Hubungan Pengetahuan Dan Sosial Budaya Terhadap Motivasi Ibu Mengikuti Imunisasi Wilayah Kerja Puskesmas Tambang

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)

ISSN 2623-1573 (Print)

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SOSIAL BUDAYA


TERHADAP MOTIVASI IBU MENGIKUTI IMUNISASI
MEASLES RUBELLADI DESA TARAI BANGUN
WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBANG
Afiah1,Mistadiana2
Program Studi DIII Kebidanan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
[email protected], [email protected]

ABSTRACT

The incidence of measles in Indonesia is increasing every year from year to year. Rubella is a public
health problem that requires effective prevention. Surveillance data for the past 5 years shows that
70% of Rubella cases occur in the age group <15 years. To realize the highest degree of public
health, efforts to prevent disease through immunization are needed. The purpose of this study was to
determine the relationship of knowledge and socio-culture to mothers' motivation to follow MR
immunization. This type of research is quantitative with cross sectional design. This research was
conducted on October 8 to October 22 in 2019 with a total sample of 95 people with systematic
random sampling technique. The study population was all mothers with children aged 9 months to 6
years in the village of Tarai Bangun. Data collection techniques using a questionnaire. Analysis of the
data used univariate and bivariate analysis with Chi Square test. The results showed that there was a
significant relationship between mother's knowledge of mother's motivation to follow MR
immunization with a value (p = 0,000), there was a significant relationship between socio-culture and
mother's motivation to follow MR immunization with a value (p = 0.003). It is recommended for
mothers who have children aged 9 months to 6 years to increase their knowledge by frequently
attending posyandu and counseling conducted by Puskesmas so that mothers can know the benefits of
immunization.

Keywords : MR immunization, Motivation, Knowledge, Social Culture

Menurut peraturan menteri kesehatan


PENDAHULUAN no 82 tahun 2014 penyakit adalah suatu
keadaan menjadi sakit yang mana dalam
Pembangunan kesehatan nasional keadaan semula sehat. Dilihat dari
diarahkan untuk peningkatan kesadaran, karakteristik, penyakit dapat dibedakan
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi menjadi dua yaitu penyakit menular dan
setiap orang. Agar peningkatan derajat penyakit tidak menular, dimana penyakit
kesehatan masyarakat yang setingi- menular lebih menjadi prioritas perhatian
tingginya dapat terwujud, maka pemerintah. Penyakit menular adalah
pembangunan kesehatan pada periode penyakit yang disebabkan oleh virus,
2015-2019 adalah program Indonesia bakteri, dan parasit. Salah satu penyakit
sehat. Sasarannya meningkatkan derajat yang disebabkan oleh virus adalah
kesehatan dan status gizi masyarakat penyakit campak yang lebih dikenal
melalui upaya kesehatan, pemberdayaan dengan istilah Measles dan Rubella.
masyarakat yang didukung dengan Measles adalah penyakit yang sangat
perlindungan finansial, dan pemerataan menular. Di beberapa daerah di dunia
pelayanan kesehatan (Kemenkes RI, measles merupakan ancaman serius bagi
2017). anak-anak. Penularan terjadi melalui
droplet yang dihasilkan saluran pernapasan

