Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tindakan Yang Menurunkan Kualitas Audit
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tindakan Yang Menurunkan Kualitas Audit
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Tindakan Yang Menurunkan Kualitas Audit
Kurnia
[email protected]
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Ernie Tisnawati Sule
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung
ABSTRACT
This study examines the effect of supervision and job satisfaction on reduced audit quality. Based on the
literature review, this study hypothesize that supervision and job satisfaction have an effect on reduced audit
quality. This study uses data from auditors of audit firms listing in Bapepam-Lembaga Keuangan (LK). Data
was collected through questionnaires. The respondents of this research are junior auditors, senior, supervisor,
and manager. Data were analyzed using multiple regression analysis for testing hypothesis. The results show
that supervision and job satisfaction have a negatively effect on reduced audit quality. Spesifically, this study
indicates that auditors who have perceived that supervision isn’t effective are more likely to commit reduced
audit quality. The results also indicate that auditors who their job satisfaction is lower tend to engage in reduced
audit quality. Based on these results, to improve the quality of audit, quality control system in KAP should
ensure that the supervision procedures have been implemented as appropriate, as well as ensuring that all work
has been supervised by his superior auditor. Based on the results of this study also suggested that KAP improve
conditions that can cause job dissatisfaction.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menguji pengaruh supervisi dan kepuasan kerja terhadap tindakan yang
menurunkan kualitas audit. Berdasarkan tinjauan literatur, hipotesis penelitian ini menyatakan bahwa
supervisi dan kepuasan kerja berpengaruh terhadap tindakan yang menurunkan kualitas audit.
Penelitian ini menggunakan data hasil survey dari auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
terdaftar pada Bapepem-Lembaga Keuangan (LK). Data dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner dari responden yang terdiri atas auditor junior, auditor senior, supervisor, dan manajer.
Teknik pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa supervisi dan kepuasan kerja berpengaruh negatif terhadap
tindakan yang menurunkan kualitas audit. Secara khusus, penelitian ini menunjukkan bahwa auditor
yang merasa bahwa supervisi tidak dilaksanakan secara efektif lebih cenderung untuk melakukan
tindakan-tindakan yang menurunkan kualitas audit. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa
auditor yang merasakan kepuasan kerja lebih rendah cenderung untuk melakukan tindakan-tindakan
yang menurunkan kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian ini, untuk meningkatkan kualitas
audit, sistem pengendalian kualitas di KAP harus dapat menjamin bahwa prosedur supervisi telah
dijalankan sebagaimana mestinya, serta memastikan bahwa semua pekerjaan auditor telah
disupervisi oleh atasannya. Berdasarkan hasil penelitian ini juga, disarankan agar KAP memperbaiki
kondisi-kondisi yang dapat menimbulkan terjadinya ketidak-puasan kerja.
1
2 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 1 – 23
Tabel 1
Rekapitulasi hasil peer review terhadap kertas kerja auditor
Jumlah KAP/
No. Uraian pelanggaran
(%)
1. Tidak melakukan pengujian yang memadai atas suatu akun 9 KAP (90%)
2. Dokumentasi tidak memadai 7 KAP (70%)
3. Tidak melakukan kontrol hubungan 5 KAP (50%)
4. Tidak melakukan uji ketaatan terhadap peraturan 4 KAP (40%)
5. Tidak membuat kesimpulan audit 4 KAP (40%)
6. Tidak melakukan perencanaan sampel audit 3 KAP (30%)
7. Tidak melakukan pengujian fisik 2 KAP (20%)
8. Tidak melakukan pengkajian terhadap risiko audit dan 2 KAP (20%)
materialitas
9. Tidak memahami dan mempelajari peraturan perbankan 1 KAP (10%)
10. Program audit yang tidak sesuai dengan karakteristik bisnis klien 1 KAP (10%)
Standar pelaporan pengungkapan yang tidak memadai
11. Opini audit yang tidak sesuai dengan standar 8 KAP (80%)
12. Kesalahan pengklasifikasian suatu transaksi 1 KAP (10%)
13. Laporan audit yang tidak sesuai dengan standar 1 KAP (10%)
14. 1 KAP (10%)
Sumber: Fatchurrohman (2001)
4 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 1 – 23
Dari keseluruhan KAP (10 KAP) yang 2006). Supervisi adalah unsur sangat
direview, hanya 1 KAP, yaitu KAP H.S. penting dalam audit karena banyaknya
(Fatchurrohman, 2001) yang menurut hasil pekerjaan yang harus dikerjakan oleh
penilaian BPKP tidak terdapat temuan pe- auditor level bawah (Arens et al., 2008).
nyimpangan dari standar auditing. Adapun Hampir sebagian besar pekerjaan lapangan
akibat ketika audit melanggar standar audit dilakukan oleh auditor ditingkat yang lebih
seperti yang terdapat dalam hasil pe- rendah, oleh karena itu untuk menjaga agar
meriksaan BPKP adalah kemungkinan audit yang dilaksanakan memenuhi standar
terbesarnya auditor tidak dapat menemu- yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan
kan kesalahan atau ketidaksesuaian dengan program supervisi (Arens et al., 2008). Huda
Standar Akuntansi Keuangan (SAK), serta (2000) menyatakan bahwa tujuan supervisi
akhirnya memberikan pendapat yang me- adalah untuk meningkatkan produktivitas
nyesatkan tentang laporan keuangan yang tenaga kerja yang bersangkutan, selain
diauditnya. untuk menjamin bahwa perencanaan akan
Pelanggaran terhadap SPAP ataupun dilaksanakan sebagimana nyatanya. Dalam
SAK tersebut menunjukkan bahwa sebagian pelaksanaan audit, auditor level lebih
Kantor Akuntan Publik belum melaksana- rendah diberi tugas untuk melaksanakan
kan pekerjaannya sesuai dengan standar berbagai prosedur audit yang telah ditetap-
yang seharusnya dipatuhi. Hal tersebut juga kan sebelumnya. Agar pelaksanaan pro-
dapat menunjukkan bahwa kinerja dari sedur audit tersebut sesuai dengan yang
para staf auditor sebagai anggota tim audit direncanakan maka harus ada pihak (atas-
belum sepenuhnya sesuai dengan yang an) yang mengawasi pelaksanan pekerjaan
diharapkan. Kasus-kasus ketidakpatuhan yang dilakukan oleh auditor tersebut
tersebut seharusnya menjadi peringatan (Messier et al., 2006). Kualitas audit sangat
bagi para staf auditor agar mereka selalu ditentukan oleh kinerja profesional anggota
melaksanakan pekerjaannya dengan penuh tim audit (Herbach, 2001). Dengan adanya
kehati-hatian, dan berusaha untuk menjaga supervisi diharapkan mutu pekerjaan yang
atau mempertahankan kualitas hasil audit- dilaksanakan oleh para staf audit dapat
nya. Kualitas audit merupakan suatu faktor ditingkatkan, dengan demikian kualitas
penentu yang dapat menunjukkan apakah audit yang dilaksanakan oleh kantor
pekerjaan audit telah dilaksanakan sesuai akuntan publik juga dapat dipertahankan.
