Pupuk Organik
Pupuk Organik
Pupuk Organik
SKRIPSI
OLEH :
NURMAIDA SYAHPUTRIANI
13 821 0035
SKRIPSI
OLEH:
NURMAIDA SYAHPUTRIANI
13.821.0035
Disetujui Oleh
Komisi Pembimbing
Diketahui:
Kata kunci : Jagung manis, pupuk organik cair, limbah buah pepaya
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
hidayah, dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang
papaya L.) Pada Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt)”,
yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
1. Bapak Ir. Gusmeizal, MP., selaku Pembimbing I dan Ibu Ir. Asmah Indrawati,
kepada penulis.
3. Bapak Dekan dan seluruh dosen Fakultas Pertanian Universitas Medan Area
skripsi ini
Nurmaida Syahputriani
Halaman
PERNYATAAN ............................................................................................ i
RINGKASAN ............................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3. Tujuan ............................................................................................. 4
1.4. Hipotesis .......................................................................................... 4
1.5. Kegunaan Penelitian ........................................................................ 5
ii
DAFTAR PUSTAKA
iii
2.2. Kandungan Nilai Nutrisi Dalam Biji Jagung Manis per 100 g ...... 9
iv
11. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 4 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 43
12. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 4 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 43
14. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 5 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 44
15. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 5 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 44
vi
17. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 6 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 45
18. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 6 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 45
20. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 7 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 46
21. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 7 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 46
23. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 47
24. Data Rataan Tinggi Tanaman (cm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 47
26. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 2 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 48
27. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 2 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 48
29. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 3 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 49
30. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 3 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 49
vii
33. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 4 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 50
35. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 5 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 51
36. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 5 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 51
38. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 6 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 52
39. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 6 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 52
41. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 7 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 53
42. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 7 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 53
44. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 54
45. Data Rataan Jumlah Daun (helai) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 54
47. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 2 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 55
viii
50. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 3 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 56
51. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 3 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 56
53. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 4 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 57
54. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 4 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 57
56. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 5 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 58
57. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 5 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 58
59. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 6 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 59
60. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 6 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 59
62. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 7 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 60
ix
65. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 61
66. Data Rataan Diameter Batang (mm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
Transformasi ( x ) ............................................................................... 61
68. Data Rataan Panjang Tongkol (cm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya ............. 62
69. Data Rataan Panjang Tongkol (cm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
(Missing Data) ..................................................................................... 62
70. Data Rataan Panjang Tongkol (cm) Umur 8 Minggu Setelah Tanam
(MST) Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Buah Pepaya
(Transformasi x ) .............................................................................. 63
xi
Jagung manis (Zea mays Saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan
nama Sweet corn mulai dikembangkan di Indonesia pada awal tahun 1980,
diusahakan secara komersil dalam skala kecil untuk memenuhi kebutuhan hotel dan
restoran. Jagung manis semakin populer dan dikonsumsi karena memiliki rasa yang
lebih manis, aroma lebih harum, dan kandungan gizi yang lebih tinggi dibandingkan
dengan jagung manis biasa, serta aman dikonsumsi bagi penderita diabetes karena
mengandung gula sukrosa dan rendah lemak. Keistimewaan lain yang dimiliki jagung
manis adalah biji dari butiran jagung manis lebih khas, tidak lembek dan memiliki
serat yang tidak terlalu liat. Hal ini menyebabkan jagung manis banyak digemari
pasar swalayan.
hasil pertanian kelompok serealia. Pada umumnya komoditi hasil pertanian memiliki
dihasilkan bersifat musiman, mudah rusak (tidak tahan lama), fluktuatif harga relatif
tajam, dan pemasaran produk melalui rantai pemasaran yang panjang untuk sampai
ke tangan konsumen.
komoditi hasil pertanian. Kelemahan tersebut jika tidak ditanggapi dengan bijak dapat
menjadi masalah yang dapat merugikan bagi petani. Untuk menanggapi hal tersebut
pemasaran yang baik untuk memutuskan rantai pemasaran yang terlalu panjang.
