Gangguan Saraf Acc 2
Gangguan Saraf Acc 2
Gangguan Saraf Acc 2
The nervous system is a complex series of organs and sustainable and is mainly composed of
nerve tissue. Nervous system consists of the central nervous system and peripheral nervous
arrangement. Practicum about nervous system disorders held on wednesday, november 23th
2016 at the laboratory of pendidikan ii, department of biology, faculty of mathematics and
natural sciences, andalas university, padang. Aim of the practicum to observe the effects of
nervous system disorders of the motor activity of animals and to identify forms of symptoms of
nervous system disorders due to anesthetic agents in experiments using hebb-william maze and
morris water maze. The results labirynth hebb-william maze, in experiments using mice
showed normal mice observations in the form of active movement, orbital (eye openings)
normal mice, the physical condition of the body is shivering and the average total time of
completion of the pathway maze for 4 minutes. In the morris water maze experiment, quick time
paled normal mice hearts reach repetition third mainland it at ie 13 seconds. The swimming
speed while mice given anesthetic substances higher than in normal mice. Speed swimming
mice were given a substance anesthesia yang yang quickly blanch on repetition third at 18
seconds.
Keywords : Hebb-William Maze, Morris Water Maze, Nervous system
PENDAHULUAN menyampaikan ransangan dari reseptor
Sistem saraf adalah sistem koordinasi untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh,
berupa penghantaran impuls saraf ke pada manusia terdapat sistem saraf yang
susunan saraf pusat, pemrosesan impul jauh lebih berkembang daipada sistem saraf
saraf danperintah untuk memberi makhluk lain. Sistem saraf berfungsi
tanggapan rangsangan. Unit terkecil menerima ransang (stimulus) dari
pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel lingkungan atau ransang yang terjadi di
saraf atau neuron. Sistem persarafan dibagi dalam tubuh, mengubah, menghantar dan
2, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf mengolah ransang serta mengkoordinasi
perifer. Sistem saraf pusat meliputi otak dan mengantar fungsi tubuh melalui
dan sumsum tulang belakang. Keduanya impuls-impuls yang dibebaskan dari pusat
merupakan organ yang sangat lunak, perifer (Olson, 2002).
dengan fungsi yang sangat penting maka Menurut Campbell (2004), sistem
perlu perlindungan. Selain tengkorak dan saraf mempunyai tiga fungsi yang saling
ruas-ruas tulang belakang, otak juga tumpang tindih yaitu input sensoris,
dilindungi 3 lapisan selaput meninges yaitu integrasi dan output motoris. Input adalah
piamater, arachnoidea mater dan durameter penghantaran atau konduksi sinyal dan
(Olson, 2002). reseptor sensoris, misalnya sel-sel
Sistem saraf merupakan salah satu pendeteksi cahaya di mata, ke pusat
sistem koordinasi yang bertugas integrasi. Integrasi adalah proses
penerjemahan informasi yang berasal dari kerja, akibatnya implus saraf lebih cepat
stimulus reseptor sensoris oleh lingkungan. merambat. Semakin besar diameter serabut
Kemudian dihubungkan dengan respon saraf semakin cepat rambatan impuls
tubuh yang sesuai. Sebagian besar integrasi sarafnya.
dilakukan dalam sistem saraf pusat yaitu Gangguan neurotransmisi yang dapat
otak dan sumsum tulang belakang (pada diobati dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
vertebrata). Output motoris merupakan yang disebabkan oleh terlalu banyaknya
penghantaran sinyal dari pusat integrasi, neurotransmisi dan oleh terlalu sedikitnya
yaitu SSP, sel-sel efektor, sel-sel otot atau neurotransmisi. Neurotransmisi yang terlalu
sel kelenjar yang mengaktualisasikan banyak disebabkan oleh sekelompok
respon tubuh terhadap stimulus tersebut. neuron yang terlalu mudah dirangsang yang
Sistem saraf tersusun atas dua jenis sel yang bekerja tanpa adanya stimulus yang sesuai,
utama yaitu neuron dan sel-sel pendukung misalnya gangguan kejang, terapi diarahkan
disebut juga glia, yang memberikan struktur pada pengurangan otomatisitas sel-sel ini.
