, (2015). Biodiesel production from
mixtures of waste fish oil, palm oil and waste frying oil:
J.P. Szybist, A.L. Boehman, J.D. Taylor, R.L. McCormick, Optimization of fuel properties, Fuel Processing Technology,
(2005). Evaluation of formulation strategies to eliminate the Volume 133, May 2015, Pages 152-160,
biodiesel NO effect, Fuel Process. Technol. 86 (10),
1109–1126.

Studi Karakterisasi Pencampuran ................ (SD Sumbogo Murti) 5


S. Madiwale, V. Bhojwani, 2016, An Overview on Production,
Properties, Performance and Emission Analysis of Blends of
Biodiesel, Procedia Technology, Volume 25, Pages 963-973)

Yusup, S., Khan, M., (2010). Basic properties of crude rubber


seed oil and crude palm oil blend as a potential feedstock for
biodiesel production with enhanced cold flow characteristics.
Biomass Bioenergy, 34, 1523–1526.

6 Jurnal Energi dan Lingkungan Vol. 13, No. 1, Juni 2017 Hlm. 1-6

You might also like