dengan standar-standar yang telah ditentu- Pentingnya pelaksanaan supervisi da-
kan. Hasil penelitian oleh Behn et al., lam mencapai mutu pelaksanaan audit yang
(Samelson et al., 2006) yang meneliti tentang berkualitas juga telah dinyatakan oleh
atribut penentu kualitas audit menunjukkan badan profesi (Institut Akuntan Publik
bahwa staf audit sebagai anggota tim audit Indonesia). Standar pekerjaan lapangan per-
sangat menentukan faktor-faktor keber- tama menyatakan bahwa pekerjaan harus
hasilan Kantor Akuntan Publik (KAP) direncanakan sebaik-baiknya dan jika di-
dalam menjalankan pengauditan yang ber- gunakan asisten harus disupervisi dengan
kualitas. Terdapat berbagai atribut yang semestinya (SPAP, 2001: 310). Selanjutnya,
menentukan kualitas audit. Pelaksanaan SA Seksi 311 juga menyatakan bahwa
atau penerapan atribut-atribut tersebut oleh supervisi mencakup pengarahan usaha
KAP dalam proses pengauditan sangat asisten yang terkait dengan pencapaian
ditentukan oleh staf auditor sebagai ang- tujuan audit dan penentuan apakah tujuan
gota team audit KAP. tersebut tercapai (SPAP, 2001). Pekerjaan
Supervisi merupakan salah satu cara yang dilaksanakan oleh asisten harus di-
yang dapat digunakan untuk memper- review oleh atasan untuk menentukan apa-
tahankan kualitas audit dan meningkatkan kah pekerjaan tersebut telah dilaksanakan
efisiensi pelaksanaan audit (Georgiades, secara memadai (Payne dan Ramsay, 2008).
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja ... – Kurnia, Sule 5
telah memberikan contoh beberapa perilaku kerja terhadap terjadinya tindakan yang
staf auditor yang dapat mengurangi menurunkan kualitas audit.
kualitas audit, diantaranya; mengurangi
jumlah sampel dalam audit, melakukan TINJAUAN TEORETIS
review dangkal terhadap dokumen klien, Supervisi
tidak memperluas pemeriksaan ketika ter- Dalam profesi akuntan publik, super-
dapat item yang dipertanyakan, menghenti- visi merupakan hal yang sangat penting.
kan beberapa prosedur audit penting yang Hal ini disebutkan dalam SA Seksi 311 yang
belum selesai dikerjakan secara lengkap, menyatakan bahwa pekerjaan harus di-
atau mengabaikan/tidak melaksanakan be- rencanakan sebaik-baiknya dan jika diguna-
berapa prosedur audit penting lainnya. kan asisten harus disupervisi dengan se-
Dengan semakin pentingnya peranan mestinya (SPAP, 2001:311). Selanjutnya, SA
staf audit dalam mewujudkan hasil audit Seksi 311 menyatakan bahwa supervisi
yang berkualitas, maka kepuasan kerja staf mencakup pengarahan usaha asisten yang
audit merupakan faktor penting yang harus terkait dalam pencapaian tujuan audit dan
diperhatikan dalam rangka meningkatkan penentuan apakah tujuan tersebut tercapai
kualitas audit. Teori ataupun hasil peneliti- (SPAP, 2001:311). Georgiades (2006) me-
an tentang kepuasan telah menunjukkan nyatakan bahwa supervisi merupakan
bagaimana kepuasan kerja karyawan dapat penelaahan terhadap usaha-usaha audit dan
mempengaruhi karyawan untuk me- pertimbangan-pertimbangan audit terkait
ningkatkan produktivitas kerjanya. Kreitner yang dibuat oleh asisten/bawahan untuk
dan Kinicki (2005) menyatakan bahwa menentukan apakah pertimbangan-per-
kepuasan dapat mengarahkan pada prestasi timbangan tersebut sudah sesuai dengan
yang lebih tinggi. Sementara itu, Luthans keaadaan yang terjadi. Georgiades juga me-
(2006) menyatakan bahwa seseorang yang nyatakan bahwa penunjukkan dan pe-
merasa puas dapat menghasilkan kinerja ngarahan usaha asisten ini penting di-
yang lebih besar. Menurutnya, kepuasan lakukan agar audit dapat dilakukan sesuai
mungkin tidak perlu menghasilkan per- dengan standar audit yang berlaku umum
kembangan kinerja individu, tetapi dapat dan untuk meningkatkan efisiensi pe-
menyebabkan perkembangan level depar- laksanaan audit.
temen dan organisasi. Berdasarkan teori SA Seksi 311 menyatakan bahwa
kepuasan yang telah dinyatakan oleh para luasnya supervisi yang memadai bagi suatu
pakar, kualitas audit dapat ditingkatkan keadaan tergantung atas banyak faktor,
dengan berupaya untuk meningkatkan ke- termasuk kompleksitas masalah dan
puasan staf auditor. Peningkatan kepuasan kualifikasi orang yang melaksanakan audit
staf auditor dapat menimbulkan berbagai (SPAP, 2001:311). Pernyataan yang sama
perilaku yang pada umumnya merupakan juga disebutkan oleh Gupta et al. (2000)
perilaku-perilaku yang dapat menguntung- bahwa supervisi harus disesuaikan dengan
kan organisasi/Kantor Akuntan Publik tem- situasi audit agar pekerjaan audit dapat
pat mereka bekerja. Begitu juga sebaliknya, dilaksanakan secara efektif. Agar supervisi
ketidakpuasan kerja dapat menimbulkan dapat dilaksanakan secara efektif, Gupta et
perilaku-perilaku yang tidak menguntung- al., (2000) juga telah menyebutkan beberapa
kan bagi organisasi tempat mereka bekerja. prinsip yang dapat digunakan sebagai dasar
Robins (2003) menyatakan bahwa kepuasan untuk mengembangkan praktik-praktik
kerja dapat mempengaruhi produktivitas supervisi di dalam organisasi KAP.