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 93


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

melalui batuk atau bersin. Diperkirakan 4.349 kasus (WHO, 2018). Pada tahun
lebih dari 20 juta orang di dunia terkena 2016 jumlah kasus rubella di Provinsi
measles dengan 2,6 juta kematian setiap Riau berdasarkan konfirmasi laboratorium
tahun dan sebagian besar adalah anak-anak di Provinsi Riau sebanyak 23 kasus
di bawah usia lima tahun sebelum (Kemenkes RI, 2017).
imunisasi ini dilakukan secara luas pada Data studi awal yang dilakukan oleh
tahun 1980. Pada tahun 2000 melalui peneliti melalui wawancara langsung pada
program imunisasi, Lebih dari satu miliar pemegang program imunisasi, cakupan
anak di negara-negara berisiko tinggi telah imunisasi measles rubella (MR) di Desa
divaksinasi sehingga pada tahun 2012 Tarai Bangun adalah 12,3 % dari total
kematian akibat measles telah mengalami keseluruhan target capaian yang dapat
penurunan sebesar 78% secara global dilihat pada tabel dibawah ini :
(Kemenkes RI, 2017). Angka kejadian Tabel 1 Data sasaran dan Pencapaian
measles di Indonesia setiap tahunnya Imunisasi MR
mengalami peningkatan dari tahun ke No Desa Sasaran Cakupan
9 Jumlah %
tahun. Pada tahun 2015 sebanyak 6.209 bulan-6
kasus, tahun 2016 sebanyak 7.204 kasus tahun
dan tahun 2017 sebanyak 11.389 kasus 1 Tambang 202 76 37,62
(WHO,2018) 2 Kuapan 611 118 19,31
Pada tahun 2016 jumlah kasus 3 Aursati 289 32 11,07
measles di Provinsi Riau sebanyak 114 4 Padang 195 98 50,26
Luas
kasus. Kejadian measles di Kabupaten 5 Gobah 204 89 43,63
Kampar pada tahun 2013 sebanyak 49 6 Terantang 248 149 60,08
kasus, pada tahun 2014 sebanyak 70 kasus, 7 Rimbo 1064 65 6,10
pada tahun 2015 sebanyak 101 kasus, dan Panjang
pada tahun 2016 ditemukan sebanyak 305 8 Kualu 2060 333 16,17
kasus measles dengan kasus terbesar 9 Parit 149 23 15,44
Baru
terdapat di Puskesmas Siak Hulu I 10 Teluk 156 41 26,28
sebanyak 76 kasus, Puskesmas Tambang Kenidai
sebanyak 58 kasus dan Puskesmas Tapung 11 Kemang 154 74 48,05
38 kasus (Profil Dinas Kesehatan Kampar Indah
2017) 12 Tarai 1838 226 12,3
Bangun
Rubella adalah penyakit akut dan
13 Kualu 468 206 44,02
ringan yang sering menginfeksi bayi dan Nenas
anak-anak serta dewasa muda yang rentan. 14 Sungai 346 83 23,99
Infeksi transplasenta sewaktu awal Pinang
kehamilan dapat mengakibatkan kematian 15 Pulau 275 62 22,55
janin dan sindrom rubella congenital Permai
16 Balam 161 82 50,93
(CRS) pada bayi yang dilahirkan. Rubella Jaya
merupakah salah satu masalah kesehatan 17 Palung 118 38 32,2
masyarakat yang memerlukan upaya Raya
pencegahan efektif. Data surveilans selama Sumber : Data Puskesmas Tambang (2018)
5 tahun terakhir menunjukkan 70% kasus
rubella terjadi pada kelompok usia <15 Hal ini dikarenakan banyaknya ibu
tahun (Kemenkes RI, 2018). Kasus rubella yang menolak anaknya untuk
di Indonesia cenderung mengalami mendapatkan imunisasi MR. Angka ini
peningkatan dari tahun 2015 sampai tahun jauh dari standar keberhasilan suatu
2017. Pada tahun 2015 terdapat sebanyak program imunisasi dengan capaian
1.379 kasus rubella, tahun 2016 sebanyak minimal 95% penatalaksanaan (Kemenkes
1.170 kasus dan tahun 2017 sebanyak RI, 2017). Untuk mewujudkan derajat