tahun 2013 adalah sebesar 18.506.287 ton. Produksi ini lebih rendah dibandingkan
pada tahun 2012 yang mencapai 19.377.030 ton. Rendahnya produktivitas jagung
manis disebabkan oleh mahalnya harga benih dan pupuk kimia serta sistem budidaya
yang belum tepat. Ada lima hal penting yang harus diperhatikan dalam meningkatkan
ini penggunaan pupuk dan pestisida anorganik menjadi pilihan utama petani dalam
budidaya jagung manis adalah pupuk anorganik. Pemakaian pupuk anorganik atau
kimia selain dapat meningkatkan produksi tanaman namun juga dapat merusak sifat
fisik dan kimia tanah serta menurunkan populasi mikroorganisme dalam tanah
Pupuk cair merupakan pupuk yang berbentuk cair. Pupuk cair mudah
disiapkan dan sangat berguna untuk banyak hal, termasuk pembenihan, tumbuhan
kecil, tanaman buah-buahan dan tanam-tanaman besar lainnya. Ini merupakan suatu
cara yang baik untuk membuat pupuk yang kaya akan unsur hara dari pupuk kandang
dan bahan-bahan organik lainnya dalam jumlah kecil. Pupuk cair dapat dengan
mudah disiramkan pada lahan-lahan yang luas. Pupuk cair dibuat dalam larutan
konsentrasi sehingga perlu dicampur dengan air untuk pemakaiannya. Pupuk dapat
dapat disimpan dimana saja, asalkan harus terlindung dari matahari dan hujan lebat
(Musnamar, 2013).
Limbah selalu identik dengan bahan sisa yang sengaja dibuang yang
membawa dampak buruk terhadap lingkungan dan kesehatan. Secara fisik limbah
dapat berupa gas, cairan dan padatan. Limbah sayuran dan buah-buahan yang berasal
dari hasil perkebunan dan pertanian dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar
alternatif yaitu etanol. Sayuran dan buah-buahan mengandung glukosa dan selulosa
yang dapat digunakan untuk hal ini. Etanol merupakan produk fermentasi yang dapat
dibuat dari substrat yang mengandung karbohidrat (gula, pati atau selulosa) yang
dapat diproduksi melalui beberapa cara, yaitu secara kimiawi dengan bahan baku dari
bahan bakar fosil atau melalui proses biologi dengan cara fermentasi (Ida, 2009).
Buah pepaya merupakan salah satu buah yang kaya akan vitamin dan
mineral yang sangat baik untuk tubuh. Sehingga berbagai kreativitas kuliner dapat
tercipta dengan berbahan dasar buah pepaya. Buah pepaya tentunya sangat mudah
didapatkan terutama di pasar yang berskala tradisional dan hargannya pun sangat
terjangkau. Buah yang memiliki rasa manis dengan warna orange yang khas
tentunya sangat disukai oleh berbagai kalangan baik tua maupun muda.
Banyaknya peminat dari buah ini tentunya pasokan yang tersedia di pasaran juga
melimpah.
akan menjadi nutrisi bagi mikroorganisme yang sudah ada sebelumnya. Sehingga
masyarakat tentunya memanfaatkan buah pepaya busuk yang telah menjadi limbah
yang dikelola untuk dijadikan bahan dalam pembuatan kompos. Selain pembuatan
kompos limbah buah pepaya dapat pula dijadikan sebagai bahan pakan beberapa
hewan ternak.
Pengujian Pupuk Organik Cair Limbah Buah Papaya (Carica papaya L.) Pada
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Jagung Manis (Zea mays L. Saccharata Sturt).
menjadi pencemaran lingkungan, maka limbah buah pepaya dapat dijadikan sebagai
pupuk organik cair bagi tanaman untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan
bagaimana pengaruh pupuk cair organik limbah buah pepaya pada tanaman jagung
1.3. Tujuan
limbah buah pepaya pada tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata Sturt).
1.4. Hipotesis
pertumbuhan dan produksi tanaman jagung manis (Zea mays L. Saccharata Sturt).
yang merupakan salah satu syarat untuk menempuh ujian sarjana S1 pada
pepaya.