karyawan, kemangkiran, atau mempe- Pertama, supervisi harus dilaksanakan
ngaruhi tingkat keluar masuknya karya- secara hierarkis (misalnya, supervisor/
wan. Tujuan penelitian ini adalah untuk atasan yang mengarahkan dan menelaah
menguji pengaruh supervisi dan kepuasan hasil kerja bawahannya). Kedua, supervisi
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja ... – Kurnia, Sule 7
pekerjaan yang terbedakan dan terpisahkan pengaruhi kepuasan kerja. Pertama, yang
satu sama lain. Robbins (2003) menyebutkan berpusat pada karyawan, diukur menurut
sejumlah faktor yang merupakan unsur- tingkat dimana penyelia menggunakan
unsur utama dalam suatu pekerjaan yang ketertarikan personal dan peduli pada
sering digunakan untuk mengukur ke- karyawan. Hal itu secara umum dimanifes-
puasan kerja, yatu; sifat dasar pekerjaan, tasikan dalam cara-cara seperti meneliti
penyeliaan, upah langsung, kesempatan seberapa baik kerja karyawan, memberikan
promosi dan hubungan dengan rekan kerja. nasihat dan bantuan pada individu, dan
Sementara itu, Luthans (2006) me- berkomunikasi dengan rekan kerja secara
nyebutkan beberapa faktor yang dapat personal maupun dalam konteks pekerjaan.
mempengaruhi kepuasan kerja yang di- Dimensi kedua adalah partisipasi atau
ringkas kedalam lima dimensi berikut; pengaruh, seperti diilustrasikan oleh mana-
Pertama, pekerjaan itu sendiri. Pekerjaan itu jer yang memungkinkan orang untuk
sendiri merupakan sumber utama ke- berpartisipasi dalam pengambilan keputus-
puasan. Hasil penelitian menunjukkan bah- an yang mempengaruhi pekerjaan mereka.
wa umpan balik dari pekerjaan itu sendiri Partisipasi memiliki efek positif pada ke-
dan otonomi merupakan dua faktor moti- puasan kerja. Iklim partisipasi yang di-
vasi utama yang berhubungan dengan ciptakan penyelia memiliki efek yang lebih
pekerjaan. Selain itu, karakteristik pekerjaan penting pada kepuasan kerja daripada
dan kompleksitas pekerjaan menghubung- partisipasi pada keputusan tertentu. Ke-
kan antara kepribadian dan kepuasan kerja, lima, kelompok kerja. Pada umumnya,
dan jika persyaratan kreatif pekerjaan ter- rekan kerja atau anggota tim yang koope-
penuhi, maka mereka cenderung menjadi ratif merupakan sumber kepuasan kerja
puas. Pekerjaan yang menarik dan me- yang paling sederhana pada karyawan
nantang, serta perkembangan karier juga secara individu. Kelompok kerja yang baik
merupakan hal penting untuk para karya- atau tim yang efektif membuat pekerjaan
wan. Kedua, gaji. Uang dan gaji merupakan menjadi menyenagkan. Akan tetapi, faktor
faktor multidimensi dalam kepuasan kerja. tersebut bukan hal penting bagi kepuasan
Uang tidak hanya membantu orang mem- kerja. Sebaliknya, jika kondisi sebaliknya
peroleh kebutuhan dasar, tetapi juga alat yang terjadi (orang sulit untuk bekerja
untuk memberikan kebutuhan kepuasan sama), faktor itu mungkin memiliki efek
pada tingkat yang lebih tinggi. Karyawan negatif pada kepuasan kerja. Keenam,
melihat gaji sebagai refleksi dari bagaimana kondisi kerja. Jika kondisi kerja bagus
manajemen memandang kontribusi mereka (misalnya bersih, lingkungan menarik),
terhadap perusahaan. Ketiga, promosi. individu akan lebih mudah menyelesaikan
Kesempatan promosi memiliki pegaruh pekerjaan mereka. Jika kondisi kerja buruk
yang berbeda pada kepuasan kerja. Hal ini (misalnya udara panas, lingkungan bising),
dikarenakan promosi memiliki sejumlah individu akan lebih sulit menyelesaikan
bentuk yang berbeda dan memiliki berbagai pekerjaan. Efek lingkungan kerja pada
penghargaan. Misalnya, individu yang di- kepuasan kerja sama halnya dengan efek
promosikan atas dasar senioritas sering kelompok kerja. Jika segalanya baik, tidak
mengalami kepuasan kerja, tetapi tidak ada masalah kepuasan kerja, tetapi jika
sebanyak orang yang dipromosikan atas segalanya berjalan buruk, masalah ketidak
dasar kinerja. Begitu juga halnya dengan puasan kerja akan muncul.
promosi eksekutif yang mungkin lebih
memuaskan daripada promosi yang terjadi Tindakan yang Menurunkan Kualitas
pada level bawah organisasi. Keempat, Audit
pengawasan (supervisi). Terdapat dua DeAngelo (Samelson et al., 2006) men-
dimensi gaya pengawasan yang mem- definisikan kualitas audit sebagai proba-
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja ... – Kurnia, Sule 9
bilitas bahwa auditor; (a) akan dapat me- pekerjaan audit berdasarkan bagaimana
nemukan pelanggaran dalam sistem akun- auditor melaksanakan langkah-langkah da-
tansi klien, dan (b) melaporkan pelanggaran lam program audit. Coram et al. (2003)
tersebut. DeAngelo menyatakan bahwa menyebut pendekatan ini sebagai tindakan
kualitas audit merupakan konsep yang sulit yang menurunkan kualitas audit (reduced
diukur karena karakteristik audit yang sulit audit quality). Reduced audit quality (RAQ)
diamati. Beberapa peneliti telah berusaha merupakan tindakan yang dilakukan oleh
untuk meneliti kualitas audit dengan meng- seorang auditor selama pelaksanaan audit
gunakan proksi yang berbeda, misalnya yang dapat mengurangi efektivitas dalam
ukuran KAP (Francis dan Yu, 2009), opini pengumpulan bukti audit (Malone dan
going concern (Carey dan Simnett, 2006; Roberts, 2004). Tindakan yang menurunkan
Geiger dan Raghunandan, 2002), mana- kualitas audit tidak berarti bahwa KAP
jemen laba (Ghosh dan Moon, 2005; Myers akan mengeluarkan opini audit yang tidak
et al., 2003; Johnson et al., 2002), atau harga tepat, namun hal tersebut menunjukkan
jasa audit (Francis dan Yu, 2009). bahwa auditor tidak melaksanakan audit
Geiger dan Dasaratha (2006) meneliti sesuai dengan standar audit. Coram et al.