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 94


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

kesehatan masyarakat yang setinggi- penglihatan bahkan kebutaan, hingga


tingginya diperlukan upaya untuk kelainan jantung.
mencegah terjadinya suatu penyakit Menurut Hungerford et al (2015)
melalui imunisasi (Permenkes, 2017). bahwa di Inggris belum optimalnya
Imunisasi adalah suatu upaya untuk pemberian imunisasi seperti Measles,
menimbulkan atau meningkatkan Mumps, and Rubella (MMR), sehingga
kekebalan seseorang secara aktif terhadap mengakibatkan wabah measles. Ibu sangat
suatu penyakit, sehingga bila suatu saat berperan penting dalam kebutuhan
terpajan dengan penyakit tersebut tidak imunisasi anaknya, ada beberapa faktor
akan sakit atau hanya mengalami sakit yang dapat mempengaruhi diantaranya
ringan (Permenkes, 2013). yaitu pengetahuan tentang vaksinasi dan
Undang-undang Nomor 36 Tahun pendidikan ibu serta sosial budaya.
2009 tentang Kesehatan Pasal 130 Pengetahuan ibu yang minim membuat
mengatakan bahwa pemerintah wajib kesadaran masyarakat untuk ikut serta
memberikan imunisasi lengkap kepada dalam program imunisasi juga minim
setiap bayi dan anak. Dalam hal ini baik (Nanin, 2016).
negara, pemerintah, keluarga dan orang tua Pengetahuan atau kognitif adalah
wajib mengusahakan agar anak terhindar domain yang sangat penting untuk
dari penyakit yang mengancam terbentuknya tindakan seseorang, ibu
kelangsungan hidup atau menimbulkan dengan pengetahuan yang tinggi lebih
kecacatan. Pemerintah telah melaksanakan cenderung melakukan imunisasi MR
imunisasi campak tambahan pada bulan dibandingkan dengan ibu yang
Agustus 2016, dan imunisasi MR pada berpengetahuan rendah sehingga dengan
Bulan Agustus sampai dengan September pengetahuan yang tinggi dapat merubah
2017 di Pulau Jawa. Kampanye imunisasi sikap ibu untuk melakukan imunisasi MR.
tersebut bertujuan untuk memberikan Berdasarkan penelitian Merlinta (2018) di
kekebalan tambahan terhadap measles dan Puskesmas Kartasura tentang hubungan
rubella sehingga dapat mengurangi kasus pengetahuan tentang vaksin MR dan
dan kejadian luar biasa (KLB) measles. pendidikan ibu terhadap minat
Hal ini dibuktikan adanya penurunan kasus keikutsertaan vaksinasi MR terdapat
dan tidak adanya laporan KLB measles hubungan antara pengetahan ibu tentang
pada bulan Oktober 2017 sampai dengan vaksin MR dengan minat keikutsertaan
Maret 2018 di wilayah pelaksanaan vaksinasi MR memperoleh nilai p=0,016
imunisasi (Kemenkes RI, 2017). (p<0,05) sehingga ini dapat dinyatakan ada
Selain pelaksanaan imunisasi, salah hubungan antara pengetahuan tentang
satu strategi untuk mencapai eliminasi dan vaksin MR dengan minat keikutsertaan
pengendalian measles di Indonesia adalah vaksinasi MR.
dengan pelaksanaan surveilans measles Sosial budaya juga memiliki pengaruh
rubella berbasis individu yang dikenal pada pengetahuan seseorang. Kegiatan
dengan case based measles surveillance kampanye imunisasi MR tahun 2018 tidak
(Kemenkes RI, 2017). Setiap orang yang berhasil, hasil cakupan imunisasi MR
belum pernah divaksinasi campak atau sangat rendah di hampir semua daerah luar
sudah divaksinasi tapi belum mendapatkan Jawa yaitu Aceh (4,94%), Riau (18,92%),
kekebalan, dapat menjadi orang yang Sumatera Barat (21,11%), Nusa Tenggara
berisiko tinggi tertular measles dan Barat (20,37%), Bangka Belitung
komplikasinya, termasuk kematian. (26,45%), Kalimantan Selatan (28,31%),
Dampak apabila tidak mengikuti program Sumatera Utara (29,53%), dan Kepulauan
imunisasi ini antara lain dapat Riau (34,50%).
mengakibatkan ketulian, gangguan Penolakan terhadap vaksin MR di
berbagai tempat tidak hanya dari orang