Jagung manis diyakini berasal dari jagung biji yang mengalami mutasi pada
Jagung manis ditanam pada era pra-Kolumbia sebagai sumber alkohol untuk tujuan
ritual. Namun penggunaan jagung manis diabaikan karena jagung manis memiliki biji
yang keriput, memiliki kandungan pati lebih rendah dan daya simpan lebih singkat
Amerika Serikat sekitar 200 tahun yang lalu (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
1. Akar
Seperti pada jenis rumput- rumputan yang lain, akar tanaman jagung dapat
tumbuh dengan baik kondisi tanah yang memungkinkan untuk pertumbuhan tanaman.
pengolahan tanah yang baik, dapat diperoleh jumlah akar sebagai berikut :
Tabel 2.1. Kedalaman Pengolahan Tanah dan Jumlah Akar yang Dihasilkan
10 cm 68 akar
50 cm 23 akar
70 cm 6 akar
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gandum. Terdapat mutan yang batangnya tidak tumbuh
pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak
3. Daun
dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun.
Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut. Stomata pada daun jagung
berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stomata dikelilingi sel-
4. Bunga
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam
satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari
suku Poaceae yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasang
glumae (tunggal : gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa
karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
5. Tongkol
Tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun. Pada
umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun
memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih
dari satu tongkol produktif dan disebut sebagai varietas prolifik. Bunga jantan jagung
cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada bunga betinanya.
1.2.1. Iklim
Iklim sedang hingga daerah beriklim basah. Pada lahan tidak beririgasi, curah
hujan ideal 85-200 mm/bulan dan harus merata. Sinar matahari cukup dan tidak
Jagung menghendaki tanah yang gembur, subur dan kaya humus. Hampir
pada semua jenis tanah jagung dapat tumbuh, seperti : andosol, latosol, grumosol, dan
tanah berpasir. Tanah grumosol memerlukan pengolahan tanah yang baik. Tanah
terbaik bertekstur lempung/liat berdebu. pH tanah 5,6 – 7,5. Aerasi dan ketersediaan
air dalam kondisi baik. Kemiringan ≤ 8% dan lahan miring > 8%, perlu dilakukan
Tanaman jagung manis memiliki daerah penyebaran yang cukup luas karena
mampu beradaptasi dengan baik pada berbagai lingkungan mulai dari dataran rendah
Rasa manis pada jagung manis disebabkan oleh kandungan gula yang tinggi
pada endosperm. Selain rasanya yang manis dan nikmat, jagung manis juga
bermanfaat bagi kesehatan karena kaya akan gizi, terutama jika dikonsumsi dalam
bentuk jagung rebus. Jagung manis mengandung karbohidrat, lemak, protein, dan
beberapa vitamin serta mineral. Kandungan nutrisi pada jagung manis dapat dilihat
Tabel 2.2. Kandungan Nilai Nutrisi Dalam Biji Jagung Manis per 100 g
Kandungan Nutrisi Jumlah
Pupuk organik cair (POC) adalah pupuk organik yang tersedia dalam bentuk
cair, di dalamnya terkandung unsur hara berbentuk larutan sehingga sangat mudah
diserap tanaman. Pupuk organik cair dapat digunakan dengan cara disiramkan ke
tanaman ataupun disemprotkan pada daun atau batang tanaman. Sumber bahan baku
pupuk organik cair tersedia dalam bentuk limbah, baik limbah rumah tangga, rumah
makan, pasar pertanian, peternakan, maupun limbah organik jenis lain (Nyoman,
2011).
tinggi serta mudah larut dalam air sehingga gampang diserap tanaman. Dengan sifat
pemakaiannya, praktis dan hemat dalam pengangkutan, komposisi unsur hara pasti,
efek kerjanya cepat sehingga pengaruhnya pada tanaman dapat dilihat. Dibalik
keunggulannya pupuk ini juga mengalami kekurangan. Pasalnya tidak semua pupuk
organik mengandung unsur hara lengkap, sehingga perlu ditambah pupuk pelengkap
mikro.
disiapkan dan sangat berguna untuk banyak hal, termasuk pembenihan, tumbuhan
kecil, tanaman buah-buahan dan tanam-tanaman besar lainnya. Ini merupakan suatu
cara yang baik untuk membuat pupuk yang kaya akan unsur hara dari pupuk kandang
dan bahan-bahan organik lainnya dalam jumlah kecil. Pupuk cair dapat dengan
mudah siramkan pada lahan-lahan yang luas. Pupuk cair dibuat dalam larutan
konsentrasi sehingga perlu dicampur dengan air untuk pemakaiannya. Pupuk dapat
disimpan dan bertahan lama dan bisa digunakan untuk areal yang lebih luas. Pupuk
dapat disimpan dimana saja, asalkan harus terlindung dari matahari dan hujan lebat.