perbedaan kualitas audit KAP big 4 dan (2003) menyatakan bahwa jika pekerjaan
KAP non big 4 berdasarkan tingkat ke- lapangan tidak dilaksanakan secara tepat,
tepatan laporan audit. Hasil penelitian maka kemungkinan opini audit tidak tepat
mereka menyatakan bahwa tingkat ke- juga akan meningkat.
tepatan laporan audit dari KAP big 4 lebih Pendapat yang sama juga dinyatakan
tinggi dari pada KAP non big 4, yang oleh Herbach (2001) bahwa tindakan yang
menunjukkan bahwa kualitas audit KAP big menurunkan kualitas audit merupakan
4 lebih tinggi dari pada KAP non big 4. kegagalan auditor dalam melaksanakan
Sementara itu, Carey dan Simnett (2006) prosedur-prosedur audit yang mengurangi
dan Geiger dan Raghunandan (2002) me- efektivitas dalam pengumpulan bahan
nguji kualitas audit berdasarkan ke- bukti. Dengan demikian tindakan tersebut
cenderungan auditor untuk mengeluarkan dapat menyebabkan bahan bukti menjadi
opini audit going concern pada perusahaan- tidak dapat diandalkan, tidak benar, atau
perusahaan yang mengalami kebangkrutan tidak layak baik secara kuantitatif atau
di AS. Hasil penelitian mereka menemukan kualitatif. Soobaroyen dan Chengabroyan
bahwa auditor tenure (lamanya auditor me- (2006) telah memberikan contoh beberapa
nangani klien) mempunyai pengaruh yang tindakan yang sering dilakukan auditor
signifikan terhadap kecenderungan auditor yang dapat mengurangi kualitas audit, di-
untuk mengeluarkan opini going concern. antaranya; mengurangi jumlah sampel da-
Ghosh dan Moon (2005), Myers et al. lam audit, melakukan review dangkal
(2003), dan Johnson et al. (2002) menguji terhadap dokumen klien, tidak memperluas
kualitas audit berdasarkan manajemen laba. pemeriksaan ketika terdapat item yang
Hasil penelitian mereka menyatakan bahwa dipertanyakan, menghentikan beberapa
auditor tenure berpengaruh terhadap ter- prosedur audit penting yang belum selesai
jadinya manajemen laba. Sementara itu, dikerjakan secara lengkap, atau meng-
Francis dan Yu (2009) melaporkan temuan abaikan/tidak melaksanakan beberapa pro-
bahwa KAP big membebankan premium sedur audit penting lainnya.
atas jasa auditnya, dan hal tersebut di- Hasil penelitian Malone dan Roberts
interpretasikan karena KAP big memiliki (2004) menyebutkan bahwa lebih dari 75%
kualitas audit yang lebih tinggi dari pada responden auditor yang disurvey me-
KAP non big. nyatakan pernah melakukan tindakan-
Pendekatan lain dalam meneliti kuali- tindakan yang dapat mengurangi kualitas
tas audit adalah dengan menilai kualitas audit. Adapun tindakan yang paling sering
10 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 1 – 23
dilakukan oleh staf auditor adalah terlalu tindakan-tindakan yang dapat menurunkan
tergesa-gesa dalam melaksanakan beberapa kualitas audit tersebut akan berkurang
prosedur audit. Sementara itu, Suryanita et ketika risiko salah saji yang dihadapi lebih
al. (2007) menyatakan bahwa salah satu tinggi.
tindakan auditor yang dapat menurunkan Hasil penelitian Coram dan Juliana
kualitas audit adalah penghentian premature (2004) sesuai dengan pernyataan bahwa
atas prosedur audit. Praktik ini terjadi risiko salah saji merupakan salah satu
ketika auditor mendokumentasikan pro- pertimbangan paling penting yang dapat
sedur audit secara lengkap tanpa benar- mempengaruhi keputusan auditor. Standar
benar melakukannya atau mengabaikan/ auditing No. 400, Risk Assessments and
tidak melakukan beberapa prosedur audit Internal Control (International Federation of
yang disyaratkan tetapi ia dapat memberi- Accountants, 2000, dalam Coram dan
kan simpulan. Juliana, 2004) menyatakan bahwa ketika
Alderman dan Deitrick (2001) melaku- penilaian terhadap risiko bawaan dan risiko
kan penelitian tentang penghentian prema- pengendalian lebih besar, maka jumlah
ture atas prosedur audit tersebut dengan bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor
menggunakan sampel auditor yang bekerja harus lebih besar. Sementara itu, Robertson
pada KAP Big 8. Hasil penelitian menunjuk- (2007) menyatakan bahwa tekanan waktu
kan bahwa 31% responden berpendapat penyelesaian (time deadline pressure) dapat
bahwa praktik ini telah terjadi dan me- mempengaruhi kualitas audit. Staf auditor
rupakan akibat dari supervisi yang tidak akan cenderung untuk tidak melaporkan
mencukupi, hambatan waktu, dan tidak informasi penting yang perlu ditindak-
menanyakan representasi klien. Sementara lanjuti dengan beberapa prosedur audit,
itu, hasil penelitian Hadi (2007) menyebut- ketika terdapat tekanan untuk menyelesai-
kan bahwa lebih dari 50% respondennya kan pekerjaan audit lebih cepat. Lebih lanjut
telah melakukan penghentian premature atas Robertson menyatakan bahwa ketika super-
prosedur audit. Prosedur yang paling sering visor/atasan staf auditor lebih menekankan
dihentikan adalah mengurangi jumlah pada pencapaian waktu audit, maka kuali-
sampel yang telah direncanakan, sedangkan tas audit bukan menjadi pertimbangan
yang paling jarang diitinggalkan/dihenti- utama, sehingga akan diabaikan oleh staf
kan secara premature adalah konfirmasi ke auditor.