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 95


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

tua, tapi sampai level pemimpin agama, balita, sedangkan motivasi ibu yang
bahkan para kepala daerah yang kurang baik dapat menyebabkan kegagalan
penduduknya mayoritas Muslim pun ikut dalam peningkatan status kesehatan balita
menyatakan penundaan terhadap dalam hal ini status imunisasi (Anonim,
kampanye MR. Hal ini disebabkan karena 2010c). Berdasarkan penelitian
kekhawatiran masyarakat terhadap bahan Tampemawa (2015) di Puskesmas
vaksin MR yang mengandung babi atau Ranotana Weru Kota Manado tentang
tidak halal (bertentangan dengan nilai hubungan motivasi ibu tentang imunisasi
agama) dan ada juga yang berpegang dengan status imunisasi anak usia 12-24
kepada teori konspirasi bahwa imunisasi bulan terdapat hubungan yang signifikan
merupakan buatan Zionist untuk antara motivasi ibu dengan status munisasi
melemahkan umat islam sehingga dasar dengan nilai p=0,000 (p>0,05)
masyarakat enggan suntik vaksin MR. sehingga ini dapat dinyatakan ada
Kedua tanggapan ini tentu tidak benar hubungan antara motivasi ibu dengan
karena tidak berdasarkan fakta medis dan status imunisasi dasar.
hujjah syar’iyah. Agama Islam amat Dari hasil penelusuran dan
menitikberatkan keselamatan dan wawancara yang dilakukan terhadap 6
kesejahteraan umat manusia seperti yang orang ibu yang berkunjung ke Puskesmas
termaktub dalam Maqasid Syari’ah Tambang, dari keenam ibu tersebut 4
(maksud dan tujuan syariat Islam). diantara tidak mengikuti anaknya untuk
Menurut sebagian ahli fikih bahwa diimunisasi MR dengan alasan ibu kurang
suatu penyakit perlu dihindari, dirawati, percaya terhadap imunisasi dan anaknya
dan diobati. Dalam konteks ini pencegahan akan sakit setelah diimunisasi, disamping
terhadap semua bentuk gejala yang dapat itu sebagian besar mereka percaya vaksin
merusak kesehatan dan hilangnya nyawa imunisasi terbuat dari bahan yang haram,
adalah menjadi pegangan dan keutamaan padahal Fatwa Majelis Ulama Indonesia
ajaran Islam (Ismail, 2014). Dengan 33 tahun 2018 imunisasi MR dibolehkan
demikian, generasi yang akan datang (mubah). Berdasarkan latar belakang
selalu sehat dan produktif dan para diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
orangtua tidak mudah terpengaruh dengan hubungan pengetahuan dan sosial budaya
propaganda dan kampanye negatif yang terhadap motivasi ibu mengikuti imunisasi
sering digemakan oleh pihak yang anti- MR di Desa Tarai Bangun wilayah kerja
vaksin di media-media sosial. Puskesmas Tambang.
Menurut penelitian Juliana (2016) di
UPT Puskesmas Sungai Raya Kecamatan METODE
Sungai Raya Kabupaten Aceh Timur
tentang pengaruh kepercayaan dan Jenis penelitian yang digunakan
dukungan tokoh masyarakat dengan dalam penelitian ini adalah penelitian
pemberian imunisasi dasar lengkap. Hasil kuantitatif dengan menggunakan desain
penelitian menunjukkan bahwa dukungan penelitian cross sectional, yaitu
kepercayaan berpengaruh terhadap pengumpulan data dilakukan dengan
pemberian imunisasi dasar lengkap pada melihat beberapa variabel secara
bayi dengan nilai p-value 0,00 (p<0,05). bersamaan atau dimana hubungan antara
Motivasi adalah dorongan dari dalam faktor risiko (independen) dengan faktor
diri seseorang yang menyebabkan efek (dependen) dilakukan pengukuran
seseorang tersebut melakukan kegiatan- variabel sekali dan sekaligus pada waktu
kegiatan tertentu guna mencapai suatu yang sama (Riyanto, 2011). Penelitian ini
tujuan (Notoatmodjo, 2010). Motivasi ibu dilakukan pada Juni sampai dengan Juli
yang baik mempunyai pengaruh besar 2019 di Desa Tarai Bangun Kecamatan
terhadap peningkatan status kesehatan Tambang. Populasi dalam penelitian ini

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 96


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

adalah semua ibu yang mempunyai anak Tabel 3 Distribusi frekuensi pengetahuan
umur 9 bulan sampai 6 tahun di desa Tarai ibu di desa Tarai Bangun
Bangun wilayah kerja Puskesmas wilayah kerja Puskesmas
Tambang yaitu sebanyak 1.838 Orang. Tambang
Sampel penelitian ini adalah ibu yang Pengetahuan
memiliki anak usia 9 bulan – 6 tahun yang 1 Kurang 62 65,3
berjumlah 95 orang. 2 Baik 33 34,7
Total 95 100
HASIL
Berdasarkan hasil penelitian pada
Analisa univariat digunakan untuk tabel 3 diketahui bahwa dari 95 responden
menjabarkan secara deskriptif mengenai sebagian besar responden memiliki
distribusi frekuensi dan proporsi masing- pengetahuan kurang yaitu sebanyak 62
masing variabel yang diteliti, baik variabel orang (65,3%).
bebas maupun variabel terikat.
Tabel 4 Distribusi frekuensi sosial budaya
Tabel 2 Distribusi frekuensi karakteristik di desa Tarai Bangun wilayah
responden berdasarkan umur, kerja Puskesmas Tambang
pendidikan dan pekerjaan
responden di desa Tarai Bangun Sosial budaya
1 Tidak 36 37,9
wilayah kerja Puskesmas
mendukung
Tambang 2 Mendukung 59 62,1
Total 95 100
No Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
Umur Berdasarkan hasil penelitian pada
1 18-40 tahun 87 91,6 tabel 4 diketahui bahwa dari 95 responden
(dewasa awal) sebagian besar responden memiliki sosial
2 41-60 tahun 8 8,4 budaya mendukung yaitu sebanyak 59
(dewasa madya) orang (62,1%).
Total 95 100
Pendidikan
1 Pendidikan 26 27,4 Tabel 5 Distribusi frekuensi motivasi ibu di
rendah desa Tarai Bangun wilayah kerja
2 Pendidikan 69 72,6 Puskesmas Tambang
tinggi
Total 95 100 Motivasi
Pekerjaan 1 Lemah 46 48,4
1 Bekerja 13 13,7 2 Kuat 49 51,6
2 Tidak bekerja 82 86,3 Total 95 100
Total 95 100
Berdasarkan hasil penelitian pada
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 5 diketahui bahwa dari 95 responden
tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 95 sebagian besar responden memiliki
responden sebagian besar responden motivasi kuat yaitu sebanyak 49 orang
berada pada rentang umur dewasa awal (51,6%).
(18-40 tahun) yaitu sebanyak 87 orang
(91,6%), sebagian besar berpendidikan Analisa bivariat ini menggunakan uji
tinggi yaitu sebanyak 69 orang (72,6%), Chi-Square, sehingga dapat dilihat
sebagian besar tidak bekerja yaitu hubungan antara kedua variabel tersebut.
sebanyak 82 orang (86,3%). Hasil analisa disajikan pada tabel 4.5
berikut ini:

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 97


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Tabel 6 Hubungan pengetahuan ibu terhadap motivasi ibu mengikuti imunisasi MR di desa
Tarai Bangun Wilayah kerja Puskesmas Tambang (n=95)

Pengetahuan Motivasi Total OR P


Lemah Kuat (95% valu
n % n % n % CI) e
Kurang 3 62,9 23 37,1 62 100 6,298 0,000
9 (2,362
Baik 7 21,2 26 78,8 33 100 -
Total 4 48,4 49 51,6 95 100 16,795
6 )

Berdasarkan tabel 6 diperoleh dari 62 hubungan yang signifikan antara


responden yang berpengetahuan kurang pengetahuan ibu terhadap motivasi ibu
ada 23 responden (37,1%) memiliki mengikuti imunisasi MR. Dari hasil
motivasi yang kuat dalam mengikuti analisis diperoleh pula nilai OR = 6,298
imunisasi MR, sedangkan dari 33 artinya ibu dengan pengetahuan baik
responden yang berpengetahuan baik ada 7 mempunyai peluang 6,298 kali lebih besar
responden (21,2%) memiliki motivasi untuk memiliki motivasi kuat
yang lemah dalam mengikuti imunisasi dibandingkan ibu dengan pengetahuan
MR. kurang.
Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p
= 0,000 maka dapat disimpulkan ada

Tabel 7 Hubungan sosial budaya terhadap motivasi ibu mengikuti imunisasi MR di desa Tarai
Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang (n=95)

Sosial Motivasi Total OR P value


Budaya Lemah Kuat (95%
n % n % n % CI)
Tidak 25 69,4 11 30,6 36 100 4,113 0,003
mendukung (1,694-
9,985)
Mendukung 21 35,6 38 64,4 59 100
Total 46 48,4 49 51,6 95 100

Berdasarkan tabel 7 diperoleh bahwa imunisasi MR. Dari hasil analisis


dari 36 responden yang memiliki sosial diperoleh pula nilai OR = 4,113 artinya ibu
budaya tidak mendukung ada 11 dengan sosial budaya mendukung
responden (30,6%) memiliki motivasi mempunyai peluang 4,113 kali lebih besar
yang kuat dalam mengikuti imunisasi MR, untuk memiliki motivasi kuat
sedangkan dari 59 responden yang dibandingkan ibu dengan sosial budaya
memiliki nilai sosial budaya mendukung tidak mendukung.
ada 21 responden (35,6%) memiliki
motivasi yang lemah dalam mengikuti PEMBAHASAN
imunisasi MR.
Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap
= 0,003 maka dapat disimpulkan ada Motivasi Ibu Mengikuti Imunisasi MR
hubungan yang signifikan antara sosial di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja
budaya terhadap motivasi ibu mengikuti Puskesmas Tambang