dalam system saraf serta melindungi, Terlalu banyak molekul neurotransmitter
menginsulasi, dan secara umum membantu yang berikatan dengan reseptor
neuron. pascasinaptik. Terapi meliputi pemberian
Medulla spinalis atau sumsum tulang antagonis yang memblokir reseptor-reseptor
belakang bermula pada medulla oblongata, pascasinaptik. Molekul neurotransmitter
menjulur kearah kaudal melalui foramen yang berikatan dengan reseptor
magnum, dan berakhir diantara vertebrae pascasinaptik berjumlah sangat sedikit,
lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla misalnya parkinson. Beberapa strategi
spinalis meruncing sebagai konus pengobatan yang meningkatkan
medularis, dan kemudian sebuah neurotransmisi, meliputi obat–obatan yang
sambungan tipis dari pia mater disebut menyebabkan pelepasan neurotransmitter
filum terminale, yang menembus kantung dari terminal prasinaptik, dan prekursor
dura meter, bergerak menuju koksigis. neurotransmitter yang diambil kedalam
Sumsum tulang belakang berukuran neuron prasinaptik dan dirombak menjadi
panjang sekitar 45 cm ini, pada bagian molekul neurotransmitter aktif.
depannya dibelah sebuah fisura anterior Neurotransmitter otak terdiri dari
yang dalam, sementara bagian belakang Norepinefrin, Dopamin, Asetilkolin, Asam
dibelah sebuah fisura yang sempit. Pada gamma amino butirat (GABA) serta 5-
sumsum tulang belakang terdapat dua Hidroksitriptamin, (Ganiswarna, 1995).
penebalan, yaitu penebalan servikal dan Anastesi lokal ialah obat yang
penebalan lumbal. Dari penebalan ini, menghambat hantaran saraf bila dikenakan
pleksus-pleksus saraf bergerak guna secara lokal pada jaringan saraf dengan
melayani anggota badan atas dan bawah kadar cukup. Anatetik lokal sebaiknya tidak
dan fleksus dari daerah toraks membentuk mengiritasi dan tidak merusak jaringan
saraf-saraf interkostalis (Pearce, 2006). saraf secara permanen. Kebanyak anastetik
Menurut Boylan (1983), impuls dapat lokal memenuhi syarat ini. Batas keamanan
mengalir melalui serabut saraf karena harus lebar, sebab anastesik lokal akan
adanya perbedaan potensial listrik antara diserap dari tempat suntikan. Mula kerja
bagian luar dan bagian dalam serabut harus sesingkat mungkin, sedangkan masa
saraf. Kecepatan merambatnya impuls pada kerja harus cukup lama sehingga cukup
mamalia tertentu dapat lebih dari 100 meter waktu untuk melakukan tindakan, tetapi
per detik sedangkan pada beberapa hewan tidak lama sampai memperpanjang masa
tingkat rendah kira-kira hanya 0,5 meter per pemulihan. Zat anastetik lokal juga harus
detik. Ada dua faktor yang mempengaruhi larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat
kecepatan rambatan impuls saraf, yaitu disterilkan tanpa mengalami perubahan
selaput myelin dan diameter serabut saraf. (Katzung, 1997).
Pada serabut saraf yang bermyelin, Menurut Bahl and Bahl (2011),
depolarisasi hanya terjadi pada nodus Klorofrom dikenal karena sering digunakan
ranvier sehingga terjadi lompatan potensial sebagai bahan pembius, akan tetapi
penggunaanya sudah dilarang karena telah labirin yang dianggap sebagai pintu keluar,
terbukti dapat merusak liver dan ginjal. kemudian mencit diletakkan di pintu masuk
Wujudnya pada suhu ruang berupa cairan dengan posisi yang berhadapan dengan
bening, mudah menguap, dan berbau khas. pintu keluar, diamati dan dicatat waktu
Kloroform memiliki margin keselamatan yang dibutuhkan mencit untuk mencapai
yang relatif sempit dan telah digantikan pintu keluar. Jika melebihi waktu 4 menit,
oleh anestesi inhalasi yang lebih baik. maka percobaan dianggap gagal. Percobaan
Selain itu, diyakini menjadi racun bagi hati kedua yaitu menggunakan mencit yang
dan ginjal dan dapat menyebabkan kanker diberi zat anestesi berupa kloroform.
hati. Kloroform pernah banyak digunakan Mencit dimasukkan kedalam killing botle
sebagai pelarut, tapi keamanan dan masalah namun jangan sampai mencit mati,
lingkungan telah mengurangi penggunaan kemudian diletakkan kembali didalam
ini juga. Namun demikian, kloroform tetap labirin dan amati kembali pergerakan dan
merupakan bahan kimia industri yang waktu yang diperlukan untuk mencapai
penting. pintu keluar. Selain itu, diamati juga
Dengan demikian, perlu diadakan beberapa parameter seperti gerakannya
praktikum ini untuk melihat pengaruh zat (lincah atau pasif), kondisi mata (orbital
anastesi terhadap saraf dan melihat apa saja terbuka penuh atau tertutup sebagian),
gangguan saraf yang terjadi. Adapun tujuan tubuh menggigil atau tidak serta dimatai
dari praktikum ini adalah untuk mengamati keteraturan gerak. Bandingkan hasil
efek gangguan sistem saraf terhadap percobaan pada mencit normal dan mencit
aktivitas motorik hewan dan untuk yang dianestesi.
mengidentifikasi bentuk-bentuk simtom B. Morris Water Maze
gangguan sistem saraf akibat zat anastesi. Batu diletakkan didalam baskom, kemudian
diisi dengan air hingga mencapai setengah
METODE PRAKTIKUM tinggi batu, kemudian mencit diletakkan di
Waktu dan Tempat dalam air, diamati dan dicatat waktu yang
Praktikum mengenai Gangguan Sistem dibutuhkan mencit untuk mencapai batu
Saraf dilaksanakan pada hari Rabu, 23 yang dianggap sebagai daratam tersebut.