pihak ketiga. Malone dan Roberts (2004) menyatakan
Beberapa penelitian juga telah menguji bahwa kegagalan auditor untuk melaksana-
faktor-faktor yang dapat menyebabkan kan prosedur-prosedur audit seperti yang
auditor melakukan tindakan-tindakan yang sudah direncanakan dapat disebabkan oleh
dapat menurunkan kualitas audit. Coram et karakteristik personal, prosedur review
al. (2004) misalnya, telah meneliti pengaruh (supervisi) dan pengendalian kualitas KAP,
tekanan anggaran waktu dan risiko salah struktur audit KAP, dan persepsi auditor
saji terhadap kecenderungan auditor untuk terhadap tekanan anggaran waktu. Pen-
melakukan tindakan-tindakan yang me- dapat yang sama juga dinyatakan oleh
nurunkan kualitas audit. Penelitian ini Suryanita et al. (2007), bahwa prosedur
dilakukan terhadap 103 staf auditor yang review yang tersusun dengan baik dan
bekerja pada KAP-KAP yang ada di pengendalian kualitas yang terus menerus
Australia. Hasil penelitian menyatakan bah- akan meningkatkan kemungkinan ter-
wa tekanan anggaran waktu dapat me- deteksinya kesalahan yang dilakukan oleh
nyebabkan auditor melakukan tindakan- auditor. Berdasarkan hasil penelitiannya
tindakan yang dapat menurunkan kualitas yang menguji pengaruh ukuran KAP
audit. Hasil penelitian juga menunjukkan terhadap kualitas audit, Francis dan Yu
bahwa kecenderungan untuk melakukan (2009) menyatakan bahwa pengalaman
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja ... – Kurnia, Sule 11
merupakan faktor penting dalam pe- premature sign-off, yaitu; menerima penjelas-
ngembangan sumber daya manusia dan an klien yang tidak beralasan, melakukan
KAP-KAP besar dengan jumlah penugasan review dangkal (tidak rinci) terhadap doku-
yang lebih banyak dapat memberikan men pendukung yang berasal dari klien,
kesempatan bagi auditornya untuk me- gagal untuk menyelidiki secara tuntas
ngembangkan keahliannya dalam men- masalah teknis akuntansi dan auditing,
deteksi masalah-masalah keuangan yang mengurangi jumlah pekerjaan pada bagian
material. Auditor di KAP-KAP besar juga audit tertentu yang seharusnya dilakukan
mempunyai kesempatan yang lebih besar secara lengkap, dan tidak dapat menyelesai-
untuk mendapatkan supervisi atas konsul- kan prosedur yang diminta oleh program
tasi, karena lebih banyak mempunyai atasan audit dengan menggunakan cara-cara lain.
dan kolega mereka yang mempunyai ber-
bagai macam keahlian. Pengaruh Supervisi terhadap Tindakan
Berdasarkan hasil beberapa penelitian yang Menurunkan Kualitas Audit
sebelumnya, Pierce dan Sweeney (2006) Standar pekerjaan lapangan (SPAP,
menyatakan bahwa tindakan yang dapat 2001) yang pertama menyatakan “pekerjaan
menurunkan kualitas audit terdiri atas 3 harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika
jenis, yaitu; premature sign-off, under- digunakan asisten harus disupervisi dengan
reporting of time, dan perilaku yang me- semestinya”. Selanjutnya, standar pekerjaan
nurunkan kualitas audit lainnya. Sementara lapangan ketiga menyebutkan “bukti audit
itu, Soobaroyen dan Chengabroyan (2006) kompeten yang cukup harus diperoleh
menyebutkan bahwa premature sign-off melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
merupakan tindakan yang paling me- keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar
ngancam kualitas audit. Pierce dan Sweeney memadai untuk menyatakan pendapat atas
(2006) mengartikan premature sign-off se- laporan keuangan yang diaudit (SPAP,
bagai tindakan yang dilakukan oleh auditor 2001). Pada dasarnya, kedua standar pe-
yang seolah-olah telah menyelesaikan pro- kerjaan lapangan tersebut meminta auditor
sedur audit tanpa benar-benar melakukan- untuk melaksanakan pekerjaan secara
nya. Under-reporting of time terjadi ketika profesional dan penuh kehati-hatian. Super-
auditor tidak membebankan/mencatatkan visi merupakan salah satu cara yang
waktu kerjanya ke dalam jumlah jam kerja digunakan oleh Kantor Akuntan Publik
yang telah dihabiskan untuk menyelesaikan untuk mempertahankan kualitas pekerjaan-
pekerjaan audit tertentu (Pierce dan nya (Arens et al., 2008).
Sweeney, 2006). Tindakan ini dilakukan Beberapa penelitian juga telah menguji
agar jumlah jam kerja yang dibebankan peranan supervisi dalam mencegah atau
pada pekerjaan audit menjadi lebih rendah mengurangi beberapa tindakan auditor
dari pada yang seharusnya. Walaupun yang dapat menurunkan kualitas audit
tindakan ini tidak mempengaruhi kualitas (Suryanita et al., 2007; Alderman dan
audit secara langsung, namun tindakan Deitrick, 2001; Malone dan Roberts, 2004;
tersebut dapat menyebabkan terjadinya Otley dan Pierce, 1996; dan Pierce dan
tekanan anggaran waktu audit pada periode Sweeney, 2006). Suryanita et al. (2007) telah
audit tahun berikutnya (Donelly et al., 2003). meneliti faktor-faktor yang dapat me-
Sementara itu, perilaku yang menurun- nyebabkan auditor melakukan penghentian
kan kualitas audit lainnya adalah tindakan- prematur terhadap prosedur-prosedur audit
tindakan yang menurunkan kualitas audit yang telah direncanakan. Berdasarkan hasil
lainnya selain premature sign-off (Pierce dan survey terhadap 79 auditor yang bekerja
Sweeney, 2006). Malone dan Roberts (2004) pada KAP-KAP di Jawa-Tengah dan Jogja-
telah mengidentifikasi beberapa tindakan karta, Suryanita et al. (2007) menyimpulkan
yang menurunkan kualitas audit selain bahwa tindakan auditor untuk melakukan
12 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 1 – 23
Tabel 3
Contoh Penentuan Nomor Anggota Populasi
No. Nama KAP Jumlah Auditor Jumlah Kumulatif
1. A. Krisnawan & Rekan 11 11
2. A. Salam Rauf & Rekan 11 22
3. Abdi Ichjar & Rekan 10 32
4. Dst.
Sumber: data penelitian
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja ... – Kurnia, Sule 15
Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel pimpinan KAP. Kuesioner yang telah diisi
Supervisi kemudian dikirim melalui pos ke alamat
Supervisi (S) merupakan penelaahan peneliti atau diserahkan langsung kepada
terhadap usaha-usaha audit dan per- peneliti/pihak-pihak yang telah dimintai
timbangan-pertimbangan audit terkait yang bantuan oleh peneliti untuk mengumpulkan
dibuat oleh asisten/bawahan untuk me- atau menerima kuesioner yang telah diisi
nentukan apakah pertimbangan-pertimba- tersebut. Pengiriman kuesioner dilakukan
ngan tersebut sudah sesuai dengan ke- secara langsung oleh peneliti dengan men-
aadaan yang terjadi (Georgiades, 2006). datangi KAP-KAP, pengiriman melalui pos,
Variabel supervisi diukur dengan meng- atau melalui bantuan pihak-pihak lain.