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 98


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

lingkungan serta perilaku hidup bersih dan


Dari hasil penelitian dapat diketahui sehat agar tidak mudah tertular penyakit.
dari 62 responden yang berpengetahuan Ibu dengan pengetahuan yang baik
kurang ada 23 responden (37,1%) lebih cenderung melakukan imunisasi MR
memiliki motivasi yang kuat dalam dibandingkan dengan ibu yang
mengikuti imunisasi MR, hal ini berpengetahuan kurang sehingga dengan
disebabkan karena sosial budaya yang pengetahuan yang baik dapat merubah
mendukung. 9 responden mengatakan sikap ibu untuk melakukan imunisasi MR.
jarak rumah ke posyandu dekat, 7 Oleh karena itu diharapkan kepada tenaga
responden mengatakan di ingatkan oleh kesehatan agar lebih sering melakukan
kader dan saudara, 5 responden penyuluhan tentang imunisasi agar ibu
mengatakan adanya dukungan suami dan memiliki pengetahuan yang baik tentang
keluarga, 2 responden mengatakan imunisasi, sehingga semua balita umur 9-6
lingkungan sekitar mendukung program bulan mendapatkan munisasi MR.
imunisasi MR. Penelitian ini sejalan dengan
Dari hasil penelitian dapat diketahui penelitian yang dilakukan oleh Merlinta
dari 33 responden yang berpengetahuan pada tahun 2018 dengan judul hubungan
baik ada 7 responden (21,2%) memiliki pengetahuan tentang vaksin MR dan
motivasi yang lemah dalam mengikuti pendidikan ibu terhadap minat
imunisasi MR, hal ini disebabkan karena keikutsertaan vaksinasi MR di Puskesmas
sosial budaya yang tidak mendukung. 1 Kartasura, sehingga dapat disimpulkan
responden mengatakan mereka tidak mau bahwa terdapat hubungan antara
memberi imunisasi pada anaknya karena pengetahuan tentang vaksin MR dengan
imunisasi sebagai strategi penghancuran minat keikutsertaan vaksinasi MR
umat islam. 5 responden mengatakan
mengkhawatirkan aspek halal tidaknya Hubungan Sosial Budaya Terhadap
vaksin MR, dan 1 responden mengatakan Motivasi Ibu Mengikuti Imunisasi MR
bahwa setelah divaksinasi MR, shalatnya di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja
tidak diterima Allah selama 40 hari karena Puskesmas Tambang
bahan vaksin mengandung zat haram.
Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai Dari hasil penelitian dapat diketahui
p= 0,000 maka dapat disimpulkan ada dari dari 36 responden yang memiliki
hubungan yang signifikan antara sosial budaya tidak mendukung ada 11
pengetahuan ibu terhadap motivasi ibu responden (30,6%) memiliki motivasi
mengikuti imunisasi MR. Dari hasil yang kuat dalam mengikuti imunisasi MR
analisis diperoleh pula nilai OR= 6,298 hal ini disebabkan karena pengetahuan ibu
artinya ibu dengan pengetahuan baik yang baik, 11 responden berpendidikan
mempunyai peluang 6,298 kali lebih besar tinggi. Tingkat pendidikan juga
untuk memiliki motivasi kuat mempengaruhi tingkat pengetahuan
dibandingkan ibu dengan pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat
kurang. pendidikan seseorang maka semakin
Pengetahuan dapat membentuk tinggi juga pengetahuannya sehingga ibu
keyakinan tertentu sehingga seseorang tidak mudah termakan hoaks di medsos,
berperilaku sesuai dengan keyakinan ibu percaya bahwa imunisasi MR
tersebut, dengan pengetahuan kesehatan merupakan program pemerintah dan dapat
lingkungan yang baik diharapkan dapat membuat anaknya tumbuh sehat
meningkatkan kesadaran masyarakat akan Dari hasil penelitian dapat diketahui
pentingnya mencapai kondisi lingkungan dari 59 responden yang memiliki nilai
yang sehat, sehingga dapat memutuskan sosial budaya mendukung ada 21
rantai penularan penyakit melalui responden (35,6%) memiliki motivasi