November 2016 pukul 08.00 WIB di Jika melebihi waktu 4 menit, maka
Laboratorium Pendidikan II, Jurusan percobaan dianggap gagal. Percobaan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu kedua yaitu menggunakan mencit yang
Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, diberi zat anestesi berupa kloroform.
Padang. Mencit dimasukkan kedalam killing botle
Alat dan Bahan namun jangan sampai mencit mati,
Adapun alat yang digunakan pada kemudian diletakkan kembali didalam
praktikum ini adalah wadah pembius baskom dan amati kembali pergerakan dan
terisolasi (toples atau botol), Hebb-William waktu yang diperlukan untuk mencapai
Maze aparatus, Morris Water Maze batu tersebut. Selain itu, diamati juga
aparatus, stopwatch dan alat tulis. beberapa parameter seperti gerakannya
Sedangkan bahan yang digunakan adalah (lincah atau pasif), kondisi mata (orbital
lampu spiritus, kloroform, umpan berupa terbuka penuh atau tertutup sebagian),
ikan asin dan mencit sebanyak dua ekor. tubuh menggigil atau tidak serta dimatai
Cara Kerja keteraturan gerak. Bandingkan hasil
A. Hebb-William Maze percobaan pada mencit normal dan mencit
Ikan asin dibakar menggunakan lampu yang dianestesi.
spiritus kemudian diletakkan diujung
Berdasarkan tabel 1 diatas, dapat dilihat Kepekaan serabut halus bermielin melebihi
perbandingan antara kondisi mencit normal kepekaan serabut besar bermielin.
dan mencit yang dianestesi dalam uji Sekiranya tempat kerja anastetik berlokasi
labirin. Terdapat perbedaan hasil dalam eksoplasma, makaserabut halus yang
pengamatan yang cukup signifikan antara memiliki permukaan lebih luas per unit
mencit normal dan mencit anastesi. Pada volume akan menyerap anastetik lebih
percobaan dengan menggunakan mencit cepat daripada serabut besar dan dapat
normal didapatkan hasil pengamatan berupa dimengerti bahwa serabut kecil akan lebih
gerakan mencit yang aktif, orbital (bukaan cepat mengalami efek anastesi.
mata) mencit normal, kondisi fisik tubuh Transmisi sinaptik merupakan respon
tidak menggigil dan rata-rata total waktu terhadap suatu rangsangan bekerja
penyelesaian jalur labirin selama 4 menit. mengenai ujung akson dan sel lainnya lalu
Hal ini menunjukkan bahwa suatu zat diteruskan dan akan melintasi sinaps
anestesi dapat mempengaruhi kinerja sistem (tempat perteuan antara akson dari suatu sel
saraf pada mencit yang ditunjukkan dengan saraf dengan sel saraf lainnya atau dengan
perubahan gerakan menjadi sangat pasif sel lain. Sinaps sangat berperan pada
dan menurunnya daya penciuman dan penghantaran satu arah dari implus saraf.
konsentrasi. Hampir semua sinaps menghantarkan
Hal ini sesuai dengan pendapat Syarif implus lewat pelepasan neurotransmitter
dan Sunaryo (2007), serabut kecil lebih pada terminal akson, berupa substansi
peka terhadap anastetik. Serabut saraf kimiawi yang menginduksi perpindahan
terkecil yang tidak bermielin umumnya implus saraf ke neuron lainnya atau ke
lebih cepat dihambat dari pada serabut sebelah sel efektor. Sinaptik dibentuk oleh
bermielin. Faktor lain yang menentukan suatu terminal akson (terminal prasinaps)
kepekaan saraf terhadap anastesi ialah tipe yang menghantarkan implus, bagian lain
serabut secara anatomis. Kepekaan serabut tempat implus baru dibentuk (terminal
saraf terhadap anatetik tidak bergantung pascasinaps) dan suatu celah sempit
dari fungsi serabut itu, dengan demikian intraseluler yang disebut celah sinaps
serabut sensorik maupun motorik yang (Pearce 2006),.
sama besar tidak berbeda kepekaannya.