gunakan 8 pertanyaan dari dua dimensi,
yaitu efektivitas supervisi dan hukuman Teknik Pengujian Hipotesis
yang mungkin akan diterima auditor jika Teknik analisis yang digunakan dalam
terbukti melakukan tindakan yang me- penelitian ini adalah analisis regresi linier
nurunkan kualitas audit (Malone dan berganda. Adapun persamaan regresi linier
Roberts, 2004). berganda adalah sebagai berikut:
KA = a + b1S + b2KK + e …………………
Kepuasan Kerja Keterangan:
Kepuasan kerja (KK) adalah hasil dari KA = Tindakan yang menurunkan kualitas
persepsi karyawan mengenai seberapa baik audit
pekerjaan mereka memberikan hal yang a = Konstanta
dinilai penting (Luthans, 2006). Variabel b = Koefisien regresi
kepuasan kerja diukur dengan mengguna- S = Supervisi
kan 12 pertanyaan dari beberapa dimensi KK = Kepuasan kerja
yaitu; pekerjaan itu sendiri, gaji, promosi, e = Error (faktor kesalahan)
rekan kerja, dan kondisi kerja (Luthans, Pengujian hipotesis dilakukan dengan
2006). menggunakan tingkat signifikansi (α) = 0,05
atau 5%. Untuk menguji pengaruh supervisi
Tindakan yang Menurunkan Kualitas Audit dan kepuasan kerja terhadap tindakan yang
Malone dan Roberts (2004) mendefinisi- menurunkan kualitas audit dilakukan de-
kan tindakan yang menurunkan kualitas ngan menguji nilai t pada tingkat signi-
audit (reduced audit quality/KA) sebagai fikansi (α) = 0,05. Jika nilai signifikansi <
tindakan yang dilakukan oleh seorang 0,05 maka disimpulkan hipotesis tidak
auditor selama pelaksanaan audit yang dapat ditolak.
dapat mengurangi efektivitas dalam pe-
ngumpulan bukti audit. Variabel ini diukur ANALISIS DAN PEMBAHASAN
berdasarkan menggunakan 6 pertanyaan Gambaran Unit Observasi
dari dua dimensi menurut Otley dan Pierce Data dalam penelitian ini diperoleh
(1996), yaitu premature sign-off dan reduced dari kuesioner yang dikirimkan kepada
audit quality (RAQ) lainnya. responden. Responden dalam penelitian ini
adalah auditor yang bekerja pada KAP-KAP
Teknik Pengumpulan Data yang terdaftar di Bapepam-LK tahun 2011.
Pengumpulan data dilakukan dengan Dari sekitar 700 eksemplar kuesioner yang
menggunakan metode survey, dengan me- dikirim, sebanyak 213 kuesioner dapat
ngirim kuesioner kepada subjek penelitian, kembali (response rate sebesar 30%). Dari 213
yaitu responden auditor yang bekerja pada kuesioner yang kembali, ada 6 kuesioner
KAP. Dengan terlebih dahulu meminta izin yang tidak layak untuk diuji karena diisi
dan bantuan kepada pimpinan KAP, kuesi- oleh auditor yang baru bekerja di KAP
oner dikirim kepada staf auditor melalui kurang dari 1 tahun, atau belum pernah
16 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 1 – 23
Tabel 4
Profil Responden
Profil Responden Kategori Frekuensi Persentase
Jenis Kelamin Laki-laki 124 59,9
Perempuan 83 40,1
Total 207 100
Usia Maksimum 66 tahun
Minimum 21 tahun
Rata-rata 29,22 tahun
Pendidikan D3 2 1,1
S1 186 89,8
S2 19 9,1
S3 - -
Total 207 100
Masa Kerja ≤ 2 tahun 82 39,6
> 2 – 5 tahun 68 32,8
> 5 – 10 tahun 42 20,2
> 10 – 15 tahun 13 6,3
> 15 tahun 2 1,1
Total 207 100
Jumlah Penugasan Audit ≤ 3 kali 55 25,6
dalam 1 Tahun Terakhir > 3-5 kali 65 31,4
> 5-10 kali 53 26,6
> 10-15 kali 27 13,1
> 15 kali 7 3,3
Total 207 100
Jabatan Junior 104 50,2
Senior 80 38,6
Supervisor 17 21,3
Manajer 6 2,9
Total 207 100
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja ... – Kurnia, Sule 17
jabatan supervisor dan manajer sekitar 8,2% mengkorelasikan tiap skor item instrumen
dan 3%. dengan total skor dari jumlah item
Berdasarkan lamanya bekerja di KAP, instrumen tersebut. Dari hasil uji korelasi
sekitar 40% responden memiliki masa kerja ini selanjutnya akan dicari nilai t masing-
antara 1-2 tahun, sekitar 33% responden masing item pernyataan. Indikatornya
memiliki masa kerja antara lebih dari 2 – 5 adalah dengan membandingkan antara nilai
tahun, sekitar 20% memiliki masa kerja t-hitung dengan t-tabel. Apabila nilai t-
antara lebih dari 5-10 tahun, sekitar 6% hitung lebih besar dari t-tabel (1,684) maka
memiliki masa kerja lebih dari 10-15 tahun, korelasi tersebut adalah signifikan, sehingga
dan hanya sekitar 1% responden yang item pernyataan tersebut dinyatakan valid
memiliki masa kerja lebih dari 15 tahun. dan akan dipakai untuk pengumpulan data
Berdasarkan jumlah penugasan dalam 1 penelitian. Namun sebaliknya, apabila nilai
tahun terakhir, sekitar 26% responden da- t-hitung lebih kecil dari pada nilai t-tabel
lam penelitian ini telah melaksanakan audit maka item pernyataan tersebut dinyatakan
sebanyak antara 1-3 kali selama 1 tahun tidak valid sehingga harus dikeluarkan dari
terakhir, sekitar 31% telah melaksanakan item pernyataan yang akan digunakan
audit selama 1 tahun sebanyak antara lebih dalam kuesioner untuk pengumpulan data
dari 3-5 kali, sekitar 27% rata-rata me- penelitian ini.
laksanakan audit sebanyak antara lebih dari Berdasarkan hasil pengujian data de-
5-10 kali dalam 1 tahun, sekitar 13% me- ngan menggunakan korelasi product moment
miliki jumlah penugasan antara lebih dari (r), diperoleh hasil uji validitas untuk
10-15 kali dalam 1 tahun, dan sekitar 3,5% masing-masing variabel yang disajikan
telah melaksanakan audit dalam 1 tahun pada tabel 5, 6, 7.