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 99


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

yang lemah dalam mengikuti imunisasi yang baik dari tenaga kesehatan dengan
MR hal ini disebabkan karena pengetahuan tokoh masyarakat/agama untuk melakukan
ibu yang kurang. 21 responden pendekatan kepada ibu dalam memberikan
berpendidikan rendah, 15 responden komunikasi, informasi dan edukasi tentang
mengatakan tidak perlu imunisasi anaknya pentingnya imunisasi. Bila suatu program
karena hanya membuang waktu saja, 5 kesehatan yang ingin dijalankan telah
responden mengatakan imunisasi MR akan didukung oleh tokoh masyarakat/agama,
menyebabkan anak menjadi sakit. 1 maka program itu akan berjalan dengan
responden mengatakan tidak tega vaksin baik.
yang berasal dari virus dilemahkan, Penelitian ini sejalan dengan
diinjeksi ke badan anaknya yang selama penelitian yang dilakukan oleh Juliana
ini tidak pernah mengalami sakit. pada tahun 2016 dengan judul pengaruh
Hasil uji Chi-Square diperoleh nilai kepercayaan dan dukungan tokoh
p= 0,003 maka dapat disimpulkan ada masyarakat dengan pemberian imunisasi
hubungan yang signifikan antara sosial dasar lengkap di UPT Puskesmas Sungai
budaya terhadap motivasi ibu mengikuti Raya Kecamatan Sungai Raya Kabupaten
imunisasi MR. Dari hasil analisis Aceh Timur. Data yang digunakan adalah
diperoleh pula nilai OR= 4,113 artinya ibu data primer dan sekunder. Data dianalisis
dengan sosial budaya mendukung secara univariat, bivariat menggunakan uji
mempunyai peluang 4,113 kali lebih besar Chi Square dan multivariat menggunakan
untuk memiliki motivasi kuat uji regresi logistik berganda (multiple
dibandingkan ibu dengan sosial budaya logistic regression test). Didapatkan hasil
tidak mendukung. bahwa dukungan kepercayaan berpengaruh
Sosial adalah cara tentang bagaimana terhadap pemberian imunisasi dasar
para individu saling berhubungan. Sosial lengkap pada bayi.
berasal dari kata ”socius” yang berarti
segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan KESIMPULAN
berkembang dalam kehidupan secara
bersama-sama. Jika di lihat dari asal Sebagian besar responden berada
katanya, Budaya atau kebudayaan berasal pada rentang umur dewasa awal (18-40
dari bahasa Sansekerta yaitu budhayah, tahun), sebagian besar berpendidikan
yang merupakan bentuk jamak dari budhi tinggi, sebagian besar tidak bekerja,
(budi atau akal) di artikan sebagai hal-hal sebagian besar memiliki pengetahuan
yang berkaitan dengan budi dan akal kurang, sebagian besar responden
manusia (Koentjoroningrat, 2009). memiliki sosial budaya mendukung, dan
Apabila pola pikir ibu-ibu tidak sebagian besar responden memiliki
dirubah tentang imunisasi, ini bisa motivasi kuat.
menyebabkan anak akan mudah terkena Ada hubungan yang signifikan antara
penyakit yang dapat dicegah dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi MR
imunisasi. Apabila kekebalan tubuh anak dengan motivasi ibu dalam mengikuti
tidak dibentuk mulai dari awal, maka dia imunisasi MR di Desa Tarai Bangun
akan rentan terkena penyakit menular. wilayah kerja Puskesmas Tambang
Kepercayaan ibu tentang imunisasi harus Ada hubungan yang signifikan antara
dirubah dengan cepat, sehingga anak bisa sosial budaya dengan motivasi ibu dalam
terhindar dari kecacatan, karena anak yang mengikuti imunisasi MR di Desa Tarai
cerdas tercermin dari pemikiran ibu yang Bangun wilayah kerja Puskesmas
cerdas. Tambang
Menurut asumsi peneliti untuk
meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap imunisasi diperlukan kerjasama