unsur hara dan bahan organik lainnya. Penggunaan pupuk dari limbah organik
memberikan dampak positif bagi tanah yaitu dapat memperbaiki kualitas dan struktur
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan
unsur haranya lebih dari satu unsur (Hadisuwito, 2007). Sementara itu Parnata (2004)
menambahkan bahwa pupuk organik cair memiliki kandungan bahan kimia maksimal
dalam pupuk organik padat. Di samping itu biasanya pupuk organik cair juga
mengandung asam amino dan hormon yaitu Giberelin, Sitokinin dan IAA.
Pakan yang berupa limbah buah dan limbah sayur tidak mengandung zat bau yang
kurang disukai oleh cacing tanah, sedangkan pada pakan yang berupa kotoran sapi
Buah pepaya merupakan salah satu buah yang kaya akan vitamin dan
mineral yang sangat baik untuk tubuh. Sehingga berbagai kreativitas kuliner dapat
tercipta dengan berbahan dasar buah pepaya. Buah pepaya tentunya sangat mudah
didapatkan terutama di pasar yang berskala tradisional dan hargannya pun sangat
terjangkau. Buah yang memiliki rasa manis dengan warna orange yang khas
tentunya sangat disukai oleh berbagai kalangan baik tua maupun muda.
Banyaknya peminat dari buah ini tentunya pasokan yang tersedia di pasaran juga
adanaya perubahan fisik dari buah tersebut terutama dalam baunya menjadi tidak
sedap. Bau tidak sedap ini menyebabkan buah pepaya menjadi busuk dan rusak.
Dampak yang dapat ditimbulkannya adalah kurangnya minat untuk membeli buah
ini dan bahkan pedagang pun memisahkannya dari dagangan mereka untuk
akan menjadi nutrisi bagi mikroorganisme yang sudah ada sebelumnya. Sehingga
masyarakat tentunya memanfaatkan buah pepaya busuk yang telah menjadi limbah
kompos, limbah buah pepaya dapat pula dijadikan sebagai bahan pakan beberapa
hewan ternak.
dikembangkan dan salah satu probiotik yang telah mampu diproduksi dalam negeri
(bakteri penghasil asam laktat) pelarut fosfat, bakteri fotosintetik, Streptomyces sp.,
jamur pengurai selulosa dan ragi. EM4 merupakan suatu tambahan untuk
EM4 dapat mencerna selulose, pati, gula, protein, lemak (Surung, 2008).
Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut
Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dari permukaan laut, topografi
datar dan jenis tanah alluvial. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai
Juli 2017.
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih jagung manis
varietas Bonanza, limbah buah pepaya, EM4, pupuk kandang, pupuk NPK, gula
merah, air.
Alat-alat yang digunakan adalah cangkul, parang, meteran, babat, garu, tali
plastik, handsprayer, timbangan, ember, jangka sorong, gembor, penggaris dan alat
(RAK) non faktorial, dengan faktor perlakuan konsentrasi pupuk cair organik limbah
P2 = Pupuk cair limbah buah pepaya sebanyak 100 ml/liter air (konsentrasi 10 %)
P3 = Pupuk cair limbah buah pepaya sebanyak 150 ml/liter air (konsentrasi 15 %)
Areal penelitian ini dibuat dalam bentuk plot-plot sesuai dengan taraf
sebanyak 25 plot, dengan ukuran plot 160 cm x 160 cm. Jarak tanam yang diterapkan
dalam penelitian ini adalah 40 cm x 40 cm. sehingga dalam 1 plot diperoleh tanaman
sebanyak 16 tanaman. Total tanaman dalam penelitian ini sebanyak 400 tanaman.
tanaman per plot. Jarak antar plot dan jarak antar ulangan adalah 50 cm.
dimana :
Yij = Respon atau nilai pengamatan dari perlakuan taraf ke-i pada ulangan taraf ke-j
ij = Pengaruh galat dari perlakuan taraf ke-i yang ditempatkan pada ulangan taraf
ke-j.