terakhir lebih dari 15 kali penugasan. Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
bahwa nilai t-hitung untuk seluruh item
Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas pernyataan lebih besar dari pada nilai t-
Uji validitas dilakukan untuk me- tabel. Dengan demikian dapat dinyatakan
ngetahui apakah alat ukur variabel yang bahwa seluruh item pernyataan yang akan
telah dirancang dalam bentuk kuesioner digunakan untuk mengukur variabel
tersebut mengukur apa yang seharusnya supervisi adalah valid, sehingga seluruh
diukur. Metode yang digunakan untuk item pernyataan yang ada pada variabel
menguji validitas dalam penelitian ini supervisi dalam kuesioner penelitian ini
menggunakan korelasi product moment. dapat digunakan untuk mengumpulkan
Teknik untuk menguji validitas instrumen data penelitian.
tiap-tiap variabel dilakukan dengan cara
Tabel 5
Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi
Butir Pernyataan r thitung Keterangan
Item_1 0.523 3,881 Valid
Item_2 0.634 5,185 Valid
Item_3 0.477 3,432 Valid
Item_4 0.614 4,920 Valid
Item_5 0.653 5,453 Valid
Item_6 0.653 5,453 Valid
Item_7 0.450 3,187 Valid
Item_8 0.420 2,927 Valid
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
18 Ekuitas: Jurnal Ekonomi dan Keuangan – Volume 19, Nomor 1, Maret 2015 : 1 – 23
Tabel 6
Hasil Uji Validitas Variabel Kepuasan Kerja
Butir Pernyataan r thitung Keterangan
Item_1 0.608 4,843 Valid
Item_2 0.853 10,337 Valid
Item_3 0.758 7,350 Valid
Item_4 0.771 7,657 Valid
Item_5 0.817 8,961 Valid
Item_6 0.760 7,396 Valid
Item_7 0.670 5,708 Valid
Item_8 0.479 3,451 Valid
Item_9 0.555 4,220 Valid
Item_10 0.626 5,077 Valid
Item_11 0.520 3,850 Valid
Item_12 0.566 4,342 Valid
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa mengukur variabel tindakan yang me-
nilai t-hitung untuk seluruh item per- nurunkan kualitas audit adalah valid,
nyataan lebih besar dari pada nilai t-tabel. sehingga seluruh item pernyataan yang ada
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pada variabel kualitas audit dalam
seluruh item pernyataan yang akan di- kuesioner penelitian ini dapat digunakan
gunakan untuk mengukur variabel ke- untuk mengumpulkan data penelitian.
puasan kerja adalah valid, sehingga seluruh
item pernyataan yang ada pada variabel Hasil Pengujian Reliabilitas
kepuasan kerja dalam kuesioner penelitian Setelah selesai dilakukan uji validitas,
ini dapat digunakan untuk mengumpulkan selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Suatu
data penelitian. kuesioner dikatakan reliabel atau handal
Pada tabel 7 berikut disajikan hasil uji jika jawaban responden terhadap per-
validitas untuk variabel tindakan yang tanyaan/pernyataan adalah konsisten atau
menurunkan kualitas audit. Berdasarkan stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,
tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai t-hitung 2005:41). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
untuk seluruh item pernyataan lebih besar dilakukan dengan menggunakan analisis
dari pada nilai t-tabel. Dengan demikian Cronbach-Alpha. Menurut Nunnaly (1967)
dapat dinyatakan bahwa seluruh item dalam Ghozali (2005:42), suatu konstruk
pernyataan yang akan digunakan untuk atau variabel dikatakan reliable apabila
Tabel 7
Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Audit
memberikan nilai Cronbach-Alpha > 0,06. nilai t = -3,163 dengan tingkat signifikansi
Berdasarkan hasil pengujian data (α) = 0,02. Oleh karena nilai tingkat
dengan menggunakan metode Cronbach- signifikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan
Alpha, diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai bahwa supervisi berpengaruh terhadap
berikut pada tabel 8. Dari tabel 8 dapat tindakan yang menurunkan kualitas audit.
diketahui bahwa seluruh variabel penelitian Hasil analisis data menunjukkan nilai
memiliki koefisien reliabilitas di atas 0,60. koefisien (b) = -0,206 yang dapat diartikan
Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa bahwa semakian ketat supervisi yang
seluruh variabel penelitian yang akan diterapkan, maka tindakan-tindakan yang
digunakan dalam penelitian ini telah menurunkan kualitas audit akan semakin
reliabel, sehingga dapat digunakan untuk berkurang.
mengumpulkan data penelitian. Menurut hasil penelitian ini dapat
diketahui bahwa efektivitas supervisi dan
Hasil Pengujian Hipotesis besarnya ancaman hukuman yang akan
Hasil perngujian regresi berganda dikenakan terhadap auditor yang melaku-
dengan menggunakan software SPSS dapat kan tindakan yang menurunkan kualitas
dilihat pada tabel 9 berikut. audit dapat mengurangi/menghindari
tindakan auditor yang menurunkan kualitas
Pengaruh Supervisi Terhadap Tindakan audit. Jika efektivitas supervisi dan ancam-
yang Menurunkan Kualitas Audit an hukuman meningkat, maka perilaku-
Pengaruh supervisi terhadap tindakan perilaku auditor yang menurunkan kualitas
yang menurunkan kualitas audit diuji audit akan menurun. Hasil penelitian ini
dengan menggunakan persamaan regresi sesuai dengan pendapat Arens et al. (2008)
berganda. Hasil analisis data dengan yang menyatakan bahwa supervisi me-
menggunakan software SPSS menunjukkan rupakan salah cara yang dapat digunakan
Tabel 8
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian
Jumlah Koefisien
Variabel Keterangan
Pernyataan Reliabilitas
Supervisi 8 0,642 Reliabel
Kepuasan Kerja 12 0,886 Reliabel
Kualitas Audit 6 0,918 Reliabel
Sumber: data hasil penelitian (diolah)
Tabel 9
Hasil Pengujian Persamaan Regresi Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 26,897 2,05 13,079 ,000
SUP -,271 ,086 -,206 -3,163 ,002
PUAS -,208 ,037 -,361 -5,546 ,000
a. Dependent Variable: KUALITAS
oleh KAP untuk mempertahankan kualitas yang belum meyakinkan, atau menerima
auditnya. Hasil penelitian ini juga sesuai saja penjelasan klien tanpa melakukan
dengan penelitian Otley dan Pierce (1996) prosedur audit tambahan untuk meyakin-
yang menyebutkan bahwa efektivitas super- kan masalah tersebut.