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 100


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

SARAN
Aep Syaiful Hamidin (2014). Buku
Bagi Fakultas Kesehatan Universitas lengkap Imunisasi Alamai Untuk
Pahlawan Tuanku Tambusai Anak, Jogjakarta, Saufa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai Dr.Siti Aisyah Ismail,dkk (2014).
acuan untuk peneliti berikutnya dan juga Kontroversi Imunisasi. Jakarta, Al-
bisa dijadikan sebagai referensi bagi Kautsar
mahasiswa universitas pahlawan tuanku Dinas Kesehatan (2016). Profil
tambusai Kesehatan Kabupaten Kampar
Tahun 2016, Kampar, Dinas
Bagi Puskesmas Tambang Kesehatan Kabupaten Kampar
Diharapkan dapat dijadikan sebagai (2018). Profil
bahan informasi bagi tenaga kesehatan Kesehatan Kabupaten Kampar
mengenai tingkat pengetahuan dan sosial Tahun 2018. Kampar, Dinas
budaya masyarakat setempat dan sebagai Kesehatan Kabupaten Kampar
masukan serta evaluasi untuk Hungerford et al (2015). Effect of socio
meningkatkan kinerja petugas kesehatan economic deprivation on uptake of
yang bertanggung jawab dalam program measles, mumps and rubella
imunisasi. vaccination in Liverpool, UK over 16
years: a longitudinal
Bagi Responden ecological study. England;
Diharapkan dapat menambah Cambridge University
pengetahuan responden untuk memberikan Istriyati, E. (2011). Faktor-Faktor Yang
imunisasi pada anak dan memutuskan Berhubungan Dengan Kelengkapan
untuk tetap memberikan imunisasi pada Imunisasi Dasar PadaBayi Di
anak, serta diharapkan kepada responden Desa Kumpul rejo Kecamatan
untuk meningkatkan pengetahuan dengan Argomulyo Kota
sering mengikuti posyandu dan Salatiga, Semarang, Unnes
penyuluhan yang dilakukan Puskesmas Kemenkes (2013). Petunjuk Teknis
sehingga responden dapat mengetahui Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak
manfaat dari pemberian imunisasi. Sekolah (BIAS), Jakarta,
Kementerian Kesehatan Republik
Bagi Peneliti Indonesia
Untuk tetap selalu menambah ilmu Basic Health
wawasan, pengetahuan dan pengalaman Worker’s Training Module, Jakarta,
serta meningkatkan kemampuan peneliti Kementerian Kesehatan Republik
dalam menghubungkan suatu Indonesia
permasalahan yang berkaitan dengan (2016). Petunjuk
pemberian motivasi pada ibu agar Teknis Pelaksanaan Crash Program
melakukan pemberian imunisasi pada Campak, Jakarta,
anak. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA (2017). Profil
A Aziz Alimul Hidayat (2011). Metode Kesehatan Indonesia Tahun 2017,
Penelitian Keperawatan dan Jakarta, Kementerian Kesehatan
TeknikAnalisis Data, Jakarta, Salemba Republik Indonesia
Medika Pusat Data Dan
Arikunto, Suharsimi (2013). Informasi, Jakarta, Kementerian
Manajemen Penelitian. Jakarta , Kesehatan Republik Indonesia
P.T Rineka Cipta (2018). Profil

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 101


Volume 3, Nomor 2, Oktober 2019 ISSN 2623-1581 (Online)
ISSN 2623-1573 (Print)

Kesehatan Indonesia Tahun 2018. Hubungan antara Pengetahuan,


Jakarta, Kementerian Kesehatan Sikap dan Motivasi Ibu tentang
Republik Indonesia Imunisasi dengan Status Imunisasi
Merlinta (2018). Hubungan Anak Usia 12-24 Bulan di Pusat
Pengetahuan tentang Vaksin MR dan Kesehatan Masyarakat Ranotana
Pendidikan Ibu terhadap Weru Kota Manado, Manado,
Minat Keikutsertaan Vaksinasi MR Di JURNAL
Puskesmas Kartasura, Kartasura, Suyanto, (2013). Metodologi Penelitian
JURNAL Kesehatan dan Kedokteran,
Notoatmodjo, Soekidjo (2010). Promosi Yogyakarta, Bursa Ilmu
Kesehatan Teori dan Aplikasinya, Triana, V. (2016). Faktor Yang
Jakarta, PT Rineka Cipta Berhubungan Dengan Pemberian
. Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
Metodologi Penelitian Kesehatan, Tahun 2015. Padang, FKM UNAND
Jakarta, PT Rineka Cipta Undang-Undang Republik Indonesia
Nursalam (2011). Konsep dan (2009). UU no 36 Tentang
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan Tahun 2009. Jakarta, UU
Keperawatan, Surabaya, Salemba RI
Medika Widayatun, Tri Rusmi (2009). Ilmu
Nanin, J. (2016). Pengaruh Perilaku, Jakarta, Sagung Seto
Pengetahuan, Kepercayaan Dan Wawan Subagio (2010). Ilmu Perilaku
Dukungan Tokoh Masyarakat Kesehatan Masyarakat, Jakarta, Bina
Dengan Pemberian Imunisasi Dasar Pustaka
Lengkap Di Upt Puskesmas Sungai WHO (2018). Global Measles and
Raya Kecamatan Sungai Raya Rubella Update November.World,
Kabupaten AcehTimur Tahun 2016. Database WHO
Aceh, ISSN JURNAL
Nurhidayati. (2016). Hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi
dasar terhadap kelengkapan
imunisasi dasar di wilayah kerja
puskesmas pisangan kota
tanggerang selatan tahun 2016.
Tanggerang, Uin susqa
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia (2013). Permenkes No 42
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi, Jakarta, Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
(2014).
Permenkes No 82 Tahun 2014,
Jakarta, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia

(2017).
Permenkes No 12 Tahun
2017, Jakarta, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia
Riani J.E Tampemawa (2015).

PREPOTIF Jurnal Kesehatan Masyarakat Page 102

You might also like