bedengan dari gulma dan sisa-sisa tumbuhan lainnya yang ada di lahan dengan
menggunakan cangkul dan babat, kemudian lahan dibagi 5 kelompok masing masing
x160 cm, jarak antar petak 50 cm, dan jarak antar kelompok 50 cm. Petak percobaan
dibuat berupa bedengan dengan cara menaikkan tanah setinggi 30 cm, digemburkan
dan diratakan dengan cangkul untuk setiap petak percobaan dan diberi pupuk
kandang sebagai pupuk dasar pada setiap bedengan. Pemberian pupuk kandang
sangat dianjurkan terutama untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Dalam penelitian ini pupuk kandang yang diberi sebanyak 2,56 kg per plot.
tahap kedua, dengan cara menebarkan secara merata pada permukaan petak. Setelah
tanah gembur dan rata pada setiap petak percobaan, maka lahan dibiarkan selama ± 7
hari agar dapat mematikan sumber-sumber hama dan penyakit yang berasal dari
dalam tanah dan untuk menghilangkan perlakuan sebelumnya pada lahan. Kemudian
digemburkan dan diratakan kembali agar struktur tanah lebih halus. Pupuk kandang
dapat mengganti unsur hara yang kurang di dalam tanah akibat dari pemakaian lahan
imbibisi yaitu penyerapan air ke dalam rongga jaringan melalui pori-pori, biji yang
tenggelam baik digunakan sebagai benih, sedangkan biji yang mengambang tidak
digunakan karena biji telah rusak, kosong, atau yang kandungan lembaganya telah
rusak sehinnga lebih ringan dari pada massa jenis air. Lubang tanam dibuat dengan
jarak tanam 40 cm x 40 cm, dilakukan dengan cara tugal sedalam 2 cm dan setiap
lubang dimasukkan 2 benih jagung manis. Kemudian lubang tanam ditutup dengan
tanah kembali.
Proses pembuatan pupuk organik cair dari limbah buah pepaya adalah sebagai
berikut : yang pertama sekali dilakukan adalah pengumpulan bahan-bahan yang akan
digunakan yaitu gula merah sebanyak 500 g, EM4 sebanyak 200 ml dan limbah buah
limbah buah pepaya terlebih dahulu dihaluskan dengan cara ditumbuk, setelah limbah
buah pepaya tersebut halus kemudian EM4 dicampurkan dengan gula merah yang
sebelumnya telah diiris-iris, kemudian semua bahan dicampurkan yaitu buah pepaya
yang telah dihaluskan dicampurkan dengan air dan larutan EM4 yang telah
campuran pupuk organik cair limbah buah pepaya ini di aduk hingga semua bahan
perlakuan, sebanyak 3 kali pemupukan yaitu pada umur 10, 20, dan 30 hari setelah
dalam 1 liter air. Pemupukan dilakukan pada saat penyiraman pagi hari di sekitar
batang tanaman.
3.6.1. Penyiraman
Proses penyiraman pada tanaman jagung manis dilakukan dua kali dalam satu
hari yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.00 – 09.00 WIB dan pada sore hari sekitar
pukul 16.00 – 18.00 WIB. Penyiraman dilakukan sampai keadaan tanah lembab akar
menghisap air dari tanah dan mengeluarkannya pada saat transpirasi. Kehilangan air
ini adalah akibat samping dari fiksasi karbon. Namun menjelang tanaman berbunga,
air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara
3.6.2. Penyulaman
kurun waktu 5 hari setelah tanam, atau tumbuh dengan keadaan abnormal. Periode
penyulaman yaitu sampai tanaman berumur 14 hari setelah tanam. Bahan untuk
3.6.3. Penyiangan
Penyiangan gulma dilakukan secara manual, yaitu dengan tangan atau bantuan
cangkul kecil atau koret. Penyiangan gulma dilakukan 1 minggu sekali atau
3.6.4. Pembumbunan
Tujuan dari pembumbunan ialah untuk memperkuat posisi batang agar tidak
mudah rebah. Pembumbunan mulai dilakukan pada saat tanaman berumur 2 minggu
setelah tanam. Interval pembumbunan yaitu seminggu sekali atau bisa dilakukan
koret dengan cara mengambil tanah pada lapisan atas dan meletakkannya di baris kiri
berfungsi sebagai pestisida atau insektisida nabati. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan dengan menyemprotkan larutan daun sirsak yang diperoleh dengan cara
menumbuk halus ± 500 gram daun sirsak segar, ditambahkan 5 liter air, dan 1 sendok
deterjen, diaduk sampai rata lalu kemudian disaring. Cara aplikasinya ialah dengan
penyakit pada tanaman jagung manis dilakukan secara preventif dengan interval 1
3.6.6. Panen
Tanaman jagung manis dapat dipanen pada saat berumur 63 – 65 hari setelah
tanam, dimana kondisi jagung masih muda. Ciri-ciri tanaman jagung yang siap
dipanen adalah kelobot jagung manis berwarna hijau kekuningan dan rambut tongkol
umumnya dilakukan secara manual yaitu dengan cara memutar bagian buah sampai
sebanyak 4 tanaman per plot dengan memberi tanda berupa patok bambu setinggi +
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai dengan daun
setelah tanaman berumur 2 minggu setelah tanam dengan interval waktu 1 minggu
terbuka sempurna. Jumlah daun dihitung sampai tanaman berbunga dengan interval
memberikan tanda pada batang jagung yang akan diukur diameternya. Pengukuran
diameter dilakukan 10 cm pangkal batang yang telah yang telah diberi tanda.