visi mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap tindakan penghentian prematur Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap
atas prosedur audit (premature sign-off) dan Tindakan yang Menurunkan Kualitas
perilaku-perilaku yang menurunkan kuali- Audit
tas audit. Hasil penelitian ini menyebutkan Pengaruh kepuasan kerja terhadap
bahwa sebagian besar auditor yang menjadi tindakan yang menurunkan kualitas audit
responden penelitian menyatakan setuju diuji dengan menggunakan persamaan
bahwa supervisi yang dilakukan di KAP regresi berganda. Hasil analisis data dengan
akan dapat menemukan tindakan-tindakan menggunakan software SPSS menunjukkan
auditor yang dapat menurunkan kualitas nilai t = -5,546 dengan tingkat signifikansi
audit. Diantaranya; akan dapat menemukan (α) = 0,00. Oleh karena nilai tingkat signi-
tindakan auditor yang melakukan peng- fikansi < 0,05 maka dapat disimpulkan bah-
hentian prematur, atau menemukan tindak- wa kepuasan kerja berpengaruh terhadap
an auditor yang memberikan tanda tickmark tindakan yang menurunkan kualitas audit.
sebagai tanda prosedur audit telah di- Hasil analisis data menunjukkan nilai
kerjakan padahal auditor tersebut hanya koefisien (b) = -0,361 yang dapat diartikan
memeriksa beberapa dokumen klien yang bahwa semakian tinggi tingkat kepuasan
tidak lengkap. kerja auditor, maka tindakan-tindakan yang
Penelitian ini juga sesuai dengan hasil menurunkan kualitas audit akan semakin
penelitian Pierce dan Sweeney (2006) yang berkurang.
menemukan bahwa rendahnya risiko yang Hasil penelitian ini sesuai dengan
akan dihadapi auditor ketika mereka ter- pendapat Luthans (2006) yang menyatakan
bukti melakukan tindakan-tindakan yang bahwa kepuasan kerja dapat menimbulkan
mengurangi kualitas audit dapat mem- perilaku-perilaku yang pada umumnya me-
pengaruhi auditor untuk melakukan tindak- rupakan perilaku-perilaku yang dapat me-
an yang menurunkan kualitas audit. Hasil nguntungkan organisasi. Sebaliknya, ke-
penelitian ini menyatakan bahwa besarnya tidak-puasan kerja dapat mempengaruhi
ancaman hukuman yang akan dikenakan terjadinya perilaku-perilaku yang pada
terhadap auditor yang terbukti melakukan umumnya merupakan perilaku disfungsi-
tindakan yang menurunkan kualitas audit onal. Dalam konteks auditing, perilaku
dapat mempengaruhi terjadinya perilaku- disfungsional tersebut dapat berbentuk
perilaku auditor yang menurunkan kualitas tindakan-tindakan yang menurunkan kuali-
audit. Dari hasil penelitian ini dapat di- tas audit. Dalam penelitian ini diketahui
ketahui tindakan auditor yang akan men- bahwa kepuasan kerja auditor yang menjadi
dapatkan hukuman paling berat menurut responden penelitian dapat mempengaruhi
responden adalah jika mereka terbukti terjadinya tindakan-tindakan yang me-
melakukan tindakan penghentian prematur nurunkan kualitas audit. Dalam penelitian
atau memberi tanda tickmark sebagai tanda ini dapat ditunjukkan beberapa contoh
auditor telah melaksanakan prosedur audit tindakan yang menurunkan kualitas audit,
padahal hanya memeriksa beberapa doku- yang dapat dikurangi dengan cara me-
men klien yang tidak lengkap. Adapun ningkatkan kepuasan kerja auditor, di-
ancaman hukuman yang paling ringan jika antaranya; 1) menerima penjelasan klien
terbukti melakukan tindakan-tindakan yang tentang masalah akuntansi tertentu yang
menurunkan kualitas audit adalah ketika tidak beralasan, tetapi auditor menerima
auditor gagal memeriksa masalah akuntansi begitu saja penjelasan tersebut, 2) me-
Pengaruh Supervisi Dan Kepuasan Kerja ... – Kurnia, Sule 21
Mangione, T. dan R. Quinn. 1995. Job Pusat Pembinaan Akuntan Publik dan Jasa
satisfaction, counterproductive behavi- Penilai, Departemen Keuangan RI.
or, and drug use at work. Journal of 2010. Hasil pemeriksaan Kantor
Applied Psychology 80(1): 114-116. Akuntan Publik Tahun 2008 – 2009.
Messier, W., S. Glover dan D. Prawitt. 2006. Robbins, S.P. 2003. Organizational behavior.
Auditing & assurance service: a system 12th edition. Pearson Education, Inc.
approach. 4th edition. McGraw-Hill. New Jersey.
USA. Robertson, J. C. 2007. Staff Auditor
Myers, J., L. A. Myers dan T. C. Omer. 2003. Reporting Decisions Under Time
Exploring the term of auditor-client Deadline Pressure. Managerial Auditing
relationship and the quality of earnings: Journal 22(4): 340-353.
a case for mandatory auditor rotation. Samelson, D., S. Lowensohn dan L. E.
The Accounting Review 78(3): 779-799. Johnson. 2006. The Determinants of
Nurahma dan N. Indriantoro. 2000. Perceived Audit Quality and Auditee
Tindakan supervisi dan kepuasan kerja Satisfaction in Local Government.
akuntan pemula di Kantor Akuntan Journal of Public Budgeting, Accounting &
Publik. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Financial Management 18(2): 139-166.
3(1): 45-63 Sitepu, N. 1995. Analisis Jalur. Penerbit
Otley, D. dan B. J. Pierce. 1996. The FMIPA Unpad. Bandung.
operation of control systems in large Soobaroyen, T. dan C. Chengabroyan. 2006.
audit firms. Auditing: A Journal of Auditors’ Perceptions of Time Budget
Practice & Theory 15(2): 65-84. Pressure, Premature Sign Offs and
Payne, E. dan R. J. Ramsay. 2008. Audit Under-Reporting of Chargeabel Time:
documentation methods: a path model Evidence from a Developing Country.
of cognitive processing, memory, and International Journal of Auditing 10(3):
performance. Auditing: A Journal of 201-218.
Practice & Theory 27(1): 151-168. Suryanita, W., D. Setiawan dan H.
Pierce, B. dan B. Sweeney. 2006. Perceived Triatmoko. 2007. Penghentian Prematur
adverse consequences of quality atas Prosedur Audit. Jurnal Riset
threating behavior in audit firms. Akuntansi Indonesia 10(1): 1-19.
International Journal of Auditing 10(1): 19-
39.