Pengukuran diameter dilakukan dalam dua arah yaitu Timur-Barat dan Utara-Selatan
Panjang tongkol diukur setelah jagung dipanen dan dikupas kelobotnya mulai
dari pangkal tongkol hingga ujung tongkol, mengukur panjang tongkol tidak
mengikuti bentuk jagung tetapi lurus dan mengukur dengan cara meletakkan meteran
Proses penimbangan berat tongkol dilakukan pada saat jagung sudah dipanen
dengan cara menimbang tongkol jagung yang sudah dikupas kulit/ kelobotnya per
tanaman sampel.
dengan cara menimbang tongkol jagung yang sudah dikupas kulit/ kelobotnya secara
Handayani, S.H., A. Yunus dan A. Susilowati. 2014. Uji Kualitas Pupuk Organik
Cair Dari Berbagai Macam Mikroorganisme Lokal (MOL). Jurnal El-Vivo
Vol. 3. No.1. Hal. 54 – 60, April 2015.
Haq, M.S., Fauziah, M. & Karyudi. 2015. Pengaruh Pupuk Daun Nitrogen dan Zink
dengan Pestisida Metomil pada Tanaman Teh yang Terserang Hama
Empoasca sp. Jurnal Penelitian Teh dan Kina 1 (18).
Ida, R.E. 2009. Biomassa sebagai Bahan Baku Bioetanol. Jurnal Litbang Pertanian,
No. 3 Vol. 28.
Indah, T.K. 2006. Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk Kandang Ayam dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai
Rawit (Capsicum frutescens Linn.). Skripsi. UMSU, Medan.
I Nyoman W.P., I Gusti B.W., dan I Nyoman, S.W., 2011. Pembuatan Etanol
Generasi Kedua Dengan Memanfaatkan Limbah Rumput Laut Eucheuma
cottonii Sebagai Bahan Baku. Kampus Bukit Jimbaran Bali.
Krishna, K.L., M. Paridhavi, J.A. Patel. 2008. Review on nutritional, medicinal and
Pharmacological Properties of Papaya (Carica papaya L.). Nat. prod. Rad.
7(4).
Musnamar, E.I. 2013. Pupuk Organik: Cair & Padat, Pembuatan, Aplikasi. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Parnata, A.S. 2004. Pupuk Organic Cair : Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia
Pustaka. Bandung.
Prasetyo, B.H. dan D.A. Suriadikarta. 2006. Karakteristik, Potensi, dan Teknologi
Pengolahan Tanah Ultisol Untuk Pengembangan Pertanian Lahan Kering di
Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 25 (2).
Rahayu, L.S., 2017. Pengaruh Pupuk Organik Cair (POC) Dari MOL Pepaya
Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Cabai Rawit Capsicum
frutescens L. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara
PGRI Kediri.
Rubatzky, V.E. dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia: Prinsip, Produksi dan Gizi,
Jilid 1. ITB. Bandung.
Surung, M.Y. 2008. Pengaruh Dosis EM4 (Effective Microorganism-4) dalam Air
Minum Terhadap Berat Badan Ayam Buras. Jurnal Agrisistem Vol 